Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

FANTASY Perjantan Dari Kota

iya nih...kayaknya dimas harus disingkirkan, gak enak kalau ada tokoh lain dalam suatu cerita, bikin ilfil...
lanjut suhu, semoga dimas bisa disingkirkan, baik orang dan kesombongannya hingga bisa menyuruh banyak wanita yang disetubuhinya untuk memanggil wanita lain untuk disetubuhi.
 
Ketika aku berada didalam kamar aku, aku mendengar suara orang sedang mandi. Pasti bulek hendak beberes menuju bale yang tadi disampaikan oleh ustaza fitri.

Aku hanya menunggu sampai selesai bulek mandi, setelah bulek selesai aku akan menghampiri bulek untuk sekedar ngobrol dengannya.

Detik terus berganti, hingga akhirnya suara deru air sudah tidak terdengar kembali dari kamar mandi.

Akupun langsung berniat menghampirinya. Aku tak ingin bulek menjadi wanita murahan dikampung ini.

Setelah terdengar suara pintu kamar bule aku langsung menuju ruang tamu. Kutunggu dia keluar dari kamarnya.

Singkat cerita bule selesai memakai pakaiannya. Terlihat bulek sangat menawan malam ini. Dengan gamis coklat dan jilbab berwarna coklat pula jadi menambah keanggunannya sebagai seorang wanita.

"Le, kamu jaga rumah dulu ya. Bule ada kerjaan sedikit" ujarnya yang mau pamit ke aku

"Ga mau lek. Kalau bulek pergi aku juga pergi dari rumah ini" balasku sambil memegang tangannya

"Bulek mau kebale. Ada perkumpulan warga" ujarnya beralasan

"Lek, aku bukan anak-anak lagi lek.aku tahu bule pasti mau menjajahkan dirikan disana?" Tanyaku kebule sambil menatap wajahnya

"Maksud kamu?" Tanya bule sedikit menaikan nadanya

"Lek, aku tahu kang dimas pasti yang buat bule jadi begini"balasku

"Jadi begini gimana le?" Tanya dengan nada yang semakin meninggi

"Bule tadi siang ngentot kan di kamar?" Tanyaku kembali

"Enggak le, keburu kamu ganggu jadi si dimas ga sampai menyetubuhi bulek" ujarnya

"Kok bule mau berdua sama kang dimas dikamar? Bule pelukan lagi" ujarku mencoba mengorek-ngorek informasi tentangnya

"Mau gimana lagi le, bulek juga dirayu dia tadi. Bulek juga dijanjikan uang tadi. Kitakan butuh makan le, hutang bulek sama juragan juga sudah menumpuk" ujarnya sambil duduk di kursi dengan wajah sedih

"Bule butuh berapa? Kenapa ga minta tolong sama papa?" Balasku mencoba memberi ide kepadanya

"Bulek malu le, kan bule juga uda berumah tangga. Kamu gatau kalau pakle mu dijakarta sudah nikah lagi" balasnya sambil meneteskan air mata

Aku yang memang kurang perduli dengan masalah keluargapun tidak tahu dengan keadaan rumah tangga bulek

Kini kudekati bule, sambil mencoba menghapus air matanya dengan tanganku.

"Sudah lek, bule jangan ke bale malam ini. Untuk urusan hutang piutang bulek nanti rangga coba minta tolong ke papa" Ujarku kebulek sambil menyenderkan kepalanya ke bahuku

Bulepun tak henti hentinya menangis dibahuku. Dan kini aku melingkarkan tanganku dipinggangnya.

"Sudah lek, bulek belum makan malam kan. Ayo kita makan dulu"ujarku sambil mengajaknya bangkit dari kursi

Kutarik tangannya untuk mengikutiku kedapur. Ketika telah didapur aku ambil piring beserta segala keperluan untuk makan malam kami berdua.

"Ini lek makan" ujarku setelah menyendok nasinya

Namun bulek belum juga mau makan nasi yang ada dihadapannya. Dia terlihat seperti menyesali perbuatannya.

"Sudah le, malah bengong. Kasian tu nasinya diliatin terus" candaku kebulek agar ia mau makan

Namun dia hanya tersenyum kearahku tanpa menyentuh sedikitpun makanan yang ada dihadapannya.

"Yasudah, rangga suapin ya lek"

Kuambil sendok yang ada di rak piring dan setelahnya kudekatin bule. Kusuapin nasi kedalam mulutnya.

"Happ, nah gitu kan bagus lek" ujarku sambil tersenyum kearahnya

Bulepun hanya membalas senyumku tanpa mengeluarkan sedikitpun kalimat dari mulutnya.

Ketika kulihat dia sudah tidak mengunyah, kuambil lagi nasinya dengan sendok.

"Retno buka mulutnya sayang"
"Ak.. akk. Akk.. iya pinter" Ujarku kebule sambil memainkan sendoknya seperti aku kecil dulu

"Ihh, kamu ga sopan manggil nama bulek"ujarnya sambil tertawa kecil

Nasi yang ada didalam mulutnyapun terlihat tumpah sedikit.

Lalu kuambil nasinya yang tumpah tadi dan langsung kucampur dengan nasi yang akan aku kunya.

Bule yang melihatnyapun sedikit kaget, dan bilang apa aku ga jijik makan yang bekas dari mulutnya.

Aku hanya membalasnya dengan senyuman, karna kini ada nasi didalam mulutku.

Ketika nasi yang kukunya telah habis akupun membalas kalau aku ga jijik sama sekali dengan nasi yang keluar dari mulutnya.

Dan kini kuambil kembali nasiku dan hendak kumasukan kedalam mulutku namun hanya kukunya nasi tersebut tanpa menelannya.

Kusamperin mulutnya bulekku untuk menuangkan nasi tadi kedalam mulutnya.

Bulekpun membuka mulutnya dan akupun memasukan nasi tadi kedalam mulutnya.

"Urghtt"

"Kamu aneh ren" ujarnya sambil mengunyah nasi tadi didalam mulutnya

"Tapi bulek mau itu. Hehehe" Balasku sambil tertawa

"Bulek gapernah gini loh le seumur-umur" ujarnya

"Ehh, rendi juga belum pernah le. Tadi hanya inisiatif belaka" balasku singkat.

Dan kini kamipun bergantian melakukan aksi konyol itu sampai nasi kami berdua sudah habis.

Setelah nasi abis. Kami berdua mencuci piring dan membereskan meja makan. Dan setelahnya kami menuju ruang tamu untuk menonton acara tv.

"Le, bulek ga nyangka loh, kamu itu perhatian ternyata orangnya" Ujarnya sambil melingkarkan tangannya ke pinggangku

"Egh, maksud bulek" balasku singkat

"Iya, kamu manusianya terlihat cuek. Tapi sebenarnya kamu perhatian" balasnya sambil menyandarkan kepalanya kebahuku

"Ahh, disini saja aku begini lek. Lagian rendi kaya gini karna ada maunya" ujarku sambil menatap wajahnya

Entah siapa yang memulai kini bibir kami saling beradu

"Urghmmm... Urghmmm... Urghmm" terdengar suara perpaduan kedua bibir kami

Setelah dirasa cukup bule melepaskan pagutanku.

"Bulek aku sayang sama bulek" ujarku sambil memegang tangannya

"Bulek juga ren, tapi gamungkin sayang" balasnya

"Apanya yang ga mungkin lek. Semua bisa terjadi kalau kita memang saling suka" balasku

"Ehh, nanti orang cerita apa ren kalau kita ada hubungan" balasnya

"Gausah fikirin omongan orang le. Tohh kita ga dapat makan dari mereka" ujarku sambil meraba perutnya dari luar pakaiaannya.

Bulek memegang tanganku namun tak menepisnya. Kini kudekati kembali wajahnya dan kucium kembali bibirnya

"Urghmm"

"Tok.. Tokk.. Tokk. Bu Retno "

Akupun menghentikan pagutanku pada bibir bulek. dan mencoba bangkit dari kursi. Namun bulek menghalaunya.

Bangke siapa lagi ini yang mengetok pintu malam malam begini.

Bule berjalan membukan pintu dan terlihat yang datang malam malam adalah bu Ratna dengan pakaian daster bunga bunga. Bu ratna merupakan tetangga sebelah rumah.

"Ibu dicarin sama dimas. Katanya ditunggu dibale. Tadi saya habis ketemu dia dibale" ujar bu Ratna

"Ohh iya. Nanti saya akan kesana"balas singkat bulek

"Iya bu. Pesannya sudah sampai ya. Saya balik dulu". balas bu ratna

Bulekpun menutup pintu rumah dan kembali duduk dikursi tepat disamping ku.


Bersambung



*Biografi bu Ratna*


Bu Ratna merupakan seorang janda yang ditinggal suami (Almarhum). Untuk wanita seusia 44 tahun, bu ratna cukup terbilang masi cantik. Wajahnya terlihat seperti Rieta amalia. Untuk ukuran payudaranya juga sedikit agak gede. Aku tak tahu ukurannya karna aku belum pernah melihatnya secara langsung. Mungkin ada kali 36C
Bulepun kini telah duduk kembali disampingku sambil menyenderkan kepalanya dibahuku.

"Hidup itu susah ya le" Ujarnya sambil memasang mimik muka murung.

"Iya lek, tapi kita harus kuat. Bulekkan yang selalu motivasi aku untuk tetap berjuang" balasku sambil mengelus-elus kepalanya

"Bule selalu ingetin aku supaya rajin belajar biar jadi orang sukses" balasku lagi

"Iya le, jadi orang miskin itu enggak enak le. Liat ayahmu dikota sana. Enak hidupnya pakai ac terus. Lah kita cuman kipas angin" balasnya

"Gaboleh gitu lek, bulek pesimis gini gimana jadinya rendi nanti kalau bulek gamau kasi semangat kerendi kalau bulek udah pesimis gini". Balasku sambil menarik tanganku dan langsung menuju wajahnya untuk menatap kearahku

"Bulek sudah banyak hutang le ke juragan. Sejak awal paklek mu masi disini dengan bulek, paklekmu ngutang lalu kabur ke jakarta gasanggup bayar".
"Bulek ditinggal sendirian dan diwajibkan untuk melunasi hutang paklekmu" ujarnya sambil meneteskan air mata

Akupun langsung memeluk bulekku dan membiarkannya menangis didalam pelukkanku. Sampai akhirnya dia berhenti menangis akupun langsung mengelap air matanya yang masi menempel pada kulit wajah disekitaran matanya

"Sudah bulek, nanti aku coba minta tolong ke papa buat kirim buat bantu lunasi bulek" balasku

"Hutang bulek banyak le, ada mungkin 45JT" ujarnya kembali

"Kok bisa banyak gitu lek?" Tanyaku keheranan

"Itu awalnya ngutang 10JT, tapi setiap minjem ada bunganya le 35%. Bulek nyicil dengan bekerja irt dan kamu angon kambingnya juga belum cukup untuk lunasi hutang bulek"

"Emang gaji irt bulek disana berapa lek? Dan aku juga berapa?"Tanyaku yang emang tidak mengetahui gaji ku bekerja sebagai pengembala kambing-kambing juragan.

"Ehh, untuk bulek 350, kamu cuman dapat 50 dalam sebulan le. Belum lagi keperluan kita"balasnya

"Waduh, tega juga tu sibandot" ujarku keceplosan

"Ya gitu la le, makanya kamu rajin rajin sekolahnya. siapa tahu kamu sukses nantinya, bule bisa numpang tempat kamu" balasnya sambil mulai tersenyum kecil

"Sebagai istri kan lek"balasku mengajaknya becanda

Bule hanya melebarkan senyumannya tanpa berkata-kata banyak.

"Terus masalah kang Dimas. Gimana lek?" Tanyaku kembali ketika suasana mulai terasa sepi

"Eh itu, bulek gamau ahh.. Dia sama saja kaya si bandot tua. Nafsu doang kayanya gede" ujarnya

"Bulek pernah bersetubuh juga sama tu bandot lek?" Tanyaku penasaran

"Belum ren, tapi bule selalu dirayu. Dia bilang juga mau jadiin bulek istri ke-5 nya"

"Kenapa bulek tolak lek?. Kan enak jadi istrinya juragan. Bisa minta ini itu terutama hutang bulek lunas semua" tanyaku ke bule

"Ahh kamu masi belum paham le kalau masalah itu. Sudah sudah jangan bahas kaerah sana" ujar bulek sambil mengangkat tubuhnya dan menuju kamar mandi

Tak cukup lama bulek kembali lagi keruang tamu. Dia mengajakku untuk menemaninya ke bale, tempat yang dijanjikan oleh kang Dimas tadi.

Akupun menyetujuhinya untuk ikut kebale. Didalam perjalanan aku memiliki ide untuk seperti memergokin kang dimas sedang memperkosa bulek.

Sekitar 50 meter menuju bale, aku menghentikan langkahku dan bulekmu bertanya dan kujelaskan akan menunggu disini dan membiarkan bulek sendiri kesana.

"Bulek nanti berdiri saja didepan situ" ujarku menerangkan kronologi yang akan terjadi nanti

Bulekpun menyetujui dan langsunh berjalan menuju bale tersebut. Kupandangin dia terus samapai didepan bale.

Terlihat seorang pria berdiri dihadapan bulek sambil berbincang bincang dengannya. Namun bulek menolak ketika kang dimas mencoba mengajak bulek masuk kedalam bale tersebut.

Dan benar saja kang dimas memaksa bule untuk masuk meski menolak terus menerus. Terlihat kang dimas menarik tangan bulek dengan sangat kasarnya.

Aku yang melihat hal tersebutpun langsung berlari kearah mereka. Dan ketika sampai disana, kang Dimas seperti tidak menghiraukanku.

Aku yang kesal dengan sikapnya pun langsung mencoba melepas tangan bulek yang ada didalam genggamannya.

Dan kini terlepas la tangan bulekku dari genggaman si bangsat ini. Kang dimas langsung mencoba menghantamku dengan satu pukulan tangannya, namun akun mengelak sehingga tak mengenaiku

"Wahh, lu mau ngajak preman kota ngelaman preman kampung kaya lu?" Ujarku geram kearahnya

"Dih, si Anj*ng sok kuat" balasnya

"Oke, bulek jauh dikit sana lek. Ntar bule kena" ujarku kebulek sambil menyuruhnya menjauh kearah sisi kanan

"Drakkk"

Terdengar suara pukulan tanganku kewajahnya

"Segini doang kekuatan lu?" Ujarku mencoba memancing emosinya

Dan benar saja dia bangkit kembali dan mencoba memukulku kembali namun aku bisa mengelak dari pukulannya

"Gedukk"

Hantamanku terdengar terhadap perutnya

"Berani lu sentuh bulek gua. Hilang kepala kau boy" ujarku sambil berlalu meninggalkannya dan langsung mengajak bulek balik kerumah

Aku tak melihat keadaan dimana kang Dimas tengkurap di pasir. Karna aku tak perduli dengan itu. Yang aku pedulikan saat inu adalah bulekku. Ya dia harus tetap aman bila ada didekatku.

Singkat cerita kamipun sampai dirumah kembali. Bulek langsung mengajakku kekamar mandi untuk membersihan tubuh dari semua keringat yang menempel pada tubuh kami masing masing.

Setelah selesai membersihan tubuh kamipun langsung menuju kamar. Namun ketika aku hendak memasuki kamarku, bulek menarik tanganku untuk tidur bersamanya didalam kamarnya.


"Kamu jago juga berantam le?" Ujarnya kepadaku membuka obrolan karna sejak tadi terlihat diam

"Erght. Enggak le. Cuman pernah ikut karat* aja sejak sd" balasku singkat

"Iya le, bagus itu. Kamu bela orang-orang yang disakit, jangan malah tawuran kaya yang bule dengar dari ibumu" balasnya

"Itukan karna temanku dihajar duluan lek" balasku kembali

"Iya le, bulek tau kamu paling ga bisa lihat orang yang kamu sayang disakitin kan?" Tanyanya sambil memelukku

"Erghtt iya lek" balasku singkat karna aku masi merasakan luapan emosi yang belum stabil tadi.

"Yasudah sekarang kita tidur" balasnya

"Iya lek, bulek duluan ya. Aku belum bisa tidur" balasku kembali

Akhirnya bulekpun kini lelah lelap tertidur dipelukannku. Aku yang belum bisa tidurpun mencoba memejamkan mata, namun tetap saja tidak bisa.

Akhirnya aku akupun bangkit dari tidurku hendak mengambil hpku didalam kamar. Kuletakan tangan bulek yang memelukku tadi disamping badannya, lalu akupun berlalu menuju kamarku.

Sesampainya dikamar akupun hanya mengambil hp dan langsung menuju kamar bule kembali.

Kutelfon mamaku yang ada dijakarta, karna biasanya jam segini kami biasa VCS dengannya. Ya paling tidak 1x selama sebulan.

"Tutt.... tuttt... tuttt"

"Hallo rendi" Ujar mama dibalik telfon

"Hallo, santiku yang cantik" balasku yang tertarik melihat penampilan mama dengan daster panjang bunga mawar berwarna merah serta kerudung berwarna merah juga.

"Ih, kamu dari tadi ditunggui juga" balasnya sambil memanyunkan bibirnya

"Maaf sayang, tadi aku habis berantam" balasku

"Tuhh, kamu berantam juga disana. Kamu itu maunya apa si ren?" Balasnya dengan nada sedikit meninggi

"Ehh, denger dulu ma. Semua ga seperti yang mama banyangkan kaya aku disono" ujarku mencoba menjelaskan agar mama mau mendengar ceritaku

"Kenapa lagi si ren?. Kamu ga kapok dengan yang terjadi disini dulu" balasnya

"Ihh, mama denger rendi dulu. Rendi ngajar orang karna dia mencoba macam-macam sama bulek. Kalau ga percaya tanya bi bulek disampingku". Ujarku sambil mengahadap kebulek. Dan aku tersadar kalau bulek sudah tertidur. "Eh bulek sudah tidur ma" balasku

"Hmm, yasudah. Kamu baik-baik disana" balasnya

"Iya sayang" balasku singkat

"Kamu cantik sekali malam ini sayang" ujarku kembali ketika suasana mulai sunyi

"Kamu bisa aja gombalnya" balasnya sambil memanyunkan bibirnya

"Ehh, beneran lohh. Wah jangan jangan uda dapat kontol baru ni" tanyaku mencoba mengkorek informasi

"Enak aja. Emang gue lonte apa?" Balasnya ngambek-ngambek centil.

"Kan kamu emang lonteku sayang. Heheheh" ujarku sambil tertawa

"Kalau itu iya si. Kamu kapan kesini. Memek aku udah kecarian kontol kamu ni" balasnya kembali sambil menaikkan dasternya keatas hingga sebatas perut sehingga terlihat gundukan yang menggelembung dari luar cdnya

"Ihh, makin tembem aja itu memeknya say. Jarang dimasukin ya?" Balasku sambil membuka celana pendekku

"Sama kontol papamu sering. Tapi kan kamu tau punya kecil banget" ujarnya

"Dibuka dong yank, kangen ni liatnya" balasku

"Ini aku buka" balasnya sambil meletakkan handphonenya

Kini terlihat sudah permukaan vagina ibu dari dalam layar. Aku yang bernafsu pun langsung membuka celana dalamku juga

"Plungg" terlihat sudah kini penisku menggantung

Ibu yang melihatnyapun seperti tergagum kagum tak percaya melihat penisku semakin berisi.

"Kok makin gemuk gini yank kontol kamu, urghttt pasti enak itu kalau dimasukin kemari" ujarnya sambil membuka bibir vaginanya

"Urghtt.. bentar sayang aku ambil dildo dulu" ujarnya metelakkan kembali hpnya

"Renn, kamu lagi ngapain si? Kok berisim banget" tanya bulek

"Ini aku lagi videocall sama mama"

"Hah? Udah hampir jam 12 kamu masi telfon sama mbak santi?" Tanyanya

"Iya lek" balasku singkat

"Itu kamu kenapa keluarin burung kamu?" Tanyanya

"Ohh ini lek. Ntar liat sendiri aja lek"balasku singkat

Ga selang lama mamapun kembali didepan layar hp. Ditubuh mama kini hanya ada kerudung merahnya. Untuk BH dan CD nya sudah tidak terlihat lagi menempel pada tubuhnya

"Udah siap sayang" ujarnya

"Iya sayang" balasku

Akupun mengetahui kalau bulek melihat kearah layar hpku sesekali. Dia seperti tidak menyangka jikalau kakanya telah melakukan hubungan tabuh denganku.



Bersambung
 
Terakhir diubah:
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd