Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG Lembaran Yang Hilang [Rega Universe]

Selain Amanda Rein !! Siapa karakter yang kalian ingin ada di kamar tidur kalian malam ini?

  • CatWoman

  • Angel

  • Luna

  • Winry

  • Mira

  • Jessica

  • Billa

  • Melly

  • Bu Fiona

  • Kak Fanny

  • Mbak Tina

  • Oliv

  • New : Mommy

  • Kirana


Hasil hanya dapat dilihat setelah memilih.
Status
Please reply by conversation.
Lebih cepat lebih bagus hu, obat tidur jam segini
Gak jadi malam ini ya suhu?..
kapan ya updatenya?
ini udah malam rabu
Ane udah nunggu nyampek pagi ini om
Di tunggu updatenya suhu
Setia menanti...
Ditunggu hu updatenya
Selamat pagi suhu @Emox semoga nanti siang lancar updatenya.

@areke nda mejeng dimari kah?

Tenang Om.. Siang ini sudah pasti.. Jam 12-an.
 
Sudah di potong sana sini masih tetep aja panjang, 15K Kata. sama aja seperti kalian akan baca dua chapter.. hehe. kalau bisa jangan di skip-skip ya bacanya, atau kalian akan rugi tidak tau fakta-fakta penting. :)





7
The Lone Wolf





DI SUATU SORE YANG CERAH

----POV ANGEL----




Sshhh, Daritadi aku merasa seperti ada yang memukul-mukul kepalaku. Sakit banget. Duduk seharian menghadap layar komputer sudah menjadi hal yang biasa bagiku. Aku sudah terbiasa mengabiskan waktu berjam jam hanya untuk duduk di depan komputer sampai aku melupakan waktu untuk tidur dan makan, terkadang sampai seharian tidak mandi. Tapi sepertinya kali ini aku terlalu memforsir tubuh, tenaga dan pikiranku.

Sudah hampir dua hari aku terisolasi di dalam kamar, tidak makan, tidak tidur, hanya duduk di depan komputer menyelesaikan sebuah rootkit atau virus. Semalam rootkit yang telah kubuat itu telah berhasil aku susupkan ke dalam sebuah server. Dan rootkit itu kini sedang berjalan. . Kuharap mereka tidak tidak terlalu cepat menyadarinya, pikirku. Entah berapa lama rootkit itu akan bekerja, sehari, dua hari atau berhari hari. Entahlah. Sekarang, yang bisa aku lakukan hanyalah menunggu. Mungkin setelah ini aku bisa meluangkan waktu untuk tidur sebentar.

Meskipun ini bukan pertama kalinya aku menyusup kedalam server orang lain, tetapi kali aku berada di level yang berbeda. Padahal aku tahu, sesempurna apapun virus yang telah kubuat, cepat atau lambat mereka pasti akan menyadarinya. Apakah aku terlalu berani mengambil langkah? Shit, kenapa aku jadi ragu. No..no.no. aku pasti bisa.. aku pasti bisa melakukannya. Aku telah memikirkan segalanya agar semua berjalan seperti apa yang kumau. Aku telah melakukan project ini sebelum pindah kesiini, bahkan beberapa hari ini aku tidak datang ke kampus agar aku bisa lebih fokus membuat perintah yang tepat untuk rootkit itu. Aku tidak punya banyak waktu lagi. Semakin cepat aku menyelesaikannya, semakin cepat aku mendapatkan apa yang aku inginkan.

Di mejaku terdapat tiga layar monitor komputer. Sambil melihat dan mengawasi rootkit itu berjalan, daritadi aku juga sibuk berbalas chat dengan temanku Kirana di layar monitor ke tiga.

Aku kenal dengan Kirana setahun lalu saat berselancar di komunitas Hacker Underground, awalanya kukira dia itu cowok, begitupun juga dia mengira kalau aku adalah cowok. Karena di dunia bawah tanah atau underground, tidak ada satupun yang memakai nama atau profil asli. Semuanya memakai nama samaran. Waktu itu sebetulnya aku ragu untuk bertemu dengannya di Dunia nyata. Jika bukan karena kemampuannya yang unik dalam menciptakan sebuah program, aku tidak akan mempunyai keinginan untuk mengajaknya bertemu. Karena aku orang yang tidak mudah percaya dengan orang lain, apalagi dengan cowok.

Aku sangat terkejut dengannya saat pertama kali kami bertemu, tak kusangka kalau ternyata dia adalah seorang cewek. Reaksi yang sama ditunjukkan Kirana saat pertama kali bertemu denganku. Sejak saat itu kami aktif bertemu di dunia maya maupun di dunia nyata. Selain pintar, Kirana anaknya juga asik. Bersama Kirana, kami telah melakukan banyak hal. Good or Bad things. Banyak jaringan dan sistem keamanan yang telah kami susupi bersama. Kuakui dia memang pintar.

Di dunia maya, kami bertemu dan berkomunikasi menggunakan ChatRoom jadul IRC atau Internet Relay Chat. Meskipun jadul, komunikasi menggunakan IRC sangat aman karena tidak mudah untuk disadap. Sangat berguna bagi orang orang dengan kemampuan sepertiku dan Kirana. Selain itu, banyak fasilitas di IRC yang bisa dimanfaatkan oleh para komunitas hacker.

Berbeda dengan obrolan kami biasanya yang lebih sering membahas tentang sebuah program yang sedang kami kembangkan bersama, sore ini aku dan Kirana membahas tentang cowok cabul yang tinggal di sebelah kamarku. Di dalam Chatroom aku menggunakan codename gh0st. Sedangkan Kirana memakai nama kEy.



gh0st : mereka melakukannya di pagi hari. seperti sepasang binatang mesum, mereka Berteriak, Mengeluarkan suara-suara yang aneh dan menjijikkan.


kEy : So?
kEy : What’s the problem?

kEy : Cowo itu lagi ML dengan cewenya, kenapa kamu marah dan kesal?


gh0st : MEREKA SANGAT BERISIK DI PAGI HARI, padahal aku sedang berusaha memejamkan mata setelah semalaman tidak tidur. Kayak gak ada waktu lain untuk melakukan itu.
gh0st
: fyi, cewek itu bukan pacarnya


kEy : Bagaimana kamu tau kalau cewe itu bukan pacarnya?

kEy : kamu menyadapnya?


gh0st : sebuah perbuatan tidak akan terjadi tanpa ada sebuah alasan
gh0st : habisnya aku kesel banget sama cowok cabul itu



Nge-hack komputer dan handphone orang lain itu sangatlah mudah apalagi jika komputer dan handphone yang menjadi target terhubung dengan jaringan internet yang sama. Melalui jaringan wifi yang tersedia di rumah ini aku bisa dengan mudah menembus laptop dan handphone cowok cabul itu. Aku juga sudah berhasil membobol semua media sosialnya mulai dari email, facebook dan twit**ter. Meretas media sosialnya ternyata lebih mudah karena cowok itu terlalu malas membuat varian password untuk setiap media sosialnya.

Melalui komputer, handphone dan media sosialnya aku mulai mencari tau dan membaca seperti apa sih kehidupan pribadi cowok sialan yang sudah berani-beraninya menyentuh tubuhku. Kebiasaanku saat meretas orang lain adalah, aku selalu mencari keburukan dari mereka. Tapi aku tidak menemukan apapun yang menarik. Tidak ada yang aneh di dalam setiap folder didalam laptopnya, kebanyakan hanyalah film, musik dan tugas-tugas kuliahnya. Padahal aku berharap menemukan foto memalukan atau video pribadinya dengan cewek. Karena setelah dia mengusik waktu tidurku, aku sangat kesal dan sempat berencana menyebarkan foto atau video pribadinya ke internet.

Begitupun juga dengan handphonenya. Aku tidak menemukan apapun kecuali dia selalu berfoto mesra dengan kakaknya sendiri. Menurutku mereka terlalu mesra sebagai kakak dan adik. Selain itu, tidak ada yang bisa aku gunakan untuk membalas cowok itu. Ternyata cowok itu tidak secabul yang kukira, malah kebanyakan isi pesan ataupun chat media sosialnya dipenuhi dengan pesan dari cewek-cewek yang ingin bertemu dan mengajaknya jalan. Tapi cowok itu tidak merespon mereka. Ada juga satu cewek yang rutin setiap hari mengirimkan foto foto sexy kepada cowok itu dan mengajaknya untuk bercinta. Tapi cowok itu selalu menolaknya. Aku heran, Kenapa sih cewek-cewek pada kegatelan sama cowok seperti dia?.

Sepertinya dia memang cowok normal dengan kehidupan pribadi yang flat dan membosankan. Pftt. Meskipun begitu, dia tetap cowok cabul karena sudah menyentuh tubuhku. Walaupun tidak sengaja, tetap saja dia sudah menyentuh payudaraku. Cowok cabul sialan. Aku benci banget sama dia karena dia telah melakukan itu.

Seandainya saja aku tidak sedang fokus dengan project yang sedang kukerjakan, pasti aku akan punya banyak waktu untuk menggali lebih dalam lagi tentang dia, dan pasti aku akan menemukan sesuatu. Tapi anehnya saat aku mencoba menyadap webcam laptopnya, aku selalu gagal. Sudah ada orang lain yang membobol laptop cowok itu dan menyadap webcam-nya itu sebabnya aku selalu gagal. Siapa? Dan kenapa orang lain ingin memata-matai cowok gak jelas seperti dia?.

Tidak berhenti di cowok itu, aku juga melakukan hal yang sama pada cewek yang tinggal di depan kamarku. Winry namanya, dia benar benar seorang nerd (kutu buku). Setiap hari saat di rumah, kebanyakan yang dia lakukan hanyalah membaca buku dan menonton film di laptopnya. Tapi meskipun dia seorang nerd, dia menyimpan puluhan film porno animasi di laptopnya. Bahkan saat aku iseng menyadap webcamnya di malam hari, aku sangat kaget saat mendapati dia bugil diatas tempat tidur sambil meraba raba tubuhnya dan menyentuh ‘miliknya’ sendiri. Tapi setelah dia selesai dengan ‘urusannya’, cewek itu menangis sambil memeluk gulingnya. Cewek yang aneh, apakah dia menangis karena merasa berdosa setelah melakukan hal menjijikkan seperti itu?

Kenapa sih rumah ini isinya orang-orang cabul semua?. Huft. “Jika bukan karena aku membutuhkan tempat untuk bersembunyi, aku ga akan tinggal disini” teriakku di dalam kamar.


kEy : sadarkah kalu kita sudah membahas cowo cabul itu selama satu jam lebih
kEy : sejak aku mengenalmu, ini pertama kalinya kamu membicarakan tentang cowo
kEy : awas loh, biasanya benci jadi cinta.


gh0st : cinta dengan cowo cabul seperti dia ?
gh0st : Najis


kEy : jangan salah, batas antara benci dan cinta itu tipis banget
kEy : perubahan dari benci menjadi cinta dan sebaliknya itu cepet.
kEy : sekarang kamu membenci cowo itu, suatu saat nanti kamu akan mencintainya


gh0st : jangan terlalu berharap
gh0st : aku bahkan ga pernah berpikir untuk mencintai orang lain. . Cinta itu hanya untuk para idiot.
gh0st : Jatuh cinta itu sama saja kamu membiarkan orang lain meretas (hack) hatimu.
gh0st : dan saat hati kita diretas, kita menjadi boneka yang emosional


kEy : ckck, kamu terlalu lama duduk didepan komputer sayang.

kEy : kamu memang cewe yang aneh
kEy : aku doain, suatu saat nanti kamu akan bertemu cowo yang akan mengubah prinsipmu itu.
kEy : siapa tau cowo itu adalah cowo cabul yang tinggal disebelah kamarmu.
kEy : wkwkwk


gh0st : Bullshit.
gh0st : kalaupun suatu saat nanti doamu terkabul, aku tidak akan jatuh cinta dengan cowok cabul seperti dia. Amit amit.
gh0st : sumpah aku masih kesel dia menggangu waktu tidurku.
gh0st : karena mereka terlalu berisik, pagi itu aku pergi dari sini.., dan kamu tau pagi itu aku pergi kemana? Aku pulang ke rumah, aku paling males kalau harus pulang ke rumah.


kEy : kamu ga kepikiran untuk pergi ke hotel daripada pulang?
kEy : Uangmu sebanyak itu sudah habis? Sampai ga bisa menyewa sebuah kamar hotel
kEy : tapi kalau aku jadi kamu, aku tidak akan kesal dengan mereka.
kEy : yang ada, aku akan envy dengan mereka.


gh0st : envy? Why?


kEy : Yap. Karena di pagi hari ‘punya’ cowo itu lebih keras. Pasti lebih enak.


gh0st : Shitt, kamu sama aja kaya cowok itu.
gh0st : sama2 cabul


kEy : wkwk. percuma, cewe FRIGID sepertimu ga bakal paham dengan hal2 seperti itu.


gh0st :
Frigid? Apa itu?


kEy : Frigid itu sebutan untuk cewek dingin sepertimu yang ga berminat sama sekali untuk berhubungan seksual,
kEy : itu sebabnya sampai sekarang kamu masih V
kEy : a.k.a masih SEMPIT. Karena kamu cewe Frigid.
kEy : Hahahaha
kEy : Aku heran dengan cowo2, kok bisa cewek yang cantiknya seperti seorang supermodel dibiarin tetap perawan. wkwkwk



gh0st : FAAKKKYUUU



Banyak orang berkata kalau orang mabuk adalah orang yang paling jujur sedunia. Itu benar. Berawal dari pergi berdua dengan Kirana ke sebuah klub malam sebulan lalu. Malam itu menjadi bencana bagiku karena aku telalu banyak minum hingga membuatku mabuk. Dan saat aku mabuk, secara tidak sadar aku mengatakan semua yang seharusnya tidak kukatakan kepada orang lain. Termasuk mengatakan kepada Kirana kalau selama ini aku sama sekali tidak pernah dekat atau berhubungan dengan seorang cowok ataupun tidak pernah berhubungan badan dengan siapapun. Sejak saat itu Kirana sering mengejek dan merendahkanku dan sering membuat candaan dengan itu. Bahkan dia pernah mengira kalau aku ini adalah seorang lesbian.



gh0st : Emangnya kenapa sih kalau aku belum pernah melakukan itu?
gh0st : seolah kamu anggap aku spesies aneh karena masih belum melakukannya
gh0st : Masih banyak hal lain yang lebih penting yang bisa kulakukan selain memikirkan itu


kEy : yaa..yaa..yaa.. itu karena kamu belum pernah merasakannya
kEy : sex is fun. a lot of fun
kEy : Sabtu malam kemarin sampai 3 kali aku melakukannya


gh0st : kok bisa?
gh0st : kamu kan ga punya pacar.


kEy : dasar idiot, kamu tidak perlu punya pacar untuk melakukan itu


gh0st : bukannya orang-orang melakukan itu untuk menunjukan rasa cinta, itu sebabnya disebut ‘bercinta’


kEy : ckckck,
kEy : kamu masih sangat polos dan tidak tahu apapun
kEy : inilah akibatnya jika kamu terlalu banyak duduk di depan komputer
kEy : kamu harus mencobanya,
kEy : kamu ingin tau dunia yang benar-benar baru? Carilah seorang cowo dan bercinta lah.
kEy : Yang perlu kamu lakukan adalah berikan cowo itu password untuk ‘membukamu’, lalu biarkan dia ‘manjelajahimu’ dan ‘menembusmu’
kEy : aku tau kamu suka tantangan, aku menantangmu untuk melakukan itu.


gh0st : apaan sih? GAK PENTING BANGET


kEy : bilang aja kamu takut melakukannya


gh0st : tidak ada alasan untuk takut, aku bukan anak kecil.


kEy : Jika kamu tidak takut, kenapa kamu tidak mau mengatakannya?
kEy : kamu pasti takut kan?
kEy : Hacker yang paling disegani dan ditakuti orang-orang ternyata takut untuk bercinta


gh0st : Aku tidak pernah mundur atapun takut dari tantangan.

gh0st : AKU AKAN MELAKUKANNYA.


kEy : Good Girl.
kEy : aku akan memberimu waktu sampai akhir semester genap.


gh0st : kenapa lama sekali? aku bisa melakukannya sebelum semester genap dimulai.



SHIT..SHIT..SHIT.. Apa yang sudah kulakukan? kenapa aku berkata seperti itu kepada Kirana? Arrghhhhhhhhh



kEy : Deal. Ini yang aku suka darimu Angel.



gh0st :
Stupid, jangan sebut namaku disini


kEy : upss, sorry.
kEy : jadi ga sabar dengerin cerita pengalaman pertama seorang cewe frigid. xixi
kEy : btw, tentang project yang kamu katakan minggu lalu.
kEy : Katakan kepadaku kalau kamu tidak jadi melakukannya.


gh0st : project itu sudah berjalan


kEy : WTF ??????
kEy : kenapa kamu tidak memberitahuku?



gh0st :
sebaiknya kamu jangan ikut2an,
gh0st : kali ini aku yang akan mengeksekusinya sendiri


kEy : Astaga Angel. kamu yakin ? Kamu tau siapa lawan pertarunganmu kali ini kan?
kEy : Mereka akan mencarimu !!.


gh0st : STOP MENYEBUT NAMAKU IDIOT
gh0st : aku tau kok apa yang aku lakukan ini berbahaya,
gh0st : itu sebabnya aku tidak mau melibatkanmu
gh0st : jangan berlebihan mengkhawatirkanku, mereka tidak akan menemukanku disini.


kEy : bodoh, kamu tidak bisa melakukan ini sendirian
kEy : dan yang paling penting, aku temanmu, kenapa kamu ga memberitahuku dari awal?


gh0st : karena aku tidak punya waktu untuk berdebat.
gh0st : aku tau kamu pasti akan melarangku.


kEy : itu pasti. Aku akan memastikanmu untuk tidak bertindak bodoh sendirian
kEy : karena jika kamu bermain main dengan api. Kamu akan terbakar
kEy : kita harus bertemu,
kEy : malam ini ditempat biasa?


gh0st : Fine, bawel !!
gh0st : aku mau tidur sebentar


Kirana sudah offline. Aku terdiam menatap layar monitor. Otakku nge blank seperti komputer yang sedang terserang virus. Aku sama sekali tidak memikirkan kekhawatiran Kirana mengenai apa yang sedang kulakukan, siapa yang sedang kulawan. Aku sedang memikirkan tantangan Kirana. Oh Tidakk, apa yang sudah aku lakukan?. Kenapa aku sok-sok an menerima tantangannya.? AKu Cuma tidak tahan dia terus-terusan merendahkanku.

Aku harus melakukan itu? FFUuckkk.

Aku akui kalau aku bukan tipe cewek baik-baik. Aku telah melakukan banyak hal gila didalam hidupku. Beberapa tahun ini aku hidup dengan melanggar banyak aturan. Aturan yang di buat mama, aturan yang dibuat kampus, aturan yang di buat negara, semuanya kulanggar. Aku juga tidak berniat mengikuti aturan larangan seks pranikah yang dulu diajarkan seorang guru pendidikan seks untuk anak yang pernah dipanggil mama ke rumah. Aku bukan tipe cewek yang berprinsip untuk melepaskan hal yang katanya paling berharga dari seorang wanita itu hanya saat sudah menikah. Bahkan aku tidak ingin menikah suatu saat nanti, karena aku tidak percaya dengan konsep sebuah pernikahan.

Melakukan hubungan seksual artinya aku harus melakukannya dengan seorang cowok. Masalahnya aku sangat sangat sangat benci dengan cowok. Mereka adalah makhluk cabul yang selalu mempunyai pikiran-pikiran kotor di otak mereka saat menatapku. Membayangkan harus telanjang berdua dengan cowok diatas tempat tidur membuatku muak.

Arghhhhh. Sialan Kirana. Ini tidak bisa dibiarkan, terlalu banyak gangguan dan distraksi, padahal aku sedang berusaha fokus agar project ini berjalan seperti apa yang aku inginkan. Dan akan terus terusan menganggu jika aku tidak segera melaluinya, tidak segera melakukannya. Aku harus tetap tenang, tidak ada yang tak bisa aku lakukan. Yang aku butuhkan hanya seorang cowok untuk membobol perawanku. Simpel.

Benarkah se-simpel itu?


Kujatuhkan kepalaku diatas meja.



DOK DOK

Pintu kamarku diketuk seseorang.

.

.

.



----POV REGA----



Berdiri di depan pintu kamarnya Angel. Aku merasa ada aura aura gelap menyeramkan yang keluar dari setiap celah pintu kamarnya. Sumpah nyeremin. Pintu kamarnya aja udah nyeremin, apalagi yang punya kamar. Aku jadi ragu untuk mengetuk pintu kamarnya. Apakah dia masih marah denganku? Sejak hari itu aku tidak pernah bertatap muka lagi dengannya. Dan kurasa sudah dua hari ini aku tidak melihatnya keluar dari dalam kamarnya. Apakah dia sedang sakit?

Tapi alasanku berdiri didepan kamarnya bukan karena aku peduli dengannya. Aku kesini untuk menyerahkan barang-barang yang dia minta, agar dia segera membayar uang sewa kamar yang dia tempati. Sudah lebih dari dua minggu dia tinggal di kamarnya tapi tidak masih belum juga membayar uang sewa satu tahun yang dia janjikan.

Untungnya ada Winry yang mau membantuku membelikan pembalut. Ga kebayang jika harus aku yang membeli pembalut. Selain itu, saat ini Winry dan juga Mira sedang nge-Mall untuk membeli beha untuk Angel. Winry dan Mira sangat membantu, aku berhutang banyak kepada mereka. Aku berjanji minggu depan mentraktir mereka makan malam di restoran mewah yang sering aku datengin berdua dengan Rein. Mungkin sebaiknya aku juga mengajak Luna.

Gara gara menuruti permintaan Angel semua jadi serba kerepotan. Bahkan Rein curiga saat aku tanya ukuran Bra nya. Aku terpaksa berbohong kepada Rein dengan mengatakan hanya iseng aja pengen tau ukuran bra nya, tidak mungkin aku bilang kepadanya kalau ada seorang cewek yang menyuruhku membeli Beha, Itu pasti sangat memalukan. Aku bertanya ukuran Bra nya Rein karena menurutku ukuran payudaranya Rein dan Angel itu sama. Sama-sama besar. Dan Ukuran Bra Rein ternyata 36D, meskipun kata Winry tiap merk memiliki standard ukuran yang berbeda tetapi setidaknya ukuran itu bisa jadi acuan.

Tiba-tiba terdengar suara Angel dari dalam kamar.

“Jika bukan karena aku membutuhkan tempat untuk bersembunyi, aku ga akan tinggal disini”

Hah? Bersembunyi?


Jadi alasan dia mau-maunya tinggal di sini dibandingkan dengan rumahnya yang seperti istana itu karena dia ingin bersembunyi. Tapi bersembunyi dari apa? Siapa? Mungkinkah dia sedang sembunyi dari keluarganya? Atau mungkin dia sedang sembunyi dari cowoknya? Entahlah bukan urusanku, aku tidak mau ikut campur. Belum tentu juga rumah besar di pusat kota itu rumahnya Angel. Sekal lagi itu bukan urusanku. Urusanku adalah menagih uang sewa kamar darinya.

DOK DOK, kuketuk pelan pintu kamarnya.

Tak lama pintu kamar terbuka, tapi hanya sedikit. Dia terlihat ragu-ragu untuk membuka pintu. Seolah tidak ingin aku melihat isi didalam kamarnya. Kamarnya telihat redup, aku tidak melihat cahaya dari celah pintu kamar yang terbuka. Tapi meskipun redup aku bisa melihat wajah Angel dengan jelas. Sore ini dia terlihat pucat dengan lingkaran hitam di bawah matanya. Berapa lama dia tidak tidur? Dia terlihat begitu berantakan, bahkan rambut panjangnya yang biasanya tertata indah kini terlihat acak-acakan.

“mau apa?” Tanya dia jutek.

“nih..” Seruku sambil menunjukan padanya dua kantong plastik besar yang berisi barang-barang yang dia minta.

Kemudian dengan sangat hati-hati dia keluar dari dalam sambil tetap berusaha menutupi pandanganku ke dalam kamarnya lalu menutup pintu. Memang setiap orang punya privasi, apalagi seorang cewek. Tapi cara dia yang terlalu over menutupi privasinya membuatku semakin penasaran. Tapi dalam sekejap, rasa penasaranku akan isi di dalam kamarnya langsung hilang setelah aku memandang Angel.

Selalu. Aku selalu tidak bisa menghindar untuk memperhatikan tubuhnya Angel. Sore ini Angel hanya memakai tanktop ketat berwarna kelabu dan celana yang sangat sangat pendek dan sangat sangat ketat. Dengan pakaian seperti itu, lekuk tubuhnya yang indah terlihat sangat jelas. Aku bisa melihat jelas pahanya yang mulus. Dan aku selalu terpesona dengan payudaranya Angel, tidak peduli seberapa sering aku memandangnya, aku tidak akan pernah bosan melihat besar payudaranya Angel. Meskipun sore ini wajahnya terlihat lusuh, tapi dia benar-benar menggairahkan. Kalau kata Dicky, cewek dengan tubuh seperti Angel ini sangatlah fuckable.

“bisa nggak sih jangan neglihatin seperti itu?”
Ucapnya membuatku terkejut “Balik badan” perintahnya.

“hah?”

“BALIK BADAN”
Ucapnya dengan nada tinggi.

Aku reflek berbalik badan. Sial, aku lupa, aku tidak boleh berlama-lama memperhatikan tubuh Angel. Tamparan tangannya di wajahku masih tidak bisa aku lupakan. Rasa panasnya seketika terasa di wajahku saat aku mengingatnya.

“Dasar cabul. Kamu pikir aku ga tau apa yang ada di dalam otakmu yang mesum itu” Celotehnya. Dia sering banget ngata-ngatain aku seperti itu. Tapi aku heran, kenapa semua cewek pada tau apa yang sedang aku pikirkan.?

“kalau kamu ga suka aku memandangmu, jangan berpakaian seperti itu” Ucapku sinis. Semakin hari, kulihat banyak kemiripan antara Angel dan Rein. Seperti Angel, Rein juga selalu berpakaian seperti itu kalau sedang di rumah.

“ga usah sok ngatur ngatur cara berpakaianku, memang seperti ini yang selalu aku pakai. Kalau kamu gak bisa menahan otak cabulmu, lebih baik jangan melihatku !!” Ucapnya sambil mengambil kantong plastik di kedua tanganku kemudian dia memeriksa satu persatu isi di dalam kantong plastik itu.

Kenapa sih perasaan hatinya selalu buruk jika bicara denganku? Jutek banget jadi cewek. Mungkin kalian bosan jika aku berkata ‘Meskipun jutek, Angel mempunyai tubuh yang menarik untuk dilihat’. Memang kenyatannya seperti itu. Seandainya saja dia itu baik dan lembut seperti Luna, mungkin aku akan tertarik untuk berteman dengannya. Tapi karena kata-katanya yang selalu kejam dan songong, membuat minatku padanya menurun drastis. Sepertinya Dia sama sekali tidak ingin berteman denganku, malahan dia terlihat seperti ingin memusuhiku.

“Semuanya lengkap seperti yang kamu tulis” Ucapku “kecuali itu,, uhmm, bra... Winry sedang membelikannya. Kamu akan mendapatkannya nanti malam” Ucapku sedikti rasa malu dan rasa terhina saat menyebut bra. Aku malu saat membicarakan pakaian dalam dengan seorang cewek. Perasaan yang sama ketika aku minta bantuan winry membelikan bra untuk Angel. Sumpah malu banget. Aku juga merasa terhina karena Angel yang telah menyuruhku membeli bra itu.

“aku nggak butuh, lagipula aku jarang memakainya” Serunya, lalu kudengar dia membanting pintunya.

BRAKKKKK

Saat aku berbalik badan dia sudah tidak ada. FAAAKKKKKKKKK, Cewek Sialannnn, apa dia tidak sadar semua orang jadi kesusahan hanya karena menuruti permintannya. AAAAAARGGGGHHHHHHH. Dasar cewek Gila. Ingin rasanya aku mendobrak pintu kamarnya, mendorong tubuhnya ke tembok lalu kucium mulutnya yang selalu bikin kesel itu. lalu saat puas menciumnya, kubalik badannya, kuturunakan celana gemesnya lalu kumasukkan penisku dari belakang ke dalam memeknya Angel yang basah. Kuremas dari belakang payudaranya yang besar itu sambil penisku penetrasi di pantatnya. Mungkin Angel sangat menyukainya dan memohon aku untuk bergerak lebih cepat sampai cairan orgasmenya membasahi penisku. Aku akan terus bercinta dengannya semalaman, akan aku keluarkan spermaku di setiap bagian tubuhnya. Didalam memeknya, didalam mulutnya, diatas perutnya, diantara kedua payudaranya yang besar, dan mungkin di dalam anusnya.

Astaga. Apa yang sedang aku pikirkan? Kenapa aku membayangkan seperti itu bersama Angel? Otakku benar-benar kacau setelah melihat Angel. Sama aja aku membenarkan celotehan Angel tentang otakku yang cabul. aku harus kembali ke kamar.

Atau mungkin aku harus melanjutkan imajinasiku di dalam kamar mandi?
Sepertinya ide yang bagus. Hihi.

.

.

.

.



DI TEMPAT LAIN

----POV WINRY----



“seandainya punyaku sebesar ini” Ucap Mira didepan cermin sambil mencoba memasang cup bra di dadanya tanpa melepaskan bajunya. Ukuran bra itu terlalu besar untuk payudara Mira yang tidak seberapa. Karena memang bra itu seharusnya untuk Angel.

Setelah pulang dari Mall untuk membeli bra, Mira mengajakku ke rumahnya. Sekarang aku berada di dalam kamarnya Mira, duduk di atas tempat tidurnya Mira yang empuk. Melihat isi kamarnya Mira membuatku sedikit merindukan kamarku yang lama. Meskipun suasananya tidak se-girly dan tidak dipenuhi warna pink seperti kamarnya Mira ini, tapi aku merindukan kamarku.

Miranda mulai melepaskan celananya, mungkin dia akan mencoba pakaian dalam yang tadi dia beli. Selain beli untuk Angel, Mira juga beli bra dan celana dalam untuk dirinya sendiri. Dan tidak hanya membeli satu pasang, dia membeli beberapa. Aneh, apalagi dia membeli bra yang menurutku terlalu seksi karena ada yang transparan.

“buat apa kamu beli pakaian dalam sebanyak itu?”
Tanyaku padanya.

“buat naik gunung” Seru dia

“Hah?”

“Ya dipake sehari-hari lah Win, kamu ada2 aja kalau tanya. Lihat !!”
Serunya sambil berbalik badan menghadapku “punyaku ini terlalu kecil”



“Seandainya punyaku ini bisa lebih gede, seperti punya Angel, kak Manda, atau punya mommy. Tidak kecil seperti ini, aaahhhh dunia ini sungguh gak adil” Ucapnya kecewa lalu melepas semua pakaian dalamnya sampai telanjang. Lalu dia mencoba pakaian dalam yang tadi dia beli.

“kenapa kamu berharap punya yang lebih besar?” tanyaku.

“kalau punyaku gede, aku pasti terlihat lebih seksi, kebanyakan cowok lebih suka dengan tete yang gede”

Mendengar ucapan Mira, reflek Aku menatap payudaraku sendiri yang lebih rata daripada payudara Mira. Hopeless, ucapku dalam hati.

“eh Win, emang mereka selalu berantem ya?” Tanya Mira sambil tetap berdiri didepan cermin.

Mereka yang dimaksud Mira adalah Kak Rega dan Angel. Karena daritadi sejak di Mall, Miranda kepo pingin tau bagaimana keseharian cewek paling pintar sekampus itu.

“Yap. hampir di setiap mereka bertemu.” Jawabku “tau nggak, aku ngerasa ada yang aneh dengan Angel”

“Aneh kenapa?”
Tanya Mira menatapku sebentar, lalu dia melanjutkan melepaskan pakaian dalamnya, dia bugil lagi. Lalu mencoba pakaian dalam yang lain yang berwarna hitam.

“Uhmm, aku ngerasa kalau dia itu punya kekuatan atau mungkin kelainan pada tubuhnya”

“Hahhh? Gimana sih maksudnya??”
Tanya Mira kaget.

“inget apa yang terjadi pada Kak Amel saat ada orang lain yang menyentuh tubuhnya?” tanyaku

“inget Inget !! Kak Amel selalu mendesah saat Kak Rega menyentuh tangannya.”
Ucap Mira

“Iya mirip kayak gitu, jadi siapapun yang menyentuh Angel, pasti bakalan langsung meninggal”

“Ih, serius? Kok bisa?”

“soalnya, Angel selalu berkata gini kepada Kak Rega. ‘kalau kamu berani menyetuhku, kamu mati’., gitu.”


Miranda langsung ketawa lepas mendengar candaanku. “bukannya beruntung tinggal bersama Angel yang toge, Kak Rega malah menderita” Ucap Mira sambil tetap tertawa.

Tetapi sebenarnya memang sejak awal aku rasa ada yang aneh dengan Angel. Seperti ada yang dia sembunyikan. Dan sejujurnya aku tidak suka dengan sifatnya yang selalu jutek kepada siapapun. Menurutku dia terlalu berlebihan kepada Rega. Tapi itu hanya penilaian awalku saja sih, karena aku belum begitu mengenalnya. Itu sebabnya bagiku Angel itu masih misterius. Selain dari itu, aku mengagumi karakternya yang kuat tidak seperti cewek cewek gemulai nan manja yang banyak aku temui di kampus, Angel sepertinya cewek yang dewasa, mandiri, apalagi dia pintar.

Apakah Mira sudah tahu kalau Kak Rega dan Luna sudah jadian?. Tapi benarkah mereka sudah jadian?. Ah pasti mereka sudah jadian karena waktu itu mereka… kalian sudah tau apa yang mereka lakukan, aku tidak perlu menyebutnya. Di kampus mereka juga terlihat semakin dekat. Apakah ini artinya aku tidak boleh terlalu akrab dengan Kak Rega?. Padahal aku sudah bisa terbiasa menatap matanya yang indah itu dari dekat. Karena itu membuatku bahagia. Mungkin terdengar konyol, tapi aku memang merasa bahagia hanya karena menatap mata Kak Rega yang selalu mengingatkanku dengan bintang.

Beberapa hari ini aku merasakan hal yang berbeda saat bicara dengan Kak Rega di ruang tengah atau dimanapun saat sedang bersamanya. Saat bicara dengannya aku selalu teringat dengan suara desahan dan lenguhan itu. Entah kenapa aku tidak bisa menyingkirkan suara-suara itu dari dalam kepalaku. Oiyah, bicara tentang itu.

“Mir, kamu beneran ga mau cerita tentang kamu yang tiba2 pergi saat aku di perpus? Dan apa yang terjadi saat aku meneleponmu?” Tanyaku.

Berkali-kali aku bertanya padanya tentang itu, tapi dia selalu mengalihkan pembicaraan. Dia Cuma meminta maaf kepadaku karena hari itu dia tiba-tiba menghilang tanpa menjelaskan apa yang terjadi. Mira masih terdiam di depan cermin tidak menanggapi pertanyaanku.

“Mira?”

“Aku ML dengan kak Fery”
Ucapnya pelan tanpa melihatku.

Ternyata benar. Bahkan dugaanku juga benar soal dia sedang bersama kakak pembina ospek.

“Kalian sudah jadian?” Tanyaku. Mira terdiam lagi tidak menjawabku. Itu artinya, “pasti tidak,,” Seruku.

“Kenapa? kamu mau bilang aku cewe gampangan? makanya dari awal aku gak mau cerita sama kamu, karena kamu pasti akan berpikiran kayak gitu”
Ucap Mira terdengar kesal, dia masih tidak melihatku.

“Mir, apa kamu gak berpikir kalau dia hanya menginginkan tubuhmu? Gak kepikiran kalau dia sama sekali tidak peduli denganmu, dia akan berkata apapun, melakukan apapun asal dia mendapatkan apa yang dia inginkan darimu, kamu tau kan kalau cowok,,,”

“Cowok berpikir untuk tidur dengan siapapun tanpa perlu alasan,, kamu pernah mengatakannya”
Ucap Mira memotong ucapanku. Lalu dia berbalik badan menghadapku. “Jadi menurutmu aku tidak bisa menjaga diriku sendiri? bagaiamana kalau aku yang menginginkannya? Aku juga ingin melakukan itu, atau aku yang mengajak Kak Fery melakukan itu. apa kamu masih memarahiku?? ”

Aku tidak bisa berkata apa-apa lagi setelah mendengar ucapan Mira. Jika memang itu yang sebenarnya terjadi. Itu adalah sisi lain dari Mira. Setiap orang punya sisi lain dalam kepribadiannya, begitu juga denganku. Sisi lain yang selama ini tidak pernah kita lihat dalam diri orang itu. Tidak seharusnya aku menyalahkan atau menghakimi nya. Karena setiap orang punya keinginan mereka masing-masing.

“Sorry..” Ucapku lirih.

Mira mendatangiku hanya memakai bra dan celana dalam, duduk disebelahku lalu merangkul tubuhku. “Aku tau kamu mengkhawatirkanku, tapi aku bisa jaga diri kok, aku janji akan selalu berhati-hati ” Ucapnya. Aku mengangguk.

“kamu tau kan sudah lama aku putus dengan Adit, kamu juga sudah tau kalau aku sering melakukan itu dengan Adit. Uhmm,, aku bingung cara ngejelasinnya, apalagi kamu belum pernah. Intinya aku punya kebutuhan yang ingin segera kupenuhi”

Aku tau apa yang ingin dia sampaikan. Bagi sebagian orang, Bercinta bikin candu yang susah untuk dilepaskan. “kamu ga bisa nahan untuk tidak melakukannya? Setidaknya sampai kamu punya pacar lagi?”

“Semakin kutahan, semakin aku ingin segera melakukannya lagi,. Kamu gatau rasanya sih,, kamu pengen tau gimana rasanya?”
Tanya Mira, mendekatkan wajahnya ke wajahku “rasa yang didapat dengan cara menahan kenikmatan selama mungkin agar tidak segera usai itu amazing, kamu gak pengen?”

“MIRAAAA”

“Hahahaha, sabar ya Win. Sebentar lagi kamu juga akan tau rasanya, aku tuh Cuma bosan sama Mister D”


Aku terperanjat mendengar ucapan Mira. “Astaga Mira, kamu sama om om?”

“Hush mulutmu ituloh Win!!”
Serunya Kesal “Mr. D… Dild,, aku ingin yang asli.. ”

Lagi-lagi aku terperanjat ”kamu punya barang seperti itu?”

“Sebeneranya bukan punyaku, punya mommy. Diem-diem aku sering meminjamnya dari laci kamarnya. Mommy punya tiga”

Mamanya Mira mempunyai barang seperti itu?.
Dan Mira menggunakannya untuk dirinya sendiri. Untuk masturbasi?

“Kamu sering?” tanyaku.

“apa? Masturbasi? Hampir setiap hari” Ucapnya.

Astaga. Aku sering berpikir kalau aku ini cewek yang tidak normal karena sering melakukan itu meskipun tidak setiap hari. Ternyata Mira malah melakukannya setiap hari. Tapi beberapa hari ini aku sering melakukannya.

“bagaimana rasanya?” Tanyaku. Aku bertanya seolah aku tidak tau bagaimana rasanya. Mira tersenyum menatapku.

“masturbasi itu menyenangkan” Ucapnya sambil kedua tangannya memegang pundakku, lalu dia mendorong tubuhku pelan hingga aku terbaring di atas tempat tidur. Kemudian tubuhnya yag hanya memakai pakian dalam menindih tubuhku. Wajahnya tepat di wajahku.

“tapi ML rasanya jauh lebih enak, apalagi melakukannya dengan cowok yang menyukaimu, cowok yang menginginkanmu.. pasti lebih dahsyat. Karena dia akan memuaskanmu, membuat kalian menjadi…. satu”

Deg deg deg, apa-apaan ini? apa yang terjadi kepadaku ?
kenapa jantungku berderu semakin cepat membayangkan ucapan Mira. Terlalu banyak hal-hal aneh yang kudengar atau yang kucerna di kepalaku akhir-akhir ini, mulai dari telepon Mira, sisi lainnya Mira, apalagi setelah mendengar suara desahan Kak Rega dan Luna. Rasanya seperti ada sebuah dorongan yang begitu kuat dalam diriku yang minta untuk segera dibebaskan. Membuatku lebih sensitif dan membuatku…. Basah dibawah sana.

“Wajahmu memerah, Kamu pengen yah?” Tanya Mira.

Mungkin aku benar-benar sudah gila, aku harus membersihkan pikiranku, aku merasa seperti dirasuki oleh setan seks atau apapun itu. Hush hush Pergi !!

“apaan sih... Miraaa. Badanmu ini berat”
Ucapku sambil berusaha mendorong tubuhnya Mira diatas tubuhku. Tapi dia malah semakin menindihku dan membenamkan wajahnya di samping wajahku. AKu menyerah, dia tidak mau pindah.

“Mir.. waktu kamu sama Kak Fery, dimana kalian melakukannya? Padahal tidak begitu lama aku didalam perpus. Secepat itu kalian pergi dari kampus?”

“kami melakukannya di kampus. ”
Ucapnya pelan.

“Hah?? Dimananya?” Gila, mereka melakukannya di kampus.

“Kalau aku kasih tau, pasti kamu kepo untuk pergi kesana” Ucap Mira “Kamu tidak perlu tau, tempat itu ga baik untuk cewe sepertimu. Banyak serigala disana. Awalnya aku minta saran ke Kak Fery tentang UKM Modeling, eh lama-lama dia minta masukin.”

Jadi bukan Mira yang menginkan pertama kali?. AKu tidak mau mendebatnya lagi dengan Mira, aku harus percaya dia bisa jaga diri.

“Oiya, Kak Fery nyaranin aku untuk gabung HIMA, seperti Kak Rega. Ternyata kak Fery juga kenal dengan Kak Rega. Gabung yuk Win !!”

“kamu pasti sudah tau jawabanku. Kamu aja deh.”
Ucapku. Aku tidak terlalu suka kegiatan bersosialisasi dan Mira tau itu.

“Win.. !!” Mira masih membenamkan wajahnya di sebelah wajahku. Lama-lama capek juga menyangga tubuhnya diatas tubuhku.

“apa?”

“kenapa kamu sangat peduli denganku dan selalu khawatir denganku, melebihi mommy”

“karena kamu masih kayak anak kecil, ceroboh, tidak pernah berpikir panjang”
Jawabku.

“hihi, bisa nggak sih setidaknya kamu bohong sedikit.” Ucapnya “Win, berjanjilah kalau kamu akan selalu peduli denganku, selalu khawatir denganku, selalu menjagaku dari apapun, termasuk menjagaku dari diriku sendiri” Ucapnya. Tumben dia berkata seperti itu. Selalu. Aku akan selalu menjaganya, karena dia satu-satunya yang aku punya di dunia ini.

.

.

.

.

LANJUT KE BAWAH
 
LANJUTAN DARI ATAS

.

.

.

.

BEBERAPA HARI BERIKUTNYA

----POV REGA----


Hari minggu. Kemarin saat Rein meneleponku, dia bilang kalau pagi hari ini akan pulang ke rumah. Dia bertanya padaku apakah aku akan pulang juga. Sebenarnya sih aku ingin pulang ke rumah, sudah lama juga aku ga ketemu dengan kakakku itu. Tapi hari minggu yang sangat cerah ini aku sudah terlanjur janji untuk datang ke rumahnya Mira. Dia meminta bantuanku fotoin dia untuk portofolio UKM Modelling. Dan sore nanti setelah dari rumahnya Mira, mungkin aku akan bertemu dengan Billa. Setiap hari dia selalu mengirimkan pesan ajakan untuk bercinta dengannya, pake ngirim foto seksinya segala biar aku tergoda.



Itu foto yang dia kirim tadi pagi sambil menuliskan dalam pesaannya “Bebbbb , ayuuuukkk !!! sama Luna mulu ih… ga pengen nenen??”

Emang hyper tu cewek satu.
Jika tidak segera kuturuti keinginannya, dia akan seperti itu terus. Baiknya hari ini aku sempatkan untuk bertemu dengannya. Sejujurnya, Aku juga kangen goyangannya Billa yang liar hihihi. Sejak jelasnya hubunganku dengan Luna yang hanya sebatas teman, kupikir aku bebas main-main lagi dengan Billa atau dengan siapapun. Karena tidak ada hati yang sedang kujaga. Mungkin memang sebaiknya lebih baik aku seperti ini dulu, tidak terikat dengan siapapun sebelum aku benar-benar menghilangkan keraguan dalam hatiku. Menghilangkan semua tentangnya, semua pengaruhnya dalam diriku. Karena entah mengapa aku selalu merasakan kehadirannya di sekitarku meskipun dia telah pergi.

Sebelum matahari benar-benar tinggi aku berangkat ke rumahnya Mira. Seperti permintaan Mira di telepon beberapa hari yang lalu, dia tidak ingin aku bilang ke Winry kalau aku akan ke rumahnya dan membantu dia bikin portofolio. Tapi kenapa? entahlah. Pasti lebih rame kalau ada Winry. Beberapa hari ini Winry selalu di dalam kamarnya kalau sedang di rumah. Kami tidak pernah mengobrol lagi di ruang tengah sambil nonton tv. Atau tidak keluar mencari makan bersama lagi. Mungkin dia sedang banyak tugas kali ya.

Aku masih teringat dengan penjelasan Mira mengenai winry. Kasihan Winry, dia tidak diperlakukan sebagaimana mestinya oleh keluarganya sendiri, atau tepatnya keluarga tirinya. Aku baru tau kalau Winry adalah seorang yatim piatu. Aku heran, kenapa dia masih kelihatan tegar menjalai hidup hanya seorang diri? Entahlah, apa yang nampak diluar belum tentu sama dengan yang ada di dalam. Aku berencana membebaskan Winry agar tidak perlu membayar uang sewa kamar. Tapi Mira tidak setuju. Dia bilang, Winry malah tidak suka diperlakukan seperti itu.

Tidak sampai berjalan tiga menit, aku sudah sampai di depan rumahnya Mira. Kalau rumah kostku ada di Blok H, rumahnya Mira berada di belakangnya atau di Blok J. Ternyata kami tetanggan dekat banget. Rumahnya Mira terletak di ujung ruas blok J tepat di tikungan. Dan seperti kebanyakan rumah yang berada di ujung blok, rumahnya Mira terlihat cukup luas karena bisa di lihat dari dua sisi ruas jalan. Terdapat pagar utama yang cukup lebar di salah satu ruas, dan sebuah pagar kecil di samping rumah.

Selain luas, rumahnya Mira juga terlihat megah. Oiya, apa aku pernah cerita kalau papanya Mira itu kapten kapal pesiar mewah dari salah satu perusahaan kapal pesiar di Eropa?. Denger-denger kapten kapal itu gajinya gede, apalagi gajinya dibayar pakai poundsterling. Pantas saja Keluarganya Mira punya rumah sebesar ini.

Saat aku akan memencet Bel, seorang wanita mendatangiku dari balik pagar.



Seorang wanita dewasa tidak tinggi tapi wajahnya begitu menarik, sangat cantik. Matanya juga luar biasa cantik dan Hidungnya mancung begitu tajam. Wanita ini mempunyai bibir yang sangat kecil, imut dan menggemaskan. Rambutnya lurus sedikit bergelombang di bagian bawah. Aku terpukau melihat kecantikan wanita ini sebelum akhirnya aku beralih ke bagian tubuhnya yang lain.

Jika wajahnya begitu menarik, tubuhnya begitu mempesona dengan warna kulit alami seputih susu. Dan yang paling gila dari tubuhnya, Damn, payudaranya terlihat sangat sangat besar, begitu bulat dan padat. Aku tidak pernah melihat payudara cewek sebesar ini. Kukira aku tidak akan lagi bertemu dengan wanita yang mempunyai ukuran payudara lebih besar dari Billa, Rein, Angel, Ressa ataupun Kak Neta. Payudara wanita ini berada beberapa level diatas mereka. Pinggulnya juga begitu tercetak dengan sempurna.

Hanya memandang tubuhnya membuat penisku berontak, seolah minta untuk dikeluarkan dari celanaku. Hasratku yang lemah dan mudah terangsang ini langsung bergejolak melihat keindahan tubuh wanita ini. Pertanyaannya, siapa wanita ini? Kakaknya Mira?. Setauku Mira itu anak tuggal, apakah mungkin saudaranya Mira?

“kamu pasti Rega” Ucapnya sambil membuka gembok pagar.

Surprise, wanita ini tau namaku. “ii..iya Kak” Seruku.

Dia menatapku, lalu tersenyum lebar tapi tidak bersuara. seolah dia menyadari ada yang lucu dari wajahku atau suaraku, ataupun caraku berbicara.

“Mira sudah memberi tau kalau kamu akan datang, ayo masuk” Ucapnya sambil membuka pintu pagar.

Dengan ramah, wanita ini mempersilahkan aku masuk. Dia mengajakku masuk ke dalam rumah melewati ruang tamu lalu mempersilahkan aku duduk di sofa yang terdapat tv berukuran raksasa di salah satu dindingnya. Sepertinya ini ruang keluarga. Tidak ada sekat antara ruang tamu dan ruang keluarga membuat ruangan ini terlihat begitu lapang.

“Duduk aja dulu !!” Seru wanita itu “Aku akan kasih tau Mira kalau kamu sudah datang”

“Iya kak, makasih”
Jawabku sopan. Dia tersenyum lagi. Bukannya beranjak untuk memberitahu Mira, wanita ini malah mendekatiku. Payudaranya yang besar begitu dekat dengan dadaku. Membuat jantungku berdebar-debar. Aku bisa melihat celah belahan payudaranya yang indah. Lalu wajahnya didekatkan ke wajahku, sangat dekat.

“kamu cowoknya Mira?” Tanya dia pelan, matanya melebar.

Hah??. Terdengar langkah cepat menuruni anak tangga, ternyata Mira. Sambil membawa tas hitam di tangannya, Mira mendekati kami. Sepertinya dia sudah siap kufoto, make up-nya sudah on.



“Mommy !!” Serunya sambil berjalan “Dibilangin, Kak Rega itu bukan cowokku Mom”

Eh, Mommy dia bilang?

MOOMMMMYYYY?

WWWHHAAAATTTTTT??. Wanita cantik, seksi dan hot yang sedang berdiri di depanku ini adalah mamanya Mira?
Dan aku tadi memanggilnya kakak? Pantesan daritadi dia senyum-senyum. Shit, memalukan. Aku merasa bersalah sudah tidak sopan dengan mamanya Mira.

“masih gebetan ya?” Selidik Mamanya Mira.

“apaan sih mom, kepo banget” Seru Mira.

“Tumben kali ini pilihanmu bagus, lebih bagus daripada sebelumnya.” Ucap Mamanya Mira sambil mengedipkan satu matanya. Aku masih terdiam. Kebingungan, grogi dan masih merasa malu.

“Momm. Please Deh!!” Ucap Mira sambil manyun “Ayo Kak !!”

Kemudian Mira menarik tanganku begitu saja menuju ke arah pintu utama. Aku hanya senyum tipis ke Arah mamamnya Mira yang sedang melipat kedua lengannya di bawah payudaranya yang besar. Menatapku sambil tersenyum. Sumpah gede banget itu tete’. Payudara wanita dewasa emang luar biasa. Beruntung banget papanya Mira bisa meremas dan isep payudara sebesar itu setiap malam. Jadi pengen, ahhh Pagi-pagi Mamanya Mira bikin sange. Shit, apa yang sedang kupikirkan, tahan dari Rega !! tahan !! dia ibunya Temanmu. Aku tidak boleh membayangkannya seperti itu.

Mira mengajakku ke luar menuju samping rumahnya. Disana terdapat lapangan basket mini lengkap dengan keranjangnya.

“Maaf ya kak, Mommy selalu dalam mode kepo tingkat tinggi jika ada temenku cowok datang kesini” Ucap Mira sambil membuka tas hitam yang di bawa yang ternyata isinya adalah kamera DSLR.

“Iya gapapa. Aku cuman ga nyangka mamamu masih terlihat muda”

Menurutku mamanya Mira terlalu muda untuk menjadi seorang ibu dari remaja seperti Mira. Mira dan mamanya tidak terlihat seperti seorang ibu dan anaknya. Di mataku, Mereka lebih terlihat seperti pasangan adik kakak.

“hmm? Kak Rega belum pernah ketemu mommy ya?” Tanya Mira.

“baru pertama ini” Jawabku. Kenapa Adit tidak pernah cerita kalau mamanya Mira secantik itu? padahal dia dulu sering datang kesini.

“Mommy memang masih kelihatan seperti wanita berumur dua puluh lima tahunan, padahal umurnya sudah hampir 45 tahun. Kalau lagi berjalan berdua sama mommy ke mall atau kemana, pasti banyak yang nyangka kami itu kakak adik.” Jelas Mira

Sama seperti yang aku bilang tadi, kalau mereka lagi jalan berdua, orang-orang pasti tidak akan mengira mereka itu ibu dan anaknya. Gilak, padahal usianya hampir sama seperti Bunda. Tapi mamanya Mira tidak seperti wanita usia kepala empat. Sama sekali tidak kulihat kerutan di wajahnya. Mira punya ibu yang keren. Sekilas kulihat orangnya juga asik. Aku heran, kenapa bentuk tubuh Mamanya Mira tidak menurun ke anaknya, apalagi payudaranya. Tapi Mira memiliki mata mamanya, dan kulitnya Mira yang putih alamai juga turun dari mamanya.

“Bisa mulai sekarang?” Tanya Mira sambil menyerahkan kameranya kepadaku.

“Seperti yang aku bilang di telepon kemarin, aku tidak begitu paham dengan teknik pemotretan” Ucapku. Pengalamanku satu-satunya menjadi fotografer dadakan adalah saat memfoto Kak Neta di pantai. Seingatku dulu Kak Neta mengatakan kalau hasil jepretanku bagus. Tapi menurutku yang paling bagus adalah pose Kak Neta, apalagi dulu dia sampai nekat bugil. Pasir pantai yang putih serta pemandangan laut yang biru menjadi background yang sempurna.

“Udah gapapa, ga perlu bagus-bagus amat” Ucap Mira ”cuman portofolio untuk syarat daftar UKM Modelling kok. Bukan portofolio untuk agensi. Yang aku butuhkan coma foto close up, separuh badan, sama full body. Ambil foto sebanyak banyaknya, nanti kita pilih yang paling bagus.” Jelas Mira.

Benar juga sih kata Mira. Kalau portofolio untuk agensi model, dia pasti butuh fotografer profesional. Selain foto diri, sebuah portofolio model biasanya berisi cv serta data diri segala ukuran tubuh model tersebut seperti tinggi, berat badan, lingkar pinggang, ukuran baju sampai ukuran sepatu harus dicantumkan dalam portofolio. Mengapa aku tau semua itu? karena aku sempat jalan bersama seorang model dari kota sebelah.

Aku pun mulai membidik dan menjepret beberapa tempat di samping rumahnya Mira ini untuk menentukan spot yang paling pas pencahayaannya. Setelah menentukan beberapa spot yang kami anggap paling pas, Mira pun mulai berpose. Aku mulai sibuk dan fokus mengabadikan tiap pose yang ditampilkan Mira dari setiap angle atau sudut. Beberapa kali jeperetan, kami bersama-sama memeriksa hasilnya. Setelah melihatnya, Mira merasa hasilnya masih kurang memuaskan. Entah itu pose dia atau hasil jepretanku.

Kami ulangi lagi pengambilan gambar. Mira mencoba beberapa pose Mulai dari memakai kacamata, melepas jaket denimnya, berdiri, duduk, melihat ke bawah, samping, atas dan memperagakan berbagai ekspresi wajah. Terlihat usaha Mira mengeluarkan semua bakatnya untuk menampilkan yang terbaik dalam setiap posenya. Aku pun mencoba berusaha maksimal dalam pengambilan setiap gambar.

Ditengah-tengah kesibukan kami, Mamanya Mira datang membawa minuman dingin untukku dan Mira yang diletakannya di sebuah meja kayu dekat dengan tembok rumah. Kemudian dia hanya berdiri mengamati apa yang sedang kami lakukan.



Walaupun hanya diam saja, mamanya Mira sudah cukup mengganggu pikiranku. Beberapa kali saat aku menatapnya, dia sedang menatapku. Membuatku jadi sedikit salah tingkah. Untungnya tak lama kemudian Mamanya Mira masuk lagi ke dalam rumah, aku jadi bisa lebih konsen dengan anaknya.

Tak terasa sudah hampir dua jam sesi pemotretan ini berlangsung. Sudah banyak gambar yang aku ambil. Aku dan Mira memutuskan untuk istirahat sambil memeriksa hasilnya. Kami berdua duduk bersebelahan di sebuah kursi besi panjang di dekat lapangan basket. AKu menikmati minuman dingin yang tadi dibawakan mamanya Mira, sedangkan Mira sibuk melihat hasil jepretanku. Dari sekian banyak foto yang aku ambil, ada beberapa foto yang dia suka.







“Kayaknya ini udah cukup deh kak” Ucap Mira. ”gimana menurutmu? Bagus nggak?” Tanya Mira.

“Bagus kok, kamu terlihat natural Mir. Aku gak nyangka kamu bisa berpose sebagus itu,.“ Ucapku.

“Hmm, Kak Rega.. itu beneran atau cuman pengen bikin aku seneng?” tanya dia.

“Serius Mira. kamu emang punya bakat di modeling.“ Mendengar ucapanku, pipinya terlihat merona.

“makasih ya kak,” serunya merangkul lenganku.

“aku yang makasih, sebuah kehormatan bisa mengambil foto seorang model cantik sepertimu” ucapku menggodanya.

“hmm, yang barusan itu terdengar berlebihan” Ucapnya. Aku tertawa.

“aku bilangin ke Kak Luna loh ya”

“Luna? Aku dan Luna gak berpacaran Mira”
Ucapku. Dia terlihat kaget.

“Hah?? Serius? Kata Winry kalian berpacaran. ”

“Enggak tuh, kita cuman teman kok”
Jelasku. Mungkin Winry mengira aku dan Luna berpacaran karena pernah melihat Luna menginap di tempat kost. Atau mungkin karena itu juga akhir-akhir ini Winry terlihat menjauhiku? Kalau aku memang berpacaran dengan Luna, kenapa dia harus menjauhiku?.

“Teman? Tapi Mesra? Atau cuman teman tidur? Uhmm, atau bahasa kerennya, friend with benefit” Tanya Mira gantian menggodaku.

“hehe” aku cuman terkekeh. Tidak membenarkan atau menyangkalnya.

“Kenapa gak pacaran aja Kak?”

“Dia nggak mau pacaran dulu”
Ucapku

“nggak mau pacaran sama kamu kali kak hihi, canda Kakk..”

“Ehh? Entahlah, mungkin saja seperti itu. ”
Jawabku. Mungkin saja kan sebenarnya Luna tidak mau pacaran dengan cowok sepertiku.

“Atau Mungkin Kak Luna terlalu baik untuk kak Rega” Ucap Mira tanpa melihatku. Apa maksudnya?

“menurutmu aku gak pantes mendapat cewek baik-baik?” tanyaku. Mira mengangguk sambil tersenyum.

“uhmm jangan marah ya kak, menurutku Kak Rega adalah contoh sempurna dari apa yang harus dihindari cewek baik-baik. Kak Rega baik kok, tapi aku melihat ada serigala dalam diri kak Rega” Ucapnya sambil mengacungkan dua jarinya. Aku tidak menyangka Mira menilaiku seperti itu.

Ada serigala dalam diriku ya?. Luna juga mengatakan, kalau ada sesuatu yang liar dalam diriku. Dia tau apa yang aku lakukan setahun kebelakang, dia juga tau aku kencan dengan banyak wanita terutama anggota HIMA. Lalu apa alasan Mira menilaiku seperti itu?. Apakah dia tau tentang kesalahan terbesarku kepada Alexa? Tentang aku main-main dengan cewek lain saat menjalin cinta dengan Alexa. Tau darimana? Selain Mira, siapa lagi yang tau?.

“kamu benar Mir. Aku memang serigala. Aku tidak pantas mendapat cewek baik-baik, aku hanya akan mengecewakan mereka.” Ucapku lirih.

Tiba-tiba Mira merangkul lenganku lagi. AKu merasakan lenganku berada di dadanya. Dia mendekatkan wajahnya “Aku suka cowok serigala kok” Ucapnya sambil tersenyum.

“jadi kamu bukan cewek baik-baik?” tanyaku semakin mendekatkan wajahku ke wajahnya.

“ummmm, sometimes” Ucapnya. Dia menatapku, tiba-tiba tangannya diarahkan ke wajahku lalu dia melepas kacamataku. Ekpresinya langsung berubah ketika melihat wajahku tanpa memakai kacamata. Dia seperti terkejut.

“Kenapa Mir?”

“Kak Rega mengingatkanku dengan seseorang”
Ucapnya, masih menatapku begitu dalam.

“Siapa?” Tanyaku. Dia menggelengkan kepalanya, lalu tersenyum. Kemudian memakaikan lagi kaca mata di wajahku.

“Kak !! Kalau di rumah, ngapain aja sama Winry?” Tanya dia. Kenapa dia tiba-tiba bertanya seperti itu?.

“Kalau lagi berdua? Nonton tv, keluar cari makan bersama, ngobrol berdua di balkon, umm dia juga sering bantu aku bersih bersih rumah” Jelasku

“baper sama Winry?” Tanya dia lagi.

“hah? Engg..nggak,, “

“Pokoknya Kak rega ga boleh baper sama Winry”
Serunya “Bapernya sama aku aja” Ucapnya sambil tersenyum. Aku masih bingung dengan maksudnya. Kenapa aku gak boleh baper sama Winry?

“Sudah siap ambil foto lagi?” Tanya Mira.

“luh, katanya udah cukup?” Tanyaku.

“ada satu tema foto lagi yang harus dimasukkan dalam portofolio, tapi kita tidak bisa melakukannya disini.” Jelasnya, lalu berdiri. “Di kamarku aja yuk” Ajaknya.

Kamarnya Mira?

Mira mengajakku masuk ke dalam rumahnya lagi. Saat akan naik tangga aku melihat Mamanya Mira duduk di sofa ruang keluarga sedang menonton tv. Mamanya Mira melihat kami berdua masuk ke dalam rumah.

“Kalian sudah selesai?’ Tanya mamanya Mira.

“belum” Jawab Mira “Mau mindahin foto dulu ke laptop” Jelasnya sambil kami tetap berjalan naik anak tangga. Aku mengikuti Mira dari belakang.

“Rega” Panggil mamanya Mira. Aku dan Mira reflek menghentikan langkah.

“Iya tante..”

“Tante masih belum ingin punya cucu..”
Ucapnya.

Whattt?? Aku langsung terdiam tak bisa berkata apa-apa. Apa maksudnya dia berkata seperti itu? apakah artinya aku tidak boleh masuk ke dalam kamarnya Mira?

“MOMMYYYYY…”

Mira terlihat kesal dengan mamamnya, lalu menarik tanganku dan berjalan lebih cepat masuk ke dalam kamar dan menutup pintunya.

“beneran gapapa nih aku masuk ke sini?” Tanyaku ragu.

“jangan dengerin omongan Mommy, dia Cuma bercanda kok.”

“Tapi Mir aku masih gaenak sama mamamu..”

“Kak, Beneran gapapa. Dulu Kak Adit beberapa kali nginep disini, mommy gak pernah marah”
Ucap Mira.

“hahhh? Serius? Ngapain Adit nginep disini?” Tanyaku kaget.

“Ihh Kak Rega kayak gatau aja, masa harus aku jelasin apa yang dilakuin cowok dan cewek di dalam kamar” Ucapnya “tunggu ya, aku mau ganti baju dulu”.

Mira masuk ke dalam kamar mandi di dalam kamarnya. Ya, tentang Adit dan Mira. Mereka dulu pernah berpacaran. Dulu Adit secara tidak langsung pernah mengatakan kepadaku kalau dia dan Mira pernah tidur bersama. Adit pernah menginap disini dan mamanya Mira gak marah? Sumpah keren banget mamanya Mira. Camer idaman.

Sambil menunggu Mira ganti baju, aku duduk diatas tempat tidurnya Mira. Aku penasaran, tema seperti apa lagi yang harus dimasukkan ke dalam portofolio. Suasana kamar ini tak jauh beda dengan kepribadian Mira yang selalu terlihat ceria, murah senyum, cute dan lucu. Dominan warna putih dan pink terkesan begitu feminim dan dan lembut. Girly banget deh pokoknya kamarnya Mira. Hampir mirip kamarnya Rein, cuman kalau kamanya Rein penuh dengan boneka. Rein masih mempertahankan boneka-boneka itu meskipun kini dia sudah beranjak dewasa.

“Aku sudah siap” Ucap Mira setelah keluar dari dalam kamar mandi.

“Wowwww”

Aku begitu terkejut saat Mira keluar dari kamar mandi hanya dengan memakai pakaian dalam yang begitu seksi. Bra dan celana dalam warna hitam melekat pada tubuh kecilnya. Aku terpesona dengan tubuh Mira yang hampir telanjang. Bisa kulihat dengan jelas bagian perut, dada dan pahanya yang sangat putih. Cowok normal mana yang bisa menolak melihat pemandangan ini.

“kak Rega gitu banget ngelihatnya” Ucap Mira membuyarkan lamunanku. Dia berdiri di depanku sambil berusaha menutupi tubuhnya dengan kedua tangannya. Meskipun tidak berhasil menutupi seluruh tubuhnya.

“eh, maaf-maaf” Aku jadi salah tingkah sendiri karena berusaha mengalihkan pandanganku dari tubuhnya. Kenapa Mira hanya memkai bra dan celana dalam?



“kenapa kamu tidak memakai baju?”
tanyaku.

“Aku pengen Kak Rega perkosa aku” Serunya.

“Hahhh?” Mira tak henti-hentinya membuatku kaget.

“Isssh, ngarep ya?? Hahahaha. Fotoin aku seperti ini Kak !!” Pintanya.

“Eh?” Sial. bikin kaget aja. “Kenapa Kamu mau difoto kayak gitu? Emang harus??” Tanyaku.

“iya Kak, syarat opsional, mencantumkan satu foto hanya memakai underware atau bikini” Ucapnya masih malu-malu.

“Serius ada syarat seperti itu?” Tanyaku

Aku tidak pernah tau ada syarat foto hanya memakai pakaian dalam untuk mendaftar UKM Modelling. Billa juga tidak pernah menyebut tentang syarat itu. Dulu Billa juga ikut tergabung dalam UKM Modelling.

“Syaratnya sih gak tertulis, tapi para pembina bilangnya kayak gitu waktu aku mendaftar. Katanya biar mereka tau semua potensi dari para pendaftar. Termasuk foto hanya memakai underware atau bikini. Dari portofolio yang dikumpulkan, nantinya mereka akan menentukan para pendaftar cocoknya jadi model yang seperti apa. Tapi mereka ga memaksa kok untuk syarat yang satu ini” Jelasnya.

Syarat yang tidak tertulis?. Pantesan, jika syarat seperti itu ditulis pasti banyak yang kontra.

“dan kamu mau saja dengan syarat itu?” Apalagi syarat itu tidak tertulis.

“Awalnya aku ragu, aku ga pernah berpikir untuk bersedia hampir telanjang di depan kamera dan dilihat banyak orang. Tapi setelah kupikir-pikir lagi dan mencoba berpikir positif, jika memang ini adalah jalanku untuk menekuni karir sebagai model, kenapa tidak? Kemudian aku mencoba untuk mengubah cara berpikirku, setidaknya akan kucoba dulu yang penting aku tau batasan-batasannya, karena hal seperti ini pasti akan datang kepadaku suatu saat nanti. Jadi suatu saat nanti jika hal seperti ini datang lagi. Aku sudah siap. Siap untuk berhenti atau lanjut.” Jelas Mira.

Tak kusangka Mira sudah sedewasa ini cara berpikirnya. Mira sudah memikirkan segalanya. Paling tidak, dia tau apa yang sedang dia lakukan.

“Bahkan semua ajang kecantikan pasti ada bikini session kan kak? Siapa tau suatu saat nanti aku berkesempatan ikut ajang kecantikan kayak gitu..” Ucapnya. Bener juga sih.

“baiklah,, tapi apa ga sebaiknya yang satu ini kamu minta bantuan Winry?” Tanyaku. Udah tau kalau ini cowok, masa dia nyuruh aku fotoin dia seperti itu.

Mira berjalan mendekatiku. “Kenapa emanngya? Kak Rega takut nggak tahan ngelihat aku seperti ini?” Ucapnya menggodaku.

Benar. Meskipun Mira sudah kuanggap sebagai teman baik. Tetap saja dia itu cewek. Cewek dengan tubuh yang menggiurkan. Bagaimana aku bisa tahan berlama-lama dengan dia yang hanya hanya memakai bra dan celana dalam. Apalagi aku harus fokus pada tubuhnya.

“hehe”

“yasudah sih kak, kalau nggak tahan tinggal dimasukin. Hahaha”

Glek. Gila,, daritadi bercandanya bikin tegang.
Aku harus bisa menahan diri, dan sebaiknya segera kuselesaikan biar aku bisa segera bertemu Billa. Melampiaskan gairah yang dari tadi kutahan. Sumpah hari ini godaan datang bertubi-tubi, setelah mamanya kini anaknya.

Kami mulai lagi proses pemotretan seperti tadi. Mira mulai berpose berdiri di depan rak bukunya. Dia masih terlihat malu-malu untuk berpose hanya memakai pakaian dalam. Aku mulai lagi beraksi dengan kamera. Bedanya kini tempatnya terbatas karena di lakukan di dalam kamarnya Mira dan sekarang Mira hanya berpose hanya menggunakan bra dan celana dalam yang sangat seksi. Sesekali dia memadukan kemeja polos sebagai variasi. Melalui jendela kecil di kamera, mataku menangkap tubuh Mira yang hampir telanjang. Perutnya yang rata, payudaranya yang tidak seberapa besar, dan bibir memeknya yang tercetak di balik celana semua terlihat begitu jelas. Shit, tubuhku langsung terbakar akan gairah.

Mira mencoba berganti-ganti ekspresi dan gaya. Kuakui dengan hanya memakai pakaian dalam, Mira terlihat lebih sensual. Apalagi sekarang dia berpose di atas tempat tidur yang sudah dia atur sedemikan rupa. Aku memotretnya dari atas. Damn, tubuhnya terlentang diatas tempat tidur, begitu indah. Semua kulit tubuhnya begitu putih mulus. Beberapa kali aku tidak sadar nge-Zoom bagian payudara Mira dan juga bagian dalam pahanya yang mulus. Apalagi saat Kedua pahanya yang mulus saling bergesekan satu sama lain. Sumpah bikin ngiler. AKu hampir tidak tahan melihat tubuhnya. Munafik jika aku mengatakan tidak ingin menjamah tubuh yang hanya berbalut pakaian dalam itu. Setelah banyak pose dan jepretan kamera, Mira penasaran dengan hasilnya.

Mira mendekatiku, dia tidak ragu merapatkan tubuhnya yang setengah telanjang pada tubuhku untuk bersama-sama melihat hasil jepretanku. Aku merasakan payudaranya ada di lenganku. Shit, hangat. Saat melihat hasilnya, Mira begitu terkejut. Wajahnya memerah melihat foto dirinya hanya memakain pakaian dalam.





“Kok jadi gini?” Tanya dia.

“Kenapa?”

“Kamu terlalu fokus sama bagian depan tubuhku Kakkk”
Serunya

“hahhh? Masa’ sih?”

“Masa isinya tete semua.. ihh Kak rega ngelihatin teteku mulu ya daritadi?”
Tanya dia, manyun menatapku.

“Whatt?? Enggak Mir beneran,,”

AKu juga bingung kenapa hasilnya jadi seperti itu. Sumpah aku tidak sadar jika terlalu fokus dengan dengan bagian tubuhnya.

“yauda ulang lagi, tapi kali ini usahakan hasilnya jangan terlihat porno” Serunya.

“Oo,,oke…”

Pengambilan gambar dilanjutkan kembali. Mira kembali berpose sebaik mungkin. Aku juga berusaha berfokus pada keindahan bukan kevulgaran. Walaupun itu sangatlah susah, karena aku masih cowok normal yang sangat mudah terangsang dengan tubuh seorang cewek. Susah untuk tidak hanya fokus pada bagian-bagian tubuhnya Mira, susah menghilangkan pikiran mesumku melihat belahan dada Mira yang menggoda serta melihat betis hingga pahanya yang putih mulus. Dan susah untuk tidak membayangkan seperti apa yang tersembunyi di balik bra dan celana dalam itu. Faaaaakkk, aku berusaha fokus tapi pikiranku selalu berakhir kesana.

Fokus Rega, fokus. Tahan otak cabulmu !! Semakin cepat pemotretan ini berakhir semakin cepat kamu bisa melampiaskan gairahmu pada Billa.


Setelah beberapa kali coba-coba, aku mulai bisa memahami bagaimana cara mendapatkan hasil foto yang tidak terkesan terlihat vulgar. Saat Mira melihat hasilnnya, dia sangat suka dan ingin mencoba pose-pose yang lain. Aku semakin percaya diri bahkan beberapa kali aku yang mengarahkan posenya Mira.

“Coba balik badan Mir.” Seruku.

“hmm, Kak Rega pengen lihat pantatku yah??” Tanya dia menggodaku.

Eh?. “iya, aku pengen liat pantatmu yang rata itu” Jawabku bermakud bercanda.

Mira terlihat kesal, aku tertawa puas melihat dia kesal.

“aku bukain juga nih lama-lama” Ucapnya sambil berbalik badan.

Eh??

AKu dan Mira semakin enjoy melanjutkan pemotretan. Mra tak ragu lagi untuk tampil all out di depanku. Posenya semakin bagus dan semakin sensual. Dia berpose tanpa melihat kamera, terkesan candid. Dan hasilnya amazing.





Mira sangat suka dengan hasil jepretanku dan semakin ketagihan untuk terus berpose. Lalu dia mempunyai ide untuk mencoba pakaian dalamnya yang lain. Berulang ulang dia masuk ke kamar mandi untuk gantai pakaian dalam. Dan hasilnya tetap bagus.









“bagus.. yang ini juga bagus, yang ini juga… woaaa semuanya bagus” Ucap Mira disampingku. “kak Rega punya bakat jadi fotografer Loh, coba diseriusin aja”

“hehe, iya deh suatu saat nanti”


Aku dan Mira duduk di tepi tempat tidurnya masih memeriksa hasil jepretanku di kamera. Lagi-lagi dia tidak ragu menempelkan payudaranya di lenganku sambil memandang display kamera. Please Mir, aku sudah cukup menderita hari ini, masih aja dia menyiksa gairahku.

“Sepertinya udah oke. Makasih ya Kak”
Serunya lalu memelukku dari samping.

“ii..iya Mir..”

“Kak Rega pengen dibayar pake apa?”
Tanya Mira, masih memelukku. Kepalanya mendongak untuk menatap wajahku. Tatapan Mira kali ini sungguh berbeda., sorot matanya mencerminkan hasrat. Sepersekian detik tubuhku seperti lumpuh. Sisi liar dalam diriku berteriak mengatakan ’aku mengingnkan tubuhmu Mir’, memberikan perintah untuk langsung menjamah tubuh Mira yang sedang memelukku.

“hehe, ga usah Mira. aku senang kok bisa membantu” Akal sehatku masih berkuasa. Mira melepaskan pelukannya.

“Ga mau” Ucapnya manja “Kak Rega sudah berusaha keras hari ini dan sangat membantu, aku harus melakukan sesuatu untuk membalasnya”

“Beneran Gapa…..”
Ucapanku terpotong saat tangan Mira membelai pahaku. “Mir..?” Ucapku lirih.

Dia hanya tersenyum menatapku sambil membelai pahaku yang kini semakain ke atas. Mau ngapain dia? Dia pasti sedang bercanda dan hanya menggodaku seperti tadi.

“berhenti menggodaku..” Ucapku

“atau apa? Sudah cukup daritadi aku menggodamu dengan tubuhku kak” kini tangannya menyentuh penuh celanaku pas dibagian penisku. Astaga, ujian apalagi ini? tangan Mira mengusap penisku diluar celanaku.

“Daritadi aku ngelihatin ini loh kak, lama-lama makin gede,, kasian kalau udah gede gini gak dikeluarin.. Aku bantuin ya kak?” Ucap dia.

Kami hanya diam saling berpandangan. Usapan tanganya pada area selangkanganku semakin nikmat kurasakan. Kali ini Mira memjiat penisku dari luar, shit. Penisku sudah semakin menegang dan semakin terasa menyakitkan jika tidak segera dikeluarkan dari dalam celana. Terbesit keinginan merasakan tangannya yang halus menyentuh langsung penisku.

Tidak, tidak boleh. Mira sudah kuanggap teman baikku. Dia sahabatnya Winry, apalagi Mira adalah mantannya sahabatku Adit. Ini salah.

“aku boleh lihat ya Kak?” tanya Mira.

Aku membeku. Hanya bisa memandang Mira yang sedang menatapku dengan penuh dengan keinginan. Perasaanku campur aduk. Aku dilema, aku tidak ingin melanjutkan ini karena Mira adalah mantannya sahabatku. Apalagi mereka berpisah bukan karena bertengkar atau perselisihan. Mereka pisah baik-baik karena Adit memutuskan Kuliah di Provinsi lain. Tidak sepantasnya aku dan Mira seperti ini, siapa tahu Adit masih mencintai Mira. Aku bisa kehilangan sahabat baik karena ini. TAPI, ada keinginan yang kuat dari dalam diriku untuk merangkul dan merasakan gairah yang dilepaskan oleh Mira.

Saat masih terjadi peperangan dalam diriku, Mira jongkok di depanku lalu berusaha meregangkan ikat pinggangku. Seolah seperti sebuah sengatn listrik, aku merasakan tangan Mira yang halus menyentuh penisku secara langsung lalu mengeluarkannya dari celanaku.

“Wow” Serunya.

Dia tertegun melihat penisku yang sudah tegang menunjuk-nunjuk ke wajahnya Mira.

“Astaga, ga Cuma gede, tapi juga panjang” Ucapnya. “dan keras banget”.

Tangannya yang kecil melingkari penisku. Kemudian Mira mulai mengocok penisku dengan perlahan. Ini gila. Mira, temanku, mantannya sahabatku, sedang mengocok penisku sambil tersenyum menatap wajahku yang sedang menikmati kocokan tangannya yang terasa dingin.

“ahhh..”

Dia tau cara mengocok penis cowok yang benar, enak banget. Tangannya bergerak lincah di sepanjang penisku. Rasanya semua penderitaan yang sejak pagi kurasakan kini akan terbayarkan.

“Enak banget?” Tanya Mira “Aku isep ya?”

“Wait. What?”
Aku terkejut dengan ucapannya “Sepertinya itu bukan ide yang bagus” Ucapku.

“yakin?” tanya dia sambil mengocok penisku lebih cepat.

“baiklah,,” Ucapku, sisi liar dalam diriku sudah sepenuhnya mengambil alih tubuhku. Membelenggu akal sehatku yang sedaritadi tadi berusaha mencegah hal ini terjadi.

Mira mengeluarkan lidahnya untuk menjilati ujung penisku terlebih dahulu. Lalu bibirnya mengecup ujung penisku beberapa kali sambil menatapku nakal. Shit, Kemudian dia mulai memasukkan penisku ke dalam mulutnya.

“Ahhh,,, Mirr, shh”

Mulutnya begitu basah dan hangat. Memberikan sensasi nikmat yang luar biasa. Mira mengulum, menjilati penisku dan sesekali menghisapnya begitu kuat. Membuatku mengerang menyebut namanya.

“ahh Miraaa,, “

Sampai membuatku mendongak ke atas merasakan kenikmatan yang amat sangat pada penisku. Ini gila, Kukira Mira yang kukenal adalah Mira yang selalu terlihat ceria, lucu dan kadang terlihat polos. Ternyata aku salah, ternyata Mira juga nakal bisa sampai membuatku seperti ini.

Aku ingin lebih dari ini.

Saat Mira masih memanjakan penisku dengan mulutnya, aku berdiri dari dudukku. Mira terlihat heran lalu mengeluarkan penisku dari mulutnya. Saat dia akan ikut berdiri kuraih kepalanya lalu kumasukkan penisku ke dalam mulutnya lagi, tapi kali ini aku yang menggerakkan pinggulku sambil kutahan kepalanya Mira.

Mira terlihat sedikit terkejut. Tapi dia membiarkanku menggenjot mulutnya. Semakin cepat pinggulku bergerak, Mira hanya bisa pasrah. Sesekali kugerakkan kepala Mira maju mundur. Lantai kamar sudah basah oleh air liur Mira yang menetes dari mulutnya.

“enggnhhh.. enggghhhh”

Erangan demi erangan keluar dari mulutnya saat penisku keluar masuk di dalam mulutnya.

Kulihat wajahnya Mira semakin memerah, membuatku semakin tidak tahan untuk segera menyemportkan sperma di dalam mulutnya temanku ini. Semakin cepat kugerakkan pinggulku.

Saat aku melihat ke samping, kearah pintu kamarnya Mira. Disaat itu juga kulihat pintu kamar sudah terbuka.

Disana berdiri Mamanya Mira membawa sebuah piring berisi makanan. Wajahnya terlihat begitu shock menatapku yang sedang menggenjot mulut anaknya dengan kasar. Shit, Semua kenikmatan yang kurasakan langsung runtuh begitu saja, berganti dengan rasa takut yang seketika merasuki pikiranku.

Mira belum tau apa yang terjadi sampai akhirnya dia berteriak

“MOMMMYYY…”

.

.

.

.

.

Mira menemaniku menuruni anak tangga. Di dalam kamar tadi dia juga berpesan untuk tidak berkata apapun kepada mamanya. Turun dan langsung pulang, begitu yang dikatakan Mira. Aku telah melakukan kesalahan besar, Mamanya Mira memergokiku sedang penetrasi di mulut putrinya. Itu sangat memalukan, dan Mamanya Mira pasti marah padaku melihat putrinya kuperlakukan seperti itu. Tadi Mamanya Mira langsung pergi setelah memergoki apa yang aku dan Mira lakukan. Dia pasti kecewa, marah, murka padaku dan mungkin kepada Mira.

Faaaakkkkkk. Padahal dari awal aku sudah merasa kalau itu salah. kenapa aku masih melanjutkannya?

Meskipun Mira berpesan untuk tidak berkata apapun, aku aku harus tetap minta maaf kan?. Tapi apakah aku punya keberanian meminta maaf pada mamanya?. Melihat wajahnya saja aku tidak sanggup. Bagaiamana kalau nanti Mamanya Mira memarahiku saat aku akan minta maaf kepadanya?. Mira menatapaku, dia berada di depanku saat menuruni anak tangga. Dia pasti bisa melihat ketakutan di wajahku.

Tangga rumahnya Mira berada tepat di ruang keluarga. Dan di ruang keluarga itu Mamanya Mira sedang duduk di sofa. Dia melihatku dan Mira menuruni anak tangga. Jantungku berdebar dengan kencang. Dia menatapku dengan tatapan yang berbeda dengan tadi pagi. Tidak lagi kulihat wajahnya yang ramah dan murah senyum. Sekarang ekpresinya datar, tatapannya terasa begitu dalam kepadaku. Membuat nyaliku untuk minta maaf menciut. Mamanya Mira hanya diam saja saat aku melewati ruang keluarga. Dan akhirnya aku mengikuti saran Mira untuk tidak berkata apapun, langsung keluar dari rumahnya Mira dan pulang.

AAAAAAAAAARRRRRGGHHHHHHHHHHHHH, Aku menjerit dalam dekapan bantal di kamarku. Meluapkan emosi. Apa yang sudah kulakukan? Kenapa aku tidak menyadari kehadiran Mamanya Mira tadi? Dan kenapa juga sih Mira tidak mengunci pintu kamarnya? Shit,, aku malah mencari kesalahan Mira. Tidak, Ini juga salahku. Kesalahan bodoh yang sangat mengerikan. Menyadari kebodohanku membuatku memukul-mukul tempat tidur beberapa kali. Saat-saat ini seperti ini, Aku sangat berharap kalau aku sedang berada dalam mimpi yang sangat buruk. Tapi ini adalah kenyataan.

Malam harinya aku masih berada di dalam kamar, terdiam, membeku menatap langit-langit kamarku yang gelap. Aku masih memikirkan kejadian tadi siang. Aku sudah mencoba untuk tidur namun tidak bisa. Bahkan aku sudah melupakan keinginanku untuk bertemu dengan Billa. Aku membayangkan malam ini Mira sedang dimarahin habis-habisan oleh mamanya. Mereka bertengkar dan berdebat. Ohhh Tidak, semakin aku memikirkannya semakin buruk bayangan-bayangan yang terjadi di kepalaku.

.

.

.

.


KEESOKAN HARINYA.

Setelah selesai kuliah Pengantar Ekonomi Pembangunan, aku janjian dengan Dicky untuk makan di warung makanan di luar kampus. Aku masih belum berani makan di kantin kampus, aku masih menghindari untuk bertatap muka dengan Fery dan teman-temannya.

Hari ini perasaanku bisa lebih tenang daripada semalam. Aku mencoba berpikir jernih, sepertinya semuanya baik-baik saja dan sepertinya tidak terjadi apa-apa dengan Mira. Tadi pagi bangun tidur aku lengsung mengecek ponselku tidak ada pesan atau telepon dari Mira. Aku juga memeriksa twit**ternya, sejak sore kemarin sampai pagi tadi tidak ada yang aneh dengan tweetnya. Dia malah bercanda dengan teman-teman twit**ternya. Itu artinya dia baik-baik saja kan? Semoga.

“Lu dicariin Billa bro, kenapa sih lu ngehindarin dia mulu” Ucap Dicky sambil menyalakan rokok elektrinya atau vape lalu menghisapnya. Kemudian mengehembuskan asap putih beraroma caramel ke udara.

TRINGGGGGGGG TRINGGGGGGGGGGGGGGGG,

Dia atas meja warung ponselku berbunyi. Aku shock melihat siapa yang sedang meneleponku. Mira?

TRINGGGGGGGG TRINGGGGGGGGGGGGGGGG,

Ponselku masih berdering dan bergetar, tapi aku ragu untuk mengangkatnya.

“Bro, itu hapemu nyala, malah didiemin. Gua angkat Nih” Ucap Dicky lalu berusaha mengambil ponselku.

“Jangan” Cegahku dan berhasil mengambil ponselku lebih cepat dari Dicky, lalu dengan perasaan was-was aku mengangkat telepon dari Mira.

“Halo Mir..”

“Kak Rega lagi Dimana?”

“Ini lagi di warung samping kampus.”

“Ummm, Kak Rega kalau hari senin cuman satu matkul kan ya?”
Tanya Mira.

“Ii..iya..Kenapa?”

“engghh, Kak, nanti kalau mau pulang , mampir ke rumah sebentar ya. Mama mau bicara dengan Kak Rega”

Deg Deg

I’M DEAD, SO DEAD. Rasanya seperti sedang berada di ujung tepi jurang, aku sangat tegang. Oh Nooo, I’M DEAD.

“Kak? Halooooo?”
Ucap Mira. “Kak Rega masih kepikiran kemarin ya? Jangan terlalu khawatir, Mama Cuma pengen bicara sebentar kok. Usahakan dateng ke rumah ya Kak, sekarang mommy pasti sudah nunggu. ”

Setelah panggilan telepon Mira terputus aku langsung mengambil tasku dan cabut dari warung.

“Woi, Bro? kamana? Lu belum bayar bocah..” Teriak Dicky.

.

.

.

Hampir dua jam kemudian aku mondar-mandir gelisah di dalam rumah. Kali ini aku tidak bisa berpikrian jernih. Mira berkata kalau mamanya Cuma ingin bicara sebentar denganku dan memintaku untuk tidak khawatir. Dengan entengnya dia bicara seperti itu. Padahal saat ini kepalaku dipenuhi dengan jutaan pertanyaan. Apa yang harus kulakukan? Apa yang harus kukatakan kepadanya? Shit, bagaimana aku bisa melihat wajah mamanya Mira setelah apa yang terjadi kemarin.

Apa yang ingin dia bicarakan? Apakah dia akan memarahiku?.
Setidaknya Mamanya sendirian karena Papanya Mira sedang berlayar. Tapi bagaiamana kalau setelah kejadian kemarin, Mamanya Mira mengadukannya kepada Papanya Mira lalu Papanya langsung pulang. Mamanya sih tidak terlihat seperti orang yang kejam dan pemarah, tapi bagaimana dengan papanya?. Oh No, Bagaiamana kalau orang Tua Mira memaksaku untuk menikahi Mira?. Tidak masalah, jika memang itu yang mereka inginkan, aku akan bertanggung jawab untuk menikah dengan Mira. Tidak ada salahnya kan menikah dengan Mira?. Mira cantik, aku pasti bahagia menikah dengan Mira.

Tapi bagaiamana kalau yang terjadi adalah sebaliknya? Orang tua Mira meminta untuk bertemu dengan keluargaku dan mengadukan semua yang terjadi kemarin kepada Bunda, Papa dan Rein. Fuck. Atau malah, orang tua Mira berniat melaporkanku kepada Polisi karena telah melakukan pelecehan kepada anaknya.

Memikirkan pertanyaan-pertanyaan itu membuat kepalaku seakan mau meledak. AAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAA, Aku berteriak sangat kencang di dalam rumah. Rasanya aku ingin lari dari kenyataan pahit ini. Tapi aku tau aku tidak bisa lari dari ini. satu-satunya cara agar terbebas dari semua ini adalah menghadapinya seperti seorang lelaki.

.

.

.

.

Aku berada di depan rumahnya Mira. Hanya berdiri mematung sejak sepuluh menit yang lalu. Kakiku gemetaran, keringat bercucuran di wajahku. Belum, aku masih belum jadi laki-laki. Aku masih remaja kan ya? Wajar kan jika aku takut. Apa sebaiknya aku menunggu Mira pulang kuliah dan menghadapinya bersama-sama? Tinggal sejam lagi Mira pasti sudah pulang. Ya, sepertinya itu ide yang bagus. Sesaat aku merasa ada harapan. Tapi tiba-tiba, sebuah teriakan meruntuhkan harapanku.

“Sampai kapan kamu mau berdiri disana? Masuklah !!”

Itu adalah suara Mamanya Mira. Aku melihatnya dari kejauhan, dia sedang berdiri dekat pintu rumah yang sedikit terbuka. Sial. Dengan langkah kaki yang terasa berat aku membuka pagar yang tidak terkunci dan masuk ke dalam halaman rumah, lalu langsung menuju pintu rumah yang sudah berdiri Mamanya Mira di balik pintu itu. Saat aku mendekati pintu, akhirnya mamanya Mira membuka pintu lebar-lebar.

Shit, Mataku langsung melotot melihat mamanya Mira.



Mamanya Mira hanya mengenakan apron atau celemek tanpa daleman apa-apa. Aku bisa melihat jelas sebagian besar payudara besar mamanya Mira yang menggantung indah. Payudaranya itu terlihat nyaris tumpah ke samping. Bahkan bagian sekitar putting atau aerola mengintip malu-malu. Terlebih lagi dia hanya memakai celana dalam ketat yang tidak bisa menutupi pantanya yang besar. Mataku sampai tidak bisa berkedip melihat pemandangan yang sangat sangat sangat indah ini. Aku sangat beruntung bisa melihat penampilan mamanya Mira seperti ini. Penisku langsung berontak, menegang setegang tegangnya.

“tante lagi masak” Ucapnya “Ayo masuk,nanti kita bicara sambil makan” Ucapnya ramah.

Shit, tidak seharusnya aku terlalu bahagia melihat tubuh mamanya Mira. Aku tidak boleh melupakan alasanku kenapa sore hari ini aku ada disini. Kenapa? itu yang sedang aku cari tahu, karena dia yang memintaku datang kesini.

Mamanya Mira mengajakku ke dapur, disana terdapat sebuah meja kecil lengkap dengan dua kursi.

“Duduk dulu !!, bentar lagi matang” Ucapnya Ramah, lalu dia melanjutkan memasak.

Selain dia hanya memakai pakaian minim seperti itu, tidak ada yang aneh lagi dari Mamanya Mira. Dia terlihat ramah dan hangat seperti kemarin pagi saat pertama kali kami bertemu. Sejauh ini berjalan baik-baik saja, tapi aku masih merasa belum aman sebelum dia mengatakan apa yang ingin dia bicara denganku. AKu masih berpikir sebentar lagi badai yang sangat kencang akan menabrak tubuhku.

“Malah berdiri disitu, duduk Rega !!” Serunya, sambil memasak “Tante ga akan menggigit kok, kecuali kamu yang memintanya”

Glek. What The Hell,,?

“Iya Tante..”
Aku langsung duduk di salah satu kursi.

Aroma sedap masakannya memenuhi seluruh ruangan. Sambil menunggu, pikiranku terpecah menjadi dua antara memikirkan apa yang terjadi kepadaku setelah ini dan memikirkan mamanya Mira yang sore ini terlihat begitu menggoda. Aku curi-curi kesempatan memandang Mamanya Mira yang sedang memasak.

Mustahil untuk mengalihkan pandangan darinya ketika aku sudah melihatnya. dia memiliki kulit yang indah dan lembut, dan tubuhnya sangat benjolan, aku tidak percaya dia hampir berusia 45 tahun.



Inilah yang akan kalian dapat jika kalian adalah seorang kapten kapal pesiar, rumah yang megah dan isrti yang sangat cantik dan hot. Sex appeal Mamanya Mira begitu tinggi. Lihatlah semua lekukan pada tubuhnya itu. Mulai dari lekukan payudara, pantat dan pinggulnya terpahat sempurna. Tubuhnya layaknya bagai sebuah karya seni yang mengagumkan. Lebih mengagumkan lagi ukuran payudaranya yang masif. Payudara wanita dewasa memang luar biasa. Meskipun dia sedang tidak memakai bra, payudaranya terlihat begitu kencang. Apalagi kulit payudaranya itu terlihat sangat mengkilap dan mulus.

Tiba-tiba aku menyaksikan pemandangan yang sangat indah. Saat mamanya Mira mengambil sesuatu di lemari dapur yang berada di atas. Payudaranya yang besar itu mantul mantul beberapa kali. Amazing. Whoaaa, payudaranya goyang-goyang lagi. Shit, ingin rasanya memegang payudara itu. Bahkan daritadi aku sudah memegang payudara itu di dalam pikiranku.

Astaga apa yang aku pikirkan, Ingat Rega !! dia ibunya temanmu yang sebentar lagi akan marah besar kepadamu. Semakin lama menunggu, aku semakin penasaran kenapa dia meminta bertemu denganku? apa yang ingin dia bicarakan?

“kamu pasti bertanya-tanya kenapa tante menyuruhmu datang kesini?” Tanya Mamanya Mira sambil melihat ke arahku.



Tepat sekali.

“bentar ya, sebentar lagi selesai” Serunya.

Bagaimana aku bisa sabar dengan belum jelasnya nasibku. Apalagi aku harus menunggu sambil melihat tubuhnya yang menggoda itu. Godaan ini terlalu berat. Kenapa sih dia memakai baju seperti itu?

“pasti kamu juga bertanya-tanya kenapa tante berpakaian seperti ini” Ucapnya, kali ini tanpa melihatku.

Huaaaaaa.. stop membaca pikiranku. Shit, lama-lama aku bisa gila disini.

“Tante emang seperti ini kalau di rumah, kamu ga keberatan kan? Tapi tante yakin, Remaja sepertimu tidak akan terganggu dengan tubuh wanita tua seperti tante”


Apa dia bilang? Dia salah besar, kebanyakan cowok sepertiku pasti bersedia melakukan apa saja untuk bisa menjamah tubuhnya itu.

Beberapa saat kemudian Mamany Mira menyajikan sepering makanan untukku. Lalu dia duduk tepat didepanku.

“Selamat makan” Serunya.



Shit, belahan itu. Apa dia tidak sadar kalau payudaranya itu sebentar lagi akan lolos dari celemeknya?. Aku merasa jadi cowok beruntung sedunia karena bisa makan satu meja berhadap-hadapan dengan Mamanya Mira. Semua cowok pasti berebut posisiku sekarang ini, karena di depanku view-nya sangat indah.

Mamanya Mira terlihat biasa-biasa saja makan didepanku. Kenapa dia begitu santai? Apakah dia sedang berakting? Membuatku nyaman dulu lalu kemudian membantaiku dengan amarahnya. Ssial,

“Kok Cuma di diemin? masakan tante ga menarik ya?” Tanya dia.

“engg,,,nggak tante..”

“nggak enak?”
Tanya dia lagi.

“Bukan itu maksudku, ini aku makan kok”

Aku mulai makan masakan Mamanya Mira, meskipun susah berkonsentrasi karena belahan payudaranya tepat didepanku. Ohh,, aku sangat merindukan masakan rumahan seperti ini. Aku kangen dimasakin Rein.

Beberapa Menit berlalu kami hanya diam. Sambil menikmati makanan, Mamanya Rega sesekali menatapku, kini wajahnya mulai terlihat serius.

“So.. Rega !! Tante ingin,,,” Ucapnya tapi langsung kupotong sebelum dia bicara lebih banyak. Aku berdiri dari tempat duduk.

“Aku minta maaf tante karena berbuat seperti itu kepada Mira, kumohon jangan salahkan Mira, aku yang memaksanya. Aku benar-benar minta maaf. Dan aku siap mempertanggung jawabkan perbuatanku” Ucapku sambil menunduk tidak berani menatapnya.

Aku rasa memang sudah begini seharusnya. Aku utarakan perasaanku yang sejak kemarin merasa bersalah kepadanya. Aku harus meminta maaf terlebih dahulu. Kesalahanku memang mengerikan, aku siap dengan apapun konsekuensinya.

Beberapa lama kemudian suasana hening, tidak ada tanggapan darinya. Aku masih berdiri sambil menunduk. Kemudian aku beranikan menatapnya, dia sedang menatapku sambil tetap makan.

“sudah?” Tanya dia. “Kalau sudah, duduklah !! gantian tante yang akan bicara”

Aku pun duduk kembali. Setelah meminta maaf rasanya sangat lega, tapi aku masih merasa belum aman. Aku duduk sambil menunduk menunggu dia bicara.

“Rega, kamu tidak perlu meminta maaf, tante yang seharusnya minta maaf sama kamu” Serunya. hah? “Tante gak nyalahin kamu ataupun Miranda kok. Tante merasa bersalah, karena seakan tidak menghargai privasi Mira, dia sudah melewati usia 17 tahun, dia punya hak untuk privasi dan punya ruang geraknya sendiri. Dengan bicara seperti ini, tante cuman tidak ingin kamu merasa tidak nyaman karena apa yang terjadi kemarin, apalagi sampai membuat pertemananmu dengan Mira jadi renggang. Tante janji kejadian seperti kemarin tidak akan terulang lagi.”

Apa-apaan ini?
Kenapa malah dia yang merasa bersalah dan meminta maaf?. Entahlah,yang pasti seketika beban berat di punggunggku yang kurasakan sejak kemarin kini suah terangkat. Ternyata Mamanya Mira tidak seperti yang kupikirkan sejak kemarin. Mamany Mira memang keren abiss. Huaaa leganyaaaaaaa.

“Semalam Mira bilang kalau dia yang memaksamu. Kamu beneran bukan cowoknya Mira??”

“Bb,,bukan tante”
Jawabku, dia pasti melihatku sangat buruk, bukan pacar tapi berbuat mesum dengabn anaknya.

“Perfect” Serunya. Hah? Apa maksudnya? “Remaja jaman sekarang, mudah banget terangsang”

Wajahku langsung memerah saat dia mengatakan itu. Aku tidak berani berkomentar dan hanya melanjutkan makanku.

“Om kapan pulang tante?” Tanyaku, berbasa basi. mencoba semakin mencairkan suasana.

“umm, Papanya Mira terakhir pulang dua tahun yang lalu” Jelasnya “Kenapa? mau gantiin posisi papanya Mira malam ini?”

Aku langsung tersedak dan batuk-batuk setelah mendengar ucapannya. Kenapa daritadi ucapannya selalu terdengar erotis di telingaku?. Mamanya Mira terlihat panik lalu mendatangiku, menyerahkan segelas air minumnya kepadaku dan langsung kuminum sampai habis. Lalu dia membantu menepuk nepuk punggungku dengan pelan. Tenggorokanku langsung lega.

“Kamu gapapa?”

“Gapapa tante, makasih”


Aku baru tersadar jika Mamanya Mira berdiri disampingku, Payudaranya yang besar tepat di wajahku. Gila, deket banget.

“Dari dulu tante selalu pengen punya anak cowok, kamu nge-gym?” Tanya dia sambil masih mengusap-usap punggungku. Meskipun dia hanya mengusap dari luar pakaianku, tapi sentuhan tanganya terasa sampai ke kulitku. Ada apa ini? aku merasa sangat aneh, tubuhku menjadi sangat sensitif di dekatnya.

“Dulu tante, awal-awal masuk kuliah. Sekarang masih rencana untuk ngelanjutin lagi” Jelasku.

“pantesan, kamu punya badan yang bagus Rega. pertahankan tubuhmu sepert ini, pasti semua wanita akan nempel terus”

Kemudian Mamanya Mira menyeret kursinya tadi dipindahkan untuk duduk di sebelahku.

“dulu waktu tante masih seumuran kamu, para gadis selalu menginginkan pria sepertimu” Ucapnya sambil tersenyum. Aku hanya bisa tersipu mendengar ceritanya.

“Dulu pasti juga banyak cowok bertengkar untuk berebut hati tante”

“hahaha, kamu bisa saja”
Mamanya Mira tertawa “Ya, dulu banyak pria tampan sepertimu mendekati tante, tapi tante selalu jual mahal kepada mereka. Bagaimana kamu bisa tau?”

“Karena tante itu cantik dan seksi,”
Ucapku, aku langsung sadar sudah tidak sopan denganya.

“maaf. maaf tante.” Dia tersenyum.

“Dulu semua pria menggoda tante seperti itu, kata mereka, tubuh tante seperti gitar spanyol. tapi lihat tubuh tante yang sekarang yang sudah semakin menua, gendut, nggak seindah dulu”

“Badan tante masih bagus kok” Ucapku.

“masa? Tidakkah menurutmu badan tante ini sudah terlihat tua?”

“tentu tidak”

“Kalau gitu, bagian mana yang kamu suka dari badan tante?”
Tanya Mamanya Mira, menatapku sambil menyanggah kepalanya dengan kepalan tangannya.

Hahhh? Aku tidak menyangka dia akan menanyakan hal seperti itu kepadaku. Masa’ iya aku harus mengatakan yang sebenarnya kalau aku begitu mengagumi payudaraya?.

“Gapapa Rega, katakan saja, ini akan jadi rahasia kita berdua”
Ucapnya sambil tersenyum.

“umm, aku suka tete tante” Ucapku malu-malu. Dia tersenyum lagi.

“itu sebabnya sejak kemarin sampai sekarang kamu tidak pernah berhenti menatap tete tante.? Ya,,ya,,ya pria tetaplah pria. hahaha. ,”

Jadi sejak kemarin dia memergok memandang payudaranya ku? Kenapa sih aku tidak bisa mencari cara yang tepat memandang payudara cewek tanpa dietahui pemiliknya. Apa besok-besok aku harus mengganti kaca mataku dengan kaca mata hitam?

“tapi kenapa? kenapa suka tete dengan tante?”

Sepertinya obrolan ini sudah terlalu jauh. Lama-lama aku bisa gila jika tetap berada disini. Gila karena daritadi membahas tubuh ibunya temanku. Apakah aku harus pamit? Mira sebenatar lagi pasti pulang.

“Rega? Jangan pura-pura tidak mendengar tante.” Serunya.

Shit. “Umm, karena tete tante sangat besar” Ucapku tidak berani menatapnya.

“suka tete tante karena besar? Rega, terkadang apa yang dilihat tidak sama dengan apa yang dirasakan.” Jelasnya. Jantungku berdebar aku tau kemana arah ucapannya “Kamu ingin memegangnya?”

Apakah dia bersungguh-sungguh dengan ucapannya?. Satu pertanyaan yang sudah cukup membuat akal sehatku hilang. Menyentuh, memegang, dan menjamah payudara Mamanya Mira adalah keinginan terbesarku sejak pertama kali bertemu dengannya. Bagaimana aku bisa menolak keinginan terbesarku?

“Boleh?” Tanyaku.

“Tidak jika seperti ini” Ucapnya,

Hahhh? Mamanya Mira semakin mendekatkan kursinya denganku. Lalu tangan Mamanya Mira bergerak cepat melepaskan kedua kancing tali celemeknya. Saat kancing-kancing itu sudah terlepas, celemek itu jatuh ke pangkuannya. Seperti melihat keajaiban dunia, aku terpesona melihat secara langsung payudara Mamanya Mira yang indah. Aku selalu tahu dia punya payudara yang besar, tapi aku tidak tahu kalau sebesar ini.

“Apakah menurutmu ini tidak terlalu besar?” Tanya dia.

“Tante punya tete paling indah yang pernah kulihat,” Seperti sebuah hipnotis, aku menjawab semua pertanyaan Mamanya Mira.

“Apa lagi?” Tanya dia sabil membusungkan dadanya ke arahku.

“Begitu besar, bulat dan mungkin sangat lembut untuk disentuh”

“Sentuh tete Tante, Rega !!”


Kedua Tanganku dengan sendirinya bergerak menangkup bagian bawah kedua payudara Mamanya Mira, lalu kutekan sedikit ke atas. Mamanya Mira hanya menatapku.

“Kamu menyukainya?” Tanya dia pelan.

“luar biasa tante,” Aku tidak percaya ini benar-benar terjadi, Bisa menyentuh payudara seindah ini. bagiku ini terlalu indah untuk jadi kenyataan.

“Apa yang kamu rasakan?”

“Perasaan terbaik yang pernah kurasa”
Lalu kedua tangaku mulai meremas payudara itu.

“Ssshhh,, pelan-pelan sayang, jangan buru-buru, kamu bisa meremasnya seharian kalau kamu mau” Ucapnya.

Sambil tetap duduk di kursi, mamanya Mira melepaskan celana dalamnya. Lalu dia berdiri. Gilak,, Mamanya Mira telanjang dihadapanku. Aku bisa melihat seutuhnya tubuh Mamanya Mira, dari payudara sampai dengan garis memeknya. Penisku semakin berontak tak terkendali.

Lalu dia berpindah duduk di meja tepat di hadapanku. Kedua telapak kakinya berada di pahaku. Dan kedua kakinya itu kini terbuka sangat lebar. Aku terpana melihat area kewanitaan Mamanya Mira. Bagian dalam pahanya yang besar, Garis memeknya lengkap dengan bulu-bulu halus di atasnya.

“Kamu pasti juga akan suka dengan meki tante” Ucapnya.

Tangan kananku merayap diatas pahanya, lalu menyentuhkan jariku di bibir memeknya Mamanya Mira. Lembab.

“Acchhhhhh”

Mamanya Mira mendesah saat jariku itu menerebos masuk ke dalam memeknya. Begitu basah dan hangat di dalam sana. Lalu tanganku yang lain menarik-narik putting payudaranya.

“Terus sayang,, achhhhh”

Diatas Meja, tubuh telanjang Mamanya Mira tidak bisa tenang saat jariku mulai merangsang klitorisnya.

“Achhhh,, “

“enghhhhhh,, achhhhh”


Aku semakin tidak tahan mendengar erangan dari mulutnya.

“Rega,, kamu suka tubuh tante? Atau Mira?” Tanya dia. Aku menatapnya yang sedang keenakan.

Sudah pasti tubuh Mamanya Mira lebih bagus daripada tubuh anaknya. Dibandingkan dengan tubuh Mira, Tubuh Mamanya jauh lebih menggiurkan. Aku ingin tubuhnya, aku ingin merasakan tubuhnya, aku ingin bercinta dengannya.

Astaga. Seperti sebuah sambaran petir, aku langsung tersadar saat memikirkan Mira. Dan menghentikan jamahanku pada tubuh mamanya Mira.

tidak, aku seharusnya tidak melakukan hal-hal ini, salah jika aku menginginkan bercinta dengan ibu temanku. ini salah, ini sangat, sangat salah.

“kenapa kamu berhenti?” Tanya dia, menatapku kecewa.

“Ini salah tante, Tidak seharusnya kita seperti ini”

“Karena Tante mamanya Mira? kamu sendiri mengatakan kalau kamu bukan cowoknya Mira. Aku tidak akan buka baju didepanmu jika kamu pacarnya Mira.”
Jelasnya.

Aku langsung terdiam. Mamanya Mira menatapku begitu dalam lalu tanganya meraih tanganku. Lalu tanganku dituntunnya kembali untuk menyentuh payudaranya.

“Bukankah tadi kamu yang pertama kali menyentuh Tante? Kamu tau ini salah, tapi kamu tetap melakukannya.”

Tanganku dituntunnya untuk meremas payudaranya. Iya, dari awal memnag ini salah, tidak seharusnya aku melihat tubuh telanjang ibu dari temanku. Tidak seharusnya aku menjamah tubuh Mamanya Mira. tapi, aku tetap melakukannya.

“Tante tau, kamu menginkan tubuh Tante.” Ucapnya “tante juga tau,, kamu pengen merasakan tubuh tante. Kamu benar-benar ingin berhenti sekarang? Katakan kalau kamu tidak ingin ingin melanjutkan iniUcapnya

Shit, aku bingung. Aku sudah jatuh terlalu dalam. Jujur saja, aku tidak ingin berhenti. Aku ingin merasakan tubuhnya.

“Kamu lebih jujur dari yang kukira, kuanggap diammu sebagai tanda kalau kamu tidak ingin berhenti Cuma sampai disini”

Lalu Mamanya Mira merebahkan tubuhnya di atas Meja itu dengan kaki yang menggantung ke lantai. Dia menatapku. Sial, ini adalah kesempatan terakhirku untuk menjauh dari semua ini, aku masih berjuang sekuat tenaga melawan nafsu yang membara dalam diriku. Aku bisa saja langsung pergi begitu saja dari sini. Tapi kakiku tidak bisa kugerakkan. Mamanya Mira membuka Kakinya lebar. Seakan dia sudah siap untuk aku naiki.

Bagaimana dia tetap ingin melakukan ini? meskipun aku teman anaknya.

“Apa yang kamu tunggu? Lepas bajumu !!” Ucap Mamanya Mira “Kamu bebas melakukan apa saja pada tubuh Tante, atau kami ingin melakukan apa yang kamu lakukan pada Mira kemarin terlebih ulu?”

Kemarin? Kemarin saat dia memergokiku dan Mira. Saat aku sedang menggenjot mulutnya Mira. Astaga, sudah jam segini.. Sebentar lagi Mira pasti datang.

“maaf tante, aku tidak bisa melakukannya” Ucapku sambil berdiri “ Sebentar lagi Mira pulang, aku ga ingin dia melihatku dan mamanya melakukan itu”

Lalu aku berjalan meninggalkan Mamanya Mira yang masih terlentang diatas meja. Akhirnya aku bisa menemukan alasan kuat kenapa ini tidak boleh dilanjutkan. Karena dari awal ini memang sudah salah. Aku ga ingin semuanya menjadi rumit jika Mira tau apa yang sudah kulakukan pada mamanya.

“Rega !!!” Panggil mamanya Mira. Aku menghentikan langkahku dan berbalik badan.

Mamanya Mira berjalan mendekatiku. Lalu meraih tanganku, lalu memberikan sebuah kunci padaku.

“Apa ini?” Tanyaku

“Kunci cadangan pagar samping rumah, jika kamu berubah pikiran. Kamu bisa datang malam hari. Setelah membuka pagar, kamu akan melihat sebuah ruangan disana. Aku akan menunggumu tiap jam 12 malam di ruangan itu, dimulai dari malam ini”

“What?? Tidak tante, aku tidak bisa…”

“Sssttt, kamu pegang aja dulu, kamu tidak perlu datang jika kamu tidak ingin. Tapi jika kamu datang, tante akan membawamu kedalam petualangan yang menyenangkan”


.

.

.

.

.

Matahari baru saja terbenam. Seperti kemarin, aku sedang gelisah di atas tempat tidur. Tapi jika kemarin aku gelisah memikirkan Mira, kali ini aku gelisah memikirkan mamanya. Kejadian tadi siang masih terngiang di kepalaku. Aku melihat telapak tanganku sendiri. Aku masih ingat betapa lembut dan mulusnya payudara Mamanya Mira. Aku juga seperti masih merasakan hangat dan basahnya memeknya di jari tanganku. Dan kata-katanya yang terakhir kepadaku.

Tapi jika kamu datang, tante akan membawamu kedalam petualangan yang menyenangkan’

Sial, aku seperti sudah berada dalam cengkramannya. Mamanya Mira seperti api, tubuhku terbakar jika didekatnya. tapi jika aku menjauh, tubuhku terasa begitu dingin dan berharap dia segera menghangatkannya. Kulihat kunci yang diberikan mamanya Mira tadi yang kuletakkan dia atas meja.

Shit..Shit..Shit… Apa yang aku pikirkan? Tidak, aku tidak bisa melakukan itu. karena itu adalah sebuah kesalahan Aku harus menjernihkan pikiranku.

Aku keluar kamar, lalu mendengar suara TV yang menyala. Dari atas kulihat winry sedang menonton TV di ruang tengah. Ya, nonton TV sambil ngobrol dengan Winry pasti bisa membuatku melupakan Mamanya Mira. Aku bergegas turun ke bawah. Sudah lama juga aku dan Winry tidak nonton TV Bersama.

Beberapa saat basa basi dengan Winry aku tetap tidak bisa menghilangkan Mamanya Mira di kepalaku. Apa yang sudah dia lakukan kepadaku? Tidak, dia tidak melakukan apapun pada tubuhku. Tadi siang aku yang menjamah tubuhnya. Tapi tubuhku terasa semakin panas akan gairah yang minta untuk segera dilepaskan.

Satu-satunya keinginanku saat ini adalah bercinta dengan seseorang, aku butuh pengganti Mamanya Mira. Yang lebih kuat daya seksualnya dari Mamanya Mira, tapi bisa kujangkau. Siapa? Rein? Billa? Luna? Jessica?. Aku menatap Winry di sebelahku. Aku membayangkan winry telanjang dipepanku. Astaga, Kenapa aku jadi seperti ini?.

“Senior !!, kamu sakit?” Tanya Winry.

“Hah? Enggak kok . kenapa emangnya?”

“Kamu keringetan senior”

“Ohh ini,”
Aku mengusap keningku yang basah karena keringat “gapapa kok Win”

Aku melihat Angel menuruni tangga. Lebih baik aku tidak menatapnya terlalu lama, apalagi keadaanku sedang seperti ini.

Aku mencoba memfokuskan pikiranku pada acara TV. Sebuah Breaking News, Berita mengenai kepolisian yang melakukan operasi besar-besaran pada hacker terkait kasus Uni-Bank. Polisi menangkap beberapa orang untuk dimintai keterangan. Namun tidak ada satupun yang terlibat pada serangan itu.

“Semoga pelakunya segera ditangkap” Seruku “Apa yang terjadi pada UNI-BANK adalah sebuah tragedi”

“kadang tragedi itu diperlukan untuk memulihkan sebuah sistem”
Ucap Angel tiba-tiba. Aku dan dia langsung berpandangan. Apa maksud dia berkata seperti itu?

“Bagi sebagian orang, tragedi adalah sebuah tangga” Seru Winry di sebelahku. Winry dan Angel kini saling berpadangan.

Bicara apa sih mereka berdua? Aku tidak paham sama sekali. Kemudian Angel pergi begitu saja meninggalkan kami lalu dia pergi dari rumah.

“Kalian tadi ngomongin apa sih?” Tanyaku pada Winry, dia menatapku.

“Tragedi tidak hanya terjadi begitu saja, ada tragedi yang sengaja diciptakan seseorang untuk keuntungannya sendiri. Kebanyakan orang pasti akan memilih untuk menghindari tragedi kan?. Tapi ada sebagian orang yang menggunakan atau memanfaatkan tragedi untuk mencapai tujuannya, itulah tadi kenapa aku bilang tragedi adalah sebuah tangga bagi beberapa orang”

Aku hanya mengangguk-angguk mendengar penjelasan Winry.

“bagaimana kamu tau semua itu Win? Aku yakin itu ga diajarkan di kampus” Ucapku. Winry tersenyum.

“Game Of Thrones” Ucapnya “mau aku pinjami novelnya?” Tanya Winry.

.

.

.

.

.

Hampir jam 12 Malam aku masih terjaga di dalam kamar. Hanya ada satu hal yang menggema di pikiranku, Mamanya Mira. Fuck.

Aku keluar kamar menuju balkon lantai dua, mencoba menenangkan badai di dalam pikiranku. Mencoba menafsirkan isi kepalaku. Dan mencari tahu apa yang harus aku lakukan pada sebuah kunci yang berada di genggamanku sekarang ini. Menerimanya atau aku harus membuang jauh-jauh kunci ini?

Setiap orang mempunyai hasrat seksual. Hasrat seksual akan meledak saat melihat, mendengar atau bersentuhan dengan hal-hal yang bisa membangkitkan gairah. Menjadi terangsang secara seksual setelah melihat atau berinteraksi dengan orang lain adalah wajar. Tapi setiap orang dibekali dengan akal sehat, mereka tau kapan saatnya menyalakan tombol lanjut atau berhenti. itu yang membedakannya dengan seekor binatang. Karena binatang tidak bisa mengendalikan hasrat seksualnya.

Tidak pergi kesana artinya aku melakukan hal yang benar. Dia ibunya temanku, apalagi dia punya suami. Bagaimana kalau Mira tau? Atau suaminya tau? Aku tidak bisa dan tidak boleh melakukannya. Terlau berbahaya. Sebagian dari diriku mengatakan aku tidak boleh pergi karena itu berbahaya. Bagian lainnya berkata aku harus pergi kesana, meskipun itu berbahaya. Dua bagian diriku bertarung sejak sore tadi hingga sekarang.

Tidak, sekuat apapun dorongan untuk pergi kesana, aku tidak akan pergi kesana, aku tidak akan melakukan hal bodoh lagi. Kugenggam erat kunci di tanganku bersiap untuk kubuang jauh-jauh.

.

.

.

.

DIWAKTU YANG SAMA, DITEMPAT LAIN

----POV ANGEL----


Mobilku berjalan cepat di tengah kota, lalu berhenti mendadak saat lampu lalu lintas menyala merah. Jantungku berdebar cepat. Sejak tiga puluh menit yang lalu aku hanya berputar-putar di jalan. Bukan karena aku sedang mabuk atau stress menghadapi tantangannya Kirana. Tapi aku merasa ada seseorang yang mengikutiku.

Melalui kaca spion, aku melihat sebuah mobil yang daritadi mengikutiku. Kuraih ponselku dan kukirimkan pesan pada Kirana.




Mereka menemukanku !!
kamu tau apa yang harus kamu lakukan.





Kemudian kubuka kaca mobil lalu kubuang ponselku di jalanan. Sebelum lampu lalu lintas berganti hijau, aku menginjak pedal gas dengan sekuat tenaga. Mobilku langsung menerebos persimpangan jalan yang di tengah malam ini masih ramai. Beberapa mobil dari arah samping kanan dan kiri terpaksa berhenti mendadak karena mobilku menerobos lampu merah. Lalu mobilku melaju dengan kencang di jalanan.

.

.

.

.



----POV REGA----

Aku masuk ke dalam sebuah ruangan, seseorang sudah menunggu disana. Duduk pada sebuah matras.



Dia tersenyum puas melihat kedatanganku.

“aku tau kamu pasti akan datang” Ucanya. Lalu dia berdiri dan berjalan menghampiriku sambil menanggalkan semua pakaiannya.

Dia sudah telanjang saat didepanku. “kenapa kamu datang?”

“Aku.. aku menginginkan petualangan yang Tannte katakan tadi siang”


Pada akhirnya satu hal yang pasti, malam ini aku adalah seekor binatang, serigala liar yang terangsang.

Mamanya Mira merangkul bagian belakang leherku.

“Mulai sekarang, panggil aku….. Mommy”



BERSAMBUNG



Next : Double Update

Chapter 8. Orang Asing Di Depan Kost
Chapter 9. Jangan Pergi Senior !!


(coming soon)



Rega X Mommy, Skip atau lanjut?? Kalau gak mau di skip. Vote Mommy :lol:
 
Terakhir diubah:
Status
Please reply by conversation.
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd