Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG - TAMAT Roro Inten

Apa yang diharapkan dari akhir kisah ini ?

  • Happy ending

    Votes: 272 77,3%
  • Sad ending

    Votes: 50 14,2%
  • Open ending

    Votes: 27 7,7%
  • Close ending

    Votes: 24 6,8%

  • Total voters
    352
  • Poll closed .
Salam jumpa kembali di forum resmi dari Mawar Sembilu The Series.

Sehubungan dengan permintaan dan masukan dari pihak produser dan kru film serta para aktor/aktris bahwa berkaitan dengan episode selanjutnya dari Serial Mawar Sembilu yang dipenuhi adegan dewasa maka penayangan akan dihentikan sementara di bulan ini.


Adegan Dewasa.

Jika memungkinkan serial ini mudah mudahan bisa dilanjutkan kembali pada bulan depan.

Informasi ini valid alias No Hoax langsung dari pihak studio.

Thread masih akan dibuka bilamana ada saran, celotehan๐Ÿ˜ ataupun pertanyaan mengenai serial ini sepanjang tidak terkait dengan kerahasiaan / inti / ending cerita menurut penilaian Tim Kreatif.

Demikian informasi yang bisa disampaikan. Terima kasih atas atensi para pemirsa setia Mawar Sembilu The Series.

Selamat menunaikan kewajiban bagi anda semua yang melaksanakannya.
Semoga tetap lancar dan senantiasa sehat bagi Anda semua ๐Ÿ™‚โœŒ๏ธ.

Patuhi protokol kesehatan dan jaga diri selalu:Peace::cendol:.

Best Regards:halo:
Wsh malam ini kayaknya update nih :nulis:
 
ุจูุณู’ู€ู€ู€ู€ู€ู€ู€ู€ู€ู€ู€ู€ู€ู€ู…ู ุงู„ู„ู‡ู ุงู„ุฑูŽู‘ุญู’ู…ูŽู†ู ุงู„ุฑูŽู‘ุญููŠู’ู€ู€ู€ู€ู€ู…

ุงู„ุณู‘ูŽู„ุงูŽู…ู ุนูŽู„ูŽูŠู’ูƒูู…ู’ ูˆูŽุฑูŽุญู’ู…ูŽุฉู ุงู„ู„ู‡ู ูˆูŽุจูŽุฑูŽูƒูŽุงุชูู‡
Kami sekeluarga mengucapkan
*Selamat Hari Raya Idul Fitri*
*1 Syawal 1442 H*

โ€Ž ุชูŽู‚ูŽุจูŽู‘ู„ูŽ ุงู„ู„ู‘ู‡ู ู…ูู†ูŽู‘ุง ูˆูŽ ู…ูู†ู’ูƒูู…ู’
โ€Ž ุตููŠูŽู…ูŽู†ูŽุง ูˆูŽ ุตููŠูŽู…ูŽูƒูู…ู’
โ€ŽูˆูŽุฌู’ุนูŽู„ู’ู†ูŽุง ุงู„ู„ู‘ู‡ู ู…ูู†ูŽ ุงู„ู’ุนูŽุงุฆูุฏููŠู† ูˆูŽุงู„ู’ููŽุงุฆูุฒููŠู†

_Taqabbalallahu_
_minna wa minkum_
_shiyamana wa shiyamakum_
_wa jaโ€™alanallahu_
_minal โ€˜aidin wal faizin_

*Mohon Maaf Lahir & Bathin๐Ÿ™๐Ÿฅฐ
_Keluarga besar Kenthir_
 
Roro Inten tampak termenung di atas ranjang tidurnya yang begitu cantik dengan desain vintage tradisional nan elok.

Dipan peraduan berbahan jati berukir indah plus kelambu sutra menjuntai indah seakan hendak menutup auratnya yang hanya tertutup sehelai kain tidur tipis menerawang.

Buah susunya yang sebesar pepaya menggantung indah dan kencang sangat menggoda. Putih mulus dengan dihiasi pentil hitam bak Ratna Mutu Manikam.

Rambut hitam lebat dan indah Roro jatuh berderai lembut dari keningnya menjelai hingga ke bokongnya yang besar, putih mulus dan bulat sampai menutupi bagian paling sensitif di bagian pangkal pahanya.

Sehelai kain cawet segitiga berbahan nylon warna ungu membungkus ketat bagian kewanitaannya yang paling intim itu.

Namun karena mungil dan tipisnya bukit venus dan jembutnya nampak menggunduk indah dan lebat hitam membelukar begitu menggoda dari balik kain cawet segitiganya.

Mata besar dan bening dengan bulu lentik itu sesekali mengerjap dan memejam menandakan sebuah gejolak perasaan yang seakan tengah menggelayuti relung hatinya.

Sementara bibir indahnya yang dihiasi selarik bulu samar menyerupai kumis tipis nan cantik menggoda itu sesekali membuka mengeluarkan desahan lirih.

Kedua tangannya yang putih mulus nan lembut menyandar di sudut peraduan dengan badan setengah telungkup serta kedua paha padat dan indah itu terlipat saling menindih.

Meski sudah menginjak usia 40 tahun nyatanya tidak membuat pesona Roro Inten makin berkurang malah sebaliknya semakin bertambah.

Berbeda dari kebanyakan orang, di usianya kini kecantikannya seolah baru merupakan sebuah awal.
Awal dari kematangan seksual seorang wanita yang dianugerahi kesempurnaan ragawi buah karya pilihan dari Sang Maha Pencipta.

Pesona luar biasa yang terpancar dari dirinya membuatnya menjadi semacam role model sekaligus lelucon satire di kalangan teman-temannya bahwa umur itu sejatinya hanyalah sebuah angka belaka...tidak lebih.
Namun sekali lagi hal itu seolah hanya berlaku pada sosoknya Roro Inten Ayu Dewi Rengganis.

Sama halnya di malam ini. Meski terlihat resah dan gelisah namun pesona paras keibuannya yang matang terlihat begitu ayu dan menawan.
Dengan posisi gesture tubuh indahnya yang begitu menggetarkan jiwa dijamin bakalan membuat semua kemaluan pria normal manapun di seluruh jagat pastilah tegak ngaceng maksimal seketika melihat kemolekan dirinya.

Seperti kejadian waktu Roro Inten diundang sebagai salah satu tamu kehormatan di sebuah acara amal yang diprakarsai oleh Pimpinan Kodim dan Polres setempat.

Seluruh mata lelaki termasuk para prajurit, polisi dan tamu undangan terkesiap menatap kagum akan keindahan sosok Sang Prameswari.

Kecantikan parasnya dan keindahan tubuh Roro terpancar begitu deras anggun memikat dari balik kain kebaya putih serta rok panjang abu-abu ketat yang kali ini dikombinasikan dengan sebuah hijab modis warna senada menutupi rambut indahnya.

Senyuman teramat manis yang begitu hangat terus terkembang di bibir tipis dan indah itu.
Gerak tingkah laku tubuh nan gendis luwes dan lembut sopan membuat semua pria yang hadir di situ panas dingin dibuatnya.

Tidak terkecuali sesosok pria tegap berpakaian seragam dinas lengkap ketentaraan yang sedari tadi tak bergeming terus memperhatikan Roro Inten.

Dua tanda bunga melati di pundaknya menandaskan dia memiliki pangkat keprajuritan sebagai perwira menengah berpangkat Letnan Kolonel di jajarannya.
Tentunya bukan prajurit militer biasa, setidaknya dia pasti seorang komandan pasukan.

Mata pria matang berusia sekitar 45 tahun itu menatap tak berkesip ke arah sang perempuan jelita yang berdiri tak jauh di hadapannya.

Pandang matanya tangkas cekatan menyoroti wajah si wanita yang begitu ayu putih mulus sangat menggoda dengan padanan hijab cantik di kepalanya.

Sorot tajam matanya terus turun menyusuri buah dada si wanita yang menonjol besar dan bulat terbungkus kebaya ketatnya.

Setelah puas "menikmati" sepasang gunung kembar yang membukit tersebut pandang matanya menukik ke bawah menuruni lereng pinggang yang meliuk indah, ramping dan singset itu.



Roro Inten dengan setelan kebaya plus hijab.

Terakhir, sorot mata sang prajurit berhenti di lekukan pinggul dan pantat si wanita yang montok, besar, bulat dan njentit (nungging) tanpa dibuat-buat dari rok abu-abu ketat yang modis nan menggoda.

Begitu merangsang, begitu memancing gelora birahinya sebagai pria yang lebih banyak bergaul dengan sesama jenis di barak komandonya hampir sepanjang waktu.

Beberapa kali ia mendesah sambil sesekali matanya mencuri pandang melihat sekeliling lalu bergegas membetulkan celana hijau khas tentara di selangkangannya yang mendadak terasa "begitu sesak".

"Ahh..." desis suara keluar dari bibir gelap sang punggawa negeri itu manakala sosok wanita "incarannya" yang semula berdiri tegak dengan kedua kakinya tiba-tiba merubah gaya berdirinya dengan menopang pada sebelah kaki kanannya.

Perubahan posisi ini memungkinkan rotasi penampakan sedikit betisnya yang panjang, putih dan indah sempurna bak seuntai batang padi yang matang berisi.

Disusul bongkahan pantat kanan kirinya yang bulat, montok dan kencang itu mengayun lembut bak bandulan jam lalu naik turun berlawanan layaknya sebuah timbangan.

Seketika memukul ego kejantanan sang letnan kolonel hingga jatuh tersungkur menyobek jiwa ksatrianya lalu memicu gelombang tsunami syahwat hingga menggetarkan jantung sang prajurit.

Tanpa ia sadari cairan kelaminnya keluar perlahan dari ujung penisnya yang telah menegang kaku sejak tadi dari balik celana dalamnya.

"Selamat siang Pak Dandim." Terdengar sapa seorang pria mendadak membuyarkan konsentrasinya.

Pria berpangkat Letnan Kolonel itu kontan menoleh ke arah asal suara.
Dilihatnya seorang pria rada pendek sedikit botak memakai seragam batik PNS telah berada di sebelahnya.

"Ouw selamat siang juga Pak Topan," sahut sang prajurit yang ternyata adalah Pak Dandim.
Pak Dandim berpangkat letnan kolonel itu tampak sedikit terkaget begitu melihat si penyapa yang bukan lain adalah Sekretaris Daerah Pemda Banyumili, Topan Irawan, SH,MM.

"Anda sepertinya tengah melamun Pak Bayu atau mungkin ada yang begitu menarik perhatian sampai anda hilang kewaspadaan.....hahahaha," kata tangan kanan kepercayaan Suryo Adipati itu sambil terkekeh lalu sigap memberi hormat.

Pak Dandim bernama lengkap Letkol (Inf) Bayu Wiramukti itu tampak hanya mengernyitkan dahi sembari tersenyum tipis menanggapi candaan Topan.

"Yah, begitulah Pak. Pria mana yang tak lengah bila ketemu wanita cantik. Apalagi bila sosoknya seperti beliau itu," kata Letkol Bayu sembari menoleh ke satu arah di sisi kanannya diikuti pandangan Topan Irawan.

"Ouwhโ€ฆ.!" Tidak saya sangka semua pejabat teras di Banyumili ternyata mengagumi orang yang sama...hahaha!" Kata Topan sembari tertawa lalu mengambil segelas kopi espresso di dekatnya.

"Maksud anda pripun Pak Topanโ€ฆ?" tanya Letkol Bayu keheranan (Bagaimana ?)

Topan tak segera menjawab hanya terlihat meneguk secangkir kopi yang berada di tangannya barang dua teguk lalu menyahuti pertanyaan Dandim yang berusia sebaya dengan Nyoto itu.

"Ibu Roro Inten Ayu Dewi Rengganisโ€ฆ.sungguh sosok perempuan istimewa yang tiada duanya. Dikagumi orang-orang penting seantero negeri. Mulai dari Pak Bupati, Pak Kapolres bahkan sekarang bertambah lagiโ€ฆ.Pak Dandim."
"Ckckckโ€ฆ.sungguh luar biasa."
"Beliau ternyata banyak penggemarnya. Seperti bunga tengah mekar di taman sari dan dikerumuni sekumpulan kumbang jantan yang hendak berebut madunya. Hahaha.."kata Sekda Topan kembali terkekeh.

"Pak Adipati juga Pakโ€ฆ?" Tanya Letkol Bayu penuh rasa penasaran tanpa mengacuhkan candaan Topan.

Topan hanya mengangguk sambil tersenyum lebar sebelum kemudian kedua pria itu memandangi sosok jelita nan mempesona di depan mereka.

"Pak Adipati di banyak kesempatan pribadi selalu mengatakan kekagumannya kepada Bu Roro Inten. Sepertinya beliau mulai terobsesi dengan perempuan itu."
"Entahlah, namun yang pasti Pak Nyoto sebagai suaminya takkan tenang memiliki istri secantik dia. Bukan begitu Pak Dandim ?" Tanya Sekda Topan kepada Bayu Wiramukti seolah meminta pendapatnya.

"Roro Inten tidak hanya cantik jasmaninya tapi sosoknya bagaikan Maharani yang mampu menyihir pria manapun untuk tunduk menuruti kemauannya."
"Bukan hanya gampang bikin ngaceng laki-laki yang melihatnya tapi juga mampu bikin semua pria rela mati untuknya. Hahhhโ€ฆ.seumur hidup baru kali ini saya bertemu wanita model begini."
"Suaminya sungguh beruntung bisa mempersunting perempuan semolek itu. Kalu aku jadi suaminya, takkan kubiarkan istriku keluyuran pergi seorang diri. Takutnya ada apa-apa," kata Bayu menyahuti pertanyaan Topan sambil kembali membetulkan selangkangannya.

Topan yang ikut memperhatikan tingkah prajurit senior itu hanya menggumam halus sambil mengusap-usap dagunya yang tak berbulu.

"Saya setuju Pak Dandim."
"Beliau memang bagaikan seorang dewi.
"Begitu aduhai, semlohai danโ€ฆ"
"Auuuww..ssshhh...!" Pekik kecil Topan nyaris berbarengan dengan Letkol Bayu yang mendelik takkala melihat jelas Roro Inten berjalan pelan bagaikan macan luwe menuju meja hidangan tak jauh dari kedua pria itu. (Lapar.red)

Untuk sesaat baik Sekda Topan maupun Letkol Bayu seolah dipaksa menahan napasnya.

Langkah kaki Roro Inten begitu anggun gemulai, melenggok dengan bokong yang agung, tenang menggeletar menggoncangkan iman dan mematik insting primitif para lelaki.

Ia bagaikan harimau betina yang sedang lapar mengincar mangsa.
Sepenuh jiwa, waspada, menyimpan rahasia yang tak terduga. Naluri sebagai perempuan menggerakkannya.

Wajah cantik dengan keelokan yang tak terkatakan, gunung kembarnya yang membukit bergolak laiknya ombak samudra disangga tulang punggung nan tegak meliuk indah.
Tatapan mata yang penuh berbinar dari kedalaman tak terpecahkan.
Tak ayal banyak laki-lakipun terjerat pesonanya.

Sebentar berjalan Roro Inten kemudian berhenti lalu dengan perlahan namun cekatan mengambil secangkir salad buah di atas meja lalu ditelannya dengan lembut satu persatu buah strawberry, melon, kiwi menyusup di balik bibir merah yang penuh dan kenyal itu.
Oh, terlihat begitu menggugah selera.

Ia tak menyadari puluhan pasang mata para pejantan tengah menatapnya nanar penuh nafsu seolah hendak menelanjanginya dan menerkamnya mentah - mentah.

"Perhatikan Pak Dandim, tetek Bu Roro Inten.
"Bulet dan lancipโ€ฆ.ahhh."
"Ditambah bokongnya itu....auuuww !
Besar dan montoknyaaa...namun begitu pas proporsinya.
"Kencang dan nunggingnya ituuuโ€ฆ.mantappp !
"Kayak salak raksasa kalu kata Iwan Fals dulu, ckckckck..." lirih kata PNS yang sebentar lagi bakal pensiun itu sambil tanpa sadar jemarinya mengusap-ngusap pantat cangkir bundar yang dibawanya.



Ilustrasi Posisi Berdiri Roro Inten

Mendengar Sekda Topan berceloteh Letkol Bayu Wiramukti hanya menggereng halus sambil menelan ludah beberapa kali

"Aku berani taruhan denganmu Pak Topan, Roro Inten tidak memakai celana dalam. Kalaupun pake, dia pasti cuma pake G-string untuk menutupi tempiknya"
"Hahhh...pengen sekali aku menelanjanginya lalu mendoggy-nya keras-keras dari belakangโ€ฆ" keluh Pak Dandim dengan memandang nanar ke pangkal paha nan ciut Roro Inten sambil mengusap bibir dengan lidahnya sendiri.

Sekda Topan terdiam lalu ikut menatap ke arah yang dilihat Letkol Bayu. Sebentar kemudian ia pun menggangguk pelan sambil matanya kini ikut memandang nanar menikmati indahnya belahan pantat besar Roro Inten yang bulat pejal begitu menggoda dari balik rok ketatnya.

Memang terlihat polos dan licin seolah-olah Roro Inten memang tidak mengenakan apa-apa di balik rok kain stretch yang sedikit tipis itu.



G-string yang dikenakan Roro Inten di Acara Amal.
(Anggapannya G-string dipakai hanya untuk dipadukan dengan lingerie, namun itu keliru. G-string sebenarnya fleksibel alias dapat dipakai saat memakai rok atau baju body-con asal tidak dipakai terlalu lama dan sering karena bisa menyebabkan iritasi bagi sebagian orang. Jadi ketika dipakai, rasanya nyaman lapang seperti tidak memakai apa-apa, namun miss v tetap aman. )

"Mata anda sangat awas Pak Dandim," ujar lirih Sekda Topan sesaat kemudian.

"Sayang, posisiku sebagai abdi negara dan hubungan baikku dengan Pak Nyoto membuatku terpaksa menahan diri. Kalu tidak...
"...mungkin aku bisa nekad merebut Roro Inten buat kukawini sekalipun harus menembak mati suaminyaโ€ฆ" desah Letkol tentara bertampang sangar itu.
Nada sang perwira terdengar galau dan pasrah seolah menyesali keadaannya.

"Ah...anda pasti bercanda Pak Dandim...Heheheโ€ฆ"kata Sekda Topan mendengar perkataan Letkol Bayu barusan.

"Saya seriusโ€ฆ!"
"...maaf Pak Topan, saya permisi dulu. Sudah ndak tahan mau ke belakangโ€ฆ" sahut Sang Dandim yang kemudian bergegas ke kamar kecil.

Sekda Topan terhenyak diam mendengar apa yang baru saja didengarnya sambil matanya sempat mengikuti sosok Sang Dandim sampai menghilang di balik pintu.
Ia seolah tak mempercayai ucapan itu keluar dari seorang prajurit utama.

Sejenak ia teringat sebuah kisah cerita masa silam yang telah melegenda di Bumi Nusantara. Cerita cinta Ken Arok dan Ken Dedes.

Demi cintanya yang membabi-buta serta hasratnya yang tak tertahankan untuk memiliki Ken Dedes yang adalah istri Akuwu Tumapel yaitu Tunggul Ametung.
Ken Arok yang saat itu adalah pengawal pribadinya tega sampai hati membunuh suami sah Ken Dedes sekaligus atasannya sendiri yaitu sang Akuwu. (sekarang - Camat. red)

Tak lama dari balik pintu toilet terdengar erangan samar sang perwira takkala dendam syahwatnya terhadap istri Nyoto itupun akhirnya terlampiaskan seiring cairan putih kental muncrat dari alat kelaminnya.

Sebentar kemudian Topan tampak menggumam sendirian.
"Setelah ini nanti aku mau mampir dulu ke rumah si Narti. Aku rak tahan pengin ngenthu wedokan kae. Kabeh goro-goro Bu Roro Inten....aaaahhh!" katanya sembari berlalu untuk sepulangnya mendatangi Sunarti.
Janda montok semlohai berusia 30an yang baru saja ia nikahi secara siri walau tanpa sepersetujuan istri tuanya.

---------
Kembali kepada Roro Inten yang tengah terbaring di peraduannya.

Wanita ayu itu nampak tengah berada dalam persimpangan batin halusnya yang begitu sensitif dan kian bergolak.
Matanya yang besar bening itu menatap sebaris pesan di WA messanger miliknya.

Diperhatikannya kata demi kata untaian kalimat yang tertera di layar hape dari seseorang yang amat dikasihinya, Nyoto sang suami tercinta sore hari tadi

("Nimas sayang, aku tidak jadi pulang hari ini karena agenda rapat dengan Bos Delta Mas Group lebih padat dari rencana semula dan dilanjut besok pagi. Kemungkinan besar siangnya baru aku otw ke Banyumili. Rencana dinner bareng anak-anak nanti kita atur lagi secepatnya begitu aku pulang.")

Selesai membacanya Roro Inten tampak mengibaskan rambut panjang indahnya dengan lembut hingga memperlihatkan pundak traju mas yang dimilikinya begitu mulus mempesona.

Gerak-geriknya seolah melambangkan kegundahan hati yang terombang-ambing bagai biduk di laut lepas tanpa jangkar tanpa dayung dipermainkan ombak silih berganti. Dan itu sudah berlangsung berhari - hari lamanya tanpa ada suatu titik terang adanya mercusuar sebagai tambatan akhir biduk kegelisahan hatinya.

Sungguh keadaan ini sebenarnya mulai menyiksanya. Namun ia berusaha tegar tabah dan berharap akan datangnya keajaiban menolongnya dari bilik kerisauan hatinya.

Sorot mata itu yang sebenarnya begitu indah dan bening terlihat nanar dan sayu. Beberapa kali ia mengerjapkan mata sambil mendesah lirih.

"Kangmas, semoga yang kau katakan benar adanya."
"Aku...aku...takut jika kau membohongiku kangmas...ssshh...hhhhโ€ฆ" tutur Roro pelan sekali dengan raut muka murung.

Dibukanya dengan perlahan laci pribadinya lalu terlihatlah sebuah cawet celana dalam model G String warna pink yang masih ia simpan rapi.
Cawet yang jelas sekali bukan kepunyaannya !
Cawet yang ia temukan di kamar peraduannya dan sang suami tercinta.

Ia ingat betul saat tak sengaja menemukan kain penutup kemaluan wanita itu takkala hendak membersihkan kamarnya. Tepat sehari setelah kedatangan Noor Anggraeni waktu itu.
Roro memang terbiasa merapikan kamarnya sendiri.

Hatinya seketika berdesir. Dadanya bergemuruh berdegup keras begitu mengetahui benda apa yang terlihat dan tergeletak begitu saja tersembunyi di sudut bawah kamarnya.
Benda itu kini berada dalam genggamannya.
"Ini...ini...celana siapaโ€ฆ?" Kenapa bisa ada di siniโ€ฆ?
"Bau..bau ini..?" lirih suara Roro Inten sambil sedikit mengendus lembut bau khas yang hinggap di hidung mancungnya.

"โ€ฆair mani โ€ฆ?!"

Sesaat Roro diam mematung sebelum kemudian raut wajahnya berubah panik dan memucat.
"Jangan jangan....Kangmass...!
"....Kangmas Pujo!โ€ฆ.
"...apakah kau yang berbuat iniโ€ฆ.?' Lalu...lalu...kenapa celana ini ada di siniโ€ฆ?" Apakah kangmas beron*ni tentang perempuan lain ?...atau...atau malahโ€ฆ.??" Ahhhโ€ฆ!!!
"...tidak mungkinโ€ฆ!!!..TIDAAAK..!!!! tidak mungkin kangmas sampai tega berbuat ituโ€ฆ.melakukan perbuatan keji di kamar iniโ€ฆ."
"Duh Gustiโ€ฆ.ampuni hambaaa...akkhhh!!!"
Pekik lirih Roro sambil terduduk di tepi ranjang dengan meremasi kepalanya sendiri berulang kali.

Ingatan yang mengguncang hatinya kala itu masih membekas kuat di benaknya.

Sebentar kemudian Roro bangun lalu berjalan ke depan cermin.
Gaun tidur tipis itu tak mampu menyembunyikan lekuk tubuh molek nan kencang dari sosok Sang Prameswari.

"Kangmas Pujo...aku, aku terlalu menyayangimu kangmas,"
lirih suara Roro sembari duduk di meja rias kaca pengilonnya sambil tangannya meraih foto meja bergambar dirinya bersama suaminya, Nyoto tengah tersenyum sembari saling memeluk.
"Akuu...akuuu tak bisa melakukan sebagaimana wanita lain yang curiga kepada suaminya, kangmasโ€ฆ"
"Akuuu...aku takut kau justru marah padaku kangmasโ€ฆ
"Roroo...Roro...sedih jika kau malah menyalahkan aku nantiโ€ฆ
"Duh Gustiku...maafkan kelemahan Roroโ€ฆ"
"Roro...Roro bingung sekali menghadapinya Gusti.
"Roro tidak tahu apa yang seharusnya aku lakukan supaya hatiku tenangโ€ฆ"
"Tapi...Roro juga ndak bakalan kuat kalu harus menyimpannya lagi terlalu lama."
"Duh Gusti, apa yang harus kuperbuat supaya Kangmas tahu apa yang tersimpan di hati Roro.....Hik hik hik.."
Suara isak tangis Roro pun terdengar lirih. Pundaknya yang putih mulus dan melengkung indah itu sesaat terlihat berguncang seiring air matanya mengalir dari ujung kelopak nan lentik itu.

Untuk beberapa lama Roro terisak dalam pilu seakan berusaha mengeluarkan kegundahan hati yang telah berhari-hari ia pendam membebani perasaannya.

Sesaat setelah merasa lebih tenang lambat laun ia teringat pesan Alm. ayahnya di kala memberi wejangan pada saat akad pernikahan dirinya bersama Sunyoto Pujo Satmoko, lelaki lajang pilihan hatinya yang kini menjadi suaminya waktu itu.
โ€ฆโ€ฆโ€ฆ.
{ "Nduk, anakku...Roro Inten Ayu Dewi Rengganisโ€ฆ"
"Hari ini adalah hari yang sangat membahagiakan buatmu Nduk...juga buat Romo."
"Dirimu yang dulu Romo asuh bersama ibumu semenjak dalam buaian sekarang sudah mampu mandiri mengambil sebuah keputusan penting dalam hidupmu."
"Pernikahan adalah sebuah momentum pendewasaan diri. Arena unjuk rasa saling asah, saling asuh dan saling asih antara engkau kepada suamimu pun sebaliknya suamimu terhadapmu sebagai istrinya.
"Sebuah gelanggang pembelajaran tanpa henti melatih kepekaan diri serta emosi untuk saling bertoleransi satu sama lain."
"Roro, anakkuโ€ฆ."
"Lelaki memang diberikan derajat setingkat di atas wanita karena lelaki mendapat mandat atau tanggung jawab sebagai pemberi nafkah...sebagai kepala keluarga... pemimpin rumah tangga."
"Sebagai pemimpin sebuah keluarga lelaki memang ditakdirkan memiliki kelebihan dibanding wanita dalam beberapa hal." "Namun kelebihan ini bukan untuk berlaku semena-mena kepada sang istri.'
'Kelebihan ini bukannya tanpa kekurangan. Di sinilah peran wanita sebagai istri pendamping hidup."
'Hal inilah menjadi pilar, sebagai pegangan untuk menjaga keutuhan dan keterikatan batin dan emosional yang telah terjalin murni.'
"Keduanya harus saling mengisi saling mengikat batin dalam keseimbangan rasa, karsa dan jiwa."
"Tidak boleh sang lelaki memperlakukan sang istri sekehendak hati tanpa memperdulikan perasaan sang istri. Mendominasi untuk menindas sang istriโ€ฆ"
"...tidak bolehโ€ฆ!"
"Pun demikian sang istri tidak serta merta memanfaatkan tanggung jawab yang dibebankan kepada sang suami untuk menuruti nafsu keinginannya semata tanpa melihat kemampuan sang suami."
โ€ฆ...
"Roro Inten, anakku."
"Suami istri itu layaknya sebuah pakaian."
"Keduanya saling menutupi kelemahan ataupun kejelekan masing-masing dan.. dalam saat yang bersamaan saling mengangkat kelebihan masing-masing tentunya dalam batas-batas kewajaran."
"Sang suami berhias untuk istrinya dan juga sebaliknya sang istripun berhias pula kepada suaminya."
"Tidak bisa satu sama lain mengedepankan diri sendiri karena bukan itu tujuan pria dan wanita mengikat diri dalam sebuah lembaga perkawinan."
"Pernikahan adalah ikatan antar dua insan berbeda jenis untuk saling mengerti saling menyadari saling memberi dan saling mengupayakan secara matang dan dewasa demi kebahagiaan bersama-sama sebagai sebuah bentuk perwujudan rasa syukur dan bekti kita kepada Sang Maha Pengasih."
"Pernikahan adalah sebuah perjalanan panjang akan pembelajaran makna sebuah kehidupan yang tanpa akhir tanpa jeda dan terus menerus."
"Seperti kata pepatah pernikahan bagaikan mengarungi lautan dalam sebuah biduk atau bahtera bernama rumah tangga atau keluarga."
"Kadang pasang surut kadang lembut menenangkan dan di lain kesempatan penuh gejolak tertiup angin kencang bahkan badai."
"Disinilah dibutuhkan laku istri sebagai awak kapal atau navigator sebagai penyeimbang membantu suami sebagai kapten atau nakhoda memberikan tuntunan. Memberi petunjuk sekaligus mengingatkan suami agar tetap pada jalur yang disepakati bersama. Arah yang menuju ke satu tujuan akhir yaitu kebahagiaan bersama hingga sampai di ujung waktuโ€ฆ"
"...yaitu mewujudnya sebuah keluarga yang rukun, bahagia dan penuh rahmat dalam cungkup ridlo Gusti Pangeran Kang Moho Welas Asih."
โ€ฆ..
"Roro...anakkuโ€ฆ"
"Ibumu telah lama meninggalkan kita saat melahirkanmu."
"Romo yakin ibumu pasti bahagia di sana melihat engkau hari ini. Romo hanya mampu memberi sangu berupa doa dan nasehat." (Bekal.red)
"Semoga engkau bisa meresapinya anakku sayang. Semoga engkau memperoleh kebahagiaan yang kau dambakan sebagaimana yang Romo dan almh Ibumu inginkan.." tutup lelaki tua itu sembari mengecup lembut penuh keharuan di kepala anak perempuan tunggal kesayangannya itu.

Selang hanya berjarak 2 hari kemudian beliau mendadak wafat dengan tenang di tempat tidurnya selepas menunaikan sembahyang }

------------

Setelah semua memoar itu berlalu dari benaknya Roro Inten pun mengusap pipi ranumnya yang basah.
Ucapan romonya yang seolah masih terngiang di telinganya meski telah 20 tahun berlalu itu seolah menyadarkannya.

Raut mukanya yang semula sendu dan memucat perlahan berubah memerah dan terlihat cerah.
Sebentar kemudian terdengar suara lirih bergetar dari bibir tipis itu.

"Kanjeng Romoโ€ฆ"
"Terima kasih telah mengingatkan Roro."
"Dalem tidak boleh membiarkan kangmas Pujo terlena dan hilang kendali. (Saya.red)
"Roro tidak boleh lemah dan berpangku tangan menyerah pada keadaan."
"Seperti nasehat Romo, Roro akan mencari waktu yang tepat untuk membicarakan semuanya ini kepada Kangmas Pujo supaya tidak muncul prasangka dan masalah yang lebih pelik lagi di kemudian hari."
"Duh Gusti, kuatkan hati hamba...lapangkanlah dada hamba untuk menerima semuanya dengan ikhlas.."
"Duh Gusti, berkatilah kami sekeluarga dalam bimbinganMu. Lindungilah keluargaku dari siapapun yang hendak berlaku jahat.
"Hanya kepadaMu, Gusti...hamba berserah diriโ€ฆ" kata Roro Inten sambil menengadah lalu mengusap lembut wajahnya.

Sejenak setelah menarik nafas dalam - dalam seakan hendak menguatkan batinnya Roro berusaha melepas senyum di depan kaca pengilonnya meski terasa berat.

Tanpa terasa waktu sudah mendekati pukul 11 malam.

Sejenak setelah ia kembali merebahkan tubuhnya di kasur pembaringan desahan halus serta merta keluar dari bibir indah itu.

"โ€ฆ..Noorโ€ฆNoor...Noor Anggraeni.
..benarkah engkau..?"
โ€ฆ.benarkah dia yang Kangmas maksudkan...?"...haahhh."
katanya lirih sebelum kemudian memejamkan matanya mencoba melenyapkan kecemasan yang masih menghantui benaknya.

Sementara di luar sana suara jangkrik genggong dan kodok ngorek yang sempat santer terdengar perlahan terdiam dalam senyap bersamaan kelopak cantik itu terpejam.

Dengus nafasnya yang terdengar halus seolah mengiringi sabda Hyang Agung melingkupi segenap titahnya di seantero bumi dalam pekat kehampaan memeluk kalbu keheningan.

Hening....

Seebuah bahasa metafisik nan agung yang hanya dimengerti oleh mereka yang menyendiri dalam ketidakberdayaan.
Sebagaimana ungkapan dari para pujangga.
-Terkadang, hening adalah cara seseorang mengungkapkan rasa sakit.
-Kadang ada perih yang tak sempat dicatat. Kadang pengorbanan membeku di sudut hening cerita.
-Karena keheningan adalah cara berbicara dengan diri sendiri.
-Terkadang diam adalah teriakan paling keras yang menembus keheningan.
-Hujan jatuh seharian. Di tangan sepi, malam hanya semacam kecemasan yang berjalan dari rindu ke rindu.
-Hening adalah satu-satunya tempat ternyamanku, di mana segala yang aku pendam bebas berteriak.
-Dalam keheningan dan harapan, akan muncul kekuatan.
-Terkadang lebih baik tidak mengatakan apa-apa dan biarkan keheningan yang menjawabnya.
-Hening adalah argumen yang disampaikan dengan cara lain.
-Terkadang keheningan merupakan jawaban terbaik.
-Keheningan bukan sesuatu yang kosong. Ia penuh dengan jawaban.
-Malam yang sunyi adalah guru yang baik untuk mengajarkan tentang berbicara pada diri sendiri.
-Keheningan adalah teman sejati yang tidak akan pernah berkhianat.
-Jika kau merasa sepi, itulah saat yang tepat untuk lebih dekat kepada-Nya dalam keheningan batin.

Sepertinya Roro Inten sudah menemukan titik terang akan kegelisahan hatinya.
Namun apakah titik terang itu merupakan jalan keluar menuju ujung gua labirin kegalauan hatinya seperti dan semudah yang ia bayangkanโ€ฆ?

=========

Sementara di malam yang sama di Paseban Ageng Banyumili yang dirundung mendung gelap di atas awan.

Tanpa terasa waktu telah menunjukkan seperempat jam lewat dari pukul 00 tengah malam.

Beberapa kali terlihat kilat menerangi mega mendung di atas langit gelap Paseban Ageng diiringi suara guruh yang berkejaran dan santer kedengaran.

Angin malam bertiup makin kencang dan dingin membuat suasana Paseban Ageng seolah sunyi tanpa terlihat kehidupan sedikitpun.

Rintik hujan sedikit demi sedikit mulai turun dari langit membasahi rerumputan dan pepohonan di halaman Taman Paseban yang sepertinya hanya tinggal menunggu waktu hujan turun dengan derasnya.

Di sebuah ruangan tersembunyi yang masih terletak di dalam kompleks Paseban Ageng terlihat satu sosok lelaki berada di dalamnya.

Ruangan itu sungguh tak biasa karena terletak di bawah tanah menyerupai sebuah gua yang tak seberapa luas.



Gua Bawah Tanah Paseban Ageng

Dindingnya bukan terbuat dari bata dan semen melainkan lempengan batu kapur atau gamping yang terkikis selama beribu tahun.

Beberapa formasi bebatuan di gua bawah tanah itu membentuk susunan stalakmit yang unik dan menakjubkan. Terlihat begitu keras kokoh dengan bercak-bercak kehijauan menyerupai lumut hampir di semua sisi bagiannya.

Anehnya meski berada di bawah tanah dan terlihat pengap namun geliat lidah api yang bersumber pada sentir atau lampu minyak sederhana menempel pada dinding gua memperlihatkan adanya arus angin yang berhembus dengan lembut dan sejuk hingga ke dalam.

Hawa dingin seiring angin yang terus bertiup semilir di dalam ruangan gua nyatanya tidak mempengaruhi sosok pria yang duduk bersila membelakangi.

Sosok pria dengan punggungnya yang terlihat terbuka itu kepalanya terbungkus oleh sebuah kulup kain tradisional.
Bayangannya memantul ke dinding gua oleh geliat api sentir yang melekat di tepian.

Mata lelaki berkulup itu terpejam erat dengan kedua tangannya yang kokoh dan kekar bersedekap di depan dada telanjangnya yang bidang berotot.

Tulang wajahnya yang mengotak dengan garis keriput nampak terlihat di beberapa bagian wajahnya kian mengesankan sosok yang keras dan angkuh.

Janggut atau dagu lonjongnya dengan tulang pipi menonjol cekung memperlihatkan sosok yang tidak asing.
Yah, pria itu bukan lain adalah...Sang Bupati Banyumili, Suryo Adipati.

Sementara di bagian bawahnya ternyata Suryo Adipati tidak mengenakan apa-apa alias telanjang bulat.
Hanya secarik kain lusuh menutupi selangkangannya.

Adipati nampak duduk bersila tak bergeming menghadap sebuah dolmen atau meja batu gunung yang disusun menyerupai altar dengan tiang batu atau menhir menyangga kaki-kakinya.

Di atasnya sejumlah nampan dan periuk yang di dalamnya terdapat aneka rupa kembang setaman berjejal dengan bunga kantil putih sebagai ornamen utamanya.
Bau wangi kantil menyeruak begitu kuat seiring tiupan angin merasuk ke dalam ruangan menyerupai gua itu.

Bibirnya yang lebar, kasar dan gelap nampak berkomat-kamit disusul beberapa kali gerakan tangannya yang bersedekap naik turun berkali-kali.

Sebentar kemudian kedua tangannya yang semula bersedekap turun ke bawah.

Tangan itu kemudian naik kembali bersamaan tarikan nafasnya lalu berikutnya menyatu di depan dada.

Bau kemenyan dan dupa yang bercampur dengan wangi kantil menciptakan nuansa aromatik yang mistis sekaligus merangsang.

Namun dari penampakan yang terlihat di atas altar ada satu yang paling mencolok dan membuat siapapun yang melihatnya merasa takjub.

Sebuah benda laiknya sebuah keris berlekuk tujuh dengan ujungnya yang lancip tampak menjulang tegak berdiri kaku tanpa penyangga.
Keris itu seakan melayang !
Batangnya yang terbuat dari semacam logam tempa khusus itu terlihat memancarkan sinar kemerahan dan menyala dalam remang gua.

Untaian kalung yang terbuat dari bunga kantil terlihat melingkari gagang keris itu hingga menyentuh lantai altar.

Hawa panas yang keluar dari raga keris bercampur hawa dingin menusuk dari luar serta wewangian di dalam gua menciptakan kombinasi hawa misterius yang anehnya begitu kuat memancing nafsu birahi.

"Hoossshhhhโ€ฆ.hahhhhโ€ฆ.!!"

Beberapa lama kemudian bersamaan desahan keluar dari bibir gelap Adipati keris itu perlahan melayang ke udara setinggi satu jengkal dari lantai altar !

Sinarnya semakin terang di susul kemudian tiba-tiba selarik kilatan sinar merah melesat dari ujung keris menembus langit-langit gua.

Begitu berada di udara bebas sinar itu mengumpul membentuk bola bersinar sebesar bola tenis lalu melesat cepat ke atas langit menembus pekatnya malam menuju arah Banyumili Wetan ! (timur.red)

Kilatan petir menggores langit disusul suara guruh menggelegar mengiringi kepergian bola cahaya misterius itu.
Dan benar saja, sebentar kemudian hujan pun turun dengan lebatnya tanpa bisa ditahan lagi.

Setengah jam berlalu hujan masih turun dengan derasnya disertai gemuruh guntur dan sesekali kilatan halilintar menambah enggan suasana malam.

Di waktu yang bersamaan di lereng Bukit Alastua. Seorang lelaki juga tampak bersemedi dalam posisi bersila di sebuah gua.

Badannya yang kekar dan kokoh tergambar jelas membentuk dari kaos tipis yang dikenakannya.
Matanya terpejam dengan nafasnya naik turun dengan lembut tenang teratur meski suara gemuruh halilintar berulang kali masuk sampai ke dalam gua.

Hujan deras rupanya juga mengguyur kawasan perbukitan itu yang letaknya lumayan jauh dari Banyumili sekitar 1,5 jam perjalanan darat.

Beberapa kali kedua tangannya yang kokoh itu melakukan gerakan membentuk sebuah pola tertentu.

Gerakan itu terlihat lembut namun sebenarnya penuh tenaga sakti yang kemudian diakhiri dengan kedua tangan sang lelaki terpentang di keningnya masing-masing kanan dan kirinya.



Ilustrasi Gerakan Akhir

Ruas ibu jari, jadi manis dan kelingking terlipat sedangkan ujung jari telunjuk dan jari tengah membuka ke muka menempel di pelipis wajahnya yang beralis tebal itu.
Nafasnya semakin cepat lalu diikuti sepasang mata yang semula terpejam mendadak terbuka diikuti suara geraman halus dari mulutnya.

"Hahhhโ€ฆ!"

Anehnya kedua mata yang telah terbuka itu semuanya berwarna kelabu dan seperti memancarkan kilatan samar !

Di tempat lain hujan juga turun dengan derasnya Desa Karang Sari, Banyumili Wetan termasuk rumah Istana Kebahagiaan milik Sunyoto Pujo Satmoko.

Hujan lebat yang turun tercurah bak ditumpahkan dari atas langit.
Mengeluarkan suara berderak di atas genting atap rumah Nyoto hingga terdengar samar sampai ke dalam.

Suara gemuruh guntur sambung menyambung seolah tanpa henti berkejaran dengan sambaran kilat meninggalkan rona menggetarkan di awan gelap.

Angin dingin yang berhembus kencang mengiringi hujan lebat malam ini terasa begitu kuat.
Masuk hingga menerobos ke dalam kamar pribadi sang tuan rumah dari arah beranda belakang sampai mengenai tirai kelambu ranjang perkawinan Nyoto dan Roro Inten.

Kuatnya tiupan angin membuat tirai berbahan sutra warna putih itu tersibak hingga berkibar-kibar dan memperlihatkan pemandangan yang begitu luar biasa di atas ranjang perkawinan Nyoto dan Roro Inten.



Ranjang perkawinan Nyoto - Roro Inten

Pemandangan luar biasa menakjubkan dan sangat menggetarkan relung kejantanan kaum adam yang beruntung berkesempatan menyaksikan sendiri "pertunjukan" langka nan eksotis ini.

Di atas ranjang peraduan itu terlihatlah sosok indah Roro Inten tampak menggeliat-geliat dan menggelinjang tanpa henti bagaikan cacing kepanasan tanpa sehelai benangpun menutupi tubuh telanjangnya !

Entah sejak kapan kain lingerie dan cawet celana dalamnya tanggal dari badannya dan tergolek begitu saja di lantai.

Tubuh telanjang Roro Inten yang tanpa sehelai benang itu begitu indah menakjubkan seolah telah mencapai puncak kesempurnaan dan kematangan ragawi yang bisa dicapai oleh seorang wanita di dunia.

Rambutnya yang panjang dan lebat indah hingga menjela pinggul nampak tersibak tak beraturan.
Buah dadanya yang besar dan kencang sebesar pepaya memantul berulangkali laksana bola bekel.

Pinggul dan pantat putih montoknya mengelejat terangkat naik turun lalu bergoyang ke kiri ke kanan dengan liar. Bersamaan sepasang paha padat dan mulus berikut kaki jenjangnya nan indah menggelinjang kian kemari.

Erangan dan rintihan seolah tanpa henti keluar dari bibir basah memikat yang tampak membuka dengan sepasang mata berbulu lentik itu terpejam-pejam.
.....
"Ooohhh!...kenthuuu..!
....
"Aaahhh!..kenthuuu..!!"
....
"Oohhh...aaahh...kenthuuu...kenthu terusss kangmasssโ€ฆaauuwww!"
"...kenthuuhh akuuu..!!
.....
Ooouuggh..! Kenthu..kenthu..kenthuuuh tempikkuuโ€ฆkangmasss...!!!
....
"Auughhโ€ฆ.nikmaaat ! nikmat sekaliih kontolmuu Kangmasssโ€ฆ!!"
....
"Aaahh..aaahh...kontol....kontoolmuu !"
"Mentokin kontolmuu....mentokin kangmass..!"
.....
"Masukkan kontoolmuu dalam-dalam kangmasโ€ฆ.!!"
"...mentoookin..!! mentookkk ke dalamm lianng peranakankuhhh..โ€ฆ!!
....
"Ooohhh..!!" Kangmasss..!!

.....
"Peliii..!!!!
.....
"Pelimuuu ennnaaakkk kangmassโ€ฆooohhhh...!!"
"Pelimuu keraasss sekaliii kangmassโ€ฆ.sshhh...aaahhhh!!!!!"
"...dalammm sekalii...aaahhh.!!..

......
".... pelimuu mentoook..!!!"

Seiring rintihan kenikmatan keluar dari bibir ranum itu kedua tangannya yang lembut terus seolah tanpa henti menggerayangi sekujur tubuh mulusnya sendiri.
Mengusap dan menggesek-gesek lehernya, bahu, dada, paha, bokong dan celah silitnya silih berganti.

Selang kemudian bibirnya mulai menjilati jari jemarinya sendiri penuh nafsu seakan menjilati batang kontol suaminya.
Jari-jari nan cantik itu kemudian beralih mengarah ke bongkahan susunya yang begitu pejal dan bulat menggoda.

Nyuuut...nyuut..nyuuut..!!!

Digenggamnya susu montok dan sekal itu lalu diremasnya pelan makin lama makin keras.
Disertai kemudian puntiran ringan ke arah pentil susunya yang hitam mengacung keras bagai mutiara ajaib dari seberang.

"Ooohhh...jilaaat...kulummm pentilku..!! ...iseep...iseeppp putingkuuh...Kangmas ssโ€ฆ.aaauhhh !!"
rintih Roro Inten yang kini kedua jemari tangannya berbagi tugas.

Jemari kanan menggosok dan meremasi kedua bongkah susunya sedangkan jemari kirinya mulai mencolek dan menggesek-gesek lubang kawinnya.
Liang sempit nan cantik itu terlihat perlahan mulai merekah indah dan nampak makin basah berlendir mengeluarkan banyak cairan kentalnya pertanda gairah seksualnya telah membumbung tinggi.

Lubang memek berjembut milik Roro Inten ternyata begitu cantiknya.
Merah mekar bersemu seindah kelopak mawar di musim semi yang jelas terlihat seiring kedua paha padat nan putih itu mengangkang lebar.

Lendir kawinnya terus saja mengalir berbarengan kacang itilnya mencuat cantik kemerahan dari lipatan daging nikmat yang terlihat kembang kempis amat menggoda.
.....
"Kangmasssโ€ฆ!
....
"Genjooot kontolmuuh...aaauuwwhh!!...
...
"Ooohh...aaahhh...genjoootโ€ฆ!
"Genjoot tempikkuu kangmass..ohhhh!"

"Kenthuu akuuu kangmass..!!"
.....
"Kenthuuu tempikkuuu..!!!" Kenthuuu yangg kerasssโ€ฆ! Ooohh...ooohhhโ€ฆ!!
........
"โ€ฆ.akuu pengenhh mbookk kenthuuhh ter.***sss...aaahhhhh..!!
.....
"Kangmass.pujooo !!!"
.......
"...aaahhhh...!! enaakknyaa dikenthuu..!!!" "...enaakk-ee ngenthuu karo kontoolmuu Kangmassss....Aaauuwwwhhโ€ฆ!!!"

.....
Rintih Roro Inten terus saja santer bergelora sambil jemari kedua tangannya tiada henti bergantian meremasi susu dan menusuk-nusuk lubang alat vitalnya sementara kedua pahanya terkangkang-kangkang.

Kulit langsat nan mulus Roro tampak indah berkilat karena peluh yang keluar dari pori-porinya.
Sungguh cantik dan amat menggairahkan Roro Inten dalam keadaannya saat ini.
Begitu amat sangat memabukkan lelaki manapun yang melihatnya saat ini sekalipun dia seorang bocah remaja bahkan sampai dengan tua bangka.

Roro Inten terus mengerang dan menggeliat-geliat bagaikan perempuan yang tengah bersenggama padahal tak ada siapapun di ranjang itu kecuali dirinya.

Sungguh anehโ€ฆ!!???​
โ€ฆ..

Menit demi menit berjalan. Sudah hampir 1 jam berlalu semenjak Roro bertingkah laku aneh seperti itu.

Jauh di gua rahasia Paseban Ageng, Suryo Adipati tampak merentangkan kedua tangannya yang mengepal meremasi kedua lututnya sendiri dengan wajah menengadah ke atas

Matanya terpejam dan seperti halnya Roro Inten...dari bibir gelap dan kasar itu keluar erangan dan geraman nikmat layaknya lelaki yang tengah menikmati lezatnya madu persetubuhan.
.....
"Oooohh..!.aahhh..!" Roro Intennnn... nikmaaatnya...nikmaaatnya jepitannnn tempikmuu..!! aaauuwwwโ€ฆ!
......
"Aaahhhh....tempikmuuโ€ฆ.Rengganisss..!!
Tempikkmuuu..!!...
menjepit-jepit peliikuu...aauuwww...!!!
"meremas-remas kontolkuu..aaaahhh..!!

.........
"Aauuwwwhhโ€ฆ!.
"...ennnaaakk tempikmuuโ€ฆ.Rorooo Inteen !!
"..nikmaaat memekmuu..Rengganiss..!!"

......
"Oohhhโ€ฆ.Vaginaaaa !!!
...vaginamuu berdenyuut-denyuut...!!!
"Augghh..tempikmuu rapeet...pereeet..
kesseet...leegiiit...!!! Nikmaaat....!!! ......Aaauughhhhโ€ฆ!!!!!"

.......
"Akuuu...akuu..pen..ngeenn...mejuuuh ninggg...vaginamuuu...Rengganisshโ€ฆ!!!"
....
"Aakkuuu...peng..ennnโ€ฆ.mejuuuh...ninggtempiikkkmuuu...wooonggg aayyyuuu...aaakhhhh.....ooohhh...!!!!"


Erangan Adipati makin keras seiring sekujur badannya bergetar menahan letupan nafsu yang kian membuncah.

Kain lusuh yang semula membungkus pangkal pahanya sudah tersibak tak mampu menahan sesuatu yang luar biasa menjulang dahsyat dari selangkangan Adipati.
Yah...batang lingga kejantanannya telah memasuki fase ereksi dengan begitu dahsyat.

Mengacung kaku tegak ngaceng muncul dari belukar jembut di selangkangan Suryo Adipati sampai nyaris menempel di pusarnya sekokoh kayu jati.

Bonggol kontol itu begitu besar dan panjang mencapai hampir 20 cm dengan diameter 7 cm. Sungguh luar biasa besar untuk ukuran pria lokal.

Kontol kekar itu dipenuhi urat keras menonjol menyelubungi batangnya yang liat namun kokoh membuatnya tetap lentur mengangguk-angguk dengan gagahnya.
Penuh wibawa serasi dengan badannya yang tinggi kekar.

Dari ujung lubang kontolnya keluar cairan madzi dan terus tanpa henti mengalir hingga ke sela-sela kantong pelirnya yang menggantung besar.

Erangannya semakin keras manakala badannya mendadak terlonjak-lonjak diiiringi suara teriakan kenikmatan keluar dari mulutnya yang menganga lebar.
Disusul suara keras menggeramnya laksana harimau menerkam mangsa.

Sementara wajah Adipati yang sebelumnya terlihat gagah perkasa nampak pucat dan menegang dengan mata membelalak-belalak di hantam badai kenikmatan.

"AKKHHHHH..!!
"Akuu mauuu...kellluaar...!!!
"...akkuuu...oraaaa tahhannn laaggii...!!!

......
"OOOOOHHHHHโ€ฆ.!!!
"..nikmatnya tempiikmu Reng-ganiiss..!!
"...ennnaaakkk memekkkmuuโ€ฆ!! "Memeeekkโ€ฆ!! Ooohhh...memeeekkโ€ฆ.!!!!

........
"Akkuuu areepp mejjuuuhh ninggg memekmuu...Rengganiss...
"Akuu areep ngecroott ninggg tempikkmuuu Renggannnissssโ€ฆ!!!"

........
"Akkuhhh...areepp...nabur benihkuu ning rahimmuu Rengganisshh...ookkhhh.!!!
....
"Tak buahi telurmuuโ€ฆRengganiisss..!!"
.....
"Meteng-ngooo...Rengganiisss...!! "Meteng-ngoo.....Sekaar Mirraahhh..!!!!"
.......
"Jadilaaahhh ibu dari anakkk-anaakkuuโ€ฆRorooo Inteeen!!!!
......

Bersamaan kalimat terakhirnya, Adipati yang semula bersila tiba-tiba terlentang ke belakang dengan kaki terkangkang lebar-lebar serta tubuh telanjangnya mengejang-ngejang.
Tubuhnya seakan tak mampu menahan desakan air mani yang kian mengikis tanggul keperkasaannya yang melegenda.

"Aaakhhh...!!!
"Akkuu...takk tahannn laggiihโ€ฆ
Sekaarrr...Miirraahhhhโ€ฆ!!!!"
"...aakkuuu oraa kuaaat..Rengganisssh !!

......
"..akkkuuu arreepp mmetttuuuu ning tempikmuuu dewikuuu..sayaanggkuu..!!
.......
"Ooogghhh...RENGGANISSSHHHH..!!!...
.........
"...AAAKKUUUUโ€ฆโ€ฆ!!!!!

(...dalam jarak sepersekian detik sorot wajah gagah Adipati yang pucat pasi dengan mata membelalak mulut menganga lebar terpekik keras manakala tanggul air maninya akhirnya jebol juga di ujung penantiannya...)

".....MMMEJUUUHHHH..!!!!!!

...Crootโ€ฆ"Sekaarrr Miirraahhhh...!!!!!"

...Crootโ€ฆ"NIKMAAAAAT tempikmuu..!"

...Crootโ€ฆ"Sekaarrr Miiraaahhh..!!!!"

...Crocootโ€ฆ"ENNAAKKK nonokmuu!!"

...Croot..."Rengganissshhhhh..!!!"

....Crootโ€ฆ"Meejjuuuhh...!!!!"

....Crootโ€ฆ "Aaakkhhhโ€ฆ!!!

...Crocootโ€ฆ"Mmeejuuuuhh..!!

...Crootโ€ฆ"laggiiiiii !!!!

....Crocootโ€ฆ."Aauugghh!!!...Crot...croootโ€ฆlagggiiihh...!!!...Crotโ€ฆ"Aaaakkhhโ€ฆ!! ....Crootโ€ฆ!!!


Pekik dahsyat keluar dari mulut Suryo Adipati begitu mencapai puncak kenikmatan bersamaan bokong kekarnya mengejat tinggi ke atas berkali-kali dengan pahanya terkangkang-kangkang.

Wajahnya begitu pucat bagai tak berdarah dengan mengeluarkan lolongan histeris begitu menohok gendang telinga seiring semburan cairan mani putih nan kentalnya seketika muncrat memancut begitu teramat nikmat dari ujung batang kemaluannya yang perkasa.

Tubuh Adipati mengejang kuat berkali-kali tak kuasa menahan guncangan gempa nikmat ejakulasi di angka 9 pada skala Richter seiring air mani kejantanannya memancut muncrat begitu massive ke atas keluar dari lubang kencing di ujung kontolnya yang lebar mengangga.
Sekali..dua kali...tiga kaliโ€ฆ...sepuluh kali...lima belasss..!!!

Sungguh menakjubkanโ€ฆ!!!

"Aaaakkkkhhhโ€ฆ.!!!!..Nikmaaaatโ€ฆ!!!" CROOT..!!!
Kembali pekik histeris Suryo Adipati terdengar keras tak kuasa menahan nikmatnya berejakulasi.
CROOT..!!!!
Saking kuat pancutan mani kental dari lubang kepundan kontolnya seakan mampu melawan gravitasi bumi hingga sempat terlontar setinggi semeter lebih lalu jatuh kembali ke tanah.

"Aaaooghhhโ€ฆ.!!!...Ennnaaaakkkkโ€ฆ!!!!"

Orang biasa tidak lebih dari lima kali pancutan saat mencapai klimaks tapi Suryo Adipati bahkan sampai belasan kali dengan volume air mani konstan begitu banyak dan kental hingga tetes akhir.
Mengagumkanโ€ฆ!!

Tak terbayangkan bagaimana rasa nikmat yang ia rasakan saat memancut begitu banyaknya membuat banyak pria pasti iri dengan kelebihannya.

Teriakannya begitu histeris dan menggetarkan bagi siapapun yang mendengarnya.
Orang pasti takkan percaya suara histeris itu bisa keluar dari mulut pria yang begitu dihormati dan disegani banyak orang di Banyumili.
Orang nomer satu di Banyumili, Suryo Adipati.
-----
Tubuh kukuh berisi yang baru saja berhasil melewati singgasana syahwat itu masih saja terlentang di lantai batu nan dingin sambil sesekali mengejang dan mengejat - ngejat halus seolah berusaha menghabiskan sisa-sisa pancutan air maninya yang masih tertinggal di kantong pelirnya.

Seiring desahannya terdengar perlahan maka nuansa kenikmatan surgawi itupun perlahan sirna.
Sungguh sebuah rasa nikmat yang tak pernah ia rasakan sebelumnya. Rasa nikmat yang lain dari yang lain.
Begitu berbeda tapi nikmatnya ndak ketulungan.

Tak terhitung sudah berapa banyak perempuan yang telah ia tiduri semenjak masa mudanya.
Tak terkira berapa liter mani yang telah ia tumpahkan ke dalam rahim para perempuan itu
Tapi tak satupun dari mereka semua termasuk istrinya sendiri yang bisa menyaingi nikmat yang baru saja ia raih secara gaib bersama sosok perempuan itu.

Meski ia menyadari kenikmatan itu sebenarnya bukan ia dapatkan secara hakiki.
Lalu bagaimana jika ia berhasil menyetubuhi sosok imajiner itu secara nyataโ€ฆ???
Sulit dibayangkan bagaimana nikmatnya. Itulah tujuan pamungkas Suryo Adipati berikutnya.

Setelah melewati fase puncak orgasme yang luar biasa perlahan-lahan nafas Adipati kembali normal.

Beberapa lama ia masih terlihat terlentang di lantai gua dengan bekas pancutan air maninya tercecer di mana-mana saking banyaknya.

Dadanya yang kekar berisi nampak naik turun dengan teratur seiring mata itu membuka diiringi seringai senyum penuh arti.

Suryo Adipati perlahan bangkit lalu berdiri tegak memandang altar dimana sesaji dan keris pusakanya masih melayang dengan "angker" meski sinarnya mulai meredup.

"Rengganisโ€ฆ.
"...Rengganissโ€ฆ
"Tinggal beberapa hari lagi...saat itu adalah saat terakhirmuโ€ฆโ€ฆ
"Kau harus jadi milikku. Perkawinan kita harus terjadi. Kau rela ataupun tidakโ€ฆHahhhโ€ฆ
"Ajian Jala Sukma telah merasuk di tubuhmuโ€ฆ
"...sebentar lagi kutukan jahanam itu akan lenyap untuk selamanya...hahahahaโ€ฆ.!!!
Bersamaan tawa kerasnya Suryo Adipati lalu mengambil gagang keris itu. Dibaliknya gagang keris lalu ditancapkan kuat-kuat dengan sepenuh tenaga bersamaan geraman kuat dari bibirnya.

"Gaaagghhh..!!!!

Wuuut...jleeebbb...!!!!


Ujung keris itu amblas ke dasar altar gua yang sangat keras hingga terbenam separuhnya.
Disusul getaran keras bagaikan gempa melanda area Paseban Ageng dan sekitarnya hingga membangunkan sebagian penghuninya.

"Linduu..linduuโ€ฆ!!!!

Teriakan beberapa abdi dalem yang kontan terbangun dengan muka pucat.
Beberapa penjaga tampak berlarian menyusul "gempa" itu perlahan berkurang getarannya lalu menghilang begitu saja.

Sementara altar yang terbuat dari batu cadas keras di depannya tampak hancur lebur terbelah terkena hunjaman keris pusaka Adipati.

Suryo Adipati terlihat duduk bersimpuh di tanah sambil menggereng halus. Matanya nampak menyipit dan memancarkan sinar bengis.
Perlahan ia cabut keris pusaka itu dan di masukkan kembali ke dalam sarungnya.

"Eddy memaksa ketemu aku besok siang. Ehmm...aku tidak tahu apa yang mau ia bicarakan. Tidak biasanya anak itu. Jangan-jangan dia tahu soal Roro Intenโ€ฆ"
Suryo Adipati tampak merenung sesaat.

"Apapun yang terjadi niatku harus terwujud. Tidak bisa tidakโ€ฆ.
"Siapapun yang coba menghalangi, aku takkan segan-segan menghabisinya...hehh..."
Desah kuat Suryo Adipati sebelum meraih pakaiannya kembali yang tergolek tak jauh dari sisinya.

Sepertinya dia memang telah terobsesi untuk mendapatkan wanita idamannya itu tanpa pikir panjang lagi.
Jangankan orang lain meski keluarganya sendiri yang akan menjadi korban, ia takkan peduli.

Sementara di peraduan pribadi Roro Inten beberapa saat setelah Suryo Adipati mencapai klimaksnya.

Roro Inten tampak mengerang lirih dengan tubuh telanjangnya menggeliat lemah. Matanya masih terpejam-pejam dengan bibir setengah terbuka.
Kepalanya terlihat lemah oleng ke sana ke mari seiring desahannya.

Kain sprei tempat tidurnya terlihat kusut dan basah kuyup oleh keringat dan cairan asing yang bening lengket beraroma khas !
Yah, aroma pejuh perempuan.

Cairan yang juga bernama cairan squirt itu tampak membasahi sebagian besar kain sprei bahkan sampai mengenai tirai ranjangnya.
Kelambu itu terlihat basah kuyup dan masih meneteskan cairan bekas mani squirtingnya.
(Wooow...pasti luar biasa banyaknya)

Roro Inten masih terus mengerang hingga beberapa saat lalu tiba-tibaโ€ฆ

"...TIDDAAAKKKโ€ฆ!!!!

Roro Inten yang setengah sadar mendadak terbangun dari posisi terlentangnya.
Mata indahnya membelalak dengan nafas memburu.
Buah susunya yang mengkal padat sebesar pepaya nampak naik turun dengan cepat.

"Hhahhh...tidddakk mungkin diaaa...diaaa..โ€ฆ!!..
"kenapa...kenapaaa bisa begituuuโ€ฆ???!!
"Mimpi...mimpikuuuโ€ฆ.Aaahhhโ€ฆ!
Suara pekik Roro Inten sambil mengusap wajahnya yang pucat pasi

Seketika tergambar jelas di ingatannya saat mimpi indahnya bersama sang suami tercinta mendekati titik kulminasi akhir.
Mimpi yang mengunjungi dirinya hampir setiap malam.

Namun kali ini sangat berbeda. Mimpi indahnya malam ini berubah begitu menyeramkan baginya.

Tepat sedetik sebelum ia meraih puncak orgasme dalam mimpinya, tanpa ia sadari sosok pria yang amat dicintainya itu berubah menjadi sosok pria lain.

{"Kangmass!... Roro MUNCRAAAT....!!!...

CREETโ€ฆ!!! "Oouuhhhhโ€ฆ!"

CREET..!!! "Oouuuhhhโ€ฆ!!"

CRECEETโ€ฆ!!! Oouuuhhhโ€ฆ!!"}


Roro Inten mengerang keras sambil memeluk suaminya saat proses memompa air mani kewanitaan dari rahim dan indung telurnya terasa begitu nikmat keluar deras melalui lubang kencingnya.

Beberapa saat setelah badai klimaks berhasil terlewati. Suaminya menengadah danโ€ฆAAAKKHHHโ€ฆ!!!!

Wajah tampan Nyoto pria yang dikasihinya tiba-tiba berubah menjadi wajah dan sosok pria lain.

Seraut wajah angkuh dan kasar pria berusia paruh baya dengan tulang pipi menonjol keras serta dagu lonjong ke bawah.
Wajah pria yang begitu tak disukainya.
Sosok yang membuatnya muak dan dibencinya itu ternyata begitu dekat. Pria itu menyeringai seram ke arahnya diikuti lagak tawanya terdengar puas penuh kemenangan sambil terkekeh seolah melecehkan dirinya.

Hahahahaโ€ฆ.hahahahaโ€ฆ!!!
Rengganis !...kau telah menjadi milikku..
Hahahahaโ€ฆ.hahahaha....!!!
Dewi Sekar Mirah !โ€ฆ.aku telah berhasil mendapatkan madu nikmatmu ! hahahaha..!!!!
Akuuโ€ฆ.Suryo Adipati !!!!

ucap sosok tersebut yang ternyata Suryo Adipati sambil memandang lekat wajah perempuan jelita yang tengah ditindihnya itu.

"Tidddaaaaakkkโ€ฆ!!!!! Pekik gelisah dan putus asa Roro Inten kembali terdengar miris sambil menunduk meremas-remas kepalanya sendiri.

Roro Inten yang telah duduk di bibir pembaringan sejenak berusaha mengatur nafasnya.
Segera Roro Inten menyadari bahwa tak sehelai benangpun menutupi tubuh telanjangnya.
Ia pun segera meraih selimut di sampingnya lalu disampirkan menutupi sebagian tubuhnya yang terbuka.

Ia memandang nanar ke beranda luar kamar tidurnya.
Raut mukanya begitu tegang dan tak tenang tampak terlihat samar dari remang lampu kamarnya.
Seiring bibir merah itu bergetar sekelumit kalimat lirih terdengar.

"Kangmasss Pujoโ€ฆ.akuu...akuu takuut kangmassโ€ฆ
Cepatlah kau pulang...kangmasss.... Ooohhhโ€ฆ.!
Suara lirih Roro Inten bersamaan air luh merembes dari ujung kelopaknya hingga membasahi pipi lembutnya.

Sementara di luar, hujan dan badai mulai mereda seiring tangis sesenggukan Roro Inten mengalun pilu.

-------
Bukit Alastua di saat yang sama. Sosok pria yang beberapa saat lalu tengah bersemedi ternyata telah berdiri di bibir gua.
Wajah tampan berkumis tipis itu tampak mengeras.
Alis matanya yang tebal hitam bergerak-gerak rancak dengan mata menyipit mencorong tajam.
Sorot mata itu memandang ke angkasa malam ke sisi barat.

Hujanpun telah berubah menjadi gerimis ringan membasahi sebagian pakaian dan tubuhnya yang tinggi tegap.
"Sinar gaib misterius itu keluar dari rumahku menuju ke arah Paseban Agengโ€ฆ
"Apakah ini...hmmm...???
"Meski hanya sekejap, aku...akuu bisa merasakan getaran energi yang sama seperti saat aku menjabat tangannya tempo hariโ€ฆ
"Yahh...tidak salah lagi. Pasti dia orangnya...dia yang selama ini berbuat ulah terhadap istrikuโ€ฆ.Nimas Roro.
"Hmmmโ€ฆ.siapa lagiโ€ฆ.
Siapa lagi kalu bukan diaโ€ฆ.โ€ฆ.Suryo Adipatiโ€ฆ!
"Keparat Suryo Adipati, aku harusss menemuimu secepatnyaโ€ฆ.
"Aku akan menanyakan maksudnya sebenarnya. Dan jika dia mengelak dan tidak sadar diri maka aku terpaksa bertindak keras....!!
"Maafkan aku...Ibu Siti Sundari.
kata lelaki tampan yang bukan lain Sunyoto Pujo Satmoko.

Tangannya terkepal erat sambil dadanya bergemuruh mengingat apa yang baru saja dilihatnya secara gaib.

Sejenak ia merenung dan mendadak raut mukanya yang terlihat memerah menahan emosi berubah kembali.

Kali ini berubah memucat dan menegang akan sesuatu hal teramat penting lainnya.

"Mawarโ€ฆ.Mawar Sembilu, anakku sayangโ€ฆ.ooohhh...
"...ayah...ayah..hampir melupakanmuu...nak..aahh..."
"Waktunya hampir tiba...
"Ayah...ayahh akan bertanggung jawab menyelesaikannya, sayangkuโ€ฆ
"..ayah...ayah takkan membiarkanmu dan Indah celaka karena ulah ayahโ€ฆ
"Ayah berjanji sekuat tenaga untuk melindung kalian anak-anakku semuaโ€ฆ
"Ayah akan sekuat tenaga menjaga dan mengantar mimpi dan asa-mu untuk masa depan kalian semua anak-anakku...
"Nimas Roro...istrikuโ€ฆ
"Mawar dan Indah... putrikuโ€ฆ.
"Aku...Sunyoto Pujo Satmoko, berjanji akan menuntaskan semuanya sampai akhir meski nyawaku taruhannyaโ€ฆ
"Duh Gusti Pangeranโ€ฆ
Nyoto mengerang lirih dengan bibir bergetar saat menyebut namaNya.

Pandang mata nan tajam itu menatap langit pekat.
Semilir angin dingin menggigil dan bulir gerimis hujan mengenai tubuhnya tak menggoyahkan niat teguhnya yang sekeras batu karang untuk menyelamatkan keluarganya.

"Besok malam langkahku yang pertamaโ€ฆ
"Aku harus mendapatkan ari-ari bayi trah Keraton...dan itu ada di Paseban Ageng.
"Kedua...mendapatkan pusaka Cupu Manikmaya lalu ketiga...
"...menghadapi Dedemit Alas Tua ituโ€ฆhahhh..
"Duh Gusti Pangeran Kang Moho Agungโ€ฆ.
"Berikan hamba kekuatan...
"Berikan hamba keteguhan hati akan niatku ini..
"...kuatkan tapak kakiku demi menyelamatkan keluargaku.
"Hamba mohon restuMu dan pertolonganMu untuk Sunyoto Pujo Satmoko..untuk keluargaku.
"...Gusti Pangeran Ingkang Murbeng Dumadi..."
katanya lirih sambil mengapitkan kedua belah tapaknya di depan wajahnya.

Sejenak Nyoto memandang jauh ke arah Kota Banyumili yang berada tepat di hadapannya kini.

Ia terpekur dalam hening sebelum beberapa saat kemudian bergegas cepat menuruni perbukitan yang luas itu dalam remang gelapnya malam.

Langkah kakinya perlahan menyusuri jalan setapak dalam remang pekat Perbukitan Alastua yang penuh pepohonan lebat menambah angker dan gelap suasana di mana sang fajar baru tiba beberapa jam lagi.

Hanya ditemani sorot lampu senter sederhana Nyoto terus menuruni lembah yang cukup curam dan berbahaya itu.

Ia tidak mengetahui bahwa setiap kibasan tangan dan kakinya berjibaku dengan semak belukar dan ranting dedaunan yang merintangi jalannya maka begitulah rona perjalanan yang harus ia lalui kelak.
=========



Taman Nasional Gunung Anoman

Pagi itu kabut masih menyelimuti puncak Gunung Anoman hingga separuh badan gunung.

Sementara di lereng hingga ke kaki gunung seluas hampir 50.000 Ha terbentang kawasan Taman Nasionall Gunung Anoman yang sebagian besar masih merupakan hutan perawan belum terjamah tangan manusia.

Taman Nasional yang juga merupakan kawasan hutan lindung itu merupakan kawasan konservasi alami sekaligus cagar alam hayati yang keberadaannya dilindungi oleh pemerintah.

Pemerintah Provinsi selaku kepanjangan tangan pemerintah pusat telah diberikan kewenangan untuk mengelola kawasan ini dan perkenankan untuk memberdayakan sebagian kawasan Taman Nasional Gunung Anoman ini dalam bentuk kerjasama dengan pihak swasta.

Hal ini bukannya tanpa alasan. Mengingat keterbatasan dana APBD maka Pemda setempat mempersilakan kepada para investor swasta untuk ikut mengembangkan potensi daerah yang ada untuk menunjang PAD khususnya Pemprov dan Pemkab Banyumili. (Pendapatan Asli Daerah.red)

Taman Nasional Gunung Anoman memang sebegitu luasnya. Banyaknya lahan yang menganggur serta dorongan dari pemerintah pusat untuk menggalakkan program perluasan lapangan pekerjaan membuat pihak pemda tidak segan-segan berpromosi ke berbagai stakeholder terutama kalangan swasta agar mau berinvestasi.

Dari sejumlah pihak swasta yang telah menjalin kerjasama mewujud salah satunya sebuah Ranch atau peternakan berkonsep edukasi wisata bernama Lokapala Farm & Ranch dan Restoran Alam "Arum Sari".

Seperti yang telah diketahui Resto Alam Arum Sari disebut salah satu resto berkonsep outdoor terbaik dan menyabet penghargaan dari situs online kuliner terkemuka naturefoodresto.com sebagai resto paling Instagramable selama beberapa tahun terakhir.

Pemiliknya yang sama-sama kita tahu adalah Siti Sundari berhasil menjadikan Restoran Arum Sari sebagai sebuah destinasi wisata kebanggaan seluruh warga dan Pemda Kabupaten Banyumili.
Bukan hanya sebagai ladang profit semata tapi juga mengangkat image Banyumili sebagai kota yang kian mandiri dan paling pesat ekonominya dibanding daerah lain.
Lalu bagaimana dengan yang disebutkan pertama yaitu Lokapala Ranch and Farm Plantationโ€ฆ?



Lokapala Ranch and Farm Plantation

Moooo...mooooโ€ฆ!!!
Mooo..mooo..!!!


Suara ramai dan riuh terdengar nyaring dari balik pagar kayu setinggi kira-kira 1,5 meter mengelilingi sebuah halaman sabana seluas 20 ha.

Moooo...Moooโ€ฆ!!

Duk...duk...duukk..!!


Suara itu kembali terdengar begitu riuh bersahutan kali ini dibarengi seperti suara tapak kaki keras menjejak bumi membuat tanah seolah bergetar.

Dilihat dari atas maka nampak pemandangan spektakuler di mana ribuan ekor sapi besar gemuk aneka jenis dan warna membentuk gerombolan besar.

Sapi-sapi yang jumlahnya begitu banyak itu terlihat menyusuri padang sabana dipandu beberapa petugas berseragam coklat dengan logo "Lokapala Ranch" di dada mereka.

"Huuup...huupppโ€ฆhiyaa...hiyaaa...! Teriak mereka berbareng menghalau kawanan ternak itu untuk menuju kandang.

Para petugas Ranch yang menunggangi kuda tampak terampil dalam satu komando menggiring ribuan ekor sapi tersebut hingga dalam waktu relatif singkat berhasil memasukkan kawanan itu ke dalam.

Sementara kesibukan terlihat di beberapa sudut Ranch yang luas dengan sejumlah bangunan besar di sekitarnya.
Hmmm...sebuah kompleks peternakan yang luar biasa dan bukan kaleng-kaleng.

Sekedar diketahui bahwa Lokapala Ranch and Farm adalah sebuah peternakan yang lulus sertifikasi nasional bahkan internasional sebagai perusahaan komoditas pertanian berkualitas ekspor.

Bukan hanya menghasilkan daging berkualitas sebagai produk utama melainkan juga produk turunannya seperti susu, mentega, pengolahan penyamakan kulit dan sebagainya.

Selain sebagai industri manufaktur utama di bidang pertanian sebagai core bisnisnya nyatanya perusahaan ini juga memberikan manfaat lain yang tak kalah penting.

Arena edukasi, wisata dan sport outdoor yang kesemuanya menjadi satu dalam manajemen modern, prima dan terintegrasi.

Oleh karena pengelolaannya yang sedemikian baik Lokapala Ranch and Farm sudah mengantongi sertifikat ISO 9001 dari The International Organization for Standardization yang merupakan sebuah badan non-pemerintah yang terdiri dari lebih dari 160 negara.

ISO 9001 yang berorientasi pada standar keamanan, manufaktur ramah lingkungan, efisiensi produksi yang diharapkan dan spesifikasi dimensi serta fungsional sesuai kaidah internasional.

Standar ini pula yang membantu dan memastikan produk yang diproduksi khususnya di Lokapala Ranch & Farm sesuai uji kelayakan tertinggi yang dianut di banyak negara.

Perusahaan yang menganut standar ISO jenis ini sebagai bagian dari budaya mereka umumnya menikmati kepuasan pelanggan yang lebih tinggi, lebih sedikit kesalahan, mengurangi biaya, dan keunggulan kompetitif.

Kesemuanya itu membuat semua produk Lokapala Ranch and Farm mudah diterima sekaligus digemari bukan hanya di dalam negeri melainkan juga di manca negara.
Mulai dari Asia Tenggara dan Selatan, Timur Tengah, Eropa, Afrika Utara serta Amerika Latin.



Departemen Produksi Susu Segar dan Susu Formula Lokapala Ranch

Untuk produk susu saja Lokapala Ranch and Farm sudah memiliki pabrik pengolahan sendiri yang mampu berproduksi setara dengan pabrikan terkemuka macam Frisian Flag alias Susu Bendera.
Kapasitasnya mencapai 1,5 juta liter sehari dengan revenue mencapai 8 triliun rupiah per tahun dan terus meningkat. Sungguh pencapaian luar biasa tentunya.
Ekspornya terus meningkat dari tahun ke tahun dan menghasilkan devisa yang jumlahnya tidak sedikit.

Dengan ratusan pegawai profesional di dalamnya seolah menjadi jaminan mutu akan ketersediaan dan kelancaran produk berkualitas yang tinggi.

--------
Pagi itu di Lokapala Ranch and Farm seperti biasa terlihat kesibukan para karyawan hilir mudik di dalam area kantor.

Sejumlah petugas security sigap mengawasi akses keluar masuk baik karyawan maupun supplier serta para tamu yang hendak berkunjung.

Tak lama kemudian terlihat para security bergegas membuka pintu gerbang manakala sebuah mobil Jeep Wrangler Rubicon warna hitam mengkilap nan gagah perlahan memasuki area kantor.


Seorang petugas yang sepertinya adalah komandannya tampak berlari kecil menyambut kedatangan sang tamu istimewa turun dari mobilnya.

"Selamat pagi Mas Freddy.."

"Selamat datang di Lokapalaโ€ฆ"
"Cukup lama Mas Freddy tidak mampir kemariโ€ฆ?"
tanya sang komandan senior sambil tersenyum dan menjura kecil kepada sosok yang telah familiar itu.

Sang tamu yang ternyata adalah Freddy Umbara hanya tersenyum tipis mendengar ucapan pria berkulit gelap tinggi gempal berisi serta berambut keriting khas daerah timur itu.
Sebuah nama tertulis di dada kiri seragamnya, Lukas Cabot.

"Di kota banyak kerjaan, Pak Lukas. "Lagipula aku ndak tahan mencium bau tahi di sini saban hari."
"Saya yang malah heran. Kenapa anda masih betah saja kerja di tempat seperti ini ?..heheheโ€ฆ" kekeh Freddy sambil melepas kacamata Ray-Ban yang semula bertengger gagah menutupi matanya.

Rambut keriwil gondrong sebahunya tampak berkibar tersapu hembus angin sejuk dari area Ranch yang memang berada di kaki Gunung Anoman.
Lukas hanya tersenyum lebar lalu sedikit menunduk kepada Freddy.

"Mantan kriminal seperti saya ndak punya keahlian apa-apa Mas Freddy selain bisanya menghabisi orang.
"Kalu bukan budi baik Pak Suryo, saya pasti sudah mati. Lagipula beliau begitu memperhatikan saya dan keluarga saya.
"Jangankan kerja di sini bila beliau perintah saya masuk ke kawah gunung pun...saya siap 100% !" ucap pria sangar itu dengan sigap dengan sikap lagak gagah.

"Hahahaha....!!!"
"Ayahku tidak sekejam itu Pak Lukas. Kecuali kalu pas dia ada maunya. "Jangankan di suruh bunuh diri, jika di minta membunuh anak dan istrimu ...Pak Lukas pun harus siap.
"Mengerti Pak..!" Hahahahaโ€ฆ!" kekeh Freddy lagi sambil menepuk bahu pria asal Amb*n itu.

"Ok Pak Lukas, saya tinggal masuk dulu. Adiosโ€ฆ" ucap Freddy dengan enteng sambil berlalu memberi salam hormat tanpa memperdulikan perubahan raut muka sang komandan.

Lukas Cabot yang sedari tadi mesam-mesem tanpa dosa seketika tampak tertegun mendengar ucapan Freddy yang terakhir.
Wajahnya nampak pucat dan tegang. Peluh dingin terlihat di sudut jidatnya yang berkulit gelap.
--------
Freddy terus berjalan menyusuri area peternakan yang begitu luas dan nampak asri.
Kemeja Ralph Lauren biru dongker yang digulung sebatas siku menambah kegagahan pria flamboyan itu.

Dengan badan tegap dan langkah percaya diri Freddy memasuki area privacy and comfort zone di dalam kantor Lokapala Ranch and Farm.

"Beliau sudah menunggu di beranda atas, Pak Freddy.
"Mari saya antarโ€ฆ" tutur seorang perempuan cantik berkacamata dengan setelan jas dan blazer mewah sambil tersenyum ke arah Freddy.

Beberapa saat mereka berdua berjalan sampailah di sebuah teras mewah yang berada di lantai dua tepat menghadap lereng Gunung Anoman.

Freddy nampak tertegun sebentar saat pandang matanya menebar melihat sekeliling pemandangan di atas teras itu.
Sungguh panorama pemandangan luar biasa jauh melebihi lukisan kanvas maestro Da Vinci.

Dari teras yang ternyata cukup tinggi ini terlihat landscape sabana dan hutan perawan Taman Nasional Gunung Anoman tergelar indah dan memanjakan mata.

Sebuah danau kecil kebiruan yang dipenuhi taman alami nan cantik ikut menemani pemandangan di bawah sana.

Semilir angin sejuk yang bertiup sepoi-sepoi menambah nuansa bening keindahan alam buah ciptaan Sang Hyang Widhi.

Suara musik orkestra Air on the G String karya maestro klasik terbaik sepanjang masa asal Jeman, Johann Sebastian Bach mengalun lembut sayup terdengar dari halaman teras itu.

Air on The G String (Suite No. 3, BWF 1068) composed by Johann Sebastian Bach.

"Kau sudah datang, Ed."
....
"Ayah sudah menunggumu sejak tadiโ€ฆ" terdengar suara berat dan parau seorang pria dari balik sofa mewah yang membelakangi keduanya menghadap panorama nan menakjubkan itu.

"Ayahโ€ฆ." ucap Freddy seolah ragu dan tertegun membalas sapaan pria tersebut.

"Kau boleh pergi, Lisโ€ฆ" ucap pria itu lagi dari balik sofa. Perempuan muda dan cantik itu terlihat menunduk.

"Baik Pak. Saya mohon diriโ€ฆ" ucapnya kemudian sebelum beringsut mundur ke belakang.

Pandang mata si gadis yang bening tampak mengerling manja dari balik kacamatanya yang modis ke arah Freddy.
Ia pun memutar badan dan segera berlalu diiringi harum wangi aromatik Paris Hilton perfume nan eksotik dari tubuh indah semampai itu.

Freddy hanya diam tanpa ekspresi sambil menatap sekilas kerlingan si gadis yang seakan hendak menggodanya sebelum kemudian berlalu melewatinya.

Sejenak Freddy memperhatikan dengan lekat gerak langkah si gadis cantik yang mengayun lembut dan gemulai dari balik rok ketat warna krem itu.

"...Mawar Sembiluโ€ฆ.."
lirih suara Freddy menyebut fasih sebuah nama takkala gerak laku pantat semok dari sang asisten mengingatkannya pada seseorang yang begitu membekas di benaknya.

"Eddyโ€ฆ.."
terdengar suara pria itu lagi yang kali ini begitu dekat di telinganya dibarengi sebuah tepukan kuat hinggap di bahu kirinya.

Freddy yang tak menyadarinya langsung terkesiap seraya menoleh ke muka.

Seorang pria paruh baya bertubuh tinggi besar dan tegap setara dirinya nampak memandang ke arahnya dengan tatapan dalam penuh makna.

Setelan jas dan celana putih mewah dan stylish terlihat serasi di tubuhnya yang tinggi tegap dan berkulit bersih.
Seutas senyuman tipis nampak tersungging di bibir gelap dan kasar itu dengan tulang pipi menonjol di kedua sisinya menemani dagunya yang lonjong.

Kerut usia yang mulai nampak di area wajahnya serta sejumlah rona putih di rambut hitamnya yang mulai menipis namun tertata rapi klimis itu nyatanya tak mengurangi kegagahan dan wibawanya.

Penampilannya bak Don Vito Corleone, Bos Besar mafia dalam trilogi The Godfather dan menjelma di alam nyata. Sungguh sosok prestisius yang membuat orang seketika menunduk hormat.
Sekian detik keduanya diam hanya saling bertatapan.



Don Vito Corleone - The Godfather, 1972.

Sesaat kemudian Suryo Adipati berjalan menuju teras balkon yang tinggi sambil kembali matanya menatap panorama yang tersaji demikian lapang diikuti Freddy perlahan mengikuti di belakangnya.

Anehnya, Freddy yang biasanya angkuh mendominasi dan percaya diri seakan mati kutu dan terlihat diam saja.

"Sudah lama kita tidak kumpul bersama-sama seperti ini, Nak.
"Lama sekaliโ€ฆ"
"Sayang ibumu tidak ada di sini bersama kitaโ€ฆ"
"Ayah kangen suasana seperti sekarang ini, Ed. Kangen sekaliโ€ฆ"
"....semua karena kesibukan ayah yang luar biasa."
"Mungkin lain kali ayah akan luangkan waktu buat kau dan ibumu. Kita bisa pergi sama-sama seperti dulu...
"...bukan begitu Ed..?"
Ucap sang pria paruh baya tersebut dengan suaranya yang berat namun kalem penuh wibawa sambil asyik menghirup nikmatnya tembakau melalui pipa labu yang tergantung di sudut bibirnya.
Sorot matanya menatap ke sekeliling panorama stepa nan asri di bawah kakinya



Pipa Tembakau Calabash / Labu.
Pipa tembakau Calabash atau Labu labu (biasanya dengan meerschaum atau mangkuk porselen yang dipasang di dalamnya) dibuat sudah cukup lama dan merupakan sebuah pipa tembakau yang memiliki harga, sangat padat karya atau seni tinggi dan saat ini cukup mahal.

Freddy masih saja hanya diam membisu seolah tak berkutik.

Bait kata demi kata yang telah ter-install serta terprogram rapi di chip otaknya dalam sejumlah kalimat dan siap untuk diledakkan dalam rudal misinya pagi ini seakan ter-lockdown. Terkunci dalam invisible shield atau perisai tak kasat mata dari sosok luar biasa yang kini berdiri tepat di depannya.

Sejenak Adipati memandang anak lelakinya yang membisu sambil lagi-lagi menghirup pipa yang terbuat dari labu yang dipesannya langsung dari Afrika Selatan itu.

"Sini duduk dengan ayah Ed.." ajak Adipati kepada Freddy lalu keduanya mengambil posisi duduk bersisian memandang hamparan padang terbentang luas.

"Bagaimana bisnismu Nak ?" Tanya Adipati. Freddy terdiam lalu berusaha tersenyum.

"Baik-baik saja Yah.
"...aku kira Ayah tidak peduli kepadakuโ€ฆ" ucap Freddy sambil memandang ayahnya dari samping.
Adipati tersenyum sambil tertawa ringan.

"Meski Ayah sibuk dengan urusan rakyat urusan pemerintahan bukan berarti Ayah tidak tahu apa-apa. "Apalagi ini sudah tahun terakhir periode kedua ayah sebagai bupati di Banyumili."
Ucap Adipati sambil kembali menghisap tembakau dari pipa labunya.

"Katakanlah Ayah lagi beromong kosong. Taruhlah kamu mewakili masyarakat Banyumili yang diberikan kesempatan langka ketemu dengan bupati, ayah ingin tahu pendapatmu tentang hasil kerja ayah selama menjadi bupati dua periode.."ujar Adipati sambil menatap tajam Freddy.

Freddy sejenak tertegun ditatap ayahnya. Sungguh ia merasakan hawa angker dari balik tatapan itu.
Ia merasa tertekan. Nafasnya seperti sulit diatur dan dadanya...dadanya berdetak keras !
Freddy berusaha menguatkan dirinya.

"Hmmm...menurutku ayah berhasil memajukan kota ini ke tingkat yang lebih tinggi. Hampir di segala bidang. "Jauh lebih baik dari sebelumnya waktu dipegang si Jatmiko yang tak bisa apa-apa.
"Menurut Eddy, ayah adalah bupati terbaik yang pernah dipunyai Banyumili...setidaknya sampai hari ini."ujar Freddy.

Suryo Adipati sejenak terdiam lalu pecahlah tawa nyaringnya. Saking lepasnya tubuhnya yang sedikit kurus namun terlihat kukuh berotot itu sampai bergoncang.
Sejumlah pegawai Ranch yang berada di bawah sampai menengok ke atas.

"Hahahaha....Eddy..Eddy...hahahaha.."
"Mendengar omonganmu Ayah seperti melihat bawahan Ayah...Si Topan Irawan...hahahaโ€ฆ"
"Banyak yang bilang seperti itu pada Ayah, Nak. Banyak yang ngomong bahwa aku sukses...aku berhasil.
"Tapi Ayah pikir mereka semua bullshit.
"Neng ngarep munduk-munduk sajak sopan jebul neng mburine ndredhek ora karuan...Hahaha...
"...tapi Ayah
hargai pendapatmu. "Lagipula buat apa pula putra kesayangan ayah ini berpura-pura. "Ayah justru merasa kamu ngomong apa adanya Ed,...hahahaโ€ฆ"
kata pria gagah ini masih tergelak sambil mengusap-usap rambut hitam klimisnya.

(Menjilat saja - di depan membungkuk terlihat menghormati tapi di belakang menggerutu mencaci tidak karuan.red).

"Kau tahu Ed.
"Semua penghargaan yang Ayah dapat baik itu dari kementerian pusat, gubernur atau yang lain itu demi Banyumili. Keluarga kita punya sejarah panjang di kota ini Nak.
"Keraton Karang Taruna adalah cikal bakal Kabupaten Banyumili. Keluarga kita dan khususnya ayah sebagai pewarisnya wajib menjaga tradisi ini sampai kapanpun." Ucap Adipati.

Freddy hanya terdiam sambil matanya menunduk seperti ada yang ia pikirkan.
"Dulu Alm. Kakek pernah mengatakan mengenai Prabu Kamandanu yang merupakan raja Karang Taruna sebelum Pangeran Ajibarang. Bagaimana dengan keturunannya Yah ? kata Freddy.

Pertanyaan yang sebenarnya terdengar sederhana dan lumrah namun membuat raut muka Adipati sontak berubah.
Tawanya perlahan sirna dengan muka yang tampak mengeras.

"Kamandanuโ€ฆ.Kamandanu...keparat..!!" Ucap Adipati setengah berseru hingga mengagetkan Freddy.
Sejenak suasana berubah hening dan mencekam.

Freddy terpaku dan nampak tegang kala melihat jelas wajah ayahnya yang semula tenang berubah "beringas".
Adipati seperti menahan kemarahan yang meluap di dadanya.

Beberapa saat tak ada suara dari bibir gelap dan kasar itu sampai akhirnyaโ€ฆ
"Ah, maafkan Ayah yang bikin kamu kaget Nak. Ayah cuma sedikit terbawa emosi.
"Soal Kamandanu Ayah hanya tahu sedikit. Bahwa leluhur kita, Pangeran Ajibarang masih ada hubungan keluarga dengan Prabu Kamandanu. "Mengenai keturunannya mungkin saja sudah habis.
"Waktu kau sekolah dulu tentu sudah biasa mendengar soal pergantian dinasti. Hal itu lumrah terjadi di masa kerajaan jaman dulu.
"Lagipula itu sudah ratusan tahun lalu.." ujar Sang Bupati kemudian.

Freddy hanya terdiam sambil mencoba mengingat ucapan kakeknya dulu waktu ia masih kecil.

("Eddy, cucuku...dalam sebuah keluarga, di sekolah atau di manapun persaingan itu biasa. Antara kakak dan adik , antar saudara, antar teman itu biasa terjadi. Dan itu sudah ada sejak jaman dahulu. Sejak manusia ada dan masih berlangsung hingga sekarang.
"Namun persaingan harus wajar alias tidak saling menyakiti apalagi sampai memutuskan hubungan teman apalagi sampai hubungan darah hubungan kekeluargaanโ€ฆ"kata kakeknya suatu ketika.
Freddy kecil yang berusia 12 tahun lalu bertanya dengan polos.
"Lalu dari cerita kakek tadi, mengapa leluhur Pangeran Ajibarang sampai berkelahi dengan saudaranya, Prabu Kamandanu , Kek..?"
Orang tua itu hanya terdiam tersenyum lalu menjawab Freddy kecil sambil mengusap rambutnya.
"Seringkali keinginan datang menggebu-gebu membabi-buta tidak dibarengi dengan kemampuan dan kesempatan dan terutama akal pikiran yang matang, Nggerโ€ฆ".
Contoh kecilnya kamu sendiri Ngger. "Nilai sekolahmu baik tapi ada yang lebih baik dari kamu...maka jangan kau iri, jangan kau benci dan malah dendam kepadanya. Jangan gunakan cara nakal dan tidak benar supaya kamu bisa melampaui temanmu itu. Mencontek misalnya.
"Harusnya kau justru mendukung temanmu supaya dia bisa lebih berprestasi. Kira-kira seperti itu, cucuku.." kata si kakek.
"Tapi Kek, kata ayah...kalu kita ada kesempatan untuk melebihinya maka kita jangan ragu-ragu. Eddy harus melakukannya sekuat tenaga supaya lebih jago dari dia Kek..."tutur Freddy kecil berapi-api.
"Memang, tapi harus memakai jalan yang benar...yang seperti kakek katakan tadiโ€ฆ"balas si kakek pelan sambil kembali mengusap-usap rambut cucunya.
Freddy kecil yang semula diam spontan mengenggam tangan kakeknya lalu ditepisnya pelan sambil menggaruk-garuk kepalanya yang tidak gatal.
"Aku masih bingung Kek. Eddy lebih suka cara ayah. Sekarang di sekolahpun Eddy sudah jadi nomer satu Kek. Eddy nggak peduli teman-teman. Pokoknya gimana caranya teman-teman ndak bisa ngalahin Eddy di sekolahโ€ฆ"ucap anak laki-laki itu sembari berdiri dengan PDnya.
Si kakek hanya tersenyum saja mendengar ucapan cucunya itu.
Ting tong..!
"Eh itu temen-temenku sudah datang. Aku mau latihan bola dulu ya Kekโ€ฆ"ujar Freddy kecil sambil berlalu pergi. Si kakek yang bukan lain adalah ayah Suryo Adipati muda hanya memandang dengan tatapan sendu.
"Suryo...Suryo. Aku sudah tua. Kau sudah mampu berpikir dewasa bagaimana cara mendidik anak. Aku cuma berharap semoga kau tidak mengulangi kesalahannya. Kesalahan leluhur kita.โ€ฆ"tutur orang tua itu dengan lirih. Seperti ada kesedihan dan kepedihan di balik ucapannya itu.)


Freddy masih termangu sebelum terdengar suara ayahnya membuyarkan lamunannya.

"Soal itu tak usah kau pikirkan Ed. Bukan urusan kita. Lalu bagaimana dengan yang Ayah tanyakan tadi.
"Soal bisnismu..?" Ucap Adipati sambil menuang kopi yang hitam pekat dari poci gelas ke dalam cangkirnya.

"Dengar-dengar EO milikmu sudah ditunjuk menjadi vendor utama pameran mobil listrik nasional tahun ini di Surabaya. Kabarnya Pak Presiden sendiri yang akan meresmikannya. Betul Ed ?" Tanya Sang Ayah.

"Betul Yah. Minggu depan persiapannya." Kata Freddy sambil mengangguk kecil.

"Baguslah kalu begitu. Ayah berharap yang paling baik untukmu dan juga bisnismu.
"Oh ya... omong-omong berapa umurmu sekarang Ed ?" Pancing sang ayah sambil memandang lekat putranya ini.

Freddy yang semula menatap ayahnya kontan mengalihkan pandangannya ke depan. Suaranya cukup lirih dibarengi desahnya yang terdengar berat seakan-akan ada yang menyumpal di kerongkongannya.

"32 tahun Yah, " jawab Freddy.

"32 tahun ya. Ehmm...aku benar-benar keterlaluan umur anakku sendiri sampai lupa.
"Ed, dengan umurmu sekarang sebenarnya sudah layak untukmu berumah tangga.
"Ayah tahu kau punya banyak teman perempuan. Kenalkan mereka pada Ayah, satu saja yang kau anggap benar-benar cocok sebagai istrimu...gimana Ed ?" Ucap Adipati sambil mengambil segelas kopi hangat di atas meja.

Freddy hanya terdiam lalu berusaha tersenyum lepas kepada ayahnya.

"Memang ada Yah. Nanti pada waktunya Eddy akan kenalkan dia kepada...."ujar Freddy dengan nada acuh.

Indera Adipati yang peka membuatnya menoleh sebentar ke arah putranya. Sekelumit senyuman tipis nampak tersungging di bibirnya yang masih asik menghisap pipa.

"Kau sudah dewasa Ed. Ayah dan ibumu juga sudah makin tua. Di sisa umur orang tuamu ini, kebahagiaan terbesar kami salah satunya tentu adalah...bisa menimang cucu sebagai penerus keluarga kita. Penerus trah Pangeran Ajibarang yang perkasa. Dan kamu harapan kami satu-satunya.
Kau tentu mengerti Ed.."ucap Suryo Adipati sambil mendesah halus.

Beberapa saat kemudian matanya menyipit bibir menghisap pelan laluโ€ฆ.
sruuuuppp...srrruuuupp..โ€ฆseteguk dua teguk Ivory Black Coffee hangat dari dalam cangkirnya mengalir melewati tenggorokannya.

"Aaahhhโ€ฆ."

Desah kembali terdengar saat pria gagah itu terlihat begitu menikmati rasa serta aroma kopi paling mahal di dunia itu.



Ivory Black Coffee
Kopi termahal di dunia jatuh pada Black Ivory Coffee yang berasal dari Thailand Utara. Harga satu pound biji kopi bisa mencapai Rp7,4 juta !
Secara teknis, pengolahan kopi ini mirip seperti kopi luwak, hanya saja Black Ivory Coffee dicerna dalam perut gajah.
Buah tanaman kopi yang dimakan gajah akan dicerna dalam waktu sekitar 20-72 jam sebelum keluar dalam bentuk feses. Rasa pahitnya akan jauh berkurang, karena proses fermentasi dan pencampuran protein dalam sistem pencernaan gajah.
Pendiri Black Ivory Coffee Company Ltd. membutuhkan waktu 10 tahun untuk menyempurnakan olahan kopi tersebut. Selain itu, produksinya yang tak bisa massal menjadi salah satu faktor kenapa harganya sangat tinggi di mana 33 kilogram buah kopi yang dimakan gajah hanya menghasilkan sekitar satu kilogram biji kopi.


Suasana hening kembali muncul sesaat Sang Adipati selesai menyeruput kopi dari cangkir porselen nan mahal itu.
Freddy yang tampak hendak mengatakan sesuatu terlihat ragu atau lebih tepatnya "takut".
Hal ini bukannya luput dari mata awas Adipati.

"Apa yang mau katakan kepada Ayah Ed..? Kamu khan yang mau ketemu Ayah pagi ini. Mumpung waktu Ayah rada longgar hari iniโ€ฆ" ucap Adipati sambil memandang lekat Freddy seolah ingin mengetahui isi di balik bilik hati putranya ini.

Freddy nampak berusaha menenangkan diri lalu perlahan menarik nafas dalam-dalam.
Adipati yang barusan meneguk kopi seperti termangu sesaat.
Sebentar kemudian tawanya pecah menggema ke sekeliling halaman teras.

"Hahahahaโ€ฆ!"
"Eddy...Eddyโ€ฆ"
"Pagi ini ayah seperti melihatmu saat kau masih ingusan dulu. Menengan, anteng, lho-lak..lho-lok, pah-poh, ngah-ngoh...koyok kethek ketulupโ€ฆhahahahaโ€ฆ"
"Katakan saja Ed. Ayah janji takkan marah padamu.." ujar Adipati sambil menepuk kuat dan meremas bahu tegap putranya.
(Pendiam, tenang, bengong seperti monyet kesambit batu.red)

Freddy menengadah sambil memandang ayahnya dengan sorot mata sendu.
"Aku...aku ingin ayah menyayangi ibu seperti dulu.." kata Freddy dengan suara dalam sambil memandang ayahnya lekat.
Adipati terdiam lalu kembali untuk kesekian kalinya tawanya pecah.

Sungguh tak enak sekali bagi Freddy yang merasa seperti anak kecil dipermainkan perasaannya sendiri di hadapan ayahnya begitu rupa.

"Dari dulu Ayah memang jarang sekali meluangkan waktu untukmu dan ibumu."
"Dan...Ayah maklum jika kau akhirnya kecewa dan marah pada Ayah. Kau tidak salah...Ed. Ayah yang selama ini keliru tidak perhatian padamuโ€ฆ" kata Adipati lagi.

Freddy hanya terdiam mendengarkan penuturan ayahnya sebelum suaranya kembali muncul yang kali ini membuat ayahnya sontak terdiam.
"Bukan...bukan soal itu Yah. Tapi tentang perempuan bernama Roro Inten Ayu Dewi Rengganisโ€ฆ."ucap Freddy lirih sambil menguatkan batinnya.

Adipati terhenyak namun cepat menguasai diri.

"Betul dugaanku. Anak ini tahu mengenai Rengganis. Darimana dia mengetahuinya ? Apa dia juga tahu persoalan sebenarnyaโ€ฆ?" Batin Adipati.

"Ayah tidak boleh lagi mendekati perempuan lain selain ibundaโ€ฆ" kata Freddy lagi kali ini terlihat tegas.
Adipati sesaat diam tidak segera menyahut ucapan putranya yang mulai "panas".

Ia lantas malah menjawab dengan tenang dan lugas saja.
"Ayah dan perempuan bernama Rengganis itu hanya bertemu dan berhubungan sekali dua kali Ed. Lagipula itu terjadi kebetulan karena Ayah ada urusan kantor dengan dia. Kau tak perlu khawatir.
"Boleh Ayah tahu kenapa kau menanyakan soal perempuan itu ? "Siapa yang memberitahumu ?" Tanya Sang Ayah dengan nada "masih" terdengar lembut.

"Eddy cuma tidak suka Ayah menjalin hubungan yang tidak-tidak dengan perempuan lain. Soal siapa yang kasih tahu, Eddy tahu soal ini dari...dari Noor Anggraeni..." ucap Freddy berbohong berusaha menyakinkan ayahnya.

Adipati kembali terdiam mendengarnya sambil menarik nafas halus. Sebuah senyuman samar terlihat di sudut bibirnya.

"Jangan sampai aku melabrak keluarga perempuan itu dan kembali mempermalukan Ayah di muka umum. "Aku...aku sudah muak melakukannya lagi Yahโ€ฆ"tutur Freddy sembari menekankan suaranya yang bergetar tanda hatinya bergejolak.

Adipati yang terdiam berusaha tetap tenang dan kembali menguasai keadaan.
Ia perlahan berdiri dari kursi mewahnya lalu perlahan menuju pagar teras balkon menghadap pemandangan peternakannya yang begitu luas.

"Ayah mau bicara denganmu di tempat lain Ed. Ikut Ayah sebentarโ€ฆ" kata Adipati yang kemudian turun diikuti Freddy di belakangnya.

Beberapa lama berjalan melalui jalan setapak keduanya sampai di sebuah bungalow keluarga tepat di belakang peternakan.

Tak ada siapapun di sini karena ini adalah kediaman pribadi keluarga Suryo Adipati kala berkunjung. Para karyawan hanya diperkenankan datang bila dipanggil oleh tuan rumah.


Bungalow

Sesampainya di halaman belakang Bungalow yang cukup luas keduanya berhenti di tengah pepohonan yang begitu asri indang penuh pepohonan besar dan perdu.
Sejumlah batu alam nan cadas berukuran besar tampak kokoh menyembul sebagian dari dalam tanah menambah elok pemandangan.

Suryo Adipati berdiri tegak membelakangi putranya Freddy Umbara sambil menghadap sebuah batu cadas besar seukuran seekor kerbau dewasa

Freddy berdiri terdiam meski dalam hatinya diliputi penuh tanda tanya melihat tingkah ayahnya. Ia merasa sedikit lega ternyata sang ayah sepertinya tak tersinggung akan ucapannya tadi.
Tapi apakah betul dugaan anak muda iniโ€ฆ?

Suasana remang perdu dan hening yang tercipta ditambah hembus angin sejuk sepoi-sepoi harusnya membuat merak ati siapapun yang berada di tempat itu. (Senang.red).

Freddy yang tegak menghadap punggung ayahnya dalam jarak 3 meter hanya mampu melihat gerakan halus kedua tangan ayahnya seperti merogoh sesuatu dari jas kemejanya.
Bersamaan itu mendadak berkas cahaya kemerahan menyemburat entah darimana datangnya berpendar hingga menerangi sekeliling halaman bungalow yang lapang terbentang.

Freddy sontak tertegun bukan karena kemunculan cahaya itu semata melainkan karena sinar itu sepertinya berasal dari tubuh ayahnya !

Angin yang semula berhembus semilir berubah makin lama makin kencang.

Hawa yang semula sejuk perlahan-lahan berubah menghangat dan makin berubah panas sampai jarak radius puluhan meter.
Panasnya bahkan terasa oleh Freddy yang mengenakan jaket kulit kesayangannya.

Sungguh anehโ€ฆ.?!

"Oohhโ€ฆ" erang Freddy tiba-tiba penuh kekagetan dengan mata mendelik saat melihat sesuatu dari balik punggung ayahnya.

Sesuatu itu berada dalam genggaman erat tangan Sang Ayah.
Bentuknya menyerupai sebilah keris meski sedikit samar karena terselubung cahaya terang berikut sedikit terhalang bahu ayahnya.

Yang membuat kaget Freddy dari bilah badan benda mirip keris itu memancarkan sinar kemilau merah menyala. Saking terangnya remang area belakang Bungalow berubah benderang dengan sinar yang memancar keluar dari badan keris.

"Hyaaa....!"
Bersamaan pekik Adipati yang mengacungkan tangannya yang menggenggam keris.
Hawa panas seketika terhampar disusul tiupan angin yang spontan bertiup begitu keras bagai topan.

Wuuussshhhhโ€ฆ.!!!
Saking kerasnya tubuh besar Freddy langsung goyah dan terhuyung.

"Aaarrggh..! Pekik Freddy sembari terduduk menahan tubuhnya sendiri.

Sementara angin kencang menggoncangkan pepohonan besar di sekitarnya dengan kerasnya. Dinding bungalowpun ikut bergetar keras mengeluarkan suara berderak nyaring seperti hendak rubuh.

"Keris Pusoko Pulung Geni...metu saka warangkane...melu manut marang ndorone...ora ono sing wani cowa cawe...sopo wae sing arep ngalangi awake...uripe rak bakal suweโ€ฆ!
Suara Adipati terdengar lirih bergetar manakala senjata utama ksatria tanah Jawa yang ikonik itu berada dalam genggaman tangannya.

(Keris Pusaka Pulung Geni..keluar dari sarungnya...ikut patuh kepada tuannya...tidak ada yang berani menganggu...siapa saja yang akan menghalangi dirinya...hidupnya tak bakal lama.red)

Kedua kakinya terpentang gagah. Jas dan celana panjangnya nan mahal berkibar-kibar tertiup angin yang berhembus demikian kencang.

Tangannya yang menggenggam keris diangkatnya tinggi hingga Freddy bisa melihat jelas benda di tangan ayahnya itu.
Matanya melotot manakala ayahnya memainkan gagang keris itu setengah menari.
Tangannya meliuk-liuk halus sebelum kemudian kaki kanannya maju ke muka sambil menyorongkan ujung keris ke batu cadas tepat di depannya.

Wuuutโ€ฆ.wuuuutโ€ฆ!!!

Ceshhh...braakkk.!! Krakatabuummm...!!!


Batu cadas sebesar kerbau yang semula terbenam hingga separuhnya sontak tercabik dari dalam bumi. Terangkat keras ke udara sambil mengeluarkan suara gemuruh bagai tanah longsor.
Batu cadas keras seberat belasan kali gajah Afrika itu melayang-layang setinggi satu tombak di hadapan Suryo Adipati !

Selang setengah menit kemudian dibarengi teriakan kerasnya, Adipati menyabetkan kerisnya ke muka disusul selarik sinar merah bagaikan lidah api menyambar keluar dari ujung keris dengan begitu cepat disertai suara gelegar bak geledek.

Gaaakkkhhhh....!!!!

Sssrrrttttโ€ฆ.wuuusshhhโ€ฆ!!!!!

Buuuummmmmโ€ฆ.!!!!!


Suara berdebum begitu keras laksana letusan meriam serempak bersamaan menghantam sasaran menggetarkan bumi di mana mereka berpijak.

"Aaaahhh!!!!
Suara teriakan keras Freddy terdengar sayup-sayup di tengah kerasnya suara batu cadas besar itu hancur lebur berkeping-keping.

Debu sisa pecahan batu cadas memenuhi segenap penjuru angkasa di sekitaran rumah bungalow tersebut.
Sisanya sempat mengenai sebagian tubuh Adipati dan juga Freddy.

Setelah debu-debu berkurang tampaklah pemandangan mengejutkan di halaman berumput itu.

Sosok Adipati tampak berdiri tegar sambil menghunus keris di tangan kanannya.
Mukanya nampak diam membesi tanpa ekspresi dengan sikap gagah dan kokoh tak tergoyahkan.

Sementara Freddy yang semula berada cukup dekat di belakang ayahnya entah sejak kapan ternyata sudah terpental mundur cukup jauh hingga sekian langkah sambil tersungkur lunglai.
Mukanya yang nampak berdebu terlihat pucat dengan nafas terengah-engah. Pun sama halnya dengan jaket yang dikenakannya.

Sedangkan batu besar yang terangkat tadi tak nampak wujudnya kecuali hanya meninggalkan sebuah rongga besar dan dalam dengan akar rerumputan tercabut di sana sini.

Beberapa lama suasana di sekitar berubah hening.
Berkebalikan dengan area peternakan yang berubah demikian heboh.

"Gununge njeblugโ€ฆ!!!
"Anoman mbledos..!!!...Gunung Anoman meletusโ€ฆ!!!!

Teriakan demi teriakan santer terdengar menambah kepanikan para pegawai di sekitar area Ranch.

Adipati menghirup nafas dalam sambil menyarungkan kembali kerisnya. Matanya sesaat terpejam sambil mengatur sirkulasi darahnya yang turut terpengaruh akibat kedahsyatan pusaka kerisnya.
Freddy yang telah "tersadar" perlahan bangkit lalu mendekati ayahnya.

"A..a..ayahhhโ€ฆ" lenguh Freddy seolah khawatir akan diri orang tuanya ini.

Sesaat Adipati diam tak bergeming. Sebentar kemudian sosok tegap itu memutar badan.
"Bagaimana Edโ€ฆ? Bagaimana penampilanku tadi..ehmmmโ€ฆ?" Tanya Adipati sambil tersenyum penuh arti.

Perlahan ia melangkah mendekati putra kesayangannya.
Diraihnya kedua lengan Freddy dengan jemari tangannya lalu ditataplah anak muda ini dengan sorot tajam penuh makna.

"Aku menyayangi ibumu. Sama seperti aku menyayangimu, Ed.
"Apa yang kau dengar tentang ayah jangan kau makan mentah-mentah begitu saja.
"Aku...ayahmu, sama sekali tidak berniat menyakiti ibumu apalagi menyakitimu, putraku.
"Apapun yang telah dan akan ayah lakukan, ayah melakukannya semata demi kebaikanmu...demi keturunan Pangeran Ajibarang. Demi kejayaan trah Keraton Karang Taruna. Kau tak perlu meragukan Ayahโ€ฆ
"Percayalah dengan Ayahโ€ฆ." ujar Adipati pelan sambil membelai lembut pipi Freddy.

Tak dinyana Freddy seakan trenyuh dengan perlakuan ayahnya.
Terbayang sekilas masa kanak-kanaknya diperlakukan serupa seperti saat ini. Tanpa terasa matanya berkaca-kaca.
Sulit dipercaya sosok seperti Freddy Umbara yang jantan, macho dan arogan bisa "secengeng" ini.

Freddy hanya bisa terdiam seolah larut dalam gelombang kejut yang begitu luar biasa dan mengharu biru hingga ke relung batinnya.

"A..ayahhh,..ma..maafkan akuโ€ฆ"
"Eddyyy...Eddy telah berburuk sangka kepada ayahhโ€ฆ
"Eddy...percaya dengan ayahh.."ucap Freddy lirih setengah merutuk dirinya sendiri.
Menyesali bahwasanya dia telah keliru menyangka yang tidak-tidak kepada pria ini.

Suryo Adipati hanya menyunggingkan senyum sambil mengangkat kedua bahu putranya.

"Eddy...kau anakku. Dalam dirimu terkandung darah dan semangat Suryo Adipati..jiwa Kanjeng Pangeran Ajibarang. Aku tak menyalahkanmu. "Jika Ayah jadi engkauโ€ฆ.Ayah mungkin akan bertindak samaโ€ฆ"
"Ayah cuma ingin kau selamat anakkuโ€ฆ"
"Yang ada dalam kepala Ayah adalah...kau bisa hidup bahagia dalam sisa umur Ayah bahkan sampai Ayah sudah tak ada lagi.
"Yang Ayah inginkan adalah kau bisa menggantikan kedudukan Ayah kelak sebagai pemangku negeri di Banyumili."
"Dan Ayahโ€ฆ.Ayah akan lakukan apapun untuk itu. Kau paham Nakโ€ฆ?" Ucap Adipati.

Freddy memandang pria paruh baya ini penuh kasihan. Dipegangnya lembut tangan ayahnya.
"Eddy mengerti Yah. Eddy paham. Eddy... Eddy tidak ingin mengecewakan Ayah dan juga Ibunda.
"Tentang pacarku, aku akan cari waktu secepatnya untuk mengenalkan dia kepada Ayah dan Ibunda. Segera akan Eddy antar dia ke Paseban Ageng supaya Ayah dan Ibunda bisa mengenal lebih dekat calon istriku. Calon menantu Ayahโ€ฆ" kata Freddy sembari tersenyum lega.

Sekilas ia sempat melirik ke pinggang ayahnya seperti hendak mencari sesuatu.
Suryo Adipati tampak tersenyum sambil kembali menggenggam lengan anak muda ini.

"Kau mencari keris pusaka yang Ayah perlihatkan tadiโ€ฆ?" Tanya Adipati lalu menyingkap sebagian jas yang ia kenakan.
Terlihat sebuah keris terselip di pinggang Adipati dengan sarungnya terbuat dari perunggu berukir yang masih terawat baik.

"Yang kau lihat ini adalah Pusaka Keris Pulung Geni. Bukan sembarang keris. Karena ini adalah keris pusaka utama leluhur kita, Kanjeng Pangeran Ajibarangโ€ฆ"
"Kelak jika waktunya tiba keris ini akan Ayah wariskan padamu.."ucap Adipati sambil mengamit erat tangan Freddy.

Freddy hanya menggumam pelan.

"Pusaka yang sungguh luar biasa Yah,.." kata Freddy penuh sorot kagum.
Suryo Adipati hanya tersenyum sebelum kemudian merengkuh serta merangkul putra kesayangannya ini.

"Ed, Ayah baru menyadari betapa dulu Ayah sering memarahimu.
"Ada rasa sesal dalam batin Ayah telah berbuat itu padamu. Meskipun Ayah melakukan itu semua demi kebaikanmu.
"Maukah kau memaafkan Ayah, Ed..? Ujar Sang Ayah memelas sambil memandang anak muda ini.

"Tentu Yah. Eddy tidak keberatan. Tapi Eddy mau minta satu hal pada Ayahโ€ฆ"pinta Freddy.

"Katakanlah Nak. Jika Ayah sanggup, Ayah akan memberikannya sekarang juga.."
kata Suryo Adipati balas memandang putranya.

"...mumpung di sini, hari ini aku mau berkuda bersama Ayah seperti dulu. "Aku ingin berkeliling menikmati keindahan alam gunung di sekitar peternakan kita ini. Berdua saja.."
"โ€ฆ.dan Ayah tidak boleh menolakโ€ฆ? Kata Freddy setengah merajuk sambil ganti tangan kokohnya menggenggam lengan ayahnya.

Adipati yang semula diam langsung bereaksi saat sang putra lelakinya mendekapnya.
Sejenak ia memandang putra semata wayangnya lalu mengangguk sambil tersenyum lebar.

"Ayahhhโ€ฆ..!
ucap Freddy tiba-tiba setengah berseru dengan wajah cerah sumringah lalu memeluk ayahnya.
Matanya yang semula menyorot tajam berubah sayu dan terlihat haru.

Sebentar kemudian sepasang ayah dan anak itu telah sampai di dalam area kantor dan menemukan sang sekretaris cantik dengan wajah pucat dan tegang.
Sungguh berbeda dengan saat pertama kali bertemu.

"Kau kenapa Lis, wajahmu tegang gitu..? Tanya Freddy sambil tersenyum simpul.

"Hmm...anuu...anuu..Masss...tadii...tadi ada suara...kerasss sekalii. Sepertinya Gunung itu mauu...mauuu meletus Masssโ€ฆ!" Kata Lisa Sang Sekretaris Ranch sambil terbata-bata panik.

"Ah, siapa bilang. Lihat ke luar. Gunung itu baik-baik aja kok. Kamu aja yang ngelantur.."ujar Freddy masih tersenyum.
Kali ini matanya yang jeli lincah mengamati sekujur bodi Lisa yang meliuk indah dan seksi dari blouse serta rok ketatnya di atas lutut.

Sekian saat Lisa celingak-celinguk ke sekelilingnya. Memang tak terjadi apapun di gunung itu yang tampak begitu dekat di depannya seolah hanya tinggal melangkah saja.
Sejumlah pegawai juga tampak keheranan melihat keadaan menjadi sepi seperti biasa.
Sungguh berbeda dari beberapa saat lalu.

"Oooo...gitu ya. Ehmm...apa saya yang salah ya..?" Katanya seolah pada dirinya sendiri.

"Sudahlah. Kamu itu pasti berhalusinasi. Sering nonton Netflix ya begini akibatnya.
"Gini aja Lis, ntar malam aku pengin kamu temenin aku menikmati keindahan alam Anoman di danau sana.
"Maukan Lis..?" Tanya si Don Juan kelas kakap sambil nyengir memandangi tonjolan dada nan montok serta bokong semok gadis ini.

Lisa sejenak terdiam lalu tersenyum mengangguk sembari membetulkan kacamata modisnya yang ala-ala Korea.

"Eddโ€ฆ!!" Tiba-tiba terdengar suara ayahnya memanggil dari kejauhan.

"Oya Yah...aku ke sana !

"Ok Lis, ntar malam dandan yang seksi ya.." kata si pejantan tangguh enteng sambil mengamit pinggang ramping Lisa lalu mengecup bibirnya membuat gadis itu terkaget bercampur senang.

-------------
Tak lama kemudian terlihat dua sosok yang bukan lain Suryo Adipati dan putranya Freddy Umbara tampak tengah menunggangi masing-masing seekor kuda berwarna gelap kecoklatan nan gagah melaju pelan dari arah Ranch menuju hamparan stepa yang terbentang luas.



Thoroughbred Horse
(Sekitar 300 tahun lalu, kuda ini sengaja dibiakkan untuk keperluan balap dengan menyilangkan kuda Arab dan kuda lokal, terang laman The Spruce Pets. Kini, kuda thoroughbred menjadi kuda balap paling populer di wilayah Amerika Utara).

"Hiyaaa...hiyaaaโ€ฆ!

Seru Freddy seraya kemudian memacu tunggangannya berjenis Thoroughbred yang tinggi gagah dan berotot dengan penuh sukacita.
Kuda-kuda import nan perkasa itu meringkik keras sebelum kemudian melaju cepat berpacu dengan gelora kedua penunggangnya

Freddy merasa begitu gembira seolah merasakan kembali apa yang telah lama hilang dari hidupnya sekaligus yang begitu ia dambakan sejak masa kecilnya dahulu.
Hanya tinggal mengajak sang ibunda maka lengkaplah apa yang ia damba-dambakan.
"Semua hanyalah soal waktu Ibunda bisa ikut serta." Demikian pikir Freddy.

Senyum tampak terkembang lepas di wajahnya saat pandang matanya saling bertatapan dengan pandang ayahnya yang juga tampak melempar tawa.
Freddy mengira dan yakin kedatangannya kali ini berhasil merubah tabiat ayahnya.

Apakah semua kegembiraan yang ia alami bersama sang ayah pagi ini adalah merupakan awal kebahagiaannya yang sesungguhnya ataukah cuma sebuah fatamorgana saja ?

Entahlahโ€ฆ.

Yang pasti Sang Surya sudah semakin menunjukkan wibawanya ke seantero negeri.
Sorotnya tak lepas membayangi kedua ayah dan anak itu dari jauh sampai hanya berupa sepasang noktah di padang rumput menghijau.
Kemilau sinarnya yang fana seolah memberi kehangatan abadi bagi segenap jiwa insani yang menyepi berhibernasi dalam sekat jiwa yang sunyi tanpa terkecuali...Sang Freddy Umbara.


 
Terakhir diubah:
ุจูุณู’ู€ู€ู€ู€ู€ู€ู€ู€ู€ู€ู€ู€ู€ู€ู…ู ุงู„ู„ู‡ู ุงู„ุฑูŽู‘ุญู’ู…ูŽู†ู ุงู„ุฑูŽู‘ุญููŠู’ู€ู€ู€ู€ู€ู…

ุงู„ุณู‘ูŽู„ุงูŽู…ู ุนูŽู„ูŽูŠู’ูƒูู…ู’ ูˆูŽุฑูŽุญู’ู…ูŽุฉู ุงู„ู„ู‡ู ูˆูŽุจูŽุฑูŽูƒูŽุงุชูู‡
Kami sekeluarga mengucapkan
*Selamat Hari Raya Idul Fitri*
*1 Syawal 1442 H*

โ€Ž ุชูŽู‚ูŽุจูŽู‘ู„ูŽ ุงู„ู„ู‘ู‡ู ู…ูู†ูŽู‘ุง ูˆูŽ ู…ูู†ู’ูƒูู…ู’
โ€Ž ุตููŠูŽู…ูŽู†ูŽุง ูˆูŽ ุตููŠูŽู…ูŽูƒูู…ู’
โ€ŽูˆูŽุฌู’ุนูŽู„ู’ู†ูŽุง ุงู„ู„ู‘ู‡ู ู…ูู†ูŽ ุงู„ู’ุนูŽุงุฆูุฏููŠู† ูˆูŽุงู„ู’ููŽุงุฆูุฒููŠู†

_Taqabbalallahu_
_minna wa minkum_
_shiyamana wa shiyamakum_
_wa jaโ€™alanallahu_
_minal โ€˜aidin wal faizin_

*Mohon Maaf Lahir & Bathin๐Ÿ™๐Ÿฅฐ
_Keluarga besar Kenthir_
Semoga berkat Yang Maha Pemurah senantiasa tercurah dan menyertai agan-aganwati para pemirsa semuanya. Amin๐Ÿ˜‡๐Ÿคฒ.
 
Terakhir diubah:
Jav Toys
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd