Agen Terpercaya   Advertise
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG - TAMAT Incest Story : Arti Keluarga (Update Terbaru)

Chapter 5

Dua puluh lima menit kemudian, akhirnya kami berdua sampai di rumah. Aku turun dari motor dan langsung masuk ke rumah.

***

Begitu aku selesai mengantarkan ibu pulang, saat aku hendak turun dari motor. Ponsel di dalam saku celanaku bergetar. Rupanya ada seorang teman yang mengajakku bermain futsal.

“Bu, aku pergi dulu sebentar, sore udah pulang lagi kok.”

Tanpa menunggu jawaban dari ibu, aku langsung melesat pergi menjauh dari rumah dan menuju ke lapangan futsal.

Entah kenapa, rasanya ada yang membuatku tidak aman jika aku masuk ke rumah saat itu juga.

Aku sampai di lapangan futsal dan bermain sampai sore hari. Sama sekali tidak berasa lama, waktu berjalan cukup cepat jika kita menikmati setiap detiknya.

Sialan, seragamku jadi basah karena keringat. Aku langsung pulang ke rumah. Semoga ibu sudah kembali seperti biasanya, dan aku baru teringat kalau Emma dan Adam sedang menginap di rumah Chelsea.

Aku sengaja tidak mengucapkan salam saat masuk ke rumah, dan aku langsung menuju kamar dan merebahkan diriku di atas kasur. Tapi tidak nyaman rasanya jika sedang rebahan sambil mengenakan pakaian yang basah karena keringat.

Aku ke lemari untuk mengambil baju ganti.

Dan ini aneh, aku tak dapat menemukan baju ganti manapun yang sering kupakai. Dan baju-bajuku yang biasanya berserakan sama sekali tidak terlihat di kamarku. Apa mungkin semuanya sedang dicuci? Harusnya ada yang sudah dijemur dan diangkat.

Aku pun keluar kamar dan menuju halaman belakang, tempat dimana pakaian biasa dijemur.

“Eh, Kak Alvin… udah selesai main futsalnya?”

Aku sedikit terkejut dengan ibu yang sudah ada disana. Ibu tak lagi mengenakan gaun dan sudah diganti dengan daster hitam polos.

“Eh Ah… iya… udah bu…”

“Kesini pasti nyari baju ya? Baru aja ibu mau angkatin. Harusnya mah tadi, tapi tante kamu malah dateng kesini tadi.”

“Tante Sarah jadi kesini?”

“Jangan suka pura-pura gitu ah kamu~”

Ibu langsung menyentil jidatku pelan, tapi sakit.

“Jangan pernah lagi kamu kasih tau kondisi ibu ke tante Sarah ya?”

“M-maaf bu…”

“Apa itu akan terulang kembali?”

“G-gaakan bu…”

“Anak pintar…”

Ibu kemudian mengusap-usap rambutku, lalu ibu mengangkat kaus milikku terlebih dahulu.

“Sekarang ganti baju dulu atuh, biar kamu gak masuk angin.”

“Eh iya bu.”

Karena saking lengketnya keringat dan membuatku tidak nyaman. Aku langsung melepas seragamku saat itu juga, untuk sesaat angina sepoi-sepoi dapat kurasakan langsung oleh kulit tubuhku. Segar rasanya, tapi dingin. Aku langsung memakai kaus hitam, setelah memakainya, tubuhku langsung terasa hangat.

“K-KENAPA KAMU GANTI BAJUNYA DISINI!?”

“Eh?”

Entah kenapa, ibu meneriakiku dan wajahnya ia tutupi dengan kedua tangan dan celah dari jari yang sengaja ia buat untuk mengintip. Di balik tangan itu, bisa kulihat wajahnya memerah.

“Oh iya… btw soal tadi pas di motor…”

Oh tidak.

“I-ibu minta maaf… tidak seharusnya ibu seperti itu ke kamu… itu perbuatan yang salah dan ibu seharusnya yang paling tahu betul… ibu minta maaf…”

“G-gak kenapa-napa sih, cuma ya gimana, aku kaget, gatau harus gimana. Tapi lebih baik diperlakukan seperti itu sama ibu daripada sama orang lain, iya ga?”

“Seperti biasa, kamu tidak terlalu pandai dengan analogi ya kak Alvin…” ucap ibu seraya tersenyum.

Aku seketika menggaruk-garuk rambutku yang tidak gatal, malu rasanya.

Aku pun membantu ibu mengangkat jemuran dan membawanya masuk ke dalam untuk di setrika, lalu aku menyimpan seragam kotorku ke dalam mesin cuci.

Kemudian kembali ke kamar dan langsung rebahan di atas kasur. Tak butuh waktu lama, aku pun langsung memasuki alam mimpi.

Aku terbangun karena haus, dan sekarang sudah memasuki tengah malam begitu aku melihat jam dan suasana sekitar. Meskipun begitu, aku masih tidak dapat melupakan kejadian siang tadi, saat dimana ibu meremas-remas selangkanganku. Karenanya, aku menjadi tak bisa tidur.

Lalu aku memutuskan untuk mengambil air minum. Akan tetapi, saat aku membuka pintu, ibu tengah berdiri disana. Mengenakan mantel mandi. Apa maksudnya aku tidak mengerti.

“Hei… Kak Alvin…“

“H-hei… ada apa bu…? Ibu belum tidur?“

“Ibu gabisa tidur…“

“Oh…“

Kok jadi canggung. Wtf.

Kemudian, ibu melepas tali mantel yang di pinggangnya, lalu membukanya. Memperlihatkan apa yang ada di baliknya. Aku tak mengira bahwa aku akan melihat ibu mengenakan lingerie yang begitu seksi. Putingnya terlihat jelas olehku, warnanya begitu merah muda.

Celanaku sudah terasa sempit karena terus memikirkan kejadian tadi siang, dan sekarang celanaku menjadi sesak sekali rasanya.

“G-gimana menurut kamu…? Cocok gak dipake sama ibu?“

“C-cocok sekali, tapi kenapa pake itu bu…? Nanti masuk angin…“

“Makanya ibu datang kesini… mencari kehangatan dari kamu sayang~“

Ibu melangkah masuk ke dalam kamarku, lalu menutup pintu dan menguncinya. Apa yang sebenarnya terjadi kepada ibu, apa yang sebenarnya telah merasukinya. Aku jadi merasa tidak enak.

Ibu memelukku begitu erat, aku dapat merasakan payudaranya yang lembut menekan dadaku. Begitupun dengan putingnya, aku dapat merasakannya. Ini terasa canggung sekali, aku tidak tahu apa yang harus kulakukan.

Rambutnya dan tubuhnya begitu wangi sekali. Sehingga tanpa kusadari aku telah memeluk ibu.

“Kak Alvin…“

“Hmm…?“

Ibu menatapku dalam-dalam, sampai-sampai aku sedikit kesulitan untuk bernafas. Kemudian ibu mencium bibirku pelan. Aku bingung harus bagaimana menanggapinya, tapi tidak sopan rasanya jika aku langsung mendorong ibu disaat ia sedang menciumku.

Aku pun tidak melakukan apa-apa saat ibu sedang menciumku. Aneh rasanya, ciuman pertamaku kulakukan dengan ibuku sendiri.

Tak lama kemudian, ibu melepas ciumannya perlahan. Lalu kembali menatapku.

“Kamu pasti kecewa ya… punya ibu seperti ini…“

“Tidak kecewa… hanya saja aku terkejut… aku tidak tahu harus bagaimana…“

“Kalau begitu kamu mau kan tolongin ibu…?“

“Tolongin apa…?“

Ibu tidak menjawab pertanyaanku, ibu hanya tersenyum lalu mendorongku pelan ke kasur. Aku pun terduduk. Ibu duduk di atas pangkuanku dan kembali menciumi bibirku.

Smooch~ smooch~ smooch~

“T-tunggu sebentar bu…“

“Kenapa sayang?~“

“Tidak apa-apa jika kita melakukan ini…? Bagaimana jika Ayah tahu…?“

“Bagaimana ayahmu akan mengetahuinya? Apa kamu akan memberitahunya?“

Seketika aku menggeleng-gelengkan kepalaku.

“Anak pintar~“

Ibu kembali menciumi bibirku dan leherku. Terkadang menggigit telingaku pelan. Sungguh geli sekali rasanya, seluruh bulu kudukku merinding karenanya.

Kemudian Ibu turun dari pangkuanku, kini ia seperti sedang berlutut menghadapku dan melepas celana pendekku. Akhirnya Ibu melihat penisku yang sedang keras seperti batu.

“Ulala~“

“J-jangan memandanginya terus bu… aku malu…“

Ibu tersenyum setelah mendengar perkataanku.

“Bagaimana jika ibu bilang, bahwa penismu lebih besar ukurannya dari ukuran ayahmu?“

“Uuuuuhhhhhh…“

Ibu tersenyum, kemudian meludahi penisku dan mengocok-ngocoki penisku ke atas ke bawah. Rasanya berbeda sekali jika aku yang melakukannya seorang diri. Ibu tidak berhenti disana, lalu ibu mulai mengulum penisku berulang kali dari atas ke bawah seraya melirik ke arahku.

Tak dapat kukatakan betapa cantiknya ibu saat ini, sehingga muncul dari dalam diriku. Sebuah perasaan untuk memilikinya untukku seorang diri.

“Aaaaaahhhhh aaaaaahhhhh ibu~“

“Uh-uh-uh~ jangan keluar dulu~ kamu harus melakukannya kepada ibu juga~“

Belum aku bertanya kepada ibu apa yang dimaksudkannya, ibu langsung berbaring di atas kasur dan mengisyaratkan kepadaku untuk berlutut menghadapnya. Lalu ibu melebarkan selangkangannya.

Sebuah vagina yang begitu mulus, tanpa adanya rambut kemaluan satu helai pun dan warnanya yang begitu merah muda merona.

“Jangan hanya dilihat saja, cepat jilati.“

“J-jilat bagaimana bu…?“

“Kamu sering melihatnya di film porno kan? Menjilat vagina seperti halnya menjilati eskrim.“

“O-ohh…“

Aku sedikit ragu, tapi kurasa sudah terlambat untuk mundur sekarang. Aku pun langsung menjilati vagina ibu, ibu mendesah karenanya.

Aku ingin terus mendengar suara desahan ibu. Tidak hanya menjilat, dalam beberapa saat aku juga memasukan lidahku ke dalam vagina ibu.

“Aaaaahhhh~ S-sudah cukup… s-sekarang cepat berikan kepada ibu.“

“Tancapkan penismu yang besar ke dalam vagina ibu saat melahirkanmu.“ ucap ibu lagi.

Entah kenapa, setelah mendengar kalimat ibu yang terakhir. Penisku berdenyut, seolah-olah sudah tak sabar untuk menancapkan penisku ke dalam vagina ibu.

“Tidak pakai kondom tidak apa-apa bu….?“

“Kamu ada kondom?“

Aku menggeleng-gelengkan kepalaku.

“Jangan bicara kalau begitu, cepat acak-acakkan saja rahim ibu.“

“B-baik…“

Meskipun ragu, tapi pada akhirnya aku berhasil memasukkan penisku ke dalam vagina ibu. Dan aku terus menggenjot di atas tubuh ibu. Dapat kulihat payudara ibu yang bergoyang-goyang karena tubuhnya yang kubuat bergoyang-goyang. Ingin rasanya aku menghisap putingnya yang seksi.

Dan suara desahannya, aku menjadi kecanduan dengan suara desahan ibu. Aku ingin terus mendengarnya, sehingga tanpa kusadari aku mempercepat ritme genjotanku.

“A-Alvin~ Alvin~ Aaaaaahhhhhhlvin~~~“

“Ahhhh Ahhh Ahhhh Ahhhhh“

Aku menancapkan dalam-dalam penisku dan terasa olehku bahwa ada cairan yang menyentuh ujung penisku yang sama-sama sedang mengeluarkan cairan.

Kami berdua lemas, penisku masih tertancap di dalam vagina. Begitu kucabut, cairan putih kental keluar dari dalam vagina ibu.

“Nikmat sekali bukan? Menembakan sperma milikmu ke dalam rahim tempat kamu dikandung selama sembilan bulan?“

“I-ibu… kumohon jangan bicara seperti itu…“

Ibu hanya tersenyum. Lalu berbaring dekat di sebelahku, menjadikan bahu kananku sebagai bantal.

“Ibu…?“

“Iya sayang?~“

“Ini akan jadi pertama dan terakhir kalinya kan kita melakukan hal seperti ini?“

“…Iya…“

“Syukurlah…“

Tak lama kemudian, ibu tertidur lelap di sebelahku. Bahkan saat tertidur pun, ibu masih terlihat cantik seperti bidadari. Beruntung sekali aku, tapi sepertinya ayah yang lebih beruntung karena telah menikahi wanita secantik ibu.

Baru saja teringat olehku, semoga saja Emma dan Adam tidak terbangun karena hal yang kulakukan bersama ibu.



**
Bersambung
 
menarik ceritanya
 
Jav Toys
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd