Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.
Bimabet
GIANTO... Apa yang kau lakukan..
sudah kau panjat tembok rumahnya.
Orangnya juga mau kau panjat.
BAH... TAK KAU AJAK AJAK PULA AKU...
 
Semprooeelll.... Crito esek2 model opo iki..??


Isine kemekel tokk...


Vazeeengg..... Vedebaaahhh.... Awkawkawk....

#NBYM
 
Kok suwi yoh
Keburu dadi kencing batu kuwi engko calon jabang eyang wkwkwk
 
mantP suhu... arbain...
semoga lancar updatenya dan sampai tamat...
:beer::beer::cendol::cendol::nenen::nenen:
 
Sumpah baca cerita ini pas yang hot bakal gagal ngaceng saking koplaknya.

:tegang:
 
Chapter 3: Toldi dan Toge

___________________________________________


WUAADUOOOH . . . Pantesan!!!

Gianto akhirnya dapat menerjemahkan perubahan ekspresi muka mpok Muidah, ternyata eeee ternyata . . .

WUAAAAAAAAAA!!!!!!

Teriakan batin menjadi wali yang bersedia mewakili ketimbang teriakan mulut yang malah akan menggegerkan situasi.
Dari pelupuk mata Muidah, merekam scene bersejarah. Handuknya yang dipakai Gianto melorot dan parahnya di balik handuk itu tak ada apa-apa lagi, lha wong sempak mukio-nya juga dicuci, dari situlah Muidah setelah sekian lama dalam karirnya sebagai Janda, melihat penampakan penis pria, terlebih penis itu . . . . !!!

B E S A R

Bahkan tampak besar nan panjang padahal belum ereksi.

"Eladalah kontole Gianto!!! Gediiiine pooool padahal durung ngaceng?! Iku kontol opo mercon bumbung" ("Eehhh kontolnya Gianto bueeesaaar sekali, padahal belum tegang?! Itu penis apa petasan bambu") Jeritan hati Muidah kian menjadi, antara kaget, takjub dan hmmmm horny? Bisa jadi, saya aja ndak ngerti.

Mmmmm . . . Sialan
Dengan cepat Gianto berinisiatif sebelum menjurus makin sensitif, diambilnya handuk seksi itu dan dililitkan kembali dengan tergesa-gesa, gak rapi horaa uruuus yang penting 'Senjata' kurang ajarnya aman terkondisi.

"Mpok maaf yee, ma'aaaf. . . bisa sekalian pinjem celana?" Gugup, gagap dan yaaa apalagi entahlah pokoknya, ekspresi muka tak jelas warisan lahiriahnya kian menampakkan ketidakjelasannya.

Dunia pun terkedjeut, ketika manusia yang malu-maluin itu ternyata masih memiliki rasa malu ketika kemaluannya tereksplos media eh Muidah ding.

"Eh i- iyaa iya boleh, ada kok ada!" jawaban spontan yang terbata-bata, akibat masih shock dengan apa yang sempat terekam oleh kedua matanya.

Kontol ohh kontool aku rindu akan hadirmu, rindu akan tusukanmu oh my kuooon tuoool.

Teriakan nada rindu yang terlantun dalam kalbu, dari seorang janda cantik nan kaya raya. Muidah meski menjanda, dia tetap menjaga dirinya, tak ingin menanggalkan harga diri hanya demi tusukan kontie dalam meki, tak sudi terjebak syahwat sesaat, itulah ideologi bijaknya. Lantas selama menjanda baru kali ini baginya setelah sekian lama.
Melihat dengan jelas di depan mata, kontol, kontolnya gede lagi. #arghhh horny pala meki.

Mungkin bisa jadi ini awal atau memang inilah saatnya, sebuah prinsip tertanggal.

Bergegaslah Muidah kembali ke kamarnya untuk menetralkan keterjutannya . . . "Huh huh huh ketiak komodooo, itu kontol apa torpedo? gede banget!! gimana rasanya meki nganggur gue yang dah lama gak kepake klo ditusuk ama tuh kontol?!" kecamuk suara hati, melantunkan irama-irama manusiawi, birahi, yaa begitulah mungkin analoginya.

Desiran dan getaran yang sewajarnya terjadi, getar-getar birahi perlahan memainkan perkusinya, menghentakkan irama-irama pembangkit hasrat, merelaksasikan gairah tertahan dan kemudian menyusupi pori-pori syarafnya, lambat tapi pasti, menutun untuk melakukan stimulan, perlahan tangan kanannya hinggap di payudaranya sementara tangan kirinya mengambil bagian untuk hinggap di mekinya yang masih tertutup daster dan celana dalamnya.

"Basah?" Dalam hati ia memastikan apa yang dirasakan.

"Euaduoooh!!! kok gue coli sih?! arghhhhh, cuma gegara kontol dari manusia paling tidak mutu semenjak dalam kandungan kok ya bisa-bisanya gue nafsu?" batinnya menggerutu menyadari gerilya birahi yang tiba-tiba menerjang akal sehatnya. Tak ayal jika pembaca pun tergerak niatnya untuk berkata kasar, akibat scene paling ditunggu malah mengecewakan. "Ayem sori pemirsah, saya nggak ahli bikin cerita dewasuaaah"

Sadar akan tindakan yang dapat menggugurkan prinsipnya, Muidah bergegas menuju almari, sesuai apa yang seharusnya ia lakukan, meminjamkan celana untuk manusia yang berat banget untuk dikategorikan sebagai manusia.

"Nih Gi' adanya kolor yang lain mah aye yakin gak muat, orang badan lu gede juga tinggi!?"
"Anu mpok gapapa, daripada gak pake sama sekali hehe"

Plaaak "Wuuu gua ludahin muka elu baru tau rasa"
"Jidat kobraaaa, sadis bener si mpok"

"Lah elu sih manusia paling menjijikan abad ini, kali aja ada nominasinya pasti tropi-tropi dapuqnya, elu yang nyabet semua nyet"
"Wah parah lama-lama ini apresiasinya, bisa ndak sih lebih sadis lagi?!"

"Wooo jelas bisa, untuk kunyuk anggora kayak elu, seribu kamus hinaan udah aye siapin, tenang aja" tomcat ambeyen, Muidah malah girang saat ngecengin Gianto, secara wajar jika Gianto pun bertekuk muka, menyadari dirinya itu benar-benar hina.

" . . . "
"Jiaaaelah gitu aja mutung sih!"
"Ah biasa aja mpok, terus-terusin mpok sampe katam"

"HA HA HA HA" secara serempak keduanya tertawa lebar, gelagat lucu dari acara mengecengi disudahi, ganti topik yang agak serius meski sejatinya gak penting-penting amat, emang Gianto siapa? Pejabat daerah? hah!!! bahkan perangkat desa pun bukan, cuma warga sipil yang ulahnya selalu bikin ilfil.

"Lu tu sebenernya ada apa sih To?" Muidah membuka pertanyaan serius yang sedari tadi bahkan tidak membuat penasaran pun, cuma karena rasa kemanusiaan akhirnya bersedia untuk mendengarkan permasalahan yang dihadapi makhluk paling bermasalah abad ini.

"Jadi gini mpok" kemudian bla bla bla, Gianto menjelaskan duduk permasalahan yang tengah dialaminya.

______

"Wakakakakakak" usai mendengar curhatan si Kunyuk Persia, Muidah lantas menangis terbahak-bahak.
". . ." Kontan saja wajah si Lutung mendadak murung, mendapati respon yang tak sesuai yang ia harapkan, harapannya iba yang ada malah tawa hina #apes

"Gua nggak habis pikir ye ama kalian bertiga itu, ya ampyuuun amit-amit jabang babi, ada aja kelakuan kalian yang arghhh naudzubile".
"Lah emang kelakuan kita itu gimana sih mpok? wajar-wajar saja kan?!"

"WAJAR-WAJAR SAJA NDASMU MBLEDUG!!" mendengar pembelaan diri dari Gianto yang gak bisa ditoleril sontak Muidah pun mengumpatnya, Saya sendiri sebagai penulis pun setuju, emang manusia kayak Gianto itu layak untuk dianiaya baik itu melalui tindakan maupun ucapan #njieer.

"Looh?! Perasaan yang kita lakukan itu ya sekedar kesenangan biasa untuk mengusir kejenuhan yang penting kan gak bikin onar" bedes anggora bersikukuh dengan argumen tanpa dasarnya.

"Wadawwwww" sekonyong-konyong kuping si Durjana di tarik tanpa aba-aba "Ampun mpok sakit mpok" seru sang Durjana mengadu kesakitan.

"Heh bloook, dengerin ye! ini kuping bukan cuma untuk menghias pala lu yang gak menarik babar blaaas (sama sekali) ini kan?"
"Yeeee ya kepakai lah mpok" sanggah Gianto spontan sembari menahan pedes di telinga tentunya.

"Makanya dengerin nih, lu tu gak ngerasa, gak nyadar atau emang dasarnya otak lu gak kepakai?!"
"Ata ta ta taaa am-ampun mpok lepasin dulu lah mpok, niat banget njewernya"

"Nggak cuma mau njewer, klo perlu gua potong nih kuping lu"
". . ."

"Kita para warga itu mendiamkan karena udah jengah, udah bosan untuk memberi nasehat atas kelakuan kalian yang di luar batas, adaaa aja hal-hal yang bikin gak habis pikir, ngajarin bocah-bocah di bawah umur nonton bokep, ngintip orang mandi sampe geblegnya ngajarin coli, cek cek cek"
"Itu a a-nu mpok"

"Disuruh bantu hajatan, nyediain minum untuk para tamu, dicampuri obat perangsang"
"Eh eh klo it-itu an-u mpok"

"Klo tiap malem nongkrong begadang, main kartu teriak-teriak seenak dengkulnya? lu pikir gimana perasaan orang-orang?"
"A-anu . . ." segala tindak absurdnya bersama kawanan nistanya diungkap dengan gamblang, secara otomatis timbul rasa sesal, bingung, keki, malu atau apalah-apalah gitu, setidak-mutu-mutunya Gianto masih memiliki sisi mutu yang terpendam.

"Ona anu ona anu gua potong anu-mu baru tau rasa lu"
"Lah bagaimana lagi mpok . . ."

"Lu itu nyari kerja yang bener terus klo udah kerja nggak usah bosenan" belum selesai memberi penjelasan yang sudah bisa ditebak bakal tidak jelas, spontan dipotong dengan nasehat.


"Klo dimarahin atasan jangan ambil hati, ambil sisi positifnya demi perbaikan kinerja, jangan mutungan, dah muka jelek kayak lutung masih suka mutung sadar nggak sih lu itu siapa? lu pikir bapak lu jendral botak yang tinggal makan gaji buta, menanti para bawahan pada kerja tinggal nerima laporan, tanda tangan gajian?! sadari lu itu tulang miskin, bukan gua ngeledek lu To, ini demi kebaikan lu kedepannya, lu mau terima atau kagak nasehat dari gua itu terserah dengkul lu, gua mau ngingetin gini lu nyadar kan? masih ada orang yang mau perhatian dan peduli sama nasib lu meski sangat disayangkan badan lu yang atletis malah kombinasinya sama otak yang lebih ancur dari pengidap autis" #sadis

Niatnya dari awal kan mencari perlindungan tapi akhirnya mendapat siraman rohani, pun itu wajar, sudah seyogyanya ada yang ambil alih untuk memberikan masukan terhadap orang dengan usia dewasa tapi pikiran dan kelakuannya sama sekali ndak masuk, nggak masuk akal blasss. Pasalnya di manapun mereka bertiga berpijak, disitu masalah tercetak, selalu dan selalu membawa keresahan, misalkan di POS pusat desa ada papan pengumuman, "Lomba Panjat Pinang" tulisannya diganti "Lomba Panjat Istri Orang" ada tulisan "Lomba Voli" diganti "Lomba Coli".
Ada pengumuman siapa-siapa saja yang mau berangkat "Naik Haji", diganti "Naikin Istri Pak Haji".

Ada kucing pantatnya diolesin balsem, ketika efek balsemnya kerasa dan kucingnya merasa kepanasan lalu ngesot-ngesotin bokongnya ke tanah, disitulah bagi mereka adalah sisi keceriaan dan kelucuannya, ngakaknya berjam-jam gak kelar cuma gegara menyaksikan adegan penyiksaan hewan, wesss jaan jan tobaaaat tobat cah.

Tapi begitulah koherensi hidup, selalu ada warna-warna yang kian mempercantik cerita di dalamnya, selalu ada hal-hal aneh bin nyeleneh melengkapi glosary realita menjadikan hidup tak monoton, kaidahnya jika semua orang itu lurus-lurus saja maka kata 'Nasehat' tidak akan pernah ada dalam kamus.

Sepanjang keduanya bercengkrama yang isinya didominasi omelan Muidah terhadap salah satu jenis manusia yang aneh jenisnya, sepanjang itu pula entah kenapa kedua bola mata Muidah seakan ingin terus hinggap untuk menyaksikan sisi lain dari Gianto, ialah bagian selakangannya, dalam diam dan dilemanya ia tetap berupaya menyingkirkan aura-aura negatif yang datang mengompori, akan tetapi semakin ia tepis pikiran negatifnya malah kian menjadi-jadi, dikit-dikit melirik kesana yang tiada Gianto sadari, andai Gianto sadar waaah bisa jadi boomerang buat Muidah, pasalnya dalam tafsir Muidah, Gianto juga lelaki yang ia yakini porsi nafsu syahwatnya lebih gede ketimbang akal sehatnya.

Sebagai janda yang lama tak tersentuh sudah seyogyanya dia merindukan belaian, kangen akan tusukan dan teriakan erotis paska mendaki puncak kenikmatan. Selama menjanda Muidah tetaplah Muidah yang dulu, Muidah yang selalu memegang prinsipnya, SETIA.
Ya dia adalah satu dari ribuan wanita di dunia yang paling setia, dulu saat masih bersama dan satu atap dengan suaminya, Subeki. Acap kali dia tersakiti secara batin atas ulah suaminya yang gemar 'main', kerja keras cuma untuk memeras kantung pejuhnya di selakangan dari berbagai wanita, namun tak terbesit pun bagi Muidah untuk balas dendam dengan berganti main lelaki, tidak, haram baginya, meski dia bukanlah ahli agama, bukan lahir dari kalangan religious tapi pendidikan moral dari mendiang orang tuanya telah cukup membentengi jatidiri Muidah dari arah yang salah.

Hingga kini dalam status yang dilema, Janda. Muidah pun masih setia, bahkan dalam urusan masturbasinya, saat ia benar-benar jebol pertahanan syahwatnya, lelaki yang ia bayangkan tetaplah Subeki, tak terbesit pun untuk membayangkan pria-pria keren terlebih dari kalangan silit-merintis, seperti Vino G Sebagian, Ariel Piterpen apalagi Andika Ganjenband atau artis-artis pria cantik dari Korea yang mukanya desainan pabrik berbahan plastik seperti Lee Ma Ho dan antek-anteknya, dalam benaknya tetaplah Subeki yang andil membantunya dalam berfantasi untuk menggapai puncak secara swalayannya.

Tiada sedikitpun hasrat bagi Muidah untuk menghayalkan mereka-mereka yang tidak realistis dalam hidupnya, baginya mending jelek asalkan nyata dan bisa disentuh daripada tampan tapi hanya sebatas khayalan, Subeki sungguhlah beruntung pernah mendapatkan Muidah, sudah cantik, bahenol, kaya raya dan setia, sayangnya Subeki adalah manusia yang jumlah hormon syahwatnya melebihi kuota wajar, jadilah dia kurang ajar.

Kini Muidah tetaplah cantik dan menarik dari segi fisik karena kepiyawaiannya dalam merawat diri, nilai tambahnya Muidah juga dikenal sebagai wanita baik-baik di kalangan masyarakat, dikenal sebagai orang yang gemar bertegur sapa dan derma, nggak pelit dan nggak perhitungan.
Business woman yang sukses dan sangat terhormat, jadilah meski statusnya janda, orang-orang sungkan untuk menggodanya. Pun kalangan duda khususnya menaruh rasa segan untuk mencoba peruntungan via PDKT, para jejaka apalagi, paling cuma rasa kagum yang mereka luapkan dalam bait-bait ala pemuja rahasia
"Harga cabe naiknya minta ampun, harga susu naik turun, eee harga cabe-cabean malah makin turun sedangkan janda sedang naik daun" bla bla bla bla berbagai kosakata nggak berfaedah babaar blas dari para pengidap khayalan tingkat dewa tanpa berani berupaya mewujudkan khayalannya untuk menjadi nyata.

Semua orang menaruh hormat, kecuali mereka yang paska lahir nyangkut di jembut, pasti siapapun orangnya tidak luput dari rasa ingin menggoda.


• • •


Di dalam ruang keluarga nan luas berisi dua manusia berbeda jenis kelaminnya, yang satu TOLDI, Kontolnya Gedi, yang satu TOGE Toketnya Gede.
Mungkin akan ada cerita hot yang akan terangkai, akan tetapi hanya akan menjadi sebatas tebakan tanpa sumber yang eksplisit dari para pembaca yang otaknya di dominasi zat-zat mecin, hahaha.

Karena sayangnya yang satu cantik nan kaya raya sementara si pria, gak jelek-jelek amat sih cuma jelek banget #glodaaak.
Pengangguran dan bau lagi, andaikan Gianto itu keren tentu lain ceritanya, dan tentu saja Muidah nggak akan sudi menerima tamu malam-malam apalagi tamu pria, sayangnya Gianto adalah manusia sembrono, dinding pagar bumi yang cukup tinggi dipanjat dengan sangat mudahnya, mau gimana lagi bagi Muidah untuk menolaknya, konsekuensinya Muidah juga sadar, Gianto tidak begitu berbahaya baginya.

Lelah dalam obrolan yang gak penting itu, Muidah pamit untuk tidur tak lupa sebelum tidur dia memberikan bantal dan selimut untuk sang Durjana yang sebelumnya merengek-rengek pingen nginap demi menghindari kemungkinan ditangkap dua CS kentelnya yang ia aniaya bola matanya dengan olesan balsem geliga.

Sesampainya di kamar, setelah cuci kaki, tangan dan muka, Muidah merebahkan diri untuk merehatkan jasad seksinya.
Tapi rasa gelisah datang kembali, rasa gilisah yang sedari tadi menghampiri semenjak melihat dengan gamblang titik balik dari lelaki sejati, kontol Gianto yang gedi (besar) itu malah terus terngiang dalam pikirannya, ia sendiri bingung kenapa seperti ini?

Padahal setampan-tampannya Andika Ganjenband dan sekeren atau semacho apapun pria dari kalangan model dan selebritis tak membuatnya tertarik untuk mendaftarkan mereka dalam fantasinya, akankah mungkin karena Muidah belum melihat kontol-kontol mereka secara de facto dan de jure? sehingga tidak terbesit untuk menghayalkannya? lantas bukannya Aril Peterporn kan sempat heboh video adegan varokahnya, kok nggak ada sisi-sisi nafsuin sedikitpun bagi Muidah?! nah ini manusia durjana yang gak ada faedahnya sama sekali tapi sukses membuatnya seperti ini, yang tengah mengobrak-abrik ideologinya, di dalam benak Muidah sedang berupaya keras menetralkan hasrat terpendamnya yang mulai menampakkan diri ke permukaan.

Lelap, itulah solusi terbaik pikir Muidah, dengan sekuat tenaga ia coba pejamkan mata dan pikirannya, sehingga ia benar-benar bisa mengendalikan sisi lainnya yang tengah berupaya mengambil alih akal sehatnya.
Sukses dengan usahanya, akhirnya Muidah pun tertidur.

Tek tek tek

Hanya dentang jam yang masih terjaga, berputar pada arah yang sama, tiada lelah hingga menunggu penyuplai daya kehabisan energinya.

Sejenak menikmati khidmatnya berpetualang di alam mimpi, Muidah terbangun akibat desakan pada kemaluannya. Sekonyong-konyong ia bangkit lalu dengan tergesa-gesa menuju zona pengaduannya

Serrrrrrrr . . .

"Aghhh lega"
batin Muidah setelah usai mengentaskan hajatnya, kencing.

"Kok cepet banget udah jam 4?" Melihat jam yang menunjukkan angka 4, membuat Muidah urung untuk kembali merebahkan jasadnya, pasalnya sudah menjadi kebiasaan baginya, mulai jam 3 sudah mulai beraktifitas untuk urusan rumah, bersih-bersih memasak dan lain sebagainya khas wanita-wanita rajin.

Beranjak dari kamarnya, saat melintas ke ruang keluarga, didapati jasad manusia di atas sofa yang tak lain adalah kunyuk anggora.
"Tidurnya rapi, selimutnya membalut penuh tak berserakan, dengkurannya halus." dalam hati Muidah kagum menyaksikan manusia yang tak pantas dikagumi itu.

Terbesitlah keinginan untuk mendekat, memperhatikan lebih detail di antara remangnya cahaya, rasa penasarannya adalah dasar atas apa yang ingin ia lakukan. "Pangungguran, aneh, bau, hidup lagi apa sih menariknya manusia satu ini? kok bisa bikin gua jadi penasaran seperti ini? apa karena . . . .?"

"Eghhhhhh" tiba-tiba Gianto menggeliat dan sontak saja Muidah kaget dan berniat beranjak dari posisinya. Ia coba menenangkan diri dari keterjutannya karena mendapati Gianto masih belum sadar diri alias masih tetap terlelap, ternyata hanya gerakan geliat khas bumbu-bumbu tidur.

Tapi . . . .

Akibat geliat barusan selimut yang sebelumnya membungkus sebagian tubuh Gianto, terjuntai ke lantai dan dampaknya,

"WADUOOOH!!!" terhenyak dalam benak dan pikirannya, menyaksikan di antara samarnya cahaya, namun tampak jelas di pelupuk matanya.

Di balik sela dari sisi celana kolornya.

"Oh maiii crooooot, it- itu itu ITU??!!!!"


Bersambung
Selanjutnya: 4. Singgasono Durjono
 
Terakhir diubah:
Wedyaaaannnn tp meng inspirasi bgt suhu, minuman di hajatan di kasih obat perangsang hmmmm kayaknya menarik wkwkwkwkw
 
Bimabet
Hahahaha... Ono yo wong koyok Gianti ngunu?

Kalau kata suhu sebelah, ini cerita kamvret yang vantas diikuti.

Keep it up suhu!
 
Jav Toys
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd