Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

DRAMA TAMAT In Too Deep (NO SARA)

Apakah perlu ditambah bumbu-bumbu incest di cerita ini atau tidak?


  • Total voters
    537
  • Poll closed .
mantap updatenya. makin kesini makin ngerasa hani nih my dream girl bgt. jadi tiap baca update selalu ikutan baper
Waduh kok jadi baper wkwkkw
mantap oM update nya....cuma saran ane gk usah pakai bahasa inggris Om

.terjemahin ajaaa smua ke indonesia oM
Waduhh, okedehh siapp penggunaan bahasa Inggris bakal ane minimalisirr
Makasih updatenya @Kocid, menarik.
Lebih menarik lagi jika ibu kosnya.......aahhhh sudahlah.
Tahann... Tahann... Masih bisa disimpan untuk berikutnyaa hehehehe
Saran bagus hu
Tapi Om @Kocid itu sayang banget ke hani hu
Mana ada istilah itu
Tapi kalau terjadi sih
Diluar zona nyamannya penulis sepertinya :)
🙄🙄🙄🙄
 
- Unwanted Homecoming -

"Ah, Dirgantara, there you are, come have a sit" Ucap pak Ben menyuruhku duduk.

"Ini pak, seperti yang bapak minta, tiga laporan hasil pengamatan yang sudah ku print" Ucapku sambil menaruh ketiga laporan yang tebal itu diatas meja.

"Oh my god, tebal sekali nak" Balasnya terkejut.

"Kan seperti arahan bapak, harus se detail mungkin" Jelasku, dan pak Ben hanya tertawa sebelum pak Ben mulai membaca isi laporanku.

-----

Sekarang sudah tepat dua tahun semenjak aku menjalin kontrak dengan pak Ben. Aku sudah berkeliling eropa dengannya menonton pertandingan-pertandingan dan mengamati berbagai jenis pemain yang ditargetkan oleh klub. Selain itu, aku juga berhasil menemukan dua pemain tak dikenal lagi yang sekarang sudah bermain di level U-23, dan lagi-lagi pak Ben memberiku bonus untuk kedua pemain itu yang mencapai nominal 7 digit.

Namun, sekarang adalah hari penentuan. Mungkin memang aku berhasil menemukan calon pemain bintang, namun kinerjaku diluar mencari pemain juga perlu dipertanyakan. Aku sebenarnya juga sudah siap jika memang aku masih belum layak untuk bekerja sebagai scouter karena tabunganku selama disini sudah cukup bagiku untuk memulai usaha di Indonesia, namun tetap saja aku merasa sangat khawatir.

Banyak yang sudah terjadi selama dua tahun ini. Bella dan Andre kini sudah lulus, dan Bella langsung mendapat kerja di tempat kak Liya. Adi dan Sindy juga sebentar lagi akan menyusul kak Liya dan mas Surya untuk menikah karena Adi juga sudah mempunyai pekerjaan dengan jabatan yang cukup bergengsi. Rama juga memutuskan untuk membuka coffee shop bersama pacarnya yang bekerja sebagai barista di kafe langganan Rama sebelumnya, dan kedainya selalu ramai pelanggan menurut ceritanya.

Dan Hani? Hani benar-benar sangat sibuk. Terlebih selama 6 bulan terakhir ini. Bahkan yang tadinya Hani tiap malam memberiku kabar, sekarang bisa berubah menjadi 3 hari sekali atau bahkan seminggu sekali. Hani juga bercerita kalau dia juga sedang mengumpulkan uang untuk simpanan sebelum menikah.

------

Berhubung situasiku masih abu-abu, aku memutuskan untuk langsung menanyakannya ke pak Ben.

"Pak"

"Iya, nak?"

"As you know, kontrakku akan habis tepat hari ini, dan aku hanya ingin bertanya, bagaimana situasinya sekarang? Apakah aku akan langsung bekerja di level akademi?" Tanyaku.

"Kamu pasti semalaman sangat khawatir, ya?" Balasnya, dan aku hanya mengangguk.

"Well, sepertinya sudah saatnya kusampaikan ini" Mulai pak Ben.

"Ada apa, pak?"

"Jadi, ada dua berita yang perlu saya sampaikan ke kamu, one good, and one bad" Ucapnya.

"Yang buruknya duluan aja, pak" Potongku antusias.

"Hahahaha, oke oke, jadi, berita buruknya adalah: aku tidak bisa memperkerjakanmu di Chelsea, nak" Jelasnya yang membuatku kecewa meski aku sudah bersiap-siap untuk momen ini.

"Ohh... Begitu ya pak..." Jawabku kecewa.

"Apa kamu masih ingin mendengar kabar baiknya?"

"Well, sebaik apa kabar itu sampai aku bisa kembali menjadi senang? Aku sudah menunggu momen ini selama nyaris setengah umurku" Balasku yang mulai emosional.

"Baiklah, kabar baiknya...." Jawab pak Ben.

"Kurasa kamu tidak perlu berada dibawah naungan saya lagi, karena itulah saya tidak bisa merekomendasikanmu ke klub" Jelasnya.

Wait, wait, wait, HAH?!?

"Mak... Mak... Maksud bapakk?" Tanyaku terbata-bata.

"Iya, kamu sudah harus berada diatas kedua kakimu sendiri"

"Maksud bapak..."

"Benar, nak, kamu sudah siap untuk menjadi scouter tanpa arahanku lagi, tapi aku tidak ingin menghambat karirmu kalau kau masih bekerja dibawah arahanku" Jelasnya.

"YANG BENAR?!?! YESSS!!!!" teriakku kegirangan tak percaya, AKU SUDAH SIAP!!

"Hahahahah, emosimu berubah drastis sekali" Tawa pak Ben.

"Jelas lah, pak, siapa yang nggak seneng?" Jawabku.

"Terus, aku harus bagaimana pak? Apa aku langsung mencari tim yang sedang membutuhkan scouter?" Lanjutku bertanya ke pak Ben.

"Ayolah, nak, kamu sudah bekerja dengan saya, jelas saya akan membantu kamu mencari tim" Jawabnya.

"Aduh, aku jadi nggak enak, pak" Ucapku sedikit merasa tak eanak.

"Hahahahah, it's okay, son, cuma ini hal terakhir yang bisa kulakukan sebelum kamu berada di kedua kakimu sendiri," Jawabnya.

"Ohiya, aku juga sudah mengirimkan sejumlah uang padamu, anggap aja itu sebuah pesangon" Lanjutnya.

"Lagi? Pak, aku sudah mendapatkan banyak uang loh, aku nggak enak kalo harus dapet uang dari bapak lagi" Ucapku keberatan.

"It's okay, anggap saja sebagai uang pegangan selama kamu belum terikat dengan klub, tapi juga percuma melihatmu yang sangat sederhana" Jelasnya.

"Jadi, sekarang apa yang harus kulakukan, pak? Apa aku menunggu panggilan di London saja?" Kembali tanyaku.

"Ayolah nak, kamu harus segera pulang ke Indonesia, pasti keluarga dan pacarmu sangat merindukanmu, kan?" Jawabnya.

"Baik kalau begitu pak, sepertinya aku akan pulang saja" Balasku, dan pak Ben hanya mengangguk dan menjulurkan tangannya untuk menyalamiku, dan langsung kubalas.

"Pleasure working with you, sir" Ucapku sembari menjabat tangannya.

"Jangan lupakan saya ketika kamu sudah menjadi scouter big-time, ya" Jawabnya, dan setelah itu aku langsung memutuskan untuk pergi pulang ke flat-ku.

-----

Oh my god, aku benar-benar sangat senang! Saking bahagianya, aku bahkan sampai menari-nari di jalan sambil bernyanyi hingga membuat para pejalan kaki tertawa-tawa melihatku. Tak hanya aku akan menjadi scouter utama, aku akan pulang setelah aku hanya pulang beberapa kali selama dua tahun aku bekerja dengan pak Ben. Aku sudah kangen dengan semuanya. Ayah, Mamah, Bella, dan Hani.

Hani. Sepertinya aku harus langsung menghubunginya berhubung sekarang masih pagi dan saat ini di Indonesia sedang siang hari. Oleh karena itu, akupun langsung mengeluarkan hapeku dan menelepon Hani.

"Halo? Bayu?" Sapanya lewat telepon.

"Halo Hani, kamu lagi sibuk, ya?" Tanyaku.

"Nggak sih, aku lagi di kantor" Jawabnya, namun entah kenapa, suara Hani terdengar sangat murung.

"Kok suara kamu kaya lagi murung sih? Ada apaa??" Tanyaku khawatir.

"Nggakk, nggak kenapa-napa, kok, kamu kenapa nelpon siang-siang gini? Kamu lagi nggak nonton match?" Balik tanyanya.

"Nggak kok, tapi aku pengen ngasih tau kamu sesuatu" Jawabku.

"I'm coming home, sayang" Lanjutku.

"Hah? Kamu kok pulang?" Tanyanya.

"Pak Ben ngasih tau ke aku, untuk sementara waktu sambil nunggu panggilan klub lain, aku lebih baik nunggu di Indonesia aja"

"Jadi kamu..."

"Aku lulus, dan sekarang aku bakal pulang" Kembali jelasku.

"SERIUS?!? ALHAMDULILLAHHHH, SELAMAT YAA SAYANGG" Teriaknya kegirangan.

"Hahahahah, iyaaa, akhirnya untuk sementara waktu kita nggak LDR lagiii" Jelasku.

"Iyaaaa alhamdulillahhhh, yaampunn aku seneng bangettt" Jawabnya, namun setelah itu, akhirnya makin hening, dan perlahan-lahan, terdengar suara isakan.

"Hani? Kamu kenapa? Kok nangis?" Tanyaku yang khawatir karena Hani tiba-tiba menangis.

"Hikss... Hiksss... Nggakk... Nggak papa... Hiksss... Hiksss... Akhirnyaa... Kamu pulang... Penantian panjang aku... Akhirnya berakhir.... Hikss... Hiksss..." Jawabnya sesenggukan.

"Hah?? Penantian panjang apa??"

"Hikss... Hikss... Akhirnyaaa... Aku nggak perlu jauh-jauh lagii dari kamuu... Aku seneng bangett... Hikss... Hikss..." Jawabnya.

"Sayang, it's okay, sebentar lagi aku pulang, ya?" Ucapku pelan.

"Hikss... Hikss... Iyaa sayangg... Aku tunggu kamu disini yaaa... Hikss.. Hikss..."

"Iyaaa, tunggu aku disana ya, I hope you're the first girl that I see at the airport" Jawabku.

"Iyaaa... Aku jemput kamu yaaa..." Balasnya, dan setelah itu aku mematikan teleponnya.

Akhirnya, aku tidak akan jauh-jauh dari Hani lagi. Hani sepertinya sangat terpukul dengan ketidak-adaanku sampai dia menangis sesenggukan seperti itu mengetahui aku akan pulang. Memang sih, beberapa waktu lalu, Hani mengunggah foto di instagram yang berisikan polaroid foto-fotonya bersamaku, jaket West Ham yang kuberi, serta boneka beruang jantan serta boneka yang kubelikan dua tahun yang lalu. Captionnya juga bertuliskan:

'I miss you so bad, my love, I want you to stay here with me'

Sepertinya Hani memang berdoa supaya aku bisa segera pulang, entah apakah itu hal baik atau buruk. Melihat kondisi seperti itu pula, aku langsung menghubungi keluargaku yang sama terkejutnya seperti Hani, dan setelah itu, Ayah langsung buru-buru menyuruhku memesan tiket yang tidak jauh dari hari ini.

-----
(Hari kepulangan)

"Pasti rasanya hampa ketika tidak ada kamu disini, Bee" Ucap Lewis sambil membantuku membawakan koper.

"Oh come on, don't be a crybaby, lagipula kalau aku akan bekerja di tim London, pasti aku akan tinggal disini kok" Jelasku.

"Entah apakah kami sudah pindah dari sini atau belum" Lanjut Hughie yang membuat kami bertiga tertawa, dan setelah itu Lewis menjabat tanganku.

"See you soon, pal" Ucapnya, dan akhirnya malah Lewis tak kuasa menahan kesedihannya dan langsung merangkulku dan Hughie, dan kami bertiga akhirnya malah saling merangkul.

"It's okay, bro, pasti aku akan main kesini kapan-kapan, kok" Ucapku mengingatkan mereka, dan setelah cukup lama begini, akhirnya Lewis melepas rangkulannya, dan aku langsung beranjak keluar dari dalam flat kami.

Tentu saja aku juga berpamitan dengan teman-temanku yang lain sebelum aku berangkat ke bandara, dan aku langsung mengabari Hani ketika aku sampai.

"Sayangg aku udah di bandara yaa, see you soon sayangg" Isi pesanku, dan aku langsung mematikan hapeku karena aku ingin membeli makan dulu.

Selama aku membeli makan juga, aku membuka Inst*gram-ku, dan aku langsung melihat banyak sekali berita yang mengunggah postingan terkait kepulanganku. Astaga, sepertinya saat aku sampai di Indonesia nanti aku akan langsung berhadapan dengan pers.

Selain itu, aku juga kembali melihat pesan yang baru saja kukirim ke Hani tadi. Centangnya pun sudah berwarna biru, namun ini sudah 10 menit semenjak Hani membaca pesanku. Sepertinya Hani kelupaan, toh juga ini hari kerja. Akhirnya akupun tidak memikirkan itu dan akhirnya aku sudah siap untuk masuk kedalam pesawat.

=====

Kini aku sudah sampai di Indonesia, dan aku langsung mengantri mengambil barang-barang yang kutitipkan di kabin. Tentu saja, Orang-orang sangat terkejut melihat keberadaanku, dan tentu saja banyak sekali orang-orang yang memintaku untuk berfoto. Aku benar-benar merasa tidak nyaman.

Kini semua barang-barsngku sudah kuambil, dan aku langsung beranjak ke pintu keluar. Bahkan dari pintu keluar saja, aku sudah melihat pers dari kejauhan, dan aku langsung melihat sekitar memerhatikan alternatif lain bagiku untuk menuju ke pintu keluar.

"Ssst, Bay, sini, sini" Bisik seseorang ketika aku kebingungan mencari jalan lain.

"Hah? Siapa tuh?" Ucapku menanyakan siapa yang baru saja berbisik.

"Woy, bego, disini" Kembali bisik orang itu, dan aku langsung melihat sekitar sebelum akhirnya aku melihat dua sahabatku sedang mengumpat dibalik pilar.

"Rama? Adi? Hahahahaha, kok lu disitu? Ngapain lu berdua?" Tanyaku tertawa melihat kekonyolan mereka.

"Anjir kita berdua juga abis ditanyain pers tadi, padahal kita mau jemput lu doang disini" Jelas Adi.

"Oalahh hahahaha, kalian berdua doang?"

"Iyaa"

Loh, katanya Hani ingin menjemputku. Dimana dia sekarang?

"Lah katanya Hani yang jemput gua, gimana deh?" Tanyaku heran.

"Ih udah buru, keburu pers nya kesini woy" Jawabnya, dan aku akhirnya hanya pasrah menuruti perkataan mereka, dan aku langsung mengikuti mereka berdua.

Sembari mengikuti mereka berdua, aku juga langsung membuka hapeku, dan aku langsung membuka L*ne untuk meng-chat Hani.

"Sayang, kamu dimana? Katanya kamu mau jemput aku" Pesanku, dan langsung kukirim.

"Gimana, Bay? Cape nggak perjalanan?" Tanya Adi.

"Cape lah, cuk, panas pantat gua duduk di pesawat," Jawabku membuat mereka berdua tertawa.

"Eh ini kalian udah ngomong sama Hani? Hani katanya mau jemput gua soalnya" Lanjutku bertanya.

"Iya, tapi tadi tiba-tiba emak lu nelpon gua, katanya minta kita berdua yang jemput aja, mendadak banget juga kok baru tadi sore gua ditelpon" Jawab Rama.

"Tapi kok tiba-tiba banget?" Kembali tanyaku.

"Udah, udah, ribet ngobrol sambil bawa barang gini, Bay" Jawab Rama seadanya, dan aku hanya menurut sementara kami langsung beranjak ke mobil.

Kami pun langsung memindahkan barang-barang ke mobil, dan setelah itu beranjak pulang kerumahku. Di perjalanan, aku kembali melihat L*ne untuk mengecek chat-ku ke Hani tadi, dan lagi-lagi Hani tidak membalas chatku.

"Jadi lu gimana, Bay? Lu jadi kerja di Chelsea?" Tanya Rama membuyarkan lamunanku.

"Hah, oh nggak, Ram, gua sekarang tinggal nunggu panggilan klub lain aja" Jelasku.

"Wadaw, tim mana, nih? Barca? Juve? Munchen?" Kembali tanya Rama.

"Ya nggak mungkin langsung tim gede kayak gitu lah, Ram, kayaknya dapet tim kasta dua Inggris aja alhamdulillah gua" Jawabku, dan aku langsung kembali bertanya tentang Hani lagi sambil membuka sosial media lain.

"Jadi gimana, Ram? Kok lu tiba-tiba yang jemput gua, bukan Hani?" Tanyaku.

"Panjang ceritanya, Bay" Jawab Adi.

"Panjang gimana?" Kembali tanyaku sembari aku membuka Whats*pp.

Loh, loh, loh, Hani masih belum membalas chatku dari kemarin? Isi chat nya hanya pesanku saat aku mengabarinya di bandara.

Akupun langsung mencoba menghubungi Hani, dan setelah aku mengirim pesannya, pesannya hanya terkirim sampai sebatas centang satu.

"Jadi siapa yang mau jelasin, nih?" Ucap Rama.

"Lu aja dah, Ram"

"Eh, ini ada apaan si?" Tanyaku yang mulai khawatir, dan melihat chat-ku ke Hani yang masih centang satu, aku semakin panik.

"Jadi gini, Bay," Mulai Rama.

"Ada yang terjadi selama lu di perjalanan kemaren" Jelasnya.

"Kejadian apa?" Tanyaku.

"Aduhh, Di, gua nggak kuat, Di" Ucap Rama yang seperti sangat keberatan untuk melanjutkan cerita.

"Eh sumpah lu pada jangan bikin gua panik, woy" Kembali ucapku, dan aku yang mulai khawatir langsung membuka Inst*gram untuk mencari info yang sudah tertinggal.

"Yaudah, gua yang lanjutin deh, jadi, di Tw*tter, selama 24 jam terakhir ini lagi rame ngebahas satu hal" Lanjut Adi sembari aku mencari info di Inst*gram.

Loh, tidak ada apa-apa. Aku membuka akun- akun yang mengaitkan dengan dunia Tw*tter pun aku tidak mendapatkan info apa-apa.

"Ada apaan, si?? Kenapa terus terang ajaa" Protesku, dan aku akhirnya malah membuka notifikasi Inst*gram ku.

Loh, loh, kenapa.... KENAPA UNGGAHAN YANG HANI KAITKAN DENGANKU MENGHILANG?!?

"WOY PLIS INI ADA APA SI?!?" teriakku.

"Bay, lu harus liat ini" Jawab Adi, dan ketika melihat layar hape Adi bergambarkan sebuah thumbnail video bokep, aku langsung menolaknya.

"Apaan, si tai?! Ngapain lu ngunjukin gua bokep?!" Balasku, namun Adi terus memaksaku untuk menonton video ini.

Akhirnya aku pasrah, dan aku langsung menonton video itu. Baru 5 detik aku menonton, aku langsung berasumsi bahwa videonya hanya seperti tipikal video bokep yang berterbaran di aplikasi burung biru ini dengan durasi dua menitan.

"Nothing's special, cuma tipikal video bokep di Tw*tter, lagian kan lu tau gua kurang suka bokep threesome begini" Ucapku, dan aku langsung menyerahkan hape Adi.

"Kan, udah gua bilang dia nggak bakal nonton full videonya" Ucap Rama ke Adi.

"Yaudah, yaudah, ini gua ada ss-annya" Jawab Adi, dan Adi langsung kembali menyerahkan hapenya kepadaku.

"Bay, coba liat ini" Suruh Adi, dan aku yang sudah merasa malas pun langsung melihat foto yang Adi tunjukkan.

Lagi-lagi, ini hanya sekedar screenshot dari video tadi. Tidak ada yang spesial di mataku.

"Gaada apa-apaan" Ucapku kesal.

"Perhatiin lagi, Bay" Jawab Rama, dan akhirnya aku langsung memerhatikan dengan seksama, sampai akhirnya aku menyadari sesuatu.

"Loh, ini kan..."

Aku langsung menujukan perhatianku ke ujung foto, dimana aku melihat sebuah jaket. Jaket itu berwarna hitam, dan jaket itu dipenuhi dengan patch-patch.......


West Ham.

DEGG...

Rasanya... Rasanya aku seperti tersambar petir. Tanganku sangat mati rasa. Detak jantungku berpacu dengan cepat. Wajahku terasa sangat kaku. Aku bahkan merasa sekujur tubuhku berubah menjadi batu terkejut melihat foto ini.

"Bay... Lu tau kan, cewek ini siapa??" Tanya Adi dengan nada sangat perlahan.

"Ha.... Ni....????"

-To be Continued-
 
I'll be honest, this recent update was so dreadful wkwkwkwk, bahkan ane yang nulis aja juga ngerasa begitu karena ini cuma bagian kecil yang harusnya diceritain di project next story yang nyeritain Bayu di Inggris, so... Mohon maaf dari ane bila tidak memenuhi ekspektasi:((

Anyways, ane usahakan next update besok atau jumat yaa huu, stay tune dan sehat serta sukses selalu ✌✌✌✌
Makasih apdet nya bang.....
 
Jav Toys
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd