Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

DRAMA Malaikat Paling Sempurna Diantara Lima Malaikat (by : meguriaufutari)

Alurnya hampir sama dengan karya sebelumnya...

Atau hanya perasaan saya saja?

hmmm, intensi ane sih cerita ini beda dari cerita sebelumnya yang "True Love and True Lust"
tapi ane juga kurang tau nih kemana nantinya arah cerita ini hahaha

mantau dulu kok belon apdate....
:papi:

hmmm, emang belum update sih
rencananya besok ato lusa, ane belum bisa memutuskan
 
EPISODE 9 : Palembang, Last Day

Villy Janes Priscilla



Tidak terdeskripsikan. Itulah yang bisa kukatakan selama aku ditugaskan dinas ke Palembang. Hari pertama, seperti hari pada umumnya. Biasa saja. Akan tetapi hari kedua, aku mendapat penghinaan dan kenikmatan. Penghinaan karena aku dan Villy habis dihina-hina oleh mafia kurang ajar dari Palembang itu. Kenikmatan karena apa yang aku dan Villy lakukan kemarin itu betul-betul nikmat. Aku seperti berada dalam kondisi ekstasi jika membayangkannya. Ini adalah perasaan yang sama seperti aku habis melakukannya dengan Martha. Mereka berdua benar-benar telah memberikanku kenikmatan yang begitu hebat. Aku malah lebih gila lagi berpikir apa yang terjadi jika aku, Martha, dan Villy threesome bersama. Ah, pasti lebih gila lagi nikmatnya. Ah sudahlah, itu sepertinya hanya impian belaka.

Aku terbangun di pagi hari yang cerah di kamar Villy. Semalam, aku tidur di kamar Villy. Akan tetapi, kami tidak melakukan apapun seperti yang kami lakukan pada waktu sore harinya. Perasaanku sekarang betul-betul sangat bagus. Otomatis, tubuhku pun jadi terasa ringan. Kurasa, semua ini berkat perbuatanku dan Villy kemarin. Tidak lama kemudian, Villy pun terbangun juga.

"Pagi, Vil." Kataku sambil mencium pipinya.

"Hehehe. Pagi, ko." Kata Villy sambil tersenyum.

"Beberes yuk. Mao checkout kan hari ini." Kataku.

"He eh." Kata Villy seraya bangun dari tempat tidur.

Villly hanya mengenakan tanktop dan celana dalam saat tidur. Aku bisa melihat tampak jelas puting susunya yang menyembul dari dalam tanktopnya karena ia tidak mengenakan BH. Tonjolan di selangkangan dan pahanya yang begitu seksi pun bisa kulihat secara jelas. Uwoh, jadi inget kejadian kemarin yang begitu membara.

Aku pun mengikutinya bangun dari tempat tidur untuk bebenah. Aku segera membereskan seluruh perlengkapanku. Dalam beberapa puluh menit saja, kami sudah selesai packing untuk checkout. Aku bukan orang yang ribet dan suka berlama-lama dalam packing. Sepertinya Villy pun juga demikian. Oke, setelah packing, yang tersisa hanyalah mandi dan sarapan. Jam baru menunjukkan pukul tujuh pagi. Sarapan masih bisa dilakukan maksimal sampai jam setengah sepuluh pagi. Kurasa akan lebih baik jika mandi dulu.

"Vil, kamu mandi duluan. Habis itu aku mandi. Habis itu kita sarapan dibawah." Kataku.

"Kok aku mandi duluan, ko?" Tanya Villy.

"Oh, mao mandi belakangan? Yaudah aku mandi duluan nih?" Tanyaku.

"Maksudku, kenapa kita nggak mandi bareng aja? Hemat waktu." Kata Villy.

Haisshh, pertanyaan yang menantang sekali. Baiklah, aku ladeni, Villy.

"Jah, kalo mandi bareng mah bukannya menghemat waktu, Vil. Yang ada malah tambah lama." Kataku.

"Daripada kita mandi gantian, abis itu kita mesra-mesraan dulu sebelum sarapan. Lebih buang-buang waktu kan?" Tanya Villy.

"Hmmm, sesuka kamu aja deh, Vil." Kataku.

"Yuk, mandi bareng, ko!" Kata Villy.

Kemudian, Villy segera bergegas menuju kamar mandi. Aku pun mengikutinya. Sesampainya di kamar mandi, Villy segera membuka seluruh pakaiannya. Aku yang berdiri di belakangnya, bisa melihat tampak bagian belakang tubuhnya yang menurutku cukup indah. Ternyata, pantat dan pinggulnya cukup seksi. Pantas saja waktu ia bergoyang diatasku terasa sangat nikmat sekali. Villy langsung menyalakan air panas di bathtube yang kemudian ia campur dengan bath gel. Setelah itu, ia segera memasuki ruang shower dan menyalakan shower untuk membasahi tubuhnya.

Aku juga ikut membuka seluruh pakaianku sampai telanjang, kemudian menyusul Villy ke ruang shower. Saat berada di ruang shower, aku langsung memeluk Villy dari belakang, kemudian memajukan kepalaku kedepan kepalanya dan langsung mencium bibirnya. Nafsu birahiku naik seketika ketika tubuh telanjangku menyentuh tubuh bagian belakangnya yang juga telanjang. Aku merasakan batang kontolku yang sudah mengeras juga bersentuhan dengan pantatnya. Uu, kenyal sekali pantatnya. Villy ini dadanya memang kecil, tetapi seluruh badannya kenyal bagaikan bantal. Padahal, sebetulnya ia tidak terlalu gemuk juga kok.

Villy mulai menjulurkan lidahnya, aku pun melakukan hal yang sama sehingga lidah kami saling beradu dalam mulut kami berdua. Oohh, sensasi ini betul-betul membuatku langsung teringat akan kejadian kemarin secara detail. Batang kontolku langsung semakin tegak mengeras, sementara aku merasakan tubuhku semakin berasa panas. Bibir dan lidah kami terus berpagutan dalam posisi itu. Kedua tanganku masih memeluk tubuhnya dari belakang. Napas kami pun semakin memburu.

Aku mengerahkan salah satu tanganku untuk menggenggam buah dada kanan Villy. Ah, inilah salah satu yang paling kusayangkan. Tubuh yang seksi dan kenyal begini, hanya memiliki buah dada sekecil ini. Buah dadanya hampir saja rata dengan dadanya. Akan tetapi, puting susunya cukup baik untuk dimainkan oleh tangannya. Seraya aku memainkan jari jemariku di puting susunya, napasnya semakin memburu. Tangan kirinya mulai merangkul kepalaku dan didorongnya sehingga mulutku dan mulutnya semakin erat berciuman.

"Hhhhh... Sssshhhh..." Aku bisa merasakan desisan dan desahan Villy yang tidak bisa keluar karena tertahan oleh mulutku.

Aku melepaskan ciumanku di mulut Villy. Kali ini, desahannya bisa keluar dan terdengar jelas.

"Hhhh... Aaahhh... Koohhh..." Desah Villy.

"Gimana rasanyaahh... Viill..." Desahku yang juga sudah terangsang.

"Enaak koohh... Teruuss... disituuuhhh..." Desah Villy.

Aku melepaskan tangan kiriku dari pelukan tubuhnya.

"Gimana kalo disiniihh??" Desahku.

Aku mengarahkan tangan kiriku ke lubang kemaluannya, dan mulai memainkan klitorisnya.

"Uuuuhhhhh.... Aaaaaahhhhhh..." Erang Villy.

Aku terus memainkan tangan kananku dengan meremas-remas buah dada kanan dan puting susu Villy, sementara tangan kiriku bermain di klitorisnya. Semakin lama, erangannya semakin kencang. Bibirnya pun berusaha untuk menggapai bibirku. Aku dekatkan saja bibirku ke bibirnya, dan bibirnya langsung melahap bibirku dengan penuh nafsu.

"Hmmfff... Mmmpphhh..." Desis Villy.

Lama kelamaan, aku merasakan tubuhnya semakin mengejang. Kurasa, ia akan segera mendapatkan orgasmenya. Maka, aku semakin liar meremas-remas buah dadanya dan memainkan klitorisnya. Bibir dan lidahku juga makin liar mencumbui bibir dan lidah Villy.

"Mpphhh.... Uwwaaaahhhhhh... Akuu keluaarr koohhh..." Erang Villy.

Seketika itu juga, aku merasakan tubuh Villy mengejang dengan hebat. Setelah badannya mengejang dengan hebat, tubuhnya langsung melemas dengan sendirinya. Aku juga melepaskan kedua tanganku dari buah dada dan lubang kemaluannya. Villy berusaha mengatur napasnya dengan menopangkan tangannya di tembok.

Setelah beberapa menit, aku merasakan napasnya sudah mulai teratur. Kemudian ia berbalik badan menghadapku. Ia berjinjit agar kepalanya mampu mencapai kepalaku, kemudian ia mencium bibirku dengan lembut. Lalu, ia berjongkok dihadapanku.

"Sekarang gantian yah, aku yang muasin koko." Kata Villy.

Aku hanya pasrah saja, sementara Villy mulai menjilati ujung batang kontolku dengan perlahan-lahan. Ukh, kurasakan geli yang begitu hebat akibat permainan jilatan lidah Villy di ujung batang kontolku. Napasku pun semakin berat karena aku berusaha menahan geli dan nikmat yang Villy berikan kepadaku. Kemudian, tanpa kuduga, ia langsung memasukkan batang kontolku ke dalam mulutnya. Dalam mulutnya, lidahnya tanpa henti mengemuti dan mengulum batang kontolku. Kepalanya pun juga ikut maju mundur, sehingga batang kontolku bergesekkan dengan lidah dan rongga mulutnya. Ooohh, aku merasakan adanya banyak bintang diatas kepalaku akibat nikmat yang tidak tertahankan ini. Aku pun mulai memegang kepala Villy dan mulai mengatur irama maju mundur kepalanya. Sesekali, aku juga meremas-remas rambutnya.

"Viill... kamu jagoo bangeett..." Desahku.

Mendengar pujianku, Villy semakin cepat memaju mundurkan kepalanya. Lidahnya pun juga ikut aktif bermain-main menjilati dan mengulum batang kontolku. Akibat kenikmatan yang menggelora ini, aku tidak kuat lagi menahan ejakulasiku.

"Vill... Akuu maoo keluaarrr..." Erangku.

Melihat aku hampir keluar, bukannya menyingkirkan mulutnya, ia malah semakin kencang memaju mundurkan kepalanya. Aku betul-betul sudah tidak tahan lagi. Seluruh nikmat yang kutahan di batang kontolku, langsung kukeluarkan semuanya dalam mulut Villy. Crot crot croottt... Batang kontolku memuntahkan sperma yang begitu banyak dalam mulut Villy. Setelah gelombang ejakulasiku selesai, Villy langsung menelan seluruh spermaku yang ada di dalam mulutnya. Tubuhku langsung lemas, tapi aku berusaha untuk tetap berdiri. Kemudian, Villy melepaskan mulutnya dari batang kontolku. Ia pun berdiri, dan kembali mencium bibirku. Untuk beberapa saat, kami saling berciuman dengan mesra. Setelah selesai berciuman, Villy menggandeng tanganku keluar dari ruangan shower. Ia langsung memasukkan tubuhnya ke dalam bathtube tanpa melepaskan tangannya dari tanganku. Ia menarik tanganku. Aku mengerti bahwa ia ingin agar aku masuk juga ke dalam bathtube. Aku pun juga ikut masuk ke dalam bathtube.

Kini, kami sama-sama berendam di dalam bathtube. Aahh, berendam air hangat sehabis ejakulasi dengan hebat itu betul-betul sesuatu sekali. Aku merangkul tubuh Villy dan meletakkannya diatas tubuhku. Kemudian, kami saling berpelukan dan berciuman dengan mesra.

"Ko, aku mau tanya satu hal nih." Kata Villy.

"Apa tuh, Vil?" Tanyaku.

"Kemarin koko bilang kalo koko sayang sama aku. Apa betul?" Tanya Villy.

"Hmmm, entahlah ya Vil. Tapi kalo dibilang aku sama sekali ga punya perasaan sama kamu, itu sih jelas salah." Kataku.

Mendengar jawabanku, Villy tersenyum, kemudian ia mencium bibirku dengan lembut.

"Kalo gitu, pertanyaannya kubikin lebih susah yah." Kata Villy.

"Boleh. Coba aja." Kataku.

"Aku sama Martha, koko lebih sayang siapa?" Tanya Villy.

Jgeerr, jujur ini sih bukan cuma lebih susah pertanyaannya, tapi jauh lebih susah. Hmmm, aku baru kali ini memikirkan hal itu. Memang betul, aku ada sedikit perasaan kepada Martha. Akan tetapi, aku pun juga mempunyai perasaan yang sama dengan Villy. Siapa yang lebih kusayangi ya? Jujur saja, aku bingung.

"Jujur, Vil. Aku ga bisa jawab. Bukan karena ga mao jawab, tapi aku ga tau jawabannya." Kataku.

"Hahahaha. Yaah, nggak papa sih." Kata Villy.

"Vil, gantian aku yang tanya." Kataku.

"Kenapa, ko?" Tanya Villy.

"Kalo misalkan ternyata aku lebih sayang Martha, dan lebih milih Martha dibandingkan kamu. Gimana perasaan kamu?" Tanyaku.

Mendengar pertanyaanku, Villy tersenyum dengan lembut.

"Kalo Martha, aku sih rela-rela aja kok ko. Pokoknya, aku cuma rela nyerahin koko sama Martha, Devina, Valensia, atau Senja. Selain dari mereka berempat, aku nggak rela." Kata Villy.

"Kamu begitu sayang ya Vil sama mereka?" Tanyaku.

"Iya, ko. Hanya mereka berempat yang betul-betul sahabat sejati aku. Lainnya mah teman dan sahabat palsu, ko. Saling tusuk dibelakang." Kata Villy.

Hmmm, begitu ya? Betul-betul hebat perasaan yang dimiliki oleh Villy. Aku merasa bahwa perasaan semacam itu di zaman seperti ini sudah jarang. Pertemanan dan persahabatan zaman sekarang itu hanya diwarnai dengan keuntungan semata, bukan pertemanan atau persahabatan sejati. Rupanya, hal macam persahabatan sejati masih bisa dijumpai dalam diri Villy. Dia memang wanita yang hebat. Salah satu wanita paling hebat yang pernah kutemui dalam hidupku.

"Syukurlah, aku lega Vil bisa mendapat kesempatan ini sama kamu." Kataku.

"Kenapa ko?" Tanya Villy.

Aku melepaskan tubuh Villy, dan keluar dari bathtube.

"Ayo, Vil. Kita segera siap-siap, dan sarapan. Sehabis itu, ada tempat yang ingin aku kunjungin. Dan aku mau kamu nemenin aku, sebagai seorang rekan kerja, sebagai seorang sahabat, dan sebagai orang yang kusayangi." Kataku.

Mendengar itu, Villy langsung mengangguk sambil tersenyum.

"Kemanapun koko pergi, aku akan selalu setia nemenin koko." Kata Villy.

Kemudian, kami segera mengeringkan tubuh kami dengan handuk. Setelah itu, kami keluar dari kamar mandi dan segera berpakaian. Setelah siap, kami keluar dari kamar untuk sarapan dibawah. Sarapan yang enak, sama seperti kemarin. Yah, betul-betul makanan yang seharusnya dari hotel berbintang lima.

Setelah selesai sarapan, aku dan Villy naik kembali ke kamar. Kami segera melakukan final checking, kemudian turun ke lobby untuk checkout dari hotel ini. Hotel yang meninggalkan kenangan indah bagiku dan Villy. Sesampainya di lobby, kami segera mengurus prosesi checkout. Setelah checkout, aku segera meminta kepada pihak hotel untuk menyediakan jasa transportasi. Pihak hotel langsung dengan sangat tanggap menyiapkan sepenuhnya, dan dalam waktu yang tidak lama, mobil sudah tersedia di depan lobby hotel. Aku dan Villy segera naik ke mobil. Aku meminta supir untuk mengantar kami ke alamat yang dituju.

"Hah? Ke kantor mafia yang kemaren ko?" Tanya Villy.

"Iya, Vil. Gimanapun juga, berunding dengan mereka adalah tugas yang diembankan oleh kantor ke aku. Aku ga bisa nyerah gitu aja karena permasalahan kemarin. Aku pengen paling ga usahakan yang terbaik dulu untuk hal ini. Ini demi kantor dan juga demi diriku sendiri." Kataku.

"Bijaksana juga koko ini." Kata Villy sambil mencium pipiku.

"Hehehe. Iya dong, Vil. Siapa dulu?" Kataku sambil senyum-senyum sendiri.

"Hehehe. Aku makin naksir nih ama koko kalo begini." Kata Villy.

Aduh, gawat. Sepertinya Villy sangat serius denganku. Yah, aku memang punya perasaan sih dengan Villy. Tapi begitu juga dengan Martha. Ah, bingung aku. Dijalani saja dulu deh.

Sesampainya di gedung tempat mafia ilmu pengetahuan itu beroperasi, aku segera melewati ketentuan-ketentuan yang berlaku, hingga akhirnya aku sampai di resepsionis markas mafia itu di lantai bawah tanah. Aku berbicara dengan resepsionis, bahwa aku ingin bertemu dengan pimpinan perusahaan ini untuk melakukan negosiasi ulang terkait meeting kemarin yang dianggap gagal. Resepsionis itu menelpon pimpinan perusahaan untuk memberitahukan kedatangan kami. Setelah resepsionis itu menutup telpon, ia mengatakan bahwa pimpinan perusahaan ini bersedia menemui kami dan kami disuruh menunggu di ruang meeting seperti kemarin. Aku tidak menduga akan semudah ini. Padahal, kupikir aku akan dipersulit. Aku dan Villy segera menuju ke ruangan kemarin. Tidak lama kemudian, datanglah lima orang bertubuh besar, dan mengambil tempat di seberang kami. Kemudian, tidak sampai semenit, pimpinan mafia yang kemarin mempermalukanku itu datang, dan duduk juga di seberang kami.

"Silakan dimulai." Kata pimpinan mafia itu sambil tersenyum ramah.

Hmmm, ada apa ya? Aku sesaat sempat bingung, karena ia begitu berbeda dari yang kemarin. Akan tetapi, tidak ada waktu untuk bingung, aku harus menyampaikan poin-poin penting dengan singkat, jelas, dan padat.

"Selamat siang saya ucapkan kepada Bapak Antono selaku pimpinan perusahaan dari PT. HEX INDONESIA, dan juga kepada para hadirin sekalian. Sebelumnya, izinkan saya memperkenalkan diri terlebih dahulu. Nama saya Jay Ganama Yaeslim, selaku supervisor dari project EXP-MAN yang dikerjakan oleh perusahaan kami PT. Ancient Technology. Dan ini rekan saya, Villy Janes Priscilla. Hari ini, kami hadir disini untuk membicarakan masalah terkait dengan perencanaan implementasi EXP-MAN untuk PT. HEX." Kataku.

Pak Antono hanya mengangguk dengan antusias. Hmmm, aku masih bingung dengan apa yang terjadi sesungguhnya.

"Seperti yang saya yakin Bapak Antono sudah ketahui, bahwa EXP-MAN ini adalah proyek rahasia dunia bawah yang berfokus pada eksperimentasi terhadap manusia, yang ditujukan untuk menemukan penemuan-penemuan yang tidak diketahui dalam tubuh manusia. Menurut informasi yang saya dengar dari perusahaan saya, PT. HEX tertarik dengan proyek ini, dan ingin mengajukan implementasi yang disertai dengan custom modification. Betul begitu, Pak Antono?" Kataku.

"Iya, betul sekali, Jay. Apa yang kalian buat ini betul-betul sangat menarik. Tentunya kamu tahu Jay bahwa perusahaan utama yang membawahi perusahaan yang kupimpin ini juga bergerak di bidang yang sama, yaitu pengembangan obat, informasi pengetahuan, dan juga peningkatan kapabilitas tubuh manusia. Akan tetapi, aku berpikir ingin menggunakan suatu sistem yang merupakan subsistem dari EXP-MAN untuk tujuan yang berbeda, yaitu penemuan penting terhadap konsep tubuh manusia. Mengapa harus subsistem dari EXP-MAN? Apakah kamu tahu?" Tanya Pak Antono.

"Baik, pak. Menurut saya, mengapa harus subsistem dari EXP-MAN adalah karena penemuan konsep penting tubuh manusia juga harus didasarkan pada histori informasi pengetahuan dan peningkatan kapabilitas tubuh manusia yang pernah tercatat dalam histori EXP-MAN." Kataku.

"Bagus, betul sekali, Jay. Ternyata, kamu bukan hanya pintar teknis, tapi pintar dalam penglihatan keperluan bisnis. Iya, apa yang kamu katakan itu sudah sangat jelas, kurasa tidak ada yang perlu kutambahkan. Yang mau kutanyakan adalah, kapan fitur ini bisa selesai diimplementasi?" Tanya Pak Antono.

"Mengenai hal itu, izinkan saya bertanya satu hal lagi, pak. Apakah hanya fitur itu yang bapak perlukan untuk implementasi proyek baru ini?" Kataku.

"Betul, Jay. Untuk sementara, hanya fitur itu dulu." Kata Pak Antono.

"Baiklah, untuk fitur itu, saya bisa janjikan dalam dua bulan, pak. Dalam dua bulan, sudah delivery ke PT. HEX." Kataku.

"Dua bulan... Baiklah. Ya, untuk sementara, hanya hal itu saja yang perlu kita bicarakan. Sisanya, akan saya bahas dari tim business development dari PT. Ancient Technology. Apakah kira-kira masih ada yang ingin kamu tanyakan sebelum saya memintamu untuk mengakhiri meeting ini?" Tanya Pak Antono.

"Hmmm, ada sih pak... Tapi mungkin ini, sedikit personal." Kataku.

"Masalah kemarin?" Tanya Pak Antono.

"Betul sekali, pak." Kataku.

Kemudian, Pak Antono memberi tanda kepada lima anak buahnya untuk keluar dari ruangan ini. Mereka berlima langsung keluar dari ruangan ini, sehingga di ruangan ini hanya tersisa kami bertiga.

"Kemarin saya memang kasar. Akan tetapi, hal itu perlu saya lakukan karena saya betul-betul tidak mau berbicara dengan dirimu dengan keadaan seperti kemarin." Kata Pak Antono.

"Hmmm, maksud bapak?" Tanyaku.

"Ya, maksud saya adalah... Kemarin kamu datang kesini dipenuhi dengan aura kegugupan dan ketidakpastian. Aku mengerti bahwa ini pengalaman pertama dirimu, ya pasti karena itu. Tapi ingat, ketika berurusan dengan orang dari dunia bawah, kamu tidak boleh menunjukkan kelemahan seperti apapun. Bayangkan saja, apa yang terjadi jika aku kemarin menembak kepalamu? Aku punya seratus sampai seribu alasan untuk melakukannya. Memang sekarang kita terlibat dalam urusan bisnis. Tapi dalam dunia bawah, tidak ada hubungan yang lasting forever. Sehingga memungkinkan bahwa kalian akan menjadi musuhku di masa depan. Aku sangat prihatin dengan kondisi kalian berdua seperti kemarin itu. Tapi, hari ini kalian berdua menunjukkan sesuatu yang sangat berbeda dari kemarin. Aura kegugupan dan ketidakpastian darimu sudah hilang sepenuhnya. Aura ki milikmu sekarang sangat rileks, begitu juga dengan aura rekanmu itu. Kuduga terjadi sesuatu diantara kalian berdua kemarin?" Tanya Pak Antono.

Ups, pertanyaan yang sangat to the point. Aku dan Villy saling lihat-lihatan.

"Tidak usah malu. Kalian sudah gede kok. Tapi, cara tidaklah masalah. Yang penting hasil. Dengan bantuan satu sama lain, kalian berhasil mengatasi permasalahan kalian masing-masing. Bahkan, kalian kembali kesini atas dasar tanggung jawab kalian pada perusahaan. Loyalitas yang luar biasa. Tidak banyak kulihat hal seperti itu di dunia seperti sekarang ini." Kata Pak Antono.

Oh, rupanya begitu toh. Sebetulnya, Pak Antono ini sangat peduli pada kami. Seperti yang beliau bilang, bisa saja dia menembak kepala kami berdua hingga kami tidak bernyawa. Apa yang ia lakukan, sungguh membuat kami berkembang menjadi lebih baik. Aku segera membungkukkan kepalaku kepadanya.

"Terima kasih, Pak Antono. Saya sangat menghargainya." Kataku.

Villly pun ikut membungkukkan kepalanya.

"Sekarang, pergilah. Bawalah kabar baik kepada PT. Ancient Technology." Kata Pak Antono.

"Terima kasih, pak. Kalau begitu, kami permisi dulu." Kataku sambil berdiri dan menyalami tangan Pak Antono. Villy pun melakukan hal yang sama denganku.

Kemudian, kami hendak keluar dari ruangan ini.

"Ah, satu lagi." Kata Pak Antono.

Kami segera menghentikan langkah kami dan melihat kearah Pak Antono.

"Kalian akan jadi partner yang bagus. Villy, laki-laki yang ada disebelahmu itu adalah laki-laki yang hebat, jagalah dia baik-baik. Jay, perempuan yang ada disebelahmu itu adalah seorang yang hebat, nikahilah dia jika kamu bersedia." Kata Pak Antono sambil tersenyum.

Aku dan Villy hanya tersenyum, kemudian kami keluar ruangan ini dan kembali ke lantai atas gedung ini. Sesampainya di lantai atas, kami segera naik ke mobil, dan meminta supir untuk mengantar kami ke bandara. Perjalanan sepertinya tidak begitu jauh ke bandara.

"Hahaha, aneh ya Vil. Tidak kusangka akan mendengar hal-hal itu dari Pak Antono." Kataku.

"Iya, ko." Kata Villy sambil menggandeng tanganku dan menyandarkan kepalanya di pundakku.

Kami segera menuju ke bandara untuk naik pesawat dan pulang kembali ke Jakarta.

BERSAMBUNG KE EPISODE-10
 
User di-banned, maka konten otomatis dihapus.
User is banned, content is deleted automatically.
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd