HORNI INI MILIK SUAMIKU
Andi tiba di kantor BUMN tempatnya dulu bertugas, beberapa karyawan yang dulu pernah bekerja bersamanya memberikan salam, andi berbincang-bincang dengan mereka sebentar, dari mereka andi mendapatkan info niken masih cuti melahirkan.
Andi terpilih menjadi salah satu staf liaison officer untuk perhelatan KTT APEC yang akan berlangsung di surabaya 3 bulan lagi, andi menjadi ketua gugus tugas A yang tugasnya berkoordinasi dengan berbagai instansi terkait sebagai persiapan Preliminary KTT , karena bulan depan akan dilangsungkan pertemuan menteri menteri ekonomi dari negara anggota APEC di semarang.
Di semarang ini jadwal andi sangat padat, dia bertugas memastikan kondisi prasarana yang akan digunakan untuk pertemuan para menteri-menteri itu telah siap, untuk itu jadwal meeting andi juga telah tersekedul dengan padat, hari ini dia akan bertemu dengan staf untuk melakukan koordinasi dan membagikan job desk kepada anak buahnya yang tergabung dalam gugus tugas A.
Sedangkan besok, andi akan meeting dengan para stakeholder provinsi ini sebagai bagian koordinasi baik itu menyangkut keamanan, dan berbagai hal lain, hari berikutnya jadwalnya telah di book untuk bertemu dengan KADIN, serta beberapa asosiasi pengusaha termasuk juga dengan berbagai hotel besar di semarang yang akan menjadi akomodasi para tamu-tamu.
***
Rumah Niken
Niken sedang mengajak danar berjalan-jalan menggunakan kereta bayi di sekitar rumahnya pagi itu, dia membuka hpnya ketika mendengar notifikasi whatsapp, di grup kantor dia melihat foto andi di bagikan salah seorang anggota grup, teman-temanya yang lain juga membagikan foto andi juga dengan posisi berbeda-beda.
“Ouuhh pak andi tambah ganteng banget, asli kangen ada pak andi di kantor ini,” seorang temannya menulis di grup, “ya, kalau ada pak andi rasanya adem banget kantor, best bos ever,” temennya yang lain membalas , “sayang si niken cuti ya, jadi gak liat pak andi deh,” “niken cuma ngintip aja tuh hihihi, oyy nik.***bung sini jangan ngintip,” canda teman yang lain.
Niken tidak mempedulikan chat teman-teman kantornya, dia klik gambar andi, dia cubit perbesar, melihat gambar andi, entah kenapa membuat niken rindu dengan sosok itu,ingin rasanya niken mengulang kebersamaannya dengan andi.
“Tapi itu gak mungkin nik,” batin niken mengingatkan dirinya, “pak andi mencintai istri dan anak-anaknya, dia telah hidup bahagia, jangan jadi perusak rumah tangga orang, lagipula kamu ada endi yang sangat mencintaimu, dan bukankah kamu pernah bilang tak akan ada perasaan terlibat, tapi kenapa sekarang kamu mengingkari tekad kamu itu,” pikiran waras niken seolah menasihati dirinya.
Niken tahu dia juga sangat mencintai endi suaminya, namun niken juga tidak bisa mengingkari perasaannya kalau dia menyayangi pak andi juga, jika tidak mana mungkin hatinya begitu merindukan mantan bosnya itu, niken melihat danar yang sedang asik bermain dengan mainannya.
Putranya itu sangat anteng, jarang menangis, jarang rewel setiap tengah malam, niken seperti melihat andi dalam sosok mata danar, hati niken sangat yakin kalau danar adalah putra andi, naluri keibuannya sungguh kuat merasakan itu.
Niken sungguh dilema dengan keadaan ini, walau dia juga belum bisa memastikan siapa ayah kandung danar, namun menyembunyikan fakta dari endi suaminya membuat niken merasa sangat dilema, niken juga tak mungkin menceritakan pada endi, atau meminta endi melakukan tes dna bersama danar, dia takut endi menjadi marah, niken tak sanggup kehilangan endi.
Niken teramat sangat mencintai endi, namun hatinya kini terbelah untuk pria lain, niken sungguh tak ingin membuang salah satunya, dia memang ingin melupakan andi, namun rasanya kini tak mungkin lagi niken bisa, karena perasaanya terhadap andi semakin hari semakin besar, “Ya tuhan harusnya aku tidak melakukan ini sejak awal,” niken kemudian menyimpan hpnya kembali di saku celananya.
***
Hotel Tempat Andi menginap
Hampir jam 10 malam andi baru kembali ke hotel, hari ini dia sungguh sibuk bahkan dia tak sempat melihat hpnya, andi meletakkan tas kerjanya di meja, dia membuka pakaiannya, dia ingin mandi air hangat lalu kemudian tidur, sebelum mandi andi meminta room service untuk membawakannya segelas susu hangat, tadi dia sudah makan di tempat rapat, kini dia merasa segelas susu coklat hangat akan mengembalikan semangatnya.
Setelah mandi andi merasa tubuhnya lebih segar, bersamaan itu pesanannya pun tiba, andi duduk di sisi kasur, susunya dia letakkan di nakas, andi membuka hpnya ada 15 panggilan video dari rina, andi tersenyum, “pasti bunda ngambek nih, nyangka macem-macem, tapi aku suka sih kalau dia ngambek, jadi tambah gemesin,”
Andi menelpon istrinya, lama sekali nada sambung berbunyi, kemudian terdengar suara lirih seperti orang baru bangun tidur.
“Assalamualaikum yah..,” rina menjawab
“Kumsalam bun, bunda dah tidur,” tanya andi
“He ehmm...ayah baru pulang,” rina balas bertanya
“Iya..tadi sampe langsung mandi, maaf bun ayah dari siang gak sempet pegang hp, ada apa bun ampe 15 x panggilan tak terjawab, “ tanya andi.
“Gada apa-apa sih, tadi bunda horni, mau ajak ayah video call seks,” jawab rina.
“Video call seks? Uuhhh, sekarang aja gimana,” ajak andi.
“Tadi udah, bunda masturbasi sendirian, lagian ayah pasti capek kan,” ucap rina.
“Ya, capek banget,” kata andi.
“Ayah dah maem?,” tanya rina
“Udah sayang, tadi di tempat rapat, sekarang lagi minum susu,” jawab andi.
“Susu apa yah,” tanya rina.
“Susu coklat hangat,” jawab andi.
“Ohh kirain susu cewek,” canda rina.
“Bun...,” ucap andi
“Bunda becanda kok sayang, ya udah ayah istirahat ya,” kata rina
“Ya bun, abis minum susu ini, ayah langsung tidur, capek banget,” ucap andi.
“Ayah jangan lupa minum vitaminnya, bunda simpen di tas kerja ayah,” ujar rina.
“Ya, ayah tahu, ya udah met bobo sayang, i love you..” ucap andi.
“Met bobo yah, love you too,” rina mengakhiri obrolannya.
***
Sudah 4 hari rina sulit menelpon andi, kesibukan andi sangat luar biasa, saat andi menelpon pasti rina sudah tidur, rina yang biasa berhubungan seks rutin 2 hari sekali merasa galau menahan birahinya, dia selalu melampiaskan dengan melakukan marturbasi, bahkan rina belum sempat mengabari kehamilannya pada andi.
Hari ini hari terakhir andi di semarang, besok rencananya andi akan pulang dengan penerbangan jam 11 pagi, rina sungguh tak sabar bertemu dengan suaminya, pagi ini ibu rudi menunggui akbar di rumah sakit, pak rudi sedang ada urusan di rumah, ada jadwal kerja bakti di rumah beliau.
Rencananya rina akan ke rumah sakit nanti sore, rina sedang duduk di sofa sambil melihat-lihat buku masakan, dia ingin masak istimewa untuk menyambut kepulangan suaminya.
Novi sedang bermain-main dengan nanda di karpet depan tv, nanda kini semakin cepat merangkak, novi pura pura mengejar, dan nanda sambil tertawa merangkak cepat dikejar novi, rina melihat kelucuan tawa nanda hanya tersenyum bahagia.
“Bu kayaknya om doni itu sakit deh,” ujar novi pada rina, “kamu tau darimana nov,” tanya rina, “kemaren sore om doni pulang cepet, pas saya lagi nyuapin nanda di depan, om doni nanya tempat dokter yang deket di sekitar komplek, saya lihat mukanya pucat,” jawab novi.
Rina melihat ke arah rumah doni, terlihat sepi-sepi aja, emang beberapa hari terakhir rina melihat doni berangkat pagi-pagi terus, dan saat rina pulang dari rumah sakit setelah maghrib, rina melihat lampu depan rumah doni masih gelap, pertanda doni belum pulang.
Kebetulan rina tadi pagi membuat pisang goreng untuk sarapan, dia kemudian meminta novi menyalin di piring, rina bermaksud menengok keadaan doni, walau bagaimana rina merasa berhutang budi pada doni saat dengan sigap membawa akbar ke rumah sakit.
***
Rina mengetuk pintu rumah doni, “don..permisi,” panggil rina, tak lama pintu rumah terbuka, doni muncul di balik pintu, “eh kakak, ada apa kak,” tanya doni, “ini kakak tadi bikin pisang goreng banyak, ini buat temen ngopi,”, “ohh, kakak mau masuk, tangan saya kotor,” ucap doni sambil memperlihatkan tangannya, sejenak rina ragu, namun rina menganggap doni sebagai adiknya, rina kemudian masuk.
“Wah rumahnya gede juga ya, dimana piringnya don, biar kakak salin,” tanya rina, “itu di rak atas kak, saya cuci tangan dulu kak,” ucap doni, rina mengangguk.
Setelah mencuci tangan, doni menghampiri rina yang mencoba mengambil piring di rak atas, doni membantu mengambilkan, tubuh doni begitu dekat dibelakang rina, “ini kak,” ucap doni, rina berbalik dihadapannya berdiri tubuh doni. rina merasa canggung, dia berusaha menghindar, namun doni membentangkan tangannya mengunci rina.
Doni menatap rina lekat-lekat, “don kenapa,” tanya rina yang mulai ngeri dengan sinar mata doni.
Doni memajukan wajahnya berusaha mencium rina, namun rina memalingkan wajah, suasana yang mendebarkan membuat rina menjadi horni akibat pengaruh gairah yang tak tersalurkan, kedua tangan doni memegang pipi rina, dengan cepat dipagutnya bibir wanita cantik itu, rina meronta-ronta, namun doni seperti sudah termakan birahi, dia terus memaksakan mencium rina.
Rina sedikit terhanyut dan membalas ciuman doni, lidahnya menyambut lidah doni, rina membiarkan doni menghisap lidahnya, ohh, namun kesadaran rina kembali datang, dia kemudian dengan sekuat tenaga melepaskan bibirnya, doni menatapnya, Plakkk, rina menampar pipi doni, seketika birahi doni menguap.
Doni menunduk, rina terisak-isak, “maafin saya kak, saya terbawa suasana, saya gak berniat berbuat itu maafin kak,” doni menunduk, rina juga terus terisak, namun dia tak beranjak dari posisinya, dia tau bahwa doni tak berniat melakukan itu, semua terjadi begitu saja.
Setelah reda isakannya, rina kemudian beranjak ingin pergi, doni menahan tangannya, “lepasin don, pliss,”, “kak, saya mohon maaf banget, beneran pliss maafin saya,” ucap doni memohon.
Rina berbalik, “don saya berterima kasih ama kamu atas pertolongan kamu kemaren, dan saya juga senang kehadiran kamu, saya selalu anggap kamu adik saya don, sekarang saya kecewa ama kamu don,” ucap rina.
Doni kemudian mengatupkan tangannya, “kak tolong maafin saya ya, pliss, tetep anggap saya, sebagai adik kakak ya..” doni kini seperti seorang adik yang bicara dengan kakaknya.
“Baik saya maafkan kamu, jangan diulang lagi ya,” ucap rina, “siap kak, saya gak akan berbuat kurang ajar lagi pada kakak, saya juga gak tau kenapa sangat sayang dengan keluarga kakak, terutama abang dan nanda, sungguh kak, doni gak ingin meninggalkan kesan buruk buat kakak sekeluarga,” ucap doni.
Rina melihat doni sungguh-sungguh dengan ucapannya, “ya sudah kita lupakan kejadian tadi, tuh makan pisang gorengnya ya, oh ya kamu besok balik ke surabaya?”, doni mengangguk, "kakak pikir tadi kamu sakit," tanya rina kemudian.
"Saya hanya kecapean dan kurang tidur, juga gak sempat pula berolahraga, soalnya pelajarannya sangat padat, tp sudah gak apa-apa sekarang," doni menjelaskan
“Besok kakak bikinin makanan buat kamu, kali aja pesawat delay, jadi gak bete, kakak pulang dulu,” pamit rina, "terima kasih kak, sekali lagi maafin saya, suatu saat saya kesini atau kakak ke surabaya, saya tidak ingin kakak membenci saya," ucap doni.
Rina kemudian beranjak ke luar rumah, doni mengantar sampai pintu depan, doni memperhatikan rina yang berjalan ke rumahnya, doni menyesal telah melakukan hal tadi pada rina, "wanita sebaik itu, tak boleh diperlakukan seenaknya, aku janji kak, kapanpun itu aku akan selalu membantu kakak dan keluarga," doni tersenyum, dia merasa mendapatkan keluarga baru di jakarta ini.
***
BERSAMBUNG
