------FLASHBACK------
AMNESIA BAGIAN PERTAMA
Surabaya, 6 Bulan Sejak Kecelakaan Frans
Malam itu, Doni menunggu gelisah di depan ruang ICU, sebentar-sebentar dia mencoba mengintip ke dalam, baru saja kemaren dia mendapatkan penjelasan dari dokter bahwa pakdenya akan segera sadar, hari ini rumah sakit menelpon dirinya, bahwa pakdenya dalam kondisi gawat, doni sungguh gak mengerti dengan situasi ini.
Chris mengabarkan kepada doni, akan segera ke indonesia, saat ini sedang menunggu boarding pesawat, kemungkinan besok pagi chris akan tiba, sedangkan denny kebetulan istrinya melahirkan tadi malam, sehingga dia akan ke indonesia beberapa hari lagi, menunggu istrinya pulang ke rumah.
Doni melihat arlojinya, sudah setengah jam doni berdiri di sini, hatinya berdebar karena cemas dengan kondisi pakdenya, doni kembali mengintip dari kaca yang ada di pintu masuk ICU, dilihatnya seorang dokter sedang menekan dada pakdenya melakukan CPR, seorang perawat wanita setengah berlari setelah mendengar perintah dokter, ada sesuatu yang diambilnya, doni melihat perawat itu mendorong sebuah alat pemacu jantung,
Dari tempatnya berdiri, doni melihat monitor pakdenya menunjukkan garis panjang, doni mulai panik, dia takut sesuatu terjadi pada pakdenya.
***
POV Frans
Aku membuka mata, sungguh berat rasanya kelopak mataku terbuka, aku melihat wajah seseorang secara samar. Orang itu berbicara padaku, namun hanya bibirnya yang bergerak, suaranya tak terdengar, entah dia bicara apa, kini penglihatanku sudah mulai jelas melihat wajah orang itu, orang ini berpakaian putih, bibirnya terus bergerak, apakah orang ini bicara padaku, kenapa suaranya tak terdengar?.
Mataku terasa silau, saat orang ini menyorotkan sinar senter ke mataku, siapa orang ini, samar aku mendengar beberapa suara berbincang-bincang, dimana aku, ohh kepalaku sakit sekali, rasanya sungguh teramat sakit.
Aku tak bisa lagi melihat wajah orang berpakaian putih tadi, kini aku merasa ada disuatu tempat yang tenang, entahlah sulit sekali aku menggambarkan tempat itu, lalu aku melihat wajah yang aku kenal, dewi? Kenapa dewi ada disini?, dewi tersenyum padaku, dia mengulurkan tangannya, aku segera menyambut uluran tangan itu, aku rindu padanya, lalu kenapa dia ada disini?, kenapa aku rindu padanya?.
Dewi menggenggam tanganku erat, dia mengajak aku pergi, aku bingung, kemana aku akan diajak olehnya, aku bahkan tidak ingin bertanya, aku hanya tersenyum, bahagia sekali hatiku bisa bersamanya, kami berjalan berpegangan tangan, wajah kami saling memandang, dewi tersenyum terus menggenggam tanganku, aku tak peduli dia mau kemana, aku mengikutinya, aku sungguh rindu padanya.
Aku kemudian mendengar teriakan, aku menoleh, ada seorang perempuan memandangku dengan begitu sedih, dia menghiba dan menjerit menangis, meminta padaku untuk tak pergi, siapa dia?, wajahnya tak asing bagiku, aku mengenali wajah cantiknya, tapi aku tak ingat padanya.
Lalu kenapa hatiku berdebar melihatnya, kenapa aku meneteskan air mata melihat dia, kenapa aku juga merindukannya, siapa dia?, aku memandang ke dewi, mencoba bertanya, dewi hanya tersenyum padaku, "pergilah sayang, pergilah padanya, belum saatnya kamu menemaniku," ucap dewi.
Aku menggeleng, aku begitu merindukan dewi, aku tak ingin berpisah lagi dengannya, tapi kenapa wanita asing itu membuat hatiku ragu, siapa dia, oh Tuhan aku sungguh tak bisa mengingat.
"Pergilah sayang, aku ikhlas, belum saatnya kamu menemaniku," dewi menggenggam jemariku dengan erat.
"Aku akan selalu mencintaimu pah," ucap dewi.
"Pergilah padanya, pergilah sayang," dewi terus menyuruhku untuk pergi bersama wanita asing itu, dewi melepaskan tanganku, dia berjalan mundur sambil melambaikan tangannya, entah kenapa rasanya aku tidak ingin mengikuti dewi lagi. aku hanya diam terpaku, melihat dewi yang terus berjalan menjauh.
Setelah dewi menghilang dari pandanganku, aku tetap diam tak mampu bergerak, hatiku berperang ingin menyusul dewi, atau berbalik mendekati wanita asing itu.
Kemudian langkahku menuntun aku berbalik mengejar wanita asing itu, ohhh kenapa aku begitu ingin memeluknya, betapa hatiku terasa perih melihat dirinya, kenapa dadaku terasa sakit.., aku terus berlari menuju perempuan asing itu.
***
Suara monitor yang sejak tadi berbunyi nada beep panjang di kamar icu itu, kini berubah menjadi beraturan kembali, dokter yang melakukan CPR terhadap frans segera turun dari bed, dokter menyeka peluhnya.
"Yiuhh, akhirnya pasien kembali" ucap dokter, kemudian dokter memeriksa frans, dan memerintahkan perawat untuk mengambil sesuatu.
Doni yang melihat itu melalui kaca, bernapas lega, lututnya terasa lemas, doni berjalan tertatih berpegangan pada dinding menuju tempat duduk, dia menghempaskan pantatnya, doni berusaha mengambil napas, dadanya terasa sesak.
Dokter yang tadi melakukan CPR keluar dari ruang ICU, doni menghampirinya, dokter itu menjelaskan, pakde tadi siuman sesaat, namun tiba-tiba denyut nadinya hilang.
Dokter sendiri belum mengetahui penyebabnya, saat itu dokter hanya spontan menyelamatkan pasien, dokter tersebut memberitahu doni, bahwa pakde saat ini diberikan penenang, dia sedang tertidur, mungkin beberapa jam lagi dia akan bangun.
***
BERSAMBUNG