Agen Terpercaya   Advertise
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

Jurus Sakti Tapak Sedasa

User di-banned, maka konten otomatis dihapus.
User is banned, content is deleted automatically.
 
"Ting"
suara notifikasi email Outlook di laptopku berbunyi lewat headset yang kupakai. Jam sudah menunjukkan jam 4 sore. Suasana kantor masih sangat ramai, dan email pekerjaan masih saja masuk di sore hari ini, membuyarkan lamunanku saja.

Lagi-lagi bosku Cik Tania memberikan pekerjaan tambahan di sore hari lewat email, di saat semua orang sudah bersiap-siap pulang. Aku harus lembur untuk menyelesaikan laporan yang seharusnya dikerjakan oleh temanku yang memang sedang cuti.

Hari ini aku benar-benar tidak bisa berkonsentrasi untuk bekerja. Kejadian yang kualami semalam benar-benar membuatku tidak habis pikir. Aku benar-benar yakin eyang menurunkan ilmu yang oleh temanku si Erik, disebut sebagai ilmu Tapak Sedasa. Diluar kedua lengan dari tubuhku yang fana ini, ada 2 pasang lengan lagi yang tak terlihat yang bisa kukendalikan dengan pikiran, dan semalam kucoba untuk menggunakannya pada seorang wanita di kedai Starbuck, hanya saja gara2 pelayan Starbuck yang membuyarkan konsentrasiku, aku gagal melanjutkan rencanaku. Akan tetapi, mengetahui bahwa aku memiliki ilmu ini, membuatku terus berpikir untuk mencobanya lagi malam ini.

Saat ini aku sedang menggerak-gerakan pensil yang ada di meja dengan lengan tak terlihatku. Pensil di meja menggelinding ke kiri dan ke kanan dengan sendirinya. Rupanya cukup mudah juga untuk mengendalikannya.

"Riki, sudah baca email saya?" tiba-tiba Cik Tania muncul dari balik kubikelku.

"Sudah cik" balasku singkat.

"Bisa malam ini? Saya tungguin ya di ruangan saya sampai selesai" pinta Cik Tania.

"OK siap" jawabku.

Dengan penuh keengganan kukerjakan laporan yang diminta Cik Tania. Kemungkinan akan selesai 1-2 jam lagi.

"Fiuuuh... selesai juga" ucapku dengan lega.

Jam menunjukkan pukul setengah tujuh. Masih ada beberapa orang yang belum pulang. Cik Tania masih ada di dalam ruangannya yang berdinding kaca. Dari tempatku duduk, aku bisa melihat Cik Tania yang sedang menelepon seseorang.

Aku segera mengirimkan laporanku ke Cik Tania lewat email. Kemudian chat ke Cik Tania, bahwa laporan sudah kukirim.

"Riki, jangan pulang dulu ya, saya periksa dulu kerjaan kamu." ucap Cik Tania di chat, yang kubaca dengan penuh sesal, karena aku sudah sangat ingin pulang. Mungkin karena aku ingin mencoba lagi jurus Tapak Sedasa di tempat yang sama dengan kemarin, akhirnya aku sama sekali tidak konsentrasi di kantor hari ini.

Aku menunggu chat dari Cik Tania, tetapi kulihat dia masih saja menelepon seseorang, berarti pekerjaanku belum dilihatnya. Aku sudah tidak sabar menantinya. Sejurus kemudian aku lihat Cik Tania menutup teleponnya, dan mulai menghadap laptop. Jam sudah menunjukkan pukul tujuh.

Jam sudah menunjukkan pukul setengah delapan. Cik Tania belum juga chat tentang laporanku. Entah apa yang dilihatnya di laptop. Akhirnya terbesit juga ideku untuk menerapkan ilmu Tapak Sedasa ke Cik Tania.

"Hmmm... harus direncakanan matang-matang" ucapku dalam hati.

Ruangan Cik Tania berdinding kaca, akan tetapi sangat kedap suara, kita tidak bisa mendengar apapun suara di dalam ruangan tersebut. Karena sudah kedap suara, maka aku tidak perlu repot-repot menutup mulutnya, toh jika dia berteriak, tidak akan ada yang mendengar.

Aku akan menggunakan kedua lengan tak terlihatku untuk menekan pundaknya agar tetap berposisi duduk, kemudian kedua lenganku yang lain akan kugunakan untuk meremas payudara dan membelai vaginanya. Cik Tania selalu mengenakan blazer hitam dan rok selutut dengan highheels tinggi, yang makin membuatku terangsang.

Kupusatkan konsentrasiku dengan memandangi Cik Tania dari tempatku duduk. Aku ingin menguji dulu dengan menyentuh payudara kirinya.

"Aaaaah..." erang Cik Tania kaget. Dia menoleh ke kiri dan tampak kebingungan. Kemudian kembali mengamati laptop.

Sekali lagi benar-benar terbukti, ilmu ini memungkinkanku untuk mendengar apa yang diucapkan oleh orang yang sedang kusentuh dengan tangan tak terlihat, meskipun kami terpisah jarak kurang lebih 20 meter.

Aku kemudian berkonsentrasi lagi. Kedua lengan tak terlihatku kucengkeramkan ke pundak Cik Tania. Cik Tania tampak kaget, dan kedua tangannya mencoba meraih pundaknya, tetapi lenganku memegang pundaknya sehingga dia tidak bisa bangkit dari tempat duduknya.

"Eh eh... ada apa ini? Eh.. eh.."bingung cik Tania tanpa mengetahui apa yang sedang terjadi. Dia berusaha untuk bangkit berdiri, akan tetapi lenganku menahannya untuk tetap duduk.

Sementara sepasang lengan tak terlihatku menekan pundaknya, aku masih memiliki 1 pasang lengan lagi yang kini bebas. Perlahan-lahan kubelai lembut payudara kiri dan kanan Cik Tania.

"Aaaaah.... aduh aduh... kenapa ini?" erang Cik Tania.

Sensasi lembut payudaranya benar-benar bisa kurasakan lewat lengan tak terlihatku. Kini dengan lembut kupilin-pilin kedua putingnya perlahan-lahan. Cik Tania mencoba menutupi payudaranya, tetapi tetap saja payudaranya terasa disentuh oleh sepasang tangan.

"Eeeghh... ahhh... aah, aduh, aduh, kenapa ini ya....." erang Cik Tania.

Aku coba memainkan kedua puting Cik Tania dengan jempolku. Puting Cik Tania benar-benar terasa sangat lembut. Cik Tania mencoba melindungi payudaranya dengan tangan, akan tetapi terhalang oleh blazernya. Aku semakin tidak bisa menahan, kini kuremas-remas kedua payudara Cik Tania.

"Mmmmppphh... aah aah, jangaan, aaah, ada apa ini?" ucap Cik Tania penuh bingung.

Aku merasa sudah puas dengan payudara Cik Tania. Kuperlahankan remasanku di payudaranya, dan mulai memilin-milin apgi putingnya. Satu tangan kubiarkan terus memilin lembut puting Cik Tania, kini satu tangan kuarahkan ke liang vaginanya.

"Wooow, terasa sensasi hangat dan basahnya" ucapku dalam hati, setelah satu tanganku meraih ke liang vagina Cik Tania.

"Aaaaaaahh...... jangaaaaaan... aaaaahhhhhhhhh" erang Cik Tania.

Aku semakin bersemangat menggetar-getarkan kedua jariku yang masuk ke dalam liang Vagina Cik Tania. Sensasi basah dan hangat benar-benar terasa di jari tak terlihatku, sementara tanganku yang satu masih berkonsentrasi dengan payudara kanan Cik Tania. Cik Tania mencoba melindungi bagian vitalnya dengan tangan, akan tetapi terhalang oleh roknya sendiri.

"Aaaaaaahhhh..... aduuuuh.... aaah aaah aaah aaaaaahhhh" racau Cik Tania menahan nikmat kocokan dua jariku di liang Vaginanya.

"Tooolooongg..... aaaahhhh.... hmmmmmpppphhh..... aaah, siapa yang melakukan ini? Aaaaahhhhhhh, pelaan-pelaaan.... aaaah" Cik Tania masih merasa kebingungan.

"Hmmmpppfhh... aku mau keluaaaar...... aaah..... aduhh.." kini Cik Tania sudah tidak bisa menahan lagi gempuran kedua jari tak terlihatku. Aku semakin meingkatkan kocokan jariku. Wajah Cik Tania yang putih sudah memerah.

"Aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaahhhhhh......... aaah aaah aaah aaah aaahhhhh" Cik Tania menggelinjang dengan hebat, panggulnya bergetar hebat, tanda puncak orgasme sudah sampai. Sejurus kemudian dia lemas terkulai tak ada perlawanan, dan tertidur di meja kerja.

"Fiuuuh... berhasil juga" ucapku dalam hati. Aku masih memandangi Cik Tania yang terkulai lemas di ruangannya dengan puas.

Kuarahkan perhatianku ke layar laptop, kemudian membuka aplikasi Chat, untuk ijin pulang, dan info saja jika ada yang perlu di revisi laporannya.

"Percobaan berhasil yang pertama" gumamku sambil melangkah keluar kantor dengan puas.



- bersambung -



Simak juga cerita saya yang lain:

The Office

Perampokan Toko Emas Cahaya
Akhirnya ada update juga
 
Jav Toys
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd