Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG Incest Story: Family Affairs

Status
Please reply by conversation.

MarioChristian

Guru Semprot
Daftar
16 Aug 2017
Post
674
Like diterima
810
Lokasi
Semarang
Bimabet
Part 1
“The Kuncoro”






POV Anne

“Pagi mamah sayang.. Masak apaan nih?”


Terdengar suara lembut suamiku menyapaku ketika aku sedang menyiapkan sarapan pagi ini. Suamiku yang kelihatannya baru saja bangun dan bersiap untuk mandi karena ketika aku menoleh ke arahnya, kulihat sebuah handuk tergantung di lehernya dan dia hanya memakai celana pendek saja.


“Masak nasi goreng, pah.” Jawabku singkat sambil meneruskan mengaduk-aduk nasi goreng yang sudah dicampur dengan semua bumbu yang kuracik sendiri.


“Wangiii banget masakannya, bikin laper aja.” Sahut suamiku sambil memegang pinggulku dari belakang.


“Ihhh papah ini ganggu mamah masak aja.. Mandi sana lho, bau tau!” Ucapku sambil menggerakkan tubuhku menolak tubuhnya menjauh dariku


“Iyaa bawel. Huh!” Sahutnya sambil mendengus kesal.


“Hahaha lagian iseng aja sih gangguin orang lagi masak juga!” Ucapku tertawa melihat suamiku yang memasang wajah kesalnya, lalu aku melanjutkan kegiatan memasakku.


“Plakkk…!!!”

“Aaauw…!!”


Tanpa diduga, ternyata suamiku menampar pantatku yang hanya memakai hotpants dengan cukup keras. Aku sampai melompat karena kaget pantatku dipukul oleh suamiku.


“Hahahaha…!!!” Suamiku tertawa terbahak melihatku yang kaget dan berlari kecil dengan cepat menuju kamar mandi meninggalkanku yang langsung mencak-mencak karena perbuatan suamiku yang mengerjaiku barusan.


“Eh!! Awaas yaa kamu pah! Pagi-pagi udah ngerjain mamah aja! Ini kalo tadi penggorengannya kebalik kan berabe urusan, nggak jadi sarapan tau rasa lho!” Ocehku kesal karena dikerjain suamiku.


Setelah aku menyelesaikan memasak sarapan pagi, aku segera membawa ke ruang makan dan menyajikannya di atas meja makan untuk kami berempat sarapan bersama.


“Siiiiill banguuun..!! Sarapan dulu..!”

“Albeeeertt….!! Latihannya dilanjut lagi entaaar, sarapaan dulu sinii..!”


Seperti biasa aku harus berteriak memanggil kedua anakku untuk memanggil mereka ke ruang makan. Sepagi ini biasanya Silvya anakku masih ada di kamar, kadang sudah bangun, seringnya belum bangun, memang anak perempuanku yang satu ini susah sekali bangun pagi. Sementara anak pertamaku, Albert pasti sepagi ini dia sudah bangun dan sedang berolahraga di kamarnya. Itu sudah menjadi kebiasaannya sejak lama dia jalani setelah pertama kali dirinya diajak suamiku untuk latihan Fitness di Gym tempat biasa suamiku berolahraga. Dan setelahnya, anakku sangat suka berolahraga membentuk tubuhnya supaya sama seperti papanya, itu alasan yang dia bilang ketika dulu mulai suka berlatih di gym. Sehingga tidak mengherankan jika tubuh kedua pria ayah dan anaknya itu terbentuk bagus dan menjadi sangat atletis.

“Ahhhh mamaah nasi goreng muluu dari kemaren..!” Tiba-tiba terdengar suara manja anak perempuanku ketika dia melihat makanan yang kusaksikan di meja makan.


“Ih kamu tuh ya protes aja! Duduk aja belom udah komplain masakan mamah aja. Sini buruan makan!” Ucapku pada Silvia yang wajahnya masih terlihat ngantuk dan hanya memakai tanktop dan hotpants sama sepertiku.


“Kamu tuh emang nggak kuliah? Bangun siang bener… Tidur jam berapa emangnya kamu semalem?” Tanyaku padanya sambil menyendokkan nasi goreng dan menaruh di piringnya.


“Jam 12 mah… Abis si Kevin ngajakin ngobrol lama banget di telpon.” Jawabnya.


“Kamu tuh ya, dah pacaran lama juga sama si Kevin masih aja kalo ngobrol lama-lama kalo di telpon kayak nggak pernah ketemu aja! Emang apa sih yang kalian bahas kalo di telp tuh. Heraan mamah.” Ucapku panjang lebar padanya.


“Ihhh si mamah gituu… Rahasiaaa lah, namanya juga anak muda, weeek. Kayak mamah sama papah nggak pernah muda aja..” sahut Silvia anakku dengan manja seperti biasa lalu mulai menyuapi mulutnya sendiri dengan nasi goreng buatanku. Aku hanya bisa menggeleng-gelengkan kepalaku melihat tingkah anakku yang sudah tumbuh dewasa dan cantik ini.


“Apaan sih pagi-pagi udah pada ribut aja nih anak cantiknya papah.” Ucap suamiku ketika dirinya menghampiri kami berdua di meja makan.


“Tau tuh mamah. Orang aku telponan sama Kevin aja diprotes masa pah.” Silvia menjawab dengan suara yang dibuat semanja mungkin pada suamiku. Silvia dari dulu memang begitu manja kalau ada papahnya.


“Dasar tukang ngadu. Kolokan banget deh kalo udah ada papahnya.” Sahutku singkat mengomentari tingkah anakku.


“Udaah udahh lanjut lagi makannya gih!” Ucap suamiku sambil mencium kepala anakku yang duduk sambil meneruskan makannya. Aku lalu beranjak menyendok nasi goreng dan kutaruh di atas piring suamiku


“Lah kok punya papah dikit amat mah masih gorengnya?!” Tanya suamiku keheranan.


“Biarin! Gara-gara papah sendiri tadi ngagetin mamah. Nasi gorengnya jadi tumpah, sisa sedikit tuh jatah buat papah.” Sahutku cuek, aku memang sengaja ingin mengerjai suamiku untuk membalas perbuatannya mengisengi aku di dapur tadi.

“Lah emang tadi beneran tumpah pas mamah aku kagetin?” Tanya suamiku lagi sambil menatapku dengan wajah heran.


“Menuruut kamyuuu??” Jawabku menggodanya.


“Lah ituu masih banyak lho mah.” Ucap suamiku ketika melihat sisa nasi goreng yang ada di ujung meja.


“Itu buat Albert, papah! Diaa kan abis olahraga. Pasti butuh makan lebih banyak. Nah papah?? Tadi kan justru abis ngisengin mamah, jadi jatah sarapannya dikurangin. Begituu suamiku yang ganteeeng.” Jawabku terus mengerjai suamiku.


“Yaaahhh apess banget sih jadinya. Segini mah entar papah cepet laper lagii dah nih urusannya..” ucap suamiku pasrah.


“Hahaha papah kasian amat sih mukanya.. Nih ambil punya Silvi aja nih nasi gorengnya buat papah aja.” Ucap Silvia anakku, membela suamiku yang sedang kukerjai.


“Wahhh anak papah pengertian banget sih. Nggak kayak mamahnya tuh, jahat sama papah. Nanti kita shopping ya sayang?” Ucap suamiku sambil menatapku dengan ekspresi yang dibuat sinis, dan kemudian ganti menatap anakku dan memujinya serta menampakkan wajahnya yang senang dibela anak perempuannya.


“Asikk bener yaa pah?”

“Papah makin ganteng deh kalo gini!” sahut Silvia anakku kegirangan.


“Iya dong, papanya siapa dulu… Anaknya cantik begini, papanya pasti ganteng dong.. kalo mamanya nggak tau deh.. Galaak..” ucap suamiku seolah-olah sedang menyindirku dengan menekankan kata terakhir yang diucapkannya sambil mengatakan itu kepada anak perempuanku dengan gestur sedang berbisik.


“Eheem!!!” Aku sengaja berdehem mendengar candaan suamiku.


“Hehehehe" Suamiku yang mendengar aku berdehem, lalu memasang ekspresi wajah lucunya dengan meringis lebar seolah tanpa dosa. Aku lalu melanjutkan makan sambil menggeleng-gelengkan kepalaku dan tersenyum karena melihat tingkah humoris suamiku itu yang selalu bisa membuat suasana rumah ini menjadi menyenangkan. Sementara Silvia tertawa melihat kelakuan kedua orang tuanya ini, suasana seperti ini memang selalu mewarnai rumah ini ketika kami semua berkumpul bersama. Dan aku begitu bahagia dengan keluarga kecil yang kumiliki saat ini.


“Eh, si Albert kemana mah kok nggak ikutan sarapan?” Tanya suamiku.


“Tau tuh pah, belom keluar kamar dari tadi. Paling masih olahraga di kamar tuh.” Jawabku sambil menyuapkan sendok terakhir ke mulutku.


“Sil, kakak kamu panggil dulu sana suruh cepet sarapan!” Ucap suamiku pada Silvia


“Ya pah.” Sahut Silvia lalu bangkit dari tempat duduknya dan berjalan ke arah kamar Albert.


“Heh! Itu mata dikondisikan ya! Ngeliat anaknya sendiri sampe kayak begitunya.” Ucapku pada suamiku yang kulihat sedang memperhatikan anak perempuanku yang sedang tumbuh dewasa itu.


“Yee si mamah, mulutnya yaa..” sahut suamiku singkat lalu melanjutkan makannya kembali. Aku lalu bangkit berdiri dan mengambil piring milikku dan Silvia yang sudah selesai makan untuk membawanya ke dapur.


“Papah nanti beneran mau ngajak Sisil pergi shopping?” Tanyaku pada suamiku ketika aku kembali ke meja makan menemani suamiku.


“Kenapa mamah mau ikut?”

“Yaa ikut lahh.. Enak aja mamah nggak diajak, awas ajaa lho.”

“Hehehe dasar si mamah kalo urusan shopping aja cepet.”

“Biariiin yeee.. Mamah mau beli makeup sekalian entar ya?”

“Yaaah alamat kempes dah nih dompet papah.”

“Hehehe biarin kenapa, emang nggak mau istrinya keliatan cantik apa? Kan papah juga yang seneng kalo mamah keliatan cantik kaan, dan menggairahkan kayak semaleeem pastinyaah...”

“Hmmm… Jurus maut ngerayunya langsung dikeluarin deh mesti…”


Lalu kami berdua tertawa bersama-sama berbarengan dengan kedatangan Albert dan Silvia di meja makan.


“Duh romantis banget sih nih pasangan suami istri, bikin iri anaknya ajaa..” ucap Albert ketika melihat kemesraanku dan suamiku yang sedang tertawa bersama.


“Makanya Al, kamu tuh jangan jadi jones mulu. Ganteng-ganteng gitu kok masih jomblo.” Ledek suamiku pada Albert anakku.


“Punya pacar ribet pah, kapok Albert. Mendingan gini, siapa aja yang mau Albert deketin bebas aja. Selama mereka nggak minta dijadiin pacar, Albert sih santai-santai aja. Hehehe” sahut Albert anakku.


“Tuh mah liat kelakuan anak perjaka kamu. Sukanya PHP-in anak orang mulu tuh.” Sahut suamiku.


“Lah kan nurun dari papahnya kalo itu, kok nyalahin mamah sihh.. wuuuu.” Sahutku.


“Albert sih ogah deh tuh jadi kayak Kevin, ntar punya pacar kayak Sisil malah ngerepotin. Manjanya kan gak karuan nih anak. Hiiiii” ucap Albert lagi.


“Yeeee kok jadi malah Sisil sih yang dibahas! Dasaar kakak nih. Udah mesum, playboy juga.. Sisil sih kasian tuh sama cewek-cewek yang deketin kakak, di PHP-in doang ujungnya… Hiiiii.” Balas Silvia anakku tak terima digoda oleh kakaknya.


“Hey anak mamah! Kalian berdua tuh kuliah dulu yang bener yaa, pacar-pacaran mulu yang dibahas. Ntar gak mamah kasih jatah bulanan tau rasa kalian lho.” Omelku pada mereka berdua.


“Papaah nggak ikutaaaan.” Ucap suamiku sambil pelan-pelan menyingkir dari meja makan sambil berbicara dengan suara pelan melihat aku sedang memarahi kedua anakku, dan menghilang ke arah taman belakang rumah ini.


“Denger nggak kalian berdua?!” Omelku lagi.


“Iyaa mah…” sahut mereka serempak.


Kakaak sih pagi-pagi udah bikin mamah marah ajaa..”

Kamu tuh dek lagian tadi malah bahas-bahas cewek kakak" kudengar mereka berdua saling berbisik menyalahkan satu sama lain karena membuatku marah.


“Ya udah mah, Sisil pamit ke kamar dulu..” ucap Silvia padaku meminta izin untuk kembali ke kamarnya.


“Kamu kuliah nggak hari ini?” Tanyaku pada Silvia


“Enggak mah, hari ini Sisil kosong jadwalnya. Kenapa mah?” Sahut Silvia.


“Oh, bagus deh. Ntar kita jadi shopping yaa sama papah.” Jawabku.


“Hah beneran mah? Sisil kira tadi papah bercanda doang.. Untung ada mamah, kalo nggak ada mamah mana ada tuh si papah mau ngajak shopping beneran.. Hehehe.. Yaudah Sisil mandi dulu ya mah. Muaaach!” Ucap Silvia kegirangan karena aku jadi mengajaknya shopping bersama papanya bahkan sampai mengecup pipiku saking senangnya.


Aku sebetulnya tidak marah, bahkan sebelum-sebelumnya hampir bisa dikatakan tidak pernah marah. Hanya sesekali saja nada suaraku kadang meninggi hanya di kondisi ketika mereka bertiga mulai bercanda kelewatan. Dan aku telah berjanji pada diriku sendiri untuk tidak pernah sekalipun meluapkan amarahku kepada tiga orang yang paling kucintai ini.



Oh iya, ngomong-ngomong aku belum memperkenalkan keluargaku ya. Baiklah, supaya kalian bisa mengenal lebih dekat suamiku dan kedua anakku, aku akan mengenalkan mereka satu per satu anggota keluarga dari “The Kuncoro”. Dimulai dari suamiku.



Robert Kuncoro




Pria gagah yang memiliki panggilan Robby ini sudah menikahiku selama 21 tahun adalah seorang pria yang ramah, humoris, dan sangat sabar. Usianya saat ini adalah 41 tahun, dan ketika dirinya melamarku untuk menikah aku masih berumur 18 tahun dan baru saja lulus sekolah menengah atas. Sedangkan dirinya berumur 20 tahun namun sudah memiliki usaha yang dijalani dengan dukungan finansial awal dari keluarganya yang kaya raya itu. Usahanya yang dirintis sesaat dia lulus SMA ternyata berkembang dengan sangat sukses dan sekarang sudah cukup besar dengan 40an karyawannya. Kami sempat berpacaran selama dua tahun sebelum akhirnya kami menikah muda. Di umur yang sekarang, suamiku justru seperti tampak semakin muda wajahnya yang tak terlihat menua. Tubuhnya yang terus dilatih sejak lama sehingga di umurnya yang sekarang tubuhnya terlihat masih sangat gagah dan atletis, sementara wajahnya seperti 10 tahun lebih muda dari umurnya sekarang.


Dengan tinggi badannya sekitar 170 cm dan berat badannya sekitar kurang lebih 70 kg di mataku sangat terlihat ideal. Fisik dan staminanya sangat terjaga, sehingga selalu bisa memberikan kepuasan padaku ketika bercinta denganku. Dan yang paling aku suka darinya, kontolnya tidak kalah gagah dari tubuhnya. Kontol kesayangan milik suamiku yang berukuran 18 cm dan tebal sekitar hampir 5 cm selalu membuatku terkapar nikmat ketika bercinta. Aku paling suka ketika Mas Robby menyetubuhiku dengan sedikit kasar, entah kenapa aku semakin bergairah ketika tubuh gagah dan kontol perkasanya itu mengentotku dengan kasar. Namun kebiasaan bercinta Mas Robby yang lebih suka bercinta dengan lembut sehingga sering aku harus menahan keinginanku untuk memintanya mengentotku dengan kasar seperti kemauanku.



Albert Kuncoro




Kalian bisa lihat tubuhnya?? Itu adalah akibat dari kegemarannya berlatih di gym bersama suamiku dan berhasil membentuk tubuhnya dengan sangat baik. Selain itu olahraga kegemarannya adalah bermain basket, sehingga fisik dan staminanya juga terbentuk dengan baik. Anak pertamaku yang tampan ini saat ini berumur 21 tahun dan sedang menempuh kuliah semester 6 di kampus yang cukup terkenal di bilangan Tangerang ini. Dia lahir ketika aku masih berumur 19 tahun di awal-awal pernikahanku dengan suamiku.


Dengan tinggi hampir sama dengan papanya dan berat badan yang kurang lebih sama. Dia terlihat sama gagahnya dengan papanya, wajahnya yang juga cukup tampan sehingga dapat kupastikan banyak wanita-wanita muda yang ingin menjadi pacarnya. Namun sampai saat ini tidak pernah sekalipun aku lihat dia membawa pacarnya ke rumah seperti adiknya Silvia.



Silvia Kuncoro


Dia adalah anak perempuanku satu-satunya yang sangat dekat dan manja dengan papanya. Saat ini anakku ini juga sedang berkuliah di kampus yang sama dengan kakaknya Albert. Umurnya saat ini memasuki umur yang ke-20, Silvia tumbuh menjadi wanita yang cantik dan cukup seksi karena sangat memperhatikan dan merawat tubuhnya dengan sangat baik. Kami cukup sering pergi ke salon bersama untuk merawat dan mempercantik diri.


Memiliki tinggi sekitar 168 cm dan berat kurang lebih 52 kg, anak perempuanku yang cantik ini memiliki tubuh yang cukup ideal. Oh iya, mungkin sebagian kalian anggota forum ini penasaran dengan ukuran payudaranya ya? Oke lah aku kasih tau, ukurannya adalah 38B! Aku tahu karena aku yang menemani dia ketika membeli bra untuknya.


Dan aku sendiri, Evie Anne Liem



Aku saat ini berumur 39 tahun dan sebentar lagi memasuki umur 40 tahun. Aku memiliki darah keturunan Chinese dari ayahku, bisa dilihat dari nama belakangku, itu adalah nama keluarga yang disematkan di namaku namun menikah dengan seorang keturunan Jawa. Selama menikah dengan Mas Robby aku hanya menjalankan tugasku sebagai ibu rumah tangga biasa. Dalam menjalankan tugasku sebagai ibu rumah tangga, aku memilih untuk tidak lagi menggunakan jasa ART karena aku pernah mengalami pengalaman yang kurang menyenangkan ketika dulu Mas Robby memutuskan memakai ART untuk membantuku ketika aku baru melahirkan Albert.


Aku memiliki tinggi badan sekitar 160 cm dengan berat badanku sekitar 60 kg. Sehingga membuatku terlihat sedikit montok, berat badanku meningkat tajam setelah mengandung Silvia dan aku saat ini sesekali melakukan aerobik untuk tetap menjaga tubuhku tidak semakin melar dan supaya aku tetap terlihat cantik dan membuat suamiku makin bernafsu padaku. Dan satu hal lagi, aku sangat menyukai ketika suamiku mengentotku dengan kasar. Namun sayangnya suamiku lebih suka mengentotku dengan lembut.


Itulah sedikit perkenalan tentang keluargaku, keluarga yang harmonis dan rukun yang menjadi kebanggaanku. Yang perlahan-lahan dibalik semua hal indah itu ternyata memiliki sesuatu hal yang tidak pernah aku bayangkan akan terjadi di dalam keluarga kecilku ini, keluarga “THE KUNCORO






[to be continued]




Disclaimer:
  • Ilustrasi tokoh yang TS pakai bukan merupakan tokoh asli dari karakter yang ada di cerita ini, foto diambil dari beragam tempat di internet; google, twit**ter dll. Yang TS sendiri tidak kenal secara pribadi
  • Jika ada yang merasa keberatan dengan dipakainya foto yang bersangkutan di dalam cerita ini. Bisa menyampaikan keberatan kepada TS secara langsung melalui PM atau Inbox, dan TS akan dengan sukarela menghapus foto yang dimaksud.
  • Cerita ini dibuat dengan tujuan hiburan semata, segala kesamaan tempat, lokasi, nama tokoh, dan ilustrasi yang digunakan. Bukanlah merupakan sesuatu kesengajaan.
  • TS tidak mendapatkan keuntungan apapun berupa materi maupun finansial dari dibuatnya cerita ini, selain hanya untuk hiburan semata.
Terimakasih banyak kepada forum semprot tercinta ini yang telah memberikan wadah TS untuk berkreasi dan berkarya.

Selamat menikmati.
 
Terakhir diubah:
Status
Please reply by conversation.
Jav Toys
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd