Agen Terpercaya   Advertise
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG - TAMAT Istriku Menikah Lagi (Session 2) FINAL CHAPTER

Sebagai pembaca setia IML, kalian ingin

  • Andi dan Rina selalu bahagia, bersama selamanya

    Votes: 180 25,9%
  • Rina kembali poliandri dengan Andi dan Frans dengan cara apapun

    Votes: 232 33,4%
  • Andi poligami dengan Niken dan Rina

    Votes: 283 40,7%

  • Total voters
    695
Bimabet
Ya boleh.. silahkan Copy ... ngeteh ,,, saya juga suka ... hahahaha
 
Akhirnya ada peluang doni ma rina adu kelamin nich....siap2 dech lisa dikorbankan frans buat andi,jd rina ketagihan deh ama doni dan frans....si andi ngerasa bersalah dan lepasin rina...mkasih update nya suhu,ditunggu update berikutnya :beer:
 
MASA LALU DONI


Sekitar jam 05.30, kereta Argo bromo anggrek yang di tumpangi doni masuk ke stasiun gambir, doni membereskan tas ransel yang dia letakkan di rak diatas kepalanya.

Doni berjalan santai turun dari kereta, sampai di pool taksi biru, doni mengeluarkan secarik kertas, dia lalu menaiki sebuah taksi yang mengantri disana, doni menyerahkan alamat rumah bosnya kepada supir taksi.

Jakarta pagi itu terlihat sangat lengang, belum banyak aktifitas warga berlalu-lalang di jalan raya, taksi melaju terus menuju ke arah cilandak, sekitar setengah jam kemudian taksi berhenti di sebuah rumah, doni melihat papan nama alamat dan mencocokan dengan kertas yang dia pegang.

Setelah yakin ini benar rumah komandannya, doni kemudian membayar ongkos taksi, doni mengeluarkan kunci rumah dari saku celananya, seorang warga sedang berolahraga menyapanya, “selamat pagi pak,” ucap orang itu, doni tersenyum, “pagi pak,”, warga itu berlalu.

Doni memperhatikan isi rumah komandannya, walau sudah hampir 3 bulan ditinggal, rumah ini masih terlihat bersih, doni membuka kamar yang diberikan komandannya untuk dia tempati. doni kemudian merebahkan dirinya, matanya sangat mengantuk.

Jam 8 pagi doni terbangun ketika handphonenya berbunyi, ternyata dari komandannya yang bertanya apakah doni sudah sampai, doni melapor ke komandannya, mereka kemudian berbincang-bincang, komandannya bilang doni bisa memakai motor yang ada di garasi, setelah pembicaraan selesai, doni kemudian mencharge hpnya, dan keluar dari kamar.

Doni memperhatikan sekeliling rumah komandannya, hari ini hari minggu suasana di depan rumah lengang, lingkungan ini sungguh asri, banyak pohon besar sehingga terasa sejuk.


Doni melihat seorang wanita penghuni rumah di depan, wanita itu meyadari diperhatikan, dia lalu tersenyum mengangguk kepada doni, doni membalas senyuman itu, lalu doni melihat seorang pria menghampiri wanita itu, rupanya pria itu adalah suami si wanita, mereka kemudian masuk ke rumah.

Doni kemudian masuk lagi ke dalam rumah, doni mengambil handuk serta peralatan mandi di tasnya, setelah mandi doni berencana ingin melapor diri sebagai tamu ke pak rt setempat.

***

Doni menutup pintu depan, dia telah rapih berpakaian, dengan celana jeans, dan polo shirt, membuat penampilan doni terlihat casual, doni melihat pria tetangga depan rumahnya sedang mencuci mobil bersama seorang anak kecil.

“Permisi pak,” doni menyapa pria itu, “ohh ya mas, ada apa?” pria itu menghampiri doni.

“Saya penghuni baru pak, tinggal di di rumah itu,” ucap doni menunjuk rumah yang dia tempati.

“Saya ingin lapor pada pak rt sebagai tamu, rumah pak rt sebelah mana ya pak,” tanya doni kemudian.

“Ohh itu mas, rumah nomor 4, itu yang pagarnya cat warna gold,” pria itu menunjuk ke sebuah rumah.

“Saya juga baru disini mas, baru kemaren pindah heheh, saya malah belum lapor juga,” ucap pria itu lagi.

“Ohh,gitu ya pak” ucap doni, “eh ya bentar mas, sekalian aja yuk, kalau gada temannya saya sungkan, sebentar,” kata pria itu lalu masuk kerumah, sekitar 10 menit kemudian pria itu keluar telah berganti pakaian, seorang wanita yang tadi pagi tersenyum ke doni mengikuti pria itu dari dalam rumah.

Doni kemudian berjalan ke rumah pak rt bersama pria tersebut, “nama saya andi mas, apa mas pemilik rumah di depan saya itu,” andi memperkenalkan diri.

Doni menyambut jabat tangan andi, “saya doni pak, bukan pak, itu rumah atasan saya,” doni lalu bercerita kalau dia adalah seorang polisi yang sedang mendapat tugas pendidikan di PTIK selama 2 minggu, dan komandannya meminta doni tinggal dirumah itu selama di jakarta.

Setelah melapor, keduanya meninggalkan rumah pak rt, doni dan andi cepet akrab, andi menawarkan sarapan di rumahnya, setelah mengetahui doni baru saja tiba dari surabaya.

Doni merasa sungkan dengan tawaran andi dan menolaknya dengan halus, lagipula doni akan segera melapor ke lemdiklat polri di ciputat, sekalian mengambil tanda pengenal untuk mengikuti kelas besok.

Doni berencana sepulangnya mengambil tanda pengenal, dia akan berjalan-jalan keliling jakarta, doni tidak asing dengan jakarta, doni menghabiskan masa smp hingga kelas 2 sma di jakarta, lalu ketika kelas 3 sma doni pindah ke surabaya, karena ayahnya dipindah tugas ke sana.

Doni ingin bernostalgia dengan suasana masa remajanya, mengingat masa remajanya, doni teringat pada seorang gadis cantik yang menjadi cinta pertamanya dulu.

***

Usia doni saat itu masih berusia 14 tahun, masih smp kelas dua, setiap berangkat sekolah, doni selalu bertemu dengan gadis cantik berseragam putih abu-abu, gadis itu sangat cuek sekali, menggunakan hoddie menutupi kepalanya, dan sepasang earphone menyumbat telinganya.

Setiap pagi di jam yang sama dan ditempat sama, doni selalu bertemu gadis itu, mereka sama-sama menunggu bus, walau tujuan sekolah mereka berbeda.

Gadis itu selalu membaca komik setiap hari, entah komik apa yang dia baca, dia selalu tenggelam dalam bacaannya tanpa peduli sekitar.

Suatu ketika gadis itu terburu-buru mengejar bus yang baru saja lewat, doni melihat ada sebuah buku dengan cover pink keunguan tergeletak di tempat gadis itu duduk, doni mengambil dan berupaya mengejar gadis itu, namun gadis itu telah melompat ke dalam bus.

Doni kemudian memasukan buku itu ke dalam tasnya, doni tak terlalu penasaran buku apa itu, “besok juga pasti ketemu lagi, besok aja gue kasih buku ini,” tak lama bus yang doni tunggu tiba.

Pagi esok doni tak melihat gadis itu, “kemana tuh cewek,” doni celingak celinguk melihat resah, Karena setiap hari bertemu ketidak-hadiran gadis itu membuat doni tak terbiasa, besoknya gadis itu tak juga datang, dan tak terasa sudah 5 hari ini, doni tak melihat gadis itu lagi.

“Loh kemana tuh cewek ya,” doni, “apa dia sakit?, atau jangan-jangan terjadi apa-apa dengan gadis itu,” batin doni resah.

Doni sendiri juga bingung kenapa hatinya menjadi resah, doni mengeluarkan buku bercover pink keunguan milik gadis itu, “Niken.K no absen:16,” doni membaca tulisan nama yang ada di cover buku itu.

“Oh namanya niken, buku apaan sih ini,” doni lalu membuka isi buku itu, ternyata ini catatan pelajaran matematika, tulisannya bagus tapi ruwet, doni menutup buku itu dan memasukkan kembali ke tasnya.

Senin pagi, doni berjalan dari rumahnya ke halte seperti rutinitas tiap paginya, dari kejauhan doni melihat gadis yang ditunggunya sedang duduk di halte, doni tersenyum, dia setengah berlari ke halte.

“Maaf kak, ini buku kakak seminggu lalu tertinggal disini,” doni menyodorkan buku pink itu ke hadapan gadis tersebut, gadis itu mengernyitkan keningnya melihat buku yang dipegang doni, selanjutnya wajahnya berubah senang.

“Ya ampun, lo ketemu dimana, gue ampe pusing nyarinya,” ucap gadis itu menatap doni dengan bola mata yang bersinar-sinar, doni terpaku di tempatnya berdiri, hatinya berdebar lebih cepat, gadis itu memiliki mata yang indah di balik kacamatanya.

“Helo..” ucapan gadis itu mengagetkan doni dari lamunannya, “eh ya, itu tempo hari kakak terburu-buru, meninggalkan buku ini, tadinya saya udah kejar, tapi kakak udah masuk ke bus,” ucap doni menjelaskan, gadis itu manggut-manggut sambil menatap senang buku di genggamannya.

“Makasih ya, eh tuh bus gue dateng, thanks cuy,” gadis itu bersiap menunggu bus, sesaat sebelum naik, gadis itu melambaikan tangan ke doni sambil tersenyum manis, doni hanya termangu memandang gadis itu, doni kemudian mesem-mesem sendirian.

Doni tak sabar menunggu pagi tiba, mungkin kalo bisa tiap hari itu adanya pagi aja terus, agar dia bisa ketemu gadis yang membuat hatinya berdebar.

Doni tersenyum tersipu saat melihat gadis itu melambaikan tangan padanya, doni kemudian duduk di sampingnya.

“Eh besok di mal ada pameran Manga, lo mau kesono gak, kita bareng, lo suka komik kan?” tanya niken, doni kebingungan menjawab, doni sama sekali gak suka baca komik, doni hanya mengangguk.

“Komik favorit lu apa don,” tanya niken, “ehh ehmm superman” doni menjawab asal, “ohh gue sukanya komik jepang don” ucap niken, doni melirik ke beberapa komik yang bertumpuk di sebelah niken, doni membaca judul komik itu One Piece.

“Seru banget nih ceritanya, si luffi ama sanji mau menyamar ke penjara nyelamatin si ussop trus bla bla bla” ucap niken seru, doni hanya mendengarkan tanpa paham apa yang niken omongin.

Setelah itu niken dan doni menjadi akrab, mereka selalu pergi ke mal dan kemanapun bersama, niken menyukai kebersamaannya dengan doni, bagi niken, doni itu pintar, lucu, sekaligus polos banget, dan temen curhat yang enak buat niken, tapi ya sebatas itu gak ada perasaan lebih bagi niken dari sekedar sahabat bermain.

Sedangkan doni menyukai niken dengan cara lain, doni ingin niken selalu bahagia, dia selalu menemani niken saat gadis itu menangis curhat, doni bahagia jika niken tersenyum, niken adalah cinta pertama doni, niken adalah gadis pertama yang mengisi relung hati doni, bahkan hingga sekarang.

Doni tak pernah mengungkapkan perasaanya pada niken, karena dia melihat niken tak menunjukkan perasaan lebih dari teman padanya, doni merasa timingnya belum tepat, doni cukup puas dengan keadaan sekarang.

Hingga kemudian niken kuliah di semarang, mereka selalu ngobrol tentang apapun melalui telpon hingga berjam-jam, terkadang niken curhat ketika masa ospeknya membuat dia lelah harus mengumpulkan barang-barang yang aneh, doni terus menyemangati niken.

Doni selalu merindukan wajah niken, namun sekali lagi dia belum berani mengungkapkan perasaannya pada niken, dia takut niken menolaknya dan hubungan mereka jadi renggang, doni tidak sanggup menanggung resikonya.

Pada akhirnya doni pindah ke surabaya saat kelas 3 sma, dan niken saat itu sudah persiapan skripsi, doni dan niken selalu saling support, doni memberi semangat terus saat niken buntu dalam penyusunan skripsinya, dan niken sebaliknya menemani doni lewat skype hingga larut, saat doni persiapan ujian negara.

Doni lulus dengan prediket memuaskan, dan niken pun memberi kabar sebulan lagi dia diwisuda, dan saat itu doni memutuskan untuk mengungkapkan perasaannya pada niken, dia merasa waktunya sudah tiba.

Mereka kemudian video call, niken terlihat berseri-seri, “hey boy, apa kabar lo, selamat ya udeh lulus, hebat banget jadi lulusan terbaik,” ucap niken.

“Ya dong, siapa yang ngasih semangat,” kata doni, “kak, gue mo ngomong sesuatu ama kakak,” ucap doni kemudian dengan hati berdebar.

“Ehh, sama dong, gue juga mau ngasih tau lo don, eh lo mau ngomongin apa don,” tanya niken.

“Ohh gitu, kakak duluan aja,” kata doni, “taraa..” niken memperlihatkan sebuah cincin di jemarinya yang lentik, hati doni tiba-tiba berdebar, perasaannya menjadi tidak enak.

“Maksudnya apaan tuh, kakak baru beli cincin?” tanya doni, “ehmm, gw dilamar don, hihihi,” ucap niken terdengar bahagia, seketika hati doni bergemuruh.

“Dilamar kak” tanya doni, “ya don kan gue..........” doni tak tau lagi kata-kata selanjutnya dari mulut niken, dia begitu shock, harapannya terenggut begitu saja, cinta yang telah dia pendam selama 5 tahun seolah menguap, hati doni tiba-tiba kosong, tubuhnya terasa lemas.

“Don, don, jihh kenapa don, oh ya lu mau ngomg apa tadi,” tanya niken, “gue mau ngomong selamat wisuda kak, eh ya udahan dulu ya kak, gue mo ke sekolahan dulu,” ucap doni mematikan video call.

Doni mematikan pc nya, dia meraih webcam mungil diatas monitor pc lalu dilemparkannya ke dinding, doni tertunduk memegang rambutnya, pundaknya bergerak-gerak, doni menangis memikirkan kebodohan dirinya yang terlambat mengungkapkan perasaannya, doni kini teramat sakit hatinya.

Sejak saat itu doni memutuskan membuang niken dari hatinya, dia lalu mengganti nomor hpnya, doni juga menghapus akun sosmed dimana ada niken yang menjadi temannya, sejak saat itu doni tak pernah lagi mendengar kabar niken, walau terkadang hatinya begitu rindu, namun doni menguatkan tekad melupakan niken selamanya.

Hati doni begitu sakit, patah hati yang dia rasakan membuat dia membenci niken, doni yang tadinya ingin kuliah di semarang memutuskan untuk mengikuti ujian akpol, di akpol doni hanya berkonsentrasi untuk belajar dan belajar, dia tak ingin lagi membuka hatinya untuk siapapun lagi, sakit ini sungguh membuat dirinya ciut mengulang lagi menyukai seseorang.

***
BERSAMBUNG
 
Terakhir diubah:
MASA LALU DONI


Sekitar jam 05.30, kereta Argo bromo anggrek yang di tumpangi doni masuk ke stasiun gambir, doni membereskan tas ransel yang dia letakkan di rak diatas kepalanya.

Doni berjalan santai turun dari kereta, sampai di pool taksi biru, doni mengeluarkan secarik kertas, dia lalu menaiki sebuah taksi yang mengantri disana, doni menyerahkan alamat rumah bosnya kepada supir taksi.

Jakarta pagi itu terlihat sangat lengang, belum banyak aktifitas warga berlalu-lalang di jalan raya, taksi melaju terus menuju ke arah cilandak, sekitar setengah jam kemudian taksi berhenti di sebuah rumah, doni melihat papan nama alamat dan mencocokan dengan kertas yang dia pegang.

Setelah yakin ini benar rumah komandannya, doni kemudian membayar ongkos taksi, doni mengeluarkan kunci rumah dari saku celananya, seorang warga sedang berolahraga menyapanya, “selamat pagi pak,” ucap orang itu, doni tersenyum, “pagi pak,”, warga itu berlalu.

Doni memperhatikan isi rumah komandannya, walau sudah hampir 3 bulan ditinggal, rumah ini masih terlihat bersih, doni membuka kamar yang diberikan komandannya untuk dia tempati. doni kemudian merebahkan dirinya, matanya sangat mengantuk.

Jam 8 pagi doni terbangun ketika handphonenya berbunyi, ternyata dari komandannya yang bertanya apakah doni sudah sampai, doni melapor ke komandannya, mereka kemudian berbincang-bincang, komandannya bilang doni bisa memakai motor yang ada di garasi, setelah pembicaraan selesai, doni kemudian mencharge hpnya, dan keluar dari kamar.

Doni memperhatikan sekeliling rumah komandannya, hari ini hari minggu suasana di depan rumah lengang, lingkungan ini sungguh asri, banyak pohon besar sehingga terasa sejuk.


Doni melihat seorang wanita penghuni rumah di depan, wanita itu meyadari diperhatikan, dia lalu tersenyum mengangguk kepada doni, doni membalas senyuman itu, lalu doni melihat seorang pria menghampiri wanita itu, rupanya pria itu adalah suami si wanita, mereka kemudian masuk ke rumah.

Doni kemudian masuk lagi ke dalam rumah, doni mengambil handuk serta peralatan mandi di tasnya, setelah mandi doni berencana ingin melapor diri sebagai tamu ke pak rt setempat.

***

Doni menutup pintu depan, dia telah rapih berpakaian, dengan celana jeans, dan polo shirt, membuat penampilan doni terlihat casual, doni melihat pria tetangga depan rumahnya sedang mencuci mobil bersama seorang anak kecil.

“Permisi pak,” doni menyapa pria itu, “ohh ya mas, ada apa?” pria itu menghampiri doni.

“Saya penghuni baru pak, tinggal di di rumah itu,” ucap doni menunjuk rumah yang dia tempati.

“Saya ingin lapor pada pak rt sebagai tamu, rumah pak rt sebelah mana ya pak,” tanya doni kemudian.

“Ohh itu mas, rumah nomor 4, itu yang pagarnya cat warna gold,” pria itu menunjuk ke sebuah rumah.

“Saya juga baru disini mas, baru kemaren pindah heheh, saya malah belum lapor juga,” ucap pria itu lagi.

“Ohh,gitu ya pak” ucap doni, “eh ya bentar mas, sekalian aja yuk, kalau gada temannya saya sungkan, sebentar,” kata pria itu lalu masuk kerumah, sekitar 10 menit kemudian pria itu keluar telah berganti pakaian, seorang wanita yang tadi pagi tersenyum ke doni mengikuti pria itu dari dalam rumah.

Doni kemudian berjalan ke rumah pak rt bersama pria tersebut, “nama saya andi mas, apa mas pemilik rumah di depan saya itu,” andi memperkenalkan diri.

Doni menyambut jabat tangan andi, “saya doni pak, bukan pak, itu rumah atasan saya,” doni lalu bercerita kalau dia adalah seorang polisi yang sedang mendapat tugas pendidikan di PTIK selama 2 minggu, dan komandannya meminta doni tinggal dirumah itu selama di jakarta.

Setelah melapor, keduanya meninggalkan rumah pak rt, doni dan andi cepet akrab, andi menawarkan sarapan di rumahnya, setelah mengetahui doni baru saja tiba dari surabaya.

Doni merasa sungkan dengan tawaran andi dan menolaknya dengan halus, lagipula doni akan segera melapor ke lemdiklat polri di ciputat, sekalian mengambil tanda pengenal untuk mengikuti kelas besok.

Doni berencana sepulangnya mengambil tanda pengenal, dia akan berjalan-jalan keliling jakarta, doni tidak asing dengan jakarta, doni menghabiskan masa smp hingga kelas 2 sma di jakarta, lalu ketika kelas 3 sma doni pindah ke surabaya, karena ayahnya dipindah tugas ke sana.

Doni ingin bernostalgia dengan suasana masa remajanya, mengingat masa remajanya, doni teringat pada seorang gadis cantik yang menjadi cinta pertamanya dulu.

***

Usia doni saat itu masih berusia 14 tahun, masih smp kelas dua, setiap berangkat sekolah, doni selalu bertemu dengan gadis cantik berseragam putih abu-abu, gadis itu sangat cuek sekali, menggunakan hoddie menutupi kepalanya, dan sepasang earphone menyumbat telinganya.

Setiap pagi di jam yang sama dan ditempat sama, doni selalu bertemu gadis itu, mereka sama-sama menunggu bus, walau tujuan sekolah mereka berbeda.

Gadis itu selalu membaca komik setiap hari, entah komik apa yang dia baca, dia selalu tenggelam dalam bacaannya tanpa peduli sekitar.

Suatu ketika gadis itu terburu-buru mengejar bus yang baru saja lewat, doni melihat ada sebuah buku dengan cover pink keunguan tergeletak di tempat gadis itu duduk, doni mengambil dan berupaya mengejar gadis itu, namun gadis itu telah melompat ke dalam bus.

Doni kemudian memasukan buku itu ke dalam tasnya, doni tak terlalu penasaran buku apa itu, “besok juga pasti ketemu lagi, besok aja gue kasih buku ini,” tak lama bus yang doni tunggu tiba.

Pagi esok doni tak melihat gadis itu, “kemana tuh cewek,” doni celingak celinguk melihat resah, Karena setiap hari bertemu ketidak-hadiran gadis itu membuat doni tak terbiasa, besoknya gadis itu tak juga datang, dan tak terasa sudah 5 hari ini, doni tak melihat gadis itu lagi.

“Loh kemana tuh cewek ya,” doni, “apa dia sakit?, atau jangan-jangan terjadi apa-apa dengan gadis itu,” batin doni resah.

Doni sendiri juga bingung kenapa hatinya menjadi resah, doni mengeluarkan buku bercover pink keunguan milik gadis itu, “Niken.K no absen:16,” doni membaca tulisan nama yang ada di cover buku itu.

“Oh namanya niken, buku apaan sih ini,” doni lalu membuka isi buku itu, ternyata ini catatan pelajaran matematika, tulisannya bagus tapi ruwet, doni menutup buku itu dan memasukkan kembali ke tasnya.

Senin pagi, doni berjalan dari rumahnya ke halte seperti rutinitas tiap paginya, dari kejauhan doni melihat gadis yang ditunggunya sedang duduk di halte, doni tersenyum, dia setengah berlari ke halte.

“Maaf kak, ini buku kakak seminggu lalu tertinggal disini,” doni menyodorkan buku pink itu ke hadapan gadis tersebut, gadis itu mengernyitkan keningnya melihat buku yang dipegang doni, selanjutnya wajahnya berubah senang.

“Ya ampun, lo ketemu dimana, gue ampe pusing nyarinya,” ucap gadis itu menatap doni dengan bola mata yang bersinar-sinar, doni terpaku di tempatnya berdiri, hatinya berdebar lebih cepat, gadis itu memiliki mata yang indah di balik kacamatanya.

“Helo..” ucapan gadis itu mengagetkan doni dari lamunannya, “eh ya, itu tempo hari kakak terburu-buru, meninggalkan buku ini, tadinya saya udah kejar, tapi kakak udah masuk ke bus,” ucap doni menjelaskan, gadis itu manggut-manggut sambil menatap senang buku di genggamannya.

“Makasih ya, eh tuh bus gue dateng, thanks cuy,” gadis itu bersiap menunggu bus, sesaat sebelum naik, gadis itu melambaikan tangan ke doni sambil tersenyum manis, doni hanya termangu memandang gadis itu, doni kemudian mesem-mesem sendirian.

Doni tak sabar menunggu pagi tiba, mungkin kalo bisa tiap hari itu adanya pagi aja terus, agar dia bisa ketemu gadis yang membuat hatinya berdebar.

Doni tersenyum tersipu saat melihat gadis itu melambaikan tangan padanya, doni kemudian duduk di sampingnya.

“Eh besok di mal ada pameran Manga, lo mau kesono gak, kita bareng, lo suka komik kan?” tanya niken, doni kebingungan menjawab, doni sama sekali gak suka baca komik, doni hanya mengangguk.

“Komik favorit lu apa don,” tanya niken, “ehh ehmm superman” doni menjawab asal, “ohh gue sukanya komik jepang don” ucap niken, doni melirik ke beberapa komik yang bertumpuk di sebelah niken, doni membaca judul komik itu One Piece.

“Seru banget nih ceritanya, si luffi ama sanji mau menyamar ke penjara nyelamatin si ussop trus bla bla bla” ucap niken seru, doni hanya mendengarkan tanpa paham apa yang niken omongin.

Setelah itu niken dan doni menjadi akrab, mereka selalu pergi ke mal dan kemanapun bersama, niken menyukai kebersamaannya dengan doni, bagi niken, doni itu pintar, lucu, sekaligus polos banget, dan temen curhat yang enak buat niken, tapi ya sebatas itu gak ada perasaan lebih bagi niken dari sekedar sahabat bermain.

Sedangkan doni menyukai niken dengan cara lain, doni ingin niken selalu bahagia, dia selalu menemani niken saat gadis itu menangis curhat, doni bahagia jika niken tersenyum, niken adalah cinta pertama doni, niken adalah gadis pertama yang mengisi relung hati doni, bahkan hingga sekarang.

Doni tak pernah mengungkapkan perasaanya pada niken, karena dia melihat niken tak menunjukkan perasaan lebih dari teman padanya, doni merasa timingnya belum tepat, doni cukup puas dengan keadaan sekarang.

Hingga kemudian niken kuliah di semarang, mereka selalu ngobrol tentang apapun melalui telpon hingga berjam-jam, terkadang niken curhat ketika masa ospeknya membuat dia lelah harus mengumpulkan barang-barang yang aneh, doni terus menyemangati niken.

Doni selalu merindukan wajah niken, namun sekali lagi dia belum berani mengungkapkan perasaannya pada niken, dia takut niken menolaknya dan hubungan mereka jadi renggang, doni tidak sanggup menanggung resikonya.

Pada akhirnya doni pindah ke surabaya saat kelas 3 sma, dan niken saat itu sudah persiapan skripsi, doni dan niken selalu saling support, doni memberi semangat terus saat niken buntu dalam penyusunan skripsinya, dan niken sebaliknya menemani doni lewat skype hingga larut, saat doni persiapan ujian negara.

Doni lulus dengan prediket memuaskan, dan niken pun memberi kabar sebulan lagi dia diwisuda, dan saat itu doni memutuskan untuk mengungkapkan perasaannya pada niken, dia merasa waktunya sudah tiba.

Mereka kemudian video call, niken terlihat berseri-seri, “hey boy, apa kabar lo, selamat ya udeh lulus, hebat banget jadi lulusan terbaik,” ucap niken.

“Ya dong, siapa yang ngasih semangat,” kata doni, “kak, gue mo ngomong sesuatu ama kakak,” ucap doni kemudian dengan hati berdebar.

“Ehh, sama dong, gue juga mau ngasih tau lo don, eh lo mau ngomongin apa don,” tanya niken.

“Ohh gitu, kakak duluan aja,” kata doni, “taraa..” niken memperlihatkan sebuah cincin di jemarinya yang lentik, hati doni tiba-tiba berdebar, perasaannya menjadi tidak enak.

“Maksudnya apaan tuh, kakak baru beli cincin?” tanya doni, “ehmm, gw dilamar don, hihihi,” ucap niken terdengar bahagia, seketika hati doni bergemuruh.

“Dilamar kak” tanya doni, “ya don kan gue..........” doni tak tau lagi kata-kata selanjutnya dari mulut niken, dia begitu shock, harapannya terenggut begitu saja, cinta yang telah dia pendam selama 5 tahun seolah menguap, hati doni tiba-tiba kosong, tubuhnya terasa lemas.

“Don, don, jihh kenapa don, oh ya lu mau ngomg apa tadi,” tanya niken, “gue mau ngomong selamat wisuda kak, eh ya udahan dulu ya kak, gue mo ke sekolahan dulu,” ucap doni mematikan video call.

Doni mematikan pc nya, dia meraih webcam mungil diatas monitor pc lalu dilemparkannya ke dinding, doni tertunduk memegang rambutnya, pundaknya bergerak-gerak, doni menangis memikirkan kebodohan dirinya yang terlambat mengungkapkan perasaannya, doni kini teramat sakit hatinya.

Sejak saat itu doni memutuskan membuang niken dari hatinya, dia lalu mengganti nomor hpnya, doni juga menghapus akun sosmed dimana ada niken yang menjadi temannya, sejak saat itu doni tak pernah lagi mendengar kabar niken, walau terkadang hatinya begitu rindu, namun doni menguatkan tekad melupakan niken selamanya.

Hati doni begitu sakit, patah hati yang dia rasakan membuat dia membenci niken, doni yang tadinya ingin kuliah di semarang memutuskan untuk mengikuti ujian akpol, di akpol doni hanya berkonsentrasi untuk belajar dan belajar, dia tak ingin lagi membuka hatinya untuk siapapun lagi, sakit ini sungguh membuat dirinya ciut mengulang lagi menyukai seseoarang.

***
BERSAMBUNG
di update lagi terimakasi hu @pujangga2000
 
video bersubtitle apa sudah sip Hu, mau dirilis kapan?
 
Gmana ya, semqcam side story gitu? Wah susah ditebaik ini. Btw updatenya lumayan menguraa ibgatan...
 
Tritnya ternyata pindah sini ya hu...
Ketinggalan jauhnih gua.. makasih hu, di lanjut sesi 2 nya hu...
Andi dan doni ternyata tetanggaan, brati bakal cepet rina ketemu sama frans ya hu
 
Kok nothing special ya about doni, kecuali nama niken
 
Mulai sambung menyambung nih...tadinya saya kira si cewenya nyambung ke Vera...ternyata nyambung ke Niken...mantap hu
 
Ini sungguh diluar dugaan, sepertinya badai akan segera tiba.
Cerita suhu seperti film detektif conan sulit untuk diterka. Makanya cerita suhu jadi banyak yang menunggu. Terimakasih updatenya 👍👍
 
User di-banned, maka konten otomatis dihapus.
User is banned, content is deleted automatically.
 
Bimabet
Wah makasih suhu update lg...semakin jelas nich rina bakal perang birahi ma doni hehehehe....btw kasihan doni ya blm ngerasain ml na niken tp si andi udah 🤭🤭...kaya nya bakal di lampiaskan ke rina nich 😂😂
 
Jav Toys
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd