Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG LAKUNA : SESUATU YANG HILANG

akhirnya bisa kelar baca marathon cerita bagus ini.

segera pasang patok biar gak ketinggalan update
 
Greget banget, yg bekin kesal tu, soal regan yang tidak tau apa2 mengenai dia sebagai putra mahkota. . .seenggaknya ada alasan kenapa regan seolah2 tidak tau apa2 mengenai jati dirinya. . .
thanks banyak buat suhu @Aridanfais yang sudah buat reader mencak2 emosi terbawa suasana gitu, semangat updatenya hu
 
Waduuuuh... jd regan sukses dibawa jenar ya, trus gimana tuh abis ditembak jantungnya.. mati ga tuh..???
 
Atas permintaan TS, maka thread ini dikunci sementara. Dan akan dibuka lagi kalau TS request dibuka lagi.
 
PREVIEW BAGIAN 20 : MENARIK RUANG MASA
POV3D

Lengang.. dalam sekejap mata daerah perbukitan yang sudah porak-poranda itu kembali melengang. Lengang yang menjalar begitu dalam, sampai ke relung-relung perasaan seluruh orang yang ada di sana.

Angin berembus lembut kembali bertiup, asap-asap hitam dan debu terbawa perlahan, dan dedaunan pun kembali bergemirisik pelan.

Laung dari lolongan anjing kembar terdengar riuh di kejauhan, mengaum pedih tak ada putusnya, terus melaung sampai tersisa sayup-sayup saja. Semakin jauh terdengar.

Dan di atas aspal hitam yang sudah tercerai berai tak beraturan, seekor harimau gigi pedang menatap langit dengan mata penuh kehampaan, air mata hewan itu menetes dari masing-masing sudut matanya, relung hatinya seperti diterpa sembilu yang amat pilu.

Di samping hewan tersebut, empat lelaki mengenakan jas hitam yang sudah compang-camping mulai menangis lirih, wajah masing-masing dari mereka tertunduk dalam, kehampaan dan rasa gagal menyelimuti hati mereka.

Tak jauh dari harimau gigi pedang dan empat lelaki yang tengah bersedih itu, ada satu orang lainnya yang juga diterpa kegamangan hebat. Tangannya yang memegang laras senapan besi bergemetaran, matanya berkaca-kaca, ia menangis tanpa suara di dalam hatinya.

Dan lelaki pemegang senapan besi yang pelurunya telah mengoyak jantung seorang remaja lelaki yang sudah raib itu adalah Kim Sang-Hyuk, sahabat karib dari salah satu petinggi Purantara, Damar Raksa Aliendra.

Sang-Hyuk, begitu biasanya ia dipanggil, terlihat begitu terpukul atas keputusan besar yang sudah ia ambil, setitik penyesalan menguar di hatinya, namun ia tak memiliki pilihan lain, benar-benar tak memiliki pilihan lain selain melepaskan peluru emas pemberian Damar guna mengoyak jantung seorang remaja lelaki yang menjadi target misinya.

Dan kini, lelaki yang berasal dari negeri ginseng bagian selatan itu tengah menghela napasnya dalam-dalam, misinya sudah selesai, dan ia merasa perlu meninggalkan tempat ini sebelum konsekuensi atas pelepasan pelurunya menerpa.

Dengan buangan napas yang amat pelan, Sang-Hyuk pun bangkit perlahan dari posisi bersimpuhnya, namun belum sepenuhnya ia berdiri, harimau gigi pedang yang sedari tadi keluh tak bergerak tiba-tiba menoleh ke arahnya dengan tatapan tajam. Jelas terdengar deru napas memburu dari harimau tersebut.

Kemudian tepat ketika Sang-Hyuk benar-benar sudah berdiri tegak, harimau gigi pedang yang bernama Sembawa Anggar itu pun berlari nyalak ke arahnya, dengan taring dan cakar yang seolah siap mengoyak tubuh lelaki tersebut. Auman mengerikan seketika membumbung, derap pijakan dari harimau itu jelas terarah pada lelaki berperawakan tinggi dengan wajah khas orang-orang Asia Timur tersebut.

Dan seolah tersirap akan kemarahan yang terpancar dari wajah Sembawa Anggar, tubuh lelaki itu pun terpaku tak bergerak, seolah seluruh persendiannya membatu di tiap derapan langkah dari sang harimau purba tersebut.

Inilah konsekuensi yang hendak dihindari oleh Sang-Hyuk, namun sepertinya, kali ini ia tak bisa menghindari konsekuensi tersebut.

Sang-Hyuk pun hanya bisa terdiam dengan kedua tangan terjatuh, ujung senapannya mengarah ke bawah, ia seperti tengah menyerahkan dirinya untuk dicabik-cabik oleh amarah dari Sembawa Anggar.

Padahal jika saja ia berniat melawan, tentu masih ada harapan. Sebab di dalam senapannya, masih tersimpan dua amunisi peluru emas yang belum terpakai, yang meski belum tentu mampu menghalau amarah yang tengah berlari menyongsongnya, tapi setidaknya dua amunisi itu cukup untuk memperpanjang detik kehidupannya.

Namun ia seolah memilih pasrah, ia pejamkan perlahan matanya, ia hela napasnya dalam-dalam. Bersiap menyambut akhir dari kehidupan singkatnya.

“HEERRGGH.. HERRGHHH..”

Dreb.. dreb.. dreb.. dreb..

Suara eraman dan derap kaki Sembawa Anggar pun semakin terdengar lantang di telinga Sang-Hyuk, dan tentu hanya tinggal menunggu detik sampai harimau purba tersebut benar-benar menerjang dan mengoyak-oyak tubuh letihnya.

“RRAAAAARRGGGHH!!!!!!”

Sembawa Anggar mengaum nyalak, tubuhnya melompat kedepan dengan kencang, cakar-cakar dan taringnya sudah mengkilat di antara kepulan debu dan asap, berada tepat di depan tubuh Sang-Hyuk yang berpasrah pada konsekuensinya.

Dan...

(Halo suhu-suhu dan segenap pembaca, sebelumnya newbie yang hina ini memohon maaf beribu maaf atas masa hiatus newbie yang panjang kemarin. Bukan bermaksud tak bertanggung jawab, namun memang ada segunung masalah di real life yang harus diselesaikan guna memperlancar jalan hidup newbie di reallife yang membagongkan ini. Sekali lagi newbie yang hina dina ini memohon maaf sebesar-besarnya.

dan untuk suhu-suhu (yang ternyata) masih penasaran dengan kelanjutan cerita LAKUNA, berikut newbie lampirkan preview untuk bagian 20, semoga berkenan menunggu lanjutan cerita ini ya. Salam)
 
PREVIEW BAGIAN 20 : MENARIK RUANG MASA
POV3D

Lengang.. dalam sekejap mata daerah perbukitan yang sudah porak-poranda itu kembali melengang. Lengang yang menjalar begitu dalam, sampai ke relung-relung perasaan seluruh orang yang ada di sana.

Angin berembus lembut kembali bertiup, asap-asap hitam dan debu terbawa perlahan, dan dedaunan pun kembali bergemirisik pelan.

Laung dari lolongan anjing kembar terdengar riuh di kejauhan, mengaum pedih tak ada putusnya, terus melaung sampai tersisa sayup-sayup saja. Semakin jauh terdengar.

Dan di atas aspal hitam yang sudah tercerai berai tak beraturan, seekor harimau gigi pedang menatap langit dengan mata penuh kehampaan, air mata hewan itu menetes dari masing-masing sudut matanya, relung hatinya seperti diterpa sembilu yang amat pilu.

Di samping hewan tersebut, empat lelaki mengenakan jas hitam yang sudah compang-camping mulai menangis lirih, wajah masing-masing dari mereka tertunduk dalam, kehampaan dan rasa gagal menyelimuti hati mereka.

Tak jauh dari harimau gigi pedang dan empat lelaki yang tengah bersedih itu, ada satu orang lainnya yang juga diterpa kegamangan hebat. Tangannya yang memegang laras senapan besi bergemetaran, matanya berkaca-kaca, ia menangis tanpa suara di dalam hatinya.

Dan lelaki pemegang senapan besi yang pelurunya telah mengoyak jantung seorang remaja lelaki yang sudah raib itu adalah Kim Sang-Hyuk, sahabat karib dari salah satu petinggi Purantara, Damar Raksa Aliendra.

Sang-Hyuk, begitu biasanya ia dipanggil, terlihat begitu terpukul atas keputusan besar yang sudah ia ambil, setitik penyesalan menguar di hatinya, namun ia tak memiliki pilihan lain, benar-benar tak memiliki pilihan lain selain melepaskan peluru emas pemberian Damar guna mengoyak jantung seorang remaja lelaki yang menjadi target misinya.

Dan kini, lelaki yang berasal dari negeri ginseng bagian selatan itu tengah menghela napasnya dalam-dalam, misinya sudah selesai, dan ia merasa perlu meninggalkan tempat ini sebelum konsekuensi atas pelepasan pelurunya menerpa.

Dengan buangan napas yang amat pelan, Sang-Hyuk pun bangkit perlahan dari posisi bersimpuhnya, namun belum sepenuhnya ia berdiri, harimau gigi pedang yang sedari tadi keluh tak bergerak tiba-tiba menoleh ke arahnya dengan tatapan tajam. Jelas terdengar deru napas memburu dari harimau tersebut.

Kemudian tepat ketika Sang-Hyuk benar-benar sudah berdiri tegak, harimau gigi pedang yang bernama Sembawa Anggar itu pun berlari nyalak ke arahnya, dengan taring dan cakar yang seolah siap mengoyak tubuh lelaki tersebut. Auman mengerikan seketika membumbung, derap pijakan dari harimau itu jelas terarah pada lelaki berperawakan tinggi dengan wajah khas orang-orang Asia Timur tersebut.

Dan seolah tersirap akan kemarahan yang terpancar dari wajah Sembawa Anggar, tubuh lelaki itu pun terpaku tak bergerak, seolah seluruh persendiannya membatu di tiap derapan langkah dari sang harimau purba tersebut.

Inilah konsekuensi yang hendak dihindari oleh Sang-Hyuk, namun sepertinya, kali ini ia tak bisa menghindari konsekuensi tersebut.

Sang-Hyuk pun hanya bisa terdiam dengan kedua tangan terjatuh, ujung senapannya mengarah ke bawah, ia seperti tengah menyerahkan dirinya untuk dicabik-cabik oleh amarah dari Sembawa Anggar.

Padahal jika saja ia berniat melawan, tentu masih ada harapan. Sebab di dalam senapannya, masih tersimpan dua amunisi peluru emas yang belum terpakai, yang meski belum tentu mampu menghalau amarah yang tengah berlari menyongsongnya, tapi setidaknya dua amunisi itu cukup untuk memperpanjang detik kehidupannya.

Namun ia seolah memilih pasrah, ia pejamkan perlahan matanya, ia hela napasnya dalam-dalam. Bersiap menyambut akhir dari kehidupan singkatnya.

“HEERRGGH.. HERRGHHH..”

Dreb.. dreb.. dreb.. dreb..

Suara eraman dan derap kaki Sembawa Anggar pun semakin terdengar lantang di telinga Sang-Hyuk, dan tentu hanya tinggal menunggu detik sampai harimau purba tersebut benar-benar menerjang dan mengoyak-oyak tubuh letihnya.

“RRAAAAARRGGGHH!!!!!!”

Sembawa Anggar mengaum nyalak, tubuhnya melompat kedepan dengan kencang, cakar-cakar dan taringnya sudah mengkilat di antara kepulan debu dan asap, berada tepat di depan tubuh Sang-Hyuk yang berpasrah pada konsekuensinya.

Dan...

(Halo suhu-suhu dan segenap pembaca, sebelumnya newbie yang hina ini memohon maaf beribu maaf atas masa hiatus newbie yang panjang kemarin. Bukan bermaksud tak bertanggung jawab, namun memang ada segunung masalah di real life yang harus diselesaikan guna memperlancar jalan hidup newbie di reallife yang membagongkan ini. Sekali lagi newbie yang hina dina ini memohon maaf sebesar-besarnya.

dan untuk suhu-suhu (yang ternyata) masih penasaran dengan kelanjutan cerita LAKUNA, berikut newbie lampirkan preview untuk bagian 20, semoga berkenan menunggu lanjutan cerita ini ya. Salam)
Akhirnya.. ditunggu kelanjutannya
 
Wilujeung tepang deui suhu..
Hatur nuhun tos keursa neuraskeun ieu carita.mugia lancar sagala urusana.
 
PREVIEW BAGIAN 20 : MENARIK RUANG MASA
POV3D

Lengang.. dalam sekejap mata daerah perbukitan yang sudah porak-poranda itu kembali melengang. Lengang yang menjalar begitu dalam, sampai ke relung-relung perasaan seluruh orang yang ada di sana.

Angin berembus lembut kembali bertiup, asap-asap hitam dan debu terbawa perlahan, dan dedaunan pun kembali bergemirisik pelan.

Laung dari lolongan anjing kembar terdengar riuh di kejauhan, mengaum pedih tak ada putusnya, terus melaung sampai tersisa sayup-sayup saja. Semakin jauh terdengar.

Dan di atas aspal hitam yang sudah tercerai berai tak beraturan, seekor harimau gigi pedang menatap langit dengan mata penuh kehampaan, air mata hewan itu menetes dari masing-masing sudut matanya, relung hatinya seperti diterpa sembilu yang amat pilu.

Di samping hewan tersebut, empat lelaki mengenakan jas hitam yang sudah compang-camping mulai menangis lirih, wajah masing-masing dari mereka tertunduk dalam, kehampaan dan rasa gagal menyelimuti hati mereka.

Tak jauh dari harimau gigi pedang dan empat lelaki yang tengah bersedih itu, ada satu orang lainnya yang juga diterpa kegamangan hebat. Tangannya yang memegang laras senapan besi bergemetaran, matanya berkaca-kaca, ia menangis tanpa suara di dalam hatinya.

Dan lelaki pemegang senapan besi yang pelurunya telah mengoyak jantung seorang remaja lelaki yang sudah raib itu adalah Kim Sang-Hyuk, sahabat karib dari salah satu petinggi Purantara, Damar Raksa Aliendra.

Sang-Hyuk, begitu biasanya ia dipanggil, terlihat begitu terpukul atas keputusan besar yang sudah ia ambil, setitik penyesalan menguar di hatinya, namun ia tak memiliki pilihan lain, benar-benar tak memiliki pilihan lain selain melepaskan peluru emas pemberian Damar guna mengoyak jantung seorang remaja lelaki yang menjadi target misinya.

Dan kini, lelaki yang berasal dari negeri ginseng bagian selatan itu tengah menghela napasnya dalam-dalam, misinya sudah selesai, dan ia merasa perlu meninggalkan tempat ini sebelum konsekuensi atas pelepasan pelurunya menerpa.

Dengan buangan napas yang amat pelan, Sang-Hyuk pun bangkit perlahan dari posisi bersimpuhnya, namun belum sepenuhnya ia berdiri, harimau gigi pedang yang sedari tadi keluh tak bergerak tiba-tiba menoleh ke arahnya dengan tatapan tajam. Jelas terdengar deru napas memburu dari harimau tersebut.

Kemudian tepat ketika Sang-Hyuk benar-benar sudah berdiri tegak, harimau gigi pedang yang bernama Sembawa Anggar itu pun berlari nyalak ke arahnya, dengan taring dan cakar yang seolah siap mengoyak tubuh lelaki tersebut. Auman mengerikan seketika membumbung, derap pijakan dari harimau itu jelas terarah pada lelaki berperawakan tinggi dengan wajah khas orang-orang Asia Timur tersebut.

Dan seolah tersirap akan kemarahan yang terpancar dari wajah Sembawa Anggar, tubuh lelaki itu pun terpaku tak bergerak, seolah seluruh persendiannya membatu di tiap derapan langkah dari sang harimau purba tersebut.

Inilah konsekuensi yang hendak dihindari oleh Sang-Hyuk, namun sepertinya, kali ini ia tak bisa menghindari konsekuensi tersebut.

Sang-Hyuk pun hanya bisa terdiam dengan kedua tangan terjatuh, ujung senapannya mengarah ke bawah, ia seperti tengah menyerahkan dirinya untuk dicabik-cabik oleh amarah dari Sembawa Anggar.

Padahal jika saja ia berniat melawan, tentu masih ada harapan. Sebab di dalam senapannya, masih tersimpan dua amunisi peluru emas yang belum terpakai, yang meski belum tentu mampu menghalau amarah yang tengah berlari menyongsongnya, tapi setidaknya dua amunisi itu cukup untuk memperpanjang detik kehidupannya.

Namun ia seolah memilih pasrah, ia pejamkan perlahan matanya, ia hela napasnya dalam-dalam. Bersiap menyambut akhir dari kehidupan singkatnya.

“HEERRGGH.. HERRGHHH..”

Dreb.. dreb.. dreb.. dreb..

Suara eraman dan derap kaki Sembawa Anggar pun semakin terdengar lantang di telinga Sang-Hyuk, dan tentu hanya tinggal menunggu detik sampai harimau purba tersebut benar-benar menerjang dan mengoyak-oyak tubuh letihnya.

“RRAAAAARRGGGHH!!!!!!”

Sembawa Anggar mengaum nyalak, tubuhnya melompat kedepan dengan kencang, cakar-cakar dan taringnya sudah mengkilat di antara kepulan debu dan asap, berada tepat di depan tubuh Sang-Hyuk yang berpasrah pada konsekuensinya.

Dan...

(Halo suhu-suhu dan segenap pembaca, sebelumnya newbie yang hina ini memohon maaf beribu maaf atas masa hiatus newbie yang panjang kemarin. Bukan bermaksud tak bertanggung jawab, namun memang ada segunung masalah di real life yang harus diselesaikan guna memperlancar jalan hidup newbie di reallife yang membagongkan ini. Sekali lagi newbie yang hina dina ini memohon maaf sebesar-besarnya.

dan untuk suhu-suhu (yang ternyata) masih penasaran dengan kelanjutan cerita LAKUNA, berikut newbie lampirkan preview untuk bagian 20, semoga berkenan menunggu lanjutan cerita ini ya. Salam)


Welkambek... akhirnyo apdet lagi cerito mantabz ini
 
Jav Toys
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd