Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG - TAMAT Kegagahan Ayah Mertua

Di Dalam?

Malam hari Mas Iwan mengabarkan bahwa sudah dalam perjalanan pulang dari kota. Ia menyampaikan bahwa kemungkinan besok pagi sudah sampai di rumah.

“Iya, Mas,” kataku. “Hati-hati ya. Semoga selamat sampai di rumah.”

“Iya. Gimana semuanya baik dan aman kan di rumah?”

“Aman kok, Mas.”

“Syukurlah. Ya udah aku mau istirahat dulu.”

“Iya, Mas.”

Selama mengangkat telepon, aku sedang berada di dapur sambil ditemani ayah. Aku menyiapkan makan untuk ayah. Ayah sendiri sambil memelukku dari belakang. Kami sudah tidak peduli melakukannya sambil menerima telepon dari Mas Iwan. Sementara anakku sendiri sudah lelap sejak habis isya’ tadi.

“Mas Iwan besok sampe rumah,” kataku.

“Kita bakal sulit kayak gini lagi?”

Aku berbalik menghadap ayah. “Tenang, Yah, nanti kita cari-cari kesempatan aja.”

Kami pung langsung terlibat dalam ciuman. Kami sudah benar-benar layaknya sepasang suami istri. Sudah tidak ada sekat di antara kami berdua.

Aku menghentikan ciumanku. “Aku selesaikan masak dulu, yah.”

“Nanti aja gapapa,” kata ayah. Lalu tangannya mematikan kompor.

Ayah kembali menciumku. Kami mulai saling berciuman. Kini lebih ganas dari sebelumnya. Tangan ayah meraba dadaku dan mulai meremas pelan. Tanganku menyabuk di pinggang ayah. Menikmati setiap sentuhan tangan ayah di dadaku.

Karena tak puas, tanganku juga ikut meraba-raba ayah. Aku langsung merabah bagian selangkangannya. Sudah pasti kontolnya mengeras. Bahkan aku mengangkat bagian sarungnya dan langsung masuk ke dalamnya. Aku mulai mengocok kontolnya pelan.

Ayah tak mau kalah dariku. Tangannya kini menyelinap masuk ke balik dasterku. Bahkan kini juga tangannya masuk ke dalam CD-ku. Dan ayah mulai memaikan jari-jarinya di sana.

“Ahhh…” desahku saat jari ayah bermain di bibir vaginaku. “Yaahhh…”

Tanganku terus melakukan kocokan pada kontol ayah. Agar lebih leluasa, aku bahkan membuka gulungan sarungnya agar terlepas. Ayah tak mengenakan CD lagi di dalamnya. Dalam sekejap, akhirnya bagian bawah ayah sudah tak mengenakan apa pun.

Cukup lama tangan ayah bermain di selangkangan dan kini ayah menghentikannya. Ia lalu melepaskan bagian bawah pakaianku dan kini aku pun juga separuh telanjang. Kemudian ayah mengambil kursi. Ayah lalu duduk di sana. Ia memerintahkanku untuk duduk berpangku padanya.

Aku menuruti permintaah ayah. Perlahan aku mengangkangi selangkangan ayah. Dan perlahan pula aku mulai memasukkan kontol ayah ke memekku. Aku memejamkan mata saat kontol gagah ayah itu perlahan menyibak bibir vaginaku. Aku menurunkan tubuhku secara perlahan agar kontolnya masuk lebih dalam. Sampai akhirnya, kontol ayah sudah mentok.

Aku kembali mencium ayah. Kami kembali saling memagut satu sama lain. Bahkan ayah mulai menelusuri bagian leherku. Sementara itu aku sudah mulai melakukan gerakan naik turun.

“Aahhh…aahh…” aku terus mendesah seiring gerakanku.

Dari leher, ciuman ayah turun ke dadaku. Ia mengangkat bajuku ke atas. Karena kurasa susah untuk ayah, akhirnya aku memilih untuk membuka seluruhnya hingga kini aku bertelanjang bulat. Maka ayah pun bebas melahap kedua payudaraku secara bergantian. Lidah ayah dengan lihainya bermain di puting susuku. Aku semakin terbawa nafsu karenanya. Birahiku semakin naik.

Hal itu terlihat dari gerakanku yang semakin cepat naik turun di pangkuan ayah. Bahkan sesekali juga aku melakukan goyangan pada kontol ayah. Ayah masih terus saja bermain di susuku. Hampir tidak ada satu inchi pun dari susuku yang luput dari lahapan ayah.

“Aahhh…aaahh…ahhh….” Aku terus mendesah. Gerakanku semakin aku percepat.

“Aahhh…ahhh…” Kudengar ayah juga terus mendesah.

“Yaahhh…oohh….ee…naakkk…” kataku.

Ayah tak menjawab dan hanya terus mendesah.

“Aahh…aakkuuu…oohhh….” kataku lagi. “Mmaaauu…”

Aku merasa sudah semakin dekat dengan puncak kenikmatanku. Aku terus saja mempercepat gerakanku. Bahkan kini aku bergerak dengan menggoyang pinggulku karena bagiku itu juga memberikan rasa nikmat padaku. Dan tak lama setelahnya, akhirnya lagi-lagi aku memperoleh orgasme dari ayahku.

“Aaayaahhhhh…” Tubuhku bergetar dan memeluk tubuh ayah.

Saat aku memeluk ayah, tiba-tiba saja ayah langsung mengangkat tubuhku hingga membuat kontolnya terlepas. Sepersekian detik, kontol itu langsung memuntahkan spermanya dan mengenai sebagian pahaku dan pahanya. Ternyata ayah belum siap mengeluarkannya di dalam memekku. Walaupun sebenarnya aku juga belum siap.

Kami langsung membersihkan diri masing-masing dengan pakaian kami. Setelah itu aku melanjutkan memasakku. Sementara ayah menunggu di ruang TV. Aku memasak dengan hanya mengenakan kaos. Sementara bagian bawahku hanya ditutupi dengan celana dalam. Ayah yang memintaku mengenakan ini. Sementara ayah sendiri hanya mengenakan celana pendek saja dan bertelanjang dada.

Makan pun siap. Aku dan ayah pun menyantap makanan berdua. Selepas makan, aku menengok anakku di kamar dan sekalian membuka HP. Ternyata ada pesan dari Vita. Ia menanyakan bagaimana hubunganku dengan ayah. Aku pun jujur akhirnya padanya bahwa hubunganku sudah cukup jauh dengan ayah.

“Hahaha,” Vita tertawa. “Benar kan apa kataku? Pasti ga lama lagi kalian bakal ML. Udah sama-sama pengin gitu kok. Gimana?”

“Apanya yang gimana?”

“Enak ga?” Vita menggodaku.

“Kamu ya,”

“Udah jujur aja. Pasti enak kan?”

“Ya gitu deh,”

“Jadi ga doyan sama punya suami ya?”

“Heh. Gila kamu.”

“Hahaha.” Vita kembali tertawa.

Aku menceritkan padanya bagaimana proses awalnya hingga aku dan ayah sama-sama berani. Bahkan hal-hal apa saja yang sudah kami lakukan berdua. Soal kejadian di sawah, Vita tidak menyangka bahwa aku akan melakukannya. Ia tidak menduga bahwa aku akan seberani itu.

“Suami kapan pulang?” tanya Vita.

“Besok pagi sampe rumah.”

“Yaudah puas-puasin aja malem ini.”

“Hahaha.” Kini giliranku yang tertawa.

Setelah obrolan usai, aku jadi kepikiran dengan ucapan Vita. Sepertinya benar kalau aku harus memanfaatkan malam ini. Sebab besok pagi aku pasti tidak akan mudah lagi melakukannya. Jadi kurasa aku harus menuruti nasihat dari Vita.

Aku mengganti pakaianku dan hanya mengenakan kain jarik saja untuk menutupi tubuhku. Aku kemudian pergi menemui ayah yang sedang santai di depan teve. Ternyata kulihat ayah sudah tertidur. Mungkin dia kelelahan. Tapi aku ingin kenikmatan darinya mala mini. Dan aku juga ingin memberikan kenikmatan untuknya. Aku mendekati ayah dan kuamati seluruh bagian tubuhnya dari atas hingga ke bawah. Aku langsung duduk dan fokus pada selangkangannya.

Perlahan aku menyentuh selangkangan ayah. Kontol perkasa itu masih tertidur. Aku meremasnya pelan dan kemudian tanganku masuk ke dalam celana pendek ayah. Rupanya hal itu membuat ayah mertuaku terbangun.

“Kamu ngapain?” tanya ayah yang kebingungan.

Aku memberi tanda dengan jariku untuk diam. Kemudian aku menurunkan celana ayah dan ayah langsung mengerti keinginanku. Ia mengangkat pahanya agar aku lebih mudah menurunkan celananya. Ayah kini sudah tak mengenakan apa pun. Aku mulai melakukan gerakan mengocok pada kontol ayah. Sementara itu perlahan bibir kami mulai saling terpaut. Kami terlibat dalam ciuman yang pelan tapi terasa begitu dalam.

Kurasakan kontol ayah mulai mengeras. Kini aku menghentikan ciumanku dan menurunkan kepalaku ke bagian selangkangan ayah. Ayah kulihat sedikit bingung tapi akhirnya ia paham bahwa aku ingin mengulum kontolnya. Aku sendiri sebenarnya jarang melakukan hal ini pada suamiku. Tapi rasanya tidak mungkin jika aku tak melakukannya pada ayah mertuaku yang punya kontol perkasa ini.

Pertama aku memulai dengan menjilati ujung kontol ayah. Kulihat betapa gagahnya kontol ayah mertuaku ini. Kujilati dari ujung hingga seluruh batan dan pangkalnya. Bahkan buah zakarnya juga tak luput dari jilatanku. Kudengar ayah hanya mendesah pelan. Kemudian perlahan aku mulai memasukkannya ke dalam mulutku dan aku mengulumnya pelan.

“Mppphh…mphhh…”

Kontol ayah keluar masuk di mulutku. Perlahan sampai lama kelamaan aku mempercepat gerakannya. Sesekali juga aku melakukan sepongan pada kontolnya. Kudengar ayah tetap mendesah sambil membelai-belai rambutku.

“Aahhh….” desah ayah pelan.

“Mppphhhh…”

Tangan ayah kemudian mencoba membuka kain jarik yang menutupi tubuhku. Tak butuh waktu lama, kain itu akhirnya melorot dan ayah sudah bisa meraih susuku. Tanganya mulai melakukan remasan di sana. Aku terus saja mengulum kontol ayah. Setiap inchi dari batang perkasanya itu tidak lupt dari kulumanku. Kontolnya sudah dipenuhi dengan air liurku pastinya.

Ayah menghentikanku mengulum. Ia memintaku untuk berbaring. Ayah membuka pahaku dan kulihat kepalanya menunduk di bagian selangkanganku. Aku paham apa yang akan ayah lakukan. Aku hanya diam saja. Dalam hitungan detik, kurasakan mulut ayah sudah menyentuh bibir vaginaku. Lidahnya perlahan menyapu bibir memekku. Hal itu membuatku mendesah keenakan.

“Aahhh…aahhh…”

Kurasakan lidah ayah mulai menyentuh bagian klitorisku. Aku memegangi kepala ayah untuk menahan nikmat yang kurasakan. Entah apa yang ayah rasakan saat ini karena pasti memekku sudah sangat basah.

“Yaaahh…aahh…eee…naakkk…” desahku.

Lidah ayah terus bermain di klitorisku. Kadang sesekali lidahnya menekan klitorisku hingga membuatku menggelinjang. Hal itu membuatku semakin tidak tahan dan segera ingin disetubuhi.

“Uudaahh…yaahhh…” pintaku. Aku ingin segera ayah memasukkan kontolnya. Tetapi ayah tak menghiraukan permintaanku.

Ayah terus saja menyiksaku dengan permainan lidahnya sampai akhirnya aku sudah tidak kuat menahan dan aku pun meraih orgasmeku.

“Aaahhh…” lenguhku panjang. Aku mengangkat pahaku ke atas agar lidah ayah semakin menekan ke bagian memekku.

Nafasku menderu sehabis mencapai puncak kenikmatan. Ayah kulihat tak mau berlama-lama menunggu. Ia langsung memposisikan dirinya di antara kedua pahaku. Setelahnya kurasakan kontolnya mulai menusuk memekku. Karena memekku sudah cukup basah, kontol ayah jadi lebih mudah untuk masuk. Begitu masuk, ayah pun mulai melakukan genjotan pada memekku dengan perlahan.

“Aahhh...yaahhh…” desahku.

Birahiku kembali naik karena persetubuhan yang kembali dimulai. Apalagi kini ayah sudah mulai melahap kedua payudaraku dan lidahnya bermain di puting susuku. Lidah itu memutar-mutar dengan lihai memberikan sensasi nikmat pada diriku.

“Aahhh…ahhh…” kudengar ayah juga mendesah seiring genjotannya.

“Yaahh…ttee..***uss…aahhh…eeenaakkk…”

Mendengar desahanku itu, kurasakan ayah semakin kuat melakukan genjotannya. Kontolnya semakin cepat keluar masuk di memekku. Tubuhku ikut berguncang karena genjotan ayah. Aku memeluk tubuh ayahku dan melingkarkan kakiku di pinggangnya. Rasanya aku akan kembali mencapai puncakku. Apalagi ayah kini mengubah ciumannya ke bagian belakang telingaku. Itu salah satu bagian sensitifku. Lidahnya menjilati daerah sana. Aku semakin menggelinjang dibuatnya.

“Aahh…yaahh...oohhh….ee…naakkk….”

Tanpa kusadari ternyata pinggulku ikut mengimbangi gerakan pantat ayah. Goyanganku semakin lama semakin cepat karena aku semakin mendekati titik orgasmeku.

“Yaahh…akuu…oooohhh…” Tubuhku bergetar-getar. Pelukanku di tubuh ayah semakin erat. Pinggulku terangkat keatas seolah menjemput kontol ayah. Aku kembali meraih orgasmeku.

Ayah tak mau kalah. Ia terus menggenjot memekku dengan kuat. Meski aku sudah kelelahan, ayah tidak memerdulikannya. Genjotannya semakin kuat sampai akhirnya kudengar lenguh panjang dari ayah.

“Ooohhhh…” Buru-buru ayah menarik kontolnya keluar. Spermanya muncrat di perutku. Kemudian ayah terkulai lemas di sampingku. Kami sama-sama baru saja mengarungi lautan birahi dan kini tiba di titik kenikmatan.

Aku membersihkan sisa sperma ayah di perutku. Begitu juga dengan kontol ayah juga sekalian selangkanganku. Lalu aku kembali merebahkan diri di samping ayah dan memeluknya.

“Yah,” kataku.

“Hmmm?”

“Ayah puas?”

“Puas banget, Rin,” jawab ayah. “Tapi sebenarnya ayah masih punya satu keinginan.”

“Apa, yah?”

“Ayah pengin ngeluarin di dalem.”

Aku terdiam sejenak memikirkan kata-kata ayah. Tentu saja aku juga menginginkan hal itu. Tapi aku belum berani. Aku takut jika sampai aku hamil dengan ayah.

“Aku takut, yah.” kataku.

“Gapapa kalo kamu masih takut.” kata ayah sambil memelukku erat.

Sebenarnya beberapa bulan sebelum aku kembali ke desa, aku berhenti dari program KB-ku. Aku sudah tidak menjalankan rutinitas suntik KB setiap tiga bulan sekali. Aku memang punya rencana untuk punya anak lagi dengan Mas Iwan, maka dari itu aku menghentikan program KB yang aku ikuti tersebut. Kata dokter, setelah berhenti program KB suntik, seorang wanita tidak bisa langsung kembali mengalami masa ovulasi. Ia harus menunggu 10 bulan atau bahkan bisa lebih.

Suamiku sudah berulang kali menumpahkan spermanya semenjak aku berhenti. Tetapi sampai saat ini aku belum juga hamil. Jadi bisa saja aku membiarkan ayah dengan bebas mengeluarkan sperma di rahimku. Namun, aku takut itu akan membuatnya ketagihan dan malah menuntut lebih dariku. Ah, entahlah. Aku harus memikirkannya lagi.

Akhirnya aku tertidur bersama ayah sebelum sebuah ketukan di pintu membangunkan kami. Itu adalah suara suamiku, Mas Iwan.

Bersambung…
 
Jav Toys
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd