Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

Kejarlah Daku Kau Kumakan [LKTCP 2021]

Dimetrodon

Semprot Baru
Daftar
6 Jan 2020
Post
42
Like diterima
574
Bimabet



BAGIAN I

TAK TERLUPAKAN



‘’Varian virus influenza jenis baru ditemukan baru-baru ini, peneliti mengemukakan, varian baru ini ditemukan pertama kali saat seluruh penduduk sebuah desa mengalami influenza secara bersamaan, peneliti menyebut varian virus baru ini flu putih,lantaran ingus yang dikeluarkan oleh penderitanya berwarna putih pekat seperti susu,penelitian lebih lanjut tentang bagaimana efek jangka pendek maupun jangka panjang yang ditimblkan bagi penderitanya masih dilakukan, namun dugaan sementara virus ini tak berbahaya kaRena seluruh warga desa yang terinfeksi bisa sembuh dengan cepat tanpa pemberian obat.’’

‘’Berita selanjutnya….’’







Pandangan mata Andra terarah pada televisi yang menyiarkan acara berita malam itu, akan tetapi pikirannya masih tertinggal di kantor, pekerjaan menumpuk dengan tenggat waktu terbatas harus segera diselesaikan, namun apa daya, kondisi fisiknya yang sudah mecapai batas memaksa Andra menghentikan lemburnya kali ini.

‘‘sekolah gimana bun,..?‘‘ Andra memalingkan wajahnya ke sang istri yang baru saja ikutan duduk disisinya .

‘‘biasa aja yah, sama aja kayak kemaren‘‘

‘‘enak yah jadi guru, kerjanya sama terus tiap hari, enggak banyak pikiran’‘

‘‘kata siapa yah, justru jadi guru tanggung jawabnya gede, enggak cuma ngedidik murid biar pinter, tapi juga harus ngasih teladan sama jadi contoh yang baik’‘

‘‘tetep aja beban kerjanya enggak gede kayak ayah, baru kemaren lagi seneng-senengnya dapet promosi, ehh,,udah ditiban kerjaan segunung ’‘





Sang istri, Farah, memperhatikan Andra yang menatap kosong ke layar tv, sadar kalau suaminya sedang kelelahan baik raga maupun pikiran, tak ingin mendebat perkataan sang suami meski perkataannya tak seluruhnya benar,



‘‘namanya kerjaan yah, semakin tinggi jabatan,semakin besar juga tanggung jawab yang harus diemban, yang ikhlas aja, kalau kita kerjanya ikhlas pasti bisa‘‘



Farah hanya bisa menyemangati suaminya,dia paham Andra adalah pekerja keras yang pantang menyerah,bukan kali ini saja dia nampak tertekan, sebagai istri sudah jadi tugasnya pula untuk memberi semangat pada sang suami yang mencari nafkah untuk menghidupi keluarga.





‘‘bunda pijitin sini,‘‘

‘‘enggak usah bun, bunda pasti juga capek kan,? ayah mau tidur langsung aja, besok harus berangkat pagi, eh iya, bunda besok berangkat sendiri ya, soalnya ayah habis subuh mau langsung berangkat.maaf ya bund’‘

‘‘enggak apa-apa yah, ya udah ayah tidur duluan aja dulu, bunda entar nyusul, masih harus nyelesein ngoreksi ulangan anak-anak’‘



Andra bangkit berjalan gontai menuju kamar tidur, sementara Farah mematikan televisi dan kembali ke meja kerjanya berkutat dengan kertas-kertas ulangan para murid tadi pagi



alarm smartphone berbunyi tepat pada pukul setengah lima pagi, walau rasanya sangat malas untuk bangun sepagi ini, demi menyelesaikan pekerjaan tanggungannya Andra memaksa bangun, segera setelah mengumpulkan seluruh kesadarannya bergegas ke kamar mandi, dia mendapati Farah sudah sibuk didapur menyiapkan sarapan yang terlalu pagi buatnya.



‘‘aduh bund, enggak usah disiapin sarapan segala lah, jadi kepagian kan bunda bangunnya‘‘

‘‘biasanya juga bangun subuh kok yah, ayah aja yang kebiasaan bangun siang, mau berangkat jam berapa yah,?, buruan mandi sono,‘‘

‘‘iya bund,maaf yah ngerepotin’‘

‘‘aduh yaah,, udah kaya lagi numpang dirumah siapa aja deh’‘



Hawa dingin menusuk tulang tak membuat Andra gentar untuk menyiramkan air dingin ke tubuhnya, justru mandi dengan air dingin rasa kantuk yang masih menggelayut minggat, selesai berpakaian rapi, di meja makan sarapan dan segelas kopi sudah dihidangkan oleh sang istri tercinta,



Andra memandangin istrinya yang tengah menyapu lantai,ingatannya kembali melintas ke masa lalu dimana dia pertama kali berjumpa dengan Farah, sebuah perjumpaan yang tak disengaja namun sangat membekas di hati Andra kala itu.



‘‘kok ngelamun sih yah, bukannya cepet-cepet’‘

‘‘eh iya bun,,maaf’‘

lamunannya dikagetkan oleh perkataan sang istri,buru-buru dilihat jam dipergelangan tangan,

‘‘astaga,,!!, ayah berangkat dulu yah bund, maaf nih enggak bisa nganter’‘

‘‘iya, udah sono buruaan.!!’‘





Andra memacu mobilnya lumayan kencang,diburu waktu untuk bisa sampai di kantor dengan cepat, bersiap menjalani rutinitas yang melelahkan hingga petang menjelang nanti.



Sementara itu selepas kepergian sang suami, Farah tetap melakukan tugasnya sebagai ibu rumah tangga hingga tiba waktunya untuk pergi mengajar, berhubung kali ini sang suami tak bisa mengantarnya Farah memutuskan untuk berangkat lebih awal menggunakan angkutan umum, sebagai seorang istri Farah terkadang memikirkan banyak hal tentang masa depan rumah tangganya kelak, berapa tahun mengarungi bahtera rumah tangga, sampai saat ini masih belum dikaruniai momongan,keduanya jujur tak begitu ambil pusing, mungkin yang diatas belum menghendaki,





Tanpa terasa angkutan umum yang ditumpangi Farah pagi itu sudah sampai di tujuan, bergegas turun berjalan menuju gerbang sekolah, murid-murid yang melintas dengan ramah menyapa. menambah semangatnya untuk mendidik para penerus bangsa ini.





Hari yang melelahkan kembali dilalui, petang hingga malam jadi satu-satunya waktu bagi Andra dan Farah untuk melepas penat,



‘‘bund, ayah kok hidungnya meler terus yah, kaya pilek, tapi biasa aja badannya pusing juga enggak tuh’‘

Andra sesekali menyedot ingus yang meler dari sebelah lubang hidungnya,sejak siang tadi dia merasa ada yang aneh dengan hidungnya yang tetiba mengeluarkan lendir berwarna putih pekat.

‘‘ihh ayah, kaya anak kecil aja, ingus tuh dibuang bukan dipiara, tapi bunda juga nih, mana ingus warnanya enggak banget lagi,ihh’‘

‘‘jangan-jangan kita kena yang kaya di berita kapan hari itu bund, soalnya mirip-mirip sih’‘

‘‘yang mana yah,kok bunda enggak pernah lihat, bahaya enggak.?’‘

‘‘katanya sih enggak bahaya, kayak flu biasa aja, cuma emang warna ingusnya yang agak beda’‘

‘‘ohh, sukur deh kalau gitu,,’‘

‘‘bawa tidur aja deh, kali aja bisa langsung sembuh’‘

‘‘ayuk deh yah, idung kaya gini mau ngapa-ngapain juga males,‘‘



Malam belum terlalu larut, keduanya pun belum merasakan kantuk, alhasih di ranjang keduanya masih meneruskan obrolan.



‘‘di kantor gimana yah, masih banyak kerjaan.?’‘

‘‘masih bund, kayaknya minggu ini juga ayah harus ngantor deh’‘

‘‘yaah,,padahal kan bunda pengen jalan-jalan,’’

‘‘maaf deh buund, minggu depannya lagi yah,‘‘



Farah cemberut saat suaminya berkata akan kekantor diakhir pekan ini, rencana plesiran yang disusun jauh-jauh hari pupus sudah,



‘‘yaah,,’‘

‘‘mmm..‘‘

‘‘bikin anak yuk. siapa tahu kali ini sukses’‘

‘‘ahh bunda, kondisi lagi kayak gini kok bisa-bisanya mikir bikin anak,’‘

‘‘hihi,,enggak tahu tuh,pengen ajah’‘



Farah merubah posisinya menyamping menghadap tubuh sang suami yang berbarig telentang, tangannya bergerak ke selangkangan suami dan hinggap tepat di atas penisnya yang hanya terbungkus celana kolor pendek



‘‘ahh bund,,main pegang aja’‘



jemari lentik milik Farah bergerak meraba-raba tonjolan ditengah selangkangan suaminya,makin lama Farah melakukan rabaan makin besar pula tonjolan itu.



‘‘tuuh kan jadi bangun,tanggung jawab nih, tidurin lagi’‘

‘‘siap bosss’‘



Farah bergerak cepat,tanpa Andra sadari celananya sudah melorot, penisnya sudah tegak nerdiri dan jadi bulan bulanan sang istri,

‘‘aahhh buuun,,‘‘





Andra tak kuasa merintih manakala Farah tanpa basa-basi langusng melahap penisnya, memberi blowjob rakus, Andra juga terpancing, mulai meraba payudara Farah yang terbungkus baju tidur, selain paras ayu yang dimiliki Farah, payudara juga jadi nilai plus lantaran ukurannya yang bisa dibilang diatas rata-rata,bukan hanya ukuran,kekencangan dan kekenyalannya pun patut diacungi empat jempol sekaligus, akan tetapi kadang kala apa yang dimiliki Farah itu juga membuat Andra sedikit tersulut cemburu.





Pasalnya dengan ukuran payudara yang besar, cukup sulit buat Farah untuk menutupinya, meski dikeseharian saat bertugas sebagai guru ataupun saat bepergian busana yang dikenakannya tertutup lengkap dengan balutan hijab di kepala namun busungan dadanya yang besar tak mampu seluruhnya tersembunyi,Andra berani bertaruh kalau istrinya itu pasti sering jadi bahan godaan di sekolahnya, entah oleh para murid atau pun para guru dan karyawan lelaki,





Malam ini entah kenapa kuluman yang di lakukan Farah terasa,lebih nikmat,mengakibatkan menurunnya durabilitas yang dimiliki, alhasil belum apa-apa dia sudah ejakulasi duluan di mulut Farah, membuang percuma berjuta-juta sperma yang siapa tahu bisa membuahi sang istri



‘‘ahhh,,maaf buundd,,enggak kuat,,uhhh,, sepongannya enak banget sih..’‘

‘‘mmmm..’‘



istrinya tak bisa berkata lantaran mulutnya dipenuhi air mani milik suaminya,ada sedikit rasa kecewa, mungkin saja faktor lelah yang jadi pemicu, tak ingin membuang percuma air mani yang konon katanya memiliki kandungan protein cukup tinggi, tanpa jijik Farah menelannya sedikit-demi sedikit



‘‘ihh,,bunda, kok malah ditelen sih, sukanya gitu deh, enggak jijik emang..?‘‘

Farah menggelengkan kepala

‘‘ayah mau cobain, rasanya kaya putih telur mentah,’‘

ujar Farah dengan mulut masih terisi sperma

‘‘enggak ahh, masa minum pejuh sendiri,‘‘



melihat ekspresi jijik sang suami Farah tersenyum iseng, dipagutnya mulut Andra, mengalirkan sisa spermanya sendiri ke dalam mulut, melepas pagutan dan membekap mulut suaminya dengan kuat



‘‘telen yah,,hihii,’‘



Andra yang kaget saat tiba-tiba dipagut secara spontan, tanpa sengaja menelan spermanya sendiri yang masuk cukup banyak,dia bahkan bisa merasakan,baik rasa maupun teksturnya yang memang mirip putih telur



‘‘ahh bunda apaan sih,, masa ayah dicekokin pejuh sendiri’‘

‘‘hihi, biar enggak penasaran yaah, kalau udah ngerasain kan, tau’‘

‘‘ya tapi kaan, ah udah deh, mau tidur ajah,!!’‘

‘‘lah kok ngambek, yang harusnya ngambek bunda, belum diapa-apain udah moncrot duluan’‘

‘‘bodo amat’‘



Farah cekikikan melihat suaminya yang jengkel menarik selimut, meski terlihat marah, dia tahu Andra tak benar-benar marah, paling besok pagi udah lupa,Farah lalu ikut menarik selimut dan tidur disisi sang suami tercinta.





Paginya Farah dan suaminya terbangun dengan keadaan tubuh lemas, untuk bangun dan berjalan ke kamar mandi saja rasanya tubuh tak bisa dikontrol, sempoyongan, keduanya mengira efek flu yang mereka derita, akan tetapi lelehan lendir berwarna pekat sudah tak keluar lagi dari hidung, keduanya pun sepakat tak berkangkat bekerja untuk hari ini.





Selain lemas di sekujur tubuh ,Farah dan Andra sama-sama merasa lapar yang amat sangat sejak bangun pagi tadi, kompak saling membantu mengobrak-abrik isi kulkas,mengolah apapun bahan yang tersedia.





Belum pernah keduanya selapar ini,seperti tak makan berhari-hari, menu yang disiapkan bersusah payah lantaran kondisi tubuh yang lemas, habis dalam sekejap, itupun belum cukup, dua jam berselang rasa lapar kembali menyerang, untungnya tubuh sudah lebih bertenaga kali ini.





Dalam kurun waktu sehari enam kali sudah keduanya makan dengan porsi besar, bahan makanan yang tersedia sampai habis diolah seluruhnya, meski begitu keduanya sudah kembali bertenaga saat malam menjelang.





Mengalami hal yang tak biasa membuat Andra sedikit khawatir, akan tetapi tubuhnya yang kini kembali terasa normal membuat kekhawatirannya dibuang jauh-jauh, ada efek lain yang timbul belakangan, birahi Andra meledak-ledak minta dilampiaskan saat itu juga, sang istri juga merasakan hal yang sama,





Sepanjang malam sepasang suami istri itu bergelut diatas ranjang, saling pagut,dan meraba bagian sensitif, sekejap saja,keduanya sudah tenggelam dalam kubangan birahi,,dengan penuh tenaga Andra menghujamkan batang kejantanannya ke liang senggama sang istri yang disambut raungan dan jerit nikmat,seakan mendapat suntikan tenaga berlebih, Andra sama sekali tak merasa kelelahan malam itu, dalam beberapa tahun menjalin biduk rumah tangga, baru kali ini dia bertahan lama, bahkan mampu membuat istrinya orgasme dua kali.



‘‘ahhh buund,,ayah mau keluaar,,aaaahhhh’‘



dengan posisi konvensional Andra menghentakkah pinggulnya, membenamkan batang penisnya dalam-dalam ke liang vagina sang istri tercinta,memuntahkan berjuta-juta sel sperma yang diharapkan salah satunya bisa membuahi Farah.



‘‘ihh yaaaah banyak bener pejuhnyaa, sampe luber gini,,’‘



ucap Farah nakal saat melihat liang vaginanya melelehkan cairan putih kental, dicoleknya dengan telunjuk lalu dijilati, melihat tingkah nakal istrinya dia ikut terpicu, membenamkan muka menyeruput spermanya sendiri yang meleleh dari vagian Farah

‘‘ihh ayaaahh,,’‘



belum sempat Farah melanjutkan kata-katanya, Andra keburu memagut bibir Farah mengalirkan sperma didalam mulutnya ke mulut Farah, yang mau tak mau ditelannya sampai habis



‘‘rasain tuh, balesan semalem hehe’‘



Andra terkekeh jahat, namun Farah sama sekali tak merasa keberatan, dengan ulah suaminya itu,





‘‘penyebaran flu putih yang baru ditemukan beberapa waktu lalu kini sudah mencapai pulau jawa, diketahui virus ini menyebar sangat cepat, keterbatasan informasi mengenai virus jenis baru ini membuat pemerintah memutuskan untuk melakukan lockdown total di semua sektor, diseluruh pulau jawa selama sepuluh hari kedepan. masyarakat diminta untuk tetap di rumah guna membatasi penyebaran virus, meski dugaan sementara virus ini sama sekali tak berbahaya’‘





Satu dua hari okelah,anggap saja libur, tapi sepuluh hari dilalui hanya berkutat di rumah tentu saja membosankan,begitu status lockdown dihentikan rasanya senang bukan main, rutinitas seperti sediakala bisa kembali dilakukan meski ada protokol yang tetap harus dipatuhi.





Seminggu berselang sejak dihentikannya status lockdown kehidupan sudah berjalan normal, orang-orang sudah tak lagi perduli, penyebaran virus nampaknya juga sudah sama sekali tak ada, dan mulai terlupakan





Pagi itu Andra sudah disibukkan dengan tumpukan dokumen yang memenuhi meja kerja,baginya efek lockdown masih begitu terasa dengan menumpuknya pekerjaan yang tertunda selama sepuluh hari belakangan.





Suasana kantor yang tenang mendadak ramai oleh panggilan telpon bertubi-tubi,sumber masalah ternyata adalah koneksi internet yang mendadak terputus, bukan hanya satu atau dua titik,melainkan di seluruh kota. para konsumen membanjiri panggilan customer service hingga para petugas kewalahan.





Belum tahu apa yang harus diperbuat, keributan di kantor bertambah, salah satu pegawai tiba-tiba mengamuk tak jelas sambil berteriak dan mengerang kesakitan lalu jatuh tersungkur





Andra yang berdiri di posisi yang cukup dekat berinisiatif untuk melihat apa yang terjadi,digoyang-goyangkannya tubuh si pegawai yang tersungkur sembari memangil namanya, tak ada respon selama beberapa saat, pegawai lain berinisiatif menghubungi petugas medis.





Tetiba pegawai lelaki yang ambruk barusan terbangun dan berdiri seperti tak terjadi apa-apa, hanya saja ada yang terlihat berbeda, matanya terlihat memutih,Andra kembali mencoba memanggil namanya, tetap tak merespon, sesaat kemudian lelaki itu menoleh dan memegang pergelangan tangan Andra,





Andra membiarkan tanganya digenggam dengan cukup kuat, sampai akhirnya lelaki itu menggigit tangan Andra,sakit yang dirasakan secara mendadak membuat Andra merespon dengan mencoba melepaskan tangannya,namun sayang cengkraman gigi lelaki itu sudah menancap melukai tangan Andra hingga melelehkan darah segar.





Satpam yang juga berada di ruang yang sama langsung membantu, dengan bersusah payah tangan Andra bisa terlepas dari gigitan,bukannya menjadi tenang lelaki yang menggigitnya justru kian beringas.





Luka cukup dalam dialami,rekan sejawat menyarankan agar ia segera ke rumah sakit untuk mendapat perawatan,awalnya Andra menolak, namun rasa perih dan darah yang segar yang terus saja keluar membuatnya luluh.





Mobil yang dikendarai dipacu dengan cepat,menuju rumah sakit terdekat, berharap bisa kembali ke kantor secepat mungkin untuk membantu mengatasi masalah yanng terjadi.





Keadaan yang sama terulang kembali, namun kali ini lebih masif, calon pasien datang berbondong-bondong dengan keluhan hampir sama dengan yang dialami Andra, sayangnya keadaan menjadi lebih kacau kali ini,dalam tempo singkat baik calon pasien dan tenaga medis tiba-tiba mengamuk persis seperti di kantornya tadi.





Andra yang baru saja keluar melewati lorong, harus kembali lari pontang-panting menuju ruang tindakan medis lantaran beberapa orang yang mengamuk mencoba mengejarnya,saat membuka pintu dia mendapati dokter wanita yang barusan memeriksanya tengah mempertahankan diri dari amukan seorang perawat, dengan gesit Andra mencoba menolong,namun justru perawat itu berbalik menyerangnya, meski hatinya tak tega untuk menyerang seorang perempuan, sebagai bentuk pertahanan diri, Andra terpaksa melayangkan hantaman keras, namun tindakannya tak berhasil memebuat penyerangnya mengamuk, hantamannya terlihat tak berguna sama sekali.





Tak punya banyak pilihan Andra akhirnya mendorong tubuh perawat itu ke pintu yang terbuka sekuat tenaga, begitu tubuh wanita yang didorongnya berada diambang pintu,dia segera menutup dan menguncinya rapat-rapat, gedoran keras berulangkali terdengar,diselingi jerit dan teriakan kesakitan diseantero rumah sakit



‘‘enggak apa-apa dok.?‘‘




Andra memastikan dokter yang diserang tak mengalami luka berarti.wanita itu nampak shock, nafasnya tersengal,raut wajah ketakutan terlihat begitu jelas diwajah cantiknya.





Jeritan dan pekikan terdengar silih berganti tanpa henti membuat siapa saja yang mendengarnya tak akan bisa tenang, begitu juga Andra yang sama sekali tak tahu apa yang sebenarnya terjadi, membuka pintu dan mengintip akan terlalu beresiko, menunggu amukan mereda pun bukan pilihan terbaik.





Berulangkali Andra menenangkan diri, mencoba mencari cara untuk bisa keluar dari tempat ini dengan selamat, keselamatan sang istri juga jadi pikirannya saat itu, hampir setengah jam keduanya termenung,perlahan suara jeritan mulai mereda, gedoran di pintu pun sudah berhenti sedari tadi.saatnya untuk melihat situasi, dan mungkin saja jadi kesempatan untuk melarikan diri, dengan tangan bergetar dibukanya unci pintu,menarik daun pintu sedikit agar menciptakan celah lalu menengok.





pemandangan begitu mengerikan terlihat oleh mata kepalanya,ceceran darah menggenang dilantai,terlihat beberapa kelompok orang tengah berkumpul mengelilingi sesuatu, Andra menajamkan penglihatannya memfokuskan pada satu kelompok, apa yang ia lihat selanjutnya membuat perut mual,orang-orang itu nampak sedang mencabik-cabik tubuh seorang perawat wanita yang sepertinya sudah tak bernyawa, bak singa yang sedang melahap hasil buruannya, orang-orang itu berebut merobek-robek daging dan mengunyahnya dengan begitu lahap.





Tak pernah Andra melihat pemandangan semengerikan itu, kembali menutup pintu dan jatuh terduduk lemas,dokter wanita yang turut bersamanya terlihat lebih tenang dan mulai menanyakan apa yang terjadi, tak tahu harus menjawab apa Andra hanya terdiam,





Si dokter yang penasaran memaksa untuk turut melihat, melakukan hal yang sama untuk mengintip, matanya terbelalak,mujurnya saat hendak menjerit histeris tangan Andra membekap mulut si dokter lalu kembali mengunci pintu,dokter itu kembali nampak shock





Didorong oleh naluri bertahan hidup yang begitu kuat Andra mencoba kembali memikirkan cara untuk keluar dari tempat mengerikan ini,



‘‘dok kayaknya sekarang kesempatan kita buat pergi dari sini’‘

‘‘masnya gila,!! enggak lihat diluar’‘

‘‘justru itu dok, mumpung mereka lagi sibuk,’‘

‘‘enggak,!!’‘

‘‘kalau gitu terserah, aku rasa waktu kita enggak banyak, yang pasti kalau kita tetap disini endingnya bakalan sama, mati dimakan orang-orang itu’’



Perkataan Andra memang benar, dia juga ingin keluar dari tempat ini hidup-hidup,dan tak ingin mati konyol,



‘‘caranya gimana mas,?’‘

‘‘kita keluar, jalan perlahan, ke parkiran,‘‘

‘‘ta..tapi’‘

‘‘enggak ada cara lain dok, hanya ini satu-satunya cara kita bisa keluar,’‘



Butuh beberapa saat untuk keduanya mempersiapkan diri, lalu membuka pintu, berjalan mengendap agar tak menarik perhatian orang-orang yang tengah berebut memakan sesamanya sendiri,





Baru beberapa langkah berjalan keduanya dipergoki oleh beberap orang yang menatap, disusul geraman yang menakutkan, detak jantung makin berdebar, namun alih-alih mengejar, mereka justru kembali sibuk berebut menggigiti tubuh yang tergeletak tak bernyawa.





Tanpa halangan berarti keduanya sampai di parkiran basement, kondisinya lebih senyap.



‘‘kayaknya kita pisah disini aja dok, silahkan dokter mau kemana’‘

‘‘ehh,,kok gitu,‘‘

‘‘dokter punya keluarga kan, pasti khawatir, aku juga,’‘

‘‘enggak,aku enggak mau sendirian,’‘

‘‘tapi dok’‘

‘‘Rena..!!!. sini,!!’‘




ditengah perdebatan yang berlangsung suara memanggil terdengar, si dokter menoleh ke sumber suara,dari sebuah ambulance yang terparkir, seorang wanita muda nampak mengeluarkan kepala dari jendela sembari melambaikan tangan, dokter wanita yang ternyata bernama Rena itu nampak sedikit lega, akan tetapi, mendadak beberapa orang dengan wajah berlumur darah muncul dari balik lorong pintu keluar,dan langsung berlari sempoyongan mendekat.





Pupus sudah niat Andra untuk segera masuk ke mobilnya yang terparkir cukup jauh, berlawanan dengan beberapa orang yang mendekat, tak mau ambil resiko,dia menarik tangan dokter Rena berlari ke arah ambulance yang jaraknya lebih dekat, pintu ambulance terbuka, keduanya langsung menghambur masuk menutup dan mengunci pintu .





Detak jantung sama sekali tak bisa menurun, kengerian tak juga sirna, gedoran kembali terdengar dari kaca jendela, terlihat sekitar lima orang memperlihatkan ekspresi marah,dokter Rena menjerit sejadi-jadinya lalu menangis, ketakutan yang dirasakannya sudah memuncak meski kondisi cukup aman didalam mobil.





Andra lebih bisa mengontrol emosinya,wanita yang memanggil barusan terlihat mencoba menenangkan dokter Rena yang terus menangis,selama beberapa saat gedoran dari orang-orang yang seperti kerasukan setan itu terus berlangsung dan pada akhirnya mereka pin menyerah dan pergi entah kemana



‘‘apa yang sebenarnya terjadi, kenapa orang-orang bertindak terlalu bar-bar dengan memakan sesamanya sendiri..?‘‘

terlalu banyak apa yang ingin diketahui,namun hanya dua hal itu yang paling ingin dia tahu

‘‘virus’‘



jawab wanita muda itu singkat, raut wajahnya masih nampak tenang walaupun ada sedikit gurat rasa takut yang terlihat, tanpa diberi tahu pnjang lebar Andra sudah tahu apa maksud wanita itu



‘‘maksudmu virus yang beberapa waktu lalu menyebar..?‘‘

‘‘iya.’‘

‘‘tapi bukannya tak berbahaya, yang terinfeksi juga bisa sembuh sendiri tanpa melakukan perawatan,‘‘

‘‘yap, itu yang membuat kita lalai,memang tak berbahaya awalnya, tapi efek setelahnya yang sangat berbahaya,kamu lihat sendiri kan orang-orang itu,’‘

‘‘gimana bisa virus bikin orang jadi kanibal macam itu.?’‘

‘‘nanti ku jelaskan, sebaiknya kita pergi dulu dari tempat ini, ke tempat yang lebih aman,’‘

‘‘kemana,?, seantero kota sepertinya sama aja, aku khawatir dengan keselamata istriku’‘

‘‘kita sama-sama khawatir, tapi yang utama adalah nyawa kita dulu.udah deh buruan’‘

‘‘iya tapi kemanaa,?,’‘

‘‘eh bentar, kayaknya disitu bisa deh’‘

‘‘dimana,?’‘

‘‘rumahku’‘



Andra menjelaskan perumahan tempatnya tinggal hanya terdapat sepuluh rumah, yang dikelilingin pagar tinggi, dan hanya satu akses keluar masuk,



‘‘kalau kita bisa mencapainya tepat waktu sepertinya bisa jadi tempat berlindung sementara’‘

‘‘ya udah, enggak ada pilihan lain, tapi kamu bisa nyetir kan’‘

‘‘lah daritadi ngendon dimari kirain bisa nyetir’‘

‘‘kalau bisa udah dari tadi kabur duluan bambang,!! ngapain juga pake acara ngumpet’‘





Mobil distarter,dengan cepat berakselarasi,dari kaca spion beberapa orang terlihat mengejar, jelas kalah cepat.





Tak salah memang kalau mereka menganggap seluruh kota sedang dilanda kekacauan, sepanjang jalan,ketiganya harus menyaksikan bagaimana orang-orang saling kejar,jerit ketakutan dan jerit pilu kesakitan bahkan bisa menembus ke dalam mobil yang tertutup rapat, namun apa daya, meski keinginan menolong begitu besar, keselamatan diri lebih utama.



------------------------



Dibagian lain disudut kota, tepatnya di sekolah dimana Farah mengajar tak luput dari kondisi yang tak kalah mengerikannya,sebelum kekacauan dimulai Farah tengah membereskan laboratorium selepas dipergunakan untuk praktikum, sebuah keributan mendadak terjadi di lapangan, awalnya Farah tak terlalu perduli,mengira murid-murid badung tengah berkelahi, hal yang cukup sering terjadi,mengingat sekolahnya meski berstatus sekolah negeri,murid-murid yang mengeyam pendidikan disini rata-rata adalah murid buangan alias tak diterima di sekolah faforit, ataupun yang dulunya dikeluarkan lantaran terilit masalah, banyak juga yang seharusnya sudah mengejam pendidikan tinggi namun masih duduk di bangku SMA karena sempat putus sekolah,





Tak terlalu suka dengan keributan dan tak mau berurusan dengan anak-anak badung yang saban hari menggoda dan menatap dadanya dengan tatapan mesum,Farah lebih memilih tetap di laborat, pekerjaannya masih belum usai,bukan tugasnya juga untuk melerai keributan seperti itu.





Bukannya mereda keributan justru kian melebar yang mau tak mau Farah juga harus turun tangan .betapa kagetnya saat dia mengetahui itu bukan keributan biasa, pasalnya murid-murid yang menjerit nampak terluka, tak terlihat seorangpun guru yang melerai,buru-buru Farah berlari ke ruang guru,



belum sempat masuk ke dalam ruang guru, bu Rahma keluar dengn raut wajah takut,

‘‘bu Farah ayok ngumpet cepetan..!!’‘

‘‘eh kenapa bu, itu murid pada berantem kok enggak’‘

‘‘udah buruan kita ngumpet aja dulu..!!’‘

Rahma menggamit lengan Farah lalu berlari masuk kembali ke laboratorium,

‘‘ini ada apa sih bu, kok jadi rame gini ..?‘‘

‘‘aku juga enggak tahu bu Farah, semua orang tiba-tiba ngamuk kaya gini, guru-guru juga’‘

‘‘terus kita harus gimana..?‘‘

‘‘enggak tahu,kita ngumpet dulu aja sampe keadaan agak mendingan’‘

‘‘tapi, bu Rahma enggak kasian sama murid-murid.?’‘

‘‘ kasihan buu,, cuma kalau keadaannya gini kita perempuan enggak bisa ngapa-ngapain’‘

‘‘ya udah bentar aku panggil polisi dulu’‘

‘‘percuma,.!,enggakk bisa nyambung, aku udah nyoba berkali-kali‘‘

‘‘ngumpet bu, itu yang pada ngamuk kesini..!!’‘



Farah memilih bersembunyi lemari panjang yang biasa digunakan untuk menyimpan barang-barang, sedangkan Bu Rahma justru lebih memilih bersembunyi di bawah menja praktik.





Diambilnya smartphone dari saku kemeja mencoba menghubungi bantuan, tapi sayangnya tak membuahkan hasil, jeritan pilu dari luar sana membuat Farah sangat tak tega, dengan kedua tangan dia menutup telinga,tak kuasa mendengar jeritan memelas terlalu lama





Dari celah pintu lemari dia bisa melihat bu Rahma yang menungging membelakanginya, kedua guru wanita ini bisa dibilang merupakan kawan akrab, selain usia yang tak terpaut cukup jauh, baik Farah ataupun Rahma mengampu mata pelajaran yang sama, tak heran kalau keduanya sering berdiskusi dan curhat masalah murid-murid, yang acapkali menggoda, maklum saja, keduanya diberkahi paras cantik, biarpun sama-sama sudah bersuami godaan dari murid dan guru tetap saja datang silih berganti.





Meski sama sekali tak membuahkan hasil,Farah terus mencoba menghubungi bantuan,kali ini dia mencoba menghubungi suaminya, sayang hasilnya tetap sama, disaat-saat seperti ini yang bisa dia harapkan adalah kedatangan seseorang yang akan membantu.





Ditengah keputus asaannya, mendadak pintu laboratorium tebuka, lima orang lelaki yang Farah kenal betul adalah pegawai TU,menghambur ke dalam,seperti mencari sesuatu. Farah tetap waspada dengan tak buru-buru keluar dari persembunyian lantaran menangkap ada yang aneh dengan lima lelaki itu, sayangnya Rahma tak berfikiran sama,dia terlalu gegabah tak menyadari ada keanehan dari kelima pria yang merangsek, justru mengira kelimanya datang untuk menolong .



‘‘ahhh. syukur deh akhirnya ada yang dateng nolongin juga,’‘



Ujar Rahma dengan penuh kelegaan, lalu keluar dari tempat persembunyian, sayangnya tindakan gegabah yang dilakukan harus dibayar sangat mahal, begitu Rahma menyadari keanehan dari kelima siswa itu semuanya sudah terlambat, tubuhnya langsung disergap dan dengan mudahnya dirubuhkan diatas meja oleh kelima orang itu,



‘‘ahhh,,toloong,!!!!,kalian mau ngapaiin!!!’‘



Rahma memekik, meronta sejadi-jadinya, namun apa daya, tenaga wanitanya amat sangat tak berimbang dibanding lima lelaki berbadan lebih besar darinya .Farah tak mampu berbuat banyak,keinginannya untuk menolong terganjal insting bertahan hidup yang jauh lebih besar.





Rahma yang direbahkan di atas meja terus meronta dan berteriak meminta pertolongan, tubuhnya dipegangi tiga lelaki sedang sisanya tanpa ampun merobek-robek pakaian dinas yang dikenakan, menyisakan pakaian dalam yang semuanya pun direnggut paksa sesaat kemudian,





Farah mengira kelimanya akan berbuat asusila, ternyata salah besar, adegan berikutnya yang dilihat begitu mengerikan dan menyayat hati, kelimanya berebut menancapkan gigi-gigi mereka ke kulit mulus nan bersih milik sang guru,





Jeritan pilu Rahma menggema ke seluruh ruangan, seperti kumpulan singa kelaparan yang baru saja menjatuhkan mangsa dan memakannya hidup-hidup, dua lelaki disisi kanan dan kiri mengoyak dua payudara sekal milik Rahma tanpa ampun, dengan sekali gigitan gumpalan daging terlihat mengelupas, dan dikunyah rakus, dua yang lain merobek kulit paha Rahma, mengalirkan darah segar di bekas luka gigitan, sedang yang satu lagi mendaratkan gigitannya tepat di vagina Rahma .





Jeritan pilu menyayat hati Rahma berakhir dengan sebuah gigitan tepat di leher yang merobek tenggorakan dan pembuluh darahnya,mengucurkan genangan darah yang memenuhi meja,tubuh tak berdaya Rahma menggelepar sesaat berselang, disertai suara seperti dengkuran, lalu tak bergerak lagi, suara yang terdengar berikutnya hanya kecapan dari kelima orang yang terus menggigiti tubuh tak berdaya Rahma





Menyaksikan kawan baiknya menjemput maut dengan cara yang amat sangat tak manusiawi, membuat Farah shock, nekat menolong sama saja menghantarkan nyawa sendiri, yang bisa dia lakukan adalah terus bersembunyi, membekap mulut agar tak menimbulkan suara yang menarik perhatian dan memejamkan mata, dia tak kuat melanjutkan melihat adegan mengerikan itu.





Farah terpaksa membuka matanya lagi ketika mendengar keributan lagi di ruang laboratorium, saat memicingkan mata melihat dari celah yang ada, dilihatnya dua lelaki berjibaku dengan kelima oranng yang membunuh rekannya, dua lelaki dengan golok ditangan menebas kepala kelima orang itu. Adegan mengerikan kembali tersaji saat lima buah kepala terlepas dari leher dan menggelinding di lantai





dua orang itu nampak terengah, melihat kondisi Rahma yang sudah tak bernyawa

‘‘yah, telat, udah keburu dimakan tuh’‘

‘‘yaah,,setan nih emang, pada kenapa sih kok jadi kayak gini’‘

‘‘guru idaman gua malah dihabisin, dientot aja kan enak, kenapa dimakan sih,,’‘

‘‘bodynya bagus loh padahal Bu Rahma,,’‘

‘‘makanya paak, sayang kan’‘

‘‘udah,,mau langsung keluar apa ngaso dulu’‘

‘‘bentar pak ngaso.’‘



pintu yang ditutup,dikunci mencegah orang-orang yang masih saja mengamuk di luar sana untuk masuk, golok berlumur darah di letakkan disamping mayat bu Rahma yang kondisinya mengenaskan, lelaki berkaos oblong dan bersepatu bot itu lalu mengmabil rokok dari saku celana dan menyulut sebatang



‘‘bagi satu pak’‘

‘‘eh ini masih di sekolah, berani amat lu’‘

‘‘alah paak, kaya gini siapa yang mau negor sih, udah pada mati tuh kayaknya hahaa’‘

‘‘ya udah, nih’‘




Farah mengenal dua sosok lelaki yang tampak santai menyulut rokok ditengah kericuhan yang terjadi di luar sana, lelaki yang memakai sepatu bot adalah Pak Burhan, tukang kebun sekaligus penjaga sekolah, sedang yang satunya yang masih memakai seragam SMA, adalah murid paling badung sekaligus paling tua disekolah ini, Aji namanya, tiga tahun berturut-turut tak lulus, Farah tahu betul, pasalnya dua orang inilah yang kerap menggoda dirinya dan Bu Rahma.



‘‘abis ini mau ngumpet di mana pak..?‘‘

‘‘tau dah, di luaran kayaknya sama aja deh, polisi aja enggak ada yang dateng dari tadi’‘

‘‘apa mau disini aja ?’‘

‘‘disini sama aja cari mati tong, kita kedepan aja deh, tuh mobil kepala sekolah bisa dipake, nih udah gua embat tadi kuncinya, kabur cari tempat aman’‘



Bau anyir darah, bercampur jadi satu dengan aroma tembakau yang dihembuskan kedua lelaki itu, Farah tetap dipersembunyiannya, ia tak mau terlalu gegabah seperti Rahma yang berakhir tragis, meski kedua lelaki itu terlihat cukup waras,



‘‘bu Rahma udah mokad tapi masih aja kelihatan cantik yah hehe’‘

‘‘udah kayak gitu masih demen lu..?‘‘

Aji menghampiri tubuh tak bernyawa Rahma, mengamatinya dari dekat,

‘‘bangke, memeknya udah amburadul, coba masih utuh, nyicip sebentar enak nih kayaknya, matinya belom lama,pasti masih anget tuh memek’‘

‘‘emang beneran gila lu ji, cewek udah mati masih aja mau diembat.’‘

‘‘sayang paak, tapi enggak jadi deng,,hehe’‘



Mendengar percakapan dua lelaki itu, kuping Farah terasa panas, keduanya sama sekali tak punya respect dengan orang yang sudah meninggal, meski begitu dalam hati kecilnya ia merasa lega bisa menjumpai orang yang masih waras, kesempatan untuk hidup jadi lebih besar jika bersama dua lelaki ini, walaupun ngeri juga melihat keduanya yang tanpa beban menebas leher temannya sendiri

‘‘ya udah pak,yuk, keluar, mumpung lumayan sepi tuh, pada sibuk makanin orang’‘

‘‘ayoklah buruan’‘

‘‘ tunggu,,!!!!’‘



teriak Farah lantang, keluar dari tempat persembunyiannya, tak memiliki banyak waktu untuk berfikir lebih jauh, keselamatan jadi yang utama kali ini.



‘‘loh Bu Farah..?’‘

keduanya nampak terkejut, golok ditangan diacungkan dan siap menyabet,

‘‘tunggu-tunggu aku masih waras,’‘ sergah Farah buru-buru,

‘‘beneran waras kan bu,? entar gigit dari belakang lagi.’‘

‘‘enggak pak beneran aku beneran masih waras, sumpah’‘



Pak Burhan mendekat, tetap waspada golok digenggaman dipegang erat, memperhatikan gerak-gerik Farah



‘‘satu-tambah satu berapa bu..?‘‘

‘‘sebelas pak, emang aku anak playgroup ditanya begituan.!!’‘

‘‘ehe,,masih waras beneran, sukur deh’‘

‘‘dari tadi ngumpet disitu Bu Farah,?enggak kenapa-kenapa kan ?‘‘

Aji turut bertanya, agak iba dia melihat kondisi sang guru yang gemetar ketakutan,

‘‘e,,enggak’‘

‘‘ya udah kita keluar buruan, bu Farah pegang ini buat jaga-jaga’‘

Pak Burhan memberi Farah sebatang penggaris kayu panjang

‘‘loh kok, pake ini, emang mempan.?’‘

‘‘buat jaga-jaga aja bu, entar kalau ada yang lolos dari kita, getok palanya pake itu‘‘





Ketiganya keluar dari laboratorium,Pak Burhan berjalan paling depan diikuti Farah di tengah,sedang Aji di posisi paling belakang,dengan begitu keduanya bisa melindungi Farah dari berbagai sudut.





Kondisi di luar laboratorium sekolah sama saja mengerikannya, beberapa kelompok terbentuk mengelilingi tubuh tak bernyawa, menggerogoti setiap daging yang menempel, beberapa kepala terlihat terpisah dari tubuhnya, genangan dan cipratan darah terlihat di berbagai sudut .



‘‘matanya jangan meleng ji,!!’‘

‘‘iya paak’‘



Ditengah perjalanan ke parkiran depan sekolah beberapa kali ketiganya dihadang oleh siswa yang mengamuk, Pak Burhan dan Aji dengan gesit melayangkan ayunan parang menyabet bagian tubuh orang-orang yang menghadang, gerakan orang yang mengamuk juga cukup gesit akan tetapi sangat tak terkordinasi, Pak Burhan dan Aji dengan cepat bisa berkelit dan menyerang .





Meski Farah tak kuat melihat adegan sadis dihadapan, dia tak boleh memejamkan mata sedetikpun, karena nyawa dipertaruhkan, pakaiannya sudah ternodai bercak darah cukup banyak, meninggalkan bau yang memuakkan, begitu juga Pak Burhan dan Aji. dengan penuh perjuangan akhirnya ketiga manusia yang tersisa itu bisa dengan selamat sampai di parkiran, masuk ke mobil SUV yang terparkir, tersengal kehabisan nafas,



‘‘mau cari tempat ngumpet dimana nih..?‘‘



satu-satunya tempat yang difikirkan Farah adalah rumahnya, selain khawatir dengan keselamatan Andra suaminya,dia merasa tak ada tempat lain untuk berlindung saat ini,



‘‘ke,,kerumahku aja pak gimana,?’‘

‘‘rumahnya di mana bu.? kalau tempatnya rame mending cari tempat lain,’‘

‘‘lumayan dipelosok pak, perumahan tapi cuma sepuluh unit, kelilingnya dipagerin tembok tinggi, keluar masuk juga cuma satu jalan’‘

‘‘ohh gitu, ya udah tunjukin jalannya yah bu,’‘

‘‘i..iya pak’‘



Farah tak tahu apakah keputusan mengajak dua lelaki ini kerumahnya adalah hal yang tepat, tapi bagaimanapun dia harus berterima kasih, tanpa bantuan keduanya mungkin dia akan bernasib sama dengan Rahma.

 
Terakhir diubah:
BAGAN II

GELAP

-----------------------------------



Ambulance yang dikendarai Andra melaju kencang membelah jalan raya keadaan benar-benar kacau balau, setiap kendaraan yang melaju tak satupun yang pelan, tak heran beberapa diantaranya hilang kendali dan menabrak ,orang-orang yang mengamuk juga tak segang menghadang bahkan mencoba mengejar,membuat Andra tak punya pilihan lain selain menabraki orang yang mencoba menghadang, entah masih waras atau sudah gila dia tak perduli.





Meninggalkan keramaian kota, keadaan makin sepi meski terkadang masih menemui kekacauan, tibalah mobil di depan gerbang perumahan yang biasanya terbuka kini terututup rapat, seorang lelaki berseragam satpam nampak berjaga di depan gerbang baja yang menjulang cukup tinggi,



‘‘pak. bukain gerbangnya !!‘‘

‘‘pak Andra, bentar, kalau beneran pak Andra,tebak saya siapa’‘

‘‘aduh Pak Jokoo,,buruaaan .!!’‘

‘‘oh iya-iya,,maaf kirain ketularan sableng’‘



Pak Joko yang menjadi satpam perumahan membuka pintu gerbang membiarkan ambulance yang ditumpangi Andra masuk, menutup dan kembali menguncinya, beruntung Andra tiba disini, lantaran Pak Joko dengan sigap membatasi akses keluar masuk perumahan saat keributan terjadi.





Turun dari ambulance diikuti dokter Rena dan kawannya yang belum diketahui Andra siapa namanya,tergopoh-gopoh menghampiri Pak Joko



‘‘pak istri saya udah pulang belum..?’‘



Pak Joko menggelengkan kepala, hati Andra mendadak kalut mendengar jawaban yang diberikan Pak Joko, berniat akan pergi menjemput sang istri, namun dicegah



‘‘mending nanti saja pak, nunggu keadaan agak aman, resikonya gede banget kalau sekarang’‘



Andra membenarkan hal itu, tapi keselamatan Farah tetap membuatnya khawatir, kondisi tubuh yang terluka dan kelelahan membuat Andra mengikuti saran Pak Joko untuk sejenak beristirahat. berjalan menuju rumahnya yang tak jauh dari pintu gerbang, mengajak kedua perempuan itu untuk ikut





Dokter Rena masih amat sangat shock terus saja menangis tersedu, sedang temannya nampak lebih tegar meski raut wajah ketautan masih bisa terlihat.di dalam rumah sebotol air dingn habis ditenggak mereka bertiga, kondisi yang dirasa cukup aman membuat ketigany ajau lebih tenang



‘‘mbaknya bilang tadi ini semua gara-gara virus kok bisa mbak.?,’’

‘‘mbak-mbak, aku juga punya nama kali bang,’’

‘‘waah sewot amat, engga tahu namanya ya kupanggil embak, emang ku panggil mbah mau .?’‘

‘‘masih muda kinyis-kinyis gini kok mbah, enak aja,’‘

‘‘hadeehh,,namanya siapaa adek manis,? entar om beliin telor gulung deh’‘

‘‘ihh najiss bang..’‘

‘‘aaahh bodo amatlah, nanya nama doang ribet amat, terusin aja deh jelasinnya tadi’‘

‘‘Ayundaa, panggil aja yunda.’‘

‘‘dari tadi kek, ngabisin tenaga aja, Andra, jangan panggil bang mulu, dikira kang jualan cilok’‘

‘‘ahahaa..mukanya mirip bang sama kang jualan cilok dikantor hehe..’‘

‘‘bangke, ganteng gini disamain tukang cilok.’‘



dokter Rena sedikit tersenyum melihat Andra dan Yunda yang meributkan hal sepele, mulai lebih tenang membuatnya bisa bersuara



‘‘enggak ada yang nanya namaku nih..?‘‘

‘‘udah tahu dok, tuh mbaknya tadi manggil. Rena kan’‘

‘‘yaah,,‘‘

‘‘mbak lagi, udah dikasih tahu,’‘

‘‘ohh, iya-iya maaf..’‘

‘‘nama panjangnya siapa dok,? kalau boleh tahu’‘

‘‘ Rennanti’‘

‘‘ohh berarti emang bagusan dipanggil Rena, haha,,daripada dipanggil nanti’‘

‘‘enggak lucu bang, garing pake banget’‘

‘‘abang lagiii.’‘

‘‘udaaah,,,yun, kayaknya kamu tahu kenapa orang-orang diluar sana jadi kaya binatang gitu’‘ Ayunda mulai menjelaskan apa yang dia ketahui

‘‘sejak kemunculan virus ini aku sudah menduga kalau ada efek samping yang membahayakan’‘

‘‘membahayakan, maksudnya mematikan,?‘‘



‘‘lebih tepatnya mematikan otak, virus ini menyerang otak merusak susunan sel dan syaraf lalu meluruhkannya, itulah sebabnya kenapa yang terinfeksi mengeluarkan cairan berwarna putih pekat, ketika virus masuk ke dalam tubuh, virus ini sama sekali tak aktif namun ketika sampai di otak dia akan, menempel di sel otak, menginjeksikan DNA nya lalu mereplikasi diri, otak akan merespon dengan memerintahkan antibodi untuk melawan jika tubuh memasukan virus, hanya saja berhubung yang diserang duluan otak, virus yang sudah keburu mereplikasi dan membajak sel otak, istilahnya akan menggunakan false flag alias memberi sinyal palsu seolah tak terjadi apa-apa’‘



Ayunda menghela nafas panjang, kembali meneruskan penjelasannya



‘‘efeknya antibodi yang tak dikerahkan membuat serangan virus kian merajalela, menginfeksi seluruh sel otak, membuat otak orang-orang yang terinfeksi rusak berat dan mati,‘‘

‘‘bukannya kalau otak mati tubuh juga bakalan lumpuh, tapi kenapa mereka justru beringas gitu,?’’,Dokter Rena menimpali, sebagai Dokter dia paham betul apa yang dijelaskan Ayunda



‘‘inilah bahayanya, setelah mematikan sel otak inangnya, virus ini akan kembali menyusun ulang DNA, menggabungkannya dengan DNA virus itu sendiri lalu menggantikan fungsi otak inangnya, orang-orang yang mengamuk itu sama saja sudah mati, kesadaran mereka sama sekali nggak ada, kamu lihat sendiri kan ren, gerakan mereka seakan tak terkontol, eh maaf, tak terkontrol, bahkan sakit pun tak dirasakan, diperjalanan tadi yang Andra tabrak tulangnya pada patahpun masih bangun nyoba ngejar’‘



‘‘tapi kenapa jadi kanibal gitu.,? udah kayak zombie aja’‘ sergah Andra



‘‘yang aku duga, untuk tetap hidup dan mengontrol seluruh tubuh virus akan membutuhan asupan energi yang besar, terlebih protein, makanya mereka memangsa sesamanya sendiri, sebutan zombie kayaknya emang pas deh, enggak nyangka bakalan kejadian beneran ,’’



‘‘eh tapi kalau kegigit bisa nular enggak nih,?‘‘

‘‘enggak, virus ini hanya bisa bertahan di otak, di sel bagian tubuh lain enggak akan bisa bertahan‘‘

‘‘sukur deh, yun, kok kamu tahu bener sama nih virus,?‘‘

‘‘aku kerjanya emang dibagian virologi,’‘

‘‘ooohhh’‘





Rena tetiba kembali terisak, tak lama tangisnya pecah, Ayunda seakan tahu apa penyebab Rena menangis, duduk disisinya mengelus punggung Rena



‘‘yang penting kita selamat dulu Ren, suami dan putrimu bisa kita pikirkan lagi nanti’‘

‘‘tapi Yun, aku,,’‘



Dari luar terdengar deru mesin mobil yang melaju lalu berhenti, menarik perhatian ketiga orang di dalam rumah



‘‘kayaknya ada yang selamat lagi nih selain kita’‘



bergegas Andra keluar,mengira yang datang adalah salah satu tetangganya, namun, matanya seakan tak percaya saat melihat siapa yang turun dari mobil



Melihat suaminya dalam kondisi utuh, Farah berlari dan langsung memeluk suaminya sambil menangis tersedu



‘‘sukur deh bunda selamat, enggak luka kan bund,? bajunya kok berdarah gini‘‘



‘‘enggak yah, ini bukan darahnya bunda kok, untung ada Pak Burhan sama Aji yang nyelametin bunda, kalau enggak mungkin bunda udah jadi mayat’‘



Andra mengampiri dua lelaki yang turun bersama Farah



‘‘makasih yah pak, mas, udah nyelametin istri saya,‘‘

‘‘sama-sama mas, kita juga, udah dibolehin masuk sini’‘



Untuk saat ini mereka yang selamat dari kepanikan dan kengerian yang terjadi di luar sana, bisa lega, sayangnya hingga malam menjelang tak ada satupun survivor lain selain Farah dan kedua lelaki yang mendampingi,





Total ada sepuluh orang yang bertahan, Farah, Andra, Pak Joko,Ayunda,Rennanti, Pak Burhan,Aji, tiga yang lain adalah penghuni perumahan, Fitri,Pak Kusno dan menantunya Irma .Malam itu, keempat lelaki yang bertahan berkumpul di depan pintu gerbang, sementara para wanita berkumpul di satu rumah,



‘‘untuk sekarang sebaiknya kita bagi tugas aja, ada yang jaga ada yang istirahat’‘ Pak Burhan memulai pembicaraan

‘‘iya pak, saya juga mikir gitu, yang penting aman dulu, sambil nunggu bantuan dateng,’’

‘‘kayaknya susah deh, kalau ngarepin bantuan dateng pak, terlebih kita enggak tahu persediaan makanan yang ada, sambungan telfon sama internet juga putus, masih untung listriknya nyala,’’

‘‘besok kita kumpulin bahan makanan dari seluruh rumah, bisa bertahan buat berapa hari, kalau habis dan bantuan belum dateng kepaksa cari keluar’‘

‘‘ya udah, malem ini biar saya sama si Aji yang jaga dulu, bapak-bapak yang lain biar ke dalem istirahat, sambil nenangin yang lain,’‘

‘‘enggak apa-apa pak,?’‘

‘‘ enggak mas, cuma minta kopi sama rokok aja kalau ada’‘

‘‘ ohh kalau itu ada mas, di rumah saya banyak,’’ ucap Pak Kusno



Pak Burhan menawarkan diri untuk berjaga pertama, tak ada protes dari yang lain, membubarkan diri masuk ke dalam rumah, ditemani dua gelas kopi dan dua bungkus rokok Pak Burhan dan Aji tetap waspada melihat sekeliling yang sepi.



‘‘untung ya pak, bisa dapet tempat aman, ada kopi sama rokok lagi’‘

‘‘iya, ini kayaknya rumah orang berduit semua deh, tuh gede-gede rumahnya‘‘

‘‘kaya gini duit mah kagak ada nilainya tong, masih dikasih idup aja sukur’‘

‘‘haha,,iya-ya pak, tapi sayang, bu Farah suaminya masih idup, padahal kalau enggak kan bisa aku jadiin bini’‘

‘‘huahaha,,elu mikir gitu juga ji, gua mikirnya juga gitu, eh tapi ceweknya cantik-cantik loh, elu pilih yang lain, biar bu Farah buat gua’‘

‘‘tadi yah, waktu jalan ke parkiran Bu Farah meluk tangan gua mulu, enggak nyadar susunya sampe neken, buset empuk banget, mana gede lagi’‘

‘‘anjrit, untung bener lu pak, hehe tapi gua juga sempet nyenggol-nyenggol pantatnya juga tadi, haha’‘

‘‘eheeh,,nih bocah nyari kesempatan juga’‘

‘‘mumpung enggak marah yang punya pak,hahaa mayan kan,,’’

‘‘aduh jadi pengen coli nih.’‘

‘‘eh, tahan duluu, kali aja besok ada kesempatan dalam kesempitan lagi buahaha. mata aja sekarang dipake harus jaga sampe besok nih kayaknya’‘

‘‘aduuh, enggak bakalan kuat pak kalau sampai besok, bakalan klenger duluan, ini gerbang kan kuat kayaknya, onoh yang kemasukan setan enggak bakalan bisa nembus deh lihat aja tadi gimana,’‘

‘‘udaah,,kali aja entar ada yang mau gantiin, besok bisa ngorok sepuasnya itung-itung terima kasih juga’‘

‘‘iya deh iya,,’‘





Malam kian larut, selain dua orang yang berjaga di depan sana, yang lain berkumpul di satu rumah, tepatnya di rumah Andra dan istri, biarpun keadaan untuk sementara aman terkendali, rasa was-was tetap menghantui setiap orang, enggak setiap orang juga,buktinya Pak Kusno dan Pak Joko sudah ngorok dari tadi.





Andra memperhatikan satu demi satu wajah sayu nan lelah kelima wanita didekatnya, baru dia sadari kalau semuanya memiliki wajah cantik nan menawan, namun berhubung istrinya berada di sebelah dia tak ingin berfikir macam-macam.





Pagi berikutnya semua orang berkumpul untuk sarapan seadanya. mereka harus benar-benar menghemat bahan makanan, Pak Joko dan Pak Kusno sarapan duluan lalu menggantikan posisi Pak Burhan dan Aji,Andra sendiri tak tega harus melibatkan Pak Kusno yang sudah menua, tapi beliau tetap ngotot ingin membantu.





Pak Burhan dan Aji datang belakangan, nampak kelelahan setelah semalam suntuk berjaga dan tak ada yang menggantikan, Andra sendiri yang berniat bangun ditengah malam justru ketiduran sampai pagi.



‘‘sarapan seadanya aja yah Pak Burhan,Aji,‘‘

‘‘hoho,makasih bu Farah,‘‘



keduanya langsung melahap mie instan buatan Farah dengan cepat, ada sesuatu yang menarik perhatian Aji dan Pak Burhan, tak lain dan tak bukan adalah penampilan Farah pagi itu yang hanya mengenakan daster, Pak Burhan dan Aji yang setiap hari melihat Farah dengan seragam dinas panjang serta balutan hijab, menelan ludah saat melihat penampilan Farah sekarang, apalagi daster yang Farah pakai pagi ini cuma daster pendek selutut dan lengan yang pendek pula, tak ayal tonjolan payudara kegedeannya terlihat begitu menggiurkan di mata kedua lelaki ini, Farah sendiri bukan tak menyadari tatapan aneh dari dua lelaki itu, hanya saja dia tak mau ambil pusing, toh enggak bakalan macem-macem.





Selepas acara sarapan, Andra dan yang lain mulai membobol satu persatu rumah tetangga yang terkunci, mengambil bahan makanan yang bisa dimanfaatkan, dikumpulkan jadi satu, lumayan banyak hasilnya, meski begitu untuk dimakan sepuluh orang hanya bisa bertahan paling banter seminggu.





Berbeda dengan hari yang lalu, hari ini suasana lebih senyap, jeritan dan lolongan minta tolong sudah sama sekali tak terdengar, namun keadaan sama sekali tak bisa dibilang aman, beberapa kali Pak Joko melihat orang atau bisa dibilang zombie itu berkeliaran disekitar perumahan, untungnya pagar bisa menjaga dan menahan mereka.





Waktu makan malam juga jadi ajang rapat darurat untuk memutuskan kelangsungan hidup untuk hari-hari mendatang.



‘‘aku tadi sudah ngumpulin seluruh bahan maanan yang tersedia, tapi masalahnya, hanya akan cukup paling lama seminggu, sedang bantuan sama sekali enggak ada,gimana nih’‘

‘‘yaa kalau gitu terpaksa kita nyari keluar mas’‘

‘‘emang ada yang mau ngambil resiko pak’‘

‘‘dari pengamatan saya sih, agaknya memungkinkan, selama kita pegang senjata, gerakan mereka gampang ketebak, monyet aja kalah pinter, tapi yah, jumlahnya itu loh yang banyak banget. enggak bisa lama-lama’‘

‘‘kalaupun mau keluar kita juga butuh kendaraan yang tahan banting, biarpun yang biasa juga bisa, tapi enggak bakalan tahan lama, tuh buktinya, mobil ambulance segede itu aja bisa penyok-penyok’‘

‘‘iya juga sih pak, coba deh tiga hari kedepan kita lihat gimana, kalau kepaksa keluar yah mau gimana lagi’‘



rapat dadakan malam ini berakhir tanpa keputusan, para lelaki lalu keluar untuk menjaga gerbang sementara para wanita tetap di dalam rumah, di depan sana para lelaki kembali terlibat diskusi.





Malam ketiga setelah kejadian yang merubah seluruh kehidupan semua orang yang bertahan, suasana tak semencekam pertama, keakraban diantara sepuluh orang itu semakin erat terjalin. beberapa hari lalu mereka bahkan ada yang tak saling kenal tapi sekarang seperti keluarga sendiri, saling bahu-membahu, menghibur dan menyemangati satu sama lain.





Jam tujuh malam selepas makan bersama dengan menu seadanya,Andra dan Pak Joko kembali ke pos penjagaan di gerbang dengan dua bilah parang ditangan,senjata yang paling ampuh untuk melumpuhkan lawan dengan cepat,akan tetapi Andra masih tak tega untuk menghunuskan parangnya ke mereka, walaupun otak sudah seutuhnya mati akan tetapi tubuh tetap manusia yang memiliki detak jantung, mengayunkan parang ke tubuh zombie itu sama membunuh. apalagi jika diharuskan menebas orang yang dikenal, Andra tak tahu apakah dia bisa melakukan itu atau tidak.





Pak Kusno merasa kurang sehat badannya panas,usia yang tak lagi muda dan belakangan begadang menjaga pintu gerbang membuatnya rentan,, sebagai bentuk pencegahan,Pak Kusno di ungsikan ke rumah yang kosong, keberadaan dokter Rena sangat membantu saat ini, ditemani Ayunda keduanya menemani Irma menjaga Pak Kusno.





Pak Burhan dan Aji, keduanya diberi waktu hingga jam sebelas malam untuk tidur,lalu menggantikan posisi Andra dan Pak Joko hingga pagi nanti, dari seluruh orang yang bertahan di perumahan ini, dua orang inilah yang paling tenang , tak heran keduanya kian klop saja.



‘‘tidur ji, entar suruh jaga ngantuk malah lu’‘

‘‘enggak ngantuk pak,‘‘

‘‘kok sama yah,’‘

‘‘eh pak, elu pagi tadi ngintipin siapa.?‘‘

‘‘hah,,elu lihat..?‘‘

‘‘yah lihatlah, udah kayak maling gitu kok’‘

‘‘haha,,niatnya sih mau ngintipin Farah, mumpung suaminya lagi didepan, eh tapi malah Bu Dokternya yang kena’‘

‘‘wah Dokter Rena, anjrit,kok bisa pak.‘‘

‘‘tadi pagi nih ya, pas mau boker eh kamar mandi kaya ada yang pake, gua deketin deh siapa tahu Farah yang lagi mandi, eh dari belakang mendadak tuh Bu Dokter nongol, katanya mau pake kamar mandi juga,’‘

‘‘terus’‘

‘‘berhubung gua juga mau pake boker, gua saranin aja cari kamar mandi di rumah lain, dia terus pergi, isengdah gua buntutin tuh ke rumah paling ujung’‘

‘‘nah gua lihat elu disitu pak pas jalan kaya mau maling masuk kedalem rumah’‘

‘‘haha,,bangke, ada yang lihat ternyata,,’’

‘‘terus pak.?.’‘

‘‘nah ini bagian yang bikin kontol langsung ngaceng, itu dokter kagak nyadar gua buntutin, begitu di kamar mandi pintunya enggak ditutup coba, buka baju sama daleman didepan mata gua, anjritdah, tuh bodynya sumpah, udah cakep, putih lagi, jembutnya tipis,’‘

‘‘adduhh,ikutan ngaceng nih pak, langung ngocok pasti’‘

‘‘enggak,,haha,, ngapain, nunggu kesempatan aja besok-besok, hahah’‘

‘‘kalau gua mah,langusng ngocok disitu pak’‘

‘‘anak muda dasar,,hehe,,eh ji, kita lomba yok’‘

‘‘hah,lomba apaan pak,’‘

‘‘siapa yang bisa nyicip perempuan disini duluan bakalan jadi juara’‘

‘‘buhehehe,,gua mah ayuk aja, hadiahnya apaan nih..’‘

‘‘yang menang dapet Farah’‘

‘‘lah kalo yang pertama gua encus bu Farah gimana..?‘‘

‘‘gua bacok lu’‘

‘‘yeee,, enggak jelas amat, udah ah,gua mau bobok dulu’‘



kedua lelaki itu lantas terlelap tidur, dan terbangun tepat ditengah malam, satu jam lebih lambat dari yang seharusnya, buru-buru mereka ke depan,menggantikan tugas berjaga,untungnya baik Andra maupun Pak Joko tak marah.





saat masuk ke dalam rumah Andra tak mendapati Ayunda, di tempat Pak Kusno dirawatpun dia tak ada,hanya dokter Rena dan Irma yang disitu, keduanya pun tak tahu dimana Ayunda berada, Farah dan Fitri nampak tidur bersebelahan,ia memutuskan mencari Ayunda sendiri,





ternyata Ayunda berada di rumah depan, sedang fokus menatap smartphone, entah apa yang dilihatnya,

‘‘lagi ngapain yun?’‘

‘‘enggak ngapa-ngapain,‘‘



jawab Ayunda datar,diantara wanita yang lain dia yang paling cuek sekaligus paling tenang, sejak kejadian itu dia sama sekai tak pernah terlihat menangis. Andra duduk disebelahnya .



‘‘emang ada koneksi,?’‘

‘‘enggak,aku lagi lihat-lihat data penelitian,’‘

‘‘kamu belum nyerah mau neliti virus ini..?’‘

‘‘ya jelas belum laah,‘‘

‘‘ada perkembangan..?‘‘

‘‘enggak, tapi ada yang aneh, penyebaran virus ini cukup singkat, biasanya pandemi yang disebabkan virus butuh waktu lama untuk bisa hilang’‘

‘‘virus hasil buatan gitu maksudnya’‘

‘‘belum bisa disimpulkan gitu juga sih, tapi kuat banget dugaannya kesana.’‘

‘‘gila aja yang bikin kalau beneran gitu, tapi, jujur aja, aku sama Farah sebenarnya kena virus itu juga dulu, tapi enggak jadi kayak yang lain’‘

‘‘hah,, yang bener kamu ndra,‘‘

‘‘iya beneran, gejalanya persis sama, tapi, cuma sehari, habis itu biasa aja’‘

‘‘aku tanya lebih detail lagi boleh kan.?‘‘

‘‘iya,’‘

‘‘sebelum atau seduahnya,ada perawatan enggak, terus yang kamu makan apa aja, inget betul-betul’‘

‘‘wah kalau itu sih, bentar, perawatan khusus enggak ada, kedokter aja kagak, cuma waktu itu aku,aduh gimana ngomongnya yah’‘

‘‘udah ngomong aja,’‘

‘‘waktu itu,aku sama istri begituan’‘

‘‘ngentot maksudnya-?’’

‘‘widih bahasanya.,‘‘

‘‘bisa-bisanya lagi sakit kok ngentot, yang lain mah istirahat’‘

‘‘istri yang ngajakin,’‘

‘‘terus gimana’‘

‘‘ya gitu doang sih,eh bentar,tapi kayaknya enggak nyambung deh’‘

‘‘aduuh,,aku kan bilang jelasin sedetail-detailnya’‘

‘‘maaf deh,,aku minum sperma sendiri’‘

‘‘buahaha,, ada yah, laki doyan pejuhnya sendiri, aneh beneran kamu tuh’‘

‘‘bukan sengaja, istri yang jejelin’‘

‘‘habis itu’‘

‘‘paginya pas bangun badan lemesnya enggak karuan, perut laper bukan main, sampe malem kerjaannya makan mulu,habis itu main lagi’‘

‘‘minum pejuh sendiri lagi,’‘

‘‘iyah hehe..istri mu juga minum’‘

‘‘ iya, makanya dia juga enggak jadi zombie’‘

‘‘kayaknya itu deh, pejuh yang kamu minum sama istri,’‘

‘‘hah,,yang bener kamu yun,? emang hubungannya apa peju sama virus’‘



‘‘gini,aku kan tempo hari udah ngejelasin, gimana virus ini ngambil alih tubuh lewat otak, nah, sel sperma sendiri isinya kromosom yang nantinya akan melakukan pembuahan, di dalam tubuh sperma bisa bertahan cukup lama, aku yakin sel sperma yang kamu telen masuk ke aliran darah terus sampai di otak, bukannya menembus sel telur, sperma justru menembus sel otak yang terinfeksi virus, mengembalikan susunan DNA yang sudah diacak-acak, efek lemas dan laper yang kamu rasain,aku duga itu efek antibody yang langsung bekerja setelah otak kembali normal’‘



‘‘heh,,bisa gitu yah,?‘‘

‘‘makasih yah,, cuma aku belum yakin apa itu beneran atau enggak, butuh penelitian lebih dalam, disini enggak bakalan bisa’‘

‘‘terus gimana.?’‘

‘‘kamu mau bantuin aku sedikit lagi enggak,?’‘

‘‘apa’‘

‘‘aku butuh sampel hidup’‘

‘‘maksudmu nangkep Zombie itu satu terus bawa kesini,,’‘

‘‘iya, kalau bener, pasti ada efeknya ke zombie itu’‘

‘‘mereka bakalan balik lagi..?‘‘



‘‘aku ragu kalau itu, otak mereka sudah benar-benar hancur, sperma sepertinya hanya bekerja saat tahap awal infeksi aja kayak kamu, tapi,aku menduga kalau sel sperma berhasil masuk itu akan melaukan hal yang sama, dengan begitu, virus akan kehilangan kontrol atas tubuh membuat mereka sepenuhnya mati’‘



‘‘terlalu beresiko yun kalau disini,‘‘

‘‘kalau begitu, aku tak bisa terus disini ndra, aku harus ke lab,‘‘

‘‘keluar dari sini juga bukan ide bagus yun’‘

‘‘terus aku harus apa,? diem doang disini sampe mati kelaparan.?’‘

‘‘oke, itu bisa kita diskusikan lagi sama yang lain nanti’‘

‘‘enggak, yang lain pasti mikir sama kayak kamu, enggak bakal setuju, kamu pasti capek, istirahat aja enggak usah dipikirin dulu, toh aku juga belum yakin’‘

‘‘ya udah,aku pergi dulu,tapi inget,jangan coba-coba nekat’‘





Andra pergi meninggalkan Ayunda sendirian, kembali kerumahnya untuk beristirahat,sepeninggal Andra Ayunda merasa bersemangat lantaran informasi yang baru dia dapatkan, Andra yang mewanti-wanti agar tak nekat sepertinya tak digubris,memikirkan rencana bagaimana bisa keluar untuk mendapatkan sampel.





Tengah malam, sekembalinya Farah dari toilet, ia sama sekai tak bisa kembali memejamkan mata, seluruh orang sudah terlelap hanya tinggal Pak Burhan dan Aji yang waspada berjaga di depan sana, Farah teringat, dia sama sekali belum mengucapkan terima kasih secara personal pada dua lelaki itu, berkat bantuan keduanyalah dia masih bisa bernafas hingga saat ini, jika minggu dan bulan-bulan lalu dia amat risih dan berusaha menjauh jika bertemu dua orang itu,namun sekarang perasaannya mulai melunak, masih ingat betul saat-saat genting keluar dari kepungan para mayat hidup itu,bagaimana Pak Burhan dan Aji dengan sepenuh tenaga melindungi dirinya,





Disisi lain, suaminya Andra kini lebih banyak berkomunikasi dengan yang lain ketimbang Farah, terutama dengan Ayunda dan Rena, dua wanita yang selamatkannya dan dibawa kemari, memunculkan kecurigaan apakah suaminya memiliki hubungan tertentu dengan dua wanita ini.





Waktu yang sudah larut dan keadaan sepi tak membuat Farah goyah untuk mengucapkan terima kasih pada kedua lelaki yang membantunya, justru sekaranglah waktu yang tepat, lagian juga dia enggak bisa tidur, kali aja dibawa ngobrol sebentar bisa ngantuk lagi.





Farah berniat tak payah mengganti busana untuk menemui dua lelaki itu, toh keduanya sudah sering melihatnya dengan kondisi yang sama beberapa waktu belakangan ini walau hanya sebentar saja, akhirnya dengan tetap menggunakan setelan daster tidur pendek,Farah melangkah keluar.



‘‘loh bu Farah, jam segini ngapain keluyuran, enggak tidur,,?’‘

Pak Burhan penasaran, Farah yang selama ini lebih banyak jaga jarak menghindari godaan yang dilancarkannya, datang mendekat, begitu pula Aji yang berfikiran sama,

‘‘enggak tahu nih pak, tadi kebangun,mau tidur lagi enggak bisa’‘

Farah menjawab santai lalu ikutan duduk di karpet yang tergelar, bersama Aji dan Pak Burhan

‘‘dingin loh bu, entar masuk angin lagi‘‘

Aji menimpali,berniat mencegah Farah untuk turut bersama keduanya malam ini, tapi niat cuma tinggal niat waktu melihat penampilan Farah,

Hampir tiap hari berjumpa dan sering meledek ataupun menggoda, Pak Burhan dan Aji kini justru hanya terdiam saat Farah ikut duduk dan berkumpul, suasana jadi agak kikuk, keduanya hanya memandang Farah dengan tatapan heran sekaligus penasaran.





Farah bisa menangkap kesan nakal dari dua pasang mata yang menatapnya, tapi entah kenapa dia sama sekali tak merasakan risih, padahal biasanya walau hanya dilihat sekilas saja Farah sudah merasa dilecehkan, tapi malam ini hawanya sangat berbeda ia sama sekali tak merasakan itu, biarpun Farah kembali mendapati dirinya dipandangi dengan sorot mata berselimut nafsu.


tak mau suasana kikuk berlarut-larut Farah membuka percakapan.


‘‘Pak Burhan, Aji maaf kalau saya baru bisa ngomong sekarang, makasih yah udah mau nolongin kemaren, kalau enggak ada kalian,enggak tahu deh,mungkin nasib saya bakalan sama kaya bu Rahma’‘



Farah berbicara dengan bahasa formal,sebagai guru memang harus seperti itu,terlebih yang diajak berbicara salah satunya adalah murid sendiri,



‘‘aduh buu,,enggak usah gitu, masa iya kita tega ninggalin,namanya manusia ya harus saling bantu,’‘

‘‘iya bu,kalau enggak ada bu Farah juga kita bakalan bingung mau cari tempat aman dimana,,’’ Aji turut berkomentar,

‘iya Aji, tapi apa engga terlalu berlebihan, kamu dan Pak Burhan kan juga punya keluarga tapi kenapa malah nyelametin ibu’‘

‘‘enggak usah terlalu dipikirin bu Farah, saya udah biasa sebatang kara dari dulu,anak enggak punya istri juga udah enggak ada, tau tuh si Aji’‘

''gua mah boro-boro keluarga, udah ahh males ngomongin gitu, kalau gua cerita malah pada nangis lagi,''

disaat seperti ini memang bukan waktunya untuk mengulik latar belakang seseorang, Farah dan Pak Burhan pun tak ingin menggali lebih dalam

‘‘eh tapi pak, elu enggak mau cari bini lagi,? kali aja disini ada yang mau, udah pada jadi janda semua tuh kayaknya,kecuali bu Farah,,haha’‘

‘‘ hus, jangan bilang gitu Ji, enggak sopan’‘

‘‘hihi,,maaf bu, tapi Pak Burhan emang seneng lirak-lirik tuh, terutama sama bu dokternya’‘

‘‘kampret, kaya elu enggak aja, namanya juga duda bree,, normal kalau lirak-lirik’‘

‘‘ya tapi biasa aja kali pak liriknya,‘‘

‘‘ini kenapa malah ngomongin gua sih, eh elu,kalau ngomong lagi gua sumpel mulutnya pake daon nih’‘

‘‘haha,dikira kambing apa,,? jangan gitu dong paak, kasihan, entar yang mijitin elu siapa hayooo..’‘

‘‘eh iya juga yah, tapi ahh bodo amat’‘



Farah tergelak, dalam beberapa hari belakangan,baru kali ini dia mendapati ada yang bercanda, suasana hatinya jadi lebih rileks sekarang,



‘‘bu Farah kenapa ketawa, emang ada yang lucu..?’‘

‘‘engak pak, aneh aja,bisa-bisanya becanda diwaktu kayak gini.‘‘

‘‘lah emang harus gitu bu,biar enggak seteress’‘

‘‘stress paak, elu ngomong gitu aja belibet’‘

‘‘ya gitu deh, seteress..’‘

‘‘sekolahin lagi deh pak congornya, biar bisa ngomong yang bener’‘

Farah kembali cekikikan, melihat tingkah kedua lelaki ini, tak bisa dipungkiri ia juga terhibur.

‘‘lah kamu juga sama aja ji, di kelas malah kamu yang paling parah’‘

‘‘nah tuh, gurunya aja bilang kamu bego, sok-sokan nasehatin orang’‘

‘‘yee,, bu Farah enggak bilang bego kok,week’‘

‘‘enggak bego kok, tiga taon enggak lulus, lebih pinteran gua dong, dua tahun selese SMA’‘

‘‘waah, pinter nih’‘

‘‘pinter apanya bu, orang dua tahon sma abis itu dikeluarin, ya selese lah’‘

‘‘bangke,,‘‘





ketiganya tertawa lepas, Farah tak menyangka dua orang yang paling dihindarinya itu bisa membuat hati fikirannya tenang dan terhibur, dinding pertahanan yang membatasi komunikasi dengan dua lelaki itu perlahan mulai runtuh digerogoti simpati yang mulai tumbuh.



''udah jam dua bu,''

''belum ngantuk Aji, besok kesiangan dikit juga aenggak apa, lagian besok paling sama aja enggak ngapa-ngapain kan''

''iya juga sih, tapi entar suaminya marah loh,''

''udah ngorok tuh, kalau cuman ngobrol enggak bakal ngelarang kok''

''jangan anggep enteng bu, kaya pepatah bilang, kalau ada laki-laki sama perempuan berduaan yang ketiganya setan''

''setannya elu apa gua pak''

''elu tuh,''

''enak aja, mana ada setan kok ganteng''

''iya ganteng, kalo dilihat dari atas tower sutet.''

Aji dan Pak Burhan tak henti-hentinya bercanda,membuat Farah terpingkal dibuatnya,

''eh ji, kira-kira gua sama bu dokter cocok enggak kalo jadi pasangan''

''buahaha,,cocok pak,cocok banget sumpah, jadi pasangan sopir sama majikan.''

''bangke lu,serius nih, gimana bu Farah cocok enggak.''



Farah tak tahu harus menajawab bagaimana, dia sebenarnya sependapat dengan Aji,alhasil dia hanya nyengir,



''tuh, bu Farah aja setuju ama gua haha.''

''nyesel dah nanya kaya gitu''

''tapi emang cakep banget loh pak sumpah deh, tuh temennya yang kacamataan juga''



Perbincangan Pak Burhan dan Aji memuji kecantikan dua wanita itu sukses bikin Farah kian cemburu, padahal Farah juga merasa tak kalah cantik timbang keduanya, terlebih dia memiliki satu keunggulan yang tak dimiliki Rena dan Ayunda, apalagi kalau bukan ukuran payudara



''ihh kok malah ngomongin cewek sih,aku dikira apaan,? kodok,?''

''eh maap bu,,hehe.. bu Farah juga cantik kok, sumpah deh''

''iya bu, bener tuh si Aji, bu Farah lebih cantik malah''

Farah tersipu malu dengan pujian yang dilontarkan keduanya, wanita mana sih yang enggak mau dipuji, pujian itu juga membuatnya salah tingkah, merubah posisi duduk dengan menekuk lutut ke atas, menutupi tonjolan payudara yang sedari tadi jadi santapan lezat kedua lelaki diahadapannya itu.





Namun tanpa sadar apa yang dilakukan Farah justru membuat Aji dan Pak Burhan makin tak mampu mengalihkan pandangannya dari Farah, pasalnya meski dua kaki Farah menekuk keatas dia tak merapatkan betisnya, alhasil nampaklah kulit paha putih nan mulus yang dimiliki Farah serta celana dalam yang dikenakannya malam ini





Butuh waktu beberapa menit buat Farah menyadari ada yang salah dengan posisi duduknya, Selama beberapa menit pula Farah membiarkan celana dalamnya terlihat oleh Pak Burhan dan Aji, tak tahu kenapa ia tak keberatan bagian yang termasuk intim itu terlihat oleh dua lelaki yang tak seharusnya boleh melihat, Farah menganggap ini sebagai balas jasa atas apa yang mereka lakukan untuknya, sekaligus sebagai ajang pamer kalau dia memliki sesuatu yang lebih ketimbang Rena dan Ayunda, Farah sangat yakin kalau selama ini dua pria dihadapannya pasti penasaran dengan apa yang ada dibalik busana tertutup yang selalu dikenakannya di sekolah.





''kok jadi bengong sih, pada kemasukan tuyul yah''

''eh enggak bu, enggak''

''aku masuk dulu deh, udah ngantuk lagi nih, makasih yah Pak Burhan, Aji, udah mau jadi temen ngobrol sebentar''

''iya bu,,hehe,,besok gini lagi kalau boleh''

''mmm.boleh kok,,boleh, sampe pagi deh kuladenin biar puas hihi''





Farah berujar dengan nada sedikit genit, berdiri,lalu melenggang pergi meninggalkan kedua lelaki yang kini saling tatap satu sama lain menyalah artikan apa yang dikatakan Farah barusan.





------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------



Bertahan mengharapkan bantuan yang tak kunjung datang, ditambah akses keluar sama sekali tak bisa,belum lagi tak adanya akses informasi yang tak bisa didapat,dan ketersediaan bahan makanan yang kian menipis, seiring berlalunya hari,harapan mereka yang bertahan juga terkikis, walaupun bisa bertahan dari gempuran para mayat hidup di luar sana,





Hari kelima persediaan makanan benar-benar habis,dua hari lebih cepat dari dugaan, ada dua opsi yang bisa di tempuh, yang pertama, mengungsi ke tempat lain, ketempat baru yang memiliki cadangan makanan cukup banyak, akan tetapi resikonya begitu besar, dan yang kedua adalah keluar mencari bahan makanan dan logistik yang tersisa untuk bertahan hidup, pilihan kedua merupakan yang paling logis, akan tetapi Ayunda serta Rena justru menentang dan lebih memilih jalan keluar yang pertama untuk mencari tempat perlindungan baru, Andra tahu betul kenapa Ayunda ngotot mencari tempat perlindungan baru.namuan Andra tetap kekeuh tak akan mengijinkan melihat resiko yang amat sangat besar





walaupun masih ada pertentangan, para lelaki sudah sepakat untuk pergi ke luar esok pagi, tak mengiraukan para wanita yang bertentangan, rencananya besok pagi Andra dan Pak Burhan akan pergi keluar mengendarai ambulance,untuk melihat situasi dan mencari persediaan makanan,jika situasi memungkinkan,bukan tak mungkin jalan keluar pertama bisa ditempuh.





paginya Andra dan Pak Burhan sudah bersiap mengenakan dua lapis kemeja dan jaket kulit serta celana jeans sebagai pelindung tubuh,serta helm untuk pelindung kepala, parang ditangan sudah diasah setajam mungkin, melihat gelagat tak biasa dua lelaki itu sontak membuat para wanita keheranan, karena belum tahu rencana ini.





Farah tentu tak mengijinkan sang suami mengambil resiko pergi ke luar, namun Andra tak bergeming, begitu pula Pak Burhan, Farah juga agak berat melepas kepergian lelaki yang menolongnya itu, kebutuhan akan suplai makanan membuat Farah akhirnya terpaksa merelakan kepergian suaminya,





dimenit-menit terakhir sebelum kepergian mendadak Ayunda dan dokter Rena memaksa untuk ikut, dengan alasan dua orang saja yang pergi tak akan efektif selain itu Rena juga membutuhkan obat-obatan untuk Pak Kusno yang belum ada kemajuan sama sekali.





perdebatan sengit terjadi antara kedua pria dan wanita itu, Andra dan Pak Burhan akhirnya, mengijinkan keduanya ikut, asalkan tak jauh dari pengawasan serta tak boleh bertindak gegabah,Rena dan Ayunda pun menyanggupi.





beberapa menit saja berkendara keempat orang itu sudah dihadang belasan mayat hidup yang menyerbu, kondisi mereka penuh luka yang sudah terinfeksi, beberapa bahkan bagian tubuhnya ada yang membusuk tampak menjijikkan, sebisa mungkin Andra mengelak, agar mobil yang dikemudikannya tak keburu rusak.





tulang belulang manusia berserakan disepanjang jalan, bau busuk memaksa jendela mobil harus ditutup rapat-rapat,tujuan pertama adalah toko dan warung, menjarah makanan dan obat sebanyak yang mereka bisa,





keberadaan Rena dan Ayunda ternyata cukup membantu, selagi keduanya sibuk mengangkut makanan instan, Pak Burhan dan Andra direpotkan dengan zombie yang menyerang, pakaian pelindung yang dikenakan juga sangat bermanfaat,beberapa kali satu dua zombie ada yang lolos dan berhasil mendaratkan gigitan, tapi baju tebal yang digunakan bisa melindungi dengan sempurna





mendeket ke arah kota terlalu beresiko,jumlah para zombie itu pastinya akan menumpuk di sana, hampir dua jam bergelut dengan para zombie,mengumpulkan makanan, serta keperluan lain dari satu tempat ke tempat lain amat sangat menguras tenaga,keempatnya memutuskan untuk beristirahat, sejenak sebelum kembali,persediian yang terkumpul mungkin cukup untuk seminggu lagi,tak ada seorang pun yang terluka, golok dan pakaian yang dikenakan keempatnya memerah akibat cipratan darah yang menyebarkan aroma amis.





semak-semak jadi pilihan untuk tempat beristirahat,menggunakan ranting-ranting pepohanan sebagai penyamaran,



‘‘kayaknya buat seminggu cukup dah’‘



Pak Burhan puas, sekardus penuh berisi rokok diangkutnya tadi, begitu juga kopi, buatnya,sudah ada itu, yang lain enggak penting.



‘‘iya pak, tinggal nyari obat ini,,’’

‘‘sst’‘



mendadak Ayunda memberi isyarat untuk diam, keempatnya segera kembali waspada terlihat seorang berjalan terhuyung seorang diri, tak sulit bagi mereka memastikan itu adalah zombie.



‘‘cuma satu kayaknya,aman dah’‘

‘‘bentar, ndra, inget enggak yang kamu bilang kemarin..?‘‘

‘‘heh,,jangan bilang kamu mau nguji ke dia yah’‘

‘‘kesempatan dra, mumpung cuma satu’‘

‘‘ ya tapi mau dapet itu dari mana,’‘

‘‘alah gampang, kamu kan punya’‘

‘‘eh.??’‘

‘‘jangan banyak omong deh buruan,cuma sekarang kesempatan buat mastiin kebenaran informasi yang kamu kasih,enggak usah dijawab lagi cepetan !!’‘



dua orang yang lain heran mendengar percakapan Andra dan Ayunda, tak mengerti apa yang diperbincangkan



‘‘Pak Burhan, bisa bantu aku nangkep itu zombie enggak’‘

‘‘ehh,,mau dibuat apa mas,?,’’

‘‘udah ayok pak’‘

‘‘iya deh-iya,‘‘



meski tak paham apa tujuan Andra,Pak Burhan mengiyakan, selagi kedua pria itu bergelut melumpuhkan satu zombie yang nyasar,Ayunda menjelaskan hipotesis yang didasarkan pada informasi dari Andra pada Rena, tak sulit untuk menangkap satu zombie itu,berbekal tali rafia yang sempat dicolong Ayunda tadi, keduanya bisa melumpuhkan dan membawa masuk zombie itu ke dalam ambulance,



‘‘terus mau diapain nih,? mau dibawa pulang,? jangan deh’‘

Pak Burhan tetap tak mengerti,untuk apa menangkap zombie yang tak berguna ini

‘‘ren,kamu mau bantu kan,? kita enggak punya banyak waktu,’‘

‘‘ii..iya yun,pasti aku bantu’‘

‘‘Andra Pak Burhan, buka celana sekarang-

‘‘haahh,,gila lu masa‘‘

‘‘udaah buruan..’‘



Ayunda membentak, Pak Burhan yang tak tahu menahu justru kegirangan, ia langung membuka celana jeans yang dipakainya saat itu juga,



‘‘sempaknya juga nih ?’‘

‘‘iya,’‘



jawab Ayunda singkat sambil menyiapkan peralatan yang untungnya ada di dalam ambulance



‘‘eeeh,,mau diapain nih, jangan-jangan ini burung gua mau diempanin ke nih monyet satu’‘

‘‘enggak paak,, tenang aja, Rena, bantuin yah, kamu ngurus Pak Burhan,terserah kamu mau diapain yang penting keluar pejunya taruh di wadah ini.‘‘

‘‘ihh gila kamu yun, masa,’‘

‘‘udahlah Ren, ini juga bukan buat kepentingan pribadi, kita enggak punya banyak waktu jadi cepet dan enggak usah banyak protes’‘



Ayunda terlihat lebih ketus dari biasanya,Rena sahabatnya saja dibentak,dengan terpaksa Rena harus melakukan apa yang diminta Ayunda,jemari lentiknya mulai menyentuh dan membelai penis Pak Burhan yang berangsur membesar,



‘‘ahhh bu dokteerr,,uhh kok dipegang-pegang’‘



Pak Burhan yang tak menyangka penisnya akan dibelai Rena spontan menggigil, belaian dengan cepat berganti kocokan, beberapa saat melakukan kocokan,penis Pak Burhan sudah membesar dua kali lipat dari ukuran semula tak jua menampakkan tanda-tanda akan ejakulasi,



‘‘ihh pakk,,kok enggak keluar-keluar siih,?’‘

‘‘aah,,cuma dikocok doang mana bisa keluar bu dokter,‘‘



Pak Burhan begitu licik memanfaatkan situasi, tangannya dengan nakal menangkap payudara Rena dan meremasnya pelan,



‘‘jangan marah bu, kan biar cepet keluar’‘



terpaksa Rena membiarkan bajunya disusupi tangan Pak Burhan,payudaranya jadi bulan bulanan tangan kasar Pak Burhan, meski terpaksa geli yang ditimbulkan lambat laun menggugah birahinya,waktu yang tak banyak menyadarkan Rena,kocokan saja tak akan cukup, mulailah ia melakukan kuluman di penis Pak Burhan.



Andra yang melihat hanya terbengong, tak percaya, zombie yang dimasukkan meronta-ronta namun ikatan kuat tak bisa membuatnya berkutik,Ayunda yang selesai menyiapkan alat suntik beralih memandang Andra



‘‘eh ndra, celananya buka juga cepet,’‘

‘‘enggak’‘



mendapat jawaban yang tak diharapkan, memaksa Ayunda untuk bergerak dulan,dengan membuka celana Andra,anehnya,meski mulut berkata tidak tapi Andra sama sekali tak mencegah saat Ayunda meloloskan celana dan mengocok penisnya





apa yang dilakukan dokter Rena pada penis Pak Burhan juga ditiru oleh Ayunda, tanpa basa-basi penis digenggaman dimasukkan dalam mulut, dikulum rakus,selama beberapa saat,



‘‘aahh,,kelamaan kalau kayak gini,’‘



Ayunda melepeh penis Andra,dengan gerakan cepat dibukanya seluruh pakaian yang dikenakan,duduk dengan kaki mengangkang lebar memamerkan kemaluannya yang berambut cukup tebal



‘‘entotin gua sekarang ndra buruan’‘

‘‘haaaah.?’‘

‘‘yun. kamu beneran udah gila yah,!! kamu bukannya…”

‘‘udah enggak perawan kok reen, kamu belum tahu yah hihi’‘

‘‘be-beneran nih yun kamu minta,?’‘

‘‘iya ndraa buruan,eh tapi jilatin dulu yah biar basah, bisa lecet kalo masih kering digenjot‘





Diburu waktu, Andra melupakan sang istri yang pasti tengah menghawatirkannya saat ini. mendekat ke arah Ayunda lalu mendaratkan mulutnya ke vagina sang wanita,menyapukan ujung lidah ke seluruh bagian itu tanpa ampun



‘‘ahhh,,’‘



Ayunda menjerit, lendir pelumas meleleh bercampur liur yang akan memuluskan laju penis Andra yang siap membobol, timbul niat iseng Andra untuk mengerjai wanita berkacamata ini, tetap memanjakan vaginanya dengan lidah jari Andra melesak masuk ke liang senggama Ayunda, mengobok-obok dengan cepat membuat si empunya histeris lalu mengejang,menyemburkan cairan bening



‘‘annjiiiiing,,ahhh’‘

Ayunda menjerit sejadi-jadinya lantaran orgasme mendadak yang didapat

‘‘bu,temennya aja kaya gitu masa cuma diemut doang,’’

‘‘enggak mau pak,,’’

‘‘ayok deeh, enggak bakalan keluar kalau modal sepong doang bu, percaya deh,kontol saya enggak selembek itu’‘

‘‘enggak apa-apa Reen,enak kok, hihi.’‘

‘‘kamu suruh aja Pak Burhan ngentotin kamu juga, aku enggak mau’‘

‘‘enggak cukup waktunya, anggep aja bayaran jadi bodyguard,’’

‘‘iya bu, kita taruhannya nyawa loh ngelindungin bu Dokter sama yang lain,’’



Rena akhirnya pasrah saat Pak Burhan mulai melolosi satu persatu busana yang dikenakannya, membelai puting susu dan meremasnya perlahan,



‘‘mhhh,,sshhh ahh’‘



Rena mendesah tanpa sadar sebagai respon geli . Pak Burhan lalu mengecup bibir indahnya,berubah jadi paguatan sesaat kemudian.seperti Ayunda dan Andra, Pak Burhan menjamah kemaluan sang dokter dengan lidahnya .



‘‘ahhh,,paaak,,geliii..’‘

desah Rena saat lidah Pak Burhan menari-nari di klitorisnya,

,’’tuh kan enak ren.,,ahh, yang cepet lagi ndra, mau keluar lagihh’‘



Ayunda sendiri sudah kelabakan,liang vaginanya sudah dihujam bertubi-tubi,seperti kesetanan Andra melumat puting susu Ayunda lalu menyumpalkan mulutnya ke mulut Ayunda



‘‘aku nyampe paaakk aaahhh’‘



tubuh Rena melenting keatas saat orgasme mendobrak, entah kenapa disaat genting seperti ini dia malah menikmati liukan lidah Pak Burhan di vaginanya,



tak lama Pak Burhan sudah siap menyarangkan penisnya ke liang senggama Rena,menggesekkan kepala penis di bibir vaginanya



‘‘pelan-pelan paak, punyamu gede’‘

‘‘tenang aja bu dokter,‘‘



tak ada lagi penolakan dari Rena, vaginanya sudah siap, perlahan penis besar Pak Burhan masuk,dan bersarang di liang vagina Rena,didiamkan sesaat lalu mulai menggenjot perlahan



Menit berganti, keempatnya sudah sama-sama dimabuk birahi, melakukan persetubuhan darurat, saling bertukar ciuman dan peluh, desahan dan lolongan nikmat bertubi-tubi terdengar bersahutan,



‘‘ahh bu dokter memeknya sempit banget, sshh’‘

‘‘kontolmu yang kegedean pak,,ahh,,untung bisa masuk,ahh mau nyampe lagi auhh,ahh, kok bisa yah nyampe lebih dari sekali’‘

‘‘hehe,emang sama suaminya belum pernah bu,,’‘



Rena menggeleng, kuat, pinggulnya bergetar,dinding vaginanya berkontraksi meremas penis Pak Burhan



‘‘ahh kontol gua diremes ahh’‘



sementara Andra masih berkutat dengan Ayunda yang lebih liar, bertukar posisi dengan Andra yang kini duduk berhadapan memangku Ayunda yang bergoyang,



‘‘ahh ndraa aku mau keluar lagihh ahh’‘



Dipeluknya tubuh Andra dengan kuat, zombie yang masih saja meronta didekat mereka tak digubris, remasan vagina Ayunda di penis Andra membuatnya tak bisa bertahan cukup lama lagi dia lalu melenguh,Ayunda yang menyadari Andra akan ejakulasi mencabut penis dari liang vaginanya mengambil wadah dengan sigap lalu mengocok penis Andra





sperma yang keluar segera mengisi wadah yang disediakan, lalu ditutup



‘‘hebat juga kamu ndra hihi’‘



ujar Ayunda tersenyum nakal, dipakainya lagi baju, lalu fokus ke zombie yang bakal jadi kelinci percobaan.



Pak Burhan menggenjot Rena denga tenaga yang tersisa, membuat sang dokter kewalahan

‘‘ahh buu,,mau keluar juga nih,,ahh’‘

‘‘bentar pak,aku juga .ahhhh’‘



hampir bersamaan Rena dan Pak Burhan mencapai orgamse,dengan tubuh masih bergetar Rena mengambil wadah yang disediakan meloloskan penis Pak Burhan dari vaginanya sebelum lelaki itu ejakulasi.



dua wadah berisi sperma hasil perahan dari dua lelaki berbeda yang kini duduk lemas sudah tersedia,, Ayunda siap menyuntikkan cairan berisi sperma ke tubuh kelinci percobaan.



begitu cairan sperma disuntikkan, kecuali Pak Burhan yang masih tak mengerti apa yang dilakukan Ayunda, tiga yang lain harap-harap cemas menunggu apakah sperma benar-benar berefek pada para zombie ini.



‘‘lah itu kita capek-capek ngenthu kenapa pejuhnya malah dikasih ke onoh sih.?’‘

‘‘diem pak, entar aku jelasin, itu aja kalau bapak paham’‘





menit-menit pertama tak ada perubahan, mayat hidup tangkapan itu masih saja meronta, menit kesepuluh rontaannya berganti tremor di sekujur tubuh, beberapa detik berselang tubuh itu sama sekali tak bergerak,matanya melotot, saat dipegang terasa dingin bagai es, lalu kaku bagaikan tiang bendera.



‘‘yesss..’‘



Ayunda histeris, dugaannya terbukti, tapi kini muncul pertanyaan baru dibenaknya,jumlah dosis yang tepat, zat yang terkandung didalamnya atau memang sel sperma itu sendiri yang membuat zombie ini mati, masih banyak lagi tentunya,dan untuk menjawab pertanyaan itu dia membutuhkan peralatan yang jauh lebih mumpuni.





Pak Burhan dan Andra menggotong tubuh kaku yang kini sudah tak berguna, membuangnya seperti sampah, sebelum kembali masuk ke dalam ambulance ada sesuatu yang menarik perhatiannya





sebuah mobil lapis baja kepolisian terlihat melintas di kejauhan, tak mau kehilangan kesempatan dia langsung duduk di kursi kemudi menyalakan mobil dan membetot gas sedalam-dalamnya



‘‘heh,,kenapa kabur,enggak jadi istirahat ?,’’

‘‘lihat enggak tuh didepan ?’‘

‘‘hah itu kan.!!!’‘

‘‘kita kejar, siapa tahu, ada tempat lain yang lebih aman’‘



tak usah menunggu persetujuan yang lainpun pasti berfikiran sama,mobil dipacu kencang hingga berada tepat di belakang mobil lapis baja yang melaju lebih pelan,



Andra menginjak pedal rem sekeras-kerasnya saat mobil didepan mendadak berhenti, enam orang berpakaian sipil bersenjata api turun berlari menghampiri dan mengelilingi ambulance menodongkan senjata.

cepat-cepat Andra membuka jendela, mengangkat tangan



,’’keluar’‘



lelaki bertubuh kekar membentak dan menyuruh seisi mobil keluar, dibawah todongan senjata keempatnya turun dari mobil.



‘‘siapa kalian ?,ngapain disini,?’‘

‘‘kami cuma mau cari persediaan makanan dan obat’‘

‘‘terus ngapain mbuntutin’‘

‘‘cuman penasaran bang.’‘

introgasi belu selesai, belasan mayat hidup tiba-tiba datang dan menyerbu.

‘‘masuk cepet,!!‘‘



Keempatnya kembali masuk ke mobil, ditambah dua lelaki bersenjata yang mengambil alih bangku kemudi dan sebelahnya,mengukuti mobil lapis baja yang kembali melaju,menghantam kerumunan zombie yang menghadang tanpa ampun



‘‘kita mau kemana pak ?’‘

‘‘udah diem aja dulu’‘ suara lelaki itu lebih tenang kali ini,



dua jam perjalanan penuh rasa penasaran akhirnya mobil berhenti di depan gerbang sebuah bangunan berpagar beton menjulang tinggi, beberapa orang penjaga dengan senjata membukakan pintu membiarkan mobil masuk



‘‘turun’‘



Ucapan singkat lelaki di bangku kemudi langsung dituruti, tempat ini begitu asing di mata Andra dan dua yang lain,namun tidak bagi Ayunda.



‘‘ini kan,’‘ ucapnya lirih

‘‘kamu tahu tempat ini yun’‘

‘‘kabarnya disini bakal jadi laboratorium rekayasa genetika terbesar di Indonesia, tapi,’’

‘‘bentar,yang tahu tempat ini bakal dijadiin laboratorium hanya orang tertentu, kamu tahu dari mana ?’‘

‘‘anu, itu,,mantan gua’‘

‘‘namanya,?’‘

‘‘ Slamet.’‘

Rena,dan Andra cekikikan saat Ayunda mengucapkan nama itu

‘‘heh,kenapa cekikikan lu pada.?’‘

‘‘enggak, punya mantan namanya yang kerenan dikit napa,kevin gitu, ini kok Slamet’‘

‘‘jadi kamu kenal doktor Slamet,?’‘

‘‘mantannye masa kagak kenal om’‘

‘‘widiih,mantannya Ayunda doktor cuy’‘

lelaki itu meraih walkie talkie yang menghiasi pinggangnya, berbicara pada seseorang,

‘‘tunggu sini’‘

‘‘Ayundaaaa sayaaaaang’‘





Suara cempreng memekakkan telinga menggema, keempat orang itu seketika menoleh ke sumber suara, seorang lelaki berjas dokter berlari ke arah mereka, ke arah Ayunda lebih tepatnya, dengan tangan merentang hendak memeluk,tapi endingnya bukan pelukan yang didapat Ayunda, melainkan remasan di kedua buah dadanya,



,’’bletaakkk’‘

‘‘wadaaooo,,atiiiiitt’‘

‘‘mamam tuh gaplokan.!!, siapa suruh dateng-dateng ngeremes tetek’‘

‘‘duh kamu enggak berubah yah, tetep galak kayak dulu, tapi aku sukaaaa,,’‘

ketiga temannya saling bertatapan heran,

‘‘ini beneran doktor, kok kelakuannya kayak dukun cabul‘‘

‘‘tampangnya ganteng sih, tapi suaranya ngalahin sirine ambulance enggak banget deh’‘

‘‘kok bisa Ayunda pacaran sama orang kayak gitu..?’‘



Silih berganti komentar konyol terucap dari ketiga orang yang heran itu



‘‘eh kamu jangan macem-macem yah,aku udah punya pacar baru,nih, lebih ganteng dari kamu‘‘

Ayunda menarik tangan Andra yang terpaksa maju,

‘‘ihh ya gantengan aku laah, udah ngapain aja kamu sama nih curut’‘

‘‘kampret,!! minta dislepet nih laki atu, mulutnya pedess banget’‘ Andra tersulut emosi, namun Ayunda buru-buru menyela

‘‘hihi,,tebak aja, nih lihat” Ayunda nekat menaikkan kaos yang dikenakannya, bra yang tak dipakai lagi membuat payudara penuh bekas cupangan terlihat jelas

‘‘tidaaaak’‘

lelaki itu berteriak lagi lebih kecang,terpaksa yang lain tutup kuping

‘‘pokoknya aku enggak rela kamu sama dia titik’‘

‘‘ini cuma mau disuruh dengerin orang ribut apa gimana nih,? suruh masuk kek,dibikinin kopi, dikasih makan gitu,laper baang’‘ Pak Burhan yang juga jengkel menyela ketus

‘‘ya sudah kalian masuk dulu,istirahat,’‘

‘‘tapi kami harus balik,‘‘

‘‘kami akan antar kalian beberapa hari lagi, untuk sekarang istirahat saja dulu,’‘

‘‘tapi,‘‘

‘‘enggak usah ngelawan,aku yang berkuasa disini, kalau kalian tetap ngotot justru nyawa kalian bakalan ilang’‘





lelaki bernama Slamet itu mendadak berubah mengintimidasi, dengan suara yang tentu saja masih cempreng, tak bikin ciut nyali tapi orang-orang disekelilingnya mendadak menodongkan senjata, yang mau tak mau perkatannya harus dituruti, Andra begitu khawatir dengan istri dan yang ditinggalkan, tak bisa berbuat banyak.tempat ini ternyata juga sekaligus jadi perlindungan.





setelah cukup istirahat keempatnya diundang ke sebuah ruangan, Slamet sudah menunggu di dalam



‘‘seperti yang kalian ketahui, tempat ini juga jadi perlindungan orang yang selamat,,’’

‘‘met, bukannya tempat ini enggak jadi buat laboratorium ??,’’

‘‘secara legal memang enggak jadi, tapi tetap beroperasi secara rahasia,,’’

‘‘jadi gitu,,’’

‘‘gini yun, aku enggak bakalan bertele-tele, aku butuh kamu disini, untuk memulai bikin vaksin’‘

‘‘hehe,,enggak usah ditawarin met,aku juga bakalan bantu,lagian aku udah nemu bahan yang tepat’‘

‘‘hah,,beneran,? bagus kalau gitu bisa kita diskusikan lagi nanti,,’’

‘‘ada satu yang bikin aku penasaran, agaknya virus ini sengaja modifikasi yah.? soalnya susunan DNA virusnya aku enggak asing’‘

‘‘hehe,, kamu bener,’’

Andra dan Rena terkejut,tapi tidak dengan Pak Burhan yang cuma melongo tak tahu

‘‘jadi beneran dibikin,gila emang,tujuannya apa coba,?,’’



‘‘tenang dulu mas broo, virus ini awalnya dikembangin buat kebaikan, kamu tahu jumlah virus influenza yang tersebar di bumi, jumlahnya ada sekitar 900 jenis, virus ini dikembangkan untuk menangkal semuanya, dengan menginjeksikan virus ini seumur hidup kau tak bakalan pilek,’’



‘‘tapi kenapa di salah gunakan.?’‘

‘‘ini semua salah professor Rian, dia biang keroknya’‘

‘‘hah,,bukannya dia yang merancang virus ini, kenapa malah,’’



‘‘tanpa sepengetahuanku dia kerjasama dengan militer,militer begitu licik memanfaatkan virus ini untuk tujuan kudeta, pemerintahan kita sekarang sudah jatuh dan otomatis diambil alih militer,persis seperti rencana mereka, dengan alasan pandemi dunia internasional tak akan turut campur,dan militer tak perlu ngabisin peluru’‘



‘‘aku enggak percaya militer sebiadab itu’‘



‘‘hehe,, coba kalian lihat, apakah militer sudah mengerahkan bantuan.?, enggak kan, justru sebaliknya, mereka memutus akses informasi, orang yang bertahan dengan kondisi sehat akan diambil paksa untuk dijadikan kelinci percobaan, sisanya dibiarkan jadi santapan para zombie itu, dan ketika tak ada yang tersisa baru mereka bertindak,’’



‘‘aku tetep nggak percaya’‘



‘‘seminggu sebelum pandemi merebak,militer kedapatan memindahkan alusista ke calon ibu kota baru, kebetulan.?, kurasa tidak, dan kalau masih tak percaya,silahkan tanya pada orang yang berada di sini, mereka semua mengalami hal yang sama, bahkan saat kami mencoba menyelamatkan sekelompok orang kemarin, militer justru menembaki kami tanpa ampun,oke, cukup segitu dulu,aku mau berdiskusi dengan Ayunda, yang lain boleh pergi, dan satu lagi, tiga hari mendatang mungkin kami akan keluar, kalian boleh ikut untuk menjemput yang lain,sampai saat itu tiba tak ada seorangpun yang boleh pergi, camkan itu,’’



Masih kurang percaya dengan ocehan lelaki itu Andra berusaha mencari informasi, bertanya pada para pengungi yang rata-rata mengalami luka,sembari mencari celah untuk bisa menyelinap keluar



Tak ada jalan keluar lain selain dari gerbang depan yang dijaga amat sangat ketat, kesaksian para pengungsi pun sama dengan apa yang selamet omongkan, dia mulai percaya,susah payah bertahan hidup dari serangan para zombie,akan tetapi bukannya diselamatkan justru dijadikan percobaan, sangat tidak manusiawi.







-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------





Ditempat lain, Farah beserta orang yang ditingglkan tak bisa tenang walau sedetikpun, keempat orang yang pergi dan berjanji tengah hari akan pulang tak kunjung kembali hingga malam. kondisi kesehatan Pak Kusno yang makin membururuk kian menambah pelik.





Sampai pagi tak ada seorangpun yang bisa memejamkan mata, kehilangan empat orang yang bisa dikatakan peranannya sangat penting semakin membuat putus asa,tak terkecuali Aji yang merasakan hal sama.





Sebagai lelaki yang paling muda, serta kondisi tubuh paling bugar Aji merasa melindungi yang tersisa adalah tugasnya, ia akhirnya nekat berniat keluar setidaknya untuk mencari persediaan terlebih dulu,sembari mencari keberadaan keempat orang yang lain





Masih ada satu mobil lagi yang bisa digunakan untuk keluar,tak ada waktu lagi buat memikirkan lebih jauh, segera bertindak akan lebih efisien ketimbang kebaanyakan mikir, tanpa membicarakan dengan yang lain Aji memakai perlengkapan yang bisa digunakan untuk bertahan,





Farah menyadari apa yang akan dilakukan pemuda itu, mencegahnya sekuat tenaga, dibantu yang lain meyakinkan Aji agar tak gegabah, tapi pemuda itu tak bergeming,



‘‘kalau itu alasanmu ibu enggak bisa berbuat banyak, ibu ijinkan kamu keluar, dengan syarat aku ikut’‘

‘‘enggak bu, biar sendiri, saya engak mau menambah korban lagi’‘

‘‘apa kamu kira dengan pergi sendirian enggak akan menambah korban, justru resikonya terlalu besar, pokoknya aku ikut,titik.’‘





Aji dan Farah mendapati tak ada persediaan makanan sama sekali,di toko-toko yang dibiarkan terbuka sejak kejadian beberapa hari lalu, ada dugaan sepertinya mereka sudah keduluan,kabar baiknya masih ada orang lain yang selamat, tapi kabar buruknya persediaan makanan sama sekali tak bisa didapat,





Sayangnya Aji agak gegabah, mengemudikan mobil mendekati area perkotaan, persediaan mungkin masih ada, memang benar tapi resikonya juga kian besar lantaran para mayat hidup itu terkonsentrasi di daerah padat





Kedua orang itu harus merasakan imbalan dari tindakan gegabah mereka, tak butuh waktu lama mobil yang dikendarai terkepung oleh puluhan mayat hidup,sudah terlambat bagi Aji dan Farah saat mengetahui tindakan gegabah yang dilakukan.



‘‘bu Farah bisa nyetir kan..?’‘

‘‘bisa ji kenapa..?’‘

‘‘aku ada rencana biar bisa kabur,bu Farah gantiin,,’’

Aji berpindah ke jok belakang,Farah lalu berpindah di kursi pengemudi

‘‘siap-siap bu,injek gas kalau saya kasih tanda,terus kabur,’’





Dengan seksama Aji memperhatikan situasi, begitu mendapati celah dia dengan cepat membuka pintu mobil, menyabetkan parang sekuat tenaga ke para zombie yang mengepung, lalu keluar dan berlari menjauh dari mobil,





Farah baru menyadari kalau Aji berencana akan mengorbankan nyawanya sendiri, para zombie itu kini beralih fokus mengejar Aji yang berlari menjauh,ia lalu berhenti sesaat dan memberi isyarat pada Farah agar segera pergi,





Farah tak menyangka Aji akan melakukan itu, dengan hati yang hancur harus kembali kehilangan orang yang berjasa dia melajukan mobil sekencang-kencangnya kembali ke tempat perlindungan,





Sekembalinya ke tempat perlindungan Farah menangis menyalahkan dirinya sendiri yang tak bisa berbuat apa-apa,dua kali sudah Aji menyelamatkan hidupnya dan yang terakhir pemuda itu harus merelakan nyawanya melayang di tangan para zombie.





Tinggal enam orang yang tersisa, mereka benar-benar putus asa, namun Pak Kusno tak bisa bertahan lebih lama, dan akhirnya menghembuskan nafas terakhir,empat yang tersisa hanya bisa berharap, dan pasrah menerima nasib kalau mereka akan mati kelaparan, namun.





tak ada yang bisa menebak takdir kehidupan seseorang, sehari kemudian, disaat-saat terakhir saat keempatnya sudah pasrah menyongsong ajal,keajaiban terjadi.





Pintu gerbang ditabrak hingga rubuh,sepuluh orang berseragam militer turun menyisir sekeliling perumahan dan berjaga didepan gerbang,mendapati lima orang selamat dengan konsisi lemah dan satu meninggal.





Farah mengesampingkan tubuhnya yang tak bertenaga saat melihat satu dari sepuluh orang berseragam militer itu adalah orang yang dikenalnya,



‘‘a,,Ajii..’‘



Nada suara pelan Farah memanggil pemuda itu, dia menoleh sesaat sebelum berpaling ke tubuh tak bernyawa Pak Kusno.





Evakuasi keempatnya berjalan singkat, begitu semuanya masuk, truk dengan cepat melaju, tak ada yang tahu hendak dibawa kemana, tapi kelegaan menyelimuti dengan adanya pertolongan, lemas,lelah dan kantuk membuat kelimanya terlelap beberapa belas menit kemudian





Ketika terbangun, Farah dan yang lain mendapati dirinya tengah berada di sebuah kapal yang tengah mengarungi lautan, kru kapal memberikan larutan air gula untuk memulihkan tenaga sekaligus mengatasi dehidrasi,





Farah tak tahu harus senang ataukan bersedih, dia masih belum bisa menerima suaminya yang menghilang secara-tiba-tiba, namun disisi lain,bisa keluar dari kepungan para zombie itu dengan selamat,serta mengetahui Aji yang ternyata masih hidup membuat hatinya begitu lega





Belum sempat Farah keluar mencari informasi pintu terbuka, seorang lelaki paruh baya didampingi dua lelaki muda yang semuanya berseragam militer terlebih dulu masuk,



‘‘ada yang terluka..?,’’



Suara berat dan penuh wibawa terdengar di telinga, serempak kelima orang itu menggeleng, ketiga lelaki berseragam militer itu lalu kembali keluar, Farah yang penasaran ikut menyusul



‘‘maaf pak,kita mau dibawa kemana.?’‘

‘‘kamu tenang saja, kami akan membawa kalian ke tempat yang lebih aman,,’’

‘‘tapi kenapa harus menyeberangi laut’‘

‘‘seluruh pulau jawa sudah tak bisa lagi diharapkan,,’’



mendengar jawaban menyedihkan lelaki tak bisa lagi membuat Farah kaget,dia merasa lelaki ini punya jabatan tinggi,pasti bayak informasi yang bisa digali,



‘‘maaf pak kalau saya lancang, tapi apakah benar kalau virus yang membuat manusia jadi mayat hidup itu adalah buatan’‘



Farah mengutip dugaan dari Ayunda beberapa waktu lalu, langkah lelaki paruh baya itu terhenti,lalu membalikkan badan



‘‘dari mana kamu tahu informasi seperti itu ?’‘

‘‘sebenarnya’‘

‘‘tunggu, ikut aku sekarang’‘



Farah mengikuti lelaki itu masuk ke sebuah ruangan, meminta kedua yang lain untuk keluar, lalu menutup pintu mempersilahkan Farah duduk,mengulangi pertanyaan yang sama

‘‘sebenarnya, kami tak cuma empat orang saja, total ada sepuluh, sebelum pasukan anda datang, empat orang pergi mencari persediaan makanan namun tak kunjung kembali salah satunya adalah wanita yang sepertinya familiar dengan virus ini’‘



‘‘jadi begitu, apa kamu punya informasi lebih tentang wanita itu-

Farah menggeleng lalu berkata

‘‘yang aku tahu dia bekerja di laboratorium virologi,’’

‘‘hanya satu laboratorium seperti itu, jangan-jangan’‘

‘‘kenapa pak,?’‘

‘‘ahh,enggak, kamu tak perlu tahu’‘



‘‘enggak perlu tahu apa maksudnya, di luar sana kami sekuat tenaga bertahan hidup,dan anda masih mencoba memendam rahasia,?,’’

‘‘tenanglah dulu,aku ragu kalau kamu bisa paham nantinya,’‘

‘‘aku bukan orang bodoh pak, apa jangan-jangan militer yang berada dibalik semua ini,?,’’

‘‘hey, jaga mulutmu, kau harusnya berterima kasih sudah kami selamatkan, bukannya menuduh yang tidak-tidak,’‘

‘‘tapi kenapa militer tak membantu sesegera mungkin,jika kalian melakukan itu bakal ada banyak nyawa yang bisa diselamatkan’‘



‘‘sekarang dengar baik-baik penjelasanku, sebelum virus mewabah kami mendapat informasi akurat,jika ada virus berbahaya yang akan mewabah, tapi, kami ceroboh tak mengira kalau bahaya yang ditimbulkan ternyata seperti ini,‘‘



‘‘jadi bukan militer dalangnya,?’‘



‘‘tentu saja bukan,!!, begitu terjadi,kami belum seratus persen siap, pemerintahan jatuh,dan menurut undang-undang international jika terjadi kekosongan pemerintahan, militer akan mengambil alih,dan itu bukan perkara gampang, ditambah kami sangat kekurangan personil karena,hampir lima puluh persen personil militer berada di pulau jawa,,’’



Farah mulai melunak, lelaki itu berhenti sesaat menarik nafas dan kembali berkata



‘‘apa yang kamu katakan kalau virus ini buatan memang benar,ada indikasi kuat kalau tempat wanita yang kau sebut tadi adalah biang keroknya, beberapa peneliti diduga bekerja sama dengan kelompok teroris menyalah gunakan virus itu,dan memang terbukti,beberapa waktu lalu,kami memergoki mereka menggunakan kendaraan kepolisian mengangkut orang-orang yang bertahan dengan todongan senjata, sepertinya bakal jadi kelinci percobaan, saat kami mendekat mereka justru melepas tembakan, dan mau tak mau kami pun membalas, kekurangan personel memaksa kami mundur untuk menyusun rencana’‘



‘‘jadi begitu,,’’

‘‘mungkin hanya itu yang bisa kusampaikan, satu lagi, kamu harus berterima kasih pada pemuda yang kami temukan tengah sekuat tenaga mempertahankan diri, tanpa dia mungkin kamu dan yang lain tak akan berada disini’‘



‘‘kalau boleh tahu dimana dia sekarang pak’‘

‘‘cari saja,kapal ini tak begitu besar,kamu pasti menemukannya dengan mudah’‘

‘‘terima kasih,maaf sebelumya kalau saya sudah lancang berkata kasar’‘

‘‘tak apa, aku maklum’‘



Farah pamit,keluar dan berjalan mengelilingi kapal,mencari keberadaan Aji,dia menemukan pemuda itu sedang di dapur,agaknya tengah membantu, tak ingin mengganggu Farah kembali ke kamar,





tiga jam mengarungi laut,kapal berlabuh di sebuah pulau,Farah dan yang lain diminta turun, untuk sementara mereka akan ditempatkan disini





‘‘kami berencana menggunakan pulau ini sebagai pengungsian sementara, tenang saja tak ada mayat hidup disini, persediaan makanan melimpah,kalian bisa bebas menggunakannya,,’’



lelaki yang bersama Farah memberi arahan,belum ada survivor lain disini, baru mereka berempat,ditambah Aji, sebelum lelaki itu kembali masuk ke kapal Aji sempat bertanya



‘‘maaf pak, boleh saya ikut di kapal saya bisa bantu-bantu‘

‘‘hehe,tentu saja boleh, siapa namamu’‘

‘‘Aji pak,Aji mumpung,eh Aji wibowo’‘

‘‘haha,,sembuhkan dulu lukamu, setelah sembuh kamu boleh menemuiku lagi, kami akan memulai pencarian korban selamat, dan akan sering berlabuh kesini’‘



kapal kembali mengarungi laut, meninggalkan Pak Joko,Farah Irma,Fitri dan Aji di pulau yang nampaknya adalah sebuah resort, dengan jejeran rumah dari kayu yang tertata apik di dekat pantai dan pemandangan yang indah .​
 
Terakhir diubah:
BAGIAN III

AKHIRNYA




Untuk sementara pulau ini berasa jadi milik pribadi lantaran belum ada survivor lain yang tiba, tak perlu risau dengan suplai makanan, semuanya tersedia meskipun rata-rata adalah makanan instan. tapi sama sekali tak mengapa.aliran listrik dari genset bisa menerangi sepanjang malam.hanya saja baik tv dan sambungan internet tetap belum bisa digunakan.





Malam pertama di pulau semuanya serempak memuaskan hasrat untuk tidur sepuasnya,baru di hari kedua setelah seminggu mengarungi hari dengan rasa takut dan cemas luar biasa, kelima orang ini bersuka cita menumpahkan kegembiraan, berlarian di pantai bermain dengan ombak yang riaknya tak seberapa besar,melupakan sejenak kesedihan akan hilangnya orang-orang yang dicintai,membuat api unggun dan duduk melingkar,bercengkrama, dan bersenda gurau hingga larut malam.





Api unggun yang berkobar kini hanya tinggal bara, Farah dan Aji masih duduk memandang garis pantai, sementara yang lain sudah lelap diperaduan masing-masing

‘‘lukamu udah sembuh ji.?,’’

Farah membuka percakapan setelah sekian lama hanya diam memandangi lautan

‘‘udah,cuma lecet dikit doang mah biasa’‘

‘‘kamu beneran mau gabung ke militer.?,’’



‘‘beneran bu, setelah ngalamin ini jadi mikir, kok bisa yah anak bego enggak berguna kayak saya dikasih kesempatan hidup,kalo dibandingin orang lain rasanya enggak pantes, baru nyadar juga kalau selama ini saya enggak punya tujuan hidup sama sekali, makanya saya mutusin pingin ikut militer buat bantu biar ada gunanya, lagian masih muda gini cuma duduk nerima bantuan rasanya gimanaa gitu.’‘



Farah dibuat terharu oleh perkataan Aji, anak murid terbandel sekaligus paling tua di sekolahnya ini dalam waktu singkat bisa berubah seratus delapan puluh derajat,perkataannya begitu dewasa.



‘‘nggak nyangka ibu ji, kamu dewasa banget ternyata,,’’

‘‘yaah buu,umur udah 21 belum dewasa dimananya,’’

‘‘maksud ibu, sikap kamu Aji, ibu kira kamu cuma murid bandel yang doyannya berantem, enggak mikirin masa depan’‘



‘‘emang gitu kok bu, hehe, gabung militer juga kan buat nyalurin hobi berantem, bisa puas gaplokin tuh mayat hidup seenak jidat,,’’

‘‘dih, hobi kok berantem, tapi ada gunanya juga sih sekarang hihi,,’‘

‘‘nah makanya bu Farah, jangan anggep enteng anak yang sukanya berantem, udah melem nih bu, anginnya tambah kenceng,,’’

‘‘ya udah masuk aja yuk, mau dibantu jalan enggak,?’‘

‘‘udah bisa kok bu, ini,’’

Aji dengan sigap berdiri bahkan melompat-lompat untuk membuktikan dirinya sudah lebih baik

‘‘ehh enggak usah lompat-lompat kaya bocah juga kali’‘

Farah turut berdiri keduanya berjalan bersama ke sebuah cottage,

‘‘ya udah bu kalau mau tidur’‘



‘‘eh bentaran doong, belum ngantuk kemaren udah puas banget tidurnya,jadi malah enggak ngantuk sekarang’‘

‘‘ohh,,sama, kebanyakan molor kemaren jadi enggak ngantuk,’’, keduanya masuk kedalam cottage yang ukurannya terbilang luas,lalu duduk di sofa

‘‘ada kopi loh ji, mau ibu buatin..?,’’

‘‘enggak usah bu, entar malah melek semaleman, iya kalau jaga mah enggak apa-apa’‘

‘‘ya udah,‘‘





Farah mendaratkan pantatnya di sofa memperhatikan pemuda itu dengan seksama, wajahnya biar kata aimat tak sebanding dengan ketampanan sang suami,tapi tubuhnya lebih padat berisi, Farah merasakan ada sesuatu yang janggal di hatinya, perasaan yang hanya sekali dulu pernah dirasakan saat pertama perjumpaan dengan suaminya,namun kini dia kembali merasakan hal itu pada Aji, buru-buru ditepisnyap rasa itu, dia tak mau terlalu cepat mengikhlaskan suaminya.





Tapi kekaguman pada Aji tetap tak bisa disingkirkan, tiga kali sudah pemuda ini menyelamatkan nyawanya, yang kedua dia bahkan bertaruh nyawa demi dirinya, dan terakhir bahkan Aji menyelamatkan seluruh orang yang tersisa, kalau bukan karenanya tak mungkin Farah dan yang lain bisa berada di sini, tak tahu lagi bagaimana Farah akan mengucap terima kasih pada pemuda yang duduk di dekatnya kini



‘‘makasih yah Aji, ibu enggak tahu harus bilang apa,kalau enggak ada kamu enggak mungkin kita ada di sini’‘



‘‘ehh enggak usah berlebihan bu, ini juga kalau saya enggak ketemu militer juga udah jadi santapan’‘



‘‘tapi,,’’



‘‘udah bu, enggak usah dipikir, yang penting kan kita udah selamat, yang lalu ya udah lupain mikir kedepan,’’



‘‘gitu yah, duh, kamu kok udah kayak motivator aja deh’‘

‘‘motivator apaan yah bu, ? apanya generator,’’

‘‘haha,,heh,,masa gitu aja enggak tahu sih,’‘

‘‘yah namanya juga otak kadal, mana ngarti yang kaya begituan’‘

‘‘kalau dijelasin juga ibu ragu kamu bakal ngerti hihi’‘

‘‘heee,,enggak usah deh bu, beneran, bisa berasep nih kepala yang ada malah,’’

‘‘kamu tuh yah, enam tahun makan genteng sma dapetnya apa coba ?’‘

‘‘yee, dapet apa yah,?,bentar, dapet seragam,’’



‘‘dasar, jadi kalau ibu masuk ngajar jelasin ini itu kamu ngapain aja,? perasaan fokus loh kayaknya,’’

‘‘ itu,hehe, fokus lihat bu Farah, cantik banget soalnya,’‘

‘‘enggak usah ngegombal,enggak mempan gombalan kayak gitu,’‘



‘‘yang ngegombal juga siapa, orang ini jujur kok, kalau enggak percaya tanya sama murid yang lain bu, itu aja kalau masih ada yang idup’‘

Ada rasa senang dihati Farah saat pemuda itu melayangkan pujian

‘‘jadi dari dulu kamu fokus cuma lihatin ibu doang, yang ibu jelasin enggak masuk,?’‘



‘‘kagak,hehe, bawaannya kalau bu Farah ngajar cuma pengen fokus lihat cantiknya, jujur loh bu, anak laki-laki lain juga sama aja,,’’

‘‘pentes aja kok ulangan remidi terus, bukannya fokus ke bahan ajar malah fokus ke yang ngajar’‘



‘‘cantiknya kebangetan sihh,,makanya pada gagal fokus’‘

‘‘udah deeh,,dari tadi itu terus yang dikatain. malu’‘

‘‘halah, orang beneran cantik kok malu bu,,’’

‘‘bukan itu jii,entar ibu khilaf suka sama kamu gimana hayoo’‘



‘‘gampang buu, kita pacaran aja udaaah,selese perkara, hahaa’‘

‘‘ibu udah punya suami loh,,’’

‘‘dilipet dulu bu, simpen di lemari,’’

‘‘suami kok disamain sama baju,disimpen di lemari ada-ada aja kamu’‘

‘‘eh iya bu, ngomongin soal baju,maaf nih ya,maaaf banget kalau lancang, bajunya enggak ada yang gedean dikit nih,,’’





Lelaki itu sudah dibuat belingsatan oleh Farah yang malam itu mengenakan rok panjang dan kaos yang ukurannya lebih kecil dari badannya dan otomatis payudara bersize diatas rata-rata miliknya nampak begitu membusung, jilbab instan sedada yang dikenakan bahkan tak sukses menyembunyikan busungan dadanya, terlebih Farah malam ini tak mengenakan daleman, Aji bisa melihat samar puting susu Farah yang tercetak,



‘‘oohh,,pantes kamu dari tadi kok matanya melotooot mulu, yahh maaf deh, kemaren kan buru-buru ambil baju,ehh yang keambil malah baju sempit semua’‘

‘‘iya sih, tapi jadi saya sekarang yang panas dingin,’‘

‘‘ya matanya jangan jelalatan gitu,’‘

‘‘namanya laki-laki bu,normal lagi, lihat ada yang bening yah tahu sendiri deh hehe’‘



risih yang dulu dirasakan saat tubuhnya dipandangi seperti itu oleh lelaki tak dirasakan Farah saat ini, dengan Aji berada di dekatnya justru Farah merasa nyaman, terjaga dan terlindungi, pandangan yang menjurus mesum itu tak membuatnya merasa dilecehkan sama sekali



‘‘lihatin aja terus sampe puas,,’’

‘‘hehe,,enggak marah bu,? saya pelototin sampe pagi loh yah,’’

‘‘udah bosen ibu marahin kamu, kamu kalau dimarahin bukannya nyesel malah enggak ada kapoknya‘‘

‘‘hehe,,’‘



Aji nyengir kuda, dia sadar sikap ibu gurunya ini berubah seminggu belakangan, yang biasanya buang muka dan menjawab cuek sapaan darinya serta ekspresi tak suka yang ditampakkan saat dia memandang tubuh sang guru,sekarang justru tak mempermasalahkan penampilannya yang sedikit menggugah birahi dipelototi dengan sorot mata mesum, mungkin imbas dari apa yang dia perbuat temo hari,





Biarpun sudah mengalami perubahan besar dalam seminggu ini, tetap saja sifat mesum dan nakalnya tak berubah sama sekali,Aji bukanlah pemuda lugu,melihat respon guru idamannya yang seolah memberi lampu hijau,





‘‘eh Aji, itu mata enggak dikedipin ?, melotot mulu dari tadi,,’’

‘‘sayang bu, aku enggak mau nyia-nyiain pemandangan bagus didepan mata buat ngedip’‘

‘‘ihh lebay deh. lagian kalau kamu lihatin ibu kaya gitu terus,malah aku loh yang grogi’‘

‘‘lah bilangnya suruh lihatin sampe puas, ya jangan salahin aku dong’‘

‘‘terserah deh, percuma debat sama kamu’‘

‘‘bu Farah cantik banget sih,jujur lagi nih yah bu, bu Farah itu wanita paling cantik yang pernah aku temuin seumur hidup’‘

‘‘iiih, gombal lagi, mau sampe kapan kamu bilang gitu terus,?,’’

‘‘sampe bu Farah mau jadi pacar aku‘



‘‘ya enggak bisalah ji, ibu kan udah punya suami, lagian kamu kan murid ibu, apa kata orang nanti kalau tahu ada murid macarin gurunya’‘

‘‘bodo amat, disini enggak ada orang lain kok haha,’’

‘‘lah itu tiga enggak kamu anggep orang,’‘

‘‘maksudnya orang banyaak, yah bu Farah yaah,mau yaah hehe,enggak rugi bu punya pacar kayak aku, biar jelek gini juga,sumpah, bakal aku lindungin bu Farah sekuat tenaga,’’



Farah jelas tak bisa menerima pemuda ini,ia tak bisa menghapus Andra suaminya sesingkat itu,tapi mengingat apa yang sudah diperbuat pemuda ini untuk melindunginya,Farah berfikir tak apalah sebagai balas budi menyenangkan hati muridnya ini.





‘‘aduuhh nih anak emang susah dibilangin yah. terserah kalau mau anggep ibu jadi pacar kamu, tapi ji,‘‘

‘‘yesss’‘



belum sempat Farah menyeselaikan kalimatnya,Aji bersorak, berpindah duduk di samping Farah menggenngam tangannya dengan erat



‘‘makasih bu faraaahh,, aku bersumpah bakalan ngelindungin bu Farah dengan nyawaku sendiri.’‘

‘‘udah jii, kamu enggak perlu ngelakuin itu lagi buat ibu, ibu enggak mau kamu nyia-nyiain nyawa kamu cuma buat ibu’‘

‘‘namanya pacar itu harus dilindungin segenap jiwa bu, bu Farah jangan protes lagi,,’’

‘‘duh kamu nih beneran susah diomongin,,’’

Aji tak jua melepas genggaman tangannya, ia menatap ke arah wajah ayu sang guru,

‘‘kita kan udah pacaran pegangan tangan enggak apa-apa kan bu hehe,,’‘

‘‘mm..boleh deh,’’



perasaannya masih campur aduk saat itu, disatu sisi dirinya masih berduka, tapi disisi lain dia merasa nyaman didekat pemuda yang telah tiga kali menyelamatkan nyawanya ini.



‘‘dari deket gini bu Farah tambah cantik deh’‘

‘‘Ajii, udah ahh,’‘

‘‘cupp’‘



kecupan mendarat di pipi Farah, kaget dia lalu menoleh, saling pandang pun terjadi, suasana mendadak hening,



‘‘maaf bu,kelepasan,habisnya gemes sih,’’

Farah tak menjawab, dia hanya terpaku memandani wajah pemuda disampingnya lalu berkata

‘‘makasih yah ji, tiga kali ibu hutang nyawa sama kamu, ibu enggak tahu gimana harus balikinnya,’’sama sekali belum cukup buat Farah mengucapkan sekali terima kasih pada Aji



‘‘heehe,,bu Farah udah mau nerima aku jadi pacar anggep utang udah dibayar satu bu’‘

‘‘dihh kok cuman satu, semuanya dong’‘

‘‘satu aja dulu bu, yang dua bisa nyicil nanti,’’

‘‘emang kreditan panci,kamu enggak ngantuk, ? udah melam loh’‘

‘‘ada dideket bu Farah ngantuk jadi ilang,,’’

‘‘ya masa mau sampe pagi melek terus’‘

‘‘bu Farah ukuran dadanya berapa sih, kok gede banget yak kayaknya’‘

‘‘ihh mulai nakal tuh,’’

‘‘pacar kan berhak tahu, hehe,’’

‘‘ibu aja kurang paham ukuran dada gimana,,’’

kenyaman Farah dimanfaatkan betul oleh Aji untuk semakin berani. menggoda gurunya ini

‘‘lah terus kalo nyari bh gimana bu,kalau enggak ngerti’‘

‘‘yaaah cari aja yang peling gede,ihh kok malah ngomongin dada sih,,’’

‘‘ iar besok bisa saya cariin pasti stok daleman yang dibawa juga seiprit’‘

‘‘kamu belajar jadi dukun dimana .?, tau aja’‘

‘‘Ajii, hehe,,’‘





‘‘ya udah bawain besok-besok yah, yang banyak,,’’

‘‘bukannya lebih enak enggak pake yah bu,?,’’

‘‘iya siih, tapi kan ada kamu yang matanya suka jelalatan kemana-mana, bisa berabe entar,ini aja mata kamu udah kayak mau nerkam ibu’‘



‘‘hehe, tahu aja bu Farah, dari tadi panas dingin enggak ilang-ilang, malah merembet kemana-mana pas deket bu Farah gini,’’

‘‘tuuh kaan, jauh-jauh deh sono’‘

‘‘masa pacaran jauh-jauhan,ya enggak bisa lah’‘

Aji menggeser duduknya lebih mepet ke Farah

‘‘ehh malah mepet,,’’

‘‘kan aku enggak bisa diomongin bu, haha jadi percuma nolak,bu Farah enggak pake daleman juga sekarang yah, ?,’’



‘‘astaga Ajiii,!!, tambah nakal aja kamu tuh, terus kalau ibu enggak pake daleman kenapa, ? ujung-ujungnya pasti minta lihat, otak mesum kamu kebaca ji,,’’

‘‘yaa kalau kebaca langsung kasih lihat aja dong bu,’‘

‘‘ihh enggak lah,,’’

‘‘jahat bener bu Farah sama pacar sendiri, lagian penasaran, dari dulu bu Farah kalau jalan dadanya ikutan goyang-goyang,’‘



‘‘kayaknya enggak deh,kamu aja yang otaknya mesum,’’

‘‘kalau otak aku mesum,murid laki-laki yang lain juga dong, temen-temen kalau coli katanya suka bayangin bu Farah. udah cantik teteknya gede lagi gitu bilangnya,’’



‘‘pantesan aja ih,,kadang anak laki-laki matanya pada kayak kamu, jelalatan kemana-mana, ternyata,emang beneran gitu yah, padahal kan ibu bajunya termasuk yang ketutup loh,’’

‘‘ketutup sih iya bu, tapi teteknya kegedean, tetep aja nonjol jelas banget, kaya sekarang’‘



rasa nyaman dan terlindungi saat bersama pemuda itu membuat dinding pemisah antara guru dan murid yang dipegang teguh Farah perlahan mulai rapuh dan luruh, enteng saja Farah meladeni omongan Aji yang makin menjurus cabul tanpa sedikitpun raut wajah risih ditampakkan, ia makin terbawa suasana,



,’’ibu sih wajar aja,namanya anak muda, lagi penasarannya sama urusan seksual, tapi yah kadang emang risih juga dipelototin gitu’‘

‘‘tapi kok dipelototin aku enggak risih bu.?hehe’‘

‘‘kalau kamu kan sekarang bedaa, makanya ibu enggak risih,’’

‘‘kasih lihat dong buu makanyaa, biar enggak penasaran lagi’‘





Aji kembali memohon, sebenarnya Farah masih belum mau menuruti permintaan tak senonoh itu, Farah bukan anak abg yang mudah terbawa rayuan gombal, wajah cantik dan dua buah dada yang berukuran melebihi rata-rata yang dimiliki membuatnya sudah kenyang dengan godaan bermacam-macam jenis lelaki sejak perawan, bahkan saat sudah bersuami pun godaan lelaki tetap saja datang silih berganti,dan dia tahu betul pemuda seperti Aji tak akan menyerah begitu saja,





Kesemua rayuan para pria yang diterima, hanya dua yang bisa menancap tepat di hatinya,satu sang suami dan yang satu lagi adalah pemuda di sampingnya kini, hanya saja,situasinya sekarang membuat Farah bimbang, sebegitu cepatkah dia harus melupakan sang suami, ? dia kembali melihat Aji, teringat apa yang dikatakan pemuda yang kini sudah dianggap pahlawan olehnya, lebih baik memikirkan masa depan timbang berkubang dalam masa lalu,





kata-kata dewasa yang benar adanya untuk situasi sekarang,setelah apa yang terjadi, hari-hari seperti dulu tak akan bisa kembali lagi, pemuda nakal seperti Aji saja bisa berubah drastis dalam waktu sesingkat ini,kenapa dia tidak bisa,? Dan menerima kehilangan sang suami adalah salah satu langkah untuk bergerak kedepan,





Hal lain yang mendorong Farah membulatkan tekad untuk mulai melupakan Andra tak lain adalah apa yang dilakukan Aji padanya,sang suami bahkan tak sekalipun pernah membahayakan hidupnya demi Farah, sedang pemuda ini,tiga kali sudah dia menyelamatkan hidupnya, Aji juga berjasa membuat hatinya tenang dan terhibur, menghiburnya balik menyenangkan hatinya jadi tujuan Farah sebagai balas jasa. mulai pasrah dengan rayuan yang ditujukan Aji padanya



‘‘segitu penasarannya yah .?,sampe dari tadi enggak ngedip sama sekali hihi’‘

‘‘ho.oh bu, haha’‘

‘‘tapi apa iya kamu cuma cukup lihat doang,ibu enggak yakin deh’‘

‘‘biar bu Farah yakin ya dibuktiin gampang to ?,’’

‘‘iya deeh iyaa, ibu kasih lihat deeh, biar kamu puas,’’



Dengan dada berdebar, Farah mengangkat hijab yang menutup bagian dada, gembungan dua payudara terlihat makin jelas,lengkap dengan puting susu yang nyeplak di kaos,



‘‘beneran enggak pake bh toh bu,?’‘

‘‘ihh kamu nih, belum lihat aja komentarnya udah nakal banget’‘

Ekspresi mupeng yang ditampakkan sesaat membuat Farah cekikikan, dia lalu mengangkat kaos kekecilan yang dikenakan hingga menyembulkan dua payudara oversize miliknya



‘‘gilee,,beneran gede banget buu teteknya, pantesan kalau jalan goyang-goyang,,’’

‘‘ahhh,Ajiiii,,’‘

Farah terpekik saat tiba-tiba Aji menangkupkan tangan di satu payudaranya,lalu diremas pelan,

‘‘nakal kamu ihh,main pegang aja, katanya cuma mau lihat, gimana sih,’’

‘‘hehe, enggak tahu nih bu, tangan aku bergerak ndiri.nakal yah. hehe’‘

‘‘kamu kira ibu begok,,’’

Farah tak berusaha melepas remasan Aji disebelah payudaranya, remasan makin nakal dengan tambahan usapan di puting susunya, bagian lemah bagi Farah,yang akan membuat libidonya naik seketika jika bagian itu tersentuh, begitu juga saat ini,



‘‘sshh,,geli Ajiii,,’‘



ucapan diiringi desahan tak kuasa terlontar, saat ujung jari Aji mengusap puting susunya dengan lembut.matanya terpejam menikmati geli yang ditimbulkan, Farah mendadak melotot saat membuka mata,tanpa dia sadari Aji sudah mengeluarkan penisnya dari dalam celana,



‘‘ihh,kok itunya dikeluariiin.?’‘



Farah melengos lantaran malu, baru kali pertama ini dia melihat penis lelaki dewasa selain milik sang suami secara langsung,



‘‘biar impas bu Farah, hehe, bu Farah ngeluarin teteknya aku ngeluarin titid’‘



butuh waktu sejenak mengumpulkan keberanian dan kembali melirik alat kelamin lelaki yang ada disampingnya, dua kali matanya terbelalak saat melihat bagaimana penis Aji yang tegang dan kaku itu sengaja digoyangkan oleh si empunya untuk menggoda Farah



Farah terpaku menatap penis itu, jika memakai standar ukuran penis milik suaminya, punya Aji memliki ukuran yang jauh lebih besar baik diameter maupun panjangnya, dan lagi bentuknya melengkung bak pisang, itulah yang membuatnya terperanjat selama sekian detik.



‘‘punya kamu gede banget yah ji,‘‘ Farah tak kuasa menyembunyikan kekaguman pada penis pemuda di sampingnya itu,

‘‘enggak pengen pegang bu, ? boleh loh.’‘

‘‘beneran.?,’’



Aji mengangguk mengiyakan, mana mungkin dia bakal menolak, tangan Farah gemetaran bergerak mendekat,menyentuhkan ujung telunjuk lentiknya di kepala penis Aji yang direspon dengan gerakan sedikit terkejut,



‘‘uhh’‘ desahnya



desahan kian menjadi manakala Farah mengusapkan ujung jarinya disekeliling kepala penis, lalu digenggam dikocoknya lembut,



‘‘gede kan bu titid aku’‘

‘‘kalau gede gini mah namanya bukan titid lagi,,’’

‘‘terus apa dong’‘

‘‘kont..’‘



Farah terdiam, dia sadar akan mengucapkan kata yang amat sangat vulgar,mengucapkan itu dihadapan suaminya masih wajar, hanya saja Farah masih menganggap Aji adalah muridnya sendiri,



‘‘kok enggak diterusin bu,,’’

‘‘jangan panggil ibu terus dong ji, enggak enak’‘

‘‘yaa kan bu Farah guru aku hehe,,’‘

‘‘loh katanya pacar,’’

‘‘pacar sekaligus guru maksudnya,,’’

‘‘jangan panggil aku bu, yah, yang lain deh,‘‘



Aji bisa mengetahui Farah masih belum bisa melepaskan status sebagai pendidik dihadapannya, dan lebih memilih mengalah



‘‘iya deeh,aku panggil sayang aja, kan pacar’‘

‘‘ya udah enggak apa-apa,aahhhss’‘



Aji membungkuk menyergap payudara Farah mencucupnya dengan tiba-tiba, menyedot dan menyapukan lidahnya disatu puting susu Farah,



‘‘ahhss,,geli sayaanag,.sshh’‘



geli yang dirasakan Farah makin kuat saat tangan Aji meraih satu payudaranya yang lain diremas dan dipermainkan putingnya, Farah pasrah, menghentikan perbuatan terlarang ini akan bertolak belakang dengan niatnya nenyenangkan hati pahlawannya, terlebih hasrat yang mengekor kian hebat.





begitu pula saat, pemuda itu membawanya duduk di tepi ranjang, Farah tak menolak. kedua manusia berlainan jenis kelamin itu saling pandang sejenak, perlahan bibir keduanya makin mendekat dan akhirnya bersentuhan, saling kecup, kembali meraba bagian tubuh sensitif,kedua tangan Aji meremasi lembut payudara Farah, sementara Farah mengelus dan mengocok penis Aji





semakin intens birahi yang dirasakan keduanya, semakin kuat pula rangsangan yang diberikan, satu tangan Aji berusaha disusupkan ke dalam rok panjang yang dikenakan Farah, tanpa penolakan Farah membuka sedikit kedua paha,membiarkan tangan Aji menyentuh bagian paling intim miliknya





kecupan berganti pagutan, dan pagutan pun menjadi ajang adu lidah,saling membelit satu sama lain, melelehkan dan memadukan liur hingga menetes-netes





Aji terlebih dahulu membuka seluruh pakian yang dikenakan seluruhnya lalu kembali duduk di sisi Farah yang nampak kagum dengan bentuk tubuh proporsional sang lelaki yang padat berisi.





puting susu Farah kembali jadi bulan bulanan,dicucup dan disedot bergantian, sementara vaginanya sudah becek akibat jemari Aji yang lihai mempermainkan bagian itu,tubuh Farah bergetar merasakan berbagai rangsangan yang diberikan oleh Aji.





Satu persatu mulai dari hijab yang dikenakan Farah dilepaskan,hingga tak ada yang menempel ditubuh, sama seperti Farah yang terkesima dengan tubuh Aji, demikian pula Aji yang begitu terpukau dengan tubuh indah milik gurunya,dengan dua buah dada besar yang menggantung semakin menambah daya tarik .





Tak kuasa menahan hasrat menggebu saat melihat tubuh Farah yang sangat menggoda birahinya, Aji menubruk Farah merebahkannya diranjang, mencumbu tubuh wanita idamannya ini dengan lembut





cumbuan Aji membuat Farah semakin dimabuk birahi, pemuda ini begitu lihai,ciuman di puting susu yang dicucup berulangkali serta vagina yang diraba, begitu membuatnya dirundung kenikmatan



‘‘sshh uhh,,nasib punya pacar mesum kaya gini nih, baru aja jadian udah main tubruk’‘ canda Farah menggoda

‘‘tapi enak kan yaang,?,buktinya memek kamu jadi becek banget nih’‘



Aji tanpa ragu mengatakan kata vulgar dihadapan sang guru, sembari menunjukkan jarinya yang basah oleh lendir yang meleleh dari vagina Farah



‘‘iyah,,enak banget, lagi dong yaang.’‘



kepasrahan Farah membuatnya kini takhluk oleh pemuda yang usianya terpaut jauh lebih muda, puas mencumbu bagian tas tubuh Farah,Aji mulai mengalihkan perhatian ke bagian vagina wanita itu,



‘‘ memeknya ku jilatin yah sayaang,? pasti kamu suka deh’‘



Farah mengangguk, merentangkan kedua kakinya selebar mungkin,membiarkan Aji menempatkan diri diantara kedua pahanya mata lelaki itu menyorot tajam ke arah vagina miliknya yang bersih dari rambut kemaluan





dada Farah kian berdetak kencang saat melihat sorot mata cabul terarah ke bagian intimnya,terlebih yang melihat tak lain adalah muridnya sendiri yang terkenal akan kenakalannya, sesaat ia tak percaya akan takhluk oleh pemuda ini



‘‘ahhhh,,yaang,,punyaku diapaiin,,kok enak bangeeet’‘

‘‘mmm, coba tebak lagi diapain,..’‘

‘‘ahh,,kamu jilatin yaah,,ohh,,’‘

‘‘hehe,,,itu tau’‘



Aji semakin dibuat gemas oleh ucapan Farah,menambah lecutan semangat untuk membuat wanita ini kian bertekuk lutut dihadapannya,seluruh bagian vagina bahkan hingga anus tak luput dari jilatan rakus yang dilakukan Aji, tak ayal Farah pun kian belingsatan





Seakan sudah pengalaman memuaskan wanita,Aji menyusupkan jarinya ke liang senggama Farah,lendir vagina yang dilelehkan membuat jarinya tanpa halangan masuk dan bergerak mengusap dinding bagian dalam vaginanya,





‘‘ahhhh,,enaak bangeeet,,ohhh,,’‘





Racauan Farah terdengar memenuhi seantero ruangan, saat jemari Aji kian kencang dan kuat mengobok-obok liang vaginanya,disertai liukan ujung lidah di klitoris, tak butuh waktu lama buat Farah untuk meraih orgasme pertamanya



‘‘aku mau nyampe yaaaaang aaahh’‘



Cairan bening menyembur membasahi muka Aji, disusul tubuh Farah yang mengejang bak orang kesurupan,Aji menghentikan rangsangan yang dilancarkan membiarkan Farah menikmari orgasmenya



‘‘enak banget yang,? sampe kelojotan gitu,’’

‘‘hah,,hah iya nih, pinter kamu mainin memek aku..sampe muncrat nih’‘



Terlena dan hanyut oleh kenikmatan sesaat yang didapat,Farah tak lagi memikirkan kata-kata yang diucapkan,mulai menampakkan sifat aslinya jika diranjang,hanya sang suami yang tahu rahasia ini, akan tetapi sekarang,demi menyenangkan dan memuaskan hati pahlawannya ini,baginya apapun akan dilakukan walaupun rahasia yang dimiliki harus terbongkar ditangan lelaki lain.



‘‘sini yang aku sepongin kontolnya,,’’



Farah bangun, mendorong tubuh Aji membuatnya tiduran terletang, jemari lentik nan halus miliknya menggapai batang kejantanan si pemuda yang membuatnya kagum, tak seperti milik suaminya yang tegak,penis Aji yang melengkung membuatnya semakin penasaran, terlebih dengan ukurannya.





Meli6at kelakuan Farah,mendengar dua kali wanita itu mengucapkan kata-kata kurang pantas, sudah lebih dari cukup bagi Aji untuk menyadari bahwa Farah hampir sepenuhnya takhluk,sisanya tinggal membuat Farah merasakan keperkasaannya.



‘‘ahh Farah sayaang,,enaak,kamu pinter,’’

‘‘hihi, baru pake tangan aja udah keenakan apalagi pake mulut, tapi jangan buru-buru moncrot loh ya,,’’

‘‘hehe,, tanang aja yaang, sebelum kontolku masuk memekmu enggak bakalan aku ngecrot duluan.’‘





Farah tersenyum menggoda, didekatkan bibirnya lalu mengecup kepala penis Aji dengan bibir indahnya itu berulangkali, menjulurkan lidah, membenturkan ujungnya di bagian yang sama, pemilik penis pun merespon dengan desahan,





lidah Farah disapukan ke seluruh kepala penis Aji, bergerak ke bawah, membalurkan seluruh bagian penis dengan liurnya,buah zakar Aji pun tak luput dari jilatan, setelah seluruh bagian penis Aji nampak mengkilat oleh liurnya, Farah membuka mulutn lebar-lebar, perlahan memasukkan penis Aji,



‘‘aaahh,,enaknyaaaa’‘



Rambut sebahu Farah berulangkali tergerai menutupi wajah,Aji dengan santai menyibakkanya kembali tak mau kehilangan moment saat wajah ayu dan bibir indah yang dimiliki gurunya ini tengah memanjakan penisnya .





Ukuran penis yang besar membuat Farah harus berusaha ekstra agar penis lelaki ini bisa masuk kedalam mulut, saat penis berada dalam kulumannya, Farah meliukkan ujung lidahnya di kepala penis Aji,pemuda itu tak menyangka jika Farah begitu lihai memainkan penisnya, tak menyangka pula Aji kalau sikap dingin yang selalu ditunjukkan Farah, ternyata berbanding terbalik ketika dilanda birahi,menampakkan kenakalan dan kebinalannya dalam urusan ranjang, kian bersemangatla6 untuk mengeksplore sejauh mana sifat asli Farah saat melakukan hubungan intim



‘‘ahh,,udah yah Aji sayang, mulutku capek nih,kontol kamu kegedean, bikin mulut aku pegel’‘

‘‘ya udah, sekarang biar memek kamu yang gantiin yah’‘

Farah kembali tersenyum begitu mengoda lalu berucap

‘‘mau aku yang diatas duluan apa kamu yang nindih aku’‘

‘‘aku duluan deh yang genjot, kamu tiduran yah,kakinya dikangkangin yang lebar’‘

‘‘tapi kaki kamu udah enggak apa-ap..?,’’

‘‘enggak,,yuk ahh’‘



tak terlalu memperdulikan, Farah terlentan5 merentan5kan kaki selebar-lebarnya, jarinya menguakkan bibir vagina, seakan mengundang penis Aji untuk segera dihujamkan



‘‘tapi pelan pelan loh, kontolmu gede banget soalnya,’’

‘‘tenang aja Farah sayang, kalau sakit tahan bentar yah, entar juga jadi enak’‘



Farah mengangguk pertanda dia sudah benar-benar ikhlas liang senggamanya dimasuki penis lelaki lain selain suaminya,Aji memposisikan diri sedemikian rupa, mendekatkan penisnya ke vagina Farah yang basah lalu digesekkan kepala penis itu di bibir vagina sang wanita.



Lendir va5ina yang dilelehkan Farah dibalurkan ke seluruh penisnya 5una melancarkan penetrasi,



‘‘ ku masukin yah yaang,,’’

‘‘he,eh’‘



Mendapat persetujuan dari Farah,Aji perlahan memajukan pinggul,menekan penisnya yang sudah berada didepan liang senggama Farah agar merangsek kedalam.



Farah merasakan bibir vaginanya terkuak begitu lebar,melebihi ketika menerima penis suaminya,sedikit menyakitkan,namun masih dalam batas toleransi ketimbang dulu saat keperawananya hilang di tangan Andra, saat dinding vaginanya merasakan gesekan yang ditimbulkan, sakit yang dirasakan perlahan terganti oleh sensasi geli,makin dalam penis Aji merangsek,makin kuat pula kenikmatan yang wanita itu rasakan



‘‘ahh,,udah masuk nih yaang,’‘

‘‘iyah,,ahh,mentok,bisa masuk semua tuh.kontol kamu ?,’’

‘‘lihat sendiri deh,’‘



Farah menundukkan kepala melihat vaginanya sudah dimasuki penis Aji, tak seluruhnya bisa masuk



‘‘aku mulai genjot yah ?’‘

‘‘iyah,,sshh,,pelan duluu’‘



Aji memulai dengan gerak lambat, tak terlalu mengerahkan tenaga meski dinding vagina Farah begitu rapat menghimpit batang penisnya,ini agar vagina Farah beradaptasi dahulu,belum apa-apa Farah sudah meracau keenakan



‘‘auhh,, kok enak banget yaah,,ahh,,padahal kontol kamu gede,uhh,,aku kira bakalan sakit’‘



Aji tak menjawab, lebih fokus membuat vagina Farah untuk cepat beradaptasi, klitoris dan puting susu jadi sasaran,diusapnya berulang kali sembari menambah cepat sodokan penisnya, vagina varah merespon dengan sangat adaptif,



kini Aji lebih bisa leluasa menggagahi tubuh Farah, menindih,mencupang puting susunya, lalu memagut bibir indah Farah dengan rakus, sambutan serupa dilayangkan Farah,membalas pagutan dengan liar, membiarkan ludah Aji masuk dan terlelan



‘‘ahh ..aaah,,aah,’‘



desahan demi desahan tak henti terucap dari mulut Farah,yang dirundung rasa nikmat luar biasa, begitu pula Aji yang merasakan sempit dan rapatnya vagina Farah



vaginya yang dihujam bertubi-tubi oleh penis berukuran besar membuat Farah tak bisa bertahan lama, dalam waktu singkat tubuhnya kembali bergetar hebat lalu berteriak



‘‘ohh,,nympe66,,aahh..’‘



Dua kali sudah Farah dibuat orgasme padahal Aji belum mengerahkan seluruh kemampuannya, dia yakin bisa membuat Farah mendapatkan puncak kenikmatan lebih banyak lagi, dan membuat waita itu makin bertekuk lutut dihadapnnya



Tanpa memberi jeda cukup lama ba5i Farah menikmati orgasmenya Aji kembali memompa penisnya kali ini dengan lebih bertenaga,cairan yang meleleh dari vagina Farah kian memuluskan laju penisnya yang keluar masuk dengan tempo dipercepat



‘‘ahh sayaang,yang cepet lagiih sodokin kontolnya oohh’‘



Permintaan nakal Farah segera dituruti,Aji menambah lagi tempo genjotannya,membuat Farah kian membangkitkan sisi liar yang tersembunyi didalam dirinya,lenguhan manja,desahan menggoda dan racauan nikmat tak pernah terhenti diucapkan,



Payudaranya sudah membercak merah bekas cupangan disana sini, bibir dan wajahnya sudah basah oleh ludah akibat ciuman liar,serta tubuhnya yang basah oleh keringat,

‘‘ooohh,kontool,,aaaaaah’‘



Penis Aji yang melengkung tepat membentur g-spot,mempercepat laju orgasme Farah menjerit manakala kembali dilanda puncak badai kenikmatan,tubuhnya sampai melenting saking hebatnya orgasme yang dirasakan,dan tanpa sadar meneriakkan kata vulgar



kali ini Aji mencabut penisnya,membiarkan Farah untuk menikmati sepenuhnya orgasme yang didapat,lalu berbaring disampingnya



‘‘capek say.?.’‘ tanya Farah sambil terengah

‘‘enggak doong,’‘

‘‘gantian deh,biar aku yang diatas,,’’



Farah mengambi inisiatif,menempatkan tubuhnya diatas perut kencang Aji, mengangkat pinggul meraih dan mengcok penis,diarahkan ke liang vagina,menurunkan pinggul setelah dirasa posisi penis Aji tepat



‘‘ahhh,,’‘



desah wanita itu manakala penis Aji kembali bersarang, wajah cantik yang dirundun5 birahi itu kian menggoda saat senyum nakal dilemparkan,



‘‘sshhh uhhh’‘



giliran Aji yang mendesah, manakala penisnya diremas oleh dinding vagina Farah yang bergoyang ke kiri dan ke kanan,lalu kedepan dan belakang



‘‘ahh Farah sayaang,memekmu kayak memek perawan,uhh rapet banget..’‘

‘‘kontolmu yang kegedean, ahh,,’‘



goyangan Farah bertambah liar seiring waktu,kebinalan yang tersimpan sudah hampir sepenuhnya bangkit, tanpa ragu membungkuk mendaratkan ciuman di bibir Aji dengan begitu rakusnya,membenturkan payudara jumbo ke dada bidang pemuda itu





Kembali bangkit menggoyangkan pinggul ke segala arah bak biduan yang tengah bergoyang, bergerak menaik turunkan pinggul dengan cepat, kenikmatan akibat gesekan dinidng vagina di penis membuat Aji juga cukup kerepotan dibuatnya



‘‘ahhh,,anjing,,pinter banget lu goyangnya aahh’‘



tak ragu lagi pemuda itu men5umpat dihadapan Farah, bukan tanpa sengaja kata vulgar itu diucapkan, ia yakin wanita yang bergoyang liar di atas tubuhnya ini belum membangkitkan seluruh keliarannya.



‘‘ahh,,sayaang mulutnya direm dikit ahh,,sshh,uhh,engak boleh ngomong jorok gituhh’‘

‘‘habis elu goyangnya mantep banget siih,,auhh, kelepasan deh tuh’‘



Respon yang diperlihatkan cukup positif, tak marah, tapi juga tak sepenuhnya suka,wanita ayu ini terus saja bergoyang, beberapa saat kemudian goyangannya terhenti,bukan karena jengkel tetapi sedikit merubah posisi



Tangannya yang semula bertumpu di dada Aji kini dialihkan kebelakang, bertumpu di kedua paha, posisi badan yang tadinya agak membungkuk kini tegak sedikit condong kebelakang, Farah lalu menggerakkan pinggul naik turun,



‘‘enak kan yaang,,ahh,,’‘

‘‘enak banget njing, ahh iyaah,,gituu,,’‘



Aji bisa melihat secara gamblang bagaimana payudara kegedean Farah berguncang seiring gerakan naik turun yang dilakukannya,bagaimana batang penisnya tertelan masuk ke dalam liang kenikmatan yang begitu sempit milik Farah,



Melihat guncangan payudara yang menggiurkan itu,tangan Aji tak bisa hanya diam, diremasnya dua buah dada yang bergoyang,memijit dan membelai puting susunya berulangkali





Dua bagian sensitif yang dirangsang bersamaan, membuat Farah kian tak terkontrol,dinding vaginanya yang mulai kembali berkontraksi sebagai pertanda akan mendapat puncak kenikmatan dan itu disadari oleh lawan mainnya disaat itulah sebuah celah tercipta.





Remasan di payudara dihentikan, Aji beralih fokus menggerakkan pinggulnya naik turn berlawanan dengan gerakan Farah, men5hujamkan batang penisnya sedalam dan sekuat mungkin.



,’’ohh,,aaahh,,aaahh’‘desahan Farah kini,lebih terdengar seperti jeritan,

‘‘ohh,,kontolmu mentok yaang,,ahh,aku enggak kuaat’‘



Aji mendadak menghentikan gerakannya,pinggul Farah yang naik terlalu tinggi berakibat penis yang menghujam tercabut paksa, al6asil, orgasme sudah didepan mata, tak bisa diraihnya,



‘‘ihh kok malah mandeeg, ?,’’



Farah melayangkan protes, saat hendak meraih penis Aji berniat kembali memasukkannya ke dalam vagina,Aji keburu menggenggam batang penisnya,penetrasi ulang pun urung dilakukan



‘‘masukin lagi dong sayaang, kok malah dipegangin, enggak kuat yah ?’‘

‘‘bikin elu klimaks berapa kali aja gua bisa,hehe,,’‘

‘‘ya udah,masukin lagi doong.’‘

‘‘masukin apanya,,?,’’

‘‘ihh,,kontolnyaaahh,’‘

‘‘masukin kemana..?’‘

‘‘ke memek aku doon5,,’‘



Kehilangan momen orgasme yang sudah didepan mata sedikit membuat Farah kecewa, perkataan pemuda ini barusan kelihatan betul kalau dia sengaja melakukan hal itu, entah apa tujuannya, padahal Farah merasa sudah memberi semua yang ia bisa, bahkan memohon dengan begitu nakalnya.





Sedetik berselang Farah menyadari,baru kali ini dia bisa meraih orgasme lebih dari sekali dalam waktu dan jeda yang singkat, ditangan suaminya, mendapat dua kali orgasme baru ia rasakan saat sembuh dari flu misterius yang dialami.





Kejantanan Aji diakuinya melebihi sang suami,baru tersadar jika saat ini justru dialah yang dipuaskan,bukan sebaliknya seperti niat awal saat memasrahkan tubuhnya digagahi pemuda itu, lebih pasrah mungkin bisa jadi jalan keluar, terserah tubuhnya diperlakukan kasar atau lembut Farah tak akan keberatan menerima, terlebi6 birahinya yang semakin tak terkendali menuntut lebi6





Aji mengendurkan genggaman di penisnya,Farahpun cepat mengambil alih, mengocoknya pelan, tanpa ijin si empunya memasukkan penis yang masih berselimut lendir dari liang vaginanya ke dalam mulut, melakukan kuluman dan jilatan liar,



‘‘sshh uhh,,’‘ Aji mendesah lirih



Tak membuang waktu,beberapa saat melakukan blowjob Farah kembali ke posisi awal di atas pinggul Aji,mengarahkan dan memasukkan penis melengkung itu ke liang vaginanya .Tak dinyana Aji merespon, dia bangkit memeluk tubuh Farah,mencupang bergantian puting susu kiri dan kanan, lalu berciuman



Farah kembali dilanda nikmat yang luar biasa, tubuh bermandikan peluh sama sekali tak dipedulikan,



‘‘ohh,faraah,,memek lu rapet banget sih,uhh,enak banget anjing’‘



Farah mulai maklum dengan umpatan kasar yang dilayangkan Aji, bukan hanya sekali dua kali dia mendengar pemuda itu mengumpat kasar, ketika di sekolahpun Farah bahkan sering mendapati Aji berani mengumpat saat diomeli,sudah pembawaannya begitu, agak sulit kayaknya untuk dirubah,





Mengimbangi omongan kasar Aji agaknya bisa menbuatnya lebih bersemangat,akan tetapi Farah belum bisa menghapus statusnya dan Aji sebagai guru dan murid,berkata kasar justru akan menghancurkan martabatnya.





Akan tetapi,dikusai oleh birahi membuat pikiran Farah tak sejernih biasanya,terlebih badai kenikmatan akan kembali melanda,dalam waktu singkat ia memutuskan untuk acuh dengan status dan martabat, melakukan hubungan intim terlarang dengan lelaki lain saja sudah otomatis menghancurkan martabatnya, buat apa lagi dipikirkan, yang penting saat ini adalah kepuasan antara dia dan muridnya ini



Aji kembali merebahkan diri,menghentakkan kuat-kuat pinggulnya berulang kali, membenturkan ujung penisnya ke ujung rahim Farah hingga membuat sang wanita melolong hebat saat orgasme diraih.



‘‘anjiiiing,,oohhh aku,ahhhhhh’‘



Tubuh Farah bergetar, menumpahkan cairan orgasme yang melambung jauh, lalu ambruk dipelukan muridnya.



Senyum tersungging di bibir si lelaki,ulahnya berhasil membuat Farah melepaskan seluruh kebinalan yang tersimpan,



sebelum Aji memuntahkan spermanya, persetubuhan larut malam itu belum akan berakhir,dibiarkan lagi Farah menikmati orgasmenya didalam pelukan selama beberapa menit



‘‘nungging yang,aku pingin nyodok memekmu sambil nungging nih’‘



Permintaan yang lebih terdengar seperti perintah itu tanpa beban dituruti Farah, memposisikan tubuhnya bak hewan berkaki empat, memundurkan sedikit bokongnya agar vagina lebih terekspose dan memudahkan penetrasi,



‘‘ayok sayang,memekku udah siap lagi nih,,’‘



Farah menggoda pejantannya,namun Aji tak keburu nafsu, ia lebih memilih menggesekkan penisnya di bibir vagina Farah



‘‘jangan digesekin muluuu,, masukin kontolnya,’‘

‘‘sabar doong, buru-buru amat,belum puas tiga kali nyembur..?,’’

‘‘enggak tahu nih,memek aku kok kayaknya enggak puas-puas disodokin kontol kamu’‘



Farah yang sudah menggoda dengan mengucapkan kata vulgar tak jua membuat Aji melakukan penetrasi, emosinya tersulut



‘‘aah,bangsat kelamaan, siniin deh kontolmu,aku masukin sendiri’‘



Tangan Farah bergerak kebelakang menggenggam penis Aji lalu,menuntun penis di genggaman ke liang peranakannya yang mudah saja masuk berbekal sisa cairan orgasme,tanpa menunggu lama menggerakkan pinggul kedepan dan kebelakang.





melihat bagaimana wanita yang dahulu bersikap dingin bahkan cenderung galak padanya kini bertekuk lutut dan pasrah, adalah hal tak terduga bagi Aji,tak sia-sia dia mencoba mengorbankan nyawa,meski faktor keberuntungan juga berpihak padanya kala itu,kalau saja suami Farah kembali dan militer tak menemukannya,keadaan pasti akan jauh berbeda.tinggal kini bagaimana memanfaatkan kepasrahan Farah dan makin membuatnya jatuh kedalam pelukan,





Tak tega melihat Farah yang berusaha sendiri menjemput kenikmatan,Aji memutuskan untuk membantu, meski sudah pasrah ia tetap ingin Farah mendapat kepuasan darinya,dengan penuh tenaga, Aji menghentakkan pingul,menyodokkan penis melengkung miliknya ke liang kenikmatan Farah bertubi-tubi.



pantat sekal Farah yang berguncang diterkam dan diremas,sesekali dengan gemasnya diteplak cukup keras,



‘‘auuhh,,sakiiit’‘ ,jerit Farah

‘‘bokong elu bikin gemes juga.hehe..’‘



tak cuma bokong,payudara yang turut bergoyang pun membuatnya tak tahan untuk meremasi,dibungkukkan badan meraih dua buah dada Farah menjadikannya sebagai pegangan sembari terus menggejot



‘‘udah berapa kali yang kamu klimaks,,?,’’

‘‘ahh,,tau deh,lupah,ohh,’‘

‘‘kontolku enak kan,? buktinya kamu sampe banjir gini.’‘

‘‘he,ehh.. ahh,, sampe mentok nih,’‘



Aji membisikkan kata-kata nakal di telinga Farah, ingin membandingkan keperkasaannya dengan suami gurunya ini, tapi suasananya tak tepat,ketimbang seperti itu ia memilih lebih mengeksplore kebinalan Farah



Sodokan penis bertenaga yang dilayangkan berulangkali sukses membuat Farah kelabakan bukan main,



‘‘ahhh,,njiing, ohh sayaang,,memekku bisa melar nih,disodokin kontolmu,,ohh’‘

‘‘hehe,,yang penting kan enak, iya enggak’‘

‘‘iyahh,,ahh,bangsat mau nymebur lagihh,ohh genjot yang kenceng,sayaang ahh’‘





Farah sudah benar-benar lepas kontrol akibat birahi yang menjadi-jadi, memohon sembari mengumpat vulgar berharap pejantannya itu akan menyetubuhi lebih bertenaga,Aji pun terpecut untuk mengabulkan permohonan wanitanya,mencengkram pantat Farah di5unakan sebagai tumpuan dan menggenjot kencang





‘‘nih,makan kontol gua,,’‘

‘‘ooh,,enaaak bangeett,,kontolnyaaah,,uoohh.fuuck’‘

‘‘shh,,mmhh,, bu Farah galak juga yah kalo ngentot,kirain galaknya pas ngajar doang,’’



tak tahu kenapa Aji tiba-tiba kembali memanggilnya -bu-,dan mengungkit saat di sekolah, apakah sengaja atau tidak, Farah sudah tak mempersoalkan hal itu lagi,toh hanya panggilan, baginya saat ini saling memuaskan satu sama lain lebih urgent



‘‘ohh,emang gini kok kalo lagi ngentot,kamu aja yang baru tahu’‘

‘‘hehe, enggak nyangka loh gua bisa ngentotin memek bu Farah,,’‘

‘‘aku juga,,ohh enggak nyangka kok bisa-bisanya mau dikontolin murid sendiri,,ohh yess..aaah,,anjing nyampee,,ahhaaahh’‘



berapa kali sudah Farah mencapai klimaks ditangan pemuda bandel itu,setelah menikmati orgasme tubuhnya ditarik diminta untuk berdiri membelakangi Aji, tanpa diminta lebih jauh pun ia sudah mengerti, mengungging bertumpu pada dinding kayu,





Keperkasaan pemuda ini sungguh luar biasa di mata Farah,hujaman dan sodokan penis di vaginanya selalu bertenaga menimbulkan gesekan nikmat yang tak bisa digambarkan,



Dipeluknya tubuh Farah dari belakang sembari terus menggenjot, tak jemu meremasi buah dada yang menggantung bak pepaya sekal,membisikkan kata nakal nan vulgar ditelinganya



‘‘sambil goyang bu,,uhh,,nahh gitu, enggak salah gua ngedemenin elu dari dulu, udah cantik teteknya gede,memeknya rapet lagi’‘

‘‘ahh,,dasar kamuhh’‘

‘‘dari dulu loh gua ngehayal bisa ngentotin bu guru, hehe,,’‘

‘‘akuhh yang enggak nyangka bisa dientot murid sendiri ohh,,enak, apalagi kamu,yang paling bandel sesekolahan.’‘

‘‘coba dari dulu gini bu,,main disekolahan enak pastih’‘

‘‘uhh gila kamu, masa ginian disekolahan,,’’

‘‘bayangin aja deh bu,elu habis ngajar,kita mampir dulu ke uks,ngenthu di sana..’‘

‘‘ahh enggak mungkin lah,,ohh, ke gep satpam nanti6,’’

‘‘main cepet doong ahh,cipokan bentar,tinggal angkat rok jeblosin kontol gua ke memek elu, kan gampang..’‘



‘‘mmhh,, iyah deeehh,ohh, yang penting beresin dulu nih,bikin memek ibu banjir lagih..’‘

‘‘siap-siap yah bu,,’‘

‘‘ohh,,iyaah bikin memek bu guru banjir yah sayaang ohh,,fuck’‘



keduanya saling membalas omongan penuh kata cabul dengan tanpa henti saling raba,dan cium disela genjotan penuh semangat,



setelah sekian lama membuat Farah kelabakan,Aji juga sudah merasa saatnya untuk memuntahkan sperma, dimenit-menit akhir kian dipercepat tempo genjotannya,



‘‘aku mau nyampe nih auuhh,,bangsat kenceng banget sih sodokan kamuhh,, ohh,,’’



begitu Farah mengejang,disaat hampir bersamaan pula Aji sudah tak kuat,moment dimana Farah jatuh terkulai lemas oleh orgasme yang dicapai,dimanfaatkan Aji



‘‘sepongin bu,,telen pejuh gua,,’‘



dengan tangan bergetar Farah menggapai penis Aji mengocoknya singkat lalu dimasukkan dalam mulut dikulum membabi buta,beberapa detik berselang mulutnya sudah penuh dengan sperma yang disemburkan begitu deras dan ditelan habis tanpa rasa jijik, belum cukup Farah bahkan membersihkan penis Aji dengan mulutnya



Aji masih berfikir cukup waras untuk tak memuntahkan sperma di dalam rahim Farah, keadaan masih terbilang darurat, tak ingin membebani Farah lebih jauh dengan menghamilinya,



Tanpa mengenakan busana dan hanya dibalut selimut kedua insan ini berada dalam satu ranjang,apa yang dirasakan Farah selanjunya adalah perasaan bersalah dan penyesalan telah menghianati suaminya dalam waktu sangat singkat, tanpa sadar ia meneteskan air mata





‘‘maaf bu, saya khilaf’‘ Aji bisa membaca situasi yang tengah dialami Farah,

‘‘enggak apa Aji,ibu juga khilaf kok,,’’

‘‘ya udah kalau gitu, bu Farah pasti pengen sendiri dulu,,’’

‘‘e,,enggak, justru kalau sendirian aku bakaln lebih sedih lagi, kamu bisa tidur di sisi aku kan malam ini’‘



ujar Farah menatap wajah sang pahlawan senyum mengembang di bibir lelaki itu,



‘‘jangankan malam ini, malam-seterusnya bakal aku temenin ibu kemanapun,,’’



balasnya sambil mengusap kepala Farah dengan lembut,membuat wanita ini nyaman berada disisinya



‘‘makasih ya sayaang, kamu pengertian juga ternyata’‘

lima belas menit kemudia suasana menjadi sepi,hanya serangga malam yang bersuara menemani kedua pasangan ini dalam lelapnya tidur.









beberapa hari kemudian,ditempat yang berbeda, sebuah mobil lapis baja tiba di kompleks perumahan yang kini telah kosong tanpa penghuni, kekecewaan menyambut turunnya beberapa lelaki yang dua diantaranya tak lain adalah Andra dan Pak Burhan, Andra melihat sekeliling dengan penuh kecurigaan, gerbang depan sudah rubuh seakan ditabrak sesuatu, ada bekas tapak ban menghitam di ubin jalan, dari bentuk tapak ban yang besar jelas mengindikasikan bukan kendaraan sipil biasa, dengan cepat Andra bisa menyimpulkan penuh amarah.

‘‘pasti ulah militer, mereka menculik orang-orang di sini’‘

kesimpulannya diamini oleh yang lain, dengan bukti yang ada semuanya sudah mengerucut cukup kuat

‘‘bajin5an,!!! En55ak akan kubiarkkan, mereka men5ambil istriku, ayuk buruan kayaknya masi6 belum lama, kita susul mereka—

‘‘tunggu, lebih baik kita kembali, menysusun rencana dulu, yang kita lawan adalah militer, bukan sembarangan, bertindak gegabah sama saja setor nyawa’’



Andra membenarkan hal itu,menurut saat diminta kembali, dalam Hati ia bersumpah akan menyelamatkan sang istri tercinta.
----END-----​
 
Terakhir diubah:
Komen sekali lagi akh..
Cerita nya Keren bro..Dan potensi besar dijadikan bersambung..adegan ss nya juga cakep antara Farah Dan aji, nolak2 mau..semoga klo juara bisa dilanjut ke cerbung ini cerita..
 
suwun jawilanne suhu @Julid


ijin nyimak :baca: dulu suhu @Dimetrodon
monggo hu, makasih udah mau mampir

Mulustrasinya menarik perhatian ane... Komen dulu ah baru baca. :baca:
mulus padahal cuma asal comot loh,hee

File keren bgt ceritanya..alur mengalir dgn baik..mantap..terbaik ini..

Keren bgt ini njir.. Mantap

jempol 4 buat Suhu satu ini........mantabsssss

Semoga juara
terimakasih banyak om udah sudi ngebuang waktu buat baca cerita nubi.

Diantara semua karya ini yg paling mesum & mesumnya Juara :adek:
Hasil puasa coli 3 minggu,lampiasin dah tuh ditulisan, wkwk..

Dilanjut mantap sih ini suhu..
Soalnya bagian terakhir bersambung xixi

sepertinya favorit juara nih suhu Metrodon...request suhu kali bisa nanti dijadiin cerbung pasti mantap antara Farah dan Aji.

Wah wah kayaknya ceritanya bakal dilanjutkan nih selesai LKTCP..

Asik juga klo Bnr dilanjut

Komen sekali lagi akh..
Cerita nya Keren bro..Dan potensi besar dijadikan bersambung..adegan ss nya juga cakep antara Farah Dan aji, nolak2 mau..semoga klo juara bisa dilanjut ke cerbung ini cerita..
coba deh entar , garap segini aja otak nge-lag mulu.. btw terimakasih dah mampir. :ampun: :ampun:
 
Jav Toys
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd