Agen Terpercaya   Advertise
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

Kisah kehidupan kami

Terima kasih buat para suhu yang masih setia menunggu update dari cerita ane.
Nanti malam ane update part selanjutnya :ampun:
 
Part 6


Pov syifa.




"Akhhhhh.... aaaghhhh.....aaaahhhhh... terus pak enak aagghhhhh... teruuss entooott memeeekk akuu ahhhhh.... aaggghhhhhh...."

Aku mendesah keenakan saat kontol pak RT menggenjot memek ku dengan mantap di atas ranjang pengantinku, dia sudah telanjang bulat sementara hanya jilbabku saja yang masih menempel di kepalaku.

"Uhh ahh memekmu luar biasa mba seret kaya perawan"

"Agghhh... akkhhh.. agghhhh..... iya pak ahhhhh.. kontoolll pak RT jugaa enaakk..." pak RT menggenjot memek ku dengan gaya misiomary, kakiku di letakan di pundaknya sementara tangannya memegang pinggangku, kuremas bantal yang ada di atasku sambil mendesah menikmati genjotan kontol pak rt di dalam memek ku.

Genjotan pak RT yang begitu mantap membuat toketku memantul kemana - mana dan itu tentu saja menjadi pemandangan yang menggairahkan untuknya apa lagi aku yang mengakat kedua tanganku sehingga memperlihatkan ketiak ku yang mulus, akan semakin terlihat menggairahkan untuknya.

"Ahh ahhh legit banget memekmu mba ahh, ngga rugi aku ngancem si paijo kemaren, ahh ahh ngga nyangka ternyata kamu binal juga mba"

"Akkhhh...akhhhh... ahhh.. emmmffppp.. ahhhh..."
Aku hanya mendesah menikmati genjotannya tanpa memperdulikan omongannya,

"Ahhhh... akkkhhhh... akuuu maauuu keuaarrr pakkk... agghhhhhhh....teruuss genjoott yang kencengg...akkhhhh..." aku sudah tidak dapat membendung lagi gelombang orgasmeku.

"Bareng mba ahh aku juga mau keluar"

Crotttt.... creeetttt... crooootttt... creeettt... kami keluar secara bersamaan, spermanya sangat banyak menyiram memek ku sampai rahim ku terasa hangat terkena semburan spermanya.


Aku tak mengira umurnya yang sudah tua ternyata memiliki stamina yang sangat luar biasa, bahkan kontolnya begitu perkasa, jika di bandingkan dengan suamiku dan mas paijo, kontol pak RT yang paling besar.


******

"Kalau pak RT udah tau semuanya terus pak RT mau apa?" Aku yang sebenarnya sudah tau keinginannya mencoba membuatnya berbicara langsung mengenai maksud dan tujuannya.

"Aku pengen yang paijo rasakan mba"
"Emang mas paijo ngerasain apa pak?"

Aku melihat sosoknya yang sudah berumur, bahkan mungkin seumuran ayahku menjadi merasa penasaran, dan entah kenapa aku menjadi horny dibuatnya.

"Ngerasain itu mba" "yang jelas dong pak kalau ngomong" aku yang tadi sempat merasa terpojok olehnya kini justru balik memprofokasinya.

Aku ingin tau seberapa berani orang tua ini, dan aku lebih ingin tau seberapa kuat dia di ranjang.

"Bapak pengen ngerasain memekmu mba"
"Hahh bapak pengin ngerasain memek aku?"
Aku pura pura terkejut mendengarnya.
"Iya mba, aku juga kan ngga mau kalah sama si paijo, masa dia bisa ngerasain mekek mu sementara aku engga" ucapnya sambil nyengir seperti kuda.
"Tapi emang bapak kuat? Bapak kan udah tua" aku meremehkan kemampuannya karena usianya yang sudah tua.
"Kuat dong, kalau ngga percaya ayo kita buktilan" mendengar jawabannya aku merasa tertantang untuk mengalahkannya.

Melihat umurnya yang sudah tua aku kira tak akan butuh waktu lama untuk membuatnya lemas.

"Baiklah pak kalau itu mau bapak, tapi janji ya jangan bilang ke siapa siapa" ucapku tegas pada pak rt.
"Tenang aja mba di jamin aman, ayo mba masuk" Pak RT langsung menarik ke dalam.

"Kemarin kamu main dimana sama si paijo"
"Disutu pak" aku menujuk sofa tempat mas paijo menggarap tubuhku kemarin.

"Berarti kita jangan main disitu kita main dikamarmu aja, mana kamarmu?"
"Itu pak" aku menunjukan kamarku.

"Ya udah kita masuk" pak rt membawaku masuk ke dalam kamar pribadiku, dan merebahkan ku di ranjang pengantinku, dan terjadilah pertempuran yang sangat melelahkan antara aku dan pak rt.


"Hah hah hah" deru nafas kami setelah betempur sangat panas.
"ternyata bener kata si paijo memek mu luar biasa"
"Kontol bapak juga luar biasa bikin aku sampe lemas" aku yang awalnya meremehkannya justru di buat K.O olehnya.

Tidak ku sangka orang yang lebih pantas menjadi ayahku ternyata memiliki stamina yang sangat luar biasa. Dan membuatku mengerti bahwa usia tidak menjadi penghalang permainan seks bagi seorang laki laki.

"Aku kayaknya ketagihan sama memekmu mba" ucap pak rt yang kini tidur di sampingku dan memainkan puting ku. "kalau bapak ketagihan bapak boleh pakai lagi kok" balas ku yang merasa puas oleh permainannya. "beneran mba?". Pak rt seakan tidak percaya jika aku mengijinkannya untuk menikmati tubuh ku lagi. "Iya pak" jawabku sambil tersenyum manis ke arahnya.
"Yesssss" dia kegirangan karena ku ijinkan menikmati tubuhku lagi. Aku tersenyum melihatnya kegirangan seperti itu.

"Ya udah mba aku masih ada urusan nih ngga bisa lama - lama" ucap pak rt padaku. "iya pak" jawabku.

Pak Rt mulai mengenakan kembali pakaiannya yang berserakan di lantai.
Kontolnya masih terlihat cukup besar meskipun dalam keadaan lemas.

Aku duduk di ranjang sambil melihatnya mengenekan pakaiannya, badannya yang tambun perutnya yang buncit dan kepalanya yang botak membuatku sedikit meremehkan kemampuannya tadi.

Tapi ibarat pepatah tua - tua keladi, semakin tua semakin menjadi. Meskipun sudah tua tapi kemampuannya sangat luar biasa. dia yang berumur lebih tua dari suamiku dan mas paijo justru menjadi orang yang paling kuat menggagahiku.


Pak rt yang sudah selesai menggunakan bajunya kemudian pamit dan mencium bibirku lalu pergi meninggalkan ku yang masih duduk di tengah ranjang.

Aku tak mengantarnya sampai kedepan karena badanku masih lemas, aku yang masih menggunakan kerudung lalu merebahkan badan ku.

Untuk pertama kalinya aku bercinta dengan masih menggunakan jilbab, karena sebelumnya aku tidak pernah melakukannya, bahkan dengan suami ku pun tidak pernah.

Tapi aku malah merasakan sensasi yang berbeda, sensasi yang tidak bisa ku jelaskan dengan kata - kata saat aku bercinta menggunakan jilbab seperti ini.

Pak RT melarangku melepaskan jilbabku, menurutnya aku semakin menggairakan dengan mengenakan jilbab, aku tak menolaknya dan menuruti saja perintahnya.

Kini aku berbaring di atas kasurku dengan badan penuh keringat dan sperma yang meleleh keluar dari dalam memek ku.

Ku tatap langit langit kamarku, aku merasa tak ubahnya seorang pelacur yang di tinggal pergi oleh pelanggannya setelah puas menikmati tubuhku, Dan lagi - lagi aku tidak merasa menyesal sedikitpun telah menghianati suamiku.

Aku bangkit dari tempat tidurku setelah tenaga ku pulih, dan berjalan menuju kamar mandi, tapi langkahku terhenti saat aku melihat pantulan tubuhku di cermin riasku.

Cermin itu memang berukuran cukup besar, hingga mampu menampakan tubuhku dari atas sampai bawah.

Kupandangi tubuhku dan memang benar kata pak RT, aku merasa kembali bergairah saat melihat tubuh telanjang ku yang masih terbalut kerudung di kepalaku.
Aku merasa sangat seksi melihat diriku sendiri.

Ku lanjutkan langkahku yang sempat terhenti karena mengaggumi tubuhku sendiri menuju kamar mandi, dan ku bersihkan tubuhku dari sisa - sisa percintaanku dengan pak RT.


Aku duduk di depan televisi saat ini mengenakan daster ala ibu ibu, ku tonton acara gosip favoritku.

Entah kenapa aku merasakan waktu berjalan begitu lambat hari ini, ku buka hp ku dan melihat lihat media sosial ku.

Sepertinya aku butuh refresing setelah 2 hari ini aku bercocok tanam dengan pria lain, segera ku hubungi suamiku.

"Pah mamah minta ijin ya pergi ke mall"
Aku meminta ijin ke suamiku untuk pergi ke mall yang berada di kota ini, setelah beberapa menit suamiku pun membalas.

"Emang ke mall mau ngapain mah?" Tanya suamiku. "Pengen jalan jalan aja pah jenuh di rumah terus" balasku. "oh yaudah tapi pulangnya jangan sore sore ya" "siap bos".

Suamiku memang sangat baik, jarang sekali dia marah kepadaku membuatku bersyukur karena dulu menerima lamarannya.

Aku bergegas ke kamar untuk berganti baju, kupilih gamis berwarna navy dan kerudung senada, tak lupa kupakai sarung tanganku, setelah semua selesai ku pakai aku lalu berkaca melihat penampilanku.

Aku merasa ada yang kurang, "tapi apa ya" ku garuk garuk kepalaku yang tidak gatal karena bingung merasa ada yang kurang.

"Cadar" entah kenapa aku ingin menggunakan cadar hari ini, dan ku ambil cadar lalu segera ku pakai.

Lengkap sudah penampilanku seperti seorang akhwat muslimah, seorang akhwat yang menjaga penampilannya.

Aku lalu pergi meninggalkan rumah, kupuskan untuk naik angkot menuju ke mall, karena jaraknya tidak terlalu jauh.

Aku berjalan kaki menuju jalan raya dan menunggu sebuah angkot di pinggir jalan.
Setelah 5 menit menunggu akhirnya ada angkot yang lewat.

Kulambaikan tanganku dan angkotpun berhenti tepat di depanku, aku memilih untuk duduk di depan karena di belakang ada orang yang sedang merokok.
Sungguh tidak tau aturan orang itu gerutuku.

Kemudian angkot berjalan, tak berapa lama angkot berhenti di depan sebuah gang untuk mencari/menunggu penumpang.

Inilah alasan sebenarnya yang membuat banyak orang malas untuk naik angkot dan memilih naik ojek online, karena perjalanan yang seharusnya hanya di tempuh dengan waktu 15 menit menjadi sangat lama karena harus ngetem menunggu penumpang.

Setelah beberapa menit terlihat ada seseorang yang menuju ke arah angkot, kulihat penampilannya cukup menakutkan, rambut gondrong tangan penuh tato dan menggunakan celana yang sudah pada sobek di bagian lutut.

Orang itu mulai mendekati angkot, ku pikir dia akan duduk di belakang tapi ternyata dia malah memilih duduk di depan.

"Misi neng duduknya geser sedikit" dia memintaku untuk bergeser agar dia bisa duduk di depan.
"Di belakang aja bang tuh masih ada yang kosong" aku mencoba untuk memintanya duduk di belakang, karena masih ada space yang kosong, tapi dia menolak permintaanku.

"Kalau saya pengen duduk di depan ya berarti harus duduk di depan" nada bicaranya mulai mengeras membuatku merasa takut apalagi saat dia memelototkan matanya padaku, sehingga membuatku terpaksa menggeser duduk ku.

" i..iya bang" aku menjawab sedikit bergetar karena takut.
"Lalu dia masuk dan langsung duduk di sampingku, jadilah kini aku duduk di tengah - tengah mereka.

"Aku merasa menyesal sudah memilih naik angkot, seharusnya tadi aku naik taksi online saja" guamamku dalam hati.

Dan yang membuatku lebih kesal adalah angkot ini tak kunjung jalan, dan masih menunggu penumpang lain.

"Mau kemana emang neng?" Orang tadi tiba tiba bertanya padaku.
"Mau ke mall bang" "oh deket itu mh sebentar juga nyampe" "iya bang"

Tempat duduk yang sempit membuat paha kanannya menempel di paha kiriku.
Tapi dia terlihat biasa saja seakan akan berdempetan dengan seorang wanita adalah hal yang wajar.

Setelah menunggu beberapa waktu akhirnya ada 5 orang lagi yang naik kedalam angkot ini, dan angkotpun segera berjalan.

Di tengah perjalanan aku di buat kaget oleh si sopir karena tiba tiba dia memegang pahaku "awwww" teriaku kaget.
"Maaf neng salah pegang, mau pegang gigi malah pegang paha" aku tau itu hanya alasan saja.

Walaupun pahaku dan perseneling bersebelahan tapi sebagai sopir yang sudah cukup lama menarik angkot, kejadian salah pegang seharusnya tidak mungkin terjadi.

Tapi karena aku kaget reflek aku melompat mengangkat bokongku kesamping dan tanpa kusadari duduk di paha kanan orang tadi.

Aku bahkan tidak menyadari bahwa kedua tangannya sedang memegang pinggangku.

Aku yang sudah menyadari tengah duduk di pahanya segera ingin kembali duduk di kursi, tapi dia malah memegangi pinggangku dan tiba - tiba si sopir menghentikan angkotnya lagi.

Dan terlihat ada seorang ibu ibu yang hendak naik ke angkot ini, tapi dia mau duduk dimana, kursi depan dan belakang sudah penuh.

Tapi kemudian hal yang tidak kuduga terjadi, orang itu menggeser duduknya ketengah, aku yang masih duduk di atas pahanya di buat bingung.

"Bang ngapain geser?" Aku protes karena dia menggeser duduknya.
"Tuh ada ibu ibu mau masuk kamu ngga liat" kemudian dia langsung menyuruh ibu - ibu itu masuk.

"Ayo masuk bu" ucap si preman pada si ibu yang sudah berdiri di sebelah pintu, ibu- ibu itu langsung membuka pintu dan duduk di tempat orang tadi duduk.

"Terus aku duduk dimana?" Aku protes lagi karena aku tidak nyaman duduk di paha orang ini.
"Ini kamu lagi duduk, udah sih bentar lagi juga sampe ini" lagi lagi dia berbicara dengan nada yang keras hingga membuatku kembali merasa takut.

Terpaksa aku duduk di pahanya, tapi karena duduku yang menyamping membuat kaki dan gamisku menghalangi perseneling, dan itu mengganggu si sopir.

"Ini kakinya geserin dong neng, ngalangin nih" kata si sopir, aku tak punya pilihan lain, aku meluruskan bokongku dan duduk dia atas pangkuan orang itu sambil membelakanginya.

Aku tak mampu melihat ke spion, aku merasa sangat malu dengan para penumpang di belakang, entah apa yang ada di dalam pikiran mereka melihat seorang akhwat bercadar duduk di atas pangkuan orang.

Jalanan yang sedikit bergelombang membuat para penumpang termasuk diriku menjadi sedikit bergerak naik turun.

Naas buatku karena saat ini sedang duduk di pangkuan orang lain yang membuatku mau tidak mau bergerak di atas pangkuannya.

Aku mulai merasakan ada benda keras yang mulai menyundul di antara bokongku, tiba tiba si sopir mengerem mendadak pas di lampu merah.

Membuat tubuhku bergerak kedepan, hampir kepalaku menabrak kaca, tapi untungnya orang itu memegang pinggangku sehingga hal itu tidak terjadi.

Aku merasakan benda yang ada dibawahku semakin mengeras dan panas, hal itu entah kenapa nembuatku menjadi horny, di lecehkan secara terang - terangan di depan umum justru membuat adrenalin ku terpacu.

Tubuhku menjadi panas merasakan sensasi ini, di tambah udara di dalam angkot yang juga lumayan panas membuat ku semakin kepanasan, aku mengibaskan kedua tanganku ke arah mukaku untuk mengurangi rasa panasnya, keringatpun sudah mulai keluar dari pori - pori kulitku.

"Panas ya neng?" Orang itu bertanya kepadaku "iya nih bang" jawabku padanya. "sini abang tiupin" tanpa persetujuanku dia langsung meniupiku.

Tapi tidak meniup wajahku dia justru meniup ke arah telingaku, meskipun aku menggunakan kerudung tapi aku dapat merasakan tiupannya masuk kedalam telingaku.

Hal ini membuatku semakin horny, dan menekan bokongku ke bawah mengganjal benda keras di bawah sana.

Lampu kembali hijau dan angkotpun kembali berjalan, kumanfaatkan jalanan yang bergelombang dengan manaik turunkan bokongku di atasnya.

"Rasain nih aku gencet pake bokongku rasain nih" aku bergumam dalam hati sambil menaik turun kan bokongku di atas pangkuannya, karena terbawa horny aku tidak sadar jika angkot sudah sampai di depan mall yang ku tuju.

"Neng udah nyampe" si sopir mengingatkanku "oh iya pak" lalu si ibu itu turun agar aku lebih mudah keluar dari angkot ini, tapi saat aku hendak turun orang itu meremas bokongku saat aku mengangkat pokongku dari pangkuannya.

Aku tak menghiraukannya lalu membayar ongkos angkot dan segera pergi meninggalkan angkot jahanam itu.

Ku langkahkan kakiku menuju mall tersebut, dan "wuusssh.." hembusan udara dingin dari dalam mall langsung menyejukanku saat aku memasuki maal ini.

Aku langsung menuju food court karena perutku sudah merasa lapar, kupilih makanan yang menurutku enak dan duduk sendirian di pojokan.

Aku lalu memfoto makanan tersebut dan mengirimkannya kepada suamiku.
"Jangan lupa makan ya pah" aku mengingatkan suamiku karena ini sudah waktunya jam makan siang.
"Iya mah ini juga lagi makan" suamiku mengirim foto makanan yang sedang di makannya.


"Mau belanja apa aja mah?" Tanya suamiku
"Ngga tau nih pah, paling belanja baju hehe"
"Ya udah terserah mamah yang penting mamah senang" "hehee iya pah makasih yah mmuach"

Suamiku tidak pernah melarangku beli apa saja yang aku inginkan, sebagai bentuk rasa sayangnya kepadaku, sebagai seorang istri tentunya aku juga yang nemegang keuangan.

Karena ini adalah salah satu alasan suamiku untuk menikahiku dulu, dimana dia berjanji tidak akan mecampuri urusan keuangan, dia membebaskanku menggunakan uangnya meskipun dia yang mencarinya.

Bahkan dia mengatakan aku boleh menggunakan uangnya tanpa sepengetahuannya, berkat jabatan suamiku di kantor yang cukup tinggi sehingga gajinya pun cukup besar, dan jatah bulananku pun terbilang cukup besar pula.

Suamiku sempat ingin membelikanku mobil, agar aku bisa lebih mudah saat bepergian, tapi karena aku tidak bisa menyetir dan malas untuk belajar akhirnya aku menolaknya.

Kuselesaikan makanku dan kembali berjalan mengelilingi mall, banyak sekali orang yang berkunjung di mall ini.

Mulai dari yang ingin membeli baju, membeli aksesoris dan kebutuhan lainnya sampai yang sekadar nongkrong dan jalan - jalan saja..

Aku naik ke lantai 2 dimana disini terbilang sangat banyak toko baju. Ada sepasang anak muda yang berjalan di depanku.

Si pria menggunakan jaket biru dan jeans biru juga, sementara si cewe mennggunakan tanktop hitam yang kontras dengan kulitnya yang putih dan menggunakan hot pant di bawahnya.

Karena penampilannya banyak orang - orang yang meliriknya dari yang masih muda sampai yang sudah tua bahkan yang berjalan dengan pasangannya pun ikut melirik ke arah si cewe.

Meskipun dia berjalan dengan pasangannya, tapi tetap saja tidak membuat mata para pria hidung belang untuk tidak meliriknya.

Sementara aku tidak ada satupun yang melirik ke arah ku, mungkin karena dandananku sehingga membuat mereka segan untuk melirik.

Ada perasaan iri di hatiku saat semua orang meliriknya dan mengabaikanku.

"Apasih yang diliat dari dia, pantat tepos gitu aja banyak yang ngelirik" aku menggerutu dalam hati mengomentari fisiknya.

"Hihihii toket kecil gitu aja belaga pake tanktop, muka juga pas pasan" kembali aku menghina fisiknya setelah aku melihat bagian dadanya.

"Coba kalau aku yang pake tanktop itu pasti toket aku nyembul kemana mana"
Aku membayangkan diriku sendiri menggunakan tanktop yang dia gunakan, pasti akan membuat bagian dadaku terlihat sangat jelas.

Ukuran dadaku memang lebih besar darinya, tapi karena aku meggunakan gamis sehingga dadaku tidak keliatan menonjol.


Lalu aku menuju toko yang menjual gamis, aku memilih - milih gamis yang cocok denganku, dan ku beli beberapa gamis yang sempat ku coba tadi di kamar ganti.

Aku kembali mencari yang lain sampai aku berhenti di toko yang menjual berbagai macam baju, dari yang lengan panjang sampai tanktop.

"Monggo mba boleh di pilih bajunya" ucap seorang anak muda yang kuperkirakan masih umur belasan menawarkan dagangannya.

"Yang iniberapa ya mas?" Aku bertanya harga baju yang sedang ku pegang.
"Itu 250 ribu aja mba" ucpap si pemuda tersebut. "murah ya mas" "iya mba baju disini murah - murah tapi kualitasnya terjamin"

Aku memilih lagi baju yang lain, kali ini sebuah kemeja lengan panjang,
" kalau yang ini berapa mas?" Tanyaku pada pemuda tersebut. "Yang itu 300 aja mba". lalu ku pilih beberapa kemeja.
"Bisa di coba dulu kok mba kalau mau biar ngga nyesel nanti kalau udah di beli" ucapnya padaku.
Ucapannya ada benarnya juga, aku lebih baik mencobanya dulu agar nanti tidak menyesal jika ternyata ukurannya tidak pas.

Lalu aku masuk kedalam kamar ganti membawa baju lengan panjang yang pertama dan 3 kemeja yang aku pilih tadi.

Setelah sampai di kamar ganti aku lalu menarik turun sleting gamisku yang berada di bagian depan.

sreeet gamisku meluncur kebawah kaki ku setelah aku berhasil menarik sletingnya. Sehingga kini aku hanya menggunakan celana dalam dan bh warna merah, dan masih menggunakan kerudung dan cadarku.

Jika ada orang yang melihatnya pasti dia akan sangat terangsang tapi sepertinya itu tidak akan mungkin karena aku menutup tirainya dengan rapat.

Ku coba baju yang pertama, terlihat pas di tubuhku, tidak terlalu besar tidak juga kekecilan, lalu ku coba kemeja yang pertama terlihat pas, begitu juga dengan kemeja yang kedua.

Tapi tidak dengan kemeja yang ketiga karena ternyata ukurannya kekecilan, tapi mengetahui ukurannya yang kecil justru membuatku penasaran ingin mencobanya, ku coba memasukan tangan kananku ke kemeja itu dan tangan kiriku.

Setelah masuk terasa sangat ketat di lenganku, ku kancingkan kancing kemeja itu dari bawah tapi saat kancing ketiga yang tepat berada di bawah dadaku akan ku kancingkan mulai tersa susah.

Tapi tetap ku paksakan masuk, sehingga dadaku sedikit terangkat, sampai kancing ke empat yang tepat berada di dadaku semakin susah untuk di kancingkan, tapi lagi lagi tetap ku paksakan hingga kancing itu berhasil masuk ke lubangnya.

Tapi karena ku paksakan membuat bagian antara kancing ketiga dan keempat tidak tertutup dan memperlihatkan bh ku yang berwarna merah, hingga kancing kelima kembali ku masukan.

Aku memutar tubuhku untuk melihat seluruh bagiannya ternyata kemeja ini sangat ketat di tubuhku.

Karena gerakanku tadi kancing kempat yang kumasukan tadi terlepas dan terlempar karena tidak kuat menahan dadaku, aku lalu mengambilnya dan memasukannya ke dalam saku kemeja yang berada di dada kiriku.

Sehingga kini bagian di antara kancing ketiga dan kelima terlihat dengan jelas.

Kulihat tubuhku di kaca kamar ganti ini, entah kenapa aku merasa sangat seksi menggunakan kemeja ini, kemeja yang kekecilan yang hampir tidak muat di tubuhku.

Lalu kubuka kancing kelima terus ku buka yang kedua dan yang pertama sehingga kini hanya kancing ketiga yang masih terkancing tepat di bawah dadaku.

Ku buka kerah bagian atas sampai ke pundaku memperlihatkan bagian dadaku yang putih bersih dan kusibakan bagian bawahnya memperligatkan perutku yang rata dengan pusar yang menggoda.

Aku berdecak pinggang sambil mengaggumi tubuhku sendiri.

Ahhh entahlah hari ini aku benar benar merasa seksi dan horny.

Ku pakai lagi gamisku, dan keluar dari kamar ganti lalu kubayar semua baju yang ku coba tadi, termasuk kemeja yang telah rusak kancingnya karena tidak kuat menahan dadaku.

Aku kembali berjalan sambil membawa belanjaanku, ku susuri hampir semua toko di lantai 2 ini, kemudian aku naik ke lantai tiga.

Aku lalu mencari sepatu untuk suamiku, karena aku sudah lama tidak membelikannya sepatu, ku pilih sepatu yang menurutku cocok untuk suamiku.
Setelah mendapatkan sepatu yang cocok aku kembali mencari yang lain.

Tapi langkahku terhenti di toko baju yang menjual baju baju seksi untuk wanita. Mulai dari dress sampai dalaman wanita.

Sebenarnya aku ingin mampir untuk membeli dalaman, tapi aku merasa malu dengan penampilanku seperti ini. Aku hanya melihal lihat dari luar toko.

Mataku tertuju pada sebuah lingerie berwarna merah, aku ingin membelinya karena aku belum punya. Pasti suamiku akan suka jika aku mengenakan lingerie itu,

Lalu aku menuju toko di sebelahnya.
"Silahkan ibu di pilih" terdengar suara gadis cantik mempersilahkan aku memilih dagangannya dan di sebelahnya ada seorang laki laki mungkin seumuran denganku.

Lalu ku pilih lagi baju yang akan ku beli, hingga mataku tertuju ke sederatan tanktop yang terpajang di sana.

Aku mengambil salah satunya dan mencocokan dengan tubuhku tanpa ku pakai.

"Mba pasti seksi banget ya pake tanktop itu" si karyawan laki laki mulai berbicara saat melihatku sedang mencocokan tanktop.

Tapi aku akhirnya sadar kenapa si karyawan berbicara seperti itu, melihatku yang berpakaian serba tertutup sedang mencocokan tanktop pasti membuatnya membayangkan yang tidak - tidak.

Aku segera membayar tanktop itu dan segera pergi.


"Hahh cape sekali" setelah berjam jam aku berada di mall itu aku memutuskan untuk pulang, tapi kali ini kupilih untuk menggunakan taksi online karena belanjaanku cukup banyak.

Ku pesan taksi online dan aku menunggu di depan mall, tak lama taksi pesananku datang, aku lalu masuk kedalam taksi dan pulang menuju rumahku.

Ku letakan belanjaanku di sofa setelah sampai di rumah, ku ambil air dingin di kulkas dan ku minum untuk mengurangi dahaga ku.

"Ahhh" memang tak ada yang senikmat air putih dingin untuk di minum saat merasa lelah.

Aku membereskan belanjaanku di lemari.
Walaupun sebenarnya aku ingin membeli lingerie tapi kuputuskan untuk membelinya secara online, karena dress yang kumiliki juga hampir semuanya aku beli secara online.

Aku mandi lagi membersihkan tubuhku, lalu menunggu suamiku pulang.

______ ______


"Tadi belanja apa aja mah?" Suamiku menanyakan barang yang kubeli tadi.
"Banyak pah, ada baju sepatu, gamis"
"Papah di beliin ngga tuh?" "Di beliin dong pah" "beliin apa" "beliin sepatu hehee" "baik banget sih istriku ini" cup... suamiku mencium bibirku.

Sekarang kami sedang berada di sofa sambil menonton tv setelah selesai makan malam tadi.

Ku senderkan tubuhku di pelukan suamiku, suamikupun memeluku dengan mesra.

"Pah tadi kan mamah berangkat ke mall naik angkot" aku mencoba menceritakan kejadian tadi siang saat aku berada di dalam angkot, aku yakin suamiku tidak akan marah.
"Terus" suamiku menjawab tanpa melihatku dan fokus ke tv.

"Mamah kan duduk di depan, pas udah jalan sebentar angkotnya berhenti nunggu penumpang"
"terus" suamiku masih tetap fokus ke tv.
"Terus ada preman yang dateng pah, terus dia malah duduk di depan bukannya di belakang"
"Duduk di depan" kini suamiku mengalihkan pandangannya ke arahku.
"Iya pah" "berarti mamah di himpit dong sama sopir sama preman" suamiku mulai antusias mendengar ceritaku.

"Iya pah, terus tau ngga si sopir pegang paha mamah terus alesannya salah pegang perseneling"
"Anjay dia pegang paha mamah? Terus?"
"Mamah kan kaget pah terus reflek lompat ke samping ehh malah bokong mamah mendarat di paha si preman"

"Waduhh enak amat tuh si preman diduduki pahanya sama mamah, terus?" Suamiku mulai antusias mendengar ceritaku.

"Terus ada ibu - ibu yang mau naik angkot pah, Pas mamah mau turun, dia malah geser ke tengah pah terus nyuruh ibu - ibu itu masuk ke angkot pah"
"Lah terus mamah jadi duduk dimana dong?"
"Terpaksa pah akhirnya mamah duduk di pangkuan si preman" "dihh mamah kok mau sih duduk di pangkuan dia"
"Gimana lagi pah mamah takut, tapi papah ngga marahkan mamah duduk di pangkuan dia?" Ku gerakan tanganku ke selangkangannya dan ku pegang kontol suamiku dari luar.
"Marah dong istri papah duduk di pangkuan preman" aku tau suamiku pura pura marah.

"Kalau marah kok kontolnya ngaceng hayo ngaku marah ngga"
"Hehee iya ding ngga marah"

Kumasukan tanganku kedalam kolornya dan mulai mengocoknya.

"Papah pasti horny ya bayangin mamah di pangku sama preman" tanyaku sambil mengocok kontol suamiku. "iya mah papah horny mamah di pangku preman, terus mamah di apain lagi?"

"Papah tau kan kalau jalan menuju mall jalannya bergelombang" "iya mah tau"
"Karena bergelombang bokong mamah jadi naik turun di pangkuanya pah"
Ku kocok makin cepat kontol suamiku.

"Ahh kontolnya ngaceng ngga tuh mah di gituin sama mamah?" Nafas suamiku mulai tersengal sengal karena mendengar ceritaku sambil ku kocok kontolnya.

"Ngaceng lah pah, mamah ngerasa ada yang ngeganjel di bokong mamah terus mamah gunyel gunyel pake bokong mamah"

"Terus tangan dia ngapain mah?"
"Tanganya sih diem aja pah ngga ngapa ngapain" "bego tuh orang harusnya kan tangannya bisa ngremes toket mamah"
Suamiku justru menganggap si preman itu bego bukan karena telah melecehkan istrinya tapi karena tidak meremas dada istrinya.

"Malu lah pah di belakang banyak orang"
Aku memberinya alasan kalau di belakang banyak orang.

"Berarti kalau ngga ada orang mamah mau dong di remes toketnya" sambil tangannya meremas dadaku.

Aku bingung menjawabnya.
"Ahh Ngga tau pah, lagian emang boleh kalau toket mamah di remas preman?" Aku mulai mendesah karena remasannya.

"Boleh mah asal mamah mau papah ngga melarang" "beneran nih pah" "iya mah beneran"

"Kalau mamah entar di perkosa gimana" aku memancingnya dan ingin mendengar jawabannya.
"Mamah pasrah aja jangan ngelawan" ucapnya sambil meremas dadaku

Aku semakin cepat mengocok kontolnya
Dan suamiku menarik bajuku dan melepas bh ku dan meremas remas toketku yang bulat ini tanpa halangan.

"Beneran nih pah entar mamah pasrah aja ya kalau di perkosa sama dia" aku yang semakin terangsang menjadi merasa terprovokasi oleh suamiku.

"Iya mah, mamah pasrah aja kalau perlu mamah kasih pelayanan yang terbaik biar dia puas"
"Ahhh iya pah entar mamah layanin dia lebih dari layanin papah" aku memanas - manasi suamiku.
"Iya mah layani dia dengan baik mah ahhh"

"Ahhh iya pah entar kalau mamah ketemu lagi sama dia mamah mau kenalan pah"
Aku yang terprovokasi oleh suamiku semakin memanas - manasinya.

"Iya mah, mamah boleh kenalan sama dia, ngga kuat mah ahhh" suamiku semakin keenakan karena ku kocok kontolnya dengan cepat.

Suamiku langsung membopongku ke kamar dan langsung melepaskan bajunya, aku juga langsung melepaskan celanaku hingga akhirnya kami sama sama telanjang.

Suamiku yang sudah tidak tahan langsung mengangkang kan kaki ku dan langsung menusuk memeku dengan kontolnya.


"Ahhh...enak pah" aku mendesah saat kontolnya sudah masuk semua di dalam memeku.

"ahhh ahh aah" suamiku mendesah sambil menggenjotku.
"Kalau mamah udah kenalan sama dia terus mamah mau apa?" Ternyata suamiku masih membahasnya, aku pun meladeni fantasinya itu dengan liar.

"Mamah mau minta nomornya pah sama minta alamat tinggalnya pah ahh ahh ahh"
"Buat apa mah minta alamat tinggalnya?"
"Ahh ahhh Biar mamah samperin pah ke tempat tinggalnya kalau dia minta di layani sama mamah"
"Hahh hahh mamah mau nglayanin dia di tempat tinggalnya?"
"Iya pah bolehkan lalau mamah pergi ke tempat dia buat nglayanin dia?"
"Boleh banget mah"


"Terus pah ahh ahh mamah udah mau keluar" "bareng mah papah juga udah ngga kuat"

Crott creet croot creet...
Tubuh suamiku ambruk di sampingku setelah menumpahkan spermanya di dalam memek ku.

Aku tidak menyangka jika aku kuat melayani 2 orang dalam sehari.

Meskipun aku menceritakan kejadian di angkot, tapi aku tidak berniat menceritakan kejadian yang sudah ku alami bersama mas paijo dan pak rt. Entah kenapa aku ingin merahasiakannya dari suamiku.

Walaupun aku tau suamiku tidak akan marah jika aku menceritakannya.
Kami pun kemudian tertidur.

Esok paginya seperti biasa aku bangun lebih dulu, dan mulai memasak untuk sarapan suamiku, setelah sarapan sudah jadi aku membangunkan suamiku.

Kemudian aku mengantarkannya kedepan.
Kuselesaikan semua pekerjaanku, dari mencuci hinga menyapu.

_______


Aku sedang duduk di depan tv dan menonton acara talk show, semenjak kejadian beberapa hari yang lalu baik mas paijo maupun pak rt tidak ada yang datang kerumahku, Entah kenapa justru aku yang menunggu kedatangan mereka.

Hingga jam menunjukan pukul 2 siang ada seseorang yang mengirimi ku sebuah paket.

"Permisi paket" "iya tunggu sebentar" aku keluar menuju gerbang.

"Maaf dengan ibu syifa?" "Iya mas dengan saya sendiri" "maaf bu ini ada paket boleh minta tanda tangan disini"

Aku merasa tidak membeli paket, siapa yang membelinya, tak mau ambil pusing aku lalu menanda tanganinya.

Aku lalu membawa paket itu kedalam, karena penasaran aku kemudian membukanya. Aku terkejut sekaligus senang karena barang yang sempat ingin aku beli beberapa hari yang lalu ternyata ada yang membelikannya.

Aku tersenyum sambil memandangi lingerie yang ada di tangan ku ini.









Bersambung.
 
Makinn kerennn nihhh ceritanya, di bkin eksib sama ekse dgn orng ga di kenal huu ughhhh mantab
 
Jav Toys
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd