Agen Terpercaya   Advertise
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

Kisah kehidupan kami

Part15



Pov abdul



Ku jalani hari - hari seperti biasa, mulai dari bangun pagi, bekerja, atau sekedar nongkrong dengan teman - temanku, yang membedakan adalah ku jalani hari - hari itu tanpa seorang istri.

Sudah 3 bulan lebih istriku berada di kampung halamannya, anak ku selalu melarang ibu nya untuk berangkat menyusulku, yang tentu saja akhirnya aku yang harus mengalah demi anak ku, karena tentu saja anak ku lebih membutuhkan ibunya, Aku juga berniat untuk membawa anak ku ke kota, tapi mertuaku melarangnya.

Untuk membantu mengurus kebersihan rumah, istriku meminta agar aku menggunakan jasa asisten rumah tangga, aku tak punya pilihan lain selain menerima permintaan istriku, karena aku sendiri sudah merasa tidak sanggup jika harus membersihkan rumah sendiri.

Akhirnya sebulan yang lalu istriku menyuruh kenalannya untuk bekerja di rumah kami, istriku memintaku untuk menjemput kenalannya di terminal nanti, karena sebelumnya dia belum pernah pergi ke kota.

Aku lalu berangkat ke terminal untuk menjemput orang yang akan bekerja di rumahku, namanya Marni umurnya sekitar 30an, seorang janda dengan 1 anak. Marni memiliki wajah biasa saja seperti orang lain pada umumnya, tapi memiliki badan yang terbilang bagus.

Dengan tinggi badan 167, berat badan 55 kg membuat marni terlihat montok meskipun dia sudah memiki seorang anak, kulitnya yang sawo matang terlihat cukup eksotis. sepanjang jalan menuju rumahku, marni selalu melihat keluar jendela mobil, memandangi gedung - gedung pencakar langit yang menghiasi kota ini dengan rasa kagum.

Hal yang wajar bagi orang kampung yang baru menginjakkan kaki di ibu kota, memandangi sesuatu yang belum pernah di lihatnya dengan rasa penuh kagum.

Sesampainya di rumah ku ajak marni menuju kamar yang akan dia tempati, kamarnya berada di belakang rumah, dekat dengan dapur. Ku jelaskan semua yang harus di kerjakan oleh marni, kemudian menyuruhnya untuk beristirahat dulu, karena aku tau dia pasti lelah setelah menempuh perjalanan jauh.

Aku lalu mengabari istriku jika kenalannya sudah sampai di rumah, kemudian istriku meminta agar aku mengajari dan memberi tahu semua tugas yang harus di kerjakannya,

Hari pertama marni kerja di rumahku pekerjaannya bisa di bilang sangat rapih, rumah yang tadinya tak terurus kini terlihat lebih bersih dari sebelumnya, aku pun memuji hasil kerjanya, aku pun senang karena rumahku kini kembali terawat.

Seiring berjalannya waktu, marni mulai mengetahui apa yang harus di kerjakannya tanpa harus ku suruh, penampilannya pun kini ikut berubah, tidak seperti pertama kali aku melihatnya yang menggunakan pakaian yang terbilang sopan meskipun tak berhijab.

Marni kini mulai berani menggunakan baju yang bisa di bilang lumayan terbuka, mulai dari menggunakan celana pendek, tanktop dan lainnya, aku tidak menegurnya menggunakan pakaian seperti itu, karena aku pikir memang kebanyakan wanita berpakaian seperti itu jika di rumah, bahkan istriku yang berkerudung pun selalu memakai baju seperti itu jika sedang berada di rumah, apa lagi marni yang tidak berkerudung seperti istriku, pikirku.

Tapi melihat marni mengenakan pakaian seperti itu tentu saja membuatku sedikit meliriknya, meskipun marni tidak secantik dan seputih istriku tapi tubuhnya tidak kalah dengan istriku.

Beberapa kali aku melirik ke arah pahanya dan belahan dadanya, bahkan saat marni akan meletakan minuman di meja untuk ku, dia memberikan minuman itu sambil membungkukkan badannya di depanku, sehingga aku dengan jelas melihat gundukan payudaranya yang terlihat masih kencang.

Aku sampai meneguk ludah karena tergiur oleh pemandangan di depanku, di tambah aku sudah cukup lama jauh dari istri,membuat kelelakianku berdiri ingin menuntaskan hasrat birahi.

Beberapa temanku menawariku untuk memakai istri mereka jika aku sedang ingin bersenggama, tapi aku merasa tidak enak jika terlalu sering memakai istri mereka, dan karena beberapa saran dari teman ku, aku pun mulai mencoba untuk memakai jasa wanita panggilan untuk menuntaskan hasratku dan sudah beberapa kali ku lakukan, terkadang aku juga menuntaskan hasrat ku dengan menonton video porno istriku dengan pacarnya sambil mengocok kejantananku.

Video yang di kirimkannya hanya menampakan istriku yang sedang di genjot, sementara pacarnya tidak pernah terlihat mukanya sedetikpun.

Dari video yang ku tonton terlihat jika istriku sangat puas bercinta dengannya, meskipun usianya jauh lebih tua dariku, tapi kejantanannya jauh lebih besar dari milik ku, di tambah urat - urat yang mengelilingi kejantanannya, pasti semakin membuat istriku kenikmatan.

Aku sangat terangsang saat melihat burung perkasanya memasuki tubuh istriku dan membuat istriku berteriak histeris, semakin membuatku bersemangat untuk mengocok kontol ku.

Ku akui penampilan istriku jadi lebih menarik dengan rambut pirangnya, terlihat lebih seksi dan menggairahkan, hanya saja bulu jembutnya yang begitu lebat sedikit membuatku merasa geli melihatnya, berkali - kali aku menyuruhnya untuk mencukur bulu jembutnya, tapi istriku selalu menolaknya, karena dia merasa lebih suka mempunyai bulu jembut yang lebat.

Kami selalu berdebat jika sudah membahas bulu jembutnya, istriku bahkan memintaku tidak usah memakai vaginanya lagi jika aku merasa jijik melihat bulu kemaluannya, dan menyuruhku untuk menggunakan mulutnya saja.

Jika sudah seperti itu istriku pasti akan mematikan telvonya, dan saat aku mencoba untuk menghubunginya lagi istriku selalu mematikan panggilanku, jika di angkatpun pasti ujung-ujungnya istriku akan marah, dan itu sedikit menyulut emosiku sehingga akhirnya keributanpun terjadi. Entah kenapa akhir-akhir ini kami sering bertengkar.

Istriku bilang dia sudah mau menuruti semua keinginanku, bahkan menuruti sesuatu yang dianggapnya gila dulu, kini istriku ingin memelihara bulu kemaluannya dan aku tidak boleh melarangnya.

Jika di pikir - pikir apa yang di katakan oleh istriku ada benarnya juga, tapi tetap saja aku merasa tidak suka melihat memeknya di penuhi oleh bulu kemaluan, aku lebih menyukai memek istriku yang bersih tanpa bulu.

Aku tidak tau apa yang telah membuat istriku bisa berubah seperti itu, semenjak istriku tinggal di kampung halamannya sudah banyak perubahan yang terjadi pada istriku, bukan hanya penampilannya bahkan sifatnya kini sedikit berubah, istriku mulai berani membangkang dan menolak permintaanku.

Entah apa yang telah terjadi dengan istriku, apakah istriku berubah karena di pengaruhi oleh pacarnya atau memang karena kemauannya sendiri. Yang jelas aku belum bisa menyimpulkannya saat ini.

__________

Penampilan marni pun semakin hari semakin berani, pernah satu kali saat dia habis mandi, aku menyuruhnya untuk membuatkanku kopi, dan saat dia membawa kopi yang ku minta aku sedikit terkejut melihatnya, karena dia membawa kopi hanya dengan menggunakan handuk yang kekecilan.

Melihat penampilannya yang seperti itu tentu saja membuatku sedikit terangsang, apa lagi di rumah ini hanya ada kita berdua, pikiran - pikiran jahatpun kadang terlintas di pikiranku.

Aku dapat mencium aroma tubuhnya yang segar karena habis mandi, aku bahkan memperhatikan pantatnya yang bergetar saat berjalan meninggalkanku.

Aku tidak tau apa yang di pikirkan oleh marni sehingga berani berpenampilan seperti itu di depanku, biarpun aku orang yang baik tetap saja aku ini pria normal yang memiliki hawa nafsu terhadap lawan jenis, apa dia tidak takut jika sewaktu - waktu aku kehilangan kontrol dan memperkosanya.

Melihat penampilan marni yang terus menggodaku membuat ku merasa tidak dapat lagi menahan gairahku, sehingga kuputuskan untuk pulang ke kampung halaman istriku untuk melepas gairahku dan rasa kangenku, aku meminta marni untuk tetap berada di rumah selama aku berada di kampung, aku berencana untuk pulang kampung selama 2 hari.

Sengaja aku tidak memberi tahu istriku bahwa aku akan pulang, aku ingin membuatnya terkejut dengan kehadiranku yang tidak terduga.

Setelah menempuh perlanan jauh akhirnya aku sampai juga di kampung halaman mertuaku pada malam hari, karena aku berangkat dari kota pada pagi hari, aku sudah tidak sabar ingin bertemu dengan anakku yang lucu dan istriku yang cantik, aku sangat penasaran ingin melihat istriku terkejut dengan kedatanganku.

Tapi setelah bertemu dengan istriku, justru aku yang di buatnya lebih terkejut, ku lihat istriku sedang ngobrol dengan bapak - bapak di pos ronda yang tidak jauh dari rumah mertuaku dengan menggunakan baju yang ketat sehingga menonjolkan bagian dadanya dan menggunakan celana pendek selutut.

Terlihat istriku tertawa terbahak - bahak dengan obrolan para bapak - bapak yang berada di pos ronda yang ku hitung mereka berjumlah 5 orang.

Aku tidak menyangka istriku berani berpenampilan seperti itu di luar rumah, karena ku pikir istriku hanya berani berpakaian seperti itu saat berada di rumah, di tambah lagi istriku tidak menggunakan kerudung sehingga bapak - bapak itu tau bahwa rambut istriku berwarna pirang.

Aku tidak tau apa yang sedang dilakukan istriku malam - malam begini di pos ronda, duduk di atas motornya sambil ngobrol dengan mereka, apakah mertuaku tidak mengetahuinya, apakah mertuaku tidak melarangnya berpakaian seperti itu. Banyak sekali pertanyaan yang terlintas di pikiran ku.

Ku dekati istriku dan kuturunkan kaca mobil, kemudian menyuruh istriku untuk pulang kerumah, aku yang sedari kota sudah tidak sabar ingin melihatnya terkejut dengan kedatanganku, justru di buat heran olehnya, karena saat istriku melihatku dia terlihat biasa saja tidak ada ekspresi terkejut di wajahnya.

Karena jalan menuju rumahku belum bisa di lewati oleh mobil maka ku parkirkan mobilku di rumah mertuaku, saat aku sudah sampai di rumah mertuaku, istriku sudah sampai duluan, ku parkirkan mobilku lalu masuk kedalam rumah.

Mertuaku terkejut melihatku yang tiba - tiba pulang tanpa memberi tahu terlebih dahulu sementara istriku terlihat biasa saja.
Ku dekati mertuaku dan mencium tangan mereka, kemudian ku dekati istriku, lalu dia mencium tanganku.

Aku lalu ngobrol dengan mereka, dan menanyakan ke mertuaku perihal penampilan istriku yang berubah. Mertua ku menjelaskan jika istriku mulai berubah saat aku kembali ke kota.

Mulai dari mewarnai rambutnya sampai akhirnya aku tau jika istriku sudah tidak mengenakan kerudung lagi. Mertuaku sudah sering menegurnya tapi istriku tetap tidak menghiraukannya, bahkan ayah mertuaku sampai memarahi istriku, tapi istriku tetap tidak menghiraukannya, dan akhirnya mertuaku menyerah untuk menegur istriku dan membiarkan istriku berpenampilan semaunya.

Aku tidak menyangka jika istriku bisa berubah begitu drastis, apa yang telah membuat istriku berubah seperti ini.
Sementara istriku hanya diam di sampingku memainkan hp nya sambil mendengar obrolan kami.

Kemudian aku pamit untuk masuk ke kamar karena ingin beristirahat, istriku mengikutiku dari belakang dan masuk ke dalam kamar, terlihat anak ku sudah tertidur pulas, saat aku hendak mendekati anak ku, tiba - tiba istriku memeluk ku dari belakang.

Aku kemudian memutar badanku sehingga kini kami saling berhadapan, istriku lalu merebahkan kepalanya di dadaku sambil memeluku.

"Kok papah pulang ngga ngabarin sih" tanya istriku. "Sengaja biar mamah terkejut liat papah pulang, tapi kayaknya mamah ngga terkejut ya" ucapku pada istriku yang masih memeluk ku.

"Terkejut tau, tadi kaget ada orang ganteng manggil mamah hehee" ucap istriku sambil tersenyum manis ke arahku.
"Tapi kok muka mamah biasa aja ya, ngga kaya orang terkejut" selidikku. " kata siapa ngga terkejut, masa klo terkejut mamah harus jungkir balik gitu" ucapnya mencari alasan.

"Ya ngga harus jungkir balik juga kali mah"
"Terus mamah harus gimana dong, apa mamah harus kya gini" ucap istriku sambil memegang pipinya dengan kedua tangannya, kemudian mulutnya terbuka lebar dan matanya melotot kedepan, mengekspresikan orang terkejut.
"Hahahaa boleh tuh kaya gitu" melihat tingkah istriku yang menggemaskan, membuatku langsung mencium bibirnya.

Ku cium bibir istriku yang terasa sangat lembut, bibir yang sudah 3 bulan tidak aku rasakan, istriku membalas ciumanku dengan lembut, untuk beberapa menit kami berciuman sebelum saling melepaskan bibir masing masing, istriku kemudian mengelap bibirku dengan jarinya dan tersenyum manis kepadaku, aku pun membalas senyum istriku, ku peluk tubuhnya semakin erat menunjukan betapa rindunya aku terhadap dirinya.

"Mamah tadi ngapain di pos ronda?" Tanyaku pada istriku yang melihatnya sedang berada di pos ronda.
"Ngga ngapa - ngapain pah, cuma ngobrol doang, tadinya mau pulang kerumah eh malah di panggil sama mereka ya udah mamah mampir terus ngobrol deh" jelas istriku padaku perihal keberadaanya di pos ronda.

"Emang mamah mau ngapain pulang kerumah" tanyaku. "Pengen aja pah, memastikan ngga ada maling yang masuk kerumah kita"

"Terus kok penampilan mamah jadi kayak gini" tanyaku terhadap perubahan penampilannya. "Emang mamah keliatan kayak gima pah". Aku sedikit bingung menjawab pertanyaannya.

"Keliatan seksi mah" jawabku jujur, karena istriku memang terlihat sangat seksi.
"Bukannya papah suka ya kalau mamah jadi seksi kayak gini" balas istriku.
"Suka sih mah, tapi kan ngapain juga mamah berpenampilan seksi kayak gini di depan orang - orang, emang mamah ngga malu" balasku pada istriku.

"Ngapain malu, kalo mamah ngga boleh berpenampilan seksi terus ngapain papah dulu nyuruh mamah swinger, bukannya papah seharusnya nglarang mamah deket orang lain tapi papah malah nyuruh mamah buat tidur sama orang lain"

Balasan istriku benar - benar membuatku tidak bisa berkata apa - apa, yang di katakan istriku memang benar, aku lah yang dulu sering memintanya untuk tidur dengan orang lain, dan kini aku mendapatkan batunya.

"Papah ngga bisa jawabkan, ngelarang mamah berpenampilan seksi tapi nyuruh mamah buat tidur sama temen kamu"
Lagi - lagi ucapan istriku terasa begitu menusuk, sehingga aku tidak bisa mengelak dari ucapannya.
Aku hanya menggaruk - garuk rambutku yang tidak gatal ini.

"Kalau gitu papah ngga usah ngelarang mamah berpakaian seperti apa" jawab tegas istriku. "Emang sekarang mamah udah ngga pake kerudung lagi" tanyaku.
"Ngga pah, udah males pake kerudung, mamah ngerasa ngga pantes, tubuh mamah udah sering di sentuh orang lain, jadi mamah udah ngga mau pakai kerudung lagi" jawab istriku mantap.

Aku sedikit kecewa sebenarnya mengetahui istriku sudah tidak mau menggunakan kerudung lagi, karena dulu saat pertama menikah istriku sangat menjaga penampilannya dengan pakaian tertutup, tapi karena ulah ku, kini istriku sudah tidak mau memakainya lagi, dan lebih memilih berpakaian terbuka.

"Tapi mamah ngga malu di omongin orang - orang kampung" "ngga pah, biarin aja mereka mau ngomong apa,mamah ngga peduli, lagian yang ngomongin juga cuma ibu - ibu, kalo bapak bapak mh malah pada suka liatin mamah hehee" jawab istriku sambil tertawa.

"Iyalah mah, tadi aja pada betah ngobrol sama mamah" balasku pada istriku.
Tentu saja bapak - bapak suka melihat penampilan istriku yang sekarang, karena terlihat sangat seksi.

Pada akhirnya Ku biarkan saja istriku berpakaian semaunya, karena kupikir aku juga lah yang paling bersalah atas perubahannya, karena fantasiku akhirnya istriku menjadi seperti ini.

"Hahahaa kalau ngobrol sama mamah matanya pada jelalatan pah" ucap istriku sambil tertawa. "Gimana ngga jelalatan coba, mamah pake bajunya ketat banget sampe toket mamah nonjol gini" ucapku sambil memegan toket istriku yang terlihat sangat menonjol di balik bajunya.

"Emang toket mamah kelihatan nonjol banget ya" ucap istriku sambil membusungkan dadanya di depanku.
"Iya mah toket mamah nonjol banget" ucapku sambil memegang kedua toket istriku.

"Ihh pegang-pegang emang kamu siapa hihii" ucap istriku bercanda.
"Aku siapa ya.. aku jadi suami kamu aja deh" ucapku menanggapi candaan istriku.
"Ngga mau ahh punya suami kayak kamu hihii" ucapnya pura-pura menolak.
"Emang kenapa? Aku baik loh ganteng lagi"

"Ganteng sih tapi entar aku disuruh tidur sama orang lain hehee" ucapnya sambil tersenyum. "Biarin enak tau tidur sama orang lain hahaa" ucapku sambil tertawa.
"Huuu dasar nakal" ucapnya sambil mencubit perutku.


"Mah pengen nih udah lama ngga dapet jatah" ucapku pada istriku.
"Mamah sepongin dulu aja ya pah, ntar sikecil bangun" jawab istriku sambil memegan senjataku.

Aku tidak menolaknya, karena ku pikir aku masih bisa merasakannya nanti, kemudian aku mulai membuka celanaku dan mengeluarkan senjata ku.

Istriku langsung melumatnya dengan nikmat, memasukan semua senjataku ke dalam mulutnya, permainannya kurasakan semakin nikmat, aku sampai memegangi kepalannya karena merasa nikmat di manjakan oleh mulutnya.

Sekitar sepuluh menit akhirnya aku tidak dapat lagi membendung klimaks ku, dan ku muntahkan seluruh spermaku di dalam mulutnya, kemudian istriku menelannya sampai habis, aku lalu naik ke atas ranjang dan tidur bersama anak dan istriku.

Paginya istriku mengantarkan anak ku ke sekolah, penampilan istriku biasa saja, meskipun tidak mengenakan kerudung, tapi baju yang di pakai oleh istriku lumayan terbilang sopan, karena tidak menonjolkan lekukan tubuhnya yang indah.

Sementara istriku mengantarkan anaknya sekolah, aku pergi ke mobilku dan mengambil alat yang sudah kusiapkan dari kota, kunyalakan mesin cukur di tanganku, kemudian mesin itu menyala, aku tersenyum senang karena alat itu berfungsi dengan baik.

Alat cukur ini bukan ku gunakan untuk mencukur rambutku, tapi akan ku gunakan untuk mencukur bulu kemaluan istriku.



Setelah anak ku pulang sekolah dia langsung bermain dengan teman - temannya, sementara istriku masuk ke kamar untuk membereskan seragam sekolah anakku.

Aku kemudian menyusul istriku ke dalam, dan langsung memeluknya dari belakang. kaget karena pelukanku istriku lalu memutar tubuhnya hingga kami berhadapan, langsung ku cium bibirnya, dan dengan terburu - buru aku langsung menelanjangi istriku hingga telanjang bulat.

Terlihat tubuh putih mulus istriku yang tergeletak di ranjang, ku amati seluruh tubuhnya hingga mataku tetuju ke rimbunnya bulu jembut istriku, saking lebatnya bulu itu, sampai bibir vagina istriku tidak terlihat karena tertutup oleh bulu jembutnya, aku tersenyum melihatnya, karena sebentar lagi bulu menjijikan itu akan aku musnahkan.

Aku kemudian menyerang bagian atasnya, ku ciumi bibir dan dadanya, ku jilati seluruh permukaan kulitnya hingga mengkilap, saat istriku sudah mulai terangsang, aku kemudian mengeluarkan alat cukur yang sudah ku siapkan.

Kemudian aku menyalakaanya, istriku yang dalam keadaan terangsang tidak menyadari bahwa aku sedang memegang mesin cukur, ku dekatkan alat cukur itu menuju bulu kemaluannya.

Ku dekatkan di bagian atasnya yang hampir mencapai pusarnya, mungkin 2 atau 3 cm lagi bulu itu akan menyentuh pusarnya, aku tidak menyangka jika bulunya jauh lebih lebat dari perkiraanku, karena dulu saat pertama kali aku melihat vagina istriku bulunya tidak selebat ini, ini adalah bulu kemaluan paling lebat yang pernah aku lihat, bahkan artis - artis jav yang sering ku tonton pun tidak ada yang selebat ini bulu kemaluannya.

Ku tempelkan alat cukur itu di bagian atas bulunya lalu mulai kucukur bulu itu, saat bulu itu baru sedikit yang tercukur ternyata istriku menyadari perbuatanku.

Dia langsung mendorong tubuhku hingga terjatuh dari ranjang, dan melihat ke arah bulu kemaluannya yang telah tercukur sedikit, mengetahui hal itu reaksinya benar - benar di luar dugaan ku, istriku marah besar karena aku mencoba mencukur rambut kemaluannya.

Untuk pertama kalinya aku melihat istriku marah seperti, beruntung mertuaku tidak ada di rumah sehingga tidak mendengar suara istriku yang berteriak kepadaku.

"BANGSAAATTT LU MAU NGAPAIN JEMBUT GUA ANJINGG, LU MAU NYUKUR JEMBUT GUA HAH, BANGSAT LU YA EMANG SUAMI BAJINGAN" ucapnya yang tengah duduk di ranjang sambil menunjuk ku dan memelototkan matanya padaku penuh kemarahan.

Aku terkejut mendengar ucapannya, baru kali ini dia marah seperti itu sampai mengata - ngatai ku. Aku pikir perbuatanku sudah biasa, karena dulu aku sering mencukur bulunya, tapi ternyata sekarang berbeda. Aku yang kaget oleh ucapannya menjadi sedikit tidak terima dan emosi oleh perkataanya.

"MAKSUDNYA APA KAMU NGOMONG GITU, KALO NGGA TERIMA NGOMONG DONG NGGA USAH NGATAIN" balasku dengan nada tinggi karena sedikit emosi oleh ucapan istriku.

"GUA UDAH NURUTIN SEMUA KEMAUAN LU, APA SALAHNYA LU MAU NERIMA PERMINTAAN GUA, GUA CUMA PENGEN MIARA JEMBUT DOANG, KALO LU NGGA SUKA LU CARI AJA MEMEK LAIN NOH, LU JUGA KAN SERING NGEWE SAMA ISTRI - ISTRI TEMEN LU KAN DI BELAKANG GUA, LU JUGA UDAH SERING NGEWE SAMA PELACUR KAN, JANGAN KIRA GUA NGGA TAU KALO LU SERING MAIN BELAKANG" balas istriku dengan nada tinggi sambil menangis.

Aku benar - benar terkejut oleh ucapan istriku, aku tidak menyangka jika dia tau perbuatanku di belakangnya, tapi siapa yang memberi tahunya, apakah marni yang memberi tahu istriku.

"MASALAH KALAU GUA NGEWE SAMA ISTRI TEMEN GUA, LU JUGA SERING NGEWE SAMA ORANG LAIN JUGA GUA NGGA MARAH" ucapku membela diri

"OHH JADI SELAMA INI LU NYURUH GUA NGEWE SAMA ORANG LAIN BIAR LU BISA BEBAS NGEWE SAMA PEREMPUAN LAIN GITU, BAJINGAN LU YA EMANG BANGSAT SELAMA INI LU CUMA MANFAATIN GUA DOANG SUPAYA LU BISA NGEWE SAMA PEREMPUAN LAIN SEPUASNYA" ucapnya menuduhku.

"KALAU IYA KENAPA? LU JUGA DAPET ENAK KAN BISA NGEWE SAMA ORANG LAIN, NGGA USAH MUNAFIK DEH GUA LIAT SENDIRI GIMANA SENANGNYA LU PAS DI ENTOT ORANG LAIN" ucapku semakin emosi karena tuduhannya.

"KETERLALUAN LU BENER-BENER BIADAB"
ucapnya sambil menangis.


Pertengkaranpun akhirnya tak terelakan, Istriku lalu mengenakan pakaiannya kembali sambil menangis, kemudian dia memakai jaket, mengambil dompetnya dan memakai helm kemudian dia pergi meninggalkan rumah, aku mencoba menahannya dan meminta maaf atas perbuatanku, aku tak mengira perbuatanku yang mencukur bulu jembutnya bisa berakhir seperti ini. Aku yang tersulut emosi pada akhirnya semakin memperkeruh keadaan.

Istriku sudah pergi entah kemana, aku sangat menyesali perbuatanku, aku terlalu egois sehingga memikirkan kesenanganku sendiri, mungkin jika aku menerima istriku memiliki bulu kemaluan, mungkin kejadian seperti ini tidak akan terjadi, aku terlalu memaksakan keinginanku, selama ini istriku telah banyak berkorban demi fantasiku, tapi aku tidak bisa menghargai keinginannya. Dan emosiku yang meluap-luap membuatku tidak bisa mengontrol diri sehingga mengeluarkan kata-kata yang pasti terdengar menyakitkan buat istriku.

Sampai sore menjelang dan mertuaku sudah pulang dari peternakan istriku tak kunjung pulang, aku bingung harus menjelaskan seperti apa ke mertuaku saat menanyakan keberadaan istriku, akhirnya aku membohongi mereka jika istriku sudah pulang ke rumah duluan.


Tak ingin mendapatkan pertanyaan lebih lanjut perihal istriku, aku kemudian pamit dan pulang kerumah, sesampainya di rumahpun ternyata istriku tidak ada.

Ku hubungi terus hp nya tapi kini nomornya tidak aktif, aku benar - benar merasa kawatir dengan istriku, apakah istriku baik - baik saja, ku tunggu sampai larut malam tapi istriku tak kunjung pulang, aku sampai tidak bisa tidur karena memikirkan istriku.

Aku mencoba menenangkan pikiranku, dan berpikir mungkin istriku sudah pulang kerumah mertuaku, dan besok pagi aku akan menemuinya dan meminta maaf.
Akupun kemudian tertidur saat subuh menjelang.

Setelah aku bangun, aku hanya mencuci muka ku dan bergegas pergi ke rumah mertuaku, sesampainya disana rumah mertuaku terlihat sepi, karena aku memiliki kunci serep rumah mertuaku, aku pun masuk kedalam, tak ku dapati motor istriku, mungkin dia memakainya untuk mengantarkan anaknya sekolah.

Ku tunggu anakku pulang sekolah agar aku bisa bertemu dengan istriku, terasa waktu berjalan begitu lambat, hatiku gundah gulana, pikiranku tidak karuan, aku ingin cepat - cepat bertemu dengan istriku dan meminta maaf padanya.

Tapi saat anak ku sudah pulang ternyata yang mengantarnya sekolah adalah ibu mertuaku bukan istriku, bahkan ibu mertuaku menanyakan keberadaan istriku kenapa tidak datang untuk mengantarkan anaknya sekolah.

Kembali aku membohongi mertuaku dengan mengatakan istriku ada keperluan mendadak, sehingga tidak bisa mengantarkan anaknya ke sekolah.

Aku benar - benar merasa kawatir sekarang, istriku tidak pulang seharian, kemana perginya istriku. Anak ku langsung bermain dengan temannya setelah mengganti seragamnya.

Aku kemudian kembali ke rumahku, sesampainya di rumah tidak terasa air mata menetes di pipiku, aku merasa sangat menyesal, aku merasa benci kepada diriku sendiri, sebagai seorang suami seharusnya aku bisa lebih mengerti keinginan istriku.

Aku kemudian kembali kerumah mertuaku dan menyalakan mobilku, ku putuskan untuk mencari istriku walaupun aku tidak tau dimana keberadaannya.

Ku pacu mobilku mengililingi desa, dari desa satu ke desa yang lain, ku telusuri sampai keluar kecamatan, dan ku pacu terus mobilku entah kemana, aku merasa sangat kawatir dengan istriku, nomernya dari kemarin sudah tidak aktif, aku takut terjadi sesuatu dengan istriku.

Ku cari istriku di setiap tempat penginapan di kabuten ini, sampai aku mencari di penginapan yang berada di dekat pasar, kemudian aku menanyakan kepada penjaga penginapan, apakah ada wanita yang menginap di penginapan itu atau tidak, ku sebutkan ciri - ciri fisik istriku dan ku tunjukan foto istriku pada si penjaga.
Menurut si penjaga memang ada wanita yang memiliki ciri - ciri seperti istriku, berkulit putih, berambut pirang, dan juga cantik, tapi sayangnya wanita itu bukan bernama Asyifa maulida seperti istriku, melainkan wanita bernama Dini. Dan menurutnya foto yang kutunjukan berbeda dengan orang yang di sebutkan.
Aku kecewa, karena aku pikir aku telah menemukan istriku, tapi ternyata salah orang.


Ku cari istriku sampai malam hari tetap saja hasilnya nihil, tidak ku temukan keberadaan istriku, aku kemudian menepikan mobilku dan menangis di pinggir jalan menyesali perbuatanku.

Ku bawa mobilku pulang kerumah mertuaku, dan ku parkirkan di depan rumah, keadaan rumah sudah gelap karena mertuaku sudah pada tertidur, ku lihat jam sudah pukul 12 malam.

Aku tidak enak jika harus membangunkan mertuaku, aku juga merasa bingung jika nanti di tanyai lagi tentang istriku, ku putuskan untuk pulang kerumah, sebelum pulang aku mencoba mengintip kedalam rumah melalui jendela, memperhatikan didalam kegelapan apakah ada motor istriku di dalam, dan setelah ku perhatikan ternyata motor istriku tidak ada.

Aku pulang menyusuri gelapnya malam, ini adalah kedua kalinya aku di tinggal oleh istriku seperti ini, dimana pertama kali adalah saat aku mengutarakan fantasiku padanya, membuat dia menangis dan meninggalkanku pulang kerumah orang tuanya, dan kali ini istriku kembali ku buat menangis dan pergi entah kemana.

Masalah yang ku anggap sepele ternyata berbeda bagi istriku, istriku menganggap perbuatanku yang mencukur bulunya adalah hal yang keterlaluan, seandainya aku lebih bisa mengerti keinginan istriku, mungkin semua ini tidak akan terjadi.

Sampai di rumah, aku terduduk lemas, menundukan dan memegang kepalaku, aku benar - benar merasa bersalah, merasa menyesal, aku ingin sekali bertemu istriku dan meminta maaf padanya dengan setulus hati.

Jika dulu aku bisa menemukan istriku, karena aku tau keberadaannya pasti berada di rumah orang tuanya, tapi kali ini aku benar - benar tidak tau istriku ada dimana, Tak terasa akupun tertidur sambil duduk.

Pagi ini langit terlihat sangat cerah, tapi tidak cukup cerah bagi hatiku yang sedang galau, kicauan burung - burung terdengar seperti sedang memarahiku sebagai suami yang egois, yang hanya menginginkan kesenanganku saja.

Hari ini adalah hari terakhirku di kampung karena aku harus kembali ke kota, tetapi aku merasa tidak semangat, aku merasa galau, haruskah aku berangkat ke kota meninggalkan istriku yang sekarang entah dimana, ataukah aku harus mencari kembali keberadaannya.

Aku merasa dilema, haruskah aku berangkat atau tetap disini, tapi aku berpikir mungkin keberadaanku disini yang membuat istriku tidak mau pulang dan tidak ingin menemuiku, karena aku tau sifat istriku jika sedang marah, dia tidak mau di ganggu sampai suasana hatinya membaik.

Maka aku memutuskan untuk berangkat saja, dan akan pulang lagi jika hati istriku sudah membaik, aku lalu pergi kerumah mertuaku untuk mengambil mobilku.
Sesampainya disana lagi - lagi mertuaku menanyakan istriku, kenapa istriku tidak ikut mengantarkanku yang akan berangkat ke kota, aku kembali beralasan jika istriku lagi ada perlu di rumah jadi tidak perlu mengantarkanku, anakku juga ikut menanyakan ibunya, karena sudah dari kemarin tidak bertemu denan ibunya.

Ku cium anakku dan mengatakan kalau ibunya lagi ada urusan nanti juga akan pulang menemuinya. Beruntung mertuaku selalu percaya dengan alasanku, dan anak ku juga percaya saja karena masih kecil.

Aku pamit ke mertuaku kemudian aku masuk kedalam mobil, haruskah aku ceritakan yang sebenarnya terjadi pada mertuaku, tapi akhirnya aku urungkan, dan melaju pergi meninggalkan rumah mertuaku, di sepanjang jalan pikiranku tidak fokus karena terus memikirkan istriku.


Akhirnya aku sampai di rumah setelah menempuh perjalanan yang begitu melelahkan, marni membukakan gerbang, kemudian aku masukan mobilku ke garasi.

Aku lalu membersihkan tubuhku dan menyegarkan pikiranku yang sedang dilanda masalah, marni kemudian menawariku untuk makan, karena dia sudah masak makanan untuk ku.

Aku kemudian makan masakan marni, rasanya memang enak hingga membuatku menghabiskan banyak makanan karena dari kemarin aku hanya makan sedikit.

Ku perhatikan marni yang sedang duduk di karpet menonton tv, aku berfikir apakah marni yang mengadukan perbuatanku pada istriku, tapi marni juga tau dari mana karena aku tidak pernah memberi tahunya jika aku pergi dengan wanita lain.

Sadar dirinya sedang ku perhatikan marni kemudian berbicara pada.
"Kenapa mas liatin marni kaya gitu" tanya nya. "Oh ngga mar, ngga apa - apa" jawabku sekenanya.

Aku lalu masuk kedalam kamar, dan mengambil hp ku, ku coba telfon lagi nomer istriku, tapi masih tidak aktif.
Aku kawatir dengan istriku apakah dia baik - baik saja.

Hingga aku berangkat ke kantorpun aku masih terus saja memikirkan istriku, aku sadar seharusnya aku bisa menyisihkan antara pekerjaan dan kehidupan rumah tanggaku, aku tidak boleh membawa masalah pribadiku pada pekerjaanku.

Aku pun menyibukan diriku, dengan mengerjakan pekerjaanku sampai larut malam, cara ini sedikit ampuh untuk menekan masalah batin ku.

Kupacu mobilku kembali kerumah dan memasukannya ke dalam garasi, aku menolak tawaran marni saat dia menawarkan makanan padaku, aku beralasan sudah makan sebelum pulang.

Aku tidak mood untuk menonton tv, dan meninggalkan marni sendirian di depan tv.
Aku berniat untuk memberinya tv, agar dia tidak mengganggu acaraku menonton tv dengan memintaku mengganti chanel sinetron.

Ku ambil hp ku di kamar dan betapa senangnya aku setelah beberapa hari susah untuk ku hubungi, kini istriku mengirimiku sebuah pesan.

"Udah sampe belum kamu?" Pesan istriku, meskipun dia tidak menyebutku papah seperti biasanya, tapi aku mengerti itu terjadi karena dia sedang marah.
"Udah nih mah" balasku. Sebelum dia membalas pesanku, aku segera menghubunginya, karena aku ingin mendengar suaranya, tapi telfonku justru di matikan olehnya.

"Ngga usah telfon, aku males ngomong" balas istriku. "Maaf ya mah kemarin papah udah keterlaluan sama mamah" balasku meminta maaf pada istriku atas kesalahanku.

"Ngga usah minta maaf lah, ngga perlu, aku ngga butuh maaf dari kamu" balas istriku ketus, mungkin dia masih marah padaku. "Iya dehh, kemarin mamah kemana ngga pulang - pulang" tanyaku mengenai keberadaannya.

"Dimana aja itu ngga penting, yang penting ngga liat muka kamu". Sepertinya istriku memang masih marah denganku, akupun mencoba untuk bersabar dan tidak terpacing emosiku seperti kemarin.

"Tapi sekarang udah pulang kan, kasian riska nyariin terus" balasku mencoba mencari tau apaka istriku sudah pulang atau belum.

"Udah" balasnya singkat. "Syukurlah, terus lagi ngapain mah, udah makan belum" aku merasa tenang karena istriku sudah pulang kerumah.

"Udah kemarin makan hati" balasnya.
"Makan nasi dong jangan makan hati" balasku bercanda agar istriku tidak marah lagi.

"Mulai sekarang kamu jangan hubungi aku lagi ya" balas istriku. "Maksudnya apa mah" balasku bingung tidak tau apa maksudnya.

"Maksudnya kamu ngga usah chat, ga usah telfon pokoknya jangan hubungi aku lagi, kalau kamu mau pulang tinggal pulang aja, ngga usah ngabarin" balas istriku kesal.
"Yah kok gitu mah" balasku yang merasa tidak rela jika tidak bisa menghubunginya.

"Bodo amat lah, terserah kamu masih mau nafkahin aku atau ngga, aku ngga perduli, mulai saat ini janggan hubungi aku lagi" balas istriku.


Belum sempat aku membalas pesan istriku, tiba - tiba nomerku sudah di blok olehnya, sehingga kini aku tidak bisa menghubunginya lagi, ku coba untuk menelfonnya tapi tidak bisa, bukan hanya nomorku bahkan media sosial yang telah mempertemukan kami pun ikut dia blok, sehingga kini aku benar - benar tidak bisa menghubungi istriku.


Kemudian ku baca lagi chat istriku, dia memang tidak ingin di hubungi lagi olehku, mungkin untuk beberapa hari, jika sudah baikan pasti dia akan membuka blokirnya, di tambah dia masih mengijinkanku pulang kapan pun aku mau, itu tandanya istriku masih mau berhubungan denganku, dan tentu saja aku akan tetap menafkahinya karena dia adalah istriku.

Meskipun nomorku telah di blok oleh istriku tapi perasaanku menjadi sedikit tenang sekarang, karena istriku sudah pulang kerumah dan aku bebas untuk pulang kapanpun aku mau.

Karena suasana hatiku sudah membaik sekarang, kemudian aku keluar untuk menonton acara kesukaanku, aku berniat mengusir marni, enak saja aku yang majikannya malah harus mengalah sama dia.

Aku keluar dari kamar dan melihat marni masih duduk di bawah, aku kemudian duduk di atas kuperhatikan marni yang sedang memakai tanktop, dan celana, celananya begitu pendek sampai hampir tidak terlihat seperti celana pendek.

Aku kemudian meminta remot yang di pegang oleh marni, dan saat marni menghadapku untuk memberikan remotnya, aku dengan jelas melihat tonjolan di dadanya, ternyata marni tidak menggunakan bh, sehingga putingnya tercetak dengan jelas di tanktopnya, marni terlihat biasa saja saat dia memberikan remotnya, dan membiarkan dadanya terekpos dengan jelas, aku mencoba bersikap biasa saja, meskipun sebenarnya aku sedikit tergoda.

Setelah aku memegang remotnya lalu ku ganti ke chanel favorit ku, dan ku pikir marni aku pergi setelah aku mengganti chanelnya, tapi marni justru tetap berada di tempatnya.

"Mau di pijit pundaknya mas?" Marni tiba - tiba menawarkanku untuk di pijit, aku yang dari kemarin kurang istirahat akhirnya mengiyakan tawaran marni.

"Emang kamu bisa mijit mar? Kalo bisa sih boleh aja" jawabku. "Bisa dong mas, ya udah mas duduk di bawah, biar aku duduk di sofa mijitin pundak kamu. Perintah marni.

Aku kemudian pindah duduk di bawah, sementara marni pindah duduk di sofa, kini aku duduk di bawahnya sambil menikmati pijatan tangannya di pundak ku, pijatannya terasa nyaman di pundak ku.

Ternyata marni banyak gunanya juga, selain rajin bekerja ternyata marni juga bisa memijat, tak salah aku menerimanya sebagai asisten rumah tangga.

Marni menarik pundak ku agar aku lebih dekat dengan sofa, aku pun menggeser duduk ku hingga punggungku mentok di sofa, dan tubuh ku berada di antara kaki kiri dan kanan marni.

Marni melanjutkan pijatannya, kedua tangannya memijat bahu kiriku, kemudian berpindah ke bahu kanan ku, aku merasakan ada sesuatu yang menempel di atas kepalaku, dan terasa begitu empuk.

Aku berpikir apakah yang menempel di kepalaku adalah dada marni, memikirkan hal itu membuat kejantananku mulai berdiri, ukuran dada marni mungkin seukuran dada istriku, hanya saja badannya lebih berisi. Sehingga terlihat lebih montok.

Aku biarkan saja benda empuk itu menempel di kepalaku, pijatan marni terasa bertambah lebih nyaman karena di kepalaku dapat kurasakan benda itu semakin erat di kepalaku.

Pembantu ku ini benar - benar nekat, apa dia tidak takut jika aku akan memperkosanya atau dia sengaja membuatku sange, karena dia sendiri adalah seorang janda, mungkin saja dia rindu dengan belaian seorang laki - laki.

Aku yang dari kemarin gagal mendapatkan jatah dari istriku, kini mulai merasa horny oleh tingkah marny, ku goyangkan kepalaku terasa sangat empuk sekali dada marni.

Aku berkali - kali menggoyangkan kepalaku, dan marni hanya diam saja, karena aku penasaran aku kemuduan menolehkan kepalaku ke belakang, dan betapa terkejutnya aku saat kepalaku sudah menoleh kebelakang langsung berhadapan dengan susu marni yang terbungkus tanktop.

Putingnya tercetak dengan jelas karena sudah mengeras, aku tertegun sampai menelan ludah melihat susu marni yang berada di depan mukaku, bentuknya memang sedikit lebih kendor dari susu istriku yang masih kencang tapi aku yakin ukurannya sama.

Aku tak bergerak dan terus memandangi susu pembantuku sambil menelan ludah, aku kemudian melihat ke atas menatap mata marni, meskipun wajahnya tidak secantik istriku, tapi bisa di bilang marni memiliki senyum yang manis.

Marni tersenyum melihatku terpaku melihat susunya, dan tanpa ku duga marni mengeluarkan susu kirinya dan langsung menjejalkannya di mulutku.

Aku yang tidak siap dengan serangan marni hanya bisa pasrah saat dia menekan kepalaku ke arah susunya, aku tak punya pilihan lain selain menikmati puting yang ada di dalam mulutku ini.

Aku menatap marni sambil mengemut putingnya yang sebesar kelereng, putingnya jauh lebih besar dari puting istriku, dan berwarna coklat kehitaman, sementara puting istriku berukuran lebih kecil dengan warna cenderung pink.

Marni tersenyum melihatku sedang menikmati putingnya, tanganku bergerak ke atas kemudian meremas susunya dari balik tanktopnya.

"Sssttthhhhhh.." marni mendesis saat aku mulai memelintir putingnya.
Aku pun semakin kuat menghisap susunya.
"Aahhhh.. masss...." aku menatap wajahnya yang kini mulai di landa birahi.

Marni lalu melepas putingnya dari mulutku, aku yang sedang asik menikmati putingnya seakan tidak rela saat puting itu terlepas keluar dari mulutku, aku terus menghisapnya hingga pentilnya sedikit mulur, marni lalu memegang kepalaku dan menarik paksa putingnya keluar dari mulutku.

Kemudian marni langsung mencium bibirku dengan sangat beringas, aku sampai kewalahan menghadapi serangan mulutnya yang tiba-tiba, marni tetap memegang kepalaku dan mencium bibirku.

Sepertinya marni suda sangat horny, sehingga kini berniat memperkosaku, dugaan ku benar, bahwa marni membutuhkan belaian seorang laki - laki sehingga dia tidak bisa menahan birahinya.

Ku ladeni permainan lidahnya di dalam mulutku, kini lidah kami saling membelit, dan kuremas - remas susunya.

Aku kemudian melepaskan ciumannya, dan marni langsung membuka tanktopnya hingga aku dapat melihat susunya dengan bebas, aku naik ke atas sofa kemudian kembali mencium bibir marni sambil meremas susunya bergantian.

Tanganku kemudian masuk kedalam celananya, memeknya sudah sangat basah, kemudian marni melepaskan celananya sendiri sambil berciuman denganku.

Kini tubuhnya sudah telanjang bulat di depan ku, ciumanku turun ke susunya, dan ku hisap susunya dengan puas, marni hanya mendesah menerima hisapan mulutku di putingnya, mulutku menjelajahi dadanya hingga turun sampai ke perutnya.

Saat aku melihat memeknya mataku langsung berbinar - binar karena ternyata memek marni gundul tak memiliki jembut satupun, meskipun bibir memeknya terlihat sedikit mbleber dan berwarna hitam, tapi aku tak mempermasalahkannya, mulutku langsung turun ke arah memeknya, dan mengoralnya dengan begitu nafsu.

Nafsuku yang tidak dapat kusalurkan pada istriku, kini kusalurkan pada marni, aku terus mengoral memek gundul milik marni sampai membuat marny menjambak rambutku.

"Ahhhhh... masss masukiinn udahh ngga tahaann" desah marni.
Aku lalu membopong tubuh marni ke kamarku, dan ku rebahkan di kasur, aku tidak peduli jika wanita yang akan ku garap ini adalah pembantuku.

Ku buka seluruh bajuku hingga telanjang, dan naik ke atas kasur, marni langsung mengakangkan kakinya. Karena aku sudah tidak tahan, aku langsung menancapkan kejantananku di dalam tubuh marni.

Marni hanya mendesah saat aku milai menggoyang pinggulku.
"Ahhhh... terruss mass..enakkkk...ahh."
Desahan marni membuatku semakin bersemangat menggenjot memeknya.

Setelah 10 menit dengan gaya misionary aku kemudian memutar tubuhku hingga posisi kami kini berbalik, marni berada di atas tubuhku.

Dengan gaya woman on top, marni menggoyangkan pinggulnya dengan sangat luar biasa, ku remas susunya yang bergerak liar mengikuti gerakan pinggulnya.
Setelah beberapa menit marni menggoyangku, marni terlihat sudah ingin sampai pada batasnya, aku lalu ikut menusukan kontolku kedalam memeknya, karena aku pun sudah merasa tidak kuat lagi.

Dan crroott... crrrooott. Crooott... spermaku membanjiri memeknya, marni ambruk di atas tubuhku setelah mengalami orgasme yang sangat luar biasa.

Malam itu kami melakukannya sekali lagi, hingga marni tertidur di sampingku. Dan tentu saja malam itu bukanlah yang terakhir kami melakukannya, karena setelah kejadian itu,marni terlihat semakin lengket denganku, bahkan perlakuannya bukan lagi seperti pembantu, melainkan seperti istriku sendiri, mulai dari membangunkanku setiap pagi sampai mencium bibirku saat berangkat bekerja.

Awalnya aku merasa risih dan hendak memberhentikannya, tapi karena marni adalah seorang janda dan tulang punggung keluarganya membuatku tidak tega untuk memecatnya, dan akhirnya ku biarkan saja dia seperti itu, mungkin marni sudah menganggapku seperti suaminya, tapi aku tidak pernah memiliki perasaan apa - apa terhadap marni.

Kini marni sudah tidak tidur di kamar belakang lagi, melainkan sudah pindah tidur sekamar denganku, setiap malam marni selalu mengajakku untuk bercinta, aku terkadang melayaninya dan terkadang aku tinggal tidur jika merasa lelah.

Tapi lagi-lagi karena kelalaianku yang terlalu sering membuang spermaku di dalam vaginanya membuat marni akhirnya kini hamil.

Aku benar-benar merasa bodoh karena tidak memikirkan dampak yang di hasilkan dari perbuatanku yang sering mengeluarkan spermaku di dalam vaginanya, Aku lupa menyruh marni untuk KB sehingga perbuatanku kini telah membuat marni hamil.

Aku tidak tau harus berbuat apa, aku benar-benar pusing, permasalahan dengan istriku yang tak kunjung usai kini harus di tambah lagi dengan permasalan marni yang tengah hamil. Apalagi marni menuntut pertanggung jawaban dariku karena telah menghamilinya.

Marni menolak saat aku menyuruhnya untuk menggugurkan kandungannya, dia justru memintaku untuk segera bertanggung jawab atas kehamilannya.

Aku benar-benar merasa bingung dan bimbang, tak pernah terpikirkan dalam hidupku jika aku akan memiliki 2 istri.





Bersambung.
 
Jav Toys
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd