Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG - TAMAT Keep It As Secret! (Part 23 updated) [Tamat]

Status
Please reply by conversation.
Part 20 : Pelajaran Singkat.


"Hukuman" yg sangat berat aku dapatkan dari Om Ichwan. Sebenarnya Om Ichwan tak menganggap ini adalah hukuman, karena menurutnya ini adalah jalan tengah terbaik agak kejadian aku telat menjemput Ariel tak lagi terulang.

"Aku berangkat ya…" kata Ariel dari depan pintu kamarku.
"Iya, hati hati ya…" balasku sambil melambai padanya meskipun ia telah meninggalkan pintu depanku.

Memang seperti inilah keadaannya saat ini, Ariel seperti menghindariku.sekarang om Ichwan lah yg mengantar Ariel ke kampus, karena ia berangkat ke kantor lebih pagi dari waktu kami pergi ke kampus. Om Ichwan akan mengantar Ariel sampai Thamrin lalu Ariel menggunakan transjakarta dari sana. Sedangkan pada siang hari, Tante Lita lah yg akan mengantar Ariel ke kampus. Siksaan ini telah terjadi dua minggu lamanya. Berbagai cara telah kami lakukan namun tetap gagal untuk membuat kami berangkat dan pulang bersama lagi.

"Kelas sore ya…" aku melihat jadwal kuliah penggantiku.

Aku memutuskan untuk turun dan sarapan. Tante Lita mengantarkan Eve sekolah, Eve melambaikan tangannya padaku saat aku menutup gerbang. Aku kembali melangkah ke dalam dan menuju meja makan untuk sarapan. Saat aku sedang menyantap nasi goreng buatan Tante Lita, sebuah pesan singkat masuk ke dalam HPku.

Ariel
Kamu jangan lupa sarapan, nanti kelas jam 4 kan?
Kalau mau tidur lagi, bangunnya jangan ke sorean ya


Daniel
Perhatian banget punya pacar…
Jadi sayang hehe


Ariel
Haha

Balasan dari Ariel kembali membuat hatiku suram, sejak hari itu, dua minggu yg lalu. Aku bagaikan mayat hidup, hampa tak bernyawa. Ariel yg menjadi dingin, juga om Ichwan yg marah dan kini seakan tidak mempercayaiku. Aku selalu mencoba untuk memperbaikinya dengan melakukan hal-hal yg aku bisa lakukan, mencoba mengembalikan kepercayaan mereka padaku. Setelah sarapan dan menonton kartun, aku memutuskan kembali ke kamar untuk tidur kembali.

"Aaahhh" kulempar tubuhku ke kasur sambil menghela nafas panjang.

Ku pejamkan mataku dan mencoba tidur kembali. Ditengah mataku yg terpejam, bayangan Ariel kembali memenuhi kepalaku. Bayangan mengenai kelanjutan hubunganku, juga bayangan tentang diriku di keluarga ini. Kunyalakan lagu dari handphoneku untuk memutar lagu, mencoba mengalihkan isi kepalaku agar tenang dan dapat tertidur. HP yg menampilkan fotoku dan Ariel di Aquarium itu kuletakan di meja karena tak akan ada lagi yg mengganggu. Chika sudah ku block, setelah meminta maaf atas apa yg telah terjadi dan meminta maaf atas semua hal telah kami lakukan, sejak saat itu aku memutuskan untuk memblokir akunnya.
__________________________________

Kulangkahkan kakiku di lorong kampus yg sepi, dengan sengaja melewati gedung tempat fakultas Ariel berada. Berpura-pura lewat berulang kali dengan sengaja hanya untuk bertemu Ariel. Mungkin orang-orang yg berada di taman dan lorong akan menganggapku aneh dan mencurigakan, namun aku hanya ingin melihat Ariel. Setelah 5 menit "berpura-pura lewat". Akhirnya kelas tempat Ariel berada mulai ditinggali mahasiswa satu persatu. Aku melewati kelas itu dan berjalan lamban, agar terlihat seperti tak sengaja lewat pada Ariel.

"Kamu bisa gak lewat sini, aku juga udah liat kamu dari tadi di jendela." Kata Ariel sambil menepuk pundakku.
"Ehh, emang iya? Haha" balasku pura-pura tak mengerti.
"Kamu ngapain lewat-lewat? Bukannya kelasnya setengah jam lagi?" Kata Ariel kembali.
"Setengah jam kan masih lama… cepet sih kalo sama kamu" kataku menggodanya.
"Hahaha" Ariel tertawa singkat kepadaku.
"Maaf. Aku minta maaf buat kejadian waktu itu…" kataku sambil memegang tangannya, aku mencoba menahan tangisanku meski hatiku sendiri telah terisak.
"Aku kan bilang aku gak marah. Aku juga bilang bukan salahmu dan gak perlu minta maaf. Jangan sampai aku malah jadi marah soal ini" kata Ariel padaku sambil tersenyum.

Namun senyumnya sangat hampa, tak ada emosi, hanya senyum tempelan yg ia coba berikan agar aku tak bersedih lagi. Senyumannya menghancurkan hatiku lebih lagi, sama seperti tangannya yg langsung ia tarik ketika tanganku baru memegangnya. Aku tau bahwa ia sudah tak menerimaku, aku tau ia tak ingin melihatku.

"Haiiii!!" Suara seorang gadis terdengar menyapa kami berdua, sahabat baik Ariel itu menghampiri kami.
"Hai" balas kami berdua bersama, wajah, ekspresi dan emosi kami berubah seketika, kami memang sudah biasa berpura-pura.
"Mas Daniel kenapa ada disini? Kok jam segini juga baru dateng?" Tanya Amel padaku.
"Iya, kelas pengganti sore Mel" balasku.
"Gw cabut duluan ya, papi udah deket." Kata Ariel pada kami berdua dan langsung bergegas pergi.
"Loh gk pulang sama Daniel?" Tanya Amel bingung, namun Ariel sudah cukup jauh untuk menjawab.

Amel menatapku bingung yg kubalas dengan mengangkat bahu. Akupun berniat meninggalkan Amel menuju kelas.

"Aku pergi dulu ya, ada kelas" kataku pada Amel.
"Kelas dimana mas?" Tanyanya padaku.
"Di auditorium" balasku padanya.
"Loh bareng dong!" Amel terkejut mendengarku.
"Kelas Sistem Informasi Manajemen kan? Wah kebetulan" Amel terlihat senang dan langsung menarik tanganku untuk berjalan bersama ke kelas.

Seperti biasa, kelas sore akan sangat sepi meskipun kelas ini adalah kelas gabungan beberapa jurusan. Aku melihat hanya ada 10an orang di dalam auditorium menunggu sang dosen datang. Dosenku ini tidak terlalu peduli soal kelas, bangku dan semacamnya sehingga Amel yg mengajakku duduk di bangku paling atas tak akan membuat kami disuruh pindah ke bawah. Auditorium kampus kami berbentuk berundak-undak dengan meja. Dengan 6 undakan yg membuatnya cukup tinggi dan jauh dari tempat dosen. Beberapa menit kemudian dosen itu telah datang dan langsung memulai pelajaran. Hanya ada aku dan Amel di bangku paling belakang dan tak ada siapa siapa lagi di deretan kami, mahasiswa lain yg berbeda satu undakan dari kami duduk sangat jauh dari tempat kami berada.

"Ngantuk…" kata Amel padaku diselah sela pelajaran yg baru berlangsung 5 menit.
"Ini cuma 2 sks, lu satu menit udah ngantuk Mel." Kataku padanya, Amel tiba-tiba menyenderkan kepalanya di pundakku.
"Mel?!" Kataku mencoba membuatnya bangun.

Dosen yg sedang menerangkan menoleh ke arah kami berdua, sepertinya suaraku yg mencoba membangunkan Amel terdengar olehnya.

"Mas, Mbak, silahkan kalau memang mau asik berdua di luar saja, tidak apa-apa" kata si dosen itu padaku, Amel yg terbangun langsung menegakkan tubuhnya di kursi panik.
"Tidak apa-apa asal kalian dapat mengerjakan UTS dan UAS dengan baik, 1 absen tidak terlalu berpengaruh" dosen itu kembali berkata dengan tenang, namun aku mengerti bahwa itu adalah usiran secara halus.

Aku mengangguk dan merapikan barang bawaanku, lalu keluar dari kelas perlahan diikuti oleh Amel. Kami berdua berjalan ke arah kantin yg sepi untuk mencari minum.

"Aaaah gara gara lo nih…" kuhempaskan bokongku ke atas kursi kantin sambil menegak sebotol teh manis.
"Maaf mas, ya namanya ngantuk…" balasnya tanpa rasa berdosa.

Kami berdua terdiam, saat ini Amel sibuk dengan handphonenya sendiri. Aku menghela nafas panjang kemudian menegak minumku kembali, Ariel kembali muncul di dalam kepalaku.

"Mas…" Amel memanggilku, namun aku yg sedang berlayar di dalam pikiranku tak mendengarnya.
"Mas….." Amel kembali memanggilku.
"Mas!" Aku tersadar dan menoleh saat Amel memanggil dengan sedikit berteriak.
"Yeee ngelamun mas" kata Amel saat aku menoleh ke arahnya.

Di kantin ini hanya ada aku dan Amel serta beberapa mahasiswa lain yg sedang nongkrong. Suasana yg sepi dan tenang seperti ini semakin membawaku ke dalam kegalauan.

"Mas ada masalah ya?" Tanya Amel padaku dengan mata menyelidik.
"Gak kok Mel…" balasku mencoba untuk tidak membahasnya.
"Soal pacar Mas Daniel? Cerita aja mas mungkin aku bisa bantu." Kata Amel padaku.

Aku berpikir sejenak, karena cerita pada Amel cukup berbahaya. Amel adalah sahabat Ariel dan pastinya aku harus sangat berhati hati bila ingin bercerita padanya, namun dorongan dari hatiku memaksa untuk bercerita.

"Gw gak tau ya ini disebutnya apa, tapi gw dan cewek gw lagi dalam posisi yg sulit" aku mulai bercerita padanya.
"Gw melakukan kesalahan yg fatal dan membuat dia kecewa banget, dia jadi dingin ke gw. Gw udah minta maaf, tapi gw tau pasti dia masih marah dan kecewa, gw gak tau gimana cara memperbaikinya." Amel mendengarkanku dengan seksama.
"Kesalahan apa mas?" Tanya Amel padaku, aku sedikit ragu untuk mengatakannya.

Aku menutup mulutku dan sedikit menunduk, Amel terlihat mengerti sehingga menahan dirinya untuk bertanya lebih lanjut. Suasana sore hari yg sedikit mendung seperti menggambarkan suasana hatiku saat ini.

"Mas, coba ajak ketemuan berdua aja. Ditempat yg romantis atau memorable" kata Amel memberi saran.
"Atau aku bisa bantu untuk nyusun rencana gimana mas dan Ariel bisa ketemu dan nantinya baikan lagi" tambah Amel meyakinkanku.
"Eh serius kamu mau bantu? Tapi gw gak yakin deh dia mau" balasku memalingkan wajah.

Sesuatu yg janggal terlintas di kepalaku. Aku mencerna kembali kata-kata Amel barusan.

"Hah kok Ariel?!" Aku terkejut dan panik karena Amel tiba-tiba menyebut nama Ariel.
"Iya, Ariel kan? Yg mas Daniel maksud Ariel kan?" Kata Amel memastikan.
"Mas Daniel sama Ariel lagi berantem kan?, Karena mas Daniel bikin Ariel kecewa, ingkarin janji untuk jemput dia dan bikin dia nunggu sampe malem banget" Amel meneruskan kata-katanya, membuatku terbelalak.
"Walaupun aku gak tau dari Ariel langsung, tapi aku gak bodoh-bodoh banget untuk gak curiga dan menyimpulkan sendiri. Awalnya mungkin aku juga syok banget pas nyimpulin kalo mas Daniel dan Ariel pacaran, tapi akhirnya aku tau kalo kalian memang berhubungan" katanya lagi dengan senyuman merekah.

Aku terkejut mendengar kata-kata Amel, ternyata selama ini Amel sudah mengetahui tentang kami berdua namun ia merahasiakannya.

"Tapi aku mau denger langsung dari mas Daniel, tebakanku bener?" Tanyanya lagi padaku.
"Bener Mel…" jawabku membenarkan.
"Jadi yg selama ini Ariel curhatin ke aku itu mas Daniel?" Tanyanya kembali dengan wajah tak percaya.
"Iya Mel…" balasku lagi.
"Jadi yg Ariel minta tolong cariin hotel buat…" Amel menahan kata-katanya dengan mulut menganga.
"Haaah…." Amel terbelalak di depanku.
"IYA IYA, udah ya pertanyaannya Mel…" telapak tanganku mengayun di depan wajahnya agar ia menghentikan reaksi anehnya itu.
"Aku gak kebayang soalnya kalian berdua…" kata Amel lagi namun kuhentikan.

Selama ini kamuflase yg aku dan Ariel lakukan ternyata sudah diketahui Amel dan dia hanya mengikuti permainan kami saja. Tapi aku tidak terlalu terkejut mengetahui fakta bahwa Ariel dan Amel memang sahabat yg sangat dekat. Perasaanku dibuat sedikit lega setelah mengetahui ini, membuatku dapat lebih terbuka untuk bercerita pada Amel tanpa perlu mencoba menutupi soal kekasihku.

"Mas Daniel, kalau saranku mending mas Daniel ajak Ariel kemana gitu yg bisa berduaan dan selesain masalahnya disana" kata Amel memberi saran.
"Kalau gw yg ngomong gak mungkin dia mau Mel, gw anterin aja dia gak mau" balasku dengan nada yg sedih, kepercayaan diriku pada Ariel sudah berada di titik terendah.
"Nanti aku yg susun deh, mas Daniel tinggal nurut aja sama aku pokoknya!" Kata Amel sambil menepuk bahuku meyakinkan.

Aku berterima kasih pada Amel, ku traktir Amel makan di kantin. Setelah kami selesai makan, aku mengajak Amel untuk mengantarkannya pulang karena waktu masih sore dan kami tak ada kelas selanjutnya. Kami berdua menuju ke parkiran tempatku memarkirkan motor. Amel masih terus menanyakan soal aku dan Ariel meski jawabanku singkat-singkat dan malas-malasan, dia nampak sangat bersemangat soal hubungan kami berdua ini.

"Kak Daniel!" Sebuah suara yg renyah memanggil namaku dari arah gerbang keluar.
"Chika?!" Aku terkejut melihatnya, aku berpura-pura tak melihat gadis itu.
"Loh Kak Amel kok sama kak Daniel?" Tanya Chika sambil menghampiri kami berdua, aku tau dari senyumannya bahwa ia tidak senang melihat ini.
"Loh kok kamu kenal Daniel Chik?" Tanya Amel pada Chika kebingungan.
"Iya dong, tanya aja kak Daniel aku itu siapanya dia…" balas Chika pada Amel.
"Temen Mel, kenal gak sengaja di FX pas ultah Ariel." Jelasku pada Amel.
"Kasih tau juga kita temenan sejauh apa, friend with benefits…" tambah Chika sambil mengedipkan sebelah matanya, membuatku semakin panik.

Amel menatapku dengan wajah penasaran, namun ia melihat gelagat anehku dan langsung menaiki motorku sambil menaiki motor.

"Kalo friend with benefits doang mah, aku juga pernah berapa kali, berarti kamu gak spesial-spesial banget. Bye bye Chika!" Amel berkata pada Chika yg raut wajahnya kini berubah geram, Amel menepuk pundakku memintaku untuk jalan.

Meski Amel menyelamatkanku, namun sepertinya kampus bukan lagi tempat aman.

-Bersambung-
 
Kenapa judul chapternya pelajaran singkat?

Karena ada 3 pelajaran singkat yg terjadi...
1. Sikap Ariel ke Daniel yg jadi pelajaran buat Daniel.
2. Amel dan Daniel yg cuma mendapat pelajaran singkat karena berisik.
3. Chika yg mendapat pelajaran singkat dari kata2 Amel.

Sudah ya, nanti di lanjut lagi, selamat menikmati!
 
Kalo gue ada di posisi Daniel tiba2 ada cewe yg coba dekat2 apalagi sangat berlebihan lebih baik gue menjauh meski cewe itu cantik sekalipun
 
nihh cerita jujut meski adegan ngewenya cukup jarang tpi klo urusan bikin pembaca larut ke dlm cerita jadi salah satu yg terbaik dah menurut ane
 
Akhirnya.. makasih updatenya suhu, semoga singkat juga penantian untuk next updatenya hehe
 
Kenapa judul chapternya pelajaran singkat?

Karena ada 3 pelajaran singkat yg terjadi...
1. Sikap Ariel ke Daniel yg jadi pelajaran buat Daniel.
2. Amel dan Daniel yg cuma mendapat pelajaran singkat karena berisik.
3. Chika yg mendapat pelajaran singkat dari kata2 Amel.

Sudah ya, nanti di lanjut lagi, selamat menikmati!
Kayaknya chapternya kali ini juga rada singkat ya hu... wkwkwk...
 
Mantap.......lancrotkan hu
 
Status
Please reply by conversation.
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd