Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG - TAMAT Kegagahan Ayah Mertua

Bimabet
"Ayah kok lama tak tengok sawah Ririn.. Mulai banyak hamanya ayah.. Butuh benih pembasmi hama dari ayah. Mau ayah kasih benih berapa kali? 1? 2? 3? Ririn tampung semuanya! Tak boleh setetes pun benih ayah menetes keluar dari sawah Ririn! Hama ini sungguh menyiksah! Dan hanya benih unggulan ayah obat penawar sawah Ririn". Pinta Ririn memohon penuh harap pada Ayah Ratno.

:sayang:
 
Jagung Super

Besok harinya ayah pamit untuk pergi ke sawah. Ia mengatakan bahwa ia harus mengurus tanaman jagungnya. Aku menawarkan pada ayah apa perlu mengirim makanan untuknya nanti.

“Tidak usah,” kata ayah. “Ayah pulang cepet kok.”

Tiba-tiba tangan ayah menyentuh memekku dari balik daster. “Kan kangen sama ini,” katanya.

Aku tersenyum bahagia. Entah kenapa aku tak mau ditinggal dalam waktu yang lama oleh ayah. Aku ingin terus bersamanya terus menerus. Sebenarnya aku ingin bercinta sepanjang hari, tapi ayah bilang tanamannya harus ada yang merawat.

Setelah ayah berangkat, aku berdiam di kamar menemani anakku yang masih tidur. Anakku baru bangun sekitar 30 menit setelah ayah berangkat. Aku menyuruhnya mandi dan setelah itu menyiapkan makan untuknya.

Sudah menjadi kebiasaan anakku, setelah mandi dan makan ia langsung pergi main ke rumah temannya. Akhirnya aku sendirian di rumah. Aku menyibukkan diri dengan merapikan tempat tidur dan mencuci piring. Setelah selesai aku ke kamar ayahku. Aku mencoba membuka lemarinya dan kulihat-lihat isi di dalamnya. Kulihat isinya sedikit berantakan, maka aku merapikannya. Saat merapikan, aku melihat celana dalam ayah mertua. Tiba-tiba saja aku teringat pada isi selangkangan ayah. Aku teringat pada kejadian dua hari ini.

Aku ambil celana dalam ayah dan langsung aku dekap. Entah kenapa aku jadi ingin melakukan lagi dengan ayah. Tanganku tiba-tiba meraba bagian selangkanganku. Birahiku sudah mulai naik. Jari-jariku mulai menggesek-gesek di memekku dari belik CD.

“Aku harus menyusul ayah…” ucapku dalam hati.

Aku segera pergi ke dapur dan menyiapkan makanan untuk ayah. Tidak butuh waktu lama aku pun langsung berangkat setelah makanan selesai aku siapkan.

Sesampainya di sawah kulihat ayah sedang duduk di pondok tengah sawah. Aku menghampirinya dan kulihat ayah kaget melihatku datang.

“Kamu ngapain ke sini?” tanya ayah.

“Bosan sendirian di rumah, yah,” jawabku. “Aku juga udah kangen sama ayah.”

“Kamu udah ga bisa nahan ya?”

Aku mendekati ayah dan berdiri tepat di depan ayah duduk. Dengan posisi ayah yang lebih tinggi, karena duduk di pondok, maka tanganku tepat berpangku di pahanya. Aku langsung menggenggam selangkangan ayah. Aku sudah tidak peduli dengan keadaan sekitar.

“Hei, nanti kelihatan orang lho!” kata ayah.

Aku tidak memerdulikan omongan ayah. Aku terus saja meremas selangkangan ayah.

“Ayah,” kataku. “Aku pengin.”

Kuarahkan tangan ayah ke payudaraku. Ayah langsung meremasnya pelan. Sementara aku tak melepaskan remasanku di selangkangan ayah. Kurasakan kontol ayah sudah mulai mengeras.

Ayah kemudian turun dan menarik tanganku. “Ayo ikut ayah.”

Aku mengikuti ke mana ayah pergi. Ayah menjauh dari pondok dan juga area tanaman jagung. Kami terus berjalan menyusuri pematang hingga akhirnya sampai di sebuah pondok yang tertutup.

“Tempat ap aini, yah?” tanyaku.

“Biar kita aman,”

Ayah langsung mengajakku masuk. Sesampainya di dalam, ayah langsung megunci pintunya. Di dalam ternyata ada lincak yang di atasnya ada kasur tipis. Sepertinya adalah tempat istirahat buat orang-orang yang ke sawah.

Tiba-tiba kurasakan tangan ayah sudah memelukku dari belakang. Aku langsung berbalik menghadap ayah. Sepersekian detik kami sudah terlibat dalam ciuman yang panas. Ayah melumat bibirku dengan ganasnya. Bibir kami saling berpagutan. Kurasakan kontol ayah mulai mengeras lagi karena menyentuh bagian perutku. Tak kusia-siakan momen itu, tanganku langsung bergerak ke selangkangannya. Langsung saja kudapatkan kontol ayah yang sudah keras.

Aku mulai meremas-remas. Ayah tak mau ketinggalan. Tangannya bergerak ke bagian selangkanganku. Bahkan daster bagian bawahku ia angkat hingga tangannya langsung menyentuh memekku dari balik CD. Sementara itu kami terus saja berciuman. Nafas kami semakin memburu.

Setelah agak lama, ayah mulai menuntunku untuk merebahkan diri di atas lincak. Tapi sebelum itu, ia melucuti pakaianku satu per satu hingga aku tak mengenakan apa pun. Setelahnya, ia juga melucuti pakaian hingga kami sama-sama bertelanjang. Kemudian ayah pun sudah menindihku.

Kami kembali berciuman. Tangan ayah sudah berada di dadaku. Sementara itu kontolnya sudah menempel di selangkanganku. Bahkan ayah sengaja menggesek-gesekkan ke memekku. Kemudian ciuman ayah turun ke susuku dan mulai melahap keduanya secara bergantian.

“Ahhh…” aku mendesah. “Aa…yaahhh…”

Ciuman ayah kurasakan semakin nakal di dadaku. Lidahnya bermain dengan lincah di kedua puting susuku. Itu semakin membuatku terangsang dan birahi kian memuncak.

“Yaahh…” desahku lagi. “Maaa…ssuukkiinn…”

Ayah kemudian menghentikan ciumannya di susuku. Kini ia fokus mengarahkan kontolnya ke lubang memekku. Tetapi sebelum ia masukkan, ia kembali menggesek-gesekkan di bibir vaginaku. Bahkan sesekali ia menyentukan ujung kontolnya ke bagian klitorisku. Kuyakin ayah melakukannya agar membuatku semakin bernafsu.

“Ahhh….” Aku terus saja mendesah.

Kini kurasakan kontol ayah mulai menyibak bibir vaginaku. Perlahan kurasakan batangnya mulai memenuhi isi memekku. Entah kenapa meski bukan yang pertama, seolah kontol ayah masih susah untuk masuk. Sampai akhirnya, kurasakan memekku sudah penuh dengan kontol ayah.

Ayah pun mulai melakukan gerakan naik turun secara perlahan. Perlahan pula kontolnya keluar masuk di memekku. Ia kembali melakukan ciuman di payudaraku. Lama kelamaan gerakan ayah semakin cepat. Aku pun semakin mengimbangi gerakannya. Apalagi kurasakan birahiku mulai tak terkendali. Pinggulku turut berogoyang seiring genjotan kontol ayah.

“Yaahh…aahh…aahh….”

Nafas ayah kurasakan semakin menderu. Genjotannya semakin bertambah kuat. Terdengar bunyi plok plok plok karena pertemuan dua selangkangan kami. Kakiku melingkar di pinggang ayah untuk menahan agar ayah tak melonggarkan genjotannya.

“Aahh…yyahaahh…” desahku. “Aakkuu…”

Kurasakan aku akan segera sampai pada puncankku. Aku terus menggerakkan pinggulku seolah menuntut ayah untuk segera menuntaskan orgasmeku.

“Yaaahhh…” aku melenguh panjang. Aku telah mendapatkan orgasmeku. Aku memeluk erat tubuh ayahku.

Sementara ayah tak menurunkan ritme genjotannya. Ia terus menggenjotku seolah memekku dikoyak-koyak oleh kontolnya. Sampai akhirnya aku rasakan genjotan itu semakin cepat dan ayah langsung menarik kontolnya.

“Ahhhhh….” Lenguhnya panjang. Kontolnya memuntahkan spermanya ke bagian perut bawahku.

Ayahku langsung turun dari lincak dan segera membersihkan kontolnya dengan celana pendeknya.

“Ayo! Kita ga bisa lama-lama di sini,” kata ayah memberitahuku.

Aku langsung bangkit dan juga segera membersihkan bekas sperma ayah sekalian selangkanganku. Setelah mengenakan pakaian, kami langsung keluar dari pondok. Untungnya selama kita kembali ke pondok sawah ayah, tidak ada yang melihat kami. Setidaknya begitulah yang aku lihat.

Sesampainya di pondok, aku langsung menyiapkan makan untuk ayah. Ayah tampak lahap menyantap makanan yang aku bawa. Setelah selesai aku tak langsung pulang dan masih mengobrol dengan ayah.

“Kamu masih mau di sini?” tanya ayah.

“Iya, yah,” jawabku. “Kenapa?”

“Takutnya Rizal nanti nyari,”

“Biasanya dia pulang agak siang kok, Yah.”

“Ya sudah,”

Kami lalu terlibat obrolan yang cukup lama. Kami saling membahas banyak hal. Mulai dari kisah masa lalu sampai urusan ranjang. Tentu saja yang paling seru adalah soal urusan ranjang. Nanti malam ayah meminta untuk menemaninya tidur lagi. Aku tidak ada alasan untuk menolaknya.

“Yah, ini jagungnya yang super ya?” tanyaku.

“Iya. Ini benihnya yang bagus.”

“Wah, pasti gede dong.”

“Ya semoga aja begitu.” jawab ayah.

Aku mendekat ke ayah dan aku langsung menggenggam selangkangannya. “Lebih gede mana sama ini ya?” tanyaku.

Ayah kaget melihat sikapku. “Eh, nanti ada orang lho!”

Aku tidak peduli dengan ucapan ayah. Aku ingin kembali merasakan kontol ayah. Aku sudah sangat ketagihan dengan kenikmatan kontol dan kegagahan ayah mertua.

“Ayah ga pengin lagi?” tanyaku.

“Ya masa di sini?”

“Cari tempat yang aman, yah.” jawabku sambil tetap melakukan remasan pada kontol ayah.

Ayah kemudian mengajakku turun dari pondok dan menuntunku ke tengah-tengah tanaman jagung. Sebelumnya ayah mengambil alas berupa tikar kecil di pondok dan membawanya. Kami sudah tidak peduli badan akan gatal karena melewati daun-daun batang jagung. Aku hanya ingin merasakan kenikmatan jagung ayah mertua sekarang. Sesampainya di tengah, ayah langsung menggelar tikar.

Tak mau berbasa-basi, ayah langsung membuka celana pendeknya. Aku juga tak tinggal diam, aku buka celana dalamku dan langsung kuangkat bagian bawah dasterku. Kami langsung berciuman dan ayah menyuruhku untuk merebahkan diri. Aku mengikuti permintaannya.

Karena saling terbakar birahi, ayah mertuaku langsung memasukkan kontolnya. Meskipun belum terlalu basah, ayah terus memaksanya. Aku membatunya agar cepat masuk. Sampai akhirnya, hampir seluruh batang kontolnya tertelan oleh memekku. Ayah pun langsung menggenjotku.

“Aaahh…ahhh….” Kami sama-sama mendesah.

Genjotan ayah lama kelamaan makin cepat. Nafas kami berdua juga semakin menderu. Aku peluk tubuh ayah. Ayah kemudian mencium bibirku. Aku membalas ciumannya.

Kurasakan batang ‘jagung’ ayah terus menerus menusuk memekku. Dengan cepat ia keluar masuk di liang senggamaku itu.

Siang itu aku merasakan orgasme kedua kalinya dari ayah. Ayah masih tetap menumpahkan spermanya di luar. Selepas kami bercinta, kami langsung buru-buru merapikan pakaian dan langsung kembali ke pondok.

“Aku balik dulu ya, Yah,” Aku berpamitan pada ayah.

“Iya”

“Jangan malem-malem pulangnya,” kataku pada ayah sambil tersenyum nakal.

Aku sudah benar-benar jatuh ke pelukan ayah. Aku sudah tidak memerdulikan status di antara kami. Aku bagai istrinya yang siap dipakai atau bahkan menagih kenikmatan darinya kapan pun. Kontolnya benar-benar membuatku merasakan nikmat yang sesugguhnya dari seks.

Bersambung….
 
Trnyata selagi mereka asik "bermain" Teman mertuanya di sawah sedang mengintipnya,,
Karna takut disebar luaskan maka mertuanya ngajak temenya untuk "menggarap" Menantunya bareng²,,
Dan itu terus berulang hingga semua teman² mertuanya sudah merasakn nikmat tubuh menantunya..
Mantap suhuu,, lanjuuut
wah, boleh juga nih. wkwkwk
 
Jav Toys
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd