Agen Terpercaya   Advertise
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

mari saya perkenalkan apa itu : PANCASIALIS (ORBA)

Annihalor

Suka Semprot
Daftar
18 Jun 2014
Post
19
Like diterima
89
Bimabet
Bila saja ada pemilihan mana desa yang paling Pancasila-is di seluruh wilayah teritorial Republik Indonesia, aku yakin, seribu tujuh ratus persen yakin, desaku lah yang pasti terpilih. Bagaimana tidak, bukankah pancasila-is itu yang paling terpenting adalah anti komunis? Atau mungkin tata bahasa-nya yang benar adalah sebagai berikut; cukup lah menjadi seorang anti komunis tulen agar bisa di sebut berjiwa pancasilais. Ya seperti itulah syarat utama ajaran pancasilais yang kami tahu. Dan desa kami boleh di*test-lah kemampuannya sebagai desa yang paling anti komunis.

Desa kami terletak di sekitar perbatasan antara kawasan industri kota dan pelabuhan. Oleh karna itu, rata-rata pemuda-pemudi di desa kami bekerja sebagai buruh pabrik atau menjadi penambak ikan di Kampung Nelayan. Sebagai desa yang pancasilais, kami menganut sistem kekerabatan yang sangat erat, tidak seperti orang orang komunis itu kata bapakku. Bila desa tetangga mengadakan ruwatan atau apapun yang menyelenggarakan pementasan organ tunggal, beberapa pemuda desa kami akan datang dan berkunjung ke sana. Sering kali diakhiri dengan perkelahian dengan pemuda-pemuda dari desa tetangga itu, entah karna apa saja-lah, kadang hanya akibat lirikan mata yang terlalu lama, lantas berseru, "Mata kau itu!"

Maka, berduyun-duyun lah semua pemuda desa kami keluar dari rumahnya masing-masing dengan amarah yang telah memuncak di kepala. Namun jangan salah, jika hanya pemuda pemudanya saja yang keluar, aku tidak akan berani menyebut desa kami sebagai desa Pancasilais. Oleh karna tadi aku sudah mengatakan bahwa desa kami adalah desa yang pancasilais, maka semua orang tua atau siapapun yang sudah tua di desa kami juga ikut berbondong-bondong keluar dari ketenangan waktu istirahat malamnya. Ada yang keluar sambil membawa parang panjang yang sudah berkarat. Ada yang bergaya sok militer dengan mengenakan jaket militer palsu yang banyak di jual di pasar pelabuhan. Malah ada juga yang keluar hanya mengenakan sarung. Ah, yang penting kan semuanya keluar.

Lalu kami semua biasanya berkumpul dahulu di pos ronda di depan lapangan bola kebanggaan kami yang di garap dari bekas gudang yang sudah tak terpakai. Semuanya ngotot untuk berbicara. Saling ribut menebak-nebak apa yang telah terjadi di desa sebelah. Malah pasti, ini pasti; ada orang tua yang sudah tahu apa yang terjadi di sana. Ia selalu berhasil mengira dengan siapa si polan berkelahi dan karena apa pula. Hebat-nya orang tua di desa kami.

Dan tibalah saatnya membuktikan betapa pancasilais-nya desa kami. ‘’Inilah akibatnya. Itu desa kan dulu basis-nya PKI! Sudah dari dulu aku sarankan, bunuh saja semua penghuni desa itu!’’ teriak*wak*kliwon memanaskan suasana di pos ronda. ‘’ Desa Setia Miskin*wakbilang kemarin juga basis PKI, desa Setia-Ribut juga, sekarang juga rupanya?’’ tanya Pak RT takut-takut, namun wajahnya mengiyakan. ‘’Pokoknya, desa yang suka ngajak ribut anak-anak kita ya pasti desa komunis itu! ga akan habis-habis itu PKI sampe kiamat! Makanya, kita harus selalu waspada!’’ Teriakan Wak kliwon langsung kami iyakan beramai-ramai. Lantas kami berseru seru ’’bunuh PKI! Bunuh PKI!’’ di sepanjang perjalanan menuju tempat pertempuran. Ah, betapa aku bangga tinggal di desa ini. Di desa kami ada sebuah sekolah dasar. Tidak besar sih, tapi cukup untuk mendidik semua anak-anak di desa kami agar menjadi pancasilais tulen. Di sekolah kami itu ada seorang guru yang sangat ditakuti anak-anak nakal. Tapi, karena aku tidak nakal, aku sangat sayang padanya. Pak Muji biasa ia dipanggil. Dia sudah tua juga kelihatannya. Naik sepeda dia kemana-mana. Rotan kayu yang biasa ia gunakan sebagai penggaris sekaligus pedang tidak pernah lepas dari tangannya. Jika ia sedang bersepeda, rotan itu ia duduki begitu saja di bawah joknya. Yang pasti, tak akan pernah ia lepaskan. Dan yang terpenting, ia adalah guru yang paling pancasilais menurutku. Pernah di Senin pagi yang kebetulan sedang gerimis. Seperti biasa di hari Senin, kami harusnya berbaris di lapangan dan melakukan sebuah ritual aneh yang biasa kami sebut sebagai Upacara Bendera. Ah, malasnya kalau sudah begitu. Walau aku seorang pancasilais, jujur saja, aku pun malas berdiri berlama-lama di tengah lapangan itu. kaki jadi pegal. Di tambah gerimis yang turun, jadilah kami semua bermain-main saja di dalam kelas. Tiba-tiba datanglah Pak Muji ke kelas kami. Di pukulnya pintu kayu di depan kelas kami. Semua murid langsung berlarian mencari bangkunya masing-masing. ‘’Bukannya ke lapangan, malah pura-pura duduk kalian. Dasar anak PKI semuanya!’’ bentaknya kasar. Aku benar-benar kaget saat itu, apa benar bapak dan ibuku juga PKI? Aku langsung teringat kedua orang tua celaka itu. bapak bekerja di pabrik karet, sedang ibu berjualan jajanan dan manisan rambe buat anak-anak di depan rumah. Entah kenapa hidungku jadi berair saat itu, aku pengen nangis, tapi tidak berani. "Apa benar ayah-ibuku ikut membunuh jendral-jendral di Jakarta? Kapan mereka pergi ke sana? Kenapa mereka tidak mengajak aku? kan enak bisa main-main di Jakarta," pikirku. Aku tidak sadar sejak kapan aku menangis, keras pula katanya. Pak muji langsung menghampiriku dan mengelus-ngelus rambutku. Bertanya ia kenapa aku menangis. Tapi entah kenapa aku jadi malu berbicara kepadanya, malu aku punya bapak dan ibu yang ternyata PKI. Berarti aku gagal menjadi pancasilais pikirku saat itu. namun akhirnya kelak aku tahu belaka, Pak Muji hanya kesal waktu itu, dia tidak mau kami-kami ini seperti anak-anak komunis yang tak pernah mau ikut Upacara Bendera katanya. Setelah Pulang sekolah biasanya aku bermain bola dahulu di lapangan bola garapan. Atau pergi ke ladang untuk mencuri apa saja yang bisa dicuri. Tebu contohnya, atau timun yang gendut-gendut itu, ah, tapi bukan mencuri itu namanya, orang tua di desa kami selalu bilang ’’tanaman yang sudah layak panen lebih baik diambil saja daripada jadi membusuk jika dibiarkan berlama-lama,’’ tidak melanggar pancasilais itu berarti. Tapi hari itu aku langsung pulang ke rumah saja.*Kepengen*benar aku rasanya makan manisan rambe Ibu, sekalian ingin bertanya ,kapan mereka ke Jakarta lagi. Sesampai di rumah, kulihat Ibu sedang menjemur pakaian yang gagal di jemur tadi pagi akibat gerimis. Langsung saja aku berlari ke teras depan tempat jajanan Ibu dijajakan. Dari jauh aku dengar teriakan Ibu, ‘’jangan kau makan rambe itu, Nak, sudah dipesan tadi sama Lik Iyem.’’ Ah! Patah hatiku jadinya. Terduduk aku di kursi kayu tempat Ibu biasa menunggu pembeli. Tidak lama datanglah Kak Ida yang sedang bunting. Ingin ia membeli manisan rambe yang hanya tinggal seplastik itu katanya. Langsung saja kuterangkan pesan Ibu tadi, enak saja dia pikirku, aku pun mau! Kak Ida tersenyum-senyum sambil merogo dompet kulit di dalam tas keranjangnya. ‘’Ini Kak Ida kasi kau*cepek, buat kau beli layangan. Kak Ida lagi ngidam rambe betul!’’ katanya. Eh, eh, harga seplastik manisan rambe hanya*tilinpikirku, berarti kalau aku kasi kak Ida, aku dapat 75 perak! Ah, enak benar. Bilang saja dia lagi ngidam sama ibu nanti, kasian. Ah, jual saja lah! Aku pun segera saja menjual manisan rambe terakhir itu kepada Kak Ida. Ia berterima kasih dan berbicara kepadaku, "Pak Harto pasti senang bila melihat anak bangsanya seperti kau semua, Dik. Mendahului kepentingan umum daripada kepentingan pribadi,’’ katanya sambil menepuk-nepuk pundakku. ‘’Aku pancasilais sejati kan, Kak Ida? Ya, kan?’’ tanyaku girang. Dia tersenyum lalu melenggangkan perutnya yang buncit pergi menjauh. Kemudian aku berlari girang menuju ke tempat Ibu yang sedang menjemur dan menceritakan hal baik yang telah aku lakukan tadi. Ibu melengoh dan mencampakkan cucian yang sedang ingin ia jemur kembali ke dalam ember plastik. Tentu saja aku kaget, tapi aku tetap berkata dengan yakin, ’’Aku pancasilais, bukan, Bu? Anak-anak komunis pasti tidak seperti aku, kan, Bu?’’ Ibu melotot memandangiku, takut juga kurasa, lantas ia berseru; ‘’Ya! Benar! Anak-anak komunis sama sekali tidak seperti kau dan semua anak di desa ini!’’
 
Terakhir diubah:
Jadi apakah mulanya pd jaman OrBa Pancasila dijadikan sekedar kedok yg sengaja didoktrinkan untuk mem-brainwash otak para rakyat, yg tujuannya menciptakan tameng2 hidup dan milisi2 pembendung-pemberantas antek2 PKI?

Teringat kisah nyata di tempat leluhur di salah satu desa di M*l**g dulu. Kata 'PKI' sangat ampuh dan sakti sebagai senjata imaterial tanpa wujud, tanpa rupa dan tanpa fisik. Siapa saja yang mengucapkannya mendadak menjadi laksana empu penguasa ajian Brajamusti nan sakti. Sakti tanpa perlu bertapa, puasa dan menjalani laku sengsara. Bayangkan, kapanpun Anda punya musuh, entah itu musuh dalam berniaga atau cuma sakit hati karena sahabat merebut sang kekasih, tinggal teriak saja kata sakti: PKI!

Maka tanpa perlu keluar keringat, entah saat itu juga, entah nanti malamnya atau paling lambat sebelum matahari terbit, yg terkena "ajian" itu pasti minimal terburai isi perutnya atau terpisah kepala dari badannya. Prewangan2 yg entah muncul dari mana akan selalu tiba2 siap sedia memuluskan rencana Anda dlm rangka memberantas musuh2 Anda.

Apa iya ada deklinasi implementasi Pancasila yang dikontraskan dgn PKI pd jaman OrBa dulu? Sejarah sudah mengatakannya.

Tp yg pasti. TS ini tampaknya pd akhirnya memiliki 2 pilihan : tidak setuju dgn nilai2 Pancasila, atau setidaknya cm anti antek OrBa. Kenapa kok judulnya Panca-SIAL-is (orba) ya?? Mungkin ada pilihan ke 3: anti para munafik yg mengacaukan ideologi luhur. Ah siapa yg tahu?
 
Saya disini cuma memberi sketsa dasar saja.. tidak memihak pki ato pun pancasialis.. selanjutnya pemikiran pembacay yang menyelesaikan lukisan indah tersebut.. karena rakyat ibarat semut yg mati di antara 2 gajah yang bertempur, tinggal pilih mati di kaki gajah A atau di kaki gajah B. Siapapun yg menang toh ga ada gunanya karena bakal sama2 mati terinjak.
 
PANCASILA
1 ketuhanan yang maha esa
2 kemanusiaan yang adil dan beradab
3 persatuan indonesia
4 kerakyatan yang dipimpin oleh
Hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan dan perwakilan
5 keadilan sosial bagi seluruh
rakyat indonesia


PKI/KOMUNIS....?
 
Pancasila itu bukan doktrin moral, bukan dogma kitab suci yg menjelaskan mengajarkan/menyiarkan dogma hitam putih benar salah serta dosa atau tidak berdosa.

Pancasila hanya dasar negara yg mewajibkan beragama, berkemanusiaan/sifat manusia, serta mengatur keseimbangan kebhinekaan.

Apakah orang yg menyembah batu akik / musrik dpt dikatakan tidak pancasilais ? Krn dia tdk berketuhanan yg esa ?

Dalam penerapan dikehidupan dia beragama tp berdosa, banyak org agamis yg berbuat dosa, begitu jg banyak yg pancasilais tapi menyimpang. Apakah agamanya yg salah ? atau Pancasila nya yg salah ?

Apa yg terjadi diatas atau sering terjadi adalah penyalahgunaan simbolisasi utk menghantam institusi atau gerakan tertentu, dan ini sangat wajar didunia politik dan intelejen atau yg dikenal dgn istilahnya penggalangan.
 
Pancasila itu bukan doktrin moral, bukan dogma kitab suci yg menjelaskan mengajarkan/menyiarkan dogma hitam putih benar salah serta dosa atau tidak berdosa.

Pancasila hanya dasar negara yg mewajibkan beragama, berkemanusiaan/sifat manusia, serta mengatur keseimbangan kebhinekaan.

Apakah orang yg menyembah batu akik / musrik dpt dikatakan tidak pancasilais ? Krn dia tdk berketuhanan yg esa ?

Dalam penerapan dikehidupan dia beragama tp berdosa, banyak org agamis yg berbuat dosa, begitu jg banyak yg pancasilais tapi menyimpang. Apakah agamanya yg salah ? atau Pancasila nya yg salah ?

Apa yg terjadi diatas atau sering terjadi adalah penyalahgunaan simbolisasi utk menghantam institusi atau gerakan tertentu, dan ini sangat wajar didunia politik dan intelejen atau yg dikenal dgn istilahnya penggalangan.

Nice respon oleh suhu ini... :jempol:
 
Saya disini cuma memberi sketsa dasar saja.. tidak memihak pki ato pun pancasialis.. selanjutnya pemikiran pembacay yang menyelesaikan lukisan indah tersebut.. karena rakyat ibarat semut yg mati di antara 2 gajah yang bertempur, tinggal pilih mati di kaki gajah A atau di kaki gajah B. Siapapun yg menang toh ga ada gunanya karena bakal sama2 mati terinjak.

saya sebagai rakyat biasa menolak untuk disamakan dengan semut :beer:
 
Saya disini cuma memberi sketsa dasar saja.. tidak memihak pki ato pun pancasialis.. selanjutnya pemikiran pembacay yang menyelesaikan lukisan indah tersebut.. karena rakyat ibarat semut yg mati di antara 2 gajah yang bertempur, tinggal pilih mati di kaki gajah A atau di kaki gajah B. Siapapun yg menang toh ga ada gunanya karena bakal sama2 mati terinjak.
Nuhun suhu annihalor, kenapa sepertiny dlm setiap trit suhu nubi selalu mencium kebencian, kebencian kepada bangsa sendiri sepertinya, pancasila dasar negara yg dibuat leluhur bangsa yg menurut nubi sudah paling pas untuk mengakomodir bangsa indonesia yg bhinneka
Mmg suhu memelesetkan kata pancasilais menjadi pancasial dan menuliskan kata orba dalam kurung, tpi nubi tidak yakin secara pasti apakan suhu bermaksud menjelekkan pancasila masa orba a taukah pancasila dr dulu hingga sekarang, krna pada intinya dr dulu pancasila belum pernah berubah kcuali penyesuaian pada sila pertama
Mohon kirany suhu bisa lebih memperhatikan kata2 yg dpt menyinggung ideologi bangsa

Kenyataanny mmg benar orba meninggalkan bnyak luka, benar pada masa orba bangsa kita diperkosa, mewariskan budaya moral buruk yang laten dan pada akhirnya hingga kini jadi budak imperialis liberal namun sekali lagi dengan hormat kepada suhu untuk tidak menjelekkan ideologi bangsa, walau suhu bilang td suhu tidak pro pada pki ataupun pancasialis menurut versi suhu nmun saya rasa nubi dsni bisa menangkap ap yg suhu sebenarnya ingin sampaikan, semoga berkenan
Salam
 
jangan tanyakan apa ya negri ini bisa berikan.
tapi tanyakan apa yg bisa kau berikan untuk negrimu.
kemarin adalah pelajaran, esok adalah misteri.
tapi kita hidup dihari ini. pancasila lebih dari simbol, pondasi negara yg dirancang sedimikian rupa yg berpegang pada "bhineka tunggal eka"
menghargai lebih baik daripada menyalahkan.. :)
 
Kelihatannya isinya gak beda jauh sama postingan sebelumnya yg tentang PKI, penuh kebencian dan jauh dari obyektif. Saran saya sebaiknya berobat ke psikolog atau dokter ahli jiwa saja atau kalau tidak ya minum valium saja biar damai.
 
jangan saling ngerusuh ya suhu2 sekalian, ntar diclose kayak thread di bawah
 
Saya rasa ts hanya menggambarkan bagaimana keadaan pancasila pada masa orba yang digunakan sebagai tameng oknum2 tertentu untuk mengalihkan pandangan masyarakat umum.. benar gitu kah gan??? Itu pendapat nubi gan...
 
Saya rasa ts hanya menggambarkan bagaimana keadaan pancasila pada masa orba yang digunakan sebagai tameng oknum2 tertentu untuk mengalihkan pandangan masyarakat umum.. benar gitu kah gan??? Itu pendapat nubi gan...

:jempol: dengan jawabannya nubie sent :cendol:
 
Pancasila itu bukan doktrin moral, bukan dogma kitab suci yg menjelaskan mengajarkan/menyiarkan dogma hitam putih benar salah serta dosa atau tidak berdosa.

Pancasila hanya dasar negara yg mewajibkan beragama, berkemanusiaan/sifat manusia, serta mengatur keseimbangan kebhinekaan.

Apakah orang yg menyembah batu akik / musrik dpt dikatakan tidak pancasilais ? Krn dia tdk berketuhanan yg esa ?

Dalam penerapan dikehidupan dia beragama tp berdosa, banyak org agamis yg berbuat dosa, begitu jg banyak yg pancasilais tapi menyimpang. Apakah agamanya yg salah ? atau Pancasila nya yg salah ?

Apa yg terjadi diatas atau sering terjadi adalah penyalahgunaan simbolisasi utk menghantam institusi atau gerakan tertentu, dan ini sangat wajar didunia politik dan intelejen atau yg dikenal dgn istilahnya penggalangan.

Ane suka dialektika ente suhu, mantap :jempol:
 
pancasila dasar negara yg dibuat leluhur bangsa yg menurut nubi sudah paling pas untuk mengakomodir bangsa indonesia yg bhinneka

emang yakin pancasila di buat leluhur bangsa?boleh tau n dijelasin sejarahnya pancasila dong suhu
 
Jav Toys
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd