Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

FANTASY [Incest] Cinta Yang Tabu - Chapter 3 Updated! (NO SARA!)

Kalau punya kakak kayak gini, enaknya diapain?

  • Langsung main kasar, ambil prewinya

    Votes: 200 17,1%
  • Paksa buat service kita. HJ, BJ, dan lainya

    Votes: 229 19,6%
  • Pelan pelan aja. Intip waktu dia mandi, ganti baju, tidur

    Votes: 369 31,5%
  • Dijadiin bacol

    Votes: 74 6,3%
  • Anal sex

    Votes: 257 22,0%
  • Puasin fetish kita, jilatin kaki, ketiak, tetek dan anggota tubuhnya yang lain

    Votes: 223 19,1%
  • Langsung doggystyle dari belakang.

    Votes: 207 17,7%
  • Lainya~

    Votes: 66 5,6%

  • Total voters
    1.170
Status
Please reply by conversation.
UPDATE!

CINTA YANG TABU
- Chapter 2 : Rasa Kesal Yang Meluap -
Sial jantungku serasa mau copot.

Dia dengan spontan langsung menutup matanya dan keluar menutup pintu. “Astagfirullah adek kamu ngapain?! Jawab teteh!”, bentaknya dari luar pintu. “Ngghh, itu... Anu teh...”, jawabku yang bingung mencari alasan...

Mati aku, aku sangat payah dalam mencari alasan..

“Anu anu kenapa?! Kamu mainin titit kamu itu kan?! Dosa astagfirulah Ilham!”, bentaknya.

“M...Maaf teh, khilaf, ilhamnya udah gak tahan tadi sempet ngintip teteh telanjang mau mandi”, jawabku dengan jujur.

Dia pun terdiam. Tak ada suara apa apa dari luar pintu.

Sial, sepertinya dia sangat marah. “Teh? Maaf ya teh...”, tanyaku.

Keheningan ini bertahan sesaat sampai tiba tiba dia kembali membuka pintu dan masuk ke dalam kamarku dan masih menggunakan handuk dengan memberikan tatapan najis kepadaku. “Kamu segitunya pingin zinah?”, tanyanya. “E... Enggak kok teh”, jawabku dengan ragu. “Jujur”, tanyanya kembali.

“Iya teh... Ilham udah lama mendem nafsu gini tuh...”, sambungku.

Matanya menggambarkan pandangan yang busuk kepadaku.

“Astagfirullah... Bilangin ke papah biar tau rasa!”, ujarnya sambil membanting pintu kamarku. Dia pun pergi entah kemana, namun yang jelas aku bisa bisa dicoret dari KK oleh ayahku. Ini tidak baik, pikiranku mulai kacau. “Jadi gini ya resikonya ngejalanin hubungan paling terlarang itu?”, gumamku sambil berusaha menenangkan diri.

“Sial, aku harus gimana ini?”, ujarku sambil berjalan kesana kemari. “Apa aku lanjut minta maaf aja kali ya? Tapi dia udah tanggung ngeliat aku kayak gitu...”, sambungku.

Aku pun kembali memakai baju dan celanaku kemudian berjalan menuju kamarnya. Aku perlahan mengetuk pintu kayunya sambil berusaha membujuknya untuk memaafkanku. “Teh... Maaf ya tehh... Nggak akan diulangi...”, mohonku dengan nada memelas.

Dia kemudian membuka pintu,

*PLAK!*

Tamparan yang keras mendarat di pipiku. Tak hanya berhenti di tamparan. Kakakku kemudian memukulku merkali kali di kepala dan pundak sambil menangis. Tak jarang juga dia menendangku. Namun aku tidak memukul balik, aku menerima semua hantamanya karena aku pikir aku pantas menerima itu.

“Istighfar Ilham! Keluarga kita menjunjung tinggi surga loh! Kamu kenapa jadi kayak gini?!”, bentaknya.

“Y..Ya itu teh... Pokoknya minta maaf, jangan aduin ke bapa”, pintaku.

“Teteh tetep aduin!”, tegasnya.

Aku memohon kepadanya sambil memegang tanganya. Dengan sigap dia langsung melepaskan tanganku. “Lepasin! Jangan pegang teteh sama tangan kamu yang jijik itu!”, marahnya sambil menunjuk wajahku. “Pokoknya liat aja nanti kalau mamah sama papah dateng, biar tau rasa kamu, bandel sih!”, sambungnya.

Dia kemudian memakai kerudung syar’i dan kacamatanya itu dan pergi keluar rumah, meninggalkan aku sendiri dengan rasa bersalahku.

“Kok jadi gini...”, kesalku dalam hati.

Aku tidak menyangka masalahnya akan menjadi seperti ini. Aku pikir aku tidak akan ketahuan karena selama ini, setiap kali aku coli, tidak ada masalah sama ekali. Hanya karena satu kecerobohan kecilku yang lupa mengunci pintu, semuanya menjadi berantakan. Terlebih ini menyangkut keluargaku. Aku coli menggunakan kakakku sebagai bahan fantasiku. Benar benar rasanya seperti dijatuhi pasal berlapis.

Baru kali ini aku merasa menyesal telah melakukan hal yang menyimpang dari agama.

“Sekarang gimana nih ya?... Kabur aja kali dari rumah?”, kataku.

Aku berniat untuk kabur dari dalam rumah pada saat itu, namun aku tidak tau harus kabur kemana. Atau aku terima saja takdirku? Dua duanya bukanlah hal yang baik. “Agghhh pusing “, kesalku.

Akupun berjalan kembali menuju kamarku sambil menggaruk garuk kepala, meskipun kepalaku tidak gatal sama sekali. Dengan segera, aku mengunci pintu kamarku dan berbaring di kasur, memabayangkan tentang apa yang sudah aku lakukan hari ini. “AH BEGO BAGET TAI!!!!”, teriakku.

Lagi lagi, kalau saja aku tidak ceroboh, aku bisa menikmati fantasi dengan kakakku yang saat itu belum selesai. Aku memejalmkan mataku dan menghirup nafas dalam dalam kemudian membuangnya perlahan lahan dari mulutku. Menyadari betapa sampahnya diriku membuatku merasa tidak pantas berada di keluarga yang agamis ini. keluarga ini sangat suci untuk diriku yang penuh dosa.

Semakin dipikirkan, justru aku semakin kesal.

“Ini semua gara gara teteh sih! Apaan sih ngetuk bukanya salam dulu kek kayak gapunya agama aja! Aku ewe coba, biar mampus!”, kesalku sambil memukul mukul bantal. Selang beberapa detik aku kembali tenang dan mulai membayangkan banyak hal,

Salah satunya adalah betapa indahnya tubuh telanjang kakakku itu. “Lah lah kenapa aku malah jadi bayangin itu sih, momentnya gak tepat banget”, gumamku yang menertawakan kebodohan pikiranku yang sudah rusak ini.

Namun aku tidak menolak pemikiran seperti itu. Perlahan kontolku kembali berdiri dan mengeras. Tidak menolak keinginan adik kecilku ini untuk dikocok, aku kemudian berdiri dan mengambil salah satu foto half body kakakku yang terpampang di dinding ruangan keluarga dan menaruhnya di meja belajarku. Dengan segera, aku melanjutkan fantasiku tadi yang sepat terpotong. Aku kembali mengocok kontol besarku ini menggunakan foto kakakku.

“Lu makan nih ya... Mffhh... Ssshh”, desahku sambil membayangkan aku memaksa masuk kontolku ini kedalam mulutnya. Membayangkanya saja sudah sangat nikmat. Membuatku melupakan apa yang baru saja terjadi. Padahal posisiku sebagai anak dalam keluarga ini sedang terancam, tapi kenapa aku masih sempat sempatnya coli menggunakan foto kakakku ini?

Ah persetan, aku benar benar sudah tidak peduli.

Aku mempercepat kecepatan kocokanku hingga aku sudah mencapai batasku. Aku kemudian mengarahkan moncong meriamku itu kearah foto kakakku sambil membayangkan aku menyemprotkan lahar panas ini ke muka dan kerudungnya. “SSHHH!!! AAHHH!!! MAKAN NIHH ANJIN*!!!”, Teriak kepuasanku.

*Crooottt crooottt*

Semuanya tepat sasaran. Semua pejuhku tertembak ke foto itu tanpa satupun yang meleset. Aku harap aku benar benar bisa menghukumnya dengan hal seperti ini, bedanya aku arahkan ke wajahnya yang asli, bukan foto lagi.

Ejakulasi seperti ini membuat pikiranku sedikit tenang. Aku kemudian terbaring di kasur kemudian memejamkan mataku.

“Besok ya besok, aku tidak peduli”, gumamku. Sebelum aku memejalmakn mata dan tertidur, aku menerima pesan dari ibuku yang mengatakan bahwa besok dia akan pulang.

Aku sudah tidak peduli lagi, jadi aku abaikan dan tertidur.

.

.

.

.

.

To Be Continued
 
Status
Please reply by conversation.
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd