Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

Kisah kehidupan kami

ibaratnya miniseri/anime, cerita ini ada beberapa Arc, Arc pertama fokus ke pembentukan kebinalan syifa, main villainnya pak rt n tukang urut (lupa ane siapa namanya, udah lama g nongol soalnya)....Arc kedua ttg petualangan syifa sbg budak dibawah kuasa Herman, main villainnya tentu saja Herman), pengennya sih endingnya Herman menang, syifa n adik2nya berubah binal, tp tanpa mereka sadari, jadi bagi mereka herman itu masih tetep "orang baik"
berikutnya terserah penulis, apakah syifa akan menyesal tp udah g mungkin lg balik spt sedia kala, atau malah mau dibuat se-ekstreme mungkin kaya ceritanya Kunjat666 (ada yg tau kenapa dia kebanned?).... atau jadi happy ending bwt abdul kaya cerita IML
 
ibaratnya miniseri/anime, cerita ini ada beberapa Arc, Arc pertama fokus ke pembentukan kebinalan syifa, main villainnya pak rt n tukang urut (lupa ane siapa namanya, udah lama g nongol soalnya)....Arc kedua ttg petualangan syifa sbg budak dibawah kuasa Herman, main villainnya tentu saja Herman), pengennya sih endingnya Herman menang, syifa n adik2nya berubah binal, tp tanpa mereka sadari, jadi bagi mereka herman itu masih tetep "orang baik"
berikutnya terserah penulis, apakah syifa akan menyesal tp udah g mungkin lg balik spt sedia kala, atau malah mau dibuat se-ekstreme mungkin kaya ceritanya Kunjat666 (ada yg tau kenapa dia kebanned?).... atau jadi happy ending bwt abdul kaya cerita IML
maaf nanya juga kenapa dia ke banned.. jadi sepi rasanya sub forum cerita
 
Pov syifa


Aku berniat mengantarkan sinta pulang kerumahnya, ku pikir akan lebih baik jika aku yang mengantarnya pulang dari pada harus menggunakan ojek, Sinta tentu setuju dengan ajakanku apalagi aku ini kakaknya.

Jam 5 sore aku mengantarnya pulang, sesampainya disana suaminya sudah menunggunya, aku pun bersalaman dengannya.

Saat aku bersalaman tanpa sepengetahuan sinta suaminya menggelitik tanganku dengan jarinya, tapi aku tidak menanggapinya, kemudian sinta memintaku untuk mampir sebentar, aku pun menyetujuinya.

Suami sinta terlihat senang saat aku mampir kerumahnya, dia terlihar beberapa kali mencuri pandang kepadaku, tapi aku membiarkannya saja, toh dia juga sudah pernah "mencicipi" ku.

Aku lalu masuk kedalam rumah sinta, dan mengobrol bersama mereka.
"Kamu tadi ngapain aja yank di rumah ibu?" Tanya suami sinta pada istrinya.
"Ngga ngapa-ngapain mas, cuma ngobrol doang" jawab sinta seadanya, karena tidak mungkin sinta memberi tahu suaminya bahwa dia baru saja melakukan hubungan incest dengan kakaknya.

"Duhh maaf ya mba jadi ngrepotin mesti nganterin sinta pulang kerumah" ucap apri suami sinta pada ku.
"Ngga apa - apa pri, sekalian main lah, udah lama juga kan ngga main kesini" jawabku pada apri.

"Aku mau mandi mas, gerah nih belum mandi" ucap sinta pada suaminya. Sinta memang belum mandi saat pulang dari rumahku, sinta hanya memandikan anaknya saja, karena sinta malas jika sudah mandi terus masih mengenakan pakaian yang sama.

"Ya uda yank kamu mandi dulu aja" ucap suaminya pada sinta.
"Sini sayang sama bude, mamah mau mandi dulu" ucapku sambil meminta anak sinta untuk ku gendong, Sinta pun menyerahkan anaknya padaku, kemudian pergi ke kamar mandi.

Saat sinta sudah memasuki kamar mandi, tiba - tiba apri pindah dari tempat duduknya dan duduk di sebelahku, aku tidak tau apa yang ingin dia lakukan.

"Ngapain pindah pri?" Tanyaku pada apri saat dia sudah duduk di sebelahku.
"Ngga mba, cuma pengen nyium anak aku aja" ucapnya padaku.

Kemudian apri mencium anaknya, tapi karena anaknya sedang dalam pangkuanku dan kepalanya persis berada di dadaku, terlihat apri sengaja mencium anaknya berkali - kali.

Aku tau apri sengaja melakukanya, karena beberapa kali dia hampir mencium dadaku yang terbungkus switer ini, aku pun berniat untuk menjailinya.

Ketika apri ingin mencium anaknya, kepala anaknya aku geser dan kumajukan dadaku sehingga apri malah mencium dadaku.

"Kamu tuh mau nyium anaknya malah nyium dadaku" ucap ku memprotes perbuatannya.
"Maaf mba senga ja hehee" ucapnya sambil terkekeh.

Tapi ternyata hal itu membuat apri semakin berani, dia terang terangan mendekatkan kepalanya dan mencium dadaku dari luar switerku.

"Kamu ngapain sih pri, malah nyiumin dada aku gitu" ucapku memprotesnya tapi membiarkan apri tetap melakukannya.

"Kangen mba sama susumu yang bulet" ucap apri sambil meremas susuku dari luar switerku.

"Susu istrimu tuh jauh lebih gede dari punya aku, ngga bersyukur banget sih jadi suami" aku menyindirnya dengan halus.

"Namanya juga laki-laki mba klo liat susu yang lain ya pasti mau"
Tangannya mencoba menarik sleting switer ku, tapi aku menahannya.
"Jangan pri, ada istrimu tuh" ku tolak saat apri hendak membuka sletingku, aku hanya mengijinkannya memegang dari luar switer ku.

"Pengen nih mba" ucapnya sambil mengusap selangkangannya.
"Minta aja sama istrimu" jawab ku ketus.
"Pengennya sama kamu mba" ucapnya memelas.

"Ngga mau" ucap ku tegas dan menyingkirkan tangannya dari dadaku. Apri terlihat kecewa karena aku menolak keinginannya.

Setelah kejadian waktu di rumah ibuku, membuat ku menjadi malas untuk melayani apri, karena hanya membuatku merasa tanggung, saat itu ku pikir dia cepat keluar karena kelelahan atau apa, tapi setelah aku ngobrol dengan sinta ternyata memang apri orang yang lemah tidak bisa memuaskan istrinya.

Aku pun pindah dari tempat duduk ku menjauhi apri, kami saling diam dan tidak berbicara, aku asik mengajak ngobrol keponakan ku yang belum bisa berbicara.

Setelah menunggu sinta pun selesai mandi dan keluar mengenekan baju yang lebih santai, kemudian kami makan malam bersama di rumah sinta.

Jam sudah menunjukan pukul 9 malam, aku pamit kepada meraka untuk pulang, sinta memintaku untuk menginap di rumahnya, tapi aku menolaknya dan memilih untuk pulang kerumah.

Setelah pulang dari rumah sinta, aku berniat untuk mampir kerumah orang tuaku untuk melihat anakku, saat aku sudah memasuki kampungku aku di sapa oleh bapak - bapak yang sedang nongkrong di pos ronda, aku pun membalas menyapa mereka kemudian melanjutkan menuju rumah orang tuaku.

Sesampainya di rumah orang tuaku, ternyata anak ku sudah tidur di kamar orang tuaku, aku pun pamit pulang pada orang tuaku.

Saat aku melewati pos ronda, mereka kembali menyapaku.
"Mau pulang kerumah fa, sini mampir dulu" ucap pak tarno padaku. Aku pun menghentikan motorku dan mampir ke pos ronda.

Pos ronda ini hanya memiliki luas 4x4 meter, dengan tinggi sekitar 3 meter dan hanya di kelilingi dinding setinggi 1,5 meter, sehingga saat orang duduk di dalam tidak akan terlihat dari luar.

Aku pun menghampiri pak tarno yang sedang duduk sendirian di kursi panjang yang berada di depan pos.

"Sendirian aja nih pak" tanyaku pada pak tarno. "Ngga nduk, tuh yang lain ada di dalam" ucap pak tarno. Kemudian aku melihat kedalam dan ternyata di dalam ada 3 orang yang sedang bermain gaple.

Meraka adalah pak warso, pak karmin, dan pak diman, aku kenal dekat dengan mereka karena mereka adalah tetangga orang tuaku, dan mereka semua pun rata - rata seumuran ayah ku.

Rumah mereka pun berdekatan dengan rumah orang tuaku, dan tentu saja mereka mengenalku sejak kecil, apalagi pak warso yang dulu sering menggendongku saat aku masih kecil.

"Ehh dek syifa sini masuk" ucap pak diman yang melihatku berada di depan pintu.
"Iya pak ntar aja" ucapku pada pak diman.
Kemudian aku kembali ke kursi panjang duduk bersama pak tarno yang sedang menikmati sebatang rokok samsu.

"Kamu ngga takut pulang malam sendirian fa" tanya pak tarno. "Ngga pak, ngapain takut coba" jawabku pada pak tarno.
"Jalan menuju rumah kamu kan gelap, mana rumah kamu juga jauh lagi dari rumah warga, kamu ngga takut ada apa - apa"

"Ihhh pak tarno nih malah nakut - nakutin" ucapku sedikit kesal pada pak tarno.
Sebenarnya aku hanya pura - pura kesal, karena aku sebenarnya tidak merasa takut sedikitpun.
"Hahaa maaf fa kirain kamu ngga takut, bapak cuma bercanda kok" ucap pak tarno sambil tertawa, sedang asik mengobrol tiba - tiba turun hujan yang cukup lebat.

Aku dan pak tarno pun masuk kedalam pos, lalu pak diman menyuruh pak tarno untuk menutup pintu agar air hujan tidak masuk.

Aku lalu duduk bersama mereka, karena mereka adalah orang yang aku kenal sejak kecil jadi aku tidak merasa canggung duduk bersama mereka.

Pak tarno lalu ikut bergabung bermain gaple, aku hanya menonton saja karena aku tidak tau cara mainnya.

Sudah setengah jam lebih tapi hujan tidak kunjung berhenti, malah hujan semakin lebat, membuat udara menjadi semakin dingin, apalagi di pos ini tidak memiliki karpet, sehingga kami hanya duduk diatas lantai keramik pos.

Beruntung aku mengenakan switer, sehingga membuatku tidak terlalu kedinginan, berbeda dengan pak warso yang mulai kedinginan, karena hanya memakai kaos partai yang berbahan tipis dan celana kolor, sementara yang lain meskipun memakai baju biasa tapi tertolong karena membawa sarung, sehingga bisa di pakai untuk menghangatkan badan.

"Kenapa lu so, kedinginan ya, makanya kalo dateng tuh bawa sarung biar anget" ucap pak karmin yang melihat pak warso kedinginan. "Iya nih lupa ngga bawa sarung" ucap pak warso.

"Dek syifa ngga kedinginan" tanya pak diman. "Ngga pak, kan aku pake switer, pake celana panjang juga" jawabku pada pak diman.

"Dek syifa makin hari makin cantik aja ya" ucap pak karmin padaku, "halahh kamu itu min anak tetangga sendiri di godain" jawab pak tarno.

"Bukan gitu no, tapi kenyataanya dek syifa makin cantik kok, ya ngga so" ucap pak karmin pada pak warso yang masih kedinginan.

"Dek syifa mh dari dulu juga cantik min kamunya aja yang ngga nyadar" ucap pak warso yang membuat kami semua tertawa.

"Aku biasa aja kok pak, dari dulu juga kayak gini aja" jawab ku pada mereka.
"Bedalah fa, dulu kamu kerudungan sekarang ngga" ucap pak diman sambil tertawa. Aku hanya tersenyum mendengar ucapan pak diman.

Ku lihat pak warso semakin kedinginan membuatku sedikit merasa tidak tega, sehingga membuatku berfikir untuk meminjamkan switerku padanya, karena aku sendiri tidak merasa kedinginan.

"Pak, pake switer aku mau? Biar ngga kedinginan" ucap ku pada pak warso.
"Ngga usah fa, entar malah kamu yang kedinginan" ucap pak warso.
"Aku ngga kedinginan kok, kasian pak warso udah tua" ucapku meyakinkan pak warso.

"Udah so terima aja dari pada kamu kedinginan gitu" ucap pak tarno.
"Iya so terima aja sih" ucap pak diman menyahuti. "Ya udah fa, kalau kamu ngga kedinginan mh ngga apa - apa" ucap pak warso yang akhirnya menerima tawaranku setelah di bujuk oleh pak tarno dan pak diman.

"Ya udah ini pak" "sreeeettt.." aku membuka sleting switerku sampai kebawah, kemudian melepasnya dan menyerahkannya pada pak warso.

Ku lihat mereka bengong memandangiku yang kini hanya memakai tanktop hitam dengan belahan dada yang sangat rendah dan sedikit kekecilan, sehingga payudaraku mencuat keluar, belahan payudaraku dapat terlihat dengan jelas oleh mereka.

Tatapan mereka yang terlihat seperti ingin menerkam payudaraku justru membuatku sedikit horny, di tambah udara yang dingin dan hujan yang lebat, membuatku menjadi berpikir untuk menggoda mereka.

"Kalian liatin apa pak" ucapku menyadarkan mereka.
"Ehh ngga liatin apa - apa kok" ucap pak tarno yang berada di sebelahku.
"Kirain liatin apa gitu" ucap ku.

Pak warso kemudian memakai switer ku yang terlihat kekecilan saat di pakainya, pak warso pun mulai merasa tidak kedinginan lagi saat memakai switer ku.

Mereka melanjutkan lagi bermain gaple, sementara aku hanya menonton mereka bermain.

Mereka pun melakukan taruhan agar permainan menjadi lebih seru, dimana yang kalah mukanya akan di olesi dengan tepung.

Sudah beberapa kali permainan muka mereka pun kini sudah belepotan oleh tepung, karena mereka masing - masing sudah mengalami kekalahan, sehingga harus menerima hukuman.

"Dek syifa ngga mau ikut main?" Tanya pak tarno yang wajahnya sudah belepotan oleh tepung.
"Ngga lah pak, syifa ngga tau cara mainnya"
Jawabku pada mereka.

Tiba - tiba pak tarno mencolek pipiku dengan tangannya yang sudah di olesi tepung sehingga membuat pipiku kini ikut tercoret oleh tepung.

"Ihhh pak tarno ngapain sih" ucap ku pura - pura kesal. Mereka semua tertawa melihat pipiku di olesi tepung oleh pak tarno, aku kemudian mengelap tepung di pipi ku dengan telapak tangan ku.

"Dek syifa makin seksi aja ya sekarang" ucap pak karmin yang sedari tadi mencuri pandang ke arah ku.

Posisi pak karmin yang berada di depan ku membuatnya sedikit leluasa menandangi tubuhku yang terbalut tanktop hitam, karena posisi duduk kami yang melingkar.

"Iya nih dek syifa makin seksi aja" ucap pak tarno yang duduk di sebelah kanan ku.

Kini pak tarno ikut menyahuti ucapan pak karmin, padahal sebelumnya dia meledek pak karmin saat memuji ku tambah cantik, tapi sekarang dia ikut memujiku yang semakin seksi, mendengar pujian para tetangga ku membuat diriku sedikit senang.

"Ah pak karmin sama pak tarno bisa aja nih, aku biasa aja kok, seksi dari mana coba" ucap ku malu - malu kepada mereka.

"Tapi emang bener sih dek syifa sekarang tambah seksi, padahal udah punya anak 1" pak dimanpun ikut menyahuti.
"Jangan di godain, kasian entar jadi malu" ucap pak warso yang sepertinya tidak tergoda oleh keseksianku.

"Kita ngga godain so, kita ngomong apa adanya kok, iya ngga" ucap pak karmin pada pak tarno, dan pak diman yang kemudian menganggukan kepalanya tanda setuju dengan ucapan pak karmin.

"Bukan gitu min, dek syifa dari kecil saya yang ngurusin, sering saya gendong, jadi udah kaya anak sendiri" ucap pak warso yang menganggapku seperti anaknya sendiri.

"Makasih loh pak udah anggep syifa kaya anak sendiri" ucapku pada pak warso.
"Sini nak mau gendong lagi ngga sama bapak" ucap pak warso sambil merentangkan tangannya padaku.

Mendengar hal itu sontak membuat semua orang tertawa, termasuk diriku, aku yang baru saja berpikir pak warso menganggap diriku seperti anaknya ternyata dia sama saja seperti yang lain.

"Halah kamu itu so, gayanya kaya bapaknya aja, taunya malah lebih parah" ucap pak karmin meledek pak warso.

"Waktu kecilkan saya emang sering gendong dek syifa, tanya aja sama orangnya" kilah pak warso.
"Hahaa iya pak warso emang sering gendongin aku pas masih kecil" ucapku pada mereka.
"Tuh denger sendiri kan" ucap pak warso bangga.

"Terus dek syifa mau kalo di gendong lagi sama si warso" tanya pak tarno penasaran.
Bukan hanya pak tarno, yang lain pun ikut penasaran dengan jawabanku.

"Gimana ya." Ucap ku menggantung, membuat mereka semakin penasaran.
"Gimana apa nya fa?" Tanya pak diman.

"Ngga tau deh pak, masa aku udah gede di gendong sama pak warso, bisa repot entar" jawabku yang membuat pak warso terlihat kecewa.

"Iya sih dek syifa emang udah gede, mantep lah pokoknya" ucap pak karmin manatap dadaku yang terlihat menyembul.

"Iya min, dek syifa emang gede, kenceng lagi" ucap pak diman yang kini tengah menatap dada ku menyahuti pak karmin.

Menyadari mereka sedang menatap kearah dadaku membuatku ingin menggoda mereka, entah kenapa ucapan mereka semakin membuatku menjadi horny.

"Apanya yang gede sih pak" ucap ku sambil membusungkan dadaku, sehingga terlihat semakin menyembul dari balik tanktopku, bh ku yang berwarna merah pun semakin terlihat lebih menggoda.

Mereka semua terdiam menatap ke arah dadaku yang sedang kubusungkan.
Pak tarno yang berada di sebelah kananku terlihat seperti sudah ingin menerkamku.

"Hayo pada liatin apa" ucapku sambil menepuk tangan. Mereka pun kembali tersadar dan melanjutkan permainan.

Aku tertawa dalam hati sudah berhasil mengerjai bapak - bapak tetangga ku ini.

Pak karmin, pak diman, dan pak warso beberapa kali mencuri pandang ke arahku, tapi pak tarno sepertinya yang paling berani di antara mereka,

Pak tarno tidak hanya mencuri pandang ke arahku, dia sempat beberapa kali mencubit lenganku dengan sengaja, aku tak melarangnya dan membiarkannya saja.

Melihatku tidak menolak di cubit oleh pak tarno, membuat pak diman yang berada di sebelah kiri ku pun akhirnya ikut mencubit lengan ku beberapa kali.

Cubitan mereka memang tidak menimbulkan rasa sakit, tapi justru menimbulkan rasa horny pada diriku.

Di tengah hujan yang lebat dan udara yang dingin, tubuhku justru merasa panas, ada sesuatu yang bergejolak di dalam tubuhku yang menuntut untuk segera di tuntaskan.

Menyadari aku yang tidak menolak cubitan mereka, akhirnya membuat mereka semakin berani, mereka tidak hanya mencubit, tapi juga mulai mengusap lenganku dengan tangan mereka.

Mereka mengusap kulitku yang halus dengan tangan mereka yang kasar, mereka pun masih melanjutkan permainan, meskipun sepertinya mereka sudah tidak terlalu fokus lagi.

"Lengan dek syifa mulus banget ya" ucap pak tarno yang mengusap lengan kananku.
"Iya mulus banget kaya keramik" ucap pak diman yang mengelus tangan kiriku.

Sementara pak karmin dan pak warso terlihat iri dengan pak diman dan pak tarno yang kini dengan bebas mengelus dan mengusap lenganku.

"Mulus udah dari sononya pak hehe" ucap ku sambil tertawa. Aku kemudian memiliki ide untuk semakin menggoda mereka.

Aku kemudian mengangkat tanganku ke atas, dan berniat untuk menguncir rambutku, tanganku yang terangkat pun seketika membuat ketiak ku yang mulus langsung terlihat oleh mereka, membuat mereka terlihat seperti ingin menikmati ketiak ku.

Saat aku sedang menguncir tambutku, tiba - tiba pak diman menyentuh ketiak ku dengan jempolnya.

"Aww geli pak" ucapku kegelian saat pak diman mengusap ketiak kiriku dengan jempolnya.

Pak tarno pun kemudian ikut menyentuh ketiak kanan ku dengan jempolnya, kemudian mengusapnya, sehingga kini kedua ketiak ku di sentuh oleh pak diman dan pak tarno.

"Ngga cuma lengannya yang mulus no, keteknya juga mulus, wangi lagi" ucap pak diman yang sedang mengusap ketiakku dengan jempolnya.

'Iya man, mulus banget, bersih, wangi lagi" ucap pak tarno menyahuti ucapan pak diman. Aku hanya tersenyum mendengar ucapan mereka.

Sementara pak warso dan pak karmin terlihat semakin iri dengan perbuatan pak diman dan pak tarno.

Karena mereka terus mengusap ketiak ku hingga membuatku merasa geli dan horny, proses menguncir rambutpun menjadi lama karena mereka terus menggelitik ketiak ku.

Kini tidak hanya jempolnya yang meraba ketiak ku, tapi sudah di gantikan oleh telapak tangan mereka.

Aku yang sudah selesai menguncir rambut, kemudian langsung menurunkan tangan ku, sehingga membut tangan pak tarno dan pak diman terjepit di ketiak ku.

"Duhh anget man di kempit pake ketek" ucap pak tarno yang merasa tangannya menjadi hangat karena ku jepit tangannya dengan ketiak ku. "Iya no, anget" ucap pak diman.

"Kalian enak amat ya, jadi pengen ikutan" ucap pak karmin yang terlihat iri.
"Ketek dekk syifa cuma dua min, lu mau di kempit dimana" ucap pak tarno
"Di ketek aku aja sini" ucap pak diman yang membuat kami semua tertawa.

"Ogah ketek burik kaya punya kamu, yang ada tangan aku entar jadi korengan" jawab pak karmin yang membuat kami kembali tertawa.

"Jangan iri min, rejekinya mereka itu mah" ucap pak warso menenangkan pak karmin.
"Maaf ya pak karmin jadi ngga kebagian hehee" ucap ku sambil tertawa.

Aku kemudian melepaskan tangan mereka dari ketiak ku, dan menyuruh mereka kembali bermain gaple.

"Gila ketek nak syifa wangi banget" ucap pak tarno yang sedang menghirup tangannya yang tadi terjepit di ketiak ku.

"Masa sih no" ucap pak warso penesaran.
"Cium nih" ucap pak tarno yang mendekatkan tangannya kehidung pak warso. Pak warso pun menghirup tangan pak tarno sambil memejamkan mata.
"Gila ketek cewe cantik emang wangi no" ucap pak warso yang sudah mencium aroma ketiak ku.

"Dek syifa pindah dong kesini jangan di situ terus" ucap pak karmin yang memintaku untuk pindah.

Aku pun kemudian pindah dari duduk ku, dan kini duduk di antara pak karmin dan pak warso.

Mereka kemudian melanjutkan bermain gaple, tapi sepertinya permainan sudah tidak seru lagi, karena mereka lebih asik menatapku.

Tiba - tiba pak karmin meletakan tangannya di atas pahaku yang sedang duduk bersila, pak tarno juga melakukan hal yang sama.

Tidak hanya memegang, pak karmin dan pak warso pun kini mungsap pahaku yang masih memakai celana jeans.

"Kalo lengan dek syifa mulus kira - kira pahanya mulus ngga ya?" Ucap pak karmin yang sedang mengusap pahaku.
"Mulus dong pak" ucap ku pada pak karmin.

Aku sudah benar - benar merasa horny, sehingga aku mengikuti permainan mereka. "Jadi pengen liat pahanya" ucap pak warso.

Tangan pak karmin kini sudah berpindah tempat, kini tangannya sedang mengelusi bagian selangkanganku, tepat di belahan memek ku hanya saja masih tertutup oleh celana, aku membiarkan tangan pak karmin bermain di selangkanganku.

Melihatku yang tidak melawan perbuatan mereka, membuat mereka semakin berani, mereka kini sudah tidak bermain gaple lagi, dan mengerubungiku.

"Dek syifa coba dong angkat tangannya lagi, bapak juga pengen nyentuh ketiak dek syifa" ucap pak warso yang sedang mengelusi pahaku.

Aku kemudian mengangkat kedua tanganku ke atas dan ku letakan di atas kepalaku, memamerkan ketiak ku yang putih dan mulus.

Alih - alih menyentuh ketiaku seperti yang di ucapkannya tadi, pak waso justru mendekatkan kepalanya ke ketiak ku dan menempelkan bibirnya di ketiak ku, begitu juga pak karmin yang ikut menempelkan bibirnya di ketiak ku.

"Ahhhhh..." Mendapatkan serangan mendadak seperti itu otomatis membuatku sedikit mendesah karena merasa geli di ketiak ku yang sedang di cium oleh mereka.

Kemudian pak karmin dan pak warso mengeluarkan lidahnya, dan menyapu permukaan kulit ketiak ku yang mulus.

Mendapatkan perlakuan seperti itu semakin membuatku horny dan bergairah, pak karmin dan pak warso terus menjilati ketiak ku hingga basah oleh air liur mereka.

Pak tarno dan pak diman hanya menonton kedua temannya yang sedang menikmati ketiak ku.

Tak hanya menjilati ketiak ku, kini tangan pak warso dan pak karmin sedang meremas remas susu ku, membuatku tidak lagi dapat menahan desahan ku.

Aku yang sedang merasa kenikmatan, kemudian memandang pak diman dan pak tarno sambil tersenyum dan mengigit bibir bawahku.

Aku kemudian menyelonjorkan kedua kakiku kedepan, pak tarno lalu mendekatiku lalu mulai meloloskan kancing celanaku dari lubangnya, kemudian menarik sletingnya ke bawah.

Pak tarno lalu menarik celana ku kebawah hingga terlepas, menyisakan celana dalam berenda berwarna hitam, jembutku yang lebat pun terlihat dengan jelas dari atas celana dalam ku.

Kemudian pak tarno dan pak diman langsung mencium dan menjilat pahaku yang mulus.

Aku sudah benar - benar horny, sehingga tidak perduli bahwa orang - orang yang sedang menikmati tubuhku adalah para tetangga orang tuaku, orang yang sudah ku kenal dari kecil.

"Akhhhhh...aaggghhhhh...emmmmmpp... aaakkkkkhhhhh...." desahan pun meluncur dari mulutku.

Pak karmin kemudian melepas ciumannya dari ketiak ku dan langsung mencium bibir ku, ku balas ciumannya dengan panas, sementara tangannya masih meremas susuku.

Pak warso terus meremas susu ku dan menjilati ketiaku hingga basah, sementara di bawah sana pak tarno dan pak diman sedang menciumi pahaku yang mulus.

Setelah beberapa menit akhirnya pak warso melepaskan tanktopku, aku pun membantunya dengan mengakat kedua tanganku ke atas, tak lupa pak wasopun melepas kan BH ku, dan pak tarno melepaskan celana dalam ku, sehingga aku kini telanjang bulat di dalam pos ronda bersama 4 orang bapak - bapak yang sudah ku kenal dari kecil.

"Gila body nya dek syifa luar biasa, mantep banget" ucap pak karmin memuji tubuhku.
"Iya min, ngga nyangka bocah yang dulu sering aku gendong gedenya bakal jadi kayak gini" ucap pak warso yang terpana melihat perubahan pada tubuhku.

"Iya nih bener banget bodynya dek syifa emang mantep, jembutnya juga luar biasa,lebat banget" ucap pak diman yang sedang membelai jembutku.
"Ngga nyangka ya anaknya pak edi tetangga kita bisa kita telanjangi kaya gini hahahaa" ucap pak tarno yang membuat mereka semua tertawa.

"Jangan bilang - bilang sama pak edi no, kalo anaknya kita telanjangin hahaa" sahut pak karmin pada pak tarno.

"Udah dong jangan ngobrol terus, mau di pake ngga nih" ucapku pada mereka yang asik mengomentari tubuhku, aku yang sudah merasa horny menjadi tidak sabar untuk di nikmati.

Apalagi kini aku akan di pakai oleh 4 orang sekaligus, membuatku semakin horny dan penasaran ingin merasakan sensasi di keroyok 4 orang.

Mereka kemudian langsung menyerangku, pak karmin dan pak warso, menghisap susu ku, sementara pak tarno dan pak diman masih menikmati pahaku.

Aku kemudian merentangkan kaki, membuat memek ku semakin terekpos, pak tarno menghentikan ciumannya di pahaku lalu menyibak jembutku untuk mencari lubang memek ku.

Setelah menemukannya pak tarno lalu menasukan 2 jarinya kedalam memek ku dan mengocok memek ku dengan cepat.

Sementara aku hanya bisa menahan desahan ku, kara mulutku sedang berciuman dengan pak warso sementara pak karmin sedang menikmati susuku.

Mereka melakukannya secara bergantian, saat pak warso melepas ciumannya, pak karmin langsung menggantikannya dan berciuman denganku.

Sementara di bawah sana pak tarno dan pak diman bergantian mengocok memeku dengan jari - jari mereka.


Aku hanya bisa menikmati kenikmatan yang mereka berikan padaku, suasana yang sedang hujan lebat seperti mendukung perbuatan mesum yang di lakukan oleh 5 orang yang berada di dalam pos ronda, dimana hanya ada 1 wanita muda yang sedang melayani 4 orang yang sudah tua.

Hampir setengah jam tubuhku terus di nikmati dan di gerayangi oleh mereka, sebelum mereka akhirnya menghentikan aksinya

Mereka kemudian berdiri dan melepaskan baju dan kolor mereka sekaligus, aku kemudian duduk di kelilingi oleh kontol mereka yang sudah sangat mengeras.

Ukuran kontol mereka pun cukup besar, membuatku semakin senang untuk melayani mereka.

Jika di lihat dari luar mungkin akan terlihat tidak ada yang aneh, karena mereka hanya terlihat dari dada sampai kepala, tapi jika di lihat dari dalam akan langsung terlihat aneh, karena mereka sudah tidak mengenakan celananya, dan ada seorang wanita muda yang sedang telanjang bulat di bawah kaki memereka.

Mereka memukul - mukul kan kontolnya ke wajah ku, aku hanya tersenyum melihat mereka melakukan hal itu.

"Ngga nyangka bapak bisa mukulin muka dek syifa yang cantik pake kontol bapak" ucap pak diman yang sedang memukulkan kontolnya ke wajahku. Keempat kontol itu kini sedang memukul - mukul wajah ku dengan gemas.

Aku kemudian melahap kontol pak diman
Dan langsung memasukannya kedalam mulut ku, sementara tangan kanan ku mengocok kontol pak warso dan tangan kiriku mengocok kontol pak karmin, Sementara pak tarno masih asik memukulkan kontolnya di wajahku.

Aku merasakan sensasi yang luar biasa ketika aku mengocok dan melumat kontol mereka secara bergantian, tangan meraka pun tidak tinggal diam dengan terus menggerayangi tubuhku.

Ku pegang kontol pak warso dan pak tano, ku dekatkan kedua kontol itu, kemudian aku menghisap kedua kontol mereka sekaligus, tapi mulutku tak muat menampung kepala kontol mereka.

Sementara pak karmin dan pak diman mengocok kontol mereka sendiri sambil menunggu giliran untuk ku servis.

Ku lepaskan kontol mereka dari mulutku, dan tersenyum manis ke arah mereka.
"Suka pak kontolnya di giniin sama aku" tanyaku pada mereka sambil mengocok kontol pak tarno dan pak warso.

"Suka banget fa, ngga nyangka kontol bapak bisa di servis kaya gini sama anaknya pak edi" ucap pak tarno yang sedang menikamati kocokan tanganku pada kontolnya.

"Jangan bilang sama bapak aku ya kalau kalian udah make aku" jawab ku pada mereka.

"Tenang aja fa, pokoknya rahasia aman" ucap pak diman yang sedang mengocok kontolnya sendiri.

"Tapi ngga nyangka aja sih, dek syifa ternyata bisa da pake kaya gini" ucap pak warso.

"Iya so, kalo tau dek syifa bisa di pake mh udah dari dulu aku pake, semenjak dek syifa ngga pake kerudung dan sering pake baju ketat bapak jadi sering ngebayangin bisa ngentotin dek syifa" ucap pak karmin.

"Iya min, aku juga sering ngebayangin bisa ngentotin dek syifa, apalagi kalo lagi main kerumah, terus pake baju ketat sama celana pendek, beuhh bawaannya pengen langsung naikin" ucap pak diman.

Rumah pak diman memang dekat dengan rumah orang tuaku, sehingga aku sering keruhmanya untuk ngobrol dengan istrinya atau sekedar mengantar makanan.

Ternyata selama ini mereka sudah sangat bernafsu dengan ku, mungkin karena aku anak tetangga mereka dan sudah menikah, membuat mereka enggan untuk menggodaku.

"Ngga nyangka ya so, dek syifa ternyata bisa di pake" ucap pak tarno pada pak warso.

"Emang bapak ngga tau kalo aku bisa di pake, kan dari dandanan aku aja udah ketauan pak kalo aku bisa di pake" ucapku pada mereka yang memberi tahu bahwa aku memang bisa di pake.

"Ngga tau fa, kirain bapak mh dek syifa dandan kaya gitu, karena emang sukanya kayak gitu, lagian kan dek syifa udah nikah, jadi kita ngga mikir sampai kesitu" ucap pak tarno menjelaskan.

"Tapi sekarang tau kan kalo aku bisa di pake" ucapku sambil tersenyum kepada mereka.

"Iya fa, mulai sekarang kamu pake bajunya yang lebih terbuka, biar orang-orang tau kalo kamu bisa di pake" ucap pak warso.
Aku tersenyum mendengar ucapan pak warso yang menginginkanku untuk memakai pakaian yang lebih terbuka.

"Terus suami kamu tau ngga kalo kamu bisa di pake kaya gini" tanya pak diman.
Aku lalu menggelengkan kepalaku.

"Wihh mantep banget emang dek syifa, akhirnya aku bisa ngrasain yang namanya binor alias bini orang hahahaa" ucap pak tarno sambil tertawa.

"Binornya anak tetangga lagi" ucap pak karmin yang membuat kami semua tertawa.

Kemudian mereka membaringkan tubuhku di lantai keramik pos ronda ini. Punggungku langsung merasakan dingginnya lantai keramik ini.

Mereka kembali menggerayangi tubuhku, menyentuh, dan meraba semua bagian tubuhku yang bisa di gapai oleh tangan mereka, tubuh ku terus dicium dan di jilati oleh mereka, hingga tubuhku basah oleh air liur mereka.

Pak tarno kembali berciuman denganku, pak karmin dan pak diman menghisap susuku kanan dan kiri, sementara pak warso sedang menggarap memek ku dengan mulutnya, tangan ku pun tidak tinggal diam dengan mengocok kontol pak karmin dan pak diman yang sedang menikmati susu ku.

Aku menggelinjang menikmati perbuatan mereka pada tubuhku, aku hanya bisa mengeram karena mulut ku sedang beradu dengan mulut pak tarno.

Setelah 15 menit mengerjai tubuhku seperti ini, kurasakan pak warso melepaskan ciumannya dari memek ku, dan kurasakan ada sebuah benda tumpul yang mulai menerobos masuk kedalam memek ku.

"Aku masukin duluan" ucap pak warso pada yang lain. Kemudian mereka menghentikan aktivitasnya dan melihat pak warso yang mulai memasukan kontolnya kedalam memek ku.

Pak karmin dan pak diman memegang kakiku dan melebarkannya, kemudian aku membuka bibir memek ku untuk memudahkan pak warso memasuki tubuhku.

"Masukin pak" ucap ku pada pak warso yang sudah bersiap memasukan rudalnya kedalam sangkar milik ku.

"Aaaaagggghhhhhhh.... enaaakkk paakkk.."
Desahku panjang saat kontol pak warso telah terbenam seluruhnya di dalam memek ku.

Siapa sangka orang yang dulu sering menggendongku saat aku masih kecil, kini justru menanamkan senjatanya di dalam lubang kenikmatanku.

"Enak ngga so memeknya si syifa?" Tanya pak karmin pada pak warso yang sedang meresapi hangatnya lubang kenikmatanku.

"Gila memeknya entotable banget min, gurih" ucap pak warso merasakan nikmatnya memek ku.

"Entotin aku pak" pinta ku pada pak warso.
Pak warso pun menurutinya dan langsung menggenjot memek ku dengan kecepatan tinggi.

"Aaaagghhhh.. akkkhhhhjh.....owwhhhhhh.. enaaaakkk teruuuss paakkk... ahhhh..." desah ku tak tertahan menikmati hujaman kontol pak warso di dalam memek ku


Hujaman pak warso yang begitu dahsyat membuat susuku ikut bergerak liar, kemudian pak karmin dan pak diman kembali meremas - remas susuku yang bergerak liar kesana kemari akibat hujaman kontol pak warso.

"Aaaahhhhh...aaagggghhhhh...nikkmmaattt..teruusss ahhhh ahhhhh..."aku mendesah menikmati permainan mereka.
Mendengar desahanku membuat mereka tertawa puas.

Pak tarno lalu menyumpal mulut ku dengan kontolnya, kulumat habis kontolnya yang berada di dalam mulutku, sementara kedua tanganku mengocok kontol pak karmin dan pak dirman.

Pak tarno lalu menaiki wajah ku dengan posisi berhadapan dengan pak warso yang sedang menggempur memek ku, pak tarno kemudian memompa mulutku.

"Ayo so balapan" ucap pak tarno yang mengajak pak warso untuk balapan memompa mulut atas dan bawahku.

Kemudian pak tarno pun mulai memompa mulutku dengan kencang, pak warso pun tidak mau kalah, kini tubuhku yang terlentang di atas dinginnya keramik, justru basah oleh keringat yang mengucur dari pori - pori ku.

Pak tarno kemudian menghentikan genjotannya di mulutku, lalu menduduki wajahku dengan bokongnya.

"Gilaa anaknya pak edi ternyata bisa sebinal ini ya, padahal dulu alim banget, ucap pak tarno sambil menggoyang bokongnya di muka ku.

"Iya no, dulu alim, sekarang binal" ucap pak warso yang di ikuti tawa mereka semua.

Bokong pak tarno yang berada di atas muka ku, membuat lubang anusnya berada tepat di depan mulutku, aku lalu menjulurkan lidahku menyapu lubang anusnya.

"Wow gila so, pantat aku di jilat sama si syifa" ucap pak tarno yang merasakan anusnya aku jilati.

Pak tarno lalu mengangkat sedikit pantatnya untuk memudahkanku menyervis anusnya.

Tangan ku pun kulepaskan dari kontol pak karmin dan pak diman, kemudian ku gunakan kedua tanganku untuk memegang pantat pak tarno dan membuka lubang anusnya.

Setelah ku benjet lubang anus pak tarno, kemudian kujulurkan lidahku memasuki lubang anus pak tarno, ku gerakan kepalaku menembusi lubang anus pak tarno dengan lidah ku.

Kemudian kudekatkan bibirku dengan lubang anusnya, lalu kuciumin lubang anusnya seperti aku sedang berciuman bibir, rasanya yang getir dan aneh membuatku semakin bernafsu untuk menciumnya.

Setelah beberapa menit berciuman dengan anusnya, pak tarno lalu mengangkat bokongnya, dan menyingkir tangan pak dirman dan pak karmin yang sedang meremas susuku.

"Awas dulu tangannya min, man, aku mau nyoba ngerasain kontol ku di jepit pake susu" ucap pak tarno yang kini meletakan kontolnya di antara susuku, kemudian menekannya sehingga kontolnya terjepit oleh susuku.

Pak tarno lalu menggerakan kontolnya yang terjepit di susu ku maju mundur.

"Agghhhhh... teruuusss .. enaakkk.. ahhh... akuuu maauuu keluaarrr...ahhhh.." Aku pun mendapatkan orgasme pertamaku.

setelah 20 menit pak warso menggempur memek ku, akhirnya dia tidak dapat lagi menahan klimaksnya, pak warso pun menumpahkan semua pejunya di dalam memek ku, rahim ku terasa hangat saat spermanya menyirami rahim ku.

Pak warso lalu menarik keluar kontolnya dari dalam memek ku, di ikuti oleh spermanya yang keluar mengalir membasahi memek ku.

Pak warso pun duduk beristirahat sambil menghisap rokok setelah memuntahkan spermanya di memek ku.

Lalu pak tarno menggantikan posisi pak warso, dan pak diman menggantikan posisi pak tarno.

Pak tarno mulai menggenjot memek ku setelah sebelumnya membersihkan memek ku dengan tanktopku, sementara pak diman sedang ku jilati anusnya seperti pak tarno tadi, Sementara pak karmin sedang meremas remas susuku.

Sekitar 15 menit pak tarno memumantahkan spermanya di dalam memek ku, di barengi orgasmeku yang kedua.

Kemudian pak diman menggantikan posisi pak tarno dan pak karminpun menggantikan posisi pak diman.

Sementara pak warso dan pak tarno kini duduk sambil menonton ku yang sedang di garap oleh pak diman dan pak karmin..

Saat aku sedang menjilati anus pak karmin, dia memintaku untuk menjulurkan lidahku lebih dalam, kuturuti permintaanya dengan memasukan lidahku lebih dalam di anusnya, sampai bibirku menyentuh permukaan lubang anusnya.

"Preeettt.. broottt..creeettt" tiba tiba pak karmin kentut di dalam mulutku.
Lidahku yang sedang berada di dalam anusnya bisa merasakan getaran angin yang keluar dari pantatnya, posisi mulutku yang sedang mangap menempel di anusnya membuat semua kentutnya masuk kedalam mulutku.

Bukan hanya kentutnyanya saja, bahkan seperti ada cairan yang masuk kedalam mulutku, dan kurasakan di ujung lidahku ada sesuatu yang menempel.

Posisi kepalaku yang sedang di duduki membuatku tidak bisa menghindar dari kentut pak karmin, yang membuatku mau tidak mau menelan kentutnya beserta cairan yang rasanya sungguh tidak enak.

"Gila kamu min, anak orang di kentutin" ucap pak warso pada pak karmin.
"Mana kentutnya pas di mulut lagi, sampe kapicirit gitu kentutnya" ucap pak tarno mennyahuti.
"Maaf sengaja hahaaa" ucap pak karmin sambil tertawa.

"Maaf ya fa, bapak kentutin mulutnya, ngga kuat soalnya lagi mencret" ucapnya meminta maaf padaku sambil mengankat pantatnya dari mulutku.

Ku lihat di lubang anusnya seperti ada bekas kotoran yang tertinggal di bibir anusnya setelah sebagian besar kotoran pak karmin masuk kedalam mulutku.

Sebagai manusia normal pasti akan jijik melihat hal itu, tapi aku yang sedang di kuasi nafsu justru melihat hal itu membuatku semakin bergairah.

Tak ku pedulikan kotoran pak karmin yang sudah masuk kedalam mulutku, aku kini mendekatkan wajah ku ke anus pak karmin dan membersihkan sisa kotoran yang berada di bibir anusnya dengan lidahku.

"Tuhh lihat si syifa lagi nyebokin kopet aku pake mulutnya" ucap pak karmin pada pak warso dan pak tarno yang merasakan anusnya sedang kuceboki dengan mulutku.

"Gilaa istrinya si abdul ternyata maniak" ucap pak warso yang tidak percaya melihatku sedang membersihkan sisa kotoran di anus pak karmin.

Aku pun tidak dapat menahan orgasmeku yang ketiga. Di barengi oleh pak diman yang mengalami klimaksnya setelah 20 menit menggempur memek ku.

Pak karmin lalu mengantikan posisi pak diman, dan mulai menghajar memek ku dengan kontolnya. Sekitar 15 menit pak karmin memuntahkan spermanya di dalam memek ku, aku pun mengalami orgasmeku yang ke empat.

Pak karmin lalu mencabut kontolnya dari dalam memek ku, dan beristirahat dengan yang lain.

Sementara aku masih berbaring lemah di atas lantai keramik yang sudah basah oleh keringatku.

Ku lihat mereka sedang menghisap rokok dan beristirahat, kemudian aku bangkit dan minum minuman yang ada di pos itu.

Tubuhku yang telanjang bulat di basahi oleh keringat yang mengucur dari pori - poriku semakin membuatku terlihat seksi.
Sementara mereka masih mengenakan bajunya dan hanya melepaskan celana saja.


*******
Waktu sudah menunjukan pukul 12 malam dan hujan pun tinggal menyisakan rintiknya saja, di dalam pos ronda kini terdapat 5 orang yang sedang melakukan pesta seks di tengah kesunyian malam. Si wanita sedang asik mendesah dan menggoyang kan pinggulnya di atas laki - laki yang sedang berbaring di lantai.

Dengan gaya woman on top, syifa terus memompa kontol warso yang berada di bawahnya, warso pun menikmatinya sambil meremas - remas susu syifa yang bergelantungan di depannya.

"Gila emang istrinya si abdul goyangannya lebih enak dari pelacur yang pernah aku pake" ucap warso mengomentari goyangan syifa yang luar biasa.

Mendengar hal itu membuat syifa semakin semangat menggoyangkan pinggulnya, mengulek - ulek kontol warso yang berada di dalam memeknya.

Syifa kemudian menolehkan kepalanya ke arah bapak - yang sedang menontonya.
"Ada yang mau gabung lewat pintu belakang" ucap syifa pada mereka dengan nada genit dan manja.

Tarno yang sudah merasa tenaganya sudah pulih langsung menghampiri syifa dan mendorong tubuh syifa condong ke depan.

Tarno mulai memasukan kontolnya kedalam anus syifa yang masih terasa sempit, dengan dorongan dan perjuangan akhirnya tarno berhasil memasukan seluruh kontolnya kedalam anus syifa.

"Manteepp boolnya sempit banget" ucap tarno yang merasakan sempitnya lubang anus syifa.

Kemudian tarno mulai memompa anus syifa, syifa hanya bisa mendesah dan memerem melek saat kedua lubangnya di masuki oleh kontol tetangganya.

"Aaaggghhhhh.. enakkk... enaaakkk.. ahhhh.. enakkk teruusss... ahhh enaakkk..."
Desah syifa merasakan kedua lubangnya di genjot secara bersamaan.

"Apanya yang enak" tanya pak warso sambil meremas remas susu syifa.

"Kontooolllll... kaliiaaannnn...enaakkkk.. ahhhh... terusss paakk... entoot akuu sepuasnyaa..." ucap syifa yang membuat mereka semua tertawa.
"Kalo gitu mulai sekarang kamu harus layani kami kalo lagi pengen" ucap tarno pada syifa.
"Aggghhhh...akkhhhh... iyaa..paakkk.. akuu bakaalll layaniinn kaliiaann lagii.. aghhhh.. akkkhhhh.. enaakkk...enaaakkk. ..enaakkk.. owhhhh...enakkkk...teruusss... enaakkk... enaaakkk... enaaakkk... aggghhh.. ennaakk bangettt.. agghhhh...." syifa terus mendesah keenakan.

Kemudian diman mendekati mereka dan memasukan kontolnya kedalam mulut syifa, sehingga semua lubang di tubuh syifa telah terusi oleh kontol tetangganya.

Karmin lalu menyingkirkan tanggan warso yang sedang meremas susu syifa, dan mengenyotnya dengan penuh nafsu.

Warso pun tidak dapat lagi menahan klimaksnya, hingga dia kembali mengeluarkan spermanya di dalam tubuh syifa, syifa pun sudah berkali - kali mengalami orgasme yang sangat luar biasa.

"Awas so gantian" ucap karmin pada warso yang sudah mengalami klimaksnya.
"Min kamu mau ngrasain boolnya ngga" tanya tarno pada karmin. Karminpun menyetujui usul tarno.

Karmin lalu berbaring di lantai, kemudian tarno melepas kontolnya dari anus syifa, "ploop" bunyi saat tarno melepas kontolnya dari anus syifa.

Syifa lalu duduk di atas karmin sambil membelakanginya, dan memasukan kontol karmin kedalam anusnya.

Setelah kontol karmin masuk, syifa lalu mencondongkan tubuhnya ke belakang, tangannya yang bertumpu di dada karmin, kemudian karmin pindahkan kelantai.

Tarno memasukan kontolnya kedalam memek syifa dari depan dan mulai memompanya lagi.

Syifa tidak dapat mendesah karena mulutnya kembali di sumpal oleh kontol diman.

Mereka melakukan pesta seks sampai jam 4 subuh, berbagai gaya mereka lalukan dengan syifa, syifa pun di buat lemas tak berdaya oleh tetangganya, tak terhitung berapa kali syifa mengalami orgasme.

Sampai akhirnya para tetangganya itu telah mengenakan kembali pakaiannya, warso pun memakai kembali switer syifa karena merasa dingin.

"Pulang ah udah subuh entar di cariin istri lagi" ucap warso pada temannya.
"Ya udah pulang yuk ah, udah subuh nih" ucap karmin menyahuti.

Kemudian mereka pulang meninggalkan syifa begitu saja yang masih berbaring lemas di dalam pos dengan tubuh yang masih telanjang bulat.

Mereka bahkan tidak berpamitan sama sekali kepada anak tetangganya yang sudah mereka pakai, mereka meninggalkan syifa seperti barang bekas yang sudah tidak terpakai, bahkan warso memakai switer syifa dan membawanya pulang karena merasa dingin, tanpa memperdulikan syifa yang masih telanjang bulat

Dengan sisa tenaganya syifa memakai kembali pakaiannya yang berserakan di dalam pos, syifa pakai lagi celana dalam dan bh nya, kemudian dia pakai lagi celana, dan terakhir syifa pakai lagi tanktopnya yang sudah basah oleh berbagai cairan, karena tanktopnya di gunakan untuk mengelap keringat mereka, dan mengelap sperma dan cairan orgasme syifa.

Syifa lalu pulang kerumahnya, udara dingin kini mulai merasuki tubuh syifa, tanktopnya yang basah membuat tubuhnya semakin kedinginan.

Syifa tidak marah kepada mereka setelah di tinggal begitu saja di dalam pos, justru syifa merasa ingin berterima kasih karena telah di berikan kenikmatan oleh mereka.

Sesampainya di rumah, syifa langsung tertidur tanpa berganti pakaian karena terlalu lelah, syifa pun akhirnya bangun kesiangan dan tidak mengantarkan anaknya kesekolah










Bersambung
 
Jav Toys
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd