Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

DRAMA Ibu Kost dan ke 3 anak perempuannya S2

Bimabet
Ampun agan-agan.. lagi sibuk banget emang.. haha..

















Pelumas











Apa yang terjadi dengan Icha? Malam itu aku tertidur pukul 12 lebih, karena memikirkan apa yang di katakan Dini sore tadi. Makin lama aku pikirkan makin khawatir aku dibuatnya.

Aku benar-benar khawatir kalo Icha hamil.

Besoknya benar saja, akupun kesiangan. Sampai kantorpun masih saja aku pikirkan.. lebih baik ku WA aja langsung.


WA Aku : "Cha.. lu lagi dimana? gw mau tanya"

WA Icha : "Gw udah di sekolah ni kenapa?"

WA Aku : "Gw telfon yak"

WA Icha : "Tar siang aja pas makan siang.. bentar lagi gw ngajar"

WA Aku : "Ya udah.. jamber?"

WA Icha : "11.45"

WA Aku : "Oke"


Sampai waktupun tiba, aku langsung mencoba menelfonnya..


Telfon Aku : "Halo cha.."

Telfon Icha : "Haloo.. kenapa den?"

Telfon Aku : "Gw mau tanya"

Telfon Icha : "Apaaaa?"

Telfon Aku : "Lu hamil yak?"

Telfon Icha : "Ehhh.. gila lo!" Suaranya agak kencang.


Lalu terdengar suara Icha agak gaduh di telfon.


Telfon Aku : "Cha.."

Telfon Icha : "Siall.. gw jadi di omelin ni gara-gara lo.."

Telfon Aku : "Lo lagi dimana emang?"

Telfon Icha : "Di ruang guru tadi.. sekarang di luar"

Telfon Aku : "Lagian lo ngapain kaget sampe teriak gitu.. haha"

Telfon Icha : "Udah aahh.. resek lo"

Telfon Aku : "Ehh bentar cha.. jawab dulu"

Telfon Icha : "Kagakk.. denger dari mana lo?"

Telfon Aku : "Dini"

Telfon Icha : "Ngaco tu bocah.."

Telfon Aku : "Tapi bener lo gak hamil kan?"

Telfon Icha : "Kagaakkkk.. udah ahh"


Langsung saja Icha menutup telfonnya.


"Alhamdulillah.." Gumamku.





Saat sorepun tiba, sekitar pukul 3 sore telfon ku selalu berdering.. tapi karena aku masih ada kerjaan akupun hanya mengabaikannya. Saat pukul 5 sore kulihat HP, dan ternyata ada beberapa panggilan masuk dari Dini dan beberapa chat WA. Aku yang agak panik.. langsung saja ku telfon Dini tanpa membaca Chat WA darinya.

Telfon Aku : "Halo.. sayang.. kok tumben nelfon"

Telfon Dini : "Kaaaaaaaakkkkkkkk.. kakak ngomong apa ke kak Icha?" Nadanya agak keras.

Telfon Aku : "Ngomong apa?"

Telfon Dini : "Tadi siang kakak ngomnog apa ke kak Icha?"

Telfon Aku : "Gak ngomong apa-apa?"

Telfon Dini : "Tadi aku di omelin kak Icha, katanya aku bilang kalo dia hamil ke kakak.. YANG BILANG KAK ICHA HAMIL SIAPAAAAAAAA???!!!!!"

Telfon Aku : "Kan kamu yang bilang.."

Telfon Dini : "Aku gak bilang gitu yaa!" nadanya agak marah.

Telfon Aku : "Masa' sih, perasaan iya deh"

Telfon Dini : "ENGGAK!!!"

Telfon Dini : "Aku gak mau tau ya.. pokoknya kakak tanggung jawab"

Telfon Aku : "Tanggung jawab apa?"

Telfon Dini : "Ya bilang ke kak Icha kalo aku gak pernah bilang begitu.."

Telfon Aku : "Hmmmm.. iya deh entar"

Telfon Dini : "Sekaraaaaaaaaaaaaaaaang!!!!"

Telfon Aku : "Iya-iya sebentar.."


Akupun langsung menghubungi Icha. Dan kami bertiga terhubung dengan Group Phone Call WA.


Telfon Aku : "Halooo.. cha"

Telfon Icha : "Haloo.. apaan nih.. kok nelfon ber tiga?"

Telfon Aku : "Ini.. gw salah, ternyata kemaren Dini gak bilang lo hamil"

Telfon Icha : "Terus siapa yang bilang?"

Telfon Aku : "Ga tau dah.. gw salah denger kali"

Telfon Dini : "Tuh kan bukan aku.."

Telfon Icha : "Hmmmm.. ngigo kali ini si deny"

Telfon AKu : "Haha.."

Telfon Icha : "Ya udah.. kaka minta maap deh, udah marahin kamu tadi"

Telfon Dini : "Gara-gara kak deny nih.."

Telfon AKu : "Haha.. iya deh.. aku minta maap yak."

Telfon Icha : "Hadeehhh.. ya udah deh.. kakak mau mandi dulu.. bye" Langsung saja Icha menutup telfonnya.

Telfon Aku : "Udah ya.. kakak mau beres-beres dulu.. bentar lagi pulang"


Tanpa mengucap kata apa-apa lagi Dini langsung menutup telfonnya.


"Eh.. berarti Icha gak hamil dong.. terus kenapa Dini bilang begitu kemaren? Entahlah" Batinku lagi.
































1 minggu sudah berlalu.. hari ini hari sabtu, seperti janji ku minggu lalu, aku akan menemani seno setiap sabtu dan minggu pagi untuk berolahraga di taman.

Aku bangun sekitar jam 5 pagi, setelah bersiap diri aku langsung berjalan menuju rumah seno.



Aku : "Senooo.. seenn.. senoooo" Panggil ku dari depan gerbang rumahnya.


Tak lama kemudian keluarlah Ibu Imah dengan Mukena warna putihnya.


Ibu Imah : "Ehhh.. mass.. ngapain sih manggil-manggil jam segini.. berisik!" Nadanya terdengar kesal.

Aku : "Ehh maaf bu, saya udah ada janji sama seno mau joging bareng"

Ibu Imah : "Ya gak usah teriak-teriak gitu dong.. orang lagi ngaji kan ke ganggu"

Ibu Imah : "Lagian ke rumah orang gak pake salam.. gak sopan kamu!"

Aku : "Maap ibu, saya lupa.. Assalamualaikum.."

Ibu Imah : "Lain kali gak usah teriak-teriak mas.. masih pagi"

Aku : "Maap bu"

Ibu Imah : "Masih pagi udah teriak-teriak aja depan rumah orang" Sambil berjalan masuk kerumah.


Dan tak lama kemudian terlihat seno keluar rumah dengan celana training dan kaos bolanya sambil menenteng 1 botol minum berisi air putih.


Seno : "Mami.. aku jalan dulu yah"

Ibu Imah : "Ohh ya udah.. jangan capek-capek loh ya" Ucap Ibu Imah dari dalam rumah.

Seno : "Iya mi"

Aku : "Widih.. dah siap banget keknya ni"

Seno : "Iya bang.."

Aku : "Gimana kemaren dietnya? aman?"


Sambil berjalan meninggalkan rumah seno.


Seno : "Masih belom sih kayaknya bang.. aku susah kalo ngurangin makan."

Aku : "Kok gitu?"

Seno : "Gak kuat bang.. tapi aku udah gak minum gula lagi seminggu ini bang.."

Aku : "Jadi air putih doang minumnya?"

Seno : "Iya sih"

Aku : "Baguslah itu.. kemajuan namanya.."

Aku : "Tapi mulai minggu depan porsi makanya di kurangin yak.."

Seno : "Hmmm.. iya dah bang.. aku usahain"


Akhirnya setelah sampai taman kamipun mulai lari ringan saja mengelilingi taman. Dan diikuti olahraga ringan seperti situp dan pushup, walaupun hanya olahraga ringan seno tetap berusaha dan semangat mengikuti gerakan ku.


2 jam lebih sudah berlalu, akhirnya aku dan Seno langsung beranjak pulang.. entah kenapa sampai dekat rumah seno aku merasakan ingin buang air kecil.

Aku : "Sen.. abang numpang WC nya bentar boleh gak?"

Seno : "Boleh bang.. masuk aja.. toiletnya di belakang ya bang"


Akupun yang masih berkeringat dengan kaos tipis warna putihku langsung beranjak masuk ke dalam rumah setelah melepas sepatu tanpa menyapa Ibu Imah.


Ibu Imah : "Ehh mau kemana?"

Seno : "Bang deny mau pinjem toilet mah"

Ibu Imah : "Main nyelonong aja.."

Aku : "Maap Ibu, saya mau pinjem toiletnya"

Ibu Imah : "Jangan main nyelonong gitu dong, gak sopan kamu"

Aku : "Maap bu, tadi saya udah minta ijin sama seno"

Ibu Imah : "Iya tapi kan ada orang disini, main nyelonong gitu aja kamu"

Aku : "Maap bu, saya udah gak tahan."

Ibu Imah : "Ya udah sana buruan"

Ibu Imah : "Anak jaman sekarang, sama orang tua gak ada sopan-sopannya."


Aku yang sudah kebelet langsung masuk rumah Seno.. dan kemudian aku agak terkejut melihat seorang bapak-bapak agak gemuk sedang duduk di kursi roda sambil menonton TV di ruang keluarga. Tubuhnya yang agak miring tak bergerak sedikitpun saat melihatku melewatinya.


Aku : "Permisi pak"


"Mungkin itu papinya seno.. kasian juga yah." Batinku.


Di dalam rumah terlihat begitu sederhana, dengan 2 kamar tidur dan ruang keluarga.. serta dapur kecil yang terhubung dengan ruang keluarga dan bersebelahan dengan kamar mandi. Terdapat juga kasur kecil di ruang tamu yang mungkin di pakai untuk bersantai.


Setelah dari kamar mandi aku pun langsung beranjak keluar rumah. Terdengar Ibu Imah sedang berbincang dengan seno di toko buahnya sambil berdiri.


Ibu Imah : "Nak, tadi kamu ngapain aja di taman?"

Seno : "Jogging aja mi, sambil olahraga ringan"

Ibu Imah : "Gak aneh-aneh kan?"

Seno : "Aneh aneh apa sih mi.. orang cuma olahraga doang kok"

Ibu Imah : "Ya udah" Ibu Imah langsung mengakhiri perbincangan sesaat aku keluar rumah.


Sesaat kemudian akupun langsung berpamitan pulang.


Aku : "Sen.. besok kakak jemput lagi kayak tadi ya"

Seno : "Oke kak"

Aku : "Jangan lupa.. nasinya di kurangin.."

Seno : "Siaapppp"

Aku : "Permisi bu, saya pulang dulu.. Wassalamualaikum.."

Ibu Imah : "Waalaikumsalam.." Nadanya masih jutek.




Sampai Kost ku lihat rumah Ibu Kost agak sepi, aku yang kelelahan langsung saja naik ke atas. Setelah mandi aku hanya bersantai saja di kamar sampai saat makan siang aku mulai turun lagi.

Ku ingat Ibu Kost bilang kalau Icha akan pindah ke sini minggu ini. "Mungkin Icha sudah disini" Batinku.

Saat aku turun untuk makan siang.. rumah juga masih terlihat sepi. Dan saat pulang pun keadaan masih sama. Dan karena penasaran akupun langsung menelfon Dini.


Telfon Aku : "Sayang.. kok rumah sepi.. pada kemana?"

Telfon Dini : "Iya kak.. aku sama mamah lagi di rumah kak Icha. Lagi beres-beres mau pindahan.."

Telfon AKu : "Ohh.. ya udah.. kakak nyusul yah.. biar kakak bantuin"

Telfon Dini : "Jangan kakk.. lagi ada suaminya kak Indah.." Suaranya pelan di telfon.

Telfon Aku : "Ohh.. ya udah deh kakak tunggu di rumah aja."

Telfon Dini : "Jangan.. kakak di kamar aja.. nanti suaminya kak Indah bakal ke rumah mamah juga soalnya"

Telfon AKu : "Ohh.. ya udah.. nanti kalo butuh apa-apa kabarin kakak yah"

Telfon Dini : "OK kak"

Telfon Aku : "Wassalamualaikum"

Telfon Dini : "Waalaikumsalam"




Dan akhirnya akupun menghabiskan hari sabtuku hanya tiduran di kamar.




Keesokan harinya, masih sama.. ku jemput seno sekitar pukul 5.30 pagi.

Aku : "Assalamualakum.. Seno.." Suaraku lirih dari gerbang.

Ibu Imah : "Waalaikumsalam" Terlihat Ibu Imah kembali dengan mukena nya keluar dari rumah dengan nada juteknya.

Ibu Imah : "Ehh mas, saya mau tanya.. ngapain sih kamu ngajak-ngajak seno olah raga segala?" Nadanya agak galak.

Aku : "Maap bu sebelumnya.. seno minggu kemarin sempet cerita sih.. katanya pengen kurusan.. makanya saya coba bantu aja"

Ibu Imah : "Seno bisa kok sendiri.. gak perlu bantuan orang lain"

Aku : "Iya sih bu, saya cuma pengen nyemangatin aja kok"

Aku : "Kata seno dia pengen kurus biar gampang nyari kerja, karena abis lulus SMA dia gak mau kuliah.. mau bantuin maminya aja, makanya dia olahraga biar kurusan"

Ibu Imah : "Seno bilang gitu?"

Aku : "Iya bu.. makanya saya coba bantu aja"

Ibu Imah : "Yang bener kamu?"

Aku : "Iya bu.. bener, tanya seno aja ibu kalo gak percaya"

Ibu Imah : "Awas kamu ya kalo ngajak anak saya aneh-aneh" Entah kenapa Ibu Imah masih terus curiga padaku.

Aku : "Enggak bu"

Ibu Imah : "Ya udah.. bentar saya panggil seno nya" Sambil berjalan masuk ke rumah masih dengan suara judesnya.


"Posesif banget ama anak sendiri" Batinku.


Tak lama kemudian terlihat Seno keluar dari rumah dengan sepatu olahraga dan botol mineralnya lagi.


Seno : "Mami.. aku keluar dulu yah"


Tak terdengar suara Ibu Imah.








Setelah 2 jam-an kami berolah raga di taman kamipun langsung pulang. Setelah sampai rumah Seno tak kulihat Ibu Imah di Toko. "Mungkin sedang di dalam" Gumamku.



Aku : "Abang langsung pulang ya sen.."

Seno : "Oke bang.."











AKu melewati rute yang biasanya, rute yang melewati rumah Icha.. Saat aku sampai rumah Icha ku intip dari gerbang.. tak terlihat seorangpun di dalam. Hanya beberapa kardus.. yang bertumpuk di depan pintu. Aku yang masih kelelahan langsung saja berjalan pulang ke rumah.. Sampai rumah juga terlihat begitu sepi. "Pada kemana? padahal udah hampir jam 9" Batinku. Aku yang masih kelelahanpun langsung saja naik ke atas.

Saat siang hari saat aku akan mencari makan siang, kulihat pintu rumah ibu kost terbuka. Terdengar juga suara orang yang agak ramai di dalam. "Rame banget" Gumamku. Saat kembali dari warteg pun masih sama.. suara yang masih ramai di rumah Ibu Kost. Aku yang penasaran langsung ku WA Dini.

Wa Aku : "Rame banget di bawah.. ada acara apaan?"

Wa Dini : "Anaknya kak Indah ulang tahun"

Wa Aku : "Ohh.. kamu ngasih kado?"

Wa Dini : "Enggak"

Wa AKu : "Jadi tante kok pelit"

Wa Dini : "Aku lupaaaaa.."

Wa Aku : "Haha.. ya udah deh.. kakak mau tidur aja"

Wa Dini : "Ya udah.. huuu"




















1 Minggu sudah berlalu lagi..






Sabtu pagi seperti biasa aku terbangun sekitar pukul jam 5 pagi, karena memang aku ada janji dengan seno.. setelah berbenah akupun langung berjalan menuju rumahnya.

Aku : "Assalamualakum Senoo.."


Tak lama Ibu Imah keluar lagi dengan mukena putihnya.


Ibu Imah : "Waalaikumsalam.. bentar mas"

Aku : "Ohh iya ibu.."



Ada satu hal yang mungkin aku mengerti dari Ibu Imah, sosok yang bertanggung jawab atas masa depan keluarganya. Ada dimana aku memahami bahwa Ibu Imah begitu protektif terhadap anaknya.. mungkin karena Seno anak satu-satunya dan juga seno merupakan harapan besar untuk keluarganya. Itu mengapa terkadang seno begitu di manja dan di jaga olehnya.

Begitu juga saat seno bermain denganku. Ibu Imah yang masih curiga dengan ku tak mau anaknya berbuat sesuatu yang tak sewajarnya.

Makin lama akupun mulai memaklumi sikap Ibu Imah padaku.


Seno : "Bang.."

Aku : "Oyy.. wih semangat banget keknya"

Seno : "Iya ni bang.. beratku turun nih"

Aku : "Serius sen?"

Seno : "Iyak.. turun 2 kilo loh bang 2 minggu ini.."

Aku : "Wihh keren"

Seno : "Haha.. berkat abang deny nih.. makasih ya bang"

Aku : "Enggak lah.. berkat usaha kamu itu.. haha"

Seno : "Haha.. kemaren udah ngurangin nasi sih bang.. sama aku sering situp pushup kalo mau tidur sama abis bangun tidur"

AKu : "Kereeeeeeeennn.. gitu dong.. mantab"

Seno : "Haha.."

AKu : "Ya udah yok"



Sesaat kami akan pergi ku lihat Ibu Imah mengintip kami yang masih berbincang di gerbang rumahnya. "Mungkin Ibu Imah masih curiga padaku" Batinku. Dan Kami pun langsung berjalan meninggalkan rumah Ibu Imah.



Aku : "Sen, papimu tu dulu kerja apa sih?"

Seno : "Ohh papi, dulu orang kantoran biasa aja seteauku"

Aku : "Kalo mami kamu?"

Seno : "Mami dulu punya cathering di rumah, tapi rumah yang lama"

Aku : "Ohh.. sekarang udah gak lagi?"

Seno : "Udah enggak, modalnya udah abis kata mami.. kam mami sempet ketipu juga"

Aku : "Kok bisa?"

Seno : "Gak tau, katanya di tipu temennya gitu pas jualan cathering"

Aku : "Ohh.. kasian juga yah mami kamu"

Seno : "Iya bang"

Aku : "Emang jualan buah cukup ya buat sehari-hari?"

Seno : "Buat sehari-hari sih cukup bang.. cuma aku kurang tau juga"

Aku : "Ohh gitu.."

Seno : "Kenapa sih bang?"

Aku : "Enggak.. btw rumah kamu ngontrak apa rumah sendiri?"

Seno : "Kayaknya sih ngontrak ya bang, Setau aku dulu mami sempet minjem duit ke saudaranya papi.. kayaknya buat bayar kontrakan"

Aku : "Ohh.."



Aku : "Ya udah, kamu semangat ya sen, biar bisa bantu mami kamu kelak"

Seno : "Iya bang.."

Aku : "Btw kalo kamu atau keluargamu butuh bantuan apapun bilang ke abang yak.. siapa tau abang bisa bantu"


"Entah kenapa aku malah menawarkan diri lebih jauh ke seno" Batinku.


Aku : "Iya bang, makasih"


Setelah kami berada di taman hampir 3 jam, kamipun langsung beranjak pulang.. sampai malam tiba aku berencana dengan Dini untuk keluar jalan-jalan.


Waktu sudah pukul jam 6 sore, akupun bersiap diri sebelum berangkat. Sampai bawah aku langsung mengetuk pintu.. dan tak lama Dinipun langsung membukakan pintu. Terlihat Dini dingan jilbab panjang yang menggantung di leher dengan kaos lengan panjang warna hitam, celana jeans dan sepatu putihnya.

Aku : "Yok.."

Dini : "Hayok.. kita kemana?"

Aku : "Taman?"

Dini : "Ihhh.. udah cantik gini masak cuma ke taman!"

Aku : "Mau kemana?"

Dini : "Terserah.."

Aku : "Hadehh.. mulai deh"

Dini : "Ke mall aja"

Aku : "Jangaannn.. jauh"

Dini : "Terus kemana?"

Aku : "Kita ke taman ***** aja, kan rame tuh kalo malem minggu"

Dini : "Yang di jalan ****"

Aku : "Iyah"

Dini : "Ya udah yok"

Aku : "Tapi nanti jajannya jangan banyak-banyak yah"

Dini : "Lagi gak punya duit yaaa? haha"

Aku : "Kakak belom gajian niiii"

Dini : "Ya udah, aku sih gapapa.. yang penting sama kakak"


Akupun tersenyum lebar mendengarnya.


Aku : "Ehh mama kamu sama Icha dimana?"

Dini : "Mamah Ada tuh, lagi nonton TV.. kalo kak Icha tadi jalan sama temen nya"

Aku : "Jalan?"

Dini : "Iya.. tau tuh, mentang-mentang udah janda.. udah ngerasa bebas lagi kayaknya"


Entah kenapa ada rasa cemburu aku mendengarnya.


Aku : "Jalan kemana?"

Dini : "Gak tau"

Aku : "Temennya cewek apa cowok?" Tegasku.

Dini : "Gak tau.. tadi di jemput sama mobil"

Aku : "Ohh.." Begitu penasarannya aku, sampai aku terdiam sesaat.

Dini : "Kakk.. udah pesen G*car nya belom?"

Aku : "Ehh iya lupa"

Dini : "Makanya kakak beli mobil.. biar gak repot"

Aku : "Duit dari manaaaaa? Gaji kakak aja cuma bisa buat jajanin kamu di pinggir jalan!" Suara ku agak kesal.

Dini : "Haha.. iya deh, aku juga gak butuh di jemput mobil kok.. yang penting sama kakak.. walaupun kita jalan kaki selamanya"

Aku : "Mulaiii.."

Dini : "Haha"




Setelah sampai di jalan ****, kami pun hanya berjalan-jalan mengitari taman yang terlihat begitu banyak orang dan pedagang disana. Setelah membeli beberapa cemilan kami hanya duduk sambil menikmati orang lalu lalang di sekitar.





Aku : "Kak Icha kalo lagi di rumah ngapain aja?"

Dini : "Di kamar doang dia mah"

Aku : "Masa' gak ngobrol sama kamu?"

Dini : "Jarang"

Aku : "Abis pulang sekolah emang gak ngapa-ngapain?"

Dini : "Enggak, paling kalo lagi sama-sama sekolah online ya baru ngobrol"

Aku : "Gitu doang?"

Dini : "Ya iya.. emang mau ngapain?"

Aku : "Terus, ngobrol apaan biasanya?"

Dini : "Gak ada kakk.. biasa aja, emang dari dulu gitu kok"

Aku : "Ohhh.."

Dini : "Ngapain sih nanya-nanya kak Icha?"

Aku : "Gapapa.. tadi kak Icha keluar pake jilbab gak?"

Dini : "Pake lahh.. mana berani dia keluar gak pake jilbab"

Aku : "Tadi di jemput pake mobil apa?"

Dini : "Ihhh.. kok malah ngomongin kak Icha sih"

Aku : "Haha.. kakak penasaran aja, ya udah.. kamu mau makan apa?"

Dini : "Terserah.."

Aku : "Nahh mulai lagi nih"

Dini : "Terserah kakak aja.."

Aku : "Nasi Goreng?"

Dini : "Gak ah.."

Aku : "Bakso ya?"

Dini : "Pengen nasi"

Aku : "Ya udah ayok.."

Dini : "Makan apa?"

Aku : "Pecel lele.." Sambil ku tarik tangannya.

Dini : "Hmmm.." Mukanya masih kesal.



Setelah berjalan-jalan kurang lebih 3 jam kami pun pulang. Sampi rumah sekitar pukul 9.30 malam.. sesaat kami membuka gerbang..




Icha : "Darimana?" Icha yang sedang duduk di teras bawah seperti sedang menunggu kami.

Dini : "Jalan lahh"

Icha : "Kemana?"

Dini : "Ada dehhh"

Icha : "Ishh.."



Tanpa mengucapkan sepatah katapun aku langsung naik ke atas.



Icha : "Den.." Memanggilku yang sudah di tangga.

Aku : "Ha?"

Icha : "Kok langsung naik?"

Aku : "Capek gw cha.." Sambil terus berjalan mengabaikan Icha.

Icha : "Denn.. sini duluuu.."

Aku : "Ngantuk gw.."

Icha : "Dennn.. yee.."



Entah kenapa aku bersikap dingin seperti itu pada Icha, mungkin ada rasa kesal di hatiku dengannya karena pergi dengan temannya.


















Keesokan harinya setelah dari taman.. akupun langsung pulang ke rumah.


Icha : "Den.. abis jogging yah?" Tanya nya sambil berdiri depan pintu seperti menunggu ku.

AKu : "Iye.." Mencoba mengabaikannya lagi sambil berjalan ke tangga.

Icha : "Den.. sini dulu"

Aku : "Apa?"

Icha : "Di cari mbak Indah.."

Aku : "Ngapain?" Masih berjalan di tangga mengabaikannya.

Icha : "Kok lu jadi gitu sih..?"

Aku : "Gapapa.. males aja gw"

Icha : "Den.." mengejarku menaiki tangga.

Aku : "Apaan?"

Icha : "Lu kenapa sih?"

Aku : "Capek gw.."

Icha : "Lu marah sama gw? Kenapa?"

Aku : "Kagak"

Icha : "Ya udah kalo gak marah, ngobrol dulu bentar"

AKu : "Capek gw cha.. mau mandi"

Icha : "Ya udah, abis mandi gw tungguin di bawah"

Aku : "Gw ada kerjaan"

Icha : "Bohong lu, Kalo lu gak turun gw gedor kamar lu yak.."

Aku : "Ehh jangan, tar anak kost lain pada gimana?"

Icha : "Ya makanya turun nanti.."

Aku : "Ya udah jam 12 an gw turun"

Icha : "Lama amat.. ini aja baru jam 9"

Aku : "Ya gw istirahat dulu, capek cha.."

Icha : "Ya udah jam 12.. nanti gw suruh mbak Indah kesininya jam 12"

Aku : "Iya.."



"Mbak Indah mau ngapain lagi?" Batinku.









Waktu sudah jam 12 siang, akupun langsung turun ke bawah dengan kaos dan celana bolaku.. tentu saja aku mengendap-endap, jangan sampai anak kost tau aku masuk rumah Ibu Kost.


Sampai bawah sesaat aku akan mengetuk pintu tiba-tiba Icha langsung membuka pintu rumah.


Icha : "Sebelumnya gw mau tanya, lu marah ama gw beneran?"

Aku : "Enggak"

Icha : "Kata Dini semalem lu tanya-tanya gw keluar rumah di jemput mobil.. emang kenapa?"

Aku : "Gapapa"

Icha : "Lu cemburu yak?"

Aku : "Kagak, ngapain gw cemburu.. lu bini gw bukan"

Icha : "Terus kenapa lu kek gitu?"

Aku : "Gapapa, udah ah.. itu doang kan? Gw naek lagi ya"

Icha : "Bentar.. enak aja.."

Icha : "Semalem yang jemput gw cewek.. temen kuliah gw dulu" Sambil menarikku masuk rumah.

Aku : "Hmmm? Yang bener lu?"

Icha : "Iyak.. lagian cuma ngopi doang di cafe.."

Aku : "Serius?"

Icha : "Serius.. cemburu beneran lu yak? haha"

Aku : "Kagak, biasa aja"

Icha : "Kan lu dah punya Dini, ngapain sih lu pake cemburu ama gw.. haha"

Aku : "Lagian lu mentang-mentang udah janda.. langsung keluyuran aja.. nyari mangsa lu yak?"

Icha : "Brengsek lu, emang gw cewek apaan?"

Aku : "Haha.. becanda"

Icha : "Udah yuk ahh masuk"



Sesaat aku masuk terlihat Mbak Indah dengan Jilbab Hitam dan baju terusan warna cream dan tentu saja dengan cadarnya sedang duduk di depan TV, di sebelahnya Ibu Kost juga dengan hijab lebarnya sedang duduk sambil menggendong cucunya yang belum genap berumur 2 tahun. tak kulihat Dini disana. "Mungkin lagi di kamar" Batinku.



Mbak Indah : "Ehh mas Deny.. halo mas, gimana kabarnya?"

AKu : "Ehh Mbak Indah, baik mbak.."

Mbak Indah : "Sini mas duduk, ada yang mau saya omongin"

Aku : "Ohh iya mbak.."


Aku pun langsung duduk di sofa berlainan dengan Mbak Indah.


Aku : "Ada apa ya mbak?"

Mbak Indah : "Aku minta rekening kamu dong"

Aku : "Rekening? Rekening bank? Buat apa mbak?"

Mbak Indah : "Udah jangan banyak tanya.. mana rekening kamu?"



Aku yang masih bingung langsung membuka handphone dan mengirim No Rekenng ku ke Mbak Indah.



Mbak Indah : "Bentar ya.."



Beberapa saat kemudian.



Mbak Indah : "Udah, coba buka mobile banking kamu.. coba cek udah masuk belom"


Akupun langsung membuka mobile banking, dan betapa terkejutnya aku, yang tadinya tabunganku hanya di bawah 1 juta.. kita ada tambahan 2 digit di depan nya.


Aku : "Mbak..ini Mbak Indah yang ngirim?"

Mbak Indah : "Iya.. udah masuk ya?"

Aku : "Mbak, aku gak ngerti.. ini duit apaan?"

Mbak Indah : "Itu jatah kamu mas den.."

Aku : "Jatah apa mbak?" Tanyaku masih terkejut.

Mbak Indah : "Kamu tau kan kalo aku sering ngerekam video begitu.. kamu juga udah pernah nonton kan video-video aku yang dulu"

Mbak Indah : "Itu sebenarnya bukan cuma jadi dokumentasi"

Aku : "Maksudnya?"

Mbak Indah : "Kamu udah liat link yang aku share di group WA belom?"

Aku : "Group WA? yang kita berlima?"

Mbak Indah : "Iya.. itu kan ada link GDr*ve di dalemnya"

Aku : "Bentar aku buka dulu."

Mbak Indah : "Nah itu yang di dalem GDr*ve udah di edit.."

Mbak Indah : "Ada beberapa video lama aku sih.. cuma ada 2 yang baru, di folder 'mamah'" Aku sambil membuka link GDr*ve yang di share mbak Indah.


Mbak Indah : "Video yang pertama itu judulnya 'Hadiah Untuk Anak Bungsuku Yang Masih Perawan', Nah Itu yang pas kita di rumah Icha, yang kamu di iket"

Mbak Indah : "Terus Video yang Kedua itu pas kamu sama mamah minggu kemaren, judulnya 'Vaginaku Yang Basah, Setelah Melihat Penis Anak Kandungku Sendiri'

Aku : "Itu di edit gimana maksudnya mbak?"

Mbak Indah : "Ya di blur aja muka kamu, biar gak keliatan"

Aku : "Terus? Videonya diapain?"

Mbak Indah : "Nah itu dia yang mbak mau bicarain.."

Mbak Indah : "Uang yang udah masuk kerekening kamu, itu hasil dari 2 video itu"

AKu : "Aku gak paham."

Mbak Indah : "Video nya ada yang beli.."

AKu : "Ha? Itu di jual?"

Mbak Indah : "Iya"

AKu : "Mbak Indah udah gila ya? Kalo sampe ada yang tau gimana?"

Mbak Indah : "Aman kok mas den.. dari dulu kan aku juga gitu.."

Aku : "Kalo muka nya keliatan gimana? kalo sampe ada yang lapor gimana?"

Mbak Indah : "Amann.. muka kamu juga di blur kok.. pokoknya yang udah ke upload ke GDr*ve udah hasil editan semua.. jadi aman deh.. mbak jamin"

Aku : "Haduhhhhh.. terus Suami mbak Indah tau?"

Mbak Indah : "Enggak dong.."


Aku yang terdiam sejenak, sambil menunduk memikirkan "Apa yang terjadi kalo sampe adik ku tau, apa yang terjadi kalo teman-teman ku tau, apa yang terjadi kalo sampe aku masiuk penjara karen hal ini?" Semua pikiran dan perasaan jadi satu, aku tak tau harus berucap apa.


Mbak Indah : "Mas deny.. mass.."

Mbak Indah : "Udah.. mas deny tenang aja.. Sekarang kamu nikmatin aja uang yang udah kamu terima itu.. gak usah di pikirin"


Aku masih mwnunduk tanpa merespon apapun.


Mbak Indah : "Hmm.. kayaknya kamu syok banget ya dengarnya.."

Mbak Indah : "Kamu pikirin aja uangnya, gak usah mikirin resikonya.."

Mbak Indah : "Udah ya, mbak mau pulang dulu"

Mbak Indah : "Mah, aku pulang dulu yah.."

Mbak Indah : "Mamah juga.. duitnya jangan buat beli mainan terus"

Ibu Kost : "Iyaa.."

Mbak Indah : "Icha juga.."

Icha : "Iya.."

Mbak Indah : "Ya udah, Assalamualaikum.." Mbak Indah pergi sambil menggendong anaknya.

Ibu Kost dan Icha : "Waalaikumsalam"





Aku yang masih terduduk sofa hanya menyenderkan kepalaku sambil memejamkan mata.




Icha : "Deennn.. denyy.. ngapain sih lo? udah lah.."

AKu : "Cha.."

Icha : "Hmmm?"

Aku : "Lu gak takut apa?"

Icha : "Takut apa?"

Aku : "Ya itu.. kalo sampe murid-murid atau guru-guru di sekolah lu ada yang tau gimana? Terus kalo sampe Dini ketauan temen-temennya gimana?"

Icha : "Lu liat aja video nya dulu, udah di blur kok.."

Aku : "Ya tetep aja chaaa.. kalo ada yang sadar itu elu gimana? Masa lu gak ada takut-takutnya sih?"

Icha : "Ada sih.. tapi bodo amat lah.. percaya aja sama Kak Indah.. lagian kan lumayan duitnya"

Aku : "Lu dapet juga?"

Icha : "Dapet lah.. Dini juga dapet, tapi yang megang duitnya mamah.. dan Dini gak boleh sampe tau kalo itu duit dapet dari begituan"

AKu : "Kok gitu?"

Icha : "Ya iyalah.. nanti dia gak mau sekolah lagi.. malah bikin video gitu terus sama lu nanti.. haha"

Aku : "Ahh gila lo!"

Icha : "Makanya lu jangan bilang-bilang ke Dini"

Aku : "Iye.. emang Dininya kemana?"

Icha : "Lagi keluar.. katanya ada urusan"

Aku : "Loh.. kok gak bilang-bilang sama gw"

Icha : "Ya gak tau.. tadi jam 11an cabut.. katanya mau ketemu temennya.. rumahnya deket taman"

Aku : "Ha? siapa?"

Icha : "Gak tau gw"

Aku : "Hadehhh.. makin banyak aja pikiran gw"

Icha : "Haha.. ya udah jalan aja yok.."

Aku : "Kemana? puyeng pala gw nih.."

Icha : "Ya makanya.. jalan aja ayok"




Icha Yang hanya memakai hijab Instant kaos hitam lengan panjang dan celana jeans lebar langsung menarik tanganku. Di cuaca yang agak mendung kamipun berjalan santai menuju taman.. hatiku yang masih belum tenang berjalan dengan tatapan kosong sambil mendengarkan Icha mengoceh sepanjang jalan.

Dan tak sampai pada tujuan yang ku kira, kamipun masuk ke rumah Icha yang dulu.. dengan tulisan 'DIJUAL' di depan gerbangnya.



AKu : "Kok kesini sih.. gw kira ke taman"

Icha : "Mampir dulu bentar.."

Aku : "Emang ada orang?"

Icha : "Gak ada"



Saat aku masuk rumahnya benar sudah kosong.. hanya sebuah gagang sapu saja yang tergeletak di tembok. Bahkan sofa atau tempat dudukpun sudah tak ada.














Dan kemudian Setelah mengunci pintu.. icha langsung melompat ke arahku.


Icha : "Den.. gw kangen" Sambil mengecup bibirku.

Aku : "Pala gw pusing ni cha"

Icha : "Makanya obatnya kan gw"

Aku : "Bisa banget lo.."

Icha : "Emang lo gak kangen ama gw?"

Aku : "Bukan gitu.. gw masih shock ini"

Icha : "Yang mbak indah tadi?"

Aku : "Iya."

Icha : "Di bilang santai aja juga.. udah di blur beneran kok.. nanti lu liat aja videonya"

AKu : "Yakin lo?"

Icha : "Iya.. orang udah gw tonton juga kok"

Aku : "Dua-duanya?"

Icha : "Iya, tadi pagi."

Icha : "Makanya gw pengen banget nih, Kok bisa sih dialog lu pas banget gitu?"

Aku : "Itu Ibu yang nulisin dialognya"

Icha : "Ohh.. jadi itu di tulis dulu dialognya?"

Aku : "Iya, tapi ada juga sih yang gw improve sendiri"

Icha : "Ohh.. tapi bagus banget ceritanya.. kayak beneran mamah ngentot anaknya sendiri.."

Aku : "Masa' sih?"

Icha : "Iya.. bagus banget akting lu.."

Icha : "Makanya gw pengen banget nihh.." Sambil mengecup bibirku lagi.

Icha : "Yuk.. di dalem aja.."



Icha dengan nafasnya yang menggebu-gebu langsung menarikku ke ruangan tengah yang begitu lapang.. tanpa basa-basi Icha langsung berjongkok di hadapanku. Sambil menggigit bibir bawahnya Icha menurunkan celana bolaku, memegang penisku dan menempelkannya di hidungnya sambil di hirupnya kencang.


"Hmmmmpppp.. udah lama gw gak nyium bau kontol" Sambil tersenyum dan menatapku.


Dan dengan perlahan Icha menjulurkan lidahnya dan menjilati seluruh batang penisku. Makin lama makin kencang Icha mengulum penisku, dari batang sampai buah zakarku di hisapnya kuat. Di jilatnya lubang kencing ku dan di sedotnya terus menerus. Dengan menggerakkan kepalanya maju mundur.


Aku : "SSsshhhhh.. Pelan cha.."

Icha : "Diem ihh"


Icha Masih terus saja menjilati penisku dan menghisapnya.. selang beberapa menit Icha berdiri dan membuka kaosku.. lalu dia mulai menjilati puting ku dan juga menghisapinya.


Aku : "Chaa.. gelii"

Icha : "Ssssttt.." Menyuruhku diam sambil menutup mulutku dengan tangannya.



Setelah beberapa saat Icha menjilati tubuhku.. Icha langsung membuka pakaiannya.

Aku yang sudah lama tak melihat tubuh seksi Icha terdiam sesaat, terpana menatap tubuhnya.

Tubuhnya yang melekuk dengan perut yang langsing dan bokongnya yang montok, di dampingi buah dadanya yang begitu kencang dan putingnya yang mengacung ke depan, di dampingi kulitnya yang begitu halus dan rambutnya yang pendek sekuping.

Icha sengaja tak melepas CD nya, membiarkan ku menghampirinya dan membantu melepasnya.. Aku yang tadinya terdiam langsung ku raih payudara yang kencang menghadapku, sambil kuremas bokong nya yang masih tertutup CD. Perlahan ku remas tubuhnya sembari lidah kami beradu.

Tak lama aku menariknya ke sisi tembok, sambil berjongkok ku geser sedikit CD putihnya. Dan Akhirnya ku lihat lagi vagina yang tembem tanpa bulu milik Icha di depan mukaku. Icha yang masih menatapku dengan muka yang sepertinya berhaarap agar aku segera melahap vaginanya.



Aku : "Memek lu cantik banget.. abis di cukur lagi yah?"


Icha hanya mengangguk.


Aku : "Gw jilat ya"


Icha mengangguk lagi.



Ku julurkan lidahku dan ku tempelkan di atas klitorisnya. "Ahhhhkk..". Ku mainkan perlahan lidahku.. dan ku hisap klitorisnya. "Aaahhhhh.. sshhhhh.. hmmmmm... aahhhhhh.. aaahhhhhh... aaahhhhhh.. dennn.. aaahhhhh.. sshhhhh.. hmmmmm.... aaahhhhh.. enak.. aahhhhh.. aaahhhhh.. sshhhhh.. hmmmpppp" Sambil bersandar di tembok Icha terus mendesah menikmati vaginanya yang terus kujilati.

Semua yang sudah ku pelajari dari Dini kupraktekan ke Icha saat itu.


Setelah beberapa menit.. "Aaaakkhhhhh.. aahhhh.. aahhhhh.. aahhhhhh.. aaahhhhh.. aakkhhh.. dennn.. deennn.. deennnnnnn... aaakkhhhh.. aaaaaaaaakhhhhhhhhhhh.. aaaaaaaaaaaaaaaakkhhhhhhhhhhhhhh: Suara Icha mendesah kencang menggema ke seluruh ruangan yang kosong.


Icha : "Aaahhh.. aahhhh.. haahhh.. gila lo.. lu apain memek gw barusan.. aahhh.. haahh"

Aku : "Enak yak?"

Icha : "Bangsat.. enak banget barusan.."

Aku : "Adek lo yang ngajarin.."

Icha : "Kokk bisa?"

Aku : "Di ajarin Ibu katanya.."

Icha : "Paaantes.. enak bangeeet"




Lalu Icha berjongkok, mengocok penisku dan mengulumnya perlahan.. sengaja agak penisku basah dan makin keras.

Sesaat penisku makin kencang Icha melepas CD putihnya dngan tergesa-gesa.


Icha : "Buruan denn.. Gak tahan gw.."


Sambil berpegangan tembok Icha menungging membelakangiku dan membuka kakinya lebar-lebar, agar penisku bisa lurus masuk di lubang vaginanya. Aku yang juga sudah tak tahan langsung ku dekatkan dan ku tempel di bibir vaginanya yang begitu terbuka dari belakang. Ku gesekkan perlahan kepala penisku, dan dengan sedikit dorongan ku masukkan perlahan ke bibir vaginanya yang sudah basah. "Aakhhhhhh.. penuh banget memek gw anjingg.. aahhhh"


Icha : "Pelan den.. enakin aja"


Sambil ku remas bokong montoknya. ku gerakkan pinggulku perlahan.



"Aaakkhhhh.. aaakkhhhhhh.. aahhhhhhhh.. hmmmppp.. Gede banget.. anjing emang.. aakkhhhhhhhhh.. aaaaakhhhhhh.. aakkkkkkkkkhhhhhhh.. aahhhhhhhhhhhhh.. kontol lu berasa banget.. aahhhhhh.. aaakkhhhhh.. aaaakkkkhhhhhhh.. aakkhhkkhhhhh.. aaahhhhhhh.. pelan aja, masih seret banget denn.. aahhhhhh.. aakkkkkkhhhhh.. aakkkhhhhh.."


Selang beberapa menit..


"Akkkhhhhhh.. kencengin dikit.. aaakkkkkkkkh.. akkkkkkkkkhhh.. aaaakkkkkkhhh.. aaakkkkkhhhhhhh.. aaahhhhhhhhhh.. aaakkkkkkhhhhhh.. aaaakkkhhhhhh.. aaakkkhhhh kencengin den.. kencengin.. aaahhhhh.. aakkkkkkhhhhh... aaaakkkhhhhhhhhhh.. aaaaaaaakkkkkkkkkhhhhh.. enaaakkk.. aaakkkhhhhhh.. enak anjingggg.. aakkkkhhhhhhhh.. aaakkhhhhh.. aaakkkkkhhhhh.. enak bangeeett.. aaakkkhhhh.."

Sambil meremas-remas payudaranya sendiri, Icha makin menikmati penisku yang keluar masuk vaginanya.

"Enak banget anjinnggg.. aakkkhhhh.. aakkhhhh.. aakkkkhhhhhh.. aaaaakkkkhhh.. aaakkhhhh.. aakkkhhh.. den cepetin den.. cepetin.. aaakkkhhhh.. aakkkkhhh.. aaaakkkkkhhhhhh... aakkhhhhhh.. aaakkhhhhh... denn deeeenn gw keluar.. aakkhhhhh.. aaaakkkkkkkkkkhhhh.. aaaaaaaaaaakkkkkkkkkhhhhhh.. aakkkkkkkkkkhhhh.. arrrrrrrrrrrkkhhhhhhhhh.. aaaaaaaarrrrrrrrkkkkkkkkkkhhhhhhhhhhh......" Ku cabut penisku dan terlihat air mengucur deras keluar dari vaginanya yang berkedut kencang.

Icha : "Anjinggg.. sampe pipis gw.. aaakkhhhh.. enak bangeeett kontol lu.."

Dengan lutut yang agak bergetar Icha langsung berlutut mengulum penisku dengan tangannya yang sambil menggosok vaginanya sendiri.

Icha : "Lagi.."

Aku : "Mau gimana?"

Icha : "Gw pengen di atas"


Akupun langsung merebahkan diri di lantai tanpa alas apapun.. dan Icha langsung berlutut d atasku.. sambil menciumku Icha mengarahkan penisku ke lobang vaginanya lagi. Sesaat penisku tertanam lagi di vaginanya Icha langsung menggerakkan pinggulnya naik turun di atas penisku.


"Ohhhh.. shhhhhh.. hmmmpppp.. aahhhhh.. aaaahhhhh.. aaahhh.. sshhhh"

Hanya selang beberapa gerakan Ichapun langsung berhenti.


Aku : "Kenapa?"

Icha : "Lutut gw sakit kena lantai langsung gini.."

Aku : "Terus?"

Icha : "Pindah dapur aja.."


Lalu Icha menarikku sambil berlari kecil ke dapur.


Icha : "Sini den.. "


Sambil duduk di keramik bekas kompor sambil bersandar, Icha membuka selangkangannya. Vaginanya yang agak basah di bukanya lebar-lebar menantang menghadapku. Aku yang juga tak tahan langsung menghampirinya.. mengarahkan penisku kelubang vaginanya tanpa basa-basi. "Uuughhhh.." Desahnya pelan. Terlihat kepala penisku masuk perlahan.. ku biarkan tertanam penisku setengahnya dan kudiamkan sejenak.


Icha : "Memek gw seret gak?"

Aku : "Berasa sempit banget.. lu gak pernah colmek?"

Icha : "Kagak.. jarang.."

Aku : "Emang lu gak pernah di ajak Ibu colmek bareng?"

Icha : "Kagak, kan gw ngajar kalo siang.. gak berani gangguin gw kalo mamah"

Aku : "Ohhh.. mamah lu pengertian banget ya"

Icha : "Iya.."

Icha : "Ya udah.. dorong lagi ihhh.."


Aku yang bersemangat, langsung ku dorong dengan hentakan yang kuat.


Icha : "Aaaaakkkkkhhhh.. anjing.." Icha agak kaget.

Aku : "Rahim lu kena kontol gw yak?"

Icha : "Pelan anjing!"

Aku : "Haha.."


Icha yang sepertinya tak sabar langsung menggerakkan pinggulnya perlahan.


Gerakan yang begitu pelan begitu kurasakan, dinding vaginanya yang bergesekan dengan penisku.. terasa mencengkram hebat dan menghisap penisku dengan kuat. Mata kami tak bisa berpaling, menatap 2 jenis kelamin yang sedang beradu.. dengan lendir hangat yang mengalir dari bibir vaginanya, Icha terus menggerakkan pinggulnya. "Hmmmpppp.. sshhhhh.. hmmmmpppp.. ssshhhhh.. aahhhhh.. hmmmppppp.. ssshhhhh.." Desahan Icha yang terdengar begitu menikmatinya.

"Akkhhhhh.. ahhhhh.. enak den.. ahhhh.. aahhhhh.. aaahhhhh.. ahhhhhhhh.. aaahhhhhh.. kontol lu enak banget sih.. aakkkhhhh.. aaaakkkkhhhh.. aaahhhhhhhh.. ssshhhh.. hmmmppppp.. aahhhhhh"


Ku cabut perlahan dan ku gesek-gesekkan batang penis ku ke bibir vaginanya.

Aku : "Lu suka ama kontol gw?" Sambil ku masukkan lagi penisku.

Icha : "Ahkkkkhhhh.. suka bangeeet.. aahhhh.. aahhhhh.. aaakkkhhhhh.. aaakkkhhhhhh.. Siapa sih yang gak doyan kontol kayak gini.. aahhhh.. aahhhhhh..aakkkhhhhh"

Aku : "Ya udah kita nikah aja.."

Icha : "Aaaakkhhhhhhh... aaaakkkkkkkkkhhhhh... biar bisa ngentot kayak gini tiap hari ya? aaakkhhhhh.. aaaakkkhhhhh.. aaaaakkkkkkkkhhhhhhhh"

Aku : "Iya.. gw suka memek lu cha"

Icha : "Kencengin dong.."



Aku yang terpacu dengan ucapan Icha barusan langsung ku gerakkan pinggulku dengan kencang.. dan Icha pun langsung merangkul leherku dan menciumku dengan hebatnya.


"Aaaakkhhhhh.. aaakkkkkkkkkhhhhh.. aakkkkkkkkkkhhhhh.. aaaakkhhhhhh.. aaaakkkkkkkkkhhhh.. teruss denn.. aakkkkhhhh. aaaaaakkkkhhh.. terussss.. aaaaakkhhhhh.. aaaaakkkkkkkkhhhhhhh.. enaakkkk aaaakkhhhhh.. aakkkkhhhhh.. Kontol enak banget den.."


Setelah beberapa menit kemudian..


"Aaaaakkkkhhhhh.. aaakkkhhhhhh.. den.. gw keluar.. aaaakkkkkhhhhhhh.. dennn.. aaakkkkkkkkkhhhhhhhhh.. aakkkkkkkhhhhh.. aaaakkhhhh.. aaaaaakkkkkkkkkkkhhh. aaaaaaaaaaaaarrrrrrrrrrrrrrkkkkkk" Tubuh Icha bergetar hebat, suara nya mengerang hebat sambil melepaskan rangkulannya. Dan penisku pun langsung tercabut otomatis.. air deras mengucur keluar dari vaginanya dan membasahi tubuhku.

Icha pun hanya terengah-engah dan bersandar di tembok sambil memejamkan mata. Aku yang melihat Icha yang begitu lemas langsung kuhampiri lagi, tanpa basa-basi masukkan dua jari ku bibir vaginanya.. dan ku kukocok dengan kuat.


"Aaaakkhhhh.. denn.. aaakkhhh.. aaaakkhhh.. aaaaaakkkkkkh... aaaakkhhhhhhh.. aaaaaaaaaaaakhhhhkkkhhhhh" Icha langsung klimaks lagi sembari menyemburkan air yang begitu banyak dari vaginanya ke lantai.


Aku : "Gila banyak banget kencing lu.. emang guru lonte lo.. haha"




Sesaat melihat kakinya yang bergetar hebat, akupun langsung mendekatkan penisku lagi ke bibir vaginanya.

"Denn.. bentarrr.. aaakkkkkkkkkkhhhhhhhhh.." Suaranya sesaat penisku ku hantamkan lagi ke bibir rahimnya.

"aaakkkkkh.. aaaaaakkkkkkkkkkhhhhh.. aaaaaakkkkkkkkkkkhhhhhhh.. aaaakkkkkkkkkkkhhh.... aaaaaaaaaaaakkkkkkkkkhhhhh.. anjinggg.. aaakkkhhhhhh. aaaaakkhhhhh.. aaaakkkkkkkkkkkhhhh.. aaaakkkkkkh.. aaakhhhhhh.. aaaakkkkkkkkkkhhh"

Aku : "Cha.. gw keluar di dalem ya?" Ku percepat gerakan ku, sampai keringat yang mengalir di tubuh kami berdua berjatuhan.

"Sepertinya Icha tak memperdulikan ucapanku" Batinku.

"Aaaakkkhhhhhhhh.. aaaaaakkkkkkkkkhhhhh.. aaaarrrrrrrrrkkkk.. aaaarrrrkkkkk.. anjingg.. aaaaahhhhh.. aaaahhhh.. aaaakkhhhhh.. aaaaakkkkkkhhhh.. aaaarrrrrkkkkkkk.. aaaarrrrkkhhhhh.. aaarrrrrrrkkkkhhhhhhhhhhhhh.. aaaaaaaarrrrrrrrrkkkkkkkkkkkkkkhhhhhhhhhhhhhhhhh" Icha mengerang hebat dan lagi-lagi menyemburkan air dari vaginanya ke lantai dan tubuhku.

Ku masukkan lagi penisku kevaginanya, ku gerakkan sebentar.. dan Icha menyemburkan lagi air kencing nya.

Ku masukkan Lagi dan Icha menyemburkan air kencingnya lagi.

Terus berulang sampai beberapa kali.. sampai akhirnya. Aku yang berada di ujung klimaks.. ku biarkan penisku tertanam di dalam vaginanya.. dan kusiramkan semua maniku di bibir rahimnya.



Terlihat Icha begitu lemas.. tubuhnya yang tergeletak di meja keramik dengan rambutnya yang basah dan tubuhnya yang berkeringat hanya terdiam sambil terengah-engah.. Terlihat maniku putih mengalir dari bibir vaginanya yang basah.









Dan setelah beberapa saat kemudian..


Icha : "Anjing luu.." Sambil mencoba duduk dengan normal.

AKu : "Haha.. kenapa?"

Icha : "Bisa mati gw kalo ngentot sama lu kayak gini tiap hari"

Aku : "Katanya lu suka"

Icha : "Gak gitu mainnya bangsat"

Aku : "Tapi enak kan?"




Icha hanya terdiam dan berdiri sambil berjalan ke kamar mandi. Aku yang juga masih kotor langsung menyusulnya masuk..




Aku : "Udah?"

Icha : "Udah ahh.. brengsek emang lo, memek gw sampe merah gini"

Aku : "Coba liat.."


Sambil berjongkok di bawah shower. Ku angkat kakinya dan ku jilat bibir vaginanya. "Ahhhhh.." Desahnya pelan.


Icha : "Udah.. dibilangin udah juga.."

Aku : "Iya-iya.." Akupun langsung berdiri.

Icha : "Tapi lubang yang satunya belom merah"

Aku : "Yang mana? yang ini?" Sambil kuremas bokongnya dan ku colek lubang anusnya.

Icha : "Ihh.. nakal banget sih"

Aku : "Haha.. emang boleh masuk situ lagi?"

Icha : "Hmmm.. boleh kagak ya.. haha"

Aku : "Boleh aja dehh"

Icha : "Enggak ahh.. gak ada pelumas.. sakit nanti"

Aku : "Gw beli bentar di warung yah"

Icha : "Enggak ah.. besok lagi aja"

Aku : "Yahhh.."

Icha : "Sabar ya.. biar gw pemanasan dulu kalo mau masuk situ.. biar gak sakit.." Sambil tersenyum dan mencium bibirku.

Aku : "Ya udah deh.." Jawabku dengan rasa kecewa sambil membersihkan penisku dengan air shower.



Setelah membersihkan diri kamipun langsung beranjak pulang.



Aku : "Itu kagak di bersihin?"

Icha : "Apa?"

Aku : "Itu pejuh gw di lantai, sama air kencing lu tadi"

Icha : "Udah biarin aja.. tar juga kering sendiri"

Aku : "Ya udeh.."














Waktu sudah hampir jam 5 sore.. sesaat sampai gerbang, dan setelah Icha mengunci gerbang tiba-tiba..


Ibu Imah : "Ehh Ibu Guru.."

Icha : "Maaf, siapa ya bu?"

Ibu Imah : "Saya Wali Murid dari salah satu murid Ibu Guru, Si Seno"

Icha : "Ohh.. Seno anak IPS 2 bu?"

Ibu Imah : "Iya bu guru"

Icha : "Senonya dimana bu?"

Ibu Imah : "Ada bu di rumah"

Icha : "Oh.. rumah Ibu deket sini?"

Ibu Imah : "Iya bu, deket taman"

Icha : "Ohh.. ngomong-ngomong Ibu dari mana?"

Ibu Imah : "Saya Habis nganterin temennya seno.. murid Ibu Guru juga"

Icha : "Ohh.. siapa?"

Ibu Imah : "Kayaknya mas Deny tau"

Icha : "Ha? Ibu sama Deny saling kenal?"

Ibu Imah : "Cuma sekedar tau aja bu guru.. ya sudah saya pamit dulu bu. Mau ke dokter dulu.."

Icha : "Oh.. ya udah bu" Icha agak terkaget.

Ibu Imah : "Mari bu, Assalamualaikum.."

Icha : "Mari, Waalaikumsalam"



Dan kami berdua pun langsung beranjak pulang.











"Aduhh.. Ibu Imah mikir apa ya abis liat aku jalan sama Icha, dia kan tau kalo aku pernah jalan berdua dengan Dini.. Tapi Kayaknya Ibu Imah gak tau kalo Icha kakaknya Dini, Aaahh.. bodo amat lah.." Batinku.














Icha : "Kamu kenal sama Ibu yang tadi?"

Aku : "Tau aja sih.. gw kenal anaknya doang.."

Icha : "Kenal dimana?"

Aku : "Ada dulu pas sama Dini.." Sengaja tak kuceritakan panjang lebar.

Icha : "Ohh.. mungkin tadi abis nganterin Dini kali."

Aku : "Iya kali.."

Icha : "Ehh.. tapi kok sampe di anterin?"

Aku : "Mana tau gw"













Tak lama kemudian.. sampailah kami di rumah. Sesaat membuka pintu.. terlihat Ibu kost dengan Jilbab besarnya sedang berdiri depan kamar Dini sambil mengetuk pintu kamarnya dengan wajah yang terlihat marah.



Icha : "Assalamualaikum.."

Ibu Kost : "Cha.. liat tuh kelakuan adek kamu" Nadanya kesal.

Icha : "Kenapa mah?"

Ibu Kost : "Masa' dia mukul orang sampe mimisan katanya"

Icha : "Siapa yang mukul?"

Ibu Kost : "Ini si Dini.. mukul temen sekolahnya sampe mimisan"

Icha : "Loh kok bisa?"

Ibu Kost : "Sampe ibunya dateng kesini tadi marah-marah sama mamah"

Icha : "Jangan-jangan Ibu yang tadi lagi.. Ibu nya bilang apa emang mah?"

Ibu Kost : "Masa' mamah katanya orang tua gak jelas, gak bisa ngedidik anak."

Icha : "Mamah di katain gitu?"

Ibu Kost : "Iyaa.. banyak banget tadi mamah dikata-katain.. kesel banget mamah!"

Icha : "Terus kok Dini sampe mukul temennya?"

Ibu Kost : "Gak tau.. kamu tanya adek kamu aja tuh.. dari tadi ngumpet aja di kamar!"















Bersambung..
 
Terakhir diubah:
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd