Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

DRAMA Ibu Kost dan ke 3 anak perempuannya S2

Semoga gak di copy lagi deh..


















Buah





"Icha mau ngomongin apa?" Batinku.












Ibu Kost : "Masuk dulu yuk.. di obrolin di dalem"


Sesaat kami berempat duduk di meja makan.


Dini : "Ada berita apa kak?"

Icha : "Kasih tau gak yah.."

Dini : "Ihh apaan sih?"

Icha : "Haha.. kakak di cerai mas iyan"

Dini : "Hah? kakak serius?"

Icha : "Iya.."

Ibu Kost : "Tadi mamah dah dapet kabarnya pas kita di mall.. makanya mamah langsung minta pulang"

Dini : "Ohhh.. pantes gak jadi"

Aku : "Gak jadi apa?"

Dini : "Gak ada.. haha"



Dini : "Terus ceritanya gimana kak?"

Icha : "Kan hari kamis kemarin kakak ngajuin ke pengadilan agama.. nah semalem mas iyan WA.. katanya baru nerima suratnya kemaren.."

Dini : "Berarti kakak dong yang ngajuin cerai?"

Icha : "Iya sih.."

Dini : "Kenapa emang kak? Kak iyan kan baik"

Icha : "Iya baik.. tapi kakak di tinggal terus.. kakak udah gak kuat"

Dini : "Ohh.. terus gimana?"

Icha : "Terus tadi siang kakak telfon mas iyan.. sempet ngobrol panjang sih.. katanya dia sadar juga udah ninggalin kakak lama.. tapi akhirnya mas iyan setuju kita pisah tapi dengan syarat"

Dini : "Syaratnya apa?"

Icha : "Katanya harta harus di bagi rata.."

Dini : "Aku gak paham.."

Icha : "Haha.. intinya nanti rumah ini kita jual"

Dini : "Kok di jual?"

Icha : "Iya.. kan dulu kakak belinya berdua sama Iyan"

Dini : "Ohh.. gitu"

Icha : "Iya"

Dini : "Terus kakak nanti tinggal dimana?"

Icha : "Tadi udah ngomong sama mamah, kakak bakal pulang ke rumah sih"

Dini : "Tinggal sekamar sama aku lagi?"

Icha : "Enggak lah.. kakak tidur di kamar deny"

Dini : "Ihh enak aja.. mending kakak yang tidur di kamar ku.. aku yang tidur sama kak deny"

Icha : "Huuu maunya.. hahah.. kan masih ada kamar kak Indah.. nanti kakak tinggal di kamar kak Indah paling"

Dini : "Oh iyaa.. bener juga.. haha"

Ibu Kost : "Ehh.. sidangnya kapan sayang?"

Icha : "Rabu ini mah.. sama jumat"

Ibu Kost : "Ohh ya udah.. nanti mamah temenin yah"

Icha : "Oke mah.."

Dini : "Terus kakak pindah kapan?"

Icha : "Paling bulan depan"

Ibu Kost : "Ya udah.. nanti kalo udah mau pindah.. kabarin mamah ya.. biar mamah bantu beres-beres"

Icha : "Iya mahh.."



Waktu sudah jam 5 sore.




Ibu Kost : "Hmmm.. ya udah pulang yuk.. udah sore nih"

Dini : "Ngapain sih mah buru-buru banget.. Mamah mau nyoba mainannya yahhh?"

Ibu Kost : "Enggaakkk.."

Dini : "Boong"

Ibu Kost : "Enggakkk.. mamah pengen mandi"

Dini : "Ya udah mandi sini aja.."

Ibu Kost : "Enggak ahhh.. di rumah aja.."

Dini : "Mamah ga ganti baju?"

Ibu Kost : "Enggak.. biarin aja tetangga mamah liat mamah pake baju seksi gini.. hihi"

DIni : "Mamah makin nakal ihh.."

Ibu Kost : "Biarin.. weekk.. ya udah ah mamah duluan.. kamu juga masih mau disini den?"

Dini : "Iya mah.. Kak deny disini dulu.."

Ibu Kost : "Kalian mau berduan yah.."

Dini : "Biarin.. kan malem minggu.. weekk"

Ibu Kost : "Ya udah.. mamah duluan yah"

Dini : "Iya mah.."

Ibu Kost : "Assalamualaikum.."

Dini : "Waalaikumsalam"


Ibu Kost pun pergi membawa tas plastik belanjanya tadi.


Icha : "Ya udah.. kakak juga mau mandi dulu.."

Dini : "Iya kak.."




Setelah Icha pergi.. kami berduapun duduk bersebelahan di sofa depan TV.




Aku : "Mamahmu udah tau kita jadian?"

Dini : "Udah.. semua juga udah tau" Sambil bersandar di pundak padaku.

Aku : "Ohh.. baguslah kalo gitu"













Dini : "Kak.."

Aku : "Hmm?"

Dini : "Kenapa kakak mau sih.. sama mamah?"

Aku : "Kenapa nanya itu?"

Dini : "Gak tau.. penasaran aja.. mamah kan udah tua"

Aku : "Kakak juga gak tau.."

Dini : "Kok gak tau?"

Aku : "Kakak bingung jawabnya.."

Dini : "Apa karena mamah masih cantik?"

AKu : "Bisa jadi sih.. mamahmu emang cantik kan"

Dini : "Iya sih.. mamah sering ke salon juga"







Dini : "Terus kakak mau sama kak Icha awalnya gimana?"

Aku : "Emang mamah kamu gak cerita?"

Dini : "Enggak.. mamah gak tau kayaknya"

Aku : "Hmm.. awalnya sih kakak mau bayar kost kalo gak salah.."

Dini : "Terus?"

Aku : "Ya gitu.. pas mamahmu lagi ke luar kota.. kakak bayar kostnya di suruh dateng ke sini sama kak Icha"

Dini : "Terus?"

AKu : "Ya begitu lah." Aku sambil senyam-senyum membayangkan pertama kali dengan Icha.

Dini : "Begitu gimanaaa?"

Aku : "Kakakmu mancing-mancing pake daster doang pas nemuin kakak di ruang tamu.. ya kakak gak tahan lah.. haha"

Dini : "Kakak nafsuan banget sih.."

Aku : "Kak Icha tuh yang mulai duluan.. kakak mah diem aja tadinya"

Dini : "Nakal.. huu" Sambil mencubit hidung ku.

Aku : "Aduuhh.. sakit" Ku balas juga mencubit hidungnya

Dini : "Haha.."



Kami hanya duduk-duduk sambil bergurai depan TV..



Dini : "Kak jalan yuk.."

Aku : "Kemana.. kan tadi udah.."

Dini : "Ke taman aja.."

Aku : "Ngapain?"

Dini : "Jajan apa kek.. sambil duduk-duduk gitu.. bosen nih"

AKu : "Hmmm.. ya udah yuk"


Dini : "Kak Ichaaaa... kita keluar dulu yaahh" Dini berteriak.

Icha : "Kemana?"

Dini : "Ke taman kak.."

Icha : "Nanti ke sini lagi gak?"

Dini : "Enggak kak.. nanti langsung pulang kayaknya"

Icha : "Ya udah.. pintu gerbang jangan lupa di tutup yah"

Dini : "Iya kak.."



Kamipun beranjak dari rumah Icha menuju Taman dengan Dini yang mengenakan kaos dan tas kecilnya, sedangkan aku menenteng plastik hitam belanjan Dini tadi.


Sampai sana, terlihat hanya segelintir pedagang sedang berjualan. Yang Ku kira akan ramai tapi ternyata tidak juga.. mungkin hanya taman komplek makanya sepi.



Aku : "Mau jajan gak?"

Dini : "Mauuu.."



Setelah jajan kamipun duduk di kursi pojok taman berdua yang hanya di sinari lampu taman yang agak redup.




Aku : "Ehh.. tadi cerita kamu belom selesai"

Dini : "Yang mana?"

Aku : "Yang tadi.."

Dini : "Males ah kak.. capek cerita muluk"

Aku : "Yee.. ya udah"

Dini : "Ngambek ya?"

Aku : "Ngapain ngambek.."

Dini : "Kirain kakak ngambek"

Aku : "Sekolahmu gimana sayang?"

Dini : "Aman kak.."

Aku : "Yakin?"

Dini : "Iyaa.. kenapa sih?"

Aku : "Kakak takut sekolahmu berantakan gara-gara mamahmu"

Dini : "Emang mamah ngapain?"

Aku : "Kakak sebenernya gak suka kalo kamu ngikutin mamahmu begitu.."

Dini : "Begitu gimana?"

AKu : "Ya makin rusak begitu.."

Dini : "Iya sih.. Aku juga sebenernya agak takut kak liat mamah yang sekarang"

Aku : "Makanya.. kalo kamu di ajak aneh-aneh jangan mau yah.. Kamu kan udah gede.. kamu harus tau kalo itu bukan hal yang harus di tiru"

Dini : "Iya kak.."

Aku : "Mulai sekarang kamu janji dulu sama kakak.. kamu gak akan ngikutin mamahmu yang aneh-aneh"

Dini : "Iya aku janji"

















Kami berdua hanya duduk-dudduk sambil menatap orang lalu lalang. Entah kenapa aku rasa aku makin dekat dengan Dini setelah kejadian minggu lalu.

Aku : "Kakak mau tanya dong sama kamu?"

Dini : "Apa kak?"

AKu : "Perasaan kamu gimana sih sayang.. setelah kamu udah gak perawan lagi?"

Dini : "Tadinya sih masih sedihi.. tapi sekarang mah udah biasa aja"

AKu : "Biasa gimana?"

Dini : "Ya aku iklasin aja.."

Aku : "Kamu sayang kan sama kakak?"

Dini : "Sayang.. makanya aku iklas kak"

Aku : "Hmmm.. kamu baik banget sayang.. i love you"

Dini : "I love you too"


Aku yang sambil menatap mata Dini, ku dekatkan bibirku ke wajahnya dan sambil tersenyum langsung ku cium bibir Dini dengan lipstik merahnya.. sambil memejamkan mata Dini pun membalas ciumanku. Ku pegang lembut pahanya yang hanya tertutup rok mini. Kamipun berciuman seperti seorang kekasih sesungguhnya.. tanpa ada batasan lagi. Setelah beberapa detik ku lepaskan bibirku.


AKu : "Kakak sayang sama kamu"

Dini : "Aku juga sayang sama kakak.."


Tak lama kemudian "Bressss". Tiba-tiba hujan deras turun menguyur taman.. dan kamipun langsung berlari untuk berteduh. Sesaat kami berteduh dekat taman.. hujanpun langsung berhenti.


Dini : "Ihh gak jelas banget sih ujan.. tiba-tiba berhenti lagi"

Aku : "Pulang aja yuk"

Dini : "Entar ah kak.. kan udah reda.."

Aku : "Tar kalo ujan lagi basah semua malah. belanjaan mu ini juga ikut basah nanti"

Dini : "Hmmm.. ya udah deh"


Dan kami pun langsung berjalan pulang dengan keadaan yang agak basah.


Sesaat kita berjalan baru beberapa meter.. hujan deras pun langsung turun lagi. Langsung saja kami berlari mencari tempat teduh.. tak jauh terlihat sebuat rumah kecil dengan garasi yang kosong. Terlihat juga spanduk bertuliskan Toko buah sederhana di depan garasi. Dan kamipun memutuskan untuk berteduh disana dengan tubuh yang basah kuyub.

Dini yang hanya menggunakan Nipple cover terlihat payudaranya yang tipis di balik kaos putihnya yang yang begitu basah.

Aku : "Kaos kamu basah banget.. keliatan tuh"

Dini : "Ihh kakak mah.."

Aku : "Outer kamu mana?"

Dini : "Di tas plastik.. jangan pake itu kak ahh.. nanti rusak kalo kain rajut gitu kena air"

Aku : "Ya terus kamu mau gitu aja?"

Dini : "Biarin gini aja deh.."

Aku : "Tadi kan kamu belanja baju.. Baju nya mana?"

Dini : "Yang itu di bawah mamah"

AKu : "Terus ini isinya apa?"

Dini : "Mainan sama CD yang tadi"

Aku : "Haduhh.. ya udah deh.."


Dan saat kami mengobrol depan pintu.. terdengar suara pemilik rumah keluar.


Pemilik Rumah : "Siapa ya?"

Aku : "Maaf bu.. numpang neduh bentar"


Terlihat Ibu-ibu berwajah tirus mengenakan hijab dan daster berukuran besar di bawah lampu yang agak redup menegur kami.


Pemilik Rumah : "Jangan disini mas.."


"Pelit amat.. neduh doang aja gak boleh" Batinku.


Anak Pemilik Rumah : "Siapa mi?"

Pemilik Rumah : "Gak tau.."


Dan kemudian pemilik rumah pun menghampiri kami di gerbang dengan anaknya, bocah gendut pendek.


Anak Pemilik Rumah : "Ehh.. Dini ya? Dini kan?"

Dini : "Siapa ya?" Sambil menutupi dadanya yang basah kuyub,

Anak Pemilik Rumah : "Seno.. masa gak keliatan badan gendut gini"

Dini : "Seno anak IPS 2?"

Seno : "Iyaakkkk.. ya elah.. "

Pemilik rumah : "Kamu kenal nak?"

Seno : "Mami ini Temen SMA seno.. dia anak Bahasa.. namanya Dini"

Dini : "Saya dini tante.." Dini mencoba menyalami tangan pemilik rumah.

Ibu Imah : "Saya Imah mami nya Seno" Suaranya agak cuek sambil menyalami dan memperhatikan tubuh Dini.

Aku : "Saya Deni tante" mencoba menyalaminya juga.

Ibu Imah : "Iya mas.." Menolak berjabat tangan dengan ku.


"Ohh mungkin bukan muhrim nya.. makanya dia menolak berjabat tangan dengan ku" Batinku.


Seno : "Dari mana lo pake baju begitu? basah kuyub lagi"

Dini : "Jalan lahh.."

Seno : "Ohh ini cowok lu berarti.. ciyeee"

Dini : "Bukan.."

Seno : "Gak mungkin.. pasti cowok lu lah.. iya kan bang?"

AKu : "Iya." Aku mengiyakan tanpa ragu.

Seno : "Tuh kann.. haha"

Dini : "Awas lu yak sampe cerita ke anak-anak"

Seno : "Hahah.. ceritain aahh"

Dini : "Jangan sen.. pls.."

Seno : "Iya-iya.. haha"



Sesaat kemudian Ibu Imah menarik anaknya masuk kedalam rumah. Terdengar suara mereka berbincang lirih dari pintu.



Ibu Imah : "Temen kamu kok bajunya begitu sih nak.. orang tuanya gak ngajarin apa itu.. kayak cewek murahan"

Seno : "Di sekolah dia pake jilbab kok mih"

Ibu Imah : "Iya di sekolah.. liat aja tu.. malem minggu keluyuran sama cowoknya pake rok begitu lagi.. kayak lonte"

Seno : "Mami kok ngomongnya gitu sih.."

Ibu Imah : "Kamu kalo di sekolah pilih-pilih temen dong nak.. masak punya temen begitu sih modelnya"

Seno : "Kan cuma temen sekolah mih.. lagian kan beda kelas"

Ibu Imah : "Ckkk.. Ya udah deh.. kamu ajak ngobrol dulu gih.. mami ambilin handuk"

Seno : "Iya mi"



Tak lama Ibu Imah pun datang membawakan handuk.



Aku : "Makasih bu.."

Ibu Imah : "Iya" Suaranya agak judes.



Kami ber tiga berbincang di teras menunggu hujan reda. Sedangkan Ibu Imah hanya duduk menonton TV di rumahnya.



Dini : "Lu tinggal disini sen?"

Seno : "Iye din, baru 7 bulanan lah"

Dini : "Oh baru pindah?"

Seno : "Iyak.."

Dini : "Kok pindah.. kenapa?"

Seno : "Gak tau dah.. mami gw yang minta pindah"

Dini : "Ohh.."






Waktu sudah menunjukkan pukul 9.30 malam.. namun belum ada tanda-tanda hujan akan reda.


Seno : "Mii.." Teriak Seno dari teras

Ibu Imah : "Iya sayang.."

Seno : "Katanya kak deny mau pinjem payung boleh gak?"

Ibu Imah : "Ujannya belom reda yah?"

Seno : "Belom mi.."

Ibu Imah : "Ya udah.. pake aja tu di teras ada" Teriaknya dari dalam rumah.

Ibu Imah : "Tapi besok suruh langsung balikin yah"

Seno : "Iya mi.."

Seno : "Besok langsung balikin ya kak.."

Aku : "Oke"



Setelah meminjam payung kamipun langsung beranjak pulang. Di guyur hujan yang begitu deras kamipun berjalan pulang.. sesaat melewati rumah Icha.. terlihat rumahnya sudah gelap seperti tak ada seorangpun di rumah. Kami pun terus berjalan melewati rumah Icha.

Sampai rumah terlihat waktu sudah hampir jam 10 malam.



Aku : "Ya udah kakak naik dulu yah.."

Dini : "Iya kak.. ehh kakak mau teh anget gak? aku bikinin yah"

Aku : "Gak usah.. kakak mau mandi aja langsung"

Dini : "Nanti abis mandi aku bikinin.. biar anget.. nanti masuk angin loh"

Aku : "Hmmm.. ya udah boleh.. tapi kakak mandi dulu yah"

Dini : "Oke"


Setelah mandi dan berganti pakaian aku langsung turun kebawah.. berjalan pelan berharap tak ada anak kost lain yang melihatku.


WA AKu : "Din.. kakak di depan"

WA Dini : "Ok bentar"


Tak lama Dini membukakan pintu dengan rambutnya yang basah dengan tanktop putih dan celana hotpants santainya.


Dini : "Bentar ya aku bikinin dulu.."

Aku : "Mamahmu mana?"

Dini : "Ada di kamar.."

Aku : "Lagi ngapain?"

Dini : "Udah tidur kayaknya.. lampunya mati"

AKu : "Ohh.."


Setelah Dini membuatkan ku teh hangat kami pun duduk di sofa depan TV.



Dini : "Kak.."

Aku : "Hmm.."

Dini : "Kakak denger gak tadi.. ibunya seno ngomong apa?"

Aku : "Yang mana?"

Dini : "Masa' katanya aku anak nakal" Muka Dini terlihat sedih.

Aku : "Gak usah di dengerin.."

Dini : "Tapi masa' aku di katain lonte sih"

Aku : "Lagian kamu pake baju begitu.. kakak suruh ganti gak mau tadi"

Dini : "Jadi kakak setuju kalo aku kayak lonte?"

Aku : "Bukan gitu.. kakak cuma kurang suka aja kamu pake baju kayak tadi"

Dini : "Kakak kok malah belain dia sih" Dini yang terlihat kesal langsung berdiri.

Aku : "Bukan gitu sayang.."


"Aduh.. salah ngomong ni aku" Batinku.


Dini : "Udah ah aku mau tidur aja !" Dini dengan nada yang kesal langsung masuk ke kamar dan menutup pintunya.


Akupun langsung berlari mengejarnya.


Aku : "Sayang.. jangan marah dong, kakak kan cuma ngasih tau aja.. bukan ngebelain" Sambil ku ketuk pintunya.


Dini tak menjawab ku.


Aku : "Sayang.. kakak minta maaf.. sayang.. jawab dong"


Dini Masih tak menjawab.


Aku : "Kakak masuk ya" Ku coba buka pintunya.


Sesaat aku masuk Dini ternyata bersembunyi di balik bedcovernya.


Aku : "Sayaaanngg.. kakak minta maaf.. jangan marah dong" Sambil aku duduk di kasur.

Dini : "Udah ahh.. kakak naik aja sana"

Aku : "Jangan gitu dong sayang.. kakak minta maaf"

Dini : "Gak mau.."

Aku : "Sayangg.." Sambil ku pegang pundaknya.

Dini : "Ihh apaan sih.."

Aku : "Kakak minta maaf" Sambil ku belai halus pundaknya.

Dini : "Sana kakak jauh-jauh.. gak usah sama lonte kayak aku"

Aku : "Jangan gitu dong ngomongnya.. gak baik tauk"

Dini : "Biarin.."

Aku : "Kakak harus gimana dong.."

Dini : "Kakak tidur aja sana.. aku capek"

Aku : "Ya udah kakak tidur"


Aku pun langsung masuk ke bed cover dan tidur di sebelah Dini.


Dini : "Ihh kakak ngapain sih pake masuk sini"

Aku : "Ya tadi katanya di suruh tidur"

Dini : "Ke kamar kakak sana lah"

Aku : "Enggak ahh.. kakak maunya di sini"

Dini : "Ihhh.. sana ahhh.." Sambil mendorongku dengan kakinya.

Dini : "Kaakkkk.. sana naik ihh"

Dini : "Kak!"

Aku : "Apa sih.. kakak lagi tidur ni.."

Dini : "Ahh.. bodo amat ah" Dini diam sambil memeluk guling di pojokan kasur membelakangi ku.



Aku terdiam sejenak.



Aku : "Sayang.."

Aku : "Sayaaangg.." Sambil ku dekatkan mukaku pada nya.

Dini : "Ihhh apa lagi.."

Aku : "Udah dong marahannya.."


Dini masih terdiam.


Aku : "Sayangg.. mending kamu ajarin kakak"

Dini : "Ajarin apaa?!"

Aku : "Yang tadi.."

Dini : "Apa?"

Aku : "Yang tadi kamu ceritain"

Dini : "Gak!"

Aku : "Ayo dong.."

Dini : "Sama mamah aja sana"

Aku : "Kakak maunya sama kamu.."

Dini : "Enggak ya enggak"

Aku : "Ayo dongg.. please.. kakak mau belajar ni"


Dini terdiamn lagi.


Aku : "Sayang.. pleaseeee.."

Dini : "Enggak.."

Aku : "Ayolahhh.."

Aku : "Kakak tau.. kamu pengen praktek juga kan?"

Dini : "Gak!"

AKu : "Pleaseeee.."


Lalu Dini membalikkan badannya dan menatap ku.


AKu : "Hehe.. ajarin kakak yah"

Dini : "Emang kakak bener mau belajar?"

Aku : "Iyah kakak pengen tau caranya"

Dini : "Tapi kalo mamah bangun gimana"

Aku : "Ya udah biarin aja emang kenapa"

Dini : "Hmmmm.. tapi aku masih kesel di panggil lonte"

Aku : "Ya udah nanti kita kerjain aja si seno"

Dini : "Kerjain apa?"

AKu : "Hmmmm.. apa yah.. nanti deh kakak pikirin"


Terlihat Dini mulai tersenyum menatapku di balik bedcover.


Dini : "Kakak mau belajar kan?"

Aku : "Iyah mauu"

Dini : "Kiss dulu.."


Aku yang juga sambil tersenyum di balik bedcover langsung ku cium bibir Dini. Kumainkan lidahku di bibirnya, begitu juga dengan Dini memainkan lidahnya di bibirku. Cukup lama kita berciuman di balik bedcover.

Lalu ku pegang lengannya dan dengan perlahan makin lama tanganku mencoba meraih payudaranya di balik BH kecil dan tanktop putihnya. "Hmmmmppp.." Desahan Dini tertahan di mulutku saat ku raih payudaranya. Begitu juga saat tanganku meraih bokongnya.


Aku : "Langsung?"

Dini : "SSshhhhh.. hhmmmpp.. Jangan.. pelan-pelan aja"


Ku masukkan tangan ku di balik tanktopnya dan ku raba payudaranya yang halus sesaat.. ku rasakan puting Dini lebih kencang dari sebelumnya saat ku sentuh dengan jariku.


Dini : "Ehhmmppp.. geli kak"


Aku tersenyum menatapnya.


AKu : "Kakak copot yah"

DIni : "Iyahh"


Ku coba melepaskan tanktop dan BH Dini di balik bedcover. Dan dengan perlahan ku cium lagi bibirnya yang terus mendesah pelan. Beberapa menit kami bercumbu seperti itu.


Aku : "Pelajarannya boleh di mulai belom?"

Dini : "Hmmmppp.. shhhh.. boleh sayang"


Sesaat ku buka bedcover yang menutupi kami.. terlihat payudara Dini yang putih dengan putingnya yang sedikit menonjol berwarna pink. Sambil tersenyum ku tarik kakinya mengangkang di hadapanku dan mulai ku tarik celana hotpants warna biru tua yang masih menutupi kemaluannya.

Aku agak tersentak kaget melihat Dini menggunakan CD lingerie berwarna merah kecil seperti tali dengan beberapa mutiara yang menutupi garis kemaluannya.


Aku : "Kok CD mu kayak gitu?"

Dini : "Ini yang di beliin mamah tadi"

Aku : "Kok masih di pake.. katanya gak suka"

Dini : "Iyah.. tapi enak di pake ternyata kak.. itil ku geli kalo kena mutiaranya.."

Aku : "Ihh nakal yahh"


Ku coba dekatkan kepalaku di putingnya yang sengaja di tutupnya menggunakan tangan.


Aku : "Kalo ngejilat tetek gimana? tadi kamu belum ngajarin"

Dini : "Di jilat terus di sedot aja.. gampang kan.. hihi" Sambil tersipu malu membuka lengannya.


Tanpa basa basi ku jilat puting kanannya. "Ahhhhh.." Desahnya terkaget.


Aku : "Gini?"


Dini hanya mengangguk sambil menggigit bibir bawahnya.

Ku mainkan lidahku naik turun di putingnya yang makin keras. "Aahhhh.. shhhh.. hmmmppp.. aahhhh.. hhmmmmppp.. aaaahhhhh.. hmmmpp.. ahhhhh.. aahhhh.. sshhh"

Aku : "Enak?"

Dini : "Geli.."

Ku mainkan terus putingnya dengan lidah dan tangan ku.. tak lupa ku sedot-sedot juga puting kerasnya.

Setelah beberapa lama.. ku mulai turunkan kepalaku ke bagian perut dan pusar nya. Sampai akhirnya kepalaku berada persis di depan vaginanya yang masih tertutup CD lingerie warna merahnya.


Aku : "Oke pelajaran selanjutnya.. kakak buka yah"


Dini mengangguk lagi dengan melipat bibirnya dan menatapku. Dan langsung saja ku buka juga CD lingerie warna merahnya yang bermutiara. Dan yang aku tunggu-tunggu akhirnya terlihat lagi tubuh mungil Dini yang putih bersih tanpa sehelai benangpun menutupi tubuhnya.


Dini yang terlihat masih malu mencoba menutupi vagina dengan kedua tangannya.. Sambil tersenyum Dini menatapku yang terdiam tak berbicara sesaat.

Dan kemudian akupun langsung membungkuk lagi di depan kaki Dini yang sudah di bukanya.


Aku : "Kok di tutup?"

Dini : "Malu.." Mukanya agak merah.

Aku : "Mau ngajarin kakak gak?"

Dini : "Mau.."

Aku : "Di buka dong tangannya.."

Dini : "Tapi belajarnya pelan-pelan ya.." Tersipu malu.

Aku : "Iyaa.. "


Dini pun langsung membuka tangannya. Dan terlihatlah Bibir vagina Dini yang putih dan terlihat begitu bersih menatap wajahku langsung.


Aku : "Wangi banget sayang.."

Dini : "Kakak suka?"


Aku mengangguk menatapnya.


Aku : "Ihh udah basah aja.."

Aku : "Tadi kalo basah di tiup dulu yah?"


Dini menggangguk lagi.

Perlahan ku tipu bibir vaginanya dan itilnya yang masih bersembunyi dengan pelan. "Hmmmppp.. hufffttt.." Tubuhnya agak menggigil sambil menutup mata.


Aku : "Kenapa?" tanyaku.

Dini : "Gapapa.. terusin belajarnya kak"


Selanjutnya ku julurkan lidah ku dan dengan perlahan ku coba tempelkan di atas bibir vaginanya.. dan ku coba mencari klitoris Dini berada. "Aaaahhhhhh.." Desah Dini sesaat lidah ku ter tempel di klitorisnya.

Ku cium bagian atas klitorisnya.. dan perlahan ku jilat juga bagian selangkangannya. "Akkhhh.. hmmmppp.. geliii.. hmmpppp.. ssshhhh... hmmmppp"


AKu : "Bener gitu kan sayang?"

Dini : "Iyahh.. bener"


Kali ini ku dekatkan lidah ku di bibir vaginanya.. ku tempel dan langsung ku gerakkan kan naik turun. "Aaahhhh.. aahhhhh.. aahhhhh.. sshhhh... hmmpppp... kaaakkk.. aahhhhh.. aahhhh" Suara Dini tak terbendung memenuhi ruangan kamar.

Ku jilati terus seperti itu.. dan ku coba dorong lidahku masuk ke dalam sedikit. "Aaaaarrkkkkhhh..... hmmmmmmmpppp" Dini yang mengerang langsung menutup mulutnya. Sesaat ku sedot klitorisnya tubuh Dini langsung bergetar hebat. "Aaaakkhhh.. kaakkk.. aakhhhh... aaahhhhaaaa.. aakkhkhhhhhh.. aakakhhhhhhhhhh terusss.. aakkhhhh.. aaahhhhh" Ku jilati bibir vagina nya dan ku sedot terus klitorisnya bergantian. Tak begitu lama.. terasa kedutan di bibir vaginanya. "Aaaaakkhhh.. aaakkhhhhhh.. aaaaaaaaaahhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhh" Suara Dini mendesah hebat dan terlihat air hangat mengalir dari vaginanya.


Aku : "Ssssshhhhtttt.. kenceng banget suaranya"

Dini : "Hahhh.. haahh.. abis kakak gitu ngejilatinnya haah.. haahhh.." Suaranya sambil terengah-engah.

Aku : "Kakak pinter kan belajarnya?"

Dini : "He'em"

AKu : "Lagi?"

Dini : "Gantian dulu"

Aku : "Kamu juga mau belajar?"

Dini : "Iyah"


Akupun langsung merebahkan diri di kasur terlentang dengan kaos putih dan celana bolaku. Dini yang masih kelelahan langsung membungkuk diantara kaki menghadapku.. penisku yang sudah tegang terlihat menonjol keatas dari balik celana langsung di genggam oleh Dini.


Dini : "Kakak udah ngaceng bangeet.. padahal belom di apa-apain."

Aku : "Iya lah liat kamu telanjang gitu"

Dini : "Kakak suka yah?"

Aku : "Suka banget sayang"

Dini : "Kakak lebih suka tetek aku apa memek aku?" Sambil terus mengelus-elus penis ku dari luar celana.

Aku : "Dua-duanya.."

Dini : "Hihi.. suka punya aku apa punya mamah?"

Aku : "Semuanya.."

Dini : "Kalo punya aku sama punya kak Icha?"

Aku : "Semuanya.."

Dini : "Kalo punya aku sama punya mbak Indah?"

Aku : "Semuanyaaaaa"

Dini : "Kakak mah semuanya mau.."

Aku : "Haha.."


Dini yang sambil memegang penisku dari luar celana mulai mencium dan menjilatinya sampai celanaku basah.. tak lama kemudian Dinipun membuka celana bolaku. Dan penisku yang benar-benar tegang mengacung ke atas kembali berada di hadapan Dini.. Sejenak dini terdiam menatap penisku.


Dini : "Seingetku gak segede ini kak"

Aku : "Masa' sih?"

Dini : "Iya.. hummmmm.. kontol kakak wangi" Sambil ditempelkan hidung di penisku dan di hirupnya kuat.

Aku : "Iya dong.."


Sambil menatapku dini memegang penisku dengan kedua tangannya dan kemudian menempelkan ujung lidahnya di lobang kencing penisku. Di mainkannya lobang kencing ku dengan lidahnya.. dan dengan perlahan kepala penisku mulai di jilatinya. Sambil kedua tangannya mengocok batang penisku. "Aahhh.." Desahku pelan.


Dini : "Enak kak?"

AKu : "Kamu pinter sayang.."

Dini : "Hihi.. Ku lepas semua ya kak"


Aku hanya mengangguk dan Dini langsung melepas celana bolaku.

Lalu Dini mulai memainkan buah zakarku dengan tangannya.. dan tak lama mulut mungilnya melahap kepala penisku. Dengan perlahan dini memajukan mulutnya mencoba menelan penis sampe dalam. Kurasakan lidahnya mungilnya menyentuh penisku. Kemudian Dinipun menyedot-nyedot penisku dan memainkan lubang penisku dengan lidahnya di dalam mulut Dini.


Dini : "Bcuaahhhkk.. Gak muat kak" Melepaskan penisku dari mulutnya.

Aku : "Semampunya aja.. gak usah di paksa"


Akhirnya Dini hanya memasukkan seperempat penisku kemulutnya dan dengan perlahan menggerakkan kepalanya maju mundur sambil kedua tangannya mengocok sisa batang penisku. "Akkhhhh.. enak sayang".

Dengan pengalaman dari Ibu Kost.. Dini benar-benar belajar bagaimana cara memainkan sebuah penis dengan mulut dan tangannya. Semua hal yang Dini ketahui dan pelajari dari Ibu Kost.. di praktekan semuanya padaku.

Makin lama gerakan kepala Dini makin cepat. "Terus sayang.. teruss.. kakak keluarr.. aahhhhhhhh" Dini yang merasakan penisku berkedut hebat langsung melepaskan penisku membiarkan aku klimaks menyemburkan mani di wajahnya.


Dini : "Ihhh.. banyak banget.."


Akupun terengah engah dibuatnya.


Aku : "Aduhh.. jago banget kamu sayang"

Dini : "Iya dong.. siapa dulu.. dinii.. haha" Sambil membersihkan mani di wajahnya dengan tisu.


Lalu Dini mendekatkan lagi wajahnya di penisku dan membersihkan semua mani yang masih menempel di penisku hingga kering dengan mulutnya. lalu Dinipun berdiri sambil memakai Celana Hotpants nya.


Aku : "Kok di pake sih celananya?"

Dini : "Emang kenapa? kan dingin kak.. ujan-ujan gini."

Aku : "Ihh jangan di pake.. " Sambil ku tarik tangannya dan ku pelu sambil duduk di ranjang.

Dini : "Emang mau ngapain?"

Aku : "Kakak mau ini" Sambil ku colek vagina Dini yang tertutup hotpants dari belakang.

Dini : "Aahhh.. Nanti di ketauan mamah kakk.. aku takut"

Aku : "Gapapa.. kan minggu kemaren udah tau sama tau"

Dini : "Iya sih.. tapi aku takut hamil"

Aku : "Enggak kok.. nanti keluar di luar aja"

Dini : "Enggak ah aku gak berani.."

Aku : "Yahhh.. tapi punya kakak bangun lagi ni"

Dini : "Kakak coli aja"

Aku : "Gak enak.. kakak mau nya kamu sayang"

Dini : "Enggak ahh"


Lalu tanpa sadar pintu kamar pun terbuka.


Ibu Kost : "Nih pake ini sayang" Ibu Kost masuk kekamar hanya mengenakan daster satin dengan tali tipis tanpa BH dan melempar 3 bungkus kondom pada Dini.

Dini : "Ehh mamah.. kok mamah masih bangun?" Sambil melepas pelukan ku dan menutup payudaranya.

Ibu Kost : "Emang mamah belom tidur dari tadi"

Dini : "Jadi mamah denger dong dari tadi aku sama kak deny"

Ibu Kost : "Denger lahh.. suaramu kenceng gitu kok tadi"

Dini : "Maaf mah.."

Ibu Kost : "Ya udah buruan.. mamah mau nonton"

Dini : "Nonton apa?"

Ibu Kost : "Ya kalian berdua ngentot lah.. kan udah mamah kasih kondom"

Dini : "Ih.. mamah kok" Dini pun masih bingung dengan permintaan mamahnya.

Ibu Kost : "Mamah mau liat yang mamah ajarin kemaren ke kamu"

Dini : "Tapi mah.." Muka Deny memerah.

Ibu Kost : "Buruan ih.. kontol deny udah keras tuh"

Dini : "Heemmmm.."


Lalu Dini menatap ku, dengan payudaranya yang masih menggantung bebas.. kemudian dini berdiri sambil melepas celana hotpantsnya.


Dini : "Kakak jangan gerak yah.. biar aku yang ambil kendali dulu.. kakak nurut aja"


Aku hanya mengangguk menatapnya.

Dini kemudian mengambil kondom yang di lempar Ibu Kost tadi dan membuka 1 bungkus tanpa berbicara apapun lagi.. Sambil berjongkok Dini menatapku dan memasang kondom ke penisku yang sudah di bukanya perlahan. "Dini sepertinya sudah mahir memasang kondom di penis.. mungkin dia sudah belajar memasang kondom juga" Batinku.

Aku yang masih duduk di pinggir kasur hanya terdiam menatap Dini.. Lalu tanpa basa-basi dini naik di pangkuan ku dan yang membuat ku tertegun saat Dini meludahi tangannya lalu mengusap vaginanya dengan ludah di tangannya. Dan sambil menatapku.. Dini memegang dan mengarahkan penisku ke vaginanya sambil menatapku tanpa sepatah kata pun..


Aku yang tanpa sadar melihat Ibu kost sudah memegang camera, bukan camera handphone.. tapi benar-benar camera yang bagus untuk merekam.


Pertama di gesekkan perlahan penisku yang berkondom di vaginanya. Dan kemudian Dini memasukkan penisku ke dalam vaginanya dengan perlahan. "Ekkkhhhmmm..ssshhhh" Desahnya saat kepala penisku membuka bibir vaginanya.. Makin jauh penisku masuk makin erat pelukan Dini di pundakku. Sambil melipat bibirnya Dini terdiam sesaat, Dan tanpa basa-basi lagi.. kemudian Dini menggerakkan tubuhnya naik turun sambil memelukku. "Ekkkhhhhmmmppp.. aakkkhhhhhhhh... aakkkkkhhhh... ssshhhhh.. kaaakkkkk... aaakkhhhhh.. hmmmppppp... aaaaahhhh.. aakkkkhhhhh.. aakkkhhhhh.. kaaakkkk.. sshhhhh.."


Ibu Kost : "Itu namanya apa sayang.. kasih tau kak deny dong"

DIni : "Aakkkhhhh.. aakkhhh.. aakkkhhhh.. aakkhhhh.. ini.. aaahhh.. namanya gaya Face-Off kak.. aakkhhh.. akkhhhh.. aakkkkhhh.."

Ibu Kost : "Desahannya yang enak sayang.. biar bagus di camera"

Dini : "Akkkhhhh.. aakkkkhhhh.. aakkhhhh.. enaakk.. ahhhhhh... aaakkkhhhhh.. aahhhh.. aahhhh.. aakkhhhh"


Setelah beberapa menit.


Ibu Kost : "Udah sayang udah.. ganti gaya"


Dini yang masih terengah-engah langsung berhenti dan berdiri mencabut penisku.. lalu dia berbalik badan dan memasukkan penisku lagi kevaginanya sambil memebelakangiku yang duduk di pinggir kasur. "Eekkkhhhhmmm... ssshhh.." Sambil ku remas payudaranya dari belakang.. Dini menggerakkan badannya lagi.


Dini : "Aaaakkhhhh.. akkkkkhhh.. aakkkkhhh.. enaakkk.. aakkkhhhh.. aaakkhhhh... ini namanya 'Sit On The Throne' kak.. aakkkhhh.. aakkkkkkhhh... aaaaakkhhhh."

AKu : "Enak sayang?"

Dini : "Enakkk.. enak kakk.. aakkhhh.. aaakkhhhh... aaakkhhhhh.. aaakkhhh.. aakkhhhhhhh.. aaahhhhh"


Tak lama Dini pun berhenti sejenak.


Dini : "Haahhh.. capekkk"

Aku : "Mau gantian kakak yang gerak?"

Dini : "Jangan.. masih ada lagi, kan aku lagi belajar.. haahhh.. haahhh.."

Dini : "Sekarang kakak tiduran di kasur"


Aku langsung tidur terlentang di kasur. Dan Dini merangkak menghampiriku di kasur dan berdiri di antara badanku dan mulia berjongkok.


Aku : "Ini mah gaya yang kemarin"

Dini : "Beda kakk.."


Dini terlihat mengangkang lebar berjongkok berusaha menempelkan vaginanya ke penisku.. dan saat penisku terdorong kembali ke dalam vagina Dini akupun baru sadar.. Ternyata tak ada satupun kulit dari tubuh kami yang bersentuhan.. hanya 2 kelamin yang saling beradu dan bersentuhan. Penisku yang sudah masuk di dalam vagina Dini terasa lebih rapat di dalam.. walaupun tak masuk semuanya gerakan Dini yang naik turun perlahan membuat penisku terasa begitu kencang terjepit vaginanya. Sungguh sensasi yang luar biasa di kepala penisku. Bahkan Ibu kost pun tak pernah melakukan ini padaku.


Dini : "Aaakkkkhhh.. aakkkkkkhhhhh.. aaahhhhhhh.. kkaakkkk.. aaarrrrrrkkkk.. aakkkhhhhh.. aaakkkkkhhhh... aaakkkkkhhhh.." Desahnya.

Aku : "Aakkkhhhh.. sayangg.. enakk banget.. terus sayang.." Ucapku padanya.


Namun tak lama Dini di posisi itu, tak sampai 2 menit lutut Dini mulai bergetar menahan tubuhnya. "Aaakkkhhhhhhhhh.. aaakkhhhhh.. kaaakkkkk.. aakkkkhhhh" lalu Dini pun langsung terjatuh menimpa tubuhku.


Dini : "Maaf kak.. haahh.. haahh.. haaahhh.. aku gak kuatt.. kaki Dini gak kuat.."

Aku : "Gak papa sayang.."

Dini : "Padahal enak banget kayak gitu.. hahhh.. haahhh.. haahhh.."


Penisku yang masih menancap di vagina Dini hanya berkedut menahan sakit tertimpa tubuh Dini.


Aku : "Itu apa namanya sayang?"

Dini : "Free hand Cowgirl namanya kak"

Aku : "Enak banget kayak gitu tadi sayang"

Dini : "Enak kan kak? Jadi kayak cuma memek sama kontol doang yang nempel"

Aku : "Iyah.."

Ibu Kost : "Ihh anak mamah pinter bangettt"


Dini yang masih menancapkan penisku di dalam vaginanya.. mulai bergerak lagi. Tubuhnya mulai turun.. memasukkan seluruh penisku ke dalam vaginanya. Sambil mencoba duduk di atasnya.. Dini berpegangan di dadaku. Lalu dengan perlahan tubuh Dini bergerak lagi.


"Aakkhhh.. aakkkhhh.. aaakkhhhhh.. aakkkkhhhh.. aakkkhhhh.. aaahhhhh.. enaakkk.. aakkkkhhh.. kontol kakak dalem bangeetttt.. aahhhhh.. enakk.. " Dini mulai merasakan nyaman dan terlihat lebih santai menggerakkan badannya perlahan.

Dini : "Aaahhhh.. aahhhh.. emang beda ya mah.. "

Ibu Kost : "Apanya sayang?" Sambil memegang camera di dari belakang Dini.

Dini : "Aakkkhh.. aakkkhhhh.. rasanya pake dildo.. sama kontol beneran.."

Ibu Kost : "Enakan mana sayang?"

Dini : "Aahhh.. aakkkkkhh.. aaakkkkhhhh.. enaakkk.. enak banget pake kontol maahhhhh... aakkhhh.. enaakannn kontollll.. aakkkkkkhhhh.. aakkkkkhhh.. aakkkkhhhh"

Ibu Kost : "Hihi.. jelas dong sayang.. itu namanya apa sayang?"

Dini : "Ini namanya cowgirl aja.. aakkhhhh.. aakkkkhhh.. enaakkkk.. aakkkhhhh"


Dan beberapa menit kemudian.


"Kaakkk.. aku keluar kakk.. aakkhh.. akkkhhhh.. aakkhhhh.. aaaakkkkk.. kaaaakkkkk.. aaakkhhhhh.. aaarkkkkkkkkhhh.. aaaaaaaaarrrrrrkkkkkkkkkkkkkhhhhhhhhhhhhhhhhhh" Terasa vagina Dini berkedut kencang dan Dini merebahkan lagi tubuhnya di dadaku.


Ibu Kost : "Kok udah keluar sayang.. kan masih ada gaya lain"

Dini : "Aku gak kuat mahhh.. ngentot pake kontol enak bangeettt"

Ibu Kost : "Yuk peraktekin gaya mamah yang kemaren yuk.."

Dini : "Bentar mah.. masih cape.. hahh.. haahh.. hahhh.." Suaranya terengah-engah sambil menutup mata di dadaku.


Aku hanya berdiam Diri menunggu Dini bergerak lagi..

Sesaat Dini terbangun langsung duduk dipaha ku dan bersandar dengan kedua tangannya menghadapku.. Terlihat jelas vaginanya begitu basah dan merah berada di bawah penisku. Tanpa arahan Dini yang mengangkang lebar mengangkat vaginanya dan menggesekkan perlahan di batang penisku yang berselimutkan kondom dan lendir hangatnya. Dan tanpa berlama-lama di pegang kepala penisku dan di masukkannya lagi ke dalam vaginanya.

"Aaaarrkkkkkkkk.. aaahhhhhh.. aakkkhhhhh.. ini namanya Leaning Cowgirl kakk.. enakkkk.. aakkkhhhh.. aakkkkhhh.. aakkhhhhhh.." Desahnya berlanjut.

Tanpa basa-basi Ibu Kost yang memegang kamera dan hanya mengenakan daster langsung mengambil posisi naik keatas kasur duduk di atas kepalaku sambil merekam anaknya dari depan.

Dan aku agak tertegun ternyata Ibu Kost memang sudah tanpa CD dan dia sedang menggunakan vibrator di lubang vagina dan lubang anusnya terlihat dari ekor vibrator berwarna pink yang keluar dari kedua lubangnya. Ku rasakan bau wangi vagina ibu kost yang tanpa bulu dan berlendir menempel di mulutku.. Tanpa ragu langsung saja ku jilati vaginanya kurasakan getaran vibrator di bibir vaginanya saat kujilati klitorisnya. Ibu Kost tak mengatakan apapun.. hanya terduduk diam merekam anaknya bergerak naik turun di atas penisku.

Tak lama Ibu Kost pun berdiri lagi dari kasur.. berpindah posisi merekam closeup wajah anaknya yang terus mendesah sambil mengerutkan dahinya dan payudara anaknya yang bergerak naik turun.

Ibu Kost : "Ngomong sayang.. biar seru"

Dini : "Maahhhh.. enakk.. aakkkhhhh... aakkkkhhhh.. aahhhhh.. akkkkkhhhh.. enakk maahhh"

Ibu Kost : "Terus sayang.." Ibu kost meng-closeup vagina Dini yang merah dengan klitoris yang terlihat kecil dan kencang bergerak naik turun.

Dini : "Ngentot enak banget.. akkkhhh.. aakkkhhh.. aakkkhh.. enaakkk.. enak banget ngentot pake kontol beneran.. aakkkkhhh.. aakkhhh"

Ibu Kost : "Pake Dildo kurang ya sayang?"

Dini : "Jauh maahhh.. aakkkhhhh.. akkkkhhhh.. aakkkkkhhhh.. kontol kak deny kontol paling enaaakkk.. akkkhhh.. aakkkkhhhh.. aakkkkkhhh.."

Ibu Kost : "Kamu mau ngentot terus gak?"

Dini : "Aaakkkkhhh.. aakkkkkhhhh.. aakkkkkhh.. mauuuu.. mau maahhh.. aku mau di sodok-sodok terus.. enak bangeettt ngentot kayak gini.. aaakkkkhhh.. aakkkkkkkhhh.."

Ibu Kost : "Itil kamu kenceng banget sayang.. merah lagi.. bagus banget di camera"

Dini : "Iya mah.. itil ku kerasa kenceng banget.. aakkkhhh.. aahhhhh.."


Ibu Kostpun tersenyum sambil terus merekam vagina Dini, dan kemudian dengan jempolnya Ibu Kost mengosok klitoris Dini yang begitu kencang.


Dini : "Aaakkhhh.. maahhh.. maahhh.. jangan.. aaakkhhh.. maahh.. jangan maahhhhh.. maahhhhh.. aahhhhhhh.. aahhhhhhh.. maahhhh.. aakkhhhh.. aaakkkhhhhhhhh.. aaaaaaakkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhh"


Dinipun langsung klimaks menyemburkan air dari vaginanya ke seluruh badanku. Sedangkan Ibu Kost tersenyum lebar merekam kejadian itu semua.

Aku yang basah kuyub mencoba duduk di kasur.. ku lihat Dini sudah tergeletak menutup mata sambil terus terengah-engah di ranjang.


Ibu Kost : "Sayang ayok lagii.." Ibu Kost mencoba membangunkan Dini yang kelelahan.

Dini : "Hahhh.. hahhh.. hahh.. Aku dah gak kuat mah"

Ibu Kost : "Ihh.. belom.. masih 1 gaya lagi"

Dini : "Aku bener gak kuat"

Ibu Kost : "Yuk semangat sayang.. kamu gak kasian sama kontolnya kak deny.. masih kenceng banget loh itu"

Dini : "Tar dulu mah.. istirahat dulu.. hahh.. haahh.. haahhh"

Ibu Kost : "Ya udah.. istirahat dulu.."


Ibu Kostpun langsung pergi ke dapur mengambilkan air putih untuk kami berdua.


Ibu Kost : "Nih mium dulu sayang.. loh kok malah tidur sih"

Aku : "Kecapekan kali bu.."

Ibu Kost : "Sayangg.. bangun yuk.. rekaman mamah dikit lagi nih.."

AKu : "Udah bu kasian.. tadi pagi kan juga udah muter-muter mall"

Ibu Kost : "Hmmmm.. Ya udah deh"















Bersambung..
 
Terakhir diubah:
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd