Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG Kenangan di Bumi Perkemahan

Status
Please reply by conversation.
Ijin buka warkop disini hu. Ayoo sambil nunggu update monggo ngopi dulu. Haahaha
 
Chapter 7 – Galau

25574022811acae20ef767a1f04cc639eb44a098.jpg

25574024b237ab26a9f33694e119ae1d76078fe4.jpg

*hanya ilustrasi

Aku kembali ke lokasi api unggun bersama Kak Friska. Sepanjang perjalanan dari toilet hingga sampai ke lokasi api unggun, kami berdua hanya saling terdiam. Saat kami sampai api unggun yang tadi membara tinggi, kini sudah mulai meredup, sepertinya tak lama lagi api itu akan padam.

Mataku tetap mencari keberadaan Riri dan Yudha pada malam itu, namun hingga api unggun padam dan acara malam itu berakhir, aku gagal menemukan keberadaan mereka berdua.

Lewat tengah malam api unggun berakhir, kami semua kembali ke tenda masing-masing untuk beristirahat pada malam itu, agar memiliki cukup tenaga untuk kembali beraktifitas esok pagi.

Saat aku sampai di tenda, ternyata Yudha sudah ada di sana. Aku menghampirinya.

“Woi Yud. Gimana?” Tanyaku langsung kepadanya.

“Gimana apanya?” Yudha malah balik bertanya kepadaku.

“Lu tadi sama Riri gimana? Jadi kan lu nembak dia?”

“Gak tau dah, gue ngantuk, mau tidur.” Jawabnya sewot.

“Ah, elah kampret lu.” Jawabku sambil menepuk bahunya. Tapi dia hanya diam dan tak membalas perkataanku. Yudha mengambil selimutnya lalu tidur memejamkan matanya.

Sepertinya dia dalam keadaan badmood, apa mungkin dia ditolak? Tanyaku kepada diriku sendiri. Aku berharap dugaanku benar.

Lantas akupun juga mengambil selimut dan berusaha mencari posisi yang nyaman untuk tidur, walapun hanya beralaskan karpet tipis di atas tanah. Saat akan memejamkan mata, aku kembali teringat dengan dosa yang aku lakukan bersama Kak Friska di toilet.

Dalam hatiku jelas-jelas aku masih menyukai Riri, tapi aku malah bercinta dengan seniorku sendiri, bahkan aku memerawaninya. Semuanya sudah terjadi, tak ada gunanya lagi penyesalanku saat ini. Aku harus bicara dengan Kak Friska, aku harus mempertanggung jawabkan perbuatanku.

***

Malam berganti pagi, entah jam berapa aku tertidur semalam, otakku dipenuhi Kak Friska dan Riri hingga aku sulit untuk tidur. Walau masih sangat ngantuk aku harus segera bangun dari tidurku, karena pagi ini kami semua akan senam pagi.

Pagi itu dengan menggunakan pakaian olahraga, kami semua berkumpul dilapangan. Cahaya mentari masih terasa hangat dan nyaman dikulitku. Dengan diiringi musik dan arahan instruktur kami semua bergerak seirama. Lumayan juga, senam pagi ini bisa sedikit mengurangi stress ku.

Selesai senam, semua peserta diberi waktu untuk mandi dan sarapan. Memang disediakan kamar mandi untuk para peserta perkemahan, tapi karena jumlahnya yang terbatas, peserta yang ingin mandi diharuskan untuk mengantri. Karena tak mau mengantri lama, aku dan teman-teman memutuskan untuk mandi di sungai saja, disamping tak perlu mengantri, mandi dengan air sungai yang sejuk cukup menyenangkan.

Ternyata banyak juga peserta dari sekolah lain yang memutuskan untuk mandi di sungai, kami memutuskan untuk berjalan sedikit ke arah hulu.

“Kyaaa” Tak lama berjalan, tiba-tiba seseorang di belakangku berteriak karena terjatuh. Reflek aku memegang tangannya dan membantunya untuk kembali berdiri.

“Kamu gpp Ri?” Deg.. deg.. jantungku berdebar keras hanya dengan memegang tangan Riri.

“Iya gpp, Ray. Makasih ya...” Jawabnya dengan tersenyum, tapi entah kenapa aku merasa ada yang berbeda dengan senyumnya saat itu.

Pada pagi hari air sungai cukup deras, kami harus extra hati-hati saat berjalan di atas bebatuan yang licin akibat ditumbuhi lumut. Tak jarang teman-temanku terpeleset saat berjalan di atas bebatuan.

Selang beberapa menit, kami menemukan tempat yang pas untuk mandi, dimana terdapat air terjun mini yang keluar dari celah dua batu besar yang jatuh ke kolam kecil di bawahnya. Tak butuh waktu lama aku langsung menanggalkan semua pakaiaan ku, hingga kini aku hanya memakai celana boxer pendek saja, temanku yang laki-lakipun semua begitu, sedangkan yang perempuan memakai baju kaos dan celana.

Byurrr..! Aku melompat menceburkan diriku ke dalam air. Ternyata air sungai dipagi hari sangat dingin hingga terasa menusuk-nusuk tulangku. Butuh beberapa menit untukku beradaptasi hingga nyaman dengan suhu air saat itu.

Kami semua bermain air dengan riangnya seperti anak kecil, ada yang saling mencipratkan air, ada yang silih berganti melompat dari atas bebatuan ke dalam air, ada yang sekedar bersantai di bawah air terjun mini. Namun, saat itu aku melihat seseorang dari kami hanya terduduk bermenung di tepi sungai, dia adalah Riri. Lantas, akupun menghampirinya.

“Ri, lu gak main ama yang lain?” Tanyaku kepada Riri.

Riri hanya diam, dia tak bereaksi atas pertanyaanku.

“Riri..!” Aku kembali menyebut namanya, kini dengan suara yang sedikit dibesarkan.

“Eh, iya Ray. Sorry, gw tadi ngelamun.” Akhirnya dia menyadari keberadaanku.

“Lu ngapain di sini? Gak main ama yang lain?” Aku kembali bertanya sambil memposisikan diriku duduk di sebelahnya.

“Hmm gak Ray, airnya dingin, gw cuma bersihin badan aja tadi.” Lagi-lagi dia menjawab dengan senyumnya yang aneh itu.

“Lu lagi ada masalah, Ri?” Tanyaku penasaran. Aku yakin ada yang berbeda dengan Riri saat itu.

“Ga, gak ada kok, Ray. Emang kenapa?”

“Soalnya gw liat hari ini lu kurang semangat, gak ceria kayak biasanya. Kalau lu punya masalah cerita ke gw Ri, kalau lu butuh bantuan bilang ke gw, gw siap bantuin lu, apapun itu.” Ucapku sambil menatap lembut ke arahnya.

“Masalah? Masalah apa? Gw gak ada masalah apa-apa kok. Mungkin gw agak kurang enak badan aja.” Jawabnya.

“Ha? Lu sakit? Mau gw antar balik ke tenda?”

“Ah, gak, gak usah Ray. Gpp kok, gw istirahat di sini aja, ntar baliknya bareng aja ama yang lain.”

“Hmm ya udah deh. Tapi, gw nemenin lu di sini ya, Ri.”

“Kalo itu, terserah lu aja, Ray.”

Aku yakin Riri saat itu berbohong kepada ku, dia tak hanya sekedar kurang enak badan, pasti terjadi sesuatu kepadanya. Tapi, aku tak mau memaksa Riri bercerita jika dia tak ingin. Sebisa mungkin aku akan menghiburnya, dan tak membiarkan dia sendirian, hanya itu yang bisa ku lakukan saat ini.

Saat aku duduk berdua dengan Riri di tepian sungai, aku sempat melihat sepasang mata menatap tajam ke arahku. Aku menyadari tatapan Kak Friska saat itu, namun aku pura-pura tidak tau dan mengabaikannya. Aku ingin berbicara dengannya perihal kejadian semalam, namun aku masih belum memiliki kesempatan untuk berbicara empat mata dengannya.

Setelah semuanya puas mandi di sungai, kami berkemas dan kembali ke tenda untuk sarapan. Kami kembali berjalan menyisir sungai, tapi tiba-tiba Kak Friska menepuk pundakku dan berbisik kepadaku.

“Ray, tunggu bentar, ada yang mau gw bicarain sama lu.” Bisiknya kepadaku.

Lantas aku memperlambat langkahku, dan membiarkan yang lain jauh mendahuluiku bersama Kak Friska. Kebetulan aku juga punya segudang pertanyaan untuk Kak Friska.

“Kak…” Ucapku.

“Tunggu, gw tau lu bingung sama sikap gw semalam, gw tau lu punya banyak pertanyaan, sekarang gw mau jelasin semuanya sama lu, Ray.”

“Kak, aku minta maaf.” Aku tertunduk, tak berani menatapnya.

“Maaf buat apa? Lu gak perlu merasa bersalah, Ray. Gw gak nyesel atas semua yang terjadi semalam, kita ngelakuinnya atas suka sama suka tanpa ada paksaan. Jadi, lu gak usah merasa bersalah.” Jawab Kak Friska dengan tegas.

“Tapi, kak—“

“Ray, gw suka sama lu, gw sayang sama lu.” Kak Friska menyerobot kalimatku dengan pernyataannya yang mengejutkanku.

“Gw ngelakuinnya karena gw mau lu jadi milik gw, Ray. Gw bakal ngasih semua yang lu mau.” Lanjutnya.

Aku terdiam, aku tak tau harus menjawab apa, semua ini sangat sulit bagiku. Aku tak memiliki perasaan apa-apa padanya, tapi disisi lain aku sudah menyetubuhinya karena tenggelam dalam nafsuku.

“Kak, maaf, tapi saat ini aku tak tau harus bagaimana…”

“Apa karena Riri?” Tanyanya.

Deg… aku kembali terdiam, kali ini aku tak menjawab pertanyaannya itu.

PLAK!!

Tiba-tiba sebuah tamparan keras mendarat di pipiku, Kak Friska menangis, lalu berlari meninggalkanku. Aku pantas mendapatkan ini, pikirku.
 
Tim friska en tim riri, satuin aja hu...
Biar dpt so dpt sini..
 
Bocah ******.. nyari itu yg susunya gede.. kenapa masih mikirjn riri yg kecil..
 
Semakin menarik alur ceritanya hu..
Thanks updatenya
Lanjutkan suhu
 
Tamparan kerasnya dibalas dgn si Otong yg SDH mulai berdiri lagi:p
 
Bimabet
selesai maraton uahahahha sempatt saya kira ngendet di tengah jalan dan tradenya ilang (maaf ya suhu)

duh cinta segi empat yang bisa ngerembes kemana aja
btw karakter yhuda bisa di jadikan bencana tuk NTRkan si riri nih
ato karakter friksa yang deluan ngambil perjaka Ryan bisa jadi musuh dalam selimut Riri dan menjebaknya tuk di perkosa
*abaikan aja suhu ide gila saya soalnya cerita udah bagus banget dan natural banget ;);) pokoknya:mantap::mantap:
 
Status
Please reply by conversation.
Jav Toys
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd