Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

FANTASY [Incest] Cinta Yang Tabu - Chapter 3 Updated! (NO SARA!)

Kalau punya kakak kayak gini, enaknya diapain?

  • Langsung main kasar, ambil prewinya

    Votes: 200 17,1%
  • Paksa buat service kita. HJ, BJ, dan lainya

    Votes: 229 19,6%
  • Pelan pelan aja. Intip waktu dia mandi, ganti baju, tidur

    Votes: 369 31,5%
  • Dijadiin bacol

    Votes: 74 6,3%
  • Anal sex

    Votes: 257 22,0%
  • Puasin fetish kita, jilatin kaki, ketiak, tetek dan anggota tubuhnya yang lain

    Votes: 223 19,1%
  • Langsung doggystyle dari belakang.

    Votes: 207 17,7%
  • Lainya~

    Votes: 66 5,6%

  • Total voters
    1.170
Status
Please reply by conversation.
UPDATE!


CINTA YANG TABU
- Chapter 2 : Perasaan Yang Mekar -

Malam itu hujan mereda, dan aku terbangun karena suara Adzan yang menggema dari belakang rumahku.

Aku keluar kamarku dan melihat apakah kakakku sudah pulang atau belum. “Hmm, belum ya”, ujarku sambil melihat ke sekeliling rumah.”Apa masih marah ya...”, sambungku.

Aku berusaha menghubunginya namun dia tidak menjawab telefon atau pesan WA ku. Aku sedikit khawatir karena ini sudah lebih dari jam tujuh malam dan dia pergi begitu saja tanpa berkabar akan kemana dan pulang jam berapa. Aku berusaha menghubungi calon suaminya pun tidak diangkat sama sekali. “Apa aku cari aja ya?”, gumamku.

Karena merasa bersalah, akupun bersiap untuk mencarinya. Aku tidak ingin kakakku kenapa napa diluar sana. Yang aku takutkan adalah karena tubuhnya yang lemah dan parasnya yang cantik, banyak laki laki nakal diluar sana berani macam macam kepada kakakku. Baru saja aku mengunci rumahku dan bersiap berangkat, kakakku pulang sambil menangis dengan kondisnya pakaianya yang terlihat sangat kacau.

“Astagfirullah teteh?! Teteh dari mana?!”, tanyaku dengan nada panik. Aku kemudian menurunkan pandanganku ke arah bajunya yang berantakan, seolah habis diperkosa seseorang. “Teteh gapapa? Ya ampun berantakan gini”, sambungku.

“Diem!”, bentaknya yang kemudian masuk kedalam rumah tanpa mengucapkan sepatah kata apapun. Aku kebingungan harus apa. Aku kemudian kembali masuk kedalam rumah dan menghampirinya yang menangis di ruang tengah. Aku duduk di salah satu sofa disana sambil memerhatikan dia yang berkali kali menghapus air matanya. “Teh?”, tanyaku.

Dia tidak menjawab.

Melihatnya menggigil kedinginan, aku pergi ke dapur dan membuatkanya secangkir teh hangat. Dia kemudian meminum teh tersebut sambil merangkul keuda kakinya. “Teteh kenapa? Maaf kalo misalnya gara gara Ilham tadi siang, tapi kenapa sampe berantakan gini?”, tanyaku. Lagi lagi dia tidak menjawab. Nampaknya ada hal yang lebih membuatnya shock ketimbang perbuatanku tadi siang, namun aku penasaran apa?

Aku kemudian duduk di sampingnya. Bahu kami saling berdempetan dan terasa perlahan dia menyenderkan badanya ke badanku. “Gamau nikah aku sama Kharis.... Ngga... Nggamau nikah”, ucapnya sayu. Akhirnya dia berbicara. “Hmm? Emang kenapa teh? Bukanya barusan teteh abis jalan sama dia?”, tanyaku. Dia terlihat memeluk erat badanya sendiri “Engga... Pokoknya engga”, jawabnya. Aku merangkul kakakku dan menyenderkan kepalaku ke kepalanya. “Teh, apapun itu, teteh yang sabar ya, emang cobaan selalu ada, tapi teteh harus kuat”, ujarku sambil mengelus bahunya yang aku rangkul tersebut.

Sial, perasaan apa ini?

Aku benar benar merasa seperti pacarnya sekarang. Posisi seperti ini membuatku ingin sekali mengecup bibir mungilnya itu. Namun masih aku tahan. Aroma tubuhnya benar benar khas, bau keringat bercampur dengan bau parfum menghasilkan bau apek yang justru malah membuatku entah kenapa nyaman berlama lama mencium baunya. Aku menggulirkan kedua bola mataku ke arah dadanya. Karena kerudung syar’i nya yang berantakan entah kenapa, bagian dadanya sedikit ter-ekspose. Beberapa ancing gamis bagian atasnya terbuka dan memperlihatkan bra putih yang ia kenakan. Ternyata lumayan juga, kalau saja aku bisa meremas dan bermain toketnya itu, aku akan sangat bahagia. Di kondisi seperti ini juga salah satu tanganku ingin bermain dengan vaginanya. Kumasukan beberapa jariku ke lubang surga miliknya dan ku kocok perlahan lahan. Semakin cepan dan semakin cepat sampai dia lemas karena orgasm berulang ulang.

Kontolku perlahan mulai berdiri tegak. Keras sekali sampai membuat celanaku menjadi sempit hingga adikku merasa kesakitan didalam sana.

Jantungku berdebar debar sangat kencang. Apa aku eksekusi saja sekarang? mumpung kesempatanya bagus. “Ahh engga engga”, ujarku ragu. “Lagi kondisi kayak gini malah ngewe mulu pikiranya, dasar aku”, sambungku.

Merasa sudah baikan, kakakku kemudian beranjak dari senderan pundakku dan duduk seperti biasa lagi. Aku melepas rangkulan tanganku dan tersenyjm padanya. “Gimana? Dah baikan?”, tanyaku. Dia mengangguk dan kemudian membalas senyumanku dengan kata “Makasih ya ham”.

*Deg!*

Melihatnya seperti ini lagi-lagi membuat detak jantungku berdebar sangat kencang. Bukan, ini bukan tentang nafsu sex, tapi... Entah apa ini. jangan jangan aku benar benar suka ke kakakku sendiri? Ah mana mungkin, itu kan tabu, apalagi buat keluarga agamis kayak kita. Seketika dia langsung menekuk kembali raut wajahnya, “Eh tapi teteh masih inget perbuatan kamu tadi siang loh!”, ujarnya.

“Eh... Anuuu... Hehehe maaf”, jawabku sambil menggaruk garuk kepalaku lalu menundukanya.

Dia tersenyjm kembali. “Tapi karena kamu udah baik sama teteh sekarang, teteh gak akan ngadu ke papah sama mamah, ASAL!.... Asal kamu gak ngulangin lagi ya sayang?”, katanya yang kemudian mengelus elus kepalaku. “Teteh sayang sama kamu, papah mamah juga sayang, malu loh hal kalo melakukan perbuatan dosa kayak gitu. Jadi jangan lagi ya? Janji?”, tegurnya dengan nada halus.

“Janji!”, kataku sambil tersenyum.

Tentu saja tidak, bodoh.

Setelah apa yang kakakku lakukan saat ini, perasaan suka ku terhadapnya semakin muncul. Semakin aku suka, berarti semakin aku bernafsu untuk menyetubuhuhinya. Mungkin kedepanya, aku tidak hanya akan coli menggunakan CDnya, namun aku akan coli langsung didepanya yang sedang tertidur.

“Ide bagus!”, ceriaku dalam hati. “Nanti nanti aku coba ah diem diem masuk ke kamarnya malem, lalu coli depan badanya”, sambungku.

Selagi memikirkan itu, kau melihatnya berdiri dari sofa dan pergi menuju kamarnya. “Udah ya, teteh mau bersih bersih badan dulu, mandi, sholat terus mau ngaji, kamu juga dek, atau kalo males, udah beresin rumah aja, besok mamah papah dateng, malu kalo berantakan gini”, perintahnya.

“Enak aja nyuruh nyuruh”, kesalku. “Isep dulu nih kontol baru nyuruh nyuruh”, gumamku dalam hati. Walaupun akhri akhirnya aku menuruti perkataanya sih. Aku mengambil sapu dan menyapu seisi rumah malam itu. Kakakku terlihat mengambil handuk dan masuk ke dalam kamar mandi.

Kesempatan kedua untuk mengintipnya? Kenapa tidak! Secepat kilat aku langsung berlari masuk ke dalam kamarku dan kali ini, aku mengunci pintuku. Aku tidak ingin mengulangi kesalahan yang sama dua kali. Tanpa ragu, aku langsung menurunkan celanaku da bersiap untuk mengocok kontolku beriringan dengan mataku yang mengintip melalui lubang yang mengarah langsung ke kamar mandi.

Kenikmatan pun dimulai kembali.

Tubuh telanjangnya lagi lagi terlihat dengan jelas. Ketika dia mengangkat kedua tanganya, aku benar benar ingin membenamkan wajah dan hidungku di ketiaknya yang mulus itu, menjilati setiap inci dari kulitnya yang belum terjamah oleh siapapun. Rambut tipis di area vaginanya membuatku semakin berfasu untuk terus menambah kecepatan kocokanku.

“GILA GILA GILAA!!!’, Teriakku dalam hati. Nafasku kembali menjadi tidak teratur, jantungku berdetak sangat kencang dan keringat dingin bercucuran dari kepalaku. Aku bahkan bisa membayangkan aroma tubuhnya itu dari jarak ini.

Selagi dia membanjur tubuhnya dengan air, aku lihat salah satu tanganya perlahan mulai membersihkan area vaginanya dengan sabun. Jarinya masuk ke selangkangan kakinya dan akhirnya menyentuk lipatan daging empuk yang ditumbuhi rambut tipis itu. “Colmek! Colmek tehhh!!”, teriakku dalam hati sambil terus mengocok batangku yang sudah mengeras dari tadi ini.

Semuanya tampak normal, sampai dia mulai memijit mijit vaginanya dengan tangan kirinya dibawah riuhnya shower yang menghujani badanya dengan air hangat. “Hah?”, heranku. Dia kemudian menggunakan jari telunjuk dan jari tengahnya untuk mengusap bagian clitors dan belahan vaginanya itu. Jari telunjuk dari tangan kananya kemudian dicelukan ke mulutnya sendiri sembari ia bermain dengan vagina miliknya. “Ngghh... Ssshhh”, desahnya. Dia kemudian menyenderkan dirinya ke dinding kamar mandi.

Eh apa ini?

Kakakku benar benar colmek di dalam sana. Dia sedang masturbasi! Moment yang sama sekaoi tidak pernah aku lihat dalam hidupku, kakakku sendiri yang sehari hari berpenmpilan agamis, berperilaku sopan dan santun, dan menebarkan kesan keanggunan dalam dirinya ternyata juga sering... Colmek.

Nafasku semakin tidak teratur. Aku semakin mempercepat kocokan tanganku. Tak lama kemudian nampaknya kakakku juga sudah hampir mencapai klimaks. Dia mengusap dan memijit area vagiannya dengan cepat sementara salah satu tanganya sekarang mulai meremas payudaranya snediri. “Ngghhh... Sshhh.. Ahh.. AHHHH!!!!”, Teriaknya.

Ternyata dia orgasm. Otot ototnya tubuhnya terlihat tegang, detak jantungnya yang berdebar sangat kencang dan nafasnya mulai memburu. Disaat yang bersamaan, akupun sudah mencapai klimaks. Lagi lagi ku tembakan semprotan lahar panasku ini ke foto kakakku yang masih ada di kamarku. “Mffhh! Sshh! Ahhhh”, desahku sambil terus mengocok kontolku agar menembakan lebih banyak sperma.

Aku terduduk lemas, sambil membayangkan rencana jahat apa yang akan aku lakukan setelah mengetahui bahwa kakakku ternyata sering melakukan masturbasi seperti ini. perlahan aku kemudian bangkit dan kembali mengintip dari lubang itu.

.

.

.



Dan pemandangan selanjutnya membuat jantungku berdebar semakin kencang....







TO BE CONTINUED -
 
Terakhir diubah:
Status
Please reply by conversation.
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd