Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

DRAMA Malaikat Paling Sempurna Diantara Lima Malaikat (by : meguriaufutari)

Bimabet
User di-banned, maka konten otomatis dihapus.
User is banned, content is deleted automatically.
 
Btw ane membawa kabar yg mungkin buruk
Diakibatkan project kantor dan project daily yg terlalu numpuk,minggu ini No Update Alias Tidak Ada Update
Akan kembali update minggu depan

Mohon maaf atas ketidaknyamanannya dan mohon dimaklumi
 
Suhu ini emang seorang software designer ya? Detil banget penjelasannya. Bahkan beberapa scene hampir mirip dengan materi makul. Hehe..

Lanjutkan sampai tamat suhu, ceritanya menarik.
 
Btw ane membawa kabar yg mungkin buruk
Diakibatkan project kantor dan project daily yg terlalu numpuk,minggu ini No Update Alias Tidak Ada Update
Akan kembali update minggu depan

Mohon maaf atas ketidaknyamanannya dan mohon dimaklumi


minggu depan double apdet yaa om :pandaketawa:
 
Moga2 tugas suhu meguriaufutari cpet selesai :D
Jangan lupa double update ya minggu depan hu;)
 
Btw ane membawa kabar yg mungkin buruk
Diakibatkan project kantor dan project daily yg terlalu numpuk,minggu ini No Update Alias Tidak Ada Update
Akan kembali update minggu depan

Mohon maaf atas ketidaknyamanannya dan mohon dimaklumi

:semangat: hu..... real lebih penting

Jangan lupa triple updatenya minggu depan
:pandaketawa:
 
Ga masalah kalo realnya mesti diselesaikan krn itu yg utama. Intinya minggu depan harus penta update ya suhu... Ditunggu
 
Terima kasih atas seluruh maklumnya

Maaf,tapi berita buruknya,next week update tetep single episode yaa
Buat yg mengharapkan double update,triple update,quadruple,quintuple,sextuple,dsb. ... ane minta maaf tidak bisa memenuhi permintaan agan2 hahaha
 
User di-banned, maka konten otomatis dihapus.
User is banned, content is deleted automatically.
 
EPISODE 6 : Meeting

KRIINGG... KRIINGG...

Hoaahhmm, aku masih mengantuk ketika alarm-ku bunyi jam lima pagi. Aku segera mandi, bersiap-siap, dan berangkat menuju kantor. Yah, aku biasanya bangun jam lima pagi, dan berangkat jam 5.45 pagi untuk menghindari macet di ibukota yang bikin stress. Kalau berangkat jam 5.45, aku sampai kantor jam 6.30 pagi. Jika berangkat lebih dari itu, perbedaan waktu sampai di kantornya sangat jauh.

Aku memasuki salah satu gedung tinggi di deretan pusat bisnis Jakarta itu. Kemudian seperti biasa, dengan serangkaian kode kepada banyak orang, aku dipersilakan untuk naik lift menuju bawah tanah, tempat kantorku berada.

Sesampainya dikantorku yang terletak dibawah tanah gedung tinggi tersebut, aku melihat bahwa aku bukanlah orang pertama yang ada di kantor pada waktu yang masih pagi ini. Aku melihat beberapa orang sudah ada di meja mereka masing-masing. Aku tidak mempedulikan mereka, dan langsung berjalan ke mejaku.

"Jam 8 teng ya Jay." Tiba-tiba terdengar suara Ibu Diana.

"Oh, baik bu." Kataku sambil menoleh ke sumber suara itu.

Ternyata, Bu Diana pun juga sudah ada di mejanya. Akhirnya, aku sampai di mejaku. Diantara satu timku dalam meja bundar ini, akulah yang datang paling pertama. Aku langsung duduk merebahkan diriku di kursi. Aahh, tiba-tiba aku terbayang dengan adegan panas diriku bersama Martha. Betul-betul indah dan tidak terlupakan. Itu adalah pengalaman seks terbaik yang pernah aku dapatkan dari seorang wanita. Tapi, lagi-lagi muncul pertanyaan besar dalam pikiranku. Kenapa Martha yang sudah punya pacar, mau saja ya berhubungan seks denganku?

Aku terus saja merenung, sampai-sampai aku terhanyut dalam pikiranku. BUAAKKK... Tiba-tiba semua yang kupikirkan dalam sekejap langsung pecah. Aku merasakan tubuhku terdorong hingga aku terjatuh. Badanku betul-betul merasakan sakit akibat rangsangan yang begitu tiba-tiba itu. Aku berusaha melihat sekeliling untuk melihat apa yang terjadi. Aku mendapati diriku sudah terjatuh ke karpet di lantai. Saat aku melihat keatas, aku melihat Ibu Diana ada didepanku.

"Kirain lagi sibuk ngapain... Nggak taunya lagi bengong! Ayo meeting! Udah jam 8.15!" Bentak Bu Diana.

Wah, selama itukah aku terhanyut dalam pikiranku. Tim lima malaikatku pun sudah duduk ditempatnya masing-masing. Mereka semua melihatku dengan terheran-heran. Diantara semuanya, aku melihat Martha berupaya berkomunikasi denganku hanya dengan gerak tubuh. Ia menaikkan kelopak matanya keatas. Aku membalasnya dengan menaikkan alisku keatas, kemudian memejamkan mataku dengan cepat. Aku kembali membuka mataku, dan mendapati Martha sudah senyum-senyum sendiri. Rupanya ia mengerti apa yang kumaksud.

Aku segera berdiri, kemudian membersihkan celanaku. Gila, aku baru sadar kalau aku baru saja dihajar oleh Bu Diana.

"Sakit, Jay?" Tanya Bu Diana.

"Hmmm, harusnya sih sakit. Tapi berhubung yang menghajar itu wanita secantik ibu, beneran bu, kaga sakit sama sekali. Malah pengen lagi." Kataku sambil senyum-senyum.

Bu Diana hanya tersenyum mendengar perkataanku. Akan tetapi, tiba-tiba Bu Diana melancarkan pukulan yang lebih cepat lagi. Jika aku tidak fokus terhadap perubahan energi ki milik Bu Diana, pasti aku sudah kena telak. Aku langsung menghindar kebawah sehingga aku selamat dari tinju Ibu Diana.

"Aku berubah pikiran bu, hehehe." Kataku.

Bu Diana hanya memasang wajah mesem-mesem. Kemudian, aku pergi menuju ruang meeting.

"Yuk, kita meeting." Kataku.

Aku sampai di ruang meeting paling pertama. Itulah yang pertama kali kukira. Akan tetapi, ternyata ada wanita yang paling seksi di kantor ini. Wanita itu tak lain dan tak bukan adalah Novi Serenita, Direktur Teknologi dari perusahaan tempatku bekerja. Senyumnya begitu menawan, tubuhnya pun kelewat indah dan seksi. Hanya dengan melihatnya saja sudah cukup untuk membuat kontolku berdiri.

"Mentang-mentang wanita cantik, dilihatin terus. Awas, mata kamu keluar nanti!" Kata Bu Diana dari belakangku.

Ups, ketahuan deh hehehe.

"Halo, Jay. Silakan duduk." Kata Bu Novi dengan suaranya yang begitu seksi.

"I... iya bu... Ma... makasih bu..." Kataku dengan gagap karena begitu terpesona dengan kecantikannya.

Gila, baru kali ini aku menyadari bahwa ia begitu cantik dan seksi. Mengapa waktu awal interview aku tidak menyadarinya ya? Sekarang ini, dia bagaikan makhluk mitologi Siren yang sedang bernyanyi dan membuat pikiranku keleyengan. Sungguh beruntung laki-laki yang bisa mendapatkan tubuh dan hatinya.

"Oke. Karena pemainnya sudah lengkap, meeting akan kita mulai. Selamat pagi Diana dan Jay, terima kasih atas kehadirannya di tempat ini. Agenda meeting kita kali ini adalah pembahasan untuk inisiasi proyek EXPMAN untuk diekspansi keluar." Kata Bu Novi.

"Jay, mungkin kamu sudah dengar mengenai hal ini?" Tanya Bu Novi kepadaku.

"Iya, bu. Saya sudah dengar dari Bu Diana sebelumnya, bahwa kita akan berencana untuk ekspansi proyek EXPMAN ke Palembang." Kataku.

"Betul sekali, Jay. Rencananya mungkin dalam waktu dua hari kedepan, kamu sudah harus berangkat ke Palembang. Apakah kamu keberatan?" Tanya Bu Novi.

"Sama sekali tidak, bu. Saya siap." Kataku dengan mantap.

"Syukurlah kalau begitu. Aku harap kamu berhati-hati, karena klien kita di Palembang juga adalah orang dunia bawah. Tapi tidak usah khawatir berlebihan, karena kamu sudah ditraining bela diri untuk menghadapi hal-hal semacam ini." Kata Bu Novi.

"Iya, bu. Tidak apa-apa, toh ada ibu kuat yang akan menemaniku." Kataku.

"Ibu kuat?" Tanya Bu Novi.

"Ibu kuat?" Tanya Bu Diana.

"Loh, Ibu Diana akan ikut bersamaku kan?" Tanyaku.

"Harusnya sih iya, Jay. Tapi, sayangnya Diana ada perlu, karena itu dia tidak bisa ikut." Kata Bu Novi.

Yaah, badanku langsung lemas mendadak. Kupikir aku akan ditemani oleh wanita kuat aka Ibu Diana. Tapi ya sudah, mau bagaimana lagi deh.

"Tidak masalah kan, Jay?" Tanya Bu Novi.

"Tidak bu, tidak ada masalah sama sekali. Dia ini hanya manja saja." Kata Bu Diana dengan ketus.

"Hahaha. Kalian mungkin cocok sebagai kakak dan adik." Kata Bu Novi.

"Ha.. ha... ha..." Tawaku dengan terputus-putus dan dipaksa.

"Apa maksud tawa itu, Jay? Harusnya aku yang tertawa seperti itu. Aku bisa kerepotan kalau punya adik sepertimu." Kata Bu Diana.

"Iya betul, bu. Aku juga bisa kerepotan kalau punya kakak seperti ibu, bisa dihajar terus aku setiap hari." Kataku.

Ibu Diana sepertinya terpancing emosinya, lalu ia menjitak kepalaku sekuat tenaga. Sementara, Ibu Novi hanya tertawa saja.

"Memang cocok kalian seperti kakak dan adik. Hahaha." Kata Ibu Novi.

Yah memang begini sih. Aku merasa bahwa Bu Diana itu sangat cantik. Tapi, aku tidak mempunyai chemistry semacam perasaan cinta atau nafsu kepadanya. Aku memang menyayanginya, tapi hanya seperti kakak sendiri saja.

"Baiklah, apakah ada pertanyaan?" Tanya Bu Novi.

Aku mengajukan tanganku.

"Ya, Jay. Silakan." Kata Bu Novi.

"Jika aku yang diutus untuk menemui klien ini, apa artinya pertemuan sudah membahas hal teknis project?" Tanyaku.

"Pertanyaan bagus, Jay. Betul, kamu nanti akan membahas teknis keseluruhan project, termasuk modifikasi-modifikasi yang akan mereka minta. Tidak perlu membahas biaya. Semua request yang mereka minta, boleh kamu asumsikan sebagai sesuatu yang urgent. Walaupun tidak perlu membahas biaya, kamu tetap harus menghitung effort yang diperlukan, karena itu sangat berguna untuk menjadi bahan negosiasi dengan mereka. Jabarkan dengan jelas effort yang dibutuhkan dari suatu task yang mereka minta, karena mereka juga harus mempertimbangkan biaya dan waktu pengerjaan dari effort yang mereka minta. Tidak perlu ada lembur bagi karyawan yang mengerjakan task, tolak semua permintaan lembur dari mereka." Kata Bu Novi.

"Siap, bu!" Kataku dengan yakin.

"Sampai di Palembang nanti, kamu akan dijemput oleh pihak mereka. Seluruh kode percakapan yang harus dilakukan dengan mereka, seperti biasa akan disampaikan ke akun email milikmu." Kata Bu Novi.

Aku hanya mengangguk.

"Baiklah, apakah masih ada pertanyaan lagi?" Tanya Bu Novi.

"Maaf bu, saya ada pertanyaan. Berapa lama Jay akan berada di Palembang? Karena bagaimana pun juga, ia adalah orang yang dibutuhkan dalam divisi teknologi." Kata Bu Diana.

"Ah, iya. Jay, kamu akan berada di Palembang kurang lebih selama tiga sampai dengan empat hari. Hari pertama, kamu diperbolehkan untuk mempersiapkan segala bahan presentasi dan meeting. Hari kedua kamu akan meeting dengan mereka. Jika meeting berjalan lancar, maka hari ketiga kamu boleh refreshing dulu disana sebelum pulang. Akan tetapi, jika meeting tidak berlangsung lancar, mungkin hari ketiga kamu masih harus meeting dengan mereka, sehingga kamu baru bisa refreshing dan pulang kembali ke Jakarta pada hari keempat." Kata Bu Novi.

Aah, refreshing sebelum pulang ya? Fair enough. Salah satu yang sangat kusukai dari perusahaan tempatku bekerja ini adalah mereka sangat memperhatikan keadaan dan kondisi karyawan, tidak hanya fisik jasmani, tapi juga kebutuhan rohani seperti refreshing dan liburan.

"Ada yang ingin ditanyakan lagi?" Tanya Bu Novi.

Aku dan Bu Diana hanya diam saja.

"Baiklah, meeting dibubarkan. Jay, kudengar ada yang agak urgent hari ini. Sebetulnya dalam kondisi seperti ini, kamu boleh pulang cepat untuk bersiap-siap besok. Akan tetapi, maaf sepertinya hal itu tidak memungkinkan sekarang." Kata Bu Novi.

"Gak apa-apa, bu. Hal itu sih sudah biasa. Justru perusahaan ini baik sekali memberi kesempatan karyawan nya untuk bersiap-siap besok." Kataku.

"Terima kasih Jay atas pengertianmu." Kata Bu Novi sambil tersenyum.

"Tolong dibereskan dulu ya, Jay. Setelah itu, kamu boleh langsung pulang walaupun belum jam pulang kantor." Kata Bu Novi sambil berdiri dari kursinya dan meninggalkan ruangan ini.

Setelah itu, aku pun ikut berdiri dan meninggalkan ruangan ini. Aku mendengar suara langkah kaki Bu Diana dibelakangku, berusaha menyusulku.

"Jay, kamu pulang aja gih. Urusan kantor, biar aku yang handle." Kata Bu Diana.

"Ah, janganlah bu. Itu kan tanggung jawabku." Kataku.

"Anggap aja sebagai balas jasa dari waktu proyek SIN-MADNESS down." Kata Bu Diana.

"Wah, makin ga mao aku kalo gitu." Kataku.

"Loh, kenapa?" Tanya Bu Diana.

"Hmmm, bu, sebelom itu, sorry nih bukannya aku bermaksud kurang ajar ato gimana. Tapi kan ibu sebetulnya belum terlalu tua juga, kayanya ketuaan yah kalo aku manggil ibu. Kalo aku panggil cici aja, keberatan ga?" Tanyaku.

"Oh, nggak kok." Kata Ci Diana.

"Oke, ci. Gini ci, masalahnya waktu proyek SIN-MADNESS down, yah sebagai bawahan langsung cici, itu juga tanggung jawabku dong. Aku ga ngarep balesan apapun kok dari itu. Semua itu pure kulakukan atas dasar saling membantu. Jadi kalo cici bilang itu buat balas jasa yang kemaren itu, aku makin ga mao nerima." Kataku.

"Hmmm... Hahahaha." Tawa Ci Diana.

"Heh? Kok malah ketawa ci?" Tanyaku.

"Kayanya aku jadi ngerti kenapa mereka berlima itu ngebet banget ama kamu. Kamu ini kelihatannya selengekan orangnya, tapi dibalik itu, kamu ternyata sangat baik dan tulus ya dalam menolong orang." Kata Ci Diana.

"Hehehehehe. Baru tau ya ci?" Tanyaku dengan malu-malu.

"Tapi udah sih, yang baiknya itu doang. Lainnya sih hancur semua." Kata Ci Diana.

"Jah, cici niatnya muji ato ngejek sih?" Tanyaku.

"Ya udah, pokoknya kamu pulang dulu aja. Gak papa, urusan disini semua cici yang beresin. Ga ada nego-nego apapun, pokoknya titik." Kata Ci Diana.

"Hmmm, oke deh ci. Yaudah aku siap-siap dulu ya. Makasih ci." Kataku.

"Dasar, nggak ada basa-basinya sama sekali ya?" Tanya Ci Diana.

"Ngapain basa-basi segala? To the point aja, hahaha." Kataku.

"Hahahaha dasar. Yaudah sana." Kata Ci Diana.

Singkat kata, aku segera beberes dan pulang. Sesampainya di rumah, aku melakukan kegiatan harianku sambil packing untuk besok.

BERSAMBUNG KE EPISODE-7
 
Terakhir diubah:
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd