Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

DRAMA Masa Lalu

Here comes the update !!!!!



Terik mentari di siang itu terasa menyengat dan seolah membakar dua pria muda yang sedang membongkar tumpukan karung gula pasir di dalam sebuah mobil box yang sudah lusuh. Seorang di atas menumpuk di ujung box yang terbuka, dan seorang lagi memanggul karung berisi limu puluh kilogram gula itu ke dalam toko sembako lumayan besar di sebuah perumahan yang berada di ujung timur kota semarang.

"Heh..heh..heh..bentar ndes, istirahat dulu, gak ada minumannya." Keluh si kernet box.

"Bu Barokah nggak ngasih minum?" Tanya si supir dari dalam box.

Peluh keduanya menetes tanpa henti dari dahi. Baju keduanya pun basah kuyup dan beraroma keringat yang menyengat.

"Itu ada motor Adrian, dia pasti di dalam." Kata si sopir yang telah keluar dari box nya.

"Mbak, sales yang pakai motor ini di dalam?"
Tanya si kernet ke pegawai toko.

"Iya mas, lagi sama ibu di dalam rumah." Jawab mbak nya.

"Saya ambil aqua gelas dua ya mbak, nanti biar dibayar salesnya." Kata si sopir sambil membuka showcase dan mengambil dua gelas air mineral kemasan itu.

Saat kedua pria muda pengirim lima ton gula pasir di Toko Barokah sedang kehausan dan berpeluh, terjadi hal yang kurang lebih sama di dalam rumah kamar si pemilik toko. Di sebuah kamar yang besar dengan spring bed empuk tampak seorang pria muda yang hanya melepaskan celana panjangnya sedang memberikan siraman gairah kepada seorang wanita separuh baya berusia kurang lebih tiga puluh lima tahun, berperawakan sedang dengan wajah sendu yang menggairahkan.

"Terima kasih ya Yan udah ngirim lima ton gula, bos mu nggak pernah percaya kalau aku order sembako banyak-banyak karena curiga aku tidak bisa membayar tagihannya nanti." Kata wanita paruh baya yang sedang bersimpuh di depan kaki Adrian sambil mengurut lembut si Rocka, julukan baru untuk penis kebanggannya.

"Slurrrppp..sluuurrpp.." wanita itu sepertinya sedang kehausan saat ia dengan semangat mengulum dan menghisap si Rocka.

"Eeeehhh..sssshhhh..enak Bu Bar...oooohhhh
." Adrian melenguh.

"Mmmpppphh..cleegghh..cleeeegghhh.." ibu pemilik toko tampak bergairah dan bersemangat mengoral batang kenyal nan panjang dan besar milik sales belia di hadapannya.

"Oooohhh..." Adrian merengkuh kepala si pemilik toko yang biasa di panggilnya Bu Barokah, karena dia tidak tau nama asli wanita gembul itu.

"Kontol ini bonus kan?" Tanya genit Bu Barokah.

"Asal pembayaran ibu lebih tinggi dari pasaran dan lancar aja." Jawab Adrian dengan senyum binalnya.

"Aku mau berlama-lama dengan mu Yan, tapi takutnya karyawan ku curiga kamu terlalu lama di dalam kamar ku."

"Sluurrpp, cleeegghh..cleeegghh.." Bu Barokah mempercepat servis oralnya. Hisapan dan lumatan pada kontol Adrian makin intens dan kuat, berharap kontol itu segera mengakui kekalahan dan mengeluarkan sperma untuk pelepas dahaganya. Tapi usahanya sia-sia.

"Udah Bu, udah.." Adrian segera menarik penisnya yang masih menegang dan memasukkannya ke dalam celananya.

"Kalau ibu ingin mendapatkan bonus lebih dari kontol ku, kita lakukan lain kali." Kata Adrian sambil merapikan celananya.

"Kapan?" Tanya Bu Barokah seakan menuntut kepastian.

Adrian mendekat, mengangkat dagu wanita itu lalu mengecup lembut bibir merah merekah yang seakan pasrah menerima apapun perlakuan bibir Adrian padanya. Ciuman yang lembut dan lama itu membuat Bu Barokah melayang, ia seakan di cintai oleh lelaki belia yang menawarinya barang2 kebutuhan pokok untuk tokonya.

"Saya ikut jadwalnya Ibu aja sih. Kapan pun Bu Barokah ajak, saya akan siap." Jawab Adrian sambil melangkah keluar dari kamar.

"Sudah selesai bongkarnya pak?" Tanya Adrian saat ia ketemu dua lelaki yang sedang beristirahat di depan toko.

"Udah dari tadi, kami sengaja nungguin kamu keluar karena kami lihat ada motormu." Jawab si sopir dengan tersenyum.

"Kenapa?"
"Uang makan?"

Adrian bertanya menggoda.

"Heheheh"

Mereka berdua kompak ndrenges seperti mengiyakan pertanyaan Adrian.

"Yuk makan lah, mumpung udah jam makan siang. Mana notanya pak?" Kata Adrian sambil meminta invoice pengiriman gula tadi.

"Bu, minta tanda tangannya."
"Sama tolong mereka dikasih uang bongkar sekedarnya lah biar mereka semangat kalau kirim lagi ke sini." Pinta Adrian pada Bu Barokah.

"Iya deh, asal jangan lupa bonusnya." Jawab Bu Barokah dengan wajah penuh nafsu.

"Kapan pun sayang" rayu Adrian.

Setelah mendapatkan tanda tangan dan uang bongkar untuk kedua temannya, Adrian pun berpamitan dan langsung mengajak kedua temannya untuk makan siang bersama.

----------------------

Rumah sederhana itu terletak di sebuah perkampungan yang teratur rapi. Jarak rumah yang tidak terlalu berdekatan terpisah oleh sisa tanah di samping kanan kiri. Adrian mengehentikan motornya di sebuah rumah berpagar BRC yang mengelilingi tanah dan pekarangannya. Tanpa sungkan ia langsung membuka pagar dan memasukkan motornya ke dalam rumah. Rumah milik bulik nya, adik dari ibunya yang beberapa kali membuat jantungnya sering berdebar kencang karena kadang daster yang tersingkap ke atas, atau kancing daster atas yang tidak terkancing semua. Bulik Dasuki beberapa kali membuat nafasnya memburu karena paha mulus yang sering kali dilihatnya serta 2 buah gunung yang membusung yang sering kali mengintip dan menggodanya.

"Bulik..bulik..!!!" Seru Adrian sambil mengetok pintu jati yang masih tertutup.

Siang itu Adrian ingin beristirahat di rumah buliknya yg jarak dengan toko tempatnya bekerja tidak terlalu jauh. Alasan utamanya karena sudah agak lama dia tidak mendapati lagi pemandangan itu setelah ia sibuk bekerja.

"Ada apa Yan??"
"Tumben main siang-siang gini?"
"Gak kerja kamu?"

Bulik Dasuki membuka pintu dengan wajah kesal, sepertinya tidur siangnya terganggu dengan kedatangan keponakannya yang jarang sekali main ke rumah nya kecuali mengantar kakaknya, ibunya Adrian.

"Haus Bulik, panasnya luar biasa" jawab Adrian sambil melangkah masuk.

Ia lalu menjatuhkan dirinya di lantai keramik di depan tv sambil memejamkan mata. Dinginnya lantai keramik mendatangkan kesejukan dan rasa kantuk luar biasa.

"Ngopi??" Tanya Bulik Dasuki yang selalu memakai daster pendek saat di rumah.

Daster-daster pendek wanita berusia 33 tahun itulah yang selalu membuat penis Adrian mengeras tanpa permisi.

"Yes!" Jawab Adrian singkat.

Adrian memicingkan matanya mengintip paha mulus yang berada tepat di atas kepalanya. Tampak kain penutup selangkangan buliknya yg berwarna kuning krem menutupi area terlarang yang seharusnya bukan untuk dipandanginya. Tapi keberuntungan dan rejeki emang bisa berupa apa saja, dan sepertinya rejeki itu menggeliatkan sentral selangkangannya dengan cepat.

"Kesempatan ya, tidur sambil ngintipin cawet nya bulik mu." Kata Bulik Dasuki sambil berlalu ke dapur.

Adrian hanya memejamkan mata pura-pura tidur dengan penis yang menegang dan pikiran mesum yang bergejolak ria di dalam otaknya. Dinginnya lantai keramik tidak mampu mendinginkan birahinya yang mulai menghangat.

"Dah makan belum?" Tanya Bulik Dasuki dari dapur.

"Belum bulik, masak apa?" Tanya Adrian balik.

"Nggak masak, om mu kan luar kota." Jawab buliknya.

"Gitu nanyain." Ujar Adrian dengan sebal.

"Hahaha..kamu itu ke sini bukan mau makanana, tapi mau makan bulik, iya kan?" Kata Bulik Dasuki sambil berjongkok persis di depan kepala Adrian.

"Eh!!!" Seru Adrian pelan saat mendongakkan kepala dan melihat lipatan vagina mulus yang terpampang nyata.

"Bulik sudah tau kartu mu Adrian, hahaha" Bulik Dasuki tertawa sambil duduk mengangkang.

"Kartu apa bulik?" Tanya Adrian penasaran.

"Bulik tau kamu ada affair sama Bu Laksmi, dia bercerita dengan berbisik betapa kuatnya kamu bermain cinta di ranjangnya."

"Bulik juga tau ke mana matamu kalau kamu kesini, selalu ke paha dan tete bulik kan?"

Bulik Dasuki langsung memberikan serangan ke pusat pertahanan Adrian, seolah mengetahui kemana arah pikiran Adrian, dan Adrian pun mati gaya di depan adik ibunya itu.

"Jadi bulik menggoda keponakan sendiri nih?" Jawab Adrian dengan tubuh tengkurap,wajah mendongak dan matanya menatap wajah buliknya dengan lekat.

Kecerdasan Adrian mengalihkan isu patut diacungin jempol. Ketenangannya menghadapi tekanan dan mengalirkan tekanan itu kembali ke si penekan membuat wajah buliknya semakin memerah.

"Menurut begitu Yan?"
"Ini hanya sekedar pembuktian dari gosip Bu Laksmi, walaupun bulik juga sempat curiga dengan kemesuman mu terhadap bulik mu sendiri karena matamu yang selalu jelalatan melihat paha dan tete ADIK IBU MU!" Bulik Dasuki geram dengan ketengilan Adrian.

Semenjak cerita Bu Laksmi beberapa hari lalu saat ia belanja ke sana mengenai skandal sex keponakannya membuat dia seringkali membayangkan sekuat apa dia. Mengingat tubuhnya yang kurus bagaimana mungkin keponakannya itu mempunya ukuran penis yang melebihi orang dewasa dan kekuatan yang mumpuni? Ia menganggap Bu Laksmi sepertinya mengada-ada. Tapi emang beberapa kali ia memergoki celana kolor keponakannya itu mengembang saat ia melirik Adrian yang sedang mengamati paha mulusnya. Ukurannya tidak jelas tp gembungnya terlihat besar. Kadang secara tidak sadar ia sering penasaran dengan ukuran aslinya. Dan sepertinya ini saat yang tepat, hanya sekedar untuk memuaskan rasa penasarannya saja.

Adrian bangun dan berdiri, tanpa berkata-kata ia dengan perlahan membuka zipernya lalu menurunkan resleting dan membuka kancing celana jeans nya.

"Bulik ingin melihat bukti kan??"

"Sekarang akan saya buktikan satu hal dulu sebagai awalan."

Adrian bergerak seperti penari striptease di mata buliknya, ia bergerak perlahan membuka kancing bajunya, membuka dan melepaskan bajunya. Dengan tatapan yang tajam penuh gairah, SANG PREDATOR mengambil alih peran. Senyum binal menggoda tersungging di sudut bibirnya seakan menghipnotis bulik Dasuki. Wanita berusia tiga puluh tiga tahun itu seakan terpana menatap seluruh pergerakan Adrian melucuti pakaiannya dan wajahnya memerah saat menatap senyum penuh nafsu Adrian. Bulik Dasuki memasuki area terlarang yang memungkinkan dirinya akan terperangkap dalam kenikmatan tabu. Kenikmatan yang akan membuatnya enggan keluar dari area itu untuk waktu yang bisa dipastikan berlangsung lama di masa depan.

Adrian berjalan pelan mendekati bulik dasuki yang masih duduk mengangkang di depannya. Hanya berjarak selangkah kaki Adrian yang sudah bertelanjang dada berhenti dan mulai bergerak menurunkan celana jeansnya. Dengan membungkuk, wajahnya tepat berada di depan wajah buliknya yang masih terpesona dengan pemandangan erotis di depannya. Dengan lembut ia mencium kening bulik Dasuki. Setelah celananya lepas dan dibuangnya, ia menurunkan celana dalamnya dan berbisik lembut di telinga wanita cantik yang adalah adik ibunya sendiri.

"Lihatlah kontol Adrian bulik."

Adrian memamerkan penisnya yang berdiri gagah tepat di depan hidung buliknya. Penis yang bergerak-gerak bak ular itu seakan menggoda gairah bulik Dasuki. Penis yang panjang dengan urat yg kekar bak ukiran itu seolah memercikkan api nafsu, kegagahan penis yang tegak dan kencang seakan menjadi minyak yang memperbesar percikan api menjadi kobaran. Wajah bulik Dasuki semakin memerah, gerak bibir yang halus tidak terlihat serta mata yang nanar sayu menandakan api syahwat itu sudah membakar seluruh urat di tubuhnya. Tanpa sadar, tangan bulik Dasuki bergerak pelan memegang penis keponakan mesumnya.

"Besar dan panjang, gagah sekali, Bu Laksmi tidak membohongiku." Bisiknya halus tak terdengar.

Sang Predator hanya tersenyum tanpa bergerak saat melihat mangsanya sudah terperangkap dalam areanya. Kocokan lembut tangan buliknya semakin memperlebar senyum binalnya.

"Bulik, lihat Adrian"

Ucapan Adrian seakan menghipnotis bulik Dasuki yang dengan pelan mendongakkan wajahnya ke atas menatap Adrian, tanpa disadarinya, bulik Dasuki tersenyum genit penuh arti.

"Kontol inilah yang selalu membuat ku melirik paha mulus dan tete indah bulik."

"Luapkanlah kepadanya bulik."

Bulik Dasuki tidak menjawab, ia mendekatkan bibirnya dan mencium kepala penis itu sambil memejamkan mata. Ia mengocok dan mengurut, menempelkan kepala penis itu pada pipinya, hidungnya menghirup aroma mesum di penis itu yang semakin mengobarkan gairahnya. Ia berlaku seolah sedang menghayati perannya sebagai wanita yang sedang memainkan sesuatu yang diidamkannya. Pembuktian ini membuatnya lupa diri dan hanyut dalam kobaran api gairah dan ia tidak ingin keluar dari kobaran itu.

Mulut mungil itu membuka lebar saat kepala penis yang mengkilap memasukinya, lidahnya liar menjilat dan menghisap.

"Buliiiikkkk...aaaaahhhh.." Adrian mendesah pasrah.

Desahan itu membuat mata bulik Dasuki membuka, masih dengan tatatapan genit, ia tersenyum bangga dengan gerakan awalnya.

"Aku akan membuktikan kalau kau hanya seorang anak muda yang lemah Adrian." Batin bulik Dasuki.

Kata batinnya itu membuat mulutnya melumat habis penis kenyal Adrian. Kepalanya bergerak maju mundur diikuti dengan permainan lidahnya yang semakin agresif.

"Oooouuuuhhh..enak banget sepongan bulik
.eeegghhhh.." Adrian mengerang.

Bulik Dasuki semakin bersemangat untuk menaklukkan penis perkasa itu hanya dengan mulutnya. Ia merasa yakin Adrian lebih lemah dari suaminya yang tidak pernah bertahan lebih dari 10 menit kalau ia mengoralnya. Sayangnya, bulik Dasuki tidak mengerti siapa yang dihadapinya. Sang Predator bukanlah anak kemarin sore yang lemah dan kalah hanya oleh oral. Bulik Dasuki agak kaget saat Adrian menahan kepalanya, lalu menggerakkan pinggul mengentot mulutnya. Ini adalah sensasi baru baginya, ia merasa dilecehkan oleh keponakannya tetapi lidahnya malah semakin liar menghisap dan menjilati batang penis yang keluar masuk di mulutnya. Tenggorokannya yang terhantam kepala penis menghasilkan sensasi geli luar biasa. Payudaranya bereaksi, putingnya mengeras, dan di tengah selangkangannya terasa semakin gatal. Ini adalah pengalaman baru yang ia dapatkan dari seorang anak muda yang merupakan keponakannya sendiri. Bulik Dasuki tersedak saat Adrian mementokkan penisnya ke dalam mulut bulik Dasuki lalu menahan kepalanya. Matanya memerah dan ludahnya meluber saat Adrian menarik keluar penisnya.

"Uhuugghh..uhuuugghh.."

"Gila kamu Yan!"

Bulik Dasuki memprotes apa yang dilakukan Adrian padanya barusan.

"Mulut mungil bulik nikmat tiada duanya." Jawab Adrian sambil membungkuk lalu mendongakkan wajah buliknya dan langsung melumat bibir ranum itu.

"Mmmmppphhh..mmmppphhhh.."

Keduanya berciuman dengan liar, bertukar lidah dan ludah sepertia bukan bulik dan keponakan, tapi dua insan yang saling berusaha memadamkan kobaran api yang membakar mereka.

Adrian menarik bahu buliknya hingga mereka sama-sama berdiri. Dengan sedikit dorongan, Adrian memepetkan tubuh buliknya ke belakang lemari buffet. Bibir mereka seakan lengket karena mereka saling menyedot dan menghisap. Dengan gesit Adrian mengangkat daster mini bulik Dasuki yang dibaliknya sudah tidak ada secercak kain apapun, sehingga tete 36D itu terlihat membusung, putingnya terlihat mencuat, dan vagina basah yang dihiasi sedikit rambut.

"Eeegghhhh...sssshhhhh.."

Bulik Dasuki melepaskan bibirnya dari lumatan Adrian dan mendesah perlahan. Matanya terpejam dan wajahnya memiring saat jari tengah kiri Adrian mengusap lembut belahan vaginanya.

"Oooouuuuhhh..Adriaaannn.."

Desahan itu semakin keras saat jari tengah Adrian memasuki lubang kenikmatannya, dan lidah Adrian mempermainkan puting kanannya. Vaginanya semakin basah, seluruh tubuhnya bak kesemutan, terasa geli yang susah dijelaskan dengan kata-kata. Tangannya bergerak memegang penis Adrian dan menariknya agak memaksa, lalu menempelkannya di bibir vaginaya.

"Buktikan kalau ini sekuar cerita Bu Laksmi, anggap aku bukan bulik mu, tapi kekasihmu." Bulik Dasuki memerintah, atau itu sebuah tantangan.

"Kenapa bulik terburu-buru?" Tanya Adrian menatap dengan senyum menggoda.

"Oooouuuuhhhh..buktikan saja Rian." Tantang bulik Dasuki di sela-sela tangannya bergerak menggesek-gesekkan kepala penis itu di celah bibir vaginanya.

Sang Predator bersikap cerdas, ia paham bila ingin membuat buliknya selalu dalam pengaruhnya, ia harus membuktikan kebenaran pengaruh itu, ia harus menaklukkan dan menggiring syahwat sang mangsa dalam dekapannya. Dengan tenang, ia mengangkat kaki kiri buliknya dan menahan dengan lengannya yang menopang di dinding buffet lalu menekan penisnya membelah bibir vagina dan kepala penis itu memasuki gua yang telah becek.

"Sesaaaakkk..adduuuhhh..tekan lagi sayang..eeeenngghhhh.." bulik Dasuki lupa dengan status mereka.

"Apakah kita sekarang sah menjadi sepasang kekasih bulik?" Tanya Adrian menggoda lalu menekan penisnya semakin dalam.

"Uuuugghhhh..Kalau begitu, kenapa kamu masih memanggilku bulik?" Tanya balik buliknya dengan mata sayu.

"Mmmmppphhhh...mmmmppphhh.."

Adrian yang gemas langsung melumat bibir bulik yang sekarang menjadi kekasihnya. Pinggulnya bergerak pelan memaju mundurkan penisnya.

"Ooooouuuuhhhh...sayaaangggg...beri aku lebih daripada bu Laksmi...teruuuusss..."

Bulik Dasuki tanpa sadar menunjukkan kecemburuannya akibaf pengaruh cerita mesum bu Laksmi. Kenikmatan penis keponakan yang sudah dianggap sebagai kekasihnya itu menjadi bukti sahih bahwa kekasih tabunya ini merupakan lelaki perkasa pemuas dahaga syahwat wanita paruh baya.

"Aaaaahhhh..sayaaaaanggg..aduuuuhhhh..."

Bulik Dasuki menjerit perlahan saat vaginanya memuncratkan cairan kenikmatan pertamanya. Hanya dalam waktu tidak lebih dari delapan menit penis perkasa itu mengobok-obok vaginanya. Dan penis itu masih terasa sangat keras di dalam lubanh kenikmatannya. Ia merasa lemas tetapi semangatnya menjadi lugas. Ia mengatur nafasnya yang memburu dengan memejamkan mata, tangannya mencengkeram erat pundak Adrian.

"Aku akan memberi mu lagi dan lagi sayang, sebagai bukti sahnya hubungan kasih kita." Ujar Adrian sambil mencium bibir kekasih tabunya dengan lembut penuh perasaan.

"Aku mau sayang, aku mau, berikan aku keperkasaan mu, lemaskan aku dengan kejantanan mu, buatlah aku selalu menginginkan kontol ini sayang."

Entah apa yang merasuki wanita cantik itu, ia seakan lupa segalanya karena pesona kenikmatan yang barusan didapatkannya. Ia belum pernah melakukan hubungan intim yang semesra ini, bahkan sejak awal berhubungan dengan suaminya. Peduli setan bahwa Adrian adalah anak kakaknya, ia hanya peduli perlakuan lembut dan penuh perasaan dari keponakannya yang mampu membuatnya meraih kenikmatan hakiki.

"Suka doggy sayang?" Bisik Adrian lembut sambil mencium kening buliknya.

"Apapun yang kau minta sayang, aku yakin kamu akan membuat ku melayang." Jawab bulik Dasuki sambil berbalik membelakangi Adrian.

Tanpa basa basi Adrian langsung mengarahkan penisnya lalu mendorong perlahan memasuki lubang kenikmatan itu.

"Eeenngggghhhh..Semakin sesak kontol mu di memek ku yang...geliiiii.." lenguh wanita itu.

Adrian memeluk erat tubuh agak berisi itu, tangannya meremas kedua payudara kenyal dan lembut sambil memilin kedua putingnya, bibirnya menghisap kuat leher mulus kekasih tabunya diikuti gigitan-gigitan kecil.

"Ssssshhhhh..sayaaaaannggg..aku sukaaaa...aaaaaahhhhh.."

Seluruh tubuh bulik Dasuki merinding, kedutan penis di dalam vaginanya menambah sensasi geli di sekujur tubuhnya. Ia mengakui dengan yakin bahwa kenikmatan ini akan dia dapatkan terus selama bersama keponakannya. Dan ia mendongakkan kepalanya hingga mulutnya terbuka saat dengan keras dan kuat Adrian menghentak-hentakkan pinggulnya.

"Oooohhhh...oooohhhh...oooohhhh.."

"Gilaaa..sayaaaanggg...enaaakkkk..aaahhh...aaahhhh.."

Bulik Dasuki meracau.

"Plak..plak..plak..plak..plak.."

"Aduuuuhh...sakit yang..tapiiii..aaaakkhhh..aaakkhhh..lagi sayang..tampar lagi bokong ku..oouuugghhh.."

Kenikmatan bertubi-tubi karena pengalaman baru membuat bulik Dasuki seakan kesetanan. Apapun yang dilakukan Adrian padanya baginya semua menimbulkan kenikmatan. Ia merasakannya, ia membuktikannya, ia tidak akan lagi meragukan kehebatan Adrian dalam memberinya sensasi kenikmatan itu.

Adrian sebenarnya heran dengan vagina buliknya yang masih begitu mencengkeram padahal sudan mengeluarkan dua bayi. Tapi rasanya tidak kalah dengan punya Dini, bahkan ia merasa vagina ini paling enak dientot dibanding dengan ibu-ibu yang sudah ia berikan kepuasan seksual. Ia tidak ingin mempertanyakan ini sekarang karena ia harus berusaha dengan kuat untuk membendung arus kenikmatan yang semakin mendesak di dalam penisnya. Ia harus bisa membuktikan kehebatan dan kejantanannya setelah ia berhasil mendapatkan perasaan buliknya. Ini adalah sesuatu yang sama sekali di luar ekspektasinya.

"Sayaaaanggg...aaakuuuuu...aaaaaaahhhhh...aaaahhhhh..."

Bulik Dasuki hanya bisa menggigit bibirnya saat puncak kenikmatan yang kedua ia raih. Tapi sepertinya ia tidak akan sempat meredakan gelombang kenikmatan itu karena Adrian semakin kuat menghentak-hentakkan pinggulnya. Perih di vaginanya akibat desakan dan gesekan dengan penis Adrian tidak sebanding dengan kegelian yang kembali menjalari sekujur tubuhnya, sebagai wanita berpengalaman, ia tahu Adrian hampir sedang mengejar puncaknya.

"Eeeggghhh..eeegggghhh..eeeggghhhh.."

Adrian mendengus lalu menciumi dan mejilati punggung buliknya yang penuh peluh. Tangannya mencengkeram kuat pinggul bulik Dasuki, dan mempercepat intensitas goyangan penisnya.

"Riaaannn..sayaaannggg..bareng sayang...bareeeenggg...eeeggghhh..eeeghhhh.."

Racauan bulik Dasuki memprovokasi gerakan pinggul Adrian, tangannya berpindah ke pundak bulik Dasuki agar hentakan pinggulnya semakin dalam dan kuat. Tidak butuh waktu lama, pendakian itu pun sampai ke puncaknya.

"Aaaarrrgggghhh..sayaaaaangggg...aaaarrrggghh.." Adrian menggeram.

"Aku keluaaaarrrr...aaaaakkkhhhh.."

Bulik Dasuki menjerit nikmat dan beberapa detik kemudian ia merasakan semburan sperma beberapa kali di dalam vaginanya. Semburan itu menimbulkan sensasi puncak kenikmatannya bertambah. Dan ia sangat menyukainya, ia merasa ketagihan dengan semburan itu.

Adrian menekan tubuh bulik Dasuki hingga menempel di dinding belakang buffet. Adrian mencium mesra pipi bulik Dasuki lalu mereka berdua memejamkan mata menikmati pelepasan dan padamnya kobaran api gairah yang telah membakar mereka.

"Sayang..terima kasih ya udah muasin aku" ujar Adrian sambil mencium bibir buliknya dari belakang.

Bulik Dasuki mendapatkan sensasi kebahagiaan setelah kenikmatan. Ini adalah hal yang sama sekali tidak pernah ia dapatkan dari suaminya. Ucapan penuh terima kasih dan sikap yang mesra setelah bercinta adalah hal baru yang semakin menghanyutkan perasaannya kepada keponakannya yang sekarang sudah resmi menjadi kekasih tabunya. Ia pun membalikkan tubuhnya dan memeluk Adrian, lalu memegang wajah Adrian dengan kedua telapak tangannya.

"Sama-sama sayang, terima kasih juga sudah memberikan aku hal-hal baru yang luar biasa. Jadikan ini rahasia kita berdua sayang, aku sayang kamu sekarang sebagai kekasihku, bukan sebagai keponakan ku."

"Mmmuaachh..mmmppphhh.."

Bulik Dasuki mencium dengan ganas setelah mengungkapkan perasaannya. Dan Adrian membalas ciuman itu dengan tidak kalah ganasnya. Sang Predator tersenyum puas tatkala berhasil menguasai mangsa yang telah lama diincarnya, baginya bulik Dasuki adalah mangsa yang sangat berharga karena ia sangat mengidamkan kenikmatan tubuhnya dan kepasrahan perasaannya.

The Predator eat her alive.
 
Jav Toys
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd