Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

FANTASY Kumpulan Kisah Perbudakan

wopca

Suka Semprot
Daftar
11 May 2021
Post
5
Like diterima
13
Bimabet
maaf newbie mau coba buat cerita
semoga suka
menerima kritik dan saran

daftar isi :
-Keseharian Budak Tambang nomor 216 : page 1
-Menjadi Budak Pemulung : page 1

--------------------------------------------------------------------




Keseharian Budak Tambang nomor 216


“Bugh” sebuah tendangan kasar memaksaku untuk bangun. Suara gemerincing rantai dan pemandangan barisan gadis-gadis bermuka muram dengan pakaian karung goni bekas yang menenteng peralatan tambang berjalan menuju tempat mereka bekerja memulai hariku pagi ini,seperti biasa.

aku bergegas bangun sebelum terkena cambuk, namun rasa berat dari belenggu besi yang mereka pasang di leherku agak membuatku kesulitan. Dan lagi kakiku kembali terasa perih karena lecet akibat tergesek belenggu di kaki ketika berjalan,luka yang tak pernah sembuh karena terus tergesek setiap hari.

ugh,kapan aku akan terbiasa,bahkan aku masih merasakan gatal dari karung goni bekas yang kugunakan sebagai pakaian. Segera kuambil belencong milikku dan bergabung ke dalam barisan para tawanan menuju tambang.

Namaku… entahlah, aku sudah lupa, disini aku hanya dipanggil sebagai 216 ,kalau kalian masih belum paham dari ceritaku diatas, aku adalah seorang budak tambang. Aku bekerja menambang batu bara di sebuah tambang yang tersembunyi di sebuah kota kecil,tanpa bayaran selama 18 jam sehari,dengan kaki yang dirantai dan sebuah collar besi sebagai penanda kalau aku adalah budak milik tuanku.

Aku sudah lupa berapa lama aku menjadi budak,sulit menghitung waktu jika kamu harus fokus bekerja setiap hari tanpa henti. Aku harus bekerja sekeras mungkin untuk memenuhi kuota harian jika tidak ingin tidur dalam keadaan kelaparan. Jika kuota terpenuhi pun yang kudapat hanya semangkuk kecil bubur dingin yang sedikit basi dan berlendir yang baunya saja sudah membuat mual,namun pilihannya hanya makan atau kelaparan. Kelaparan akan membuat lemas dan semakin sulit untuk memenuhi kuota, belum lagi ancaman cambuk dan siksaan berat jika gagal memenuhi kuota, jadi mau tak mau aku terpaksa menelan bubur yang menjijikkan itu setiap hari, beruntung jika ketika bekerja aku menemukan serangga, cacing, atau makhluk kecil lainnya. Anggap saja cemilan tambahan untuk menambah tenaga.

TRANG!!!TRANG!!!TRANG!!!TRANG!!!

Entah sudah berapa jam aku bekerja hari ini, sudah ratusan atau mungkin ribuan kali kuayunkan belencong ini menghantam batu bara di dalam gua ini. Keringat bercucuran membasahi tubuhku dan seluruh otot terasa sakit karna bekerja tanpa istirahat, tapi cambukan para penjaga jauh lebih sakit daripada sakit otot yang aku rasakan sehingga aku paksakan untuk terus mengayun sekuat tenaga. Tapi tetap saja cambuk2 itu mendarat di punggung, pantat,dan pahaku sebagai pengingat atas statusku atau sekedar keisengan penjaga-penjaga tersebut.

Setelah berjam-jam kemudian, akhirnya aku berhasil memenuhi kereta batu bara milikku, artinya aku telah memenuhi kuota hari ini, segera kudorong kereta ini menuju tempat pengangkutan sekaligus tempat mereka membagikan makanan. Bersusah payah aku mendorong kereta yang beratnya berkali-kali berat tubuhku, aku harus cepat karna jika aku sampai di tempat pengangkutan setelah peluit berbunyi, aku akan dianggap tidak memenuhi kuota yang artinya tidak mendapat jatah makanan dan siksaan yang sangat amat berat dan menyakitkan. Belenggu di kakiku seakan berkompromi dengan para penjaga untuk lebih menyiksaku, gesekan mereka di luka-luka bekas gesekan sebelumnya yang belum kering(dan mungkin tidak akan pernah) terasa sangat perih dan membuatku kesulitan untuk berjalan mendorong, belum lagi jalur yang kutempuh mendaki menambah penderitaanku saat ini.

PRIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIT!!!! Bunyi peluit terdengar nyaring di seantero tambang, beruntung aku telah berhasil sampai di tempat pengangkutan tepat waktu, segera kuambil mangkukku dan bergegas menuju post pembagian ransum. “Hei,aku melihatmu nyaris terlambat tadi, kamu memang berhasil tapi tetap saja harus dihukum karna lamban” kata penjaga yang bertugas membagikan bubur untuk para budak. Glek,aku menelan ludah,menerka-nerka hukuman seperti apa yang akan diberikan padaku kali ini.

Penjaga tersebut lalu maju, dan mendorongku hingga terjatuh. Dia lalu membalikkan mangkuk makananku sehingga bubur dingin yang ada didalamnya tumpah ke lantai. “sekarang,kamu makan buburmu itu, tapi dilarang menggunakan tangan,makanlah seperti anjing budak, jilat bubur itu langsung!” perintahnya.

“oh iya, bagaimanapun juga kamu berhasil disaat-saat terakhir ya, kamu berhak atas hadiah juga budak” tambahnya sambil menginjakkan sepatunya ke bubur makananku lalu “cuih” dia juga meludahi bubur itu.

“sekarang,makan!!”perintahnya sambil mencambukku yg masih terduduk dilantai.

Aku merangkak,menunduk dan mendekatkan mulutku ke bubur itu,ugh,baunya langsung masuk ke hidungku dan membuatku mual. Perlahan kubuka mulutku dan mulai menjilati bubur tersebut di lantai. “ayo makan yang cepat!!” bentak si penjaga sambil menginjak kepalaku dan membuatku semakin kesulitan untuk memakan bubur kotor itu. Kupaksakan tenggorokanku menelan bubur yang rasanya semakin lama semakin menjijikkan itu, mulutku terus berusaha mengambil suap demi suap sambil kepalaku masih terus diinjak. Berkali-kali aku nyaris muntah karena rasa bubur tersebut namun kutahan karena aku tau kalau aku sampai muntah siksaanku akan bertambah berat. Sulit sekali makan dengan keadaan seperti ini, aku tidak bisa langsung menelan dengan cepat seperti biasanya dan terpaksa menelan sedikit demi sedikit dan membuat perutku makin mual karenanya.

Akhirnya aku hampir menghabiskan bubur itu, kujilati lantai untuk membersihkan sisa-sisa bubur tersebut sampai benar-benar tidak ada bubur lagi, penjaga tersebut akhirnya melepaskan injakannya dr kepalaku. “bagus budak,pelajaran agar lain kali kamu bekerja lebih cepat, sekarang cium sepatuku lalu kembali ke sel” kata penjaga tersebut sambil kembali menendangku. Aku segera bangun, mencium sepatunya lalu aku bergegas berjalan menuju sel tempat kami tidur.

Aku duduk di tempatku di dalam sel, seorang penjaga memasng rantai di kalung besiku agar aku tidah bisa kemana-mana saat waktu tidur, aku duduk dan berusaha untuk tidur sesegera mungkin, mengacuhkan bau sel yang pesing dan bau karena keadaan yg memaksa para budak untuk buang air sembarangan. dari kejauhan juga terdengar suara-suara teriakan teman-temanku yang disiksa karena gagal memenuhi kuota harian mereka, entah apa saja yang saat ini dilakukan para penjaga untuk membuat mereka jera. Aku masih beruntung malam ini karena berhasil memenuhi kuotaku.

dan aku harus segera tertidur, karena hanya saat tidur,saat aku menghibur diriku dengan membayangkan kehidupan indahku sebelum diculik dan dipaksa menjadi budak dan berharap kembali kesana, sampai para penjaga membangunkan kami dan kembali bekerja menambang seharian, demi semangkuk bubur basi.

tamat?mungkin
 
Terakhir diubah:
bukan sambungan cerita sebelumnya, hanya saja aku lebih suka bikin cerita yang sekali tamat, tapi juga pengen cerita-ceritaku dikumpulkan dalam 1 thread agar bisa dibaca semua, karena semua ceritaku temanya akan sama, tentang perbudakan

semoga tidak melanggar peraturan

jadi ini cerita perbudakan kedua yang aku tulis, semoga suka
menerima kritik dan saran, serta kalau ada ide dan masukan akan sangat aku pertimbangkan untuk cerita selanjutnya


-----------------------------------------

- Menjadi Budak Pemulung-

Menyesal, itu yang saat ini aku rasakan. duduk sendirian di depan sebuah toko yang tutup di sebuah pasar kecil entah dimana, ditambah hujan yang turun membuat suhu semakin dingin. Semua barangku hilang dicuri seseorang saat aku tertidur di bus yang membawaku, hp, dompet, tas berisi baju, semuanya. Aku malah diturunkan begitu saja oleh petugas bus, dan entah saat ini aku di kota apa. tidak terlihat seorangpun karena sudah malam, mungkin sudah menjelang subuh, aku tidak bisa melihat jam karena hpku yang hilang. bahkan sandalku juga tertinggal di bus sehingga aku saat ini terpaksa bertelanjang kaki, jijik rasanya saat harus menginjak tanah pasar yang becek dan berlumpur. belum baunya yang tidak mengenakkan, belakangan kuketahui di belakang pasar ini ada tempat pembuangan sampah yang lumayan luas. aku ingin segera pergi karena tidak tahan dengan baunya, tapi hujan yang semakin deras membuatku cuma bisa menunggu di emperan salah satu toko di pasar ini.

Semua ini bermula saat aku bertengkar hebat dengan kedua orang tuaku, aku ingin melanjutkan kuliah di jurusan seni di kota lain tetapi orang tuaku ingin aku melanjutkan ke jurusan kedokteran di universitas ternama di kota kami. aku marah karna aku tidak ingin diatur lagi, aku sudah dewasa, bulan lalu aku sudah berumur 18 tahun, seharusnya aku sudah punya kebebasan untuk menentukan masa depanku sendiri. Aku memutuskan untuk kabur dari rumah diam-diam, dan disinilah aku saat ini. Ternyata aku memang belum siap untuk bebas, baru beberapa jam sejak kabur aku sudah tidak tau harus berbuat apa, aku sudah terlalu terbiasa semua disediakan oleh orang tuaku dan disiapkan oleh art.

Aku masih duduk menunggu di depan emperan toko. Hujan mulai reda, namun hari masih gelap, aku juga belum tau mau kemana, dan lagi belum terlihat ada orang satupun terlihat sehingga aku juga tidak tau mau bertanya kemana. tapi tidak berapa lama dari kejauhan kulihat ada seseorang yg berjalan mendekat, perawakannya seperti seorang bapak tua, dia menggendong sebuah keranjang bambu, kelihatannya seorang pemulung, mungkin dia bekerja di belakang pasar ini. kuberanikan diri menghampirinya.

"malam pak, namaku Natya, aku tersesat, semua barangku juga dicuri. boleh tau
kantor polisi dekat sini dimana?" tanyaku kepada bapak itu, aku rasa segera ke kantor polisi adalah keputusan paling tepat saat ini.

bapak itu melihatku, tersenyum, wajahnya tampak ramah, mungkin dia bukan orang jahat. tapi penampilannya yang lusuh, badannya yang bau sampah, dan wajahnya yang kurang enak dilihat, sejujurnya membuatku agak jijik, aku sebenarnya tidak biasa berinteraksi dengan orang-orang kalangan bawah apalagi pemulung seperti bapak ini, tapi saat ini keadaan yang memaksaku sehingga aku harus baik, setidaknya sampai aku mencapai kantor polisi.

"malam nak natya, saya joko" kata bapak pemulung,
"ini masih jam 1 subuh, kamu kalau mau bisa istirahat dulu di gubuk bapak sampai pagi, nanti pagi, bapak minta anak bapak antar kamu ke kantor polisi." lanjutnya.

"eh, tidak usah pak, nanti merepotkan, lagipula kantor polisi buka 24 jam, tolong tunjukkan arah saja biar aku pergi sendiri." kataku berusaha menolak, aku pasti tidak sanggup untuk istirahat di gubuk kumuh bapak ini, pasti sangat menjijikkan pikirku.

"gapapa, gapapa, kantor polisinya jauh kalau jalan kaki, apalagi jam segini berbahaya kalau gadis manis kaya kamu jalan sendirian." pak joko berusaha meyakinkanku untuk ikut dengannya, dia masih tersenyum, lalu tangannya bergerak, dan menepuk pundakku, dan tiba-tiba saja, semuanya mendadak gelap.

Aku kehilangan kesadaran begitu saja, itu saja yang aku bisa ingat, mungkin apa yang dilakukan pak joko itu yang disebut hipnotis, aku selama ini cuma lihat di berita, ternyata aku mengalaminya sendiri saat ini.

Kesadaranku mulai pulih, tapi mataku masih sangat berat untuk kubuka, seluruh badanku terasa sakit dan pegal serta letih, tapi sesuatu mulai terasa ditubuhku, serat-serat kasar yang terasa sangat gatal terasa di badanku, juga suhu yang gerah dan panas, juga bau berbagai sampah yang menusuk hidung. rasa sakit di mulut dan selangkanganku, apa aku diperkosa?, kupaksakan untuk membuka mataku, aku melihat sekitarku. kusadari aku ada di dalam sebuah kandang di dalam gubuk yang kumuh.

Kucoba untuk bangun, sedikit gerakan membuat tubuhku makin gatal, kulihat badanku sendiri, aku mengenakan sweater turtleneck rajut buluk yang kebesaran hingga hampir menutup lututku, serat woolnya sudah sangat kasar rasanya sangat gatal dikulit. kucoba melepas tapi sebuah lempengan besi seperti belenggu melilit pinggangku, digembok, sehingga aku tidak bisa melepaskan sweater gatal ini. bagian leherku, dibalik lipatan turtlenecknya juga ada sebuah besi belenggu yang menekan bahan wool ini menempel ke leherku.

Aku hendak berteriak saat melihat apa yg ada di balik sweater ini, aku tidak mengenakan apa-apa dibalik pakaian gatal ini, dan disana kulihat vaginaku telah dijahit dan sedikit bengkak, dan aku merasakan ada benda asing yang mengganjal di dalamnya, karena itu rasanya perih dan sakit sedari tadi, tapi aku juga tidak bisa berteriak, karena kedua bibirku juga telah dijahit. aku yang sedari tadi menangis karna keadaanku yang sangat menyedihkan semakin panik, kucoba mencari pintu kandang ini namun pintunya juga tergembok. aku tetap berusaha untuk memaksa agar pintunya dapat secara ajaib terbuka, namun semua sia-sia.

pintu gubuk tiba-tiba terbuka, pak joko masuk lalu menghampiri kandang yang mengurungku, dia tersenyum, senyumnya masih terlihat ramah, namun kali ini auranya sangat menakutkan. aku semakin panik melihatnya.dia berusaha menggapaiku, aku berusaha menghindar namun kandang ini sangat kecil sehingga aku langsung terpojok. pak Joko lalu menjambak rambutku dan menarik wajahku mendekati dirinya, lalu "cuiih" dia meludahi wajahku. ludahnya yang kental dan sangat bau, terasa sangat menjijikkan, aku reflek menyekanya dari wajahku, tapi sekali lagi ,"hoeek, cuiiih" pak joko kembali meludahi wajahku, kali ini dengan dahak dan makin terasa menjijikkan.

"awas kalo lu hapus ludah gw, gw siksa lu sampe nyesel" pak joko langsung mengancamku saat melihat aku hendak menyeka wajahku lagi dari wajahku. aku berusaha menahan rasa jijikku, masih sambil menangis ketakutan.

pak joko lalu berjalan dan duduk dipinggir tempat tidur di ruangan itu, sambil memandangiku yang masih panik dan menangis. "gw tau lu anak orang kaya, badan lu kebagusan dan terawat, jadi gw ga akan langsung main kasar buat ngelatih lu, kita mulai pelan-pelan." katanya sambil menyalakan sebatang rokok. "iya, ngelatih, lu ga salah dengar, lu bakal gw latih jadi budak yang patuh dan penurut, lu juga bakal bekerja jadi pemulung seperti budak-budak gw yang lain, gw udah tua dan ga kuat buat mulung sendiri, jadi gw melihara beberapa budak buat bantuin kerjaan gw. gw jg jadi bisa dapat penghasilan lebih gede daripada mulung sendirian, lagipula ngeliat cewe-cewe kaya kalian menderita dan memungut sampah entah kenapa jadi pemandangan yang indah buat gw, hehehe." pak joko tertawa sambil melanjutkan ceritanya.

aku bergidik ngeri mendengar ceritanya, tidak mungkin aku sanggup jadi pemulung, memegang sampah saja aku sangat jijik. apalagi sampah basah dan milik orang lain, aku pasti muntah-muntah jika dipaksa menyentuhnya. dan apa yang dia bilang tadi? budak? bukankah sudah tidak ada perbudakan di dunia ini? bagaimana mungkin dia melatihku menjadi budak? aku semakin panik membayangkan apa yang akan kualami, dari buku-buku dan film serta internet yang pernah kupelajari, budak itu orang yang dipaksa bekerja tanpa bayaran dan dimiliki oleh orang lain, biasanya mereka disiksa agar patuh pada tuannya, aku jelas tidak mau menjadi budak orang ini.

"takut ya? heh he heh he" pak joko seperti tau apa yang kupikirkan dan tertawa. "makanya gw bilang, gw bakal latih lu biar patuh, makin cepat lu paham posisi lu, makin pendek latihan lu buat jadi budak."

"lu lupain dah gimana kehidupan lu sebelum ini, gw pastiin lu ga akan pernah bisa balik lagi, siapa nama lu tadi? gw lupa, gw ga peduli jg sih, mulai sekarang lu gw panggil babi nomer 12, inget itu baik-baik karna itu nama lu mulai saat ini. lu mau tau kenapa nomer 12? karna selain lu gw udah ngelatih 11 babi lain, walau yg kerja sama gw sekarang cuma sisa 4, sisanya mati karna gw siksa, yah ada 2 lagi yg sebenarnya masih hidup tapi udah cacat dan ga bisa jalan, jadi gw rantai aja di tengah tempat pembuangan, biar bisa dipake sama siapapun yg butuh."

wajahku memucat mendengarnya, aku semakin takut, orang ini dengan santainya menceritakan penyiksaan terhadap manusia lain hingga meninggal, sambil tertawa, entah apa yang akan dia lakukan padaku agar aku patuh.

"gw sengaja jahit mulut lu, itu salah satu bentuk latihan gw, lu bakal gw bikin kelaparan sampe lu memohon buat makanan dan mau makan apapun yg gw kasi, dan jangan harap gw bakal kasi lu makanan manusia, bahkan makanan orang miskin pun ga pantes buat budak kaya lu, lupakan ayam, daging, nasi, roti, dan makanan lain yang biasa lu makan selama ini, lu harus mulai biasain diri lu buat makan sampah dan makanan sisa yg gw kasi, nasi basi, roti apek berjamur, sayuran dan lauk basi yg udah bercampur di plastik sampah, kecoa, cacing, dan serangga lainnya, bahkan kalo lu macem-macem gw ga akan segan ngehukum lu dengan maksa lu makan tai gw, atau tai babi lainnya. yaah, lu gw pastiin bakal diare parah sih beberapa hari pertama karna makanan lu, hehehehe"

"blurghh", aku langsung muntah mendengar penjelasan pak joko soal apa yang akan jadi makananku, cairan itu tertahan oleh bibirku yang dijahit, namun sebagian muncrat dan mengalir dari sela-sela lubang jahitan.

pak joko makin terkekeh melihatku muntah, dia lalu melanjutkan ceritanya.
"trus soal baju lu, tadinya gw ga pernah kasi budak gw baju, cuma rante aja di leher mereka sebagai tanda kalo mereka budak, tapi gw izinin mereka make baju apapun yg mereka pungut di tempat sampah, atau mau telanjang juga boleh. tapi suatu hari ada yang mungut sweater, dipake lah ama dia, ternyata gatel dan ga nyaman, jadi dibuang lagi ama dia, gw liat gw tanya kenapa dibuang, dia jawab karna rasanya gatel bgt, pas gw pegang ternyata emang, trus gw kepikiran, namanya budak ga boleh enak kan ya? sejak itu gw cari dah ke pasar-pasar bekas orang yang punya sweater bekas yg ga bisa dijual karna gatel, gw jadiin seragam buat budak-budak gw biar mereka selalu ngerasa gatel dan ga nyaman biar sadar diri posisinya sebagai budak. belom lagi sweater kan panas dan gerah, bikin kalian keringetan dan tambah menggoda, bau badan kalian juga jadi makin keluar, hehehehehe."

aku yang sedari tadi hampir lupa akan rasa gatal disekujur badanku karena panik, kembali merasakan serat-serat kasar yang tidak nyaman terus menusuk kulitku dan menyebabkan gatal hebat yang kurasakan. sedikit gerakan saja cukup untuk membuat rasa gatalnya makin menjadi, belum lagi collar besi di leherku yang menekan kain wool ini ke kulit leherku yang sensitif.

pak joko menghisap rokoknya dan melanjutkan ceritanya sambil terus menatapku,
"terakhir memek lu jg gw jahit, kalo itu buat ngelindungin lu, dari pada lu diperkosa bajingan-bajingan disini, belom waktunya, jadi lu tenang aja, selama masih ada jahitan itu lu ga akan bisa diperkosa, walo kalo lu kencing bakal belepotan dan beleber sih, tapi gapapa, lu ngompol di sweater lu biar makin bau juga, hehehe
tapi kan ada ya orang yang malah pengen diperkosa, jadi gw karna ga tau gw kasi lu hadiah sementara, siapa tau lu kepengen kan?" katanya sambil mengeluarkan sebuah benda seperti remote kecil dan memencet tombolnya.

"bzzzzt" sesuatu langsung menyala dan bergetar dari dalam vaginaku, ternyata dia memasukkan vibrator kecil kedalamnya sebelum menjahit bibir vaginaku. aku langsung menggelinjang dan merintih karna getaran yang tiba-tiba, tapi karna vaginaku yang masih bengkak dan perih karena dijahit, aku tidak merasakan kenikmatan sama sekali, hanya rasa pedih dan sakit yang makin menjadi di selangkanganku. aku meringkuk menahan sakit sambil makin menangis, pak joko yang melihat itu tertawa menikmati penderitaan yang kualami.

iya lalu mematikan vibratornya setelah puas, aku terengah-engah meringkuk menahan sakit dalam kandang. pak joko kembali menjambak rambutku dan memaksaku bangun. diambilnya sebuah sedotan, lalu dipaksanya masuk diantara sela jahitan mulutku, aku cuma bisa meringis menahan perih di bibirku yang dipaksa sedikit membuka saat terjahit. kemudian, dia menaruh sebuah mangkuk di lantai kandangku, dibawah wajahku. lalu menepuk dan mengelus kepalaku. "buat lu minum, gw tau manusia bisa mati kehausan." katanya.

pak joko lalu berdiri, melepas celananya dan mengeluarkan penisnya, dan tiba-tiba "cuuuuurrr",
dia mengencingi wajah dan tubuhku, aku yang panik
menghindar namun sia-sia karna kandang itu terlalu kecil, aku akhirnya hanya pasrah merasakan air kencingnya yang hangat dan menjijikkan itu membasahi tubuhku, membuat sweater gatal yang dikenakan jadi basah dan berat karena menyerap air kencing. sebagian air kencingnya tertampung di mangkuk yang telah dia letakkan sebelumnya.

"nah, kalo lu haus, lu sedot aja tuh kencing gw di mangkok pake sedotan yg gw kasi, lu ga minum jg gpp tapi lu yg bakal kehausan, gw kasi tau aja, selama masa latihan lu di kandang ini, gw ga akan kasi lu minum selain kencing gw, jadi terserah lu mau minum atau kehausan." kata pak joko sambil memasang kembali celananya.

"dah, hari ini cukup segini, belum waktunya gw nyiksa lu lebih lanjut, seperti gw bilang tadi, gw bakal siksa lu pelan-pelan, jadi gw tinggal dulu lu sekarang dan biarin lu membiasakan diri, gw pergi dulu." pak joko kemudian memegang rokoknya yang masih menyala, "ini tanda perkenalan" katanya sambil menyundutkan rokok itu ke betisku. aku terperanjat karena kesakitan.

dia lalu keluar begitu saja dan menutup pintu gubuk, meninggalkan aku yang masih shock akan apa yang terjadi, aku kembali menangis, meratapi nasib yang kualami, menyesali perbuatanku yang kabur dari rumah, saat ini kalau saja aku tidak bertengkar dengan orang tuaku, pasti aku masih tidur di kasur yang hangat, mengenakan pakaian yang nyaman, dan makan makanan dan minuman mewah yang enak dan lezat, bukan menangis di dalam kandang sempit yang untuk meluruskan kaki saja tidak bisa, mengenakan sweater buluk yang sangat gatal dan basah oleh kencing pemulung tua yang menjijikkan, dan hanya bisa minum kencing dan makan sampah.
tapi apa yang bisa kulakukan selain menangis dan pasrah, inilah kehidupanku mulai saat ini, menjadi budak pemulung di tempat pembuangan sampah akhir.

aku merebahkan diriku, meringkuk memeluk lututku, mencoba memaksakan diri untuk tertidur, berharap mimpi indah tentang kehidupanku sebelumnya yang indah. yang mungkin tidak mungkin lagi kualami.

end, mungkin

mulustrasi :
 
Terakhir diubah:
Lanjut jgn tamat
mungkin abis ini, tapi aku udah nambahin cerita baru walau bukan lanjutan

Awalan yang baik
terima kasih
lanjutkeun kisanak
mungkin habis ini
Ijin pasang cctv gan
siap
Stay tune....
terima kasih
Menunggu lanjutan
bukan lanjutan tapi aku udah masukin cerita baru
Ngeriiiiii bgt inj
maaf kalo fantasyku terlalu liar
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd