Agen Terpercaya   Advertise
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG - TAMAT Istri Yang Tergadai [Drama & Pemaksaan]

Apa balasan yg setimpal buat Hendra ?


  • Total voters
    370

AjatSurajati2

Semprot Lover
Daftar
15 Aug 2021
Post
201
Like diterima
4.417
Bimabet
Istri Yang Tergadai
------------------------

Disclaimer
Beberapa bagian dari cerita fiksi ini akan dianggap tidak layak dikonsumsi kalangan dengan usia dibawah 21 tahun, serta melanggar standar adat sopan santun dan budaya di tempat anda. Harap diinggat bahwa karya fiksi non ilmiah ini hanya sebagai hiburan untuk anda yang telah dewasa. Kesamaan nama, tempat atau alaur dengan kehidupan nyata anda hanyalah kebetulan semata.

*Catatan Editan :
Cerita ini saya putuskan untuk terdiri dari 3 bagian agar lebih terstruktur.
(29 Nov 2022)



Daftar Isi :

BAGIAN 1 : NISTA

Episodes :
1. Ladies Companion : LC
2. Memohon Bantuan Pak Aditya
3. Interview Yang Menyenangkan
4. Gaji Pertama Yang Percuma
5. Janjian Dengan Pak Aditya
6. Running Away

BAGIAN 2 : MAJA
1. Petugas Berseragam
2. Permufakatan Jahat
3. Perlawanan
4. Aturan Yang Berlaku
5. Jebakan Betmen
6. Keadilan

BAGIAN 3 : UTAMA
Epilog
Catatan Akhir Penulis

************************

BAGIAN 1 : NISTA
Episode 1
Ladies Companion : LC


Bingar musik membuat telingaku pekak, tetapi bukan itu yang membuat aku gelisah. Bukan juga suara Meymey yang tengah melantunkan suara sumbangnya. Tetapi suasana penuh maksiat seperti ini bukanlah sesuatu yang pernah kubayangkan akan menjadi jalan hidupku.

Meymey yang tengah menyanyi terlihat tertawa cekikikan ketika seorang bapak tua memeluk dan menyelipkan tangannya ke balik blouse yang dikenakan.

Di toilet yang terbuka pintunya ada Viny yang tengah dikerjai dua orang bapak yang mengenakan safari. Satu tangan Viny tengah bergerak di selangkangan bapak yang ada di sebelahnya. Mulut Viny tengah sibuk melakukan hal lain pada bapak yang sedang berdiri.

Lisa, Siska, Santi, Maya, sibuk pula dengan pasangan masing-masing.

Nafasku berat, dadaku sesak, tanganku gemetar.
Ini adalah kali pertama aku bekerja sebagai LC di salah satu Executive Club di kawasan Blok-M. Tempat ini memiliki beberapa jenis hiburan para pria, ada bar strip tease, ada karaoke, ada spa, dll. Aku memilih menjadi LC di karaoke ini dan bukannya di spa karena masih terbuka peluang untuk menghindari hal yang merendahkan harkat martabatku.

"Kamu bisa BO ?" tanya mami waktu pertama kali wawancara.

"BO itu apa bu ?" tanyaku polos.

"Yaudah, kalau gitu berarti kamu masih hijau dan mami tempatkan di karaoke ya." Jawab mami.

Dan inilah, aku di hari pertamaku mendapat tamu hanya bisa duduk gemetaran di sudut.

Aku bukan masih hijau seperti dibilang mami, karena aku sudah punya suami dan satu anak. Tapi mungkin maksud mami adalah bahwa aku masih hijau di profesi ini, profesi yang tak pernah terbayangkan akan kujalani.

"Namanya siapa tadi ?" Bapak di sebelahku bertanya setengah berteriak.

"Bella, pak." jawabanku terdengar tak meyakinkan.

"Naik yuk." Kata bapak itu lagi sambil menggamit tanganku.

"Eh.... anu pak...." Aku bingung luar biasa karena katanya kalau kode 'naik' adalah untuk masuk ke private room alias kamar untuk melakukan esek-esek.

Tangan bapak itu memaksaku berdiri. Tapi aku bertahan.

"Kenapa ?" tanyanya heran.

"Anu pak..." Aku bertahan diam walaupun sudah berdiri.

Bapak itu langsung mendekat lagi dan berbisik ke telingaku.

"Kamu baru ?" Dia sepertinya paham akan tingkahku.

Aku mengangguk, dan dia tersenyum.

"Kamu aman sama saya. Janji ngga ngapa-ngapain." Katanya.

Aku tak percaya, dan menatapnya.

Bapak ini belum terlalu tua, mungkin usia 40an.

Kami bertatapan mata.

Ah.... mata itu menenangkan.

Dan aku bagai kerbau dicucuk hidung ketika dia menarik tanganku keluar dari ruang karaoke yang bingar.

Seorang gadis cantik berhak tinggi dengan rok panjang namun memiliki belahan sangat tinggi hingga paha mulusnya mengintip mengantar kami berdua.

"Mantap bos, pilihan baik, cocok buat bos." Kata gadis itu yang rasanya bernama Tia.

"Hahaha... bisa aja kamu Tia." Jadi benar, gadis GRO itu bernama Tia.

"Aman Bella, Pak Aditya ini baik." Bisik Tia sambil meninggalkan kami di kamar.

Pak Bos yang entah siapa namanya ini hanya tertawa karena diapun bisa mendengar bisikan Tia.

Setitik air menitik di mataku.

Ya Tuhan, aku tidak mau ini. Bukan seperti ini rencananya. Aku hanya mau jadi LC menemani tamu bernyanyi, memilihkan lagu, dan melayani makan minum. Bukan untuk di-booking ke ruangan seperti ini.

Aku ingin kabur dari kamar dan pulang saja membatalkan pekerjaan ini. Tapi kakiku gemetar lemas tak mau diajak lari.

Blek.
Klik.

Pak Bos menutup pintu dan menguncinya.

Aku masih berdiri di dekat pintu sambil menunduk dan memainkan ujung rok seragam yang hari ini bertema schoolgirl.

Haruskah aku lakukan ?
Ya Tuhan, tolong aku.
Aku menyesal telah memilih pekerjaan ini, aku sekarang sadar bahwa aku tidak sanggup melakukan ini, aku lebih memilih untuk mati kelaparan dan dipenjara karena hutang. Biarlah anakku kutitipkan pada orang tuaku.

Bapak itu duduk di kursi lalu mengeluarkan rokok dan menyulutnya.
Sesaat dia menghirup dalam-dalam asap rokoknya.
Sesaat kemudian asap yang sangat tipis keluar dari mulut dan hidungnya.
Kakinya naik ke meja, dan tubuhnya bersandar di kursi empuk.

Aku tak bergeming, berdiri mematung.

"Saya ngga suka tempat ini, tapi saya harus kesini Bella." Katanya.

Aku masih tak mengerti maksudnya. Tapi mungkin sebentar lagi bapak itu akan menerkamku, dan menggagahiku, tanpa dapat kulawan.

"Saya kesini cuman nganter bapak-bapak pejabat tadi." Lanjutnya.

Terus, aku bingung menanggapinya. Kata temen-temen LC yang senior seringkali bapak-bapak itu pakai kode kode. Apakah ini salah satunya ?

"Kamu duduk aja disini, saya cuman pengen lepas dari bapak-bapak itu dan ngobrol sambil ngerokok aja disini." Dia menatapku sambil satu tangannya menunjuk ke kursi di sebrang coffee table yang memang disediakan di room eksekutif.

Kata temen-temen senior, bapak-bapak ini banyak yang aneh-aneh. Maka dari itu aku makin khawatir.

"Ayo sini, saya janji ngga ngapa-ngapain." Katanya berusaha meyakinkan.

Aku melangkah takut-takut.

"Nah gitu, duduk aja. Kamu ngerokok ngga ?"
Aku menjawabnya dengan gelengan kepala.
Kududukkan pantatku di kursi itu.

"Saya ini pengusaha, Bella. Dan bapak-bapak dibawah tadi itu pejabat pemerintah yang harus saya hibur untuk berterima kasih karena mereka sudah menandatangani penyelesaian proyek yang saya kerjain."

Aku manggut-manggut mendengarkan. Sekilas tatapan pak bos mengarah ke pahaku yang sedikit terbuka. Tanpa disadari aku langsung menutupkan pahaku.

"Hahaha." Dia tertawa dan menghisap rokoknya lagi.

Itulah awal mula aku berkenalan dengan Pak Aditya, seorang pengusaha yang tak macam-macam di tempat maksiat. Kami ngobrol banyak saat itu, dan aku yakin bahwa Tuhan telah menolongku dengan mempertemukan aku dengan Pak Aditya di hari pertama dan tamu pertama aku bekerja.

Dia banyak bertanya mengenai latar belakangku kenapa aku memilih pekerjaan ini kalau aku tidak mau. Jawabanku sudah pasti klise : Suami tak bekerja, punya anak, dan banyak hutang yg harus diselesaikan.

Dia sangat baik dan sopan. Tidak kukira bahwa ternyata ada juga lelaki yang terpaksa datang ke tempat seperti ini karena tuntutan pekerjaannya.

Dan aku semakin yakin bahwa Tuhan telah menolongku dengan mengirimkan lelaki baik ini ketika Pak Aditya merogoh sebuah tas goodie-bag yang selalu dia tenteng. Dia mengambil dua gepok uang pecahan 100 ribu dan memberikannya langsung ke tanganku.

"Saat ini juga kamu pulang Bella. Jangan pernah datang ke tempat ini lagi. Kalau kamu butuh sesuatu hubungi saya." Katanya sambil memberikan sebuah kartu nama :

Aditya Natanegara,
Direktur Utama.

Di bagian atas kartu nama itu kulihat nama perusahaannya PT. XXX
Di bagian bawah ada nomor hp nya.

Aku menangis bahagia karena tak mengira bahwa masih ada orang yang sebaik ini.
Ketika Pak Aditya keluar ruangan, aku menyempatkan mencium tangannya lama sambil mengucapkan beribu terima kasih.

"Ingat Bella, kamu pulang saat ini juga. Biar saya yang ngurus mami kalau dia marah."

Dan dia menghilang dibalik remang gang didepan kamar-kamar maksiat itu.

**********

Bukkkkkkk !!!

"Ayah.... ampun yah...." aku menjerit ketika suamiku menonjok perutku

Plakkkkkkk !!!

"Aaaaah." aku kembali menjerit mendapatkan tamparan yang keras di pipi.

Dukkkk !!!

Aku jatuh terjengkang ketika suamiku menendang dengan keras.

Hancur sudah tubuh ini, hancur sudah perasaan ini.

"Eh lonte... lu tadi abis ngapain ? dientot berapa kali memek lu setan ??? " Hendra, suamiku berkacak pinggang di depanku dengan mata memerah karena marah, bengis bak setan penjaga neraka.

"Bunda ngga ngapa-ngapain yah.... bunda sumpah demi tuhan ngga ngapa-ngapain." Aku terisak berusaha menjelaskan, tapi sepertinya percuma.

"Lu kemarenan janji cuman jadi LC buat nemenin nyanyi, tapi sekarang buktinya lo kasih memek lo ke orang. Dasar setan !"

"Bener yah... bunda ketemu orang baik..." sebelum aku menyelesaikan ucapanku, satu kakinya melayang menendang kepalaku.

Plak !!!

Pandanganku seketika gelap.

Tapi aku langsung tersadar saat pipiku menyentuh lantai yang dingin, tapi aku tak mampu berkata apapun, apalagi bergerak.

"Ngga mungkin tuh laki laki ngasih duit 20 juta tanpa ngentotin memek lo, tai." katanya terus memaki.

Di tengah rasa sakit yang kurasakan, suamiku meraih tanganku dan menyeretku ke tempat tidur.
Dia dengan paksa merobek robek seluruh pakaian yang kukenakan. Dia seperti tak perduli bahwa di tempat tidur itu ada Rendi anak kami yang baru berusia dua tahun.

"Kontol laki-laki tadi gede nggak ?" Hendra bertanya galak. Aku tak menjawab dan diam menyerah pasrah.

"Berapa kontol yang tadi ngentot lo, perek laknat ?" tanyanya. Aku tak bergeming, tapi kucoba menahan tangannya saat ia berusaha melorotkan celana dalamku.

"Eh gitu ? memek lo dipake laki laen boleh, dipake suami sendiri ngga boleh ? " Hendra makin berapi-api dalam kemarahannya.

Aku mengalah, melepas peganganku pada celana dalamku.

Bret... bret....

Celana dalam dan bh-ku direnggutnya.

Tanpa tedeng aling-aling suamiku langsung menindihku dan menancapkan kejantanannya di kewanitaanku.

"Aaaaaak......" aku menjerit merasakan perih di kewanitaanku karena dipenetrasi kejantanannya dalam keadaan masih kering. Aku menggerinjal berusaha menghindar, tetapi suamiku terus menghantamkan batang kejantanannya hingga dalam.

"Anjingg..... bini gua jadi lonte... dasar anjing.... memek lo berasa kaya tai." Kata-kata kasarnya terus menyerangku.

Sakit sekali vagina, rahim, dan seluruh tubuhku terutama perasaanku.

Hendra dulunya kufikir akan menjadi penolongku untuk keluar dari kemiskinan karena keluargaku kurang mampu dan dia dari keluarga berada. Tetapi buktinya setelah papanya ditangkap karena korupsi, hendra yang selalu manja dan tak mandiri pada akhirnya hanya bisa menjadi pengangguran tanpa kemauan untuk bekerja. Akulah yang sehari-hari meminjam uang kesana kemari dan berjualan seadanya. Tetapi berapalah hasil dari jualan perempuan yang tak punya modal dan cuma bisa menjual baju-baju daster ke ibu-ibu di sekitar rumahku ? Itupun hasilnya seringkali dipakai Hendra untuk mabuk-mabukan di depan gang dengan kawan-kawannya.

"Eh anjing... diam jangan ngelawan !" tega-teganya dia menyebut aku, istrinya, sebagai anjing.

"Besok gua bawa temen-temen gua buat ngentotin lonte baru." Katanya.
"Gua jual murah buat temen-temen gue kalo memek busuk begini." Lanjutnya

Astagfirullah...... aku menangis membayangkan apa yang akan kuhadapi besok.

Saat itu pula suamiku menghunjam dalam-dalam.
Aku merintih kesakitan.
Dan dia berkelojotan menumpahkan spermanya yang luar biasa banyak didalam rahimku hingga meleleh ke tempat tidur.

"Lu bener ngga ngentot tadi ?" tanyanya.
Aku menggeleng, dan terisak, terhina.

"Hahaha... iya ayah percaya. Memek kamu ngga berasa bekas pakai." Dia tertawa dan mencabut kejantanannya. Aku langsung merintih merasakan sakit di sekujur tubuh. Yang barusan terjadi adalah suamiku telah memperkosaku disertai KDRT.

"Yaudah.... ayah pergi dulu ya kedepan. Jangan lupa kunci pintu, ayah bawa kunci cadangan." Katanya sambil mengelap kejantanannya dengan celana dalamku yang telah robek-robek dan kemudian dia berpakaian. Setelah itu dia ngeloyor keluar rumah.

"Eh... ini ayah ambil segepok ya. Makasih bunda sayang." Dia balik lagi kedalam rumah untuk mengambil satu gepok uang sebesar 10 juta.

Aku menangis semalaman.
Dia tak pulang sampai tiga malam.

Disini Sambungannya :
2. Memohon Bantuan Pak Aditya
 
Terakhir diubah:
Jav Toys
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd