Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

FANTASY Kisah Clara (TAMAT)

Mantap di pake tiap hari kayak apa ya lobang'y apakah sdh longar wkwkwkw
 
Setelah kejadian kemarin dimall, aku merasa badanku sangat capek, kakiku pun serasa sangat lemas. Aku masih saja berbaring, bermalas malasan menikmati hari libur sekolah, sambil sesekali tanganku mengelus ngelus bibir vaginaku yang masih tertutup celana ini.

"Ini bagian tubuhku yang sangat diinginkan oleh semua laki laki yang sudah aku temui" pikirku melayang memikirkan kalau aku sekarang sedang diperkosa oleh banyak laki laki, sambil tanganku terus mengelus bibir vaginaku yang semakin berlendir. Jengger bibir vaginaku semakin melebar dan sekarang warnanya sedikit agak menghitam, berbeda jauh dari bentuk vaginaku saat belum pernah ada benda yang masuk kedalamnya

" Clara " teriak mama membangunkanku, dengan spontan aku menghentikan aktifitas tanganku mengelus vagina

" Iya ma " ucapku, aku pun bangun kemudian membetulkan celanaku yang agak berantakan ini

" Tumben anak mama bangunnya siang banget" ucap mama yang sedang sarapan dimeja

"Iya ma kemarin habis ujian olahraga jadi badan clara capek sama lemes" ucapku memberikan alasan

"Ya sudah sini sarapan dulu biar gak lemes lagi, nanti habis itu kita pergi pijat" ucap mama sambil menikmati sarapannya

"Ha? Pijat ma?" Ucapku aneh

"Iya pijat, mama biasanya kalau pegel pegel, mama pergi pijat, biar pegelnya cepat hilang" ucap mama menjelaskan

"Oh gitu, gak geli ma badannya dipegang pegang sama orang lain" ucapku pura pura penasaran, padahal tubuhku sudah sering dijamah oleh banyak orang yang tidak aku kenal

"Awalnya geli clara, tapi lama lama nanti juga gak geli lagi kalau sudah kebiasaan" ucap mama menjelaskan

"Sudah, buruan makannya, nanti kesiangan ketempat pijatnya, malah antri panjang lagi" ucap mama sambil mempercepat makanannya. Akupun mulai melanjutkan sarapanku

"Nanti clara harus pake baju apa ma buat pijet nanti" ucapku polos

"Pake aja baju yang nyaman" ucap mama singkat

"Gak pake baju kalau yang nyaman ma hehehhe" ucapku sambil tersenyum menggoda

"Hussss anak cewek gak boleh ngomong gitu, Kalau mama biasa pake kaos sama celana legging, biar pijetinnya mudah" ucap mama menjelaskan

"Oh gitu, clara juga mau pake baju kayak gitu juga deh" ucapku


DITEMPAT PIJAT


"Wah sudah rame ma yang antri" ucapku sambil melihat orang orang yang sudah duduk menunggu antrian pijat

"Kita gak antri kok, mama sudah booking tadi pagi, jadi kita bisa langsung masuk" ucap mama sambil menggandeng tangan ku kesebuah ruangan yang diberi pembatas horden

Kreeeeekkkkk, mama membuka salah satu horden yang menutupi setiap ruangan

" Mbah " ucap mama sambil tersenyum

" Oh ibu " ucap tukang pijat itu dengan santai

"Ma, kok yang pijat cowok sih, kan clara malu, mana tukang pijetnya tua lagi" bisikku kemama

"Gak papa simbah itu profesional kok, mama sering pijat sama dia, iyakan mbah?" ucap mamaku santai sambil memanggil tukang pijat itu

"Hahahaha iya buk" ucap tukang pijat itu santai

"Jadi siapa yang mau dipijat" ucap simbah bertanya

"Ini mbah, anak gadis saya" ucap mama

"Wah cantik anaknya buk kayak mamanya" ucap simbah menggoda

"Hahahhaha bisa aja mbah ini" ucap mama tersipu malu

"Ayo neng naik keatas ranjang" ucap tukang pijat itu mengarahkan

"Sudah, naik aja, mama tungguin disini kok" ucap mamaku yang melihat aku sedikit ragu. Mendengar mama berkata seperti itu aku sedikit lebih tenang. Aku berjalan pelan menuju ranjang pijat itu, sedangkan mama duduk menghadap kearahku sambil bermain hp

"Yuk naik" ucap tukang pijat itu, tanpa berkata kata aku pun naik keatas ranjang itu

"Yang rileks ya neng, ini pertama kali ya" ucap tukang pijat itu membuka percakapan

"Iya mbah pertama kali" ucapku

"Ok, kalau gitu, mau mbah pijat bagian depannya dulu atau belakangnya" ucap tukang pijat itu memberi pilihan

"Belakang aja dulu mbah" ucapku gugup,

"Tengkurap ya neng" ucapnya, aku pun membalikan badanku dengan sedikit memperbaiki posisi bajuku yang agak terbuka waktu aku membalikkan badan

"Ehhhhhmmmmmmmm" desahku tidak sengaja saat jari tukang pijat itu mulai menyentuh badanku, aku sebenarnya sadar kalau badanku sekarang lebih sensitif apalagi disentuh oleh laki laki.

"Tenang aja ya neng, jangan terlalu tegang" ucap tukang pijat itu sambil tersenyum. Awalnya tukang pijat ini memijat kedua tanganku dengan cekatan, lama kelamaan tangannya perlahan berpindah kepunggungku

Dia terus saja memijat seluruh punggungku dengan detail. Aku akui bahwa pijatan nya sangat enak, badanku terasa agak lebih ringan

"Neng, mbah pijat bagian bokongnya juga ya" ucap mbah itu meminta ijin

"Iya mbah" ucapku mengiyakan karena aku sudah yakin kalau dia bukan tukang pijat yang abal abal.

Dia mulai meremas remas pantatku yang masih tertutup celana legging, menekannya tengah kedua tangannya sambil sesekali tangannya diputar diatas pantatku walau terkadang tangannya pelan pelan turun ke bagian pribadiku, tapi tidak terlalu aku hiraukan

"Buk bisa minta ijin supaya anaknya buka bajunya sama legging nya, biar saya bisa oleskan minyak pijat nya, boleh?" ucap tukang pijat itu secara spontan

"Oh iya mbah gak papa, di buka ya clara baju sama legging kamu biar si mbahnya bisa oleskan minyaknya kebadanmu" ucap mama.

"Tapi ma, aku malu, kan yang pijat laki laki" ucapku protes

"Tenang aja neng, sudah sering kok cewek yang mbah pijat" ucapnya meyakinkan

"Tuh dengerin" ucap mama, dengan berat hati aku membuka baju dan celana leggingku dalam kondisi masih tengkurap dengan sedikit dibantu oleh si mbah. Kini aku hanya mengenakan bh dan kolor saja yang berwarna hitam senada, memperlihatkan tubuh putih mulusku didepan mata seorang kakek kakek.

"Baik neng, mbah olesin minyak urutnya ya" ucapnya

"Iya mbah" ucapku mengiyakan. Perlahan mbah itu mulai menuangkan minyak pijatnya keseluruh tubuhku, bentuknya seperti baby oil, tapi baunya berbeda.

Setelah seluruh tubuhku licin tertutup oleh minyak, mbah mulai meratakan seluruh minyak pijat itu ditubuhku. Sebenarnya ini sangat geli karena tangannya yang keriput mengelus kulit mulusku dengan pelan, seperti seorang kakek yang lagi mengelus cucunya tanpa baju. Setelah merasa cukup mbah itu mulai memijat tubuhku kembali

"Enak neng" ucapnya

"Ehmmmm enak mbah" ucapku sambil masih dalam posisi berbaring

Mbah itu terus saja asik memijatku, tetapi terkadang tangannya menabrak tali bh ku, memang hari ini aku sedang memakai bh yang berkawat, jadi tali belakangnya agak besar, sambil sesekali tangannya berusaha masuk kedalam kolorku saat memijat kedua bongkah pantatku

"Ehemmm, buk" ucap si mbah kearah mama yang masih saja fokus melihat hpnya

"Eh iya mbah, maaf tadi saya terlalu asik main hp" ucap mama

"Gini buk, kalau saya minta ijin buat anak ibuk buka bh sama kolornya bisa buk?" Ucap mbah itu bertanya

"Loh kenapa dibuka mbah" ucapku langsung protes

"Iya neng, soalnya bh sama kolor neng mengganggu mbah mijat, nanti kurang maksimal mijatnya" ucap mbah itu memberi penjelasan

"Clara nurut aja sama mbah" ucap mama santai

"GAK MA!!!!, clara gak mau" ucapku sedikit berteriak

"Yasudah kalau mau neng gitu mbah gak maksa, kalau gitu pijatnya sampe sini aja neng, soalnya kalau dilanjutin sama aja gak maksimal pijatannya mbah" ucap si mbah

"Gini aja, clara buka aja bh sama kolornya biar si mbah bisa mijat menyeluruh, nanti pas pijatnya mau telentang, clara pakai lagi bh sama kolornya, gimana mbah, bisa kayak gini" ucap mamaku memberi saran

"Oh iya boleh kayak gitu buk, soalnya dalam ternik memijat, bagian belakang tubuh yang paling penting, karena berdekatan dengan tulang punggung" ucap si mbah setuju

"Gak papa kan clara" ucap mama lembut

"Iya deh, kalau nanti dipakai lagi" ucapku pasrah. Dalam posisi telantang aku melepaskan pengait bhku dan aku letakkan disamping ranjang

"Maaf ya neng, mbah bantu buka kolornya, kan tangannnya neng gak sampai" ucap mbah itu sambil menarik kolorku turun kebawah, melepasnya dari kaki ku

"Sini mbah kasih aku" ucapku meminta kolorku yang sudah basah terkena minyak urut. Sekarang tubuh ku bener benar tidak tertutup kain sama sekali

Mbah mulai memijat tubuhku ulang dari punggung bagian atas, terkadang jarinya dengan sengaja mencoba menyentuh payudaraku dari samping. Pelan pelan pijatannya semakin turun menuju kedua pantatku. Mbah mulai meremas pantatku lebih keras dari sebelumnya dengan sedikit merenggangkan kedua kakiku kesamping

Aku membiarkan mbah sedikit merenggangkan kakiku, karena aku masih yakin kalau si mbah orang yang profesional, walaupun aku tau, dia dapat melihat lubang kemaluan dan lubang pantatku dengan jelas



Si mbah mulai memijat kedua pahaku, menekan nekan bagian paha dalamku, sambil jarinya terkadang bersentuhan dengar jengger vaginaku

"Neng sudah nyicip berapa kontol" tiba tiba bisik mbah itu di telingaku. Aku pun kaget, jantungku mendadak berdetak kencang

"Ha maksud mbah" ucapku bingung, sambil si mbah masih saja memijat dibagian pahaku

"Gak usah pura pura bodoh neng" ucap si mbah

"Aaaaaaahhhhhhhhhhhhh" desahku tertahan, karena mbah mendadak langsung memasukkan kedua jadinya kedalam vaginaku, aku melirik kearah mama, ternyata mama tidak mendengar teriakan aku tadi

"Mana ada anak sekolah mekinya sudah bisa dimasukin dua jari gini" ucap si mbah sambil jarinya mulai mengorek ngorek bagian dalam vaginaku tanpa henti

"Ehmmmmm arrrkkkkkk ampun mbah, tolong keluarin jarinya" ucapku pelan, karena aku gak mau mama tau

"Mending neng jawab, atau mbah laporin kemama neng kalau neng sudah jadi pelacur disekolah" ucapnya disamping kupingku sambil mencium wajahku yang masih berbaring diranjang

"Ehhmmmmmm aaahhhhhhhhh jangan keras keras mbah" ucapku memohon

"Kalau neng gak jawab juga, mbah cepatin gerakan tangan mbah" ucap simbah mengancam

"Ehhmmmmm aakkkkkkkkkhhhhhh ampun mbahhhh, puluhan mbah" ucapku sambil suaraku tertahan. Simbah tidak peduli dan terus saja mempercepat gerakan tangannya mengobok ngobok lubang vaginaku

Cccccrrrreeettt cccccreeeeettttt, cairan vaginaku mengemprot keluat bercampur dengan minyak pijat yang menempel ditubuhku

"Aarrrrhhhhhhhhhhhh" badanku masih saja bergetar pelan menikmati sisa sisa orgasmeku yang masih tersisa

"Wah masih muda tapi sudah jadi pelacur ya neng" ucap si mbah sambil jarinya berusaha menyodok kedalam lubang pantatku

"Arrrrkkkkkkkk ehmmmmmm" releks tanganku menutup mulutku agar suaraku tidak keluar

"Gini aja neng, dari pada mbah lapor ke mama neng, kita buat perjanjian, mbah sekarang boleh mainin tumbuh indah neng ini sepuasnya, gimana neng" ucap si mbah sambil tersenyum senang

"Ssshhhhhhhhhhhh iyyaaaa mbah, tapi mohon mbah jangan lapor ke mama ya" ucapku sambil menahan nikmat dari permainan jarinya

"Iya neng, asal neng nurut sama mbah" ucap si mbah sambil lidahnya menjilatin bagian punggungku

"Telentang dong neng" ucap si mbah

"Aduh malu aku mbah, gimana kalau nanti keliatan mama" ucapku memberi alasan

"Neng ini disekolahin mahal mahal tapi masih aja bodoh, suruh aja mama neng keluar kalau neng malu" ucapnya sambil tersenyum mesum kearahku sambil tangan nya terus saja meremas remas kedua bongkah pantat ku

"Ma" ucapku

"Iya sayang"

"Ma, bisa gak beliin clara Boba yang ada didepan, clara haus ma" ucapku

"Gak papa nih mama tinggal" ucap mama

"Iya ma gak papa kok" ucapku sambil tersenyum,

"Titip anak saya ya mbah" ucap mama sambil meninggalkan ku berduaan dengan tukang pijat ini

"Yuk telentang dong neng, kasih liat tubuh indah mu ke mbah" ucapnya senang, dengan mata tertutup aku pun pasrah membalikkan badanku dengan perlahan, memperlihatkan seluruh tubuhku ini yang sudah tidak tertutupi kain sedikitpun kepada si mbah



"Cantik neng badannya, mbah cicip ya" ucap tukang pijit itu sambil menyoleskan minyak urut yang banyak ke tubuhku ini

Dia mulai meremas remas gemas kedua payudaraku yang sekarang sudah bertumbuh lebih besar dari pada yang dulu. Perlahan tangannya mulai menjalar kebawah mengarah ke lubang kemaluanku yang mulai memerah.

"Pelan pelan mbah" ucapku pasrah terhadap apa yang akan dilakukan simbah



"Tenang aja neng, mbah sudah pengalaman kok kalau soal ngurut memek kayak gini" ucapnya sambil mengorek ngorek vaginaku lagi. Aku memejamkan kedua mataku menikmati sensasi yang berbeda antara nikmat lubang vaginaku dengan pijatan simbah. Simbah terus saja menggerayangi seluruh tubuh mulusku ini dengan minyak urutnya

"Mbah masukin ya neng" ucapnya yang membuatku kaget dan buru buru membuka kedua mataku. Ntah sejak kapan simbah sudah membuka celananya, mengeluarkan batang kemaluannya yang sudah tegang itu

"Ehhhhh tapiiii mbah" ucapku ragu sambil menutup mulutku karena kaget akan ukuran batang kemaluannya

"Ingat neng, mbah janji gak bakal bilang ke mama neng, asal neng bisa mbah pake buat hari ini" ucap simbah sambil mengurut ngurut batang kemaluannya agak semakin tegang

"Iya deh mbah, tapi pelan pelan ya mbah, aku jarang dimasukin batang yang ukurannya sepanjang itu" ucapku agar simbah berhati hati memasukkannya, sambil tangan simbah membimbing kedua kakiku agar lebih lebar lagi

"Tenang neng, meki neng sudah basah kok" ucapnya sambil berusaha mendorong masuk batang kemaluannya

"Ehmmmmmmmm aahhhhhhhhhhhhh" desahku pelan saat batang kemaluan simbah masuk kedalam lubang kemaluanku. Perlahan simbah mulai menggerakkan batang kemaluannya dengan perlahan

Aku akui batang kemaluannya memang lebih besar dari punya papa, tapi tidak sekeras punya papa. Aku merasakan seperti vaginaku dimasukkin sosis yang panjang, memang panjang tapi tidak begitu membuatku nikmat

Simbah terus saja fokus menyodok lubang kemaluanku ini. Aku berusaha menikmati setiap sodokan yang simbah berikan, walaupun aku kurang terangsang, aku akui sekarang aku butuh permainan yang lebih kasar lagi agar tubuhku ini dapat merasakan nikmat

Kreeeeekkkkkkkkkkk mendadak tirai pembatas antara ranjang satu dengan yang lainnya agak terbuka

"Iiiiiiiiiih kakak lagi ngapain itu sama simbah" teriak anak kecil yang mendadak berdiri ditirai yang terbuka itu. Mataku hanya bisa terbelalak kaget, jantungku berdetak kencang, apa yang harus aku lakukan, apakah aku akan ketahuan oleh semua orang.

"Cepat kamu urus dia" ucap simbah tidak perduli dan terus saja mengenjotku dengan tempo yang stabil

"Shuuuuuuuu" jari telunjukku menempel dibibirku, menandakan agar anak kecil itu tidak berisik

"Sini dulu dek" ucapku memanggilnya pelan dengan badanku yang sedikit bergoncang karena sodokan simbah. Anak itu pun maju perlahan menuju ranjang tempatku berbaring

"Nama kamu siapa" ucapku lembut

"Kevin" ucapnya dengan suara yang tidak begitu jelas, sambil matanya terus saja menatap ke seluruh tubuhku yang bergerak naik turun mengikuti irama dari sodokan simbah

"Gini kakak ada permainan, kevin mau ikut" ucapku lembut

"Mau mau mau mau" ucapnya kegirangan

"Peraturannya, kevin harus diam gak boleh berisik, nanti kakak kasih hadiahnya" ucapku menjelaskan, dengan sigap tangannya langsung menutup mulut kecilnya

"Pinter" ucapku sambil mengelus kepalanya

"Sekarang buat hadiahnya, kevin tau gak ini apa" ucapku sambil memegang payudaraku sebelah kanan, memperlihatkan kepada kevin. Sebenarnya tambah aku perlihatkan, dari tadi kevin sudah dapat melihat seluruh tubuh telanjangku ini

"Tau kak, itu kan susu kayak punya mama" ucap anak itu polos

"Kevin masih suka minum susu sama mama? " tanyaku

"Sudah gak lagi, kan kevin sudah besar" ucapnya polos

"Kevin mau minum susu kakak, buat hadiah kevin" tanyaku

"Mau kak mau" ucapnya dengan semangat

"Yausah sini minum susu kakak, tapi jangan digigit ya" ucapku sambil sedikit meremas payudaraku agar puting payudaraku lebih mancung

Dengan perlahan ia mulai mendekati bibirnya kepayudaraku. Dia mulai menyedotnya dengan pelan seperti anak yang sedang menyusu pada ibunya, sembari tangannya meremas remas payudaraku, seolah oleh akan ada air susu yang akan keluar dari payudaraku

"Keras dikit ya sedotnya kevin" bisikku.

"Ahhhhhhhhh" desahku kaget, karena kevin dengan spontan menyedot payudaraku dengan keras. Aku melihat kepalanya ikut bergoyang mengikuti irama tubuhku

Sekarang, selain lubang vaginaku yang sedang di sodok oleh simbah, payudaraku pun sedang di hisap oleh seorang anak kecil. Aku tidak dapat membayangkan bagaimana kalau ada orang lain yang melihat kegiatan ini, aku seperti pelacur murahan yang haus akan rangsangan. Karena tubuhku dirangsang di dua tempat sekaligus, lubang vaginaku mulai merasakan nikmat dari setiap sodokan yang simbah berikan, tanpa sadar pinggulku ikut bergoyang mengikuti irama sodokan simbah

"Hahhhhh enak mekinya neng, walaupun sudah agak kendor, mau mbah muncratin kemana nih" ucap simbah yang mulai mempercepat tempo sodokannya

"Didalam aja mbah gak papa" ucapku yang sudah diburu nafsu

"Oke itu kamu yang minta ya"

"Ehnmmmmm aaahhhhhh iya mbah buruan" ucapku sambil berbicara dengan cepat menikmati sodokan simbah yang bertambah cepat

"Aaahhhh rasakan ini" crrooooottt crrooooottt crooooottttt simbah menyemprotkan banyak spermanya kedalam tubuhku

"Sudah dulu ya dek mainnya" ucapku agar anak kecil itu berhenti menghisap payudaraku yang mulai agak terasa sakit ini

"Loh simbah gak main sama kakak lagi" ucap anak kecil itu heran

"Kakak sudah capek, liat ni sampe tempat kencing kakak keluar keringat" ucap simbah sambil mencabut batang kemaluannya, memberiarkan anak itu melihat peju putihnya mengalir keluar dari lubang kemaluanku



"Iiihhhh iya mbah" ucapnya dengan mata terbelalak

"Janji nya jangan bilang siapa siapa ya dek" ucapku memecah pandangannya

"Iya kak" ucapnya girang sambil berlari meninggalkanku. Aku melihat puting payudara kananku membengkak dan agak memerah, mungkin itu efek dari emutan anak tadi

"Haaaaaaaahhhhhhhhh ampun mbah" ccrrrrreeetttt crrrrrrrreeeetttttt crrrrerttttttttt akupun mendadak orgasme hebat karena simbah mendadak menyentil puting payudaraku yang sedari tadi dihisap kevin dengan kuat, membuat putingku menjadi sangat sensitif akan sentuhan. Badan ku melengkung keatas sambil mengejang hebat dari pada sebelumnya

"Hahahahah dasar pelacur, bikin malu orangtua aja, kalau anak mbah yang kayak gitu, sudah mbah pake terus setiap hari" ucap simbah menghinaku sambil terus melihat tubuhku yang masih bergetar menikmati orgasmeku yang tak kunjung berhenti
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd