Agen Terpercaya   Advertise
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

Kisah kehidupan kami

POV istrinya bakalan mantap nih ...
Tapi itu pacar istrinya bakal muncul lagi gak ya ?? Ama kentangnya paijo gimana nasibnya ?? Kasian hahhah
 
cerita genre ini cenderung banyak yg suka, dan selalu cepat update...
sayangnya byk juga yg mandek pas di puncak2nya... jarang yg tamat , ngasih disclosure bagi fans2nya
ane berharap cerita ini bakalan sukses sampe tamat

semoga penulisnya selalu dpt ilham bwt nulis dan always in a good mood
Terima kasih hu, ane bakal coba buat namatin cerita ini.

Mood memang menjadi kendala bagi ane yang masih nubi dalam dunia menulis hu.
Jadi mohon maaf kalau updatenya tersendat.
 
POV istrinya bakalan mantap nih ...
Tapi itu pacar istrinya bakal muncul lagi gak ya ?? Ama kentangnya paijo gimana nasibnya ?? Kasian hahhah
Tungguin aja hu biar tau kelanjutannya.

Pacar istri akan menjadi salah satu tokoh penting nanti.
 
Tungguin aja hu biar tau kelanjutannya.

Pacar istri akan menjadi salah satu tokoh penting nanti.
Reunian dengan cinta lama alarm bahaya nih ... Berpaling hati kayaknya ntar hahahhah ..

Tenang hu kami mah sabar menunggu .. santai hehehhhe ..
 
Part 4


Pov istri


Aku terbangun dari tidurku setelah semalam suntuk bercocok tanam dengan suamiku, Kupandangi wajahnya yang masih terlelap disampingku terlihat nyenyak sekali tidurnya lalu kucium pipinya.

Kemudian aku beranjak dari tempat tidurku menuju kamar mandi dalam keadaan telanjang, hanya ada kami berdua dirumah ini sehingga membuatku merasa bebas bertelanjang ria di dalam rumah.

Kunyalakan keran air untuk mengisi bak mandi yang akan ku gunakan, lalu kulihat pantulan diriku yang berada di cermin yang ada di kamar mandi ini.

Aku berdecak pinggang sambil ku putar ke kanan dan ke kiri mengaggumi tubuhku sendiri, meskipun kini aku sudah berusia 27 tahun dan memiliki seorang putri, tapi tubuhku masih terlihat sangat seksi, tidak kalah dengan para gadis gadis muda yang baru berusia belasan tahun.

Kulihat tubuhku yang putih dan mulus payudara yang berkuran cukup besar dan wajahku yang terbilang cantik menjadi aset ku untuk menggaet orang orang untuk menyalurkan birahiku.

Kuremas payudaraku sendiri dan tersenyum saat melihat cukup banyak cupangan di dadaku bahkan sampai ke perutku yang rata ini, aku tersenyum sendiri mengingat kejadian di kereta kemarin malam.

Aku memang memiliki nafsu birahi yang sangat tinggi, walaupun sebelumnya nafsuku terbilang biasa saja, tapi berkat fantasi dan keinginan suamiku, kini aku berubah menjadi wanita sangean.

Seakan akan suamiku berhasil membangkitkan sisi lain diriku, yang kini membuatku menjadi sangat liar, dan Sudah banyak laki laki beruntung yang sudah menikmati tubuhku.

Suamiku mengenalku sebagai istri yang baik,penurut dan jujur, walaupun aku tak sejujur yang di pikirkannya.

Sudah beberapa kali aku bercinta dengan pria lain tanpa sepengetahuan suamiku, dan aku pun enggan mengatakannya, ada sensasi tersendiri saat aku membohonginya, dan itu membuatku semakin bergairah.

Aku dan suamiku sudah cukup sering melakukan swinger, dan semua partnerku bisa di bilang cukup good looking, bahkan ada beberapa yang sangat tampan, aku selalu menolak jika partnerku menurutku kurang good looking.

Bukan tanpa sebab aku melakukan itu, karena menurutku saat melakukan swinger aku ingin ada sebuah keseimbangan dimana suamiku bercinta dengan istri nya yang cantik dan aku bercinta dengan suaminya yang gagah.

Kurang adil saja bila suamiku bercinta dengan istri partner yang cantik sementara aku bercinta dengan suaminya yang pas pasan. Karena bukan rahasia lagi jika pria jelek banyak yang memiliki istri yang cantik.

Tapi sebaliknya saat aku bercinta tanpa sepengetahuan suamiku, aku lebih suka dengan orang yang ungood looking atau yang biasa biasa saja.


Aku tak pernah menyangka jika akhirnya aku akan menikmati permainan suami, walaupun awalnya aku menolak dengan keras.

Bahkan dulu aku sampai kabur dari suamiku saat pertama kali mendengar keinginannya, aku tak menyangka suamiku yang terlihat baik,sabar dan pengertian ternyata memiki fantasi yang sangat gila.

Aku sangat terkejut saat dia mengatakan ingin melihat aku di gauli oleh orang lain.
Tentu saja aku sangat marah saat mendengarnya, aku sampai menangis dan berpikir bahwa suamiku tidak mencintaiku lagi.

Aku kesal,sedih,kecewa,marah yang membuatku akhirnya memutuskan untuk pulang kerumah orang tuaku, kumasukan semua bajuku kedalam tas dan aku pulang tanpa sepengetahuan suami saat dia sedang bekerja.

Aku menangis di sepanjang perjalanan, hingga aku sampai dirumah orang tuaku.
Orang tuaku terkejut melihatku yang sudah sampai dirumah, karena biasanya aku mengabari mereka ketika ingin pulang.

Di tambah lagi aku yang membawa banyak barang dan mataku yang sembab karena terus menerus menangis membuat mereka kawatir.

"Kamu kenapa fa kok tumben pulang ngga ngabarin dulu" tanya ibuku saat aku sudah berada didalam rumah.
"Ngga apa apa bu, cuma kangen aja sama riska"
Aku tidak mengatakan alasan yang sebenarnya kenapa aku pulang, karena aku tidak ingin menambah masalah.

"Kok kamu pulang sendiri? Abdul kemana?"
Tanya ayaku.
"Mas abdul lagi banyak kerjaan yah jadi ngga bisa nganterin"
"Oh ya udah kamu istirahat dulu, pasti cape kan baru nyampe"
"Iya bu"

Aku masuk ke kamar dan kulihat putriku sedang tidur, kuhampiri dan kucium keningnya.

Aku kembali menangis saat mengingat perkataan suamiku, aku berpikir bahwa pernikahanku akan segera berakhir.


Aku memang menikah dengan suamiku tanpa ada rasanya cinta, kami menikah melalui ta'aruf kupikir mas abdul hanya bercanda saat dia mengatakan ingin melamarku, tapi ternyata dia membuktikan omongannya dengan datang ke rumah orang tuaku dan mengutarakan niatnya untuk melamarku.

Berkat tutur sapanya yang sopan dan lembut membuat orang tuaku merestuinya, aku pun tak bisa menolaknya dan akhirnya kamipun menikah.

Tapi seperti kata pepatah,
"witing tresno jalaran soko kulino"
Lambat laun aku mulai mencintai mas abdul dan menyayanginya sepenuh hati.

Tapi pernikahan yang sudah beberapa tahun kami jalani ini akan segera berakhir pikirku.

Mas abdul sudah tidak mencintaiku, mas abdul sudah punya wanita lain. Hal hal seperti itu selalu terlintas di kepalaku saat aku sedang memikirkan nasib rumah tangga kami.

Hingga beberapa hari kemudian suamiku menyusul ke kampung halamanku.
Aku kesal sekaligus senang nelihatnya.

Suamiku meminta maaf dan menyesali perkataanya, aku tidak langsung memaafkannya dan menghiraukannya begitu saja.

Tapi berkat kesabarannya dia mampu meyakinkanku bahwa dia sangat menyesali perkataanya. Dan berjanji tidak akan mengulanginya lagi.

Aku pun luluh dengan suamiku dan memaaafkannya, suamiku mengajaku kembali kekota untuk menemaninya, aku pun tak menolaknya.

Aku merasa bahagia karena pernikahanku masih bisa terselamatkan.

Akhirnya aku kembali ke kota, beberapa hari kemudian saat sedang bercengkrama di kamar suamiku kembali meminta maaf atas keinginannya waktu itu, lalu aku meminta penjelasannya.


"Begini mah, papah kan punya fantasi. Nah fantasi papah itu pengin liat mamah di gauli orang lain"
"Fantasi apaan sih pah kaya gitu, emang ngga ada yang lain apa"
"Namanya juga fantasi mah, gini loh sebenarnya ini juga dapat membantu keharmonisan rumah tangga"
"Keharmonisan dari mana, yang ada juga kehancuran, bilang aja kamu udah ngga cinta lagi sama aku"

Aku sedikit kesal dengan penjelasan suamiku yang menurutku tidak masuk akal.

"Dengerin dulu mah, papah tuh pengin melihat mamah di gauli orang lain bukan berarti papah udah ngga cinta, justru sebaliknya ini tuh bisa bikin papah makin cinta sama mamah"
"BOHONG"

"Serius mah, papah tuh sering ngebayangin mamah di gauli orang lain, dan itu semakin membuat papah bergairah mah"

"Alesan aja itu mh"
"Beneran mah ngapain juga papah bohong, papah tuh selalu horny saat membayangkan tubuh mamah yang seksi ini di jamah orang lain"

"Dasar suami gila" aku mencubit perutnya cukup keras.
"Awwww.... beneran deh mah, coba deh bayangin kalau toket mamah di remas remas orang lain"
Suamiku kini mulai meremas susuku.

"Ihhh apaan sih" aku singkirkan tangan suamiku, tapi dia kembali meremas susuku.

"Bayangin dulu aja mah, bayangin kalau tangan itu menggerayangi tubuh mamah dari atas sampai bawah, terus dia remes remes pantat kamu, lalu tangannya masuk ke baju kamu kemudian ngremes toket kamu"

Aku mulai terpancing omongan suamiku, karena dia sambil memperagakan apa yang di ucapkannya hingga membuatku memejamkan mata menikmatinya.

"Terus dia mulai jilatin leher kamu mah, terus dia hisap tete kamu, sambil dia ngocokin memek kamu mah"

"Ngga pah mamah ngga mau"
Aku lalu menghentikan aksi suamiku, aku ngga mau terpancing lebih jauh.

Lalu ku tarik selimut dan tidur memunggunginya, aku mencoba mengendalikan diri agar tidak terpengaruh.
Dan mendengus kesal kepadanya.

Sejak saat itu suamiku selalu mengatakan fantasinya setiap kali kita bercinta, hal itu membuatku sedikit demi sedikit mulai terpengaruh.

Dan mulai membayangkan tubuhku di jamah oleh orang lain, nafsuku semakin meninggi saat aku melakukanya.

"Akkh ahh bayangin mah kalau sekarang yang lagi ngentotin mamah bukan papah tapi orang lain mah ahh"
"Ahh ahh siapa orangnya pah"
"Siapa aja mah terserah mamah"
"Ahh ahhh emang boleh pah ahh"
"Boleh banget mah ahh"
"Ahh entar mamah ketagihan gimana pah?"
"Ngga apa apa mah"
"Entar mamah dinikahin sama dia gimana pah ahh ahhh"
"Iya mah terserah mamah, biar mamah punya 2 suami ahh"
"Ahh ahh entar mamah tinggalnya sama dia pah ngga mau tinggal sama papah ahhh ahhh"
"Ahhh iya boleh mah ahh"

Kembali suamiku mengutarakan fantasinya saat kami sedang bercinta, dalam posisi misionary suamiku meminta agar aku membayangkan sedang di gagahi orang lain.

"Iya pah ah ahh yang kenceng pah"
"Jangan panggil papah mah, panggil orang lain mah ahh"
"Siapa pah ahh"
"Terserah mamah"
"Iya om terus genjot yang kenceng om"

Tanpa sadar aku menyebut nama om, karena hanya itu yang terlintas di kepalaku, dan aku tidak punya alasan lain.

"Om siapa mah ahh"
"Om om genit pah ahh ahh"
"Ahhh mamah nakal"
"Ahh ahh ayo om genjot terus memek aku ahh ahh ahh nikahin aku om ahh"

Aku semakin terbuai permainan suamiku.

"Ahh om udah mau keluar om ah ahh"
"Bareng mah, ahhh"

Crot crot crot..
Sperma suamiku membasahi seluruh rongga memeku.

Aku mencoba mengatur nafas yang masih tersengal sengal, sungguh luar biasa sensasi yang kurasakan saat aku membayangkan sedang bercinta dengan orang lain.

Kulihat suamiku memandangiku sambil tersenyum.

"Kenapa tuh senyum senyum"
"Enak ya habis di genjot sama om hehee"
"Biasa aja"
Aku mencoba mengelak pernyataan suamiku, walaupun sebenarnya aku sangat menikmatinya.

"Om siapa sih tadi mah?"
"Bukan siapa siapa pah"
"Serius?" "Serius pah"
"Kirain gitu emang ada om om genit hehee"
"Lagian mamah ngga punya bayangan pah, jadi mamah reflek aja nyebut om"

Kemudian suamiku menciumku dan mengajaku tidur.


Sepertinya aku sudah benar benar terpengaruh oleh suamiku, bukan hanya saat sedang bercinta, di saat sendiri dirumah seperti sekarang ini terkadang aku membayangkan sedang bercinta dengan orang lain.

Lagi lagi om om genit yang selalu terlintas di pikiranku saat aku membayangkan sedang bercumbu dengan orang lain.

Sesosok om om genit berbadan gemuk dengan perut buncit dan kumis yang tebal, sementara diriku membayangkan sebagai gadis SMA yang sedang melayani si om agar di berikan sesuatu.


"Ahh ahh iya om terus om ahhhh enak om ahh ahhh" suamiku sudah berangkat ke kantor, dan sekarang aku sedang berada di dalam kamar telanjang bulat sedang meremas remas susuku sendiri membayangkan sedang melayani om om genit.

"Ahh akhhh ohhh enak om ahh nikmat terus om genjot memek aku yang kenceng"
bukan hanya meremas, jari tengahku sedang kugunakan untuk mengocok memek ku.

"Ahhh terus om makin dalem om ahh yang kenceng om ahh ahh iya kaya gitu om ahh ahh enak om ah ahhh"
Aku sudah menunggingkan pantatku dan mengocok memeku dengan 2 jari dari bawah, dan susuku ku remas remas dan ku pelintir putingnya.

"Ahh iya om terus om ahh udah mau keuar om ahhh ahhh crett crett crettt"
Cairan vaginaku membasahi sprei kasurku.

Aku langsung ambruk setelah mengalami orgasme, tak ku sangka aku bisa melakukan sesuatu seperti ini, karena aku belum pernah melakukan mansturbasi sebelumnya.

Sejak suamiku berangkat ke kantor aku terus menerus membayangkan sedang bercinta dengan orang lain, hingga menuntun tubuhku kedalam kamar, dan secara naluri melakukan mansturbasi yang baru pertama aku lakukan.

Aku mengatur nafasku sambil memandangi langit langit kamarku, mulai tumbuh rasa di hatiku untuk merealisasikan fantasi suamiku, tapi aku malu jika harus aku yang meminta dan ada sedikit gengsi terhadap suamiku.

Hingga suatu hari suamiku mengeluhkan badannya yang kurang merasa enak dan pegal pegal, aku menyarankan suamiku agar nanti di pijit biar badannya terasa lebih enak, suamiku menyetujui saranku.

"Ya udah mah nanti papah pijit, tapi entar mamah juga di pijit ya"
"Dihh ngapain di pijit orang badan mamah ngga pegel kok"
"Ngga apa apa lah mah biar mamah ngrasain enaknya di pijit"
"Terus yang mijit mamah siapa?"
"Ya paijo lah mah"
"Paijo?"

Aku ragu untuk menjawabnya karena aku belum pernah di pijit sebelumnya.

Tapi adrenalinku terpacu saat mengetahui bahwa yang akan memijitku adalah paijo, yang artinya dia akan menyentuh kulitku menyentuh kakiku menyentuh tanganku menyentuh pundaku dan ohhh.....

Aku merasa horny membayangkan paijo akan menyentuh bagian intimku, tak terasa ada suatu cairan yang membasahi celana dalamku.

"Ayolah mah sesekali aja cobain dulu"
"Gimana ya pah"
"Ngga apa apa mah"
"Ya udah deh, tapi janji ya papah jangan cemburu jangan marah kalu tubuh mamah di sentuh orang lain.
"Tenang aja mah"

Tiba tiba suamiku menarik tanganku ke arah selangkangannya.

"gila kamu pah istrinya mau di pijit malah ngaceng" "hehee iya nih mah jadi ngaceng bayangin kamu di grepe orang lain" "awas aja kamu kalau cemburu"
"Ngga bakal mah, yang ada malah tambah ngaceng"

Aku terkejut karena kontol suamiki sudah mengeras karena membayangkan aku akan di sentuh orang lain, sebenarnya aku juga mengalami hal yang sama, memekku sudah terasa sangat basah karena membayangkan hal tersebut.

Saat suamiku pergi ke kamar mandi aku tersenyum di belakang suamiku.


Hari yang di tentukan pun tiba.
Paijo sudah berada dirumah saat aku keluar dari kamar, dan suamiku menyuruhku untuk membuatkan minuman.


Aku kedapur untuk menyiapkan minuman, ku seduh kopi hitam kemasan yang menurutku paling praktis dan kubawa ke ruang tengah.

Suami sedang di pijit saat aku sampai dan kuletakan kopi yang telah kusiapkan di meja, meskipun aku terlihat biasa saja dari luar tapi sebenarnya jantungku sedang bergemuruh kencang.

Antara malu,gerogi dan horny, karena sebelumnya tidak ada lelaki lain yang pernah menyentuh tubuhku selain suamiku. Kini aku di hadapkan dengan kenyataan bahwa sebentar lagi tubuhku akan di jamah oleh pria lain.

Walaupun hanya di pijit tapi jantungku berdetak kencang. Duduk ku pun mulai tak tenang berkali kali aku menggeser pantatku dan terkadang menjepit kedua pahaku, terasa ada yang basah dibawah sana.

Posisi mereka yang membelakangiku membuat mereka tidak menyadari kegelisahanku.

Melihat suamiku yang tidak mengenakan baju dan hanya menggunakan kolor membuat aku berpikir, baju apa yang harus ku gunakan nanti.

Tidak mungkin aku menggunakan baju yang sedang ku pakai sekarang, aku tersenyum sendiri saat aku sudah memantapkan menggunakan baju apa yang akan kupakai nanti, dan hal itu membuatku semakin basah.

Mas paijo masih fokus memijit suamiku, setelah tadi memijit bagian pahanya kini dia pindah keatas memijit pundaknya, dan mas paijo duduk di atas pinggang suamiku.

Melihat hal itu semakin membuatku deg degan karena mungkin saja mas paijo akan melakukan hal yang sama kepadaku, entah kenapa justru aku yang tidak sabar menunggu giliran.

Ku tunggu suamiku untuk mengatakan kepada mas paijo bahwa aku juga ingin di pijit, tapi beberapa waktu berlalu suamiku tak kunjung mengatakannya, dan hal itu membuatku sedikit kesal.

Aku masih menunggu suamiku mengatakannya, tapi tak kunjung juga dia katakan sehingga membuat tidak sabar dan berinisiatif mengatakannya sendiri.

"mas paijo entar habis mijit suamiku pijitin aku juga ya" "kamu mau di pijit juga mah?"
Suamiku justru bertanya, bukankah ini memang idenya sedari awal, hal itu membuatku sedikit kesal, karena seolah olah dia tidak tau apa apa. "Awas aja kamu pah" ucapku dalam hati.

"Iya pah, mamah juga pengen di pijit nih badan mamah pegel-pegel"
"Mba syifa mau dipijit juga?" Kali ini giliran mas paijo yang bertanya.

"Iya mas, emang mas paijo ngga mau ya mijitin tubuhku" kubusungkan dadaku saat menjawab pertanyaannya dan hal itu membuat mas paijo sedikit gerogi dan salah tingkah.
"Iya mba mau kok tapi entar ya habis selesai mijit mas abdul"

Setelah itu mas paijo kembali memijit suamiku, aku semakin gelisah berkali kali kugeserkan bokongku, sampai aku tidak fokus menonton tv, sampai akhirnya kulihat mas paijo telah selesai memijit suamiku.

"udah selesai ya mas?" "Udah nih mba" "oh ya udah bentar ya aku ganti baju dulu"
Aku lalu masuk kekamar dan ku tutup pintunya.

Aku sekarang berdiri persis di belakang pintu, jantungku berdetak sangat kencang, aku mantapkan hatiku dan menuju lemari, kubuka semua bajuku termasuk juga jilbabku, dan kupakai baju yang telah ku ambil dari lemari tadi.

Kupandangi tubuhku yang berada di cermin kuamati sekujur tubuhku, aku merasa sangat seksi memakai dress ini, tiba tiba suamiku masuk ke kamar, dan terkejut melihat penampilanku.


"Mah kamu yakin mau di pijit pake baju kaya gini?" "Kalau pake baju kaya tadi gimana mijitnya" "kamu ngga malu pakai baju kaya gitu di depan si paijo?"
"Bukanya ini yang papah inginkan, nih kontol kamu aja udah keras kaya gini"

Terjadi sedikit perdebatan di antara kami saat aku meminta dia agar keluar dari rumah, walaupun awalnya suamiku menolak tapi akhirnya dia mau juga untuk keluar saat aku beri tahu untuk mengintip saja dari jendela. Kemudian aku menyuruhnya untuk keluar terlebih dahulu.

Kini aku kembali sendirian di dalam kamar, masih ada sedikit ragu di dalam hatiku yang membuatku kini berjalan mondar mandir di dalam kamar.

Aku berdiri tegak di depan cermin, ku tarik nafas dalam dalam dan ku hembuskan melalui mulut, ku mantapkan lagi hatiku yang sempat goyah dan aku mengangguk pasti kemudian jalan menuju pintu.

Saat hendak membuka pintu sebuah ide terlintas di kepalaku yang membuatku tersenyum, langsung saja kulepakan BH yang kupakai dan melemparkannya ke kasur.

Aku berjalan pelan menghampiri mas paijo,
Mas paijo hanya terdiam melihatku menggunakan baju yang sangat seksi ini, padahal beberapa waktu yang lalu aku masih menggunakan baju yang tertutup.

Paijo yang masih terdiam saat aku sudah sampai di depannya membuat aku tersenyum geli dan menundukan badanku untuk menyadarkannya.

"Mas kok bengong sih"
"Ehh iya mba maaf ngga fokus hehee"
"Liatin apa sih mas sampe bengong gitu?"
"Oh engga mba, ngga liat apa-apa hehee"

Aku tau sebenarnya paijo sedang melihat ke arah dadaku, aku sengaja menundukan badanku lebih lama agar dia bisa melihat buah melon yang kini memggantung di hadapannya.

Aku lalu duduk bersila dan hendak tengkurap, tapi paijo memintaku untuk menguncir rambutku terlebih dahulu.

Ku angkat kedua tanganku kebelakang dan mulai mengumpulkanya nenjadi satu agar lebih mudah di ikat, paijo terus memandangiku yang sedang mengikat rambut, aku tersenyum kepadanya dan sengaja aku buat sedikit lama proses mengikat rambutku agar dia semakin terpesona dengan keseksianku.
Paijo bahkan memuji rambutku yang panjang ini.

Setelah selesai mengikat rambut, aku langsung tengkurap dan paijo mulai mengoleskan minya di betisku kemudian mulai memijitnya, terasa nyaman pijatannya di betisku, tapi semua berubah ketika dia mulai memijit telapak kakiku dan mulai menekannya.

"Aduh mas sakit amat pelan-pelan"
"Ehh maaf mba sakit ya? Di bagian ini memang sering sakit mba"

Kakiku yang terasa sakit membuat Aku tak menghiraukan penjelasannya, berkali kali dia menekan telapak kakiku hingga membuatku reflek mengangkat bokongku karena kesakitan.

Aku tidak peduli jika paijo melihat celana dalamku saat aku mengangkat bokongku, karena aku benar benar merasakan sakit di kakiku.

Paijo sepertinya sengaja melakukan itu, dan tiba tiba dia menekan kakiku cukup kuat hingga membuatku mengangkat bokong ku sampai menungging di depannya dan membuat bajuku tertarik hingga kepinggang menampakan celana dalamku yang berwarna hitam.

Aku sudah tidak kuat lagi menahan sakit di telapak kakiku, ku tolehkan kepalaku yang masih dalam keadaan menungging kebelekang.
"Udah mas sakit, pindah ke yang lain"
"Oh iya mba"

Kuturunkan bajuku yang sudah terangkat sampai kepinggang dan mulai memijat bagian pahaku.

Dia yang awalnya duduk di sampingku kini pindah ke tengah di antara kiku dan merentangkan kedua kakiku, ku rentangkan lagi kaki ku sendiri lebih lebar sampai bajuku kembali tertarik sampai ke pinggang.

Kini dia bisa melihat dengan bebas bokongku yang bulat yang di balut celana dalam warna hitam.

Terasa tangan paijo sudah tidak memijat lagi melainkan sudah melakukan rabaan di pahaku bahkan sampai ke pangkal pahaku dan menyentuh bibir vaginaku dari luar celana dalam.

Ahh ahhh ahhh aku mulai mendesah pelan karena ulah paijo dibawah sana, aku yang sedari tadi sudah horny menjadi semakin horny.

Apalagi kini tangan paijo tidak hanya meraba tapi juga meremas bokongku, remasan tangannya di bokongku membuatku semakin pasrah.

Plakkk... awwww...tiba tiba dia menampar pantatku yang membuatku berteriak cukup kencang.

Ahh akhhh ahh ahhh.... aku mendesah setiap kali paijo meremas dan menampar pantaku, aku sudah benar benar pasrah seandainya paijo menggarap ku sekarang aku pasti akan melayaninya.

"Ehmm akhh mass gantian yang atasnya"
Aku meminta paijo untuk pindah ke bagian atas tubuhku.

Dia meluruskan kakiku dan aku membiarkan bajuku yang sudah tertarik sampai ke pinggang saat dia mulai menaiki tubuhku.

Paijo mulai memijat pundaku dan meloloskan tali baju di pundaku melalui tanganku, aku tidak menolaknya bahkan aku membantunya dengan menggerakan tanganku agar dia lebih mudah melepas tali bajuku.

Pijatan atau lebih tepatnya rabaan tangannya semakin turun kebawah punggungku dan dia ikut menggeser tubuhnya kebelakang dan berhenti tepat di atas bokongku.

Aku dapat merasakan ada benda keras yang menempel di atas bokongku yang ku yakin itu adalah kontolnya yang sudah mengeras.

Ahh emmh ahh ... aku mendesah ketika dia mulai menggerakan tubuhnya maju mundur yang membuat konolnya menggesek bokongku.

Aku yang sudah sangat horny ikut menggerakan bokongku untuk menyambut gesekan kontolnya di pantatku.

Tiba tiba dia membalikan tubuhku terlentang dan langsung menarik bajuku ke bawah hingga menampaka payudara ku yang bulat tepat di depan mukanya.

Paijo langsung mencium bibir ku dan ku balas ciumannya. Smooockh smock mmuach.... cukup lama kami berciuman.

Paijo melepaskan ciumannya dan menjilati leherku ahhh ahh ohhh ahh.... aku mendesah saat paijo terus menjilati leherku terus turun kebawah.

Hingga akhirnya kini puting payudaraku sudah berada di dalam mulutnya, tangannya pun tak tinggal diam dengan meremas remas payudaraku yang bulat ini.

Aku yang sudah sangat horny tiba tiba di kagetkan oleh teriakan orang dari luar yang memanggil nama suamiku

"Tok tok tok permisi mas abdul"

Aku yang kaget mendengarnya langsung mendorong tubuh mas paijo kebelakang, membuat mulutnya terlepas dari putingku yang sedang dia hisap.

Aku langsung berlari kedalam kamar dan mengunci pintunya. Aku sangat syok dengan suara orang itu, aku tidak tau siapa yang memanggil suamiku.

Aku duduk di atas kasur dengan baju yang masih nyangkut di pinggangku, dan berharap suamiku cepat datang.

"Tok tok mah buka pintunya" terdengar suara suamiku dari luar, lalu kubuka pintu dan dia langsung masuk kedalam.

"Siapa tadi pah?" Aku bertanya pada suamiku "pak RT mah tadi ngasih surat undangan" "terus mas paijo kemana?" "Udah pulang mah"

Suamiku langsung mencium bibirku dan meremas susuku, aku yang sudah menahan horny pun membalasnya.

Dan kejadian itu adalah awal mula petualanganku dalam dunia seks...






Bersambung
 
Jav Toys
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd