Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG - TAMAT Izinkan Aku Memilih

Karakter Wanita Favorit

  • Winda

    Votes: 248 41,2%
  • Zahra

    Votes: 64 10,6%
  • Hani

    Votes: 34 5,6%
  • Zakiyah

    Votes: 37 6,1%
  • Devi

    Votes: 2 0,3%
  • Mira

    Votes: 20 3,3%
  • Yanti

    Votes: 8 1,3%
  • Kintan

    Votes: 31 5,1%
  • Nayla

    Votes: 58 9,6%
  • Rina

    Votes: 46 7,6%
  • Sandra

    Votes: 15 2,5%
  • Novi

    Votes: 9 1,5%
  • Fatma

    Votes: 14 2,3%
  • Angel

    Votes: 16 2,7%

  • Total voters
    602
  • Poll closed .
Abis lebaran ada update gak yaaaa
:pandajahat:
pasti ada kok om haha
Makasih update nya... Klo bisa sih Winda jgn diapa2in ya... Biar Faza aja yg nakal
iyaa iom iyaa haha
Selamat idul firti hu, mohon maaf lahir dan batin.
Minta THR nya beripa update beruntun ya hu...
Selamat idul firti hu, mohon maaf lahir dan batin.
Minta THR nya beripa update beruntun ya hu...
satu dulu ya hu haha. nanti molor lagi kalo beruntun haha. maafkan
 
Part 17
Winda:
18947500_1893348480928734_6966183413602582528_n.jpg


Hani:
Hanifah_Mutiara_2.jpg


Kintan:
Putri_Kintan_Pitaloka_1.jpg


Nayla:
Nayla_Putri_Aribah_1.jpg


Devi:
Devi_Maharani_1.jpg


Yanti:
20180112_180609_0505.jpg


Mira:
Almira_Intan_1.jpg


Zakiyah:
Nur_Zakiyah_1.jpg


“assalamualaikum zaa, masih lama ga?” ucap kekasihku di seberang telefon.

“waalaikumsalam win.. iyaa niih. Masih ada beberapa bahasan lagi hehe. Maaf yaa. Kamu sendiri dulu bisa? Atau minta temenin Hani gimana?”

Aku dan Winda ada rencana untuk membeli beberapa perlengkapan untuk KKN yang akan dilaksanakan kurang dari dua minggu lagi. Namun apa boleh buat, agenda rapat organisasiku molor karena ada beberapa tambahan bahasan dari yang sebelumnya aku buat. Hal itu membuat janjiku ke Winda terancam gagal.

“yaaaah. Yaudah deh zaaa. Aku minta temenin Hani dehh. Yaudah semangat yaa kamuu. Kalo berdebat sama orang coba kurangin ngototnya. Barangkali pendapat orang lain bener, kamu yang salah”

“ehehehe iyaa wiiin. Kamu pasti disuruh Zakiyah deh”

“hmmm. Yaudah semangat yaaa. Jangan lupa makan, atau mau aku bawain?”

“ehhh gausah wiin gapapa kook. Aku sama temen-temenku aja nanti makannya abis rapat”

“oohh yaudah. Nanti ke kosan yaa zaa”

“iyaaa. Kamu hati-hati yaaa”

“wassalamualaikum”

“waalaikumsalam”

Telefon aku tutup dan aku segera kembali ke ruangan secretariat untuk kembali memimpin jalannya rapat.

Hari ini merupakan hari terakhir ujian akhir semester dan aku sengaja mengagendakan rapat. Hal ini kulakukan agar setelah libur semester, para pengurus sudah mempersiapkan apa apa saja yang harus disiapkan untuk agenda awal semester.

“okee. Selesai ya semua. Mudah-mudahan semua keputusan di rapat ini dapat terlaksana dengan lancar. Amin” ucapku saat semua agenda sudah terbahas.

“AMIIIN” ucap para pengurus lain.

“oohh iyaa. sebelum ditutup rapat kali ini. Jika tidak ada agenda lain, temen-temen bisa menghadiri seminar hasil penelitian Mba Nayla yang akan dilaksanakan nanti siang jam 2. Kasih semangat juga ke Mba Nayla haha” aku menarik nafasku. “oke rapat aku tutup. Bagi yang ingin liburan selamat berlibur dan yang KKN selamat KKN semoga kita semua sukses!”

“amiiinnn”

Semua orang di ruangan itu kemudian bangkit dan keluar satu per satu dari ruangan itu.

Di ruangan seperti biasa hanya tersisa kelompokku ditambah Virzha dan Anton.

“weehh, kenapa yaa kok kita ngumpul mulu hahha” ucap Devi yang diamini oleh Yanti.

“iyaa tuhh. Kesannya jadinya ada jarak antara kita sama pengurus lain” ucapku.

“yaa engga lah zaa. Kan kita juga udah dari kapan kayak gini hahaha” ucap Zakiyah.

“oohh iyaa yaan, ada kabar lanjutan ga dari Jodi?” celetuk Virzha sambil cengengsan.

Seketika itu juga Mira menjitak kepala Virzha cukup keras. “kenapa bahas gituan sih”

“bilang aja lo cemburu mir” ucap Virzha seraya memegangi kepalanya mengaduh kesakitan.

“yeeeuu enak ajaa. Engga lah yaa”

“atau ga ton, ada cerita baru ga nih? Gue penasaran asli haha. Gue nanyain kaka kelas gaada yang tau”

“BOCAH ****** DASAR” kali ini aku yang menjitak kepala Virzha keras sekali.

“ADUUUHHH ZAA SAKITT”

“hahahah rasainn”

Semua orang yang ada di ruangan itu tertawa kecuali Virzha yang mengaduh kesakitan.

“mau tau vir? Yaudah aku ceritain deeh. Biar kalian tau kelakuan atasan kamu dulu haha” ucap Yanti.

Yanti lalu mengeluarkan HP-nya dan memperlihatkan history chat-nya bersama Jodi ke kami semua. Kami semua terkejut karena pesan itu berisikan ajakan bercinta Jodi ke Yanti. Kali ini dia terang-terangan mengajak Yanti.

“padahal aku udah bales, sama Nura kan bisa. Dia kan penerusnya Mba Nayla aku bilang kayak gitu. eehh dia gamau coba. katanya mau nya sama aku. Padahal kan sama aja ya aku udah dicobain beberapa orang”

“yanti yaampun kamu kok ngomongnya gitu sihh” ucap Mira

“eehh Nura?” ucapku terkejut.

“loohh lo gatau za? Waah ketua gimana sih masa kudet haha” ucap Anton kali ini.

Anton memang benar-benar biang gossip di kelompok ini.

“oohh iyaa. dia kan anak damping kamu dulu ya za” ucap Zakiyah.

“iyaa zak. Yaampun banyak banget sih yaa yang kayak gitu-gituan di sini”

“yaelah zaa. Ga seberapa disini maah. Anak kampus lain lebih parah. Mainannya sama dosen kalo yang lain maah. Kita mending mainannya masih sesama mahasiswa” ucap Anton.

“toon. Kok lo tau banget sih. Jangan-jangan lo udah pernah yaa” ucap Virzha yang sudah tidak kesakitan lagi.

“enak ajaa. Engga laaah. Yakali”

“yaelah toon. Jujur aja sih. Gapapa kali kalo emang pernah hahaha” ucap Devi.

“apaaan sihh engga beneran deehh”

“masa belum pernah, tau banget tentang begituan”

Semua orang menyerang Anton kali ini. Anton kian tersudut dan akhirnya ia mengaku pernah beberapa kali. Bejat juga ternyata dia (haha).

“tuhh kaaaan hahahah” ucap Devi.

“eehh eeehh gue punya mainan nihh. selagi nunggu seminarnya Mba Nayla. Main Truth or Dare yuk. Dare-nya ditentuin aja deh dari awal biar ga kelamaan nanti. Kalo truth-nya baru bebas nanti” ucap Virzha sambil mencari benda yang bisa dijadikan alat untuk permainan TOD ini.

“aahh kalo model cowo kayak kalian, Dare nya pasti gajauh-jauh dari lepas baju atau megang toket deehh” ucap Mira.

“enggaa deeh miirr. Makanya di tentuin dulu. Pada mau main gaa?” ucap Virzha yang sudah menemukan sebuah botol kaca bekas acara organisasi sebelumnya.

“yaudah yukk laaah” ucap Devi dan Yanti bersamaan.

Semua orang di ruangan sudah menyetujui dan Virzha tiba-tiba berdiri dan mengunci pintu ruangan dari dalam.

“naah kan. emang nih udah tau aku pasti bakal aneh-aneh deeh” ucap Mira.

“ahahaha. Kan barangkali bakalan yang aneh-aneh loh mir. Kalo engga ya gapapa” ucap Virzha.

Kami semua langsung berdiskusi mengenai dare. Virzha sudah bisa ditebak, usulnya adalah membuka pakaian bagian atas selama 10 detik. Ide itu langsung dimentahkan oleh semua wanita.

“ya kan kalo milih dare. Kalo milihnya truth kan ya ngapain” dalihnya.

“eehhh jilbab keles. Masa buka baju sembarangan” ucap Mira.

“ini Mira kenapa yang protes terus sih, yang lain aja ga protes ahahha”

Virzha kembali mendapatkan jitakan dari Mira.

“udah-udah. Yaudah apanih? Joget?” ucapku menenangkan suasana.

“aaahhh biasa banget zaaa. Yaudah biar sama sama rugi. Gimana kalo buka pakaian bagian bawah 5 detik aja. Bagi cowok juga ngeliat barang orang lain adalah hal yang cukup menjijikan hahah” ucap Virzha.

“lu tuh ya vir. Pikirannya tuhh” Mira mendengus kesal.

“penasaran gue sama kalian hahaha. Ya ya yaa?”

Mira kulihat masih mendengus kesal. “yaudah terserah deehh. Gimana yang lain?” Mira menoleh ke teman-teman wanita yang lain.

Tak ada respon, tapi wajah yang paling khawatir kulihat adalah Devi.

Beberapa menit kemudian, karena tidak ada respon. Mira menyerah dan mengikuti peraturan.

Virzha kemudian memberiku sebuah botol sebagai penghormatan karean aku ketua. Senang-senang saja karenanya (haha). Aku memutar botol itu cukup kencang dan butuh beberapa detik sampai botol berhenti sempurna.

Akhirnya botol berhenti sempurna dan ujung botol menghadap kearah Yanti, dan pangkal ke arahku.

“hayooo. Yanti truth or dare?” ucap Virzha.

“emmm truth dehh”

Seketika suasana ruangan menjadi ricuh. Hal ini karena aku berada di depan Yanti dan wajib memberi pertanyaan kepada Yanti.

“kemarin, aku kan liat kamu sama cowo tuh di burjo. itu siapa?”

“eehhh Yanti jalan sama cowo? Kok aku gatau yan?” ucap Devi.

“ehehehehe. Itu emmm. Agung, anak kampus lain. Kemarin gak sengaja ketemu aja. Ehh dia ngajak makan”

“aahhh Fazaa mah sengaja pasti nanya nya. yang lebih private dongg” ucap Anton kali ini.

Ruangan menjadi ricuh kembali karena pernyataan Anton.

“buat apa menanyakan hal yang udah diketahui? Hahha” ucapku dan aku melirik kearah Yanti wajahnya memerah

Sekali lagi ruangan menjadi ricuh. Aku lalu memberikan botol itu kepada Yanti agar dia yang memutar botol itu.

Yanti lalu memutar botol itu dan ujung botol menghadap kearah Virzha dan pangkal botol menunjuk Mira.

“naah mampus lu vir” ucap Mira.

“lu milih dare gue bantai lo vir” ucap Anton yang diikutin tertawa semua orang.

“iyaa iya engga laah. Siapa juga yang mau liatin titit gue ke elo”

Kami semua hanya senyum-senyum saja menanggapi mereka berceloteh. Virzha lalu memilih truth dan Mira melontarkan pertanyaan mengenai apakah Virzha masih perjaka atau tidak.

“Iyaa miirr. Gue masih perjaka. Mau sekalian nanya ga mau ke siapa gue pengen lepas keperjakaan?”

“siapa vir kasih tau vir hahaha” ucap Anton sambil tertawa.

“ya sama Mira laaah hahahaha”

Wajah Mira langsung merah padam dan segera bangkit dan menuju pintu. Zakiyah mencegah Mira untuk keluar karena menilai Virzha hanya bercanda dan setelah Mira rujuk, ia bersama Zakiyah menjitak kepala Virzha cukup keras.

“duhh bercanda kali mir. Kan peraturannya satu pertanyaan aja. Yang tadi kan pertanyaan kedua. Ya aku jawab ngasal aja” ucap Virzha.

“ngasal-ngasal tapi beneran kan?” ucap Mira.

“yaa kalo kamu mau yaa, aku oke hahaha”

“udah udah. Vir, cepet puter botolnya” ucapku melerai.

Virzha memutar botol dan ujung botol kembali berhenti. Namun kali ini ujung botol menghadap ke arah antara Mira dan Devi. Kemudian mereka memutuskan untuk suit dan kemenangan diraih oleh Devi. Virzha langsung berpose seperti seorang petinju yang memenangkan pertandingan. Mira memilih truth dengan tegas.

“mir, gue mau bales pertanyaan lu tadi. Masih perawan?”

“aahhh pertanyaannya parah parah niih” ucap Devi yang kulihat kian khawatir.

“gapapa dev. Biar tau aja hahah” ucap Virzha.

“gue masih perawan vir. Kalo mau bukti, tanya suami gue nanti yaa”

“aaahh bohong lu. Lu kan udah beberapa kali pacaran”

“laaah ya gamasalah doong. Gue mah pacaran gapernah macem-macem kali”

“kenapa kalian ga pacaran aja sih heran daritadi yang ribut tuh kalian doang” ucapku yang dibenarkan oleh yang lain.

“aaahh males banget. Kalo pacaran sama tuh orang, yang ada tiap hari minta jatah mulu”

“eehh jangan gitu, siapa tau kalian jodoh loohh nanti hahaha” ucap Yanti.

“iyaa tuh bener” ucap Virzha dan sekali lagi Virzha mendapat jitakan dari Mira.

Mira lalu memutar botol itu lagi dan beberapa saat kemudian, botol berhenti. Kali ini ujung botol menunjuk Zakiyah namun pangkal botol tidak menunjuk siapapun.

Kami berdiskusi dan Virzha mengusulkan Zakiyah untuk memilih dare. Namun hal itu ditolak oleh Zakiyah. Akhirnya kami memutuskan Anton unruk menanyakan Zakiyah.

“yaudah pertanyaan standar ya zak, kita kan udah tau Yanti udah ga perawan, Mira masih perawan. Nah yang belum tau kan tinggal Devi sama kamu. Jadinya ya aku mau tanya kamu masih perawan atau udah engga?”

“duuhhh. Emmm udah engga ton”

Semuanya terlihat terkejut kecuali aku. Suasana menjadi canggung seketika.

“yaampuun. Kenapa sihh haha. Emangnya cuman Yanti doang yang boleh gak perawan?” ucap Zakiyah

“bukan gitu sih. Cuman kaget aja zak” ucap Mira.

Zakiyah kemudian memutar botol lagi dan kali ini ujung botol menunjuk ke Devi. Pertanyaan standar pun kembali dilontarkan oleh Anton kepada Devi. Dan Devi menjawab masih perawan.

“naahh gini deehh. Cewe-cewe udah pada ketauan kaan. Giliran yang cowo laah” ucap Mira.

“loooh gabisa gitu doong. Kan botolnya ga ngarah ke kita” ucap Virzha.

“yaaudah siih. Toh cuman pertanyaan masih perjaka apa engga”

“kan yang belum ketauan cuman Faza doang. Langsung aja ditanya”

*DEG*

“oohhh iyaaa. Yaudah zaa. Aku mau tanya. Udah ngapain aja sama Winda” ucap Mira.

*DEG*

“looh curang dooong. Gak sesuai peraturan” ucapku.

“gapapa zaa. Kita semua kan udah pada ketauan nihh tentang kehidupan ehem ehem nya. cuman lo doang yang belum” ucap Mira.

“dih parah”

“ayoo buruan jawab”

“eemmm hhmmm. Yang jelas aku dan Winda udah gak perjaka dan perawan. Puas kalian?”

Suasana awalnya hening namun beberapa saat kemudian ricuh karena mendengar jawabanku.

“waaahhh gilaa Fazaa kereen. Waah Faza parah. Dan wah wah lain lain” Ucap semua orang di dalam ruangan itu.

Tak terasa jam sudah menunjukan pukul 2 siang dan sudah saatnya Mba Nayla melangsungkan seminar hasil penelitiannya. Kami semua pergi dari ruangan rapat dan menuju ruangan seminar Mba Nayla.

*****
“selamat ya Mba Nayla bla bla blab la”

Mba Nayla sudah melangsungkan seminarnya dan mendapat hasil yang cukup memuaskan menurutku. Saat ini Nayla sedang berfoto-foto dengan teman-temannya dan kami sedang “mengantri” (haha). Setelah beberapa lama kami akhirnya berkesempatan untuk berfoto-foto dengan Nayla dan kami bersenda gurau dengan Nayla.

“zaa. Nanti ke kosan!” ucap Nayla saat semua orang sudah mulai meninggalkannya.

“mbaaa. Ada Windaaa. Aku gabisaa” ucapku sedikit berbisik karena teman-temanku sudah mulai memanggilku untuk segera pergi.

“gapapa laaah za. Sekali-kali”

“tetep gabisa mbaa. Lagipula aku ada udah langgar janji tadi sama Winda. Nanti malem pasti dia minta yang aneh-aneh”

“beneran ya za gabisa? Yaudah dehh”

“kapan-kapan deh ya mba hehe” ucapku sambil meninggalkan Nayla dan menuju teman-temanku.

Kami berjalan menuju sebuah restoran makanan seafood yang baru buka di kota itu.

“tadi kenapa za sama Mba Nayla?” ucap Mira saat kami mendapatkan kursi dan mulai memesan makanan.

“gapapa mir, dia cuman pengen minta bantuan pas nanti pindahan” ucapku sepersekian detik langsung mendapatkan alasan yang cukup logis.

“ati-ati zaa. Kamu udah sama Winda” ucap Zakiyah.

“iyaa zaak. Aku gabakal macem-macem laah”

Beberapa lama kemudian, kami masing-masing sibuk dengan gadget masing-masing dan pesanan pun datang. Kami langsung makan makanan tersebut sambil sesekali berkelakar dan berceloteh tentang apapun. Apapun yang terlintas dipikiran. Paling banyak adalah banyolan-banyolan dari Virzha ke Mira. Dan kami kebanyakan hanya menonton mereka berdebat tidak jelas (haha).

Selesai makan, kami semua langsung kembali ke kosan masing-masing dan aku langsung memakirkan motorku di depan kosan Winda. Aku lalu masuk ke dalam kamar Winda dan mendapati ada Hani disana.

“eehh Faza. yaudah deehh. Aku balik yaa wiin. Fazanya kan udah ada” ucap Hani dan aku masuk saja dan meletakkan barang bawaanku di kasur Winda.

“yaahh haan. Gapapalaah temenin hehe. Faza gabisa nemenin aku nonton drama. Dia gangerti”

“beneran nih aku gak ganggu?”

“emang kita mau ngapain sih haan haha. Gapapa sini. Palingan Faza juga tidur bentar lagi”

“ehehehe tau ajaa. Yaudah aku tidur dulu ya win” ucapku

Aku langsung memposisikan diri di kasur Winda dan langsung terlelap karena hari ini otakku seperti di peras saat rapat tadi ditambah pikiranku bercabang antara menemani Winda disini atau bersama Nayla dan Kintan.

Diriku terbangun karena merasakan tubuhku seperti didorong oleh sebuah benda. Kubuka mataku dan mendapati punggung Winda berada persis di depanku dan ia juga sedang terlelap di mimpinya. Aku memeluk tubuh itu dan menyebabkan Winda terbangung.

“zaa udah bangun?” ucap Winda dengan suara serak akibat baru terbangun dari tidurnya.

Winda lalu membalik tubuhnya dan sekarang ia menghadapku. Aku lalu membelai wajahnya dan rambutnya yang tergerai itu. Winda kulihat hanya tersenyum. Aku langsung bergerak ke atas tubuhnya menindih tubuhnya. Bibirku langsung menuju bibirnya dan kami berciuman.

“zaaa. Jangaann. Sholat dulu” Winda menyilangkan tangannya di bagian dadanya.

“yaaahh wiiin. Nanti yg ada udah gak kepengin lagi. Inget neraka nanti” Tanganku membuka tangannya.

Winda hanya diam saja sambil melihat mataku dalam sekali. Sedikit menusuk namun masih meneduhkan.

“haani pulang kapan?” ucapku sambil meloloskan kaus yang diapakai Winda.

“tadi jam berapa gitu. abis itu aku tidur deeh. Nemenin kamu”

Aku sudah bisa melihat kedua payudara mungilnya itu dan mulutku langsung kuarahkan menuju salah satunya sedangkan salah satu tanganku menuju satu yang lain.

Winda terdengar mengerang saat lidahku dengan lincahnya memainkan putingnya dan tanganku meremas-remas payudaranya. Tangannya kurasakan mencengkramku dan menjambak-jambak rambutku.

Aku menyudahi permainanku di payudaranya beberapa menit kemudian. Tanganku langsung memegang celana pendek yang ia kenakan saat ini. Aku lalu menurunkan dan meloloskan celana dari kakinya.

“tumben belum dicukur win hahaha”

“masih tipis zaa. Gapapalaah”

Aku lalu melepas semua pakaianku dan aku lempar entah kemana. Aku langsung menurunkan tubuhku menuju tubuhnya dan sekali lagi kami berciuman.

Winda lalu melepaskan ciumanku dan langsung memegang penisku. Ia mengocok sebentar penisku lalu memasukannya ke dalam mulutnya. Aku mendesah kecil karena nampaknya Winda sudah kian jago dalam mengoral penisku. Walaupun masih jauh lebih nikmat Nayla (haha).

“wiiinn kamu belajar dari mana aahh” ucapku sambil memegang kepala Winda.

“kan aku sering kali giniin anumu” ucapnya setelah mengeluarkan penisku dari mulutnya lalu mengocok penisku.

“haah. Perasaan kita gini aja jarang win?”

“kalo aku nginep atau kamu nginep disini, pas kamu tidur”

“serius win?”

“iyaaa. Abisnya kamu kebo banget kalo tidur. Masa ga bangun anumu aku jilat-jilatin”

Tak kusangka Winda melakukan hal itu saat aku tidur. Pantas saja terkadang aku bermimpi ada seorang wanita yang sedang mengoral penisku. Namun wajahnya tak pernah dapat kuingat.

Winda melanjutkan kulumannya dan aku hanya mendesah pelan.

Beberapa saat kemudian, aku berinisiatif untuk rebahan dan Winda mengikutinya. Aku lalu menyuruhnya untuk meletakkan vaginanya di depan mulutku dan akupun mejilati vagina Winda dan Winda masih sibuk dengan penisku.

Sesaat setelah aku mulai menjilati vagina Winda, oral Winda menjadi tidak karuan dan cenderung sedikit menyiksa penisku.

“wiiin kenapa?”

“aku gak konsen jadinya zaa hahaha”

“hmmm dasarrr. Yaudah dehh langsung aja yaa win?”

Winda lalu bangkit dan memposisikan tubuhnya di atas tubuhku. Tangannya lalu mengarahkan penisku kearah lubang vaginanya. Setelah pas, tubuh Winda turun dan masuklah penisku ke dalam vaginanya.

Kami bercinta cukup lama. Beberapa gaya kami terapkan, dari posisi missionaris biasa, doggy, WOT dan lain-lain. Tanpa terasa kami bercinta, kondisi lingkungan yang tadinya masih terang karena ada sinar mentari yang menyinari permukaan bumi, sekarang sudah gelap. Kami tidak sadar dengan itu. Akhirnya kami menyelesaikan kegiatan bercinta karena Winda sudah terlalu lelah dan ia tertidur karenanya. Aku yang masih memiliki sisa sisa tenaga, tersadar bahwa motorku belum masuk ke dalam halaman parkir kosanku. Aku langsung bergegas menuju motorku lalu memasukkan ke dalam halaman parkir kosanku. Aku masuk ke dalam kamar kosku untuk sekedar membersihkan diri akibat pergumulan bersama Winda.

Setelah membersihkan diri, aku kembali ke kamar Winda dan karena tubuhku sudah sangat lemas, aku tertidur persis di sebelah tubuh Winda yang masih telanjang yang sebelumnya sudah kubalutkan sebuah selimut tebal.

*****
Beberapa hari kemudian, aku memutuskan untuk tidak berkumpul dengan teman-temanku karena aku ingin sebelum berangkat KKN aku sudah mendapatkan topic mengenai tugas akhirku. Jadi saat KKN jika ada waktu luang, aku bisa mencuri-curi waktu menulis karya ilmiah-ku.

Aku memutuskan untuk menghubungi dosen pembimbing Nayla karena aku rasa cukup menarik jika dijadikan topic tugas akhirku. Aku segera pergi ke ruangan dosen tersebut.

Aku melihat ruangan beliau tertutup. Mungkin belum selesai mengajar pikirku. Aku lalu menunggu di depan ruangannya sambil memainkan HP-ku. Beberapa lama aku memainkan HP-ku, aku merasakan ada suara dari dalam ruangan beliau.

“aahhh eemmhhhh Nayla kau memang…………” suara samar-sama terdengar.

Aku menghentikan menatap layar HP dan memfokuskan seluruh tenaga (lebay banget haha) ke indra pendengaranku agar mendapatkan suara yang lebih jelas.

“hhuuuhhhh oke okee baiklaaahh. Saya beri nilai A untuk ujian skripsimu. Tapi ada satu syarat lagi” suara seorang pria dari dalam ruangan.

*PLAAKK*

Kumendengar suara tamparan dari dalam ruangan. Aku berdiri dan segera mendekati pintu agar mendapat pendengaran yang lebih jelas lagi.

“waaahh masih mulus nampaknya. Kau pintar merawat tubuhmu ya Nayla” ucap suara pria lagi kemudian tak berapa lama terdengar suara lenguhan seorang wanita.

Aku tidak percaya. Aku yakin di dalam Nayla sedang bermain dengan dosennya. Tak kusangka ia melakukan itu bersama dosen. Betapa bodohnya aku percaya kata-katanya. Dia memang seorang pelacur.

Aku lalu segera pergi menjauhi ruangan itu dengan kesal karena merasa dibohongi.

*BRUGG*

Nampaknya aku menabrak seseorang yang mungkin sedang dalam kondisi buru-buru. Baru saja aku mau menyemprotnya dengan kata-kata kasar namun bisa kutahan karena ternyata yang menabrakku adalah seorang wanita yang pernah menikmati surga dunia bersamaku.

“loohh Mba Kintan kenapa buru-buru mba?” ucapku sambil ikut membereskan berkas yang tercecer.

“inii zaaa. Aku mau daftar seminar hehee. Makasih yaaa” ucapnya saat aku membereskan berkas-berkasnya.

“wuihh. Keren-keren”

“temenin yuukk zaa. Biar kamu tau jugaa” tanganku ditarik dengan paksa olehnya.

Beberapa saat kemudian, Kintan sudah melepas pegangan tangannya, dan ia masuk ke sebuah ruangan. Aku hanya menungguinya dari luar saja dan melihat pemandangan dari lantai dua kampusku.

“hiihh tadi bukannya masuk biar kamu liat” Kintan keluar dari ruangan itu setelah 5 menit.

“aahh males aahh mba ketemu bapak itu. mukanya galak haha”

“heii gaboleh kayak gitu haha. Nanti kamu akan berurusan dengannya kalo udah tingkat akhir kayak aku haha”

“gapapa laaah. Pas itu aja aku berurusannya haha” ucapku seraya beranjak dari depan ruangan itu.

Beberapa saat kemudian, aku masih mengobrol dengan Kintan dan saat kami melewati sebuah ruangan kelas, tiba-tiba Kintan mendorongku masuk ke dalam ruangan kelas itu. Bibir Kintan langsung menyergap bibirku dan ia terus mendorong tubuhk hingga akhirnya tubuhku menabrak sebuah dinding ruangan itu.

“mbaa. Kerasukan apa?” ucap ku sambil melepaskan ciumannya dan mendorong tubuhnya.

“aku ga kerasukan apa-apa zaa. Aku cuman pengen ajaa” ucapnya seraya menyosor bibirku.

Kami berciuman kembali. Ada yang berbeda dengan ciuman ini. Ciuman ini penuh nafsu, tak terasa lembut sama sekali. Kintan lalu melepaskan ciumannya dan kepalanya langsung menuju bagian bawah tubuhku. Tangannya sangat terampil melepas celanaku dan tangannya langsung menggenggam penisku yang mencuat keluar.

“aahhh mbaaa. Ini di kampuss mbaaa. Kalo ada yang liat gimana mbaa aahhh” desahku saat Kintan mengulum penisku sama baiknya dengan Nayla.

Beberapa menit, Kintan masih mengulum penisku. Aku berusaha mengalihkan fokusku dan terus mendorong tubuh Kintan agar segera menjauh. Namun Kintan datang dan datang lagi untuk mengulum penisku.

*CKLEEK*

Suara pintu terbuka. Waktu seakan terhenti saat tau siapa yang membuka pintu kelas itu.

“FAZA??!!” ucap kekasihku saat melihatku.

“windaa. Aku bisa jelasin duuhh aahh lepaasss” Aku mendorong tubuh Kintan keras dan segera merapikan celanaku.

“GAUSAH JELAS JELASIN. KITA PUTUS!!”

*JDERR*

Terdengar seperti kilatan petir di kepalaku.

Winda langsung membalikkan tubuhnya dan pergi berlari. Aku melihat di sudut matanya keluar air mata. Aku tidak percaya Winda putus denganku.

Aku segera berlari keluar menyusul Winda. Winda kulihat sudah cukup jauh berlari. Untungnya kecepatan kakiku meningkat drastis dibandingkan dahulu sehingga tidak ada satu menit aku berhasil mengejarnya dan menarik tangannya.

“LEPAASSS. KITA PUTUS. KAMU BUDEG??”

Baru kali ini Winda sangat kasar terhadapku.

“aku bisa jelasin winn. Dengerin duluu” Aku sedikit meninggikan nada suaraku.

“GAUSAHH. GABUTUHH. UDAH JELAS SEMUANYA. JADI ITU YA YANG KAMU LAKUIN KALO GAAADA AKU”

“bukaan Windaaaa. Dia tadii….”

“UDAH ZAA. GAUSAAH. GAUSAH NAMBAH DOSA AKU LAGI. CUKUP!!”

Winda kembali pergi menjauh dariku. Berlari. Aku tetap mengejarnya hingga pintu pagar kampus.

“windaaa tunggu duluuu” ucapku saat melihat lari Winda mulai pelan karena kelelahan.

“zaaa. Tau ga sih?? Aku tuh udah sayang banget sama kamu. Kok kamu tega sihh?” ucapnya terbata-bata karena nafasnya yang habis karena berlari.

“bukaan wiinnn. Dia tadi maksa akuu”

Winda hanya diam saja. Matanya tiba-tiba kosong melihatku. Sekarang posisiku persis dipinggir jalan yang dilewati banyak sekali kendaraan.

“kamu tau za? Aku udah rela mahkotaku buat kamu. Aku udah…. Udah bilang ke orang tuaku kalo kamu yang bakal jadi suamiku. Aku juga udah bilang pada diriku sendiri kalau harus bisa lengkapin kamu. Tapi kamu…..”

Winda mulai mengeluarkan air matanya lagi. Aku berusaha menenangkannya dengan mengenggam tangannya. Namun tanganku ditepis olehnya.

“udah yaa zaa. Cukup yaa. Kita cukup aja. Gapapa dehh. Semoga kamu dapet orang yang lebih baik dari aku ya” ucapnya seraya berlari kembali menyeberang jalan.

Aku sempat terdiam sesaat karena ucapannya sampai akhirnya aku tersadar bahwa ada sebuah mobil pick-up yang lajunya cukup kencang dan sedang menuju arah Winda.

Aku berusaha memanggil nama Winda namun tidak tau kenapa suaraku tidak keluar dari mulutku.

*BRAAAKKKKK*

Bersambung​
 
Terakhir diubah:
Sekali lagi mohon maaf lahir dan batin untuk para pembaca dan suhu suhu dimari.

Ini THR dari ane yaa hehe.

semoga pada suka sama update kali ini (walaupun mungkin abis ini ane kena bacok sih haha)

Ane juga ngerasa awal part ini berasa ga penting, tapi gapapa buat bayangin karakter temen2 organisasi Faza soalnya kan emang ane belum menjelaskan sejara detil kejadian yang menimpa mereka semua haha.

kalo ada yang mau didiskusikan silahkan coret coret di bawah

ENJOY
 
User di-banned, maka konten otomatis dihapus.
User is banned, content is deleted automatically.
 
Kok emosional ya membacanya ... Sejak awal emang gak seneng figure Nayla dan Kintan eh beneran salah satu diantara mereka malah ngerusak fandom WindaxFaza
 
Yaaahh. Kok kintan sama naylanya jadi perusak hubungan faza sih Hu.. ?
Gak di lanjutin perannya aja kayak di si badan babi..
Kasihan winda..
 
Bimabet
tega nya suhu.. bikin winda putus yang baik hati.. tolong di jaga ya huu winda nya jangan smpai SS sm cwo lain apalagi jadi maniak ss sm cwo lain..
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd