Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG Memuaskan Nafsu Pacarku

Chapter 1 : Hai, Aku Rara



Kampus

“Sayang, kamu di mana?” tanyaku pada seseorang sambil menempelkan handphone milikku di telinga. “Ohhh ... kamu di kantin. Iya ... aku udah keluar kelas sekarang. Hmmm ... gak tahu, dosennya tadi masuk kelas sebentar terus buru-buru pergi dan cuma kasih tugas aja. Iya, ini aku mau ke sana. Iya, Sayang. Yaudah ... aku ke kantin sekarang,” lanjutku yang melakukan percakapan via telepon itu bersama Rian.

Aku melangkah kecil sambil memeluk beberapa buku mata kuliahku yang aku bawa menuju kantin tempatku berkuliah. Beberapa teman kampusku yang kebetulan tidak sengaja berpapasan denganku, menyapaku dengan senyuman merekah di wajah mereka. Ada yang memanggil namaku, ada yang tersenyum, dan beberapa pria yang tidak aku kenal memandangku dengan pandangan mesum mereka.

Tak sekali atau dua kali aku mendapatkan catcalling ataupun godaan nakal para pria yang terkadang begitu senonoh mengomentari badanku atau juga payudaraku yang terbilang cukup besar. Meskipun aku termasuk keturunan Chinese, tetapi entah kenapa banyak yang bilang padaku kalau sebenarnya aku termasuk wanita keturunan yang mempunyai nilai plus karena ukuran payudaraku yang terbilang cukup besar dan di atas rata-rata wanita seusiaku. Apalagi banyak yang bilang kalau wanita keturunan Chinese itu sudah pasti payudaranya kecil, berbanding terbalik denganku yang mempunyai ukuran payudara yang besar.

Dengan tinggi tubuh 168 cm dan berat badan 51 kg, membuat bentuk badanku terlihat sempurna tinggi semampai. Ditambah lagi dengan ukuran payudaraku yang berukuran 36B, terlihat menantang apabila aku menggunakan pakaian yang cukup ketat di tubuhku.

Sudah menjadi makananku setiap harinya mendengarkan celotehan-celotehan kotor para pria yang melihat tubuh sexy-ku. Memang di satu sisi aku menyukai bagaimana cara mereka memuji tubuhku yang sexy. Tetapi di sisi lainnya ketika aku sudah jengah dengan komentar-komentar kotor mereka yang sudah kelewat batas, pasti aku langsung menegurnya saat itu juga. Banyak manis pahit memilik tubuh semok dan juga payudara besar sepertiku, tetapi tetap saja dari hal itu semua aku sangat menyukai ketika banyak mata pria yang mengarahku dan memuji-muji akan tubuhku.

Hari ini aku hanya menggunakan jeans berwarna biru dan juga tanktop berwarna hitam yang tubuh bagian atasku itu aku balut dengan outer varsity berwarna hijau sehingga keseksian tubuhku tidak bisa diragukan lagi akan terlihat lebih sexy dari hari-hari biasanya. Ditambah juga dengan rambut pendek sebahuku yang memperlihatkan leher jenjangku dan juga jeans ketat yang aku pakai itu menonjolkan pantatku yang sekal dan semok.

Aku berjalan dengan penuh percaya diri hingga akhirnya aku sampai di kantin kampusku. Aku tak mengira kalau ternyata siang itu kantin kampusku terlihat sedang ramai-ramainya. Beberapa pasang mata pria melihat ke arahku dan aku abaikan pandangan mereka itu seperti biasanya. Mataku menyapu ke sekelilingku untuk mencari keberadaan Rian.

“Ra, di sini!” teriak seseorang yang telah berdiri dari tempat duduknya dan mengangkat salah satu tangannya dengan senyuman yang ada di wajahnya mengarah kepadaku.

Aku otomatis tersenyum semringah melihat wajah pria yang tersenyum ke arahku itu. Aku berjalan pelan ke arah pria itu tersebut sesampainya di dekatnya aku langsung berkata, “Ayo, Yang!”

Rian merupakan pacarku yang ke-4 atau entah pria ke berapa yang mendekatiku. Aku sendiri sudah lupa lebih tepatnya karena terlalu banyak pria yang datang dan pergi dari kehidupanku karena mereka hanya mendekatiku untuk menginginkan tubuhku. Bersama Rian, aku sudah menjalani hubungan pacaran kurang lebih 1 tahun lamanya. Memang banyak pria yang mengejar-ngejarku untuk mendapatkan hatiku. Tetapi hatiku kepincut dengan sikap Rian yang playboy namun memilik sikap yang baik dan penuh perhatian.

Entah kenapa aku sangat menyukai sikap pria yang terlihat badboy seperti Rian. Padahal banyak yang bilang kalau pria seperti perawakan pacarku sekarang itu mempunyai banyak simpanan wanita. Tetapi selama aku menjalani hubungan pacaran bersama Rian, dia sama sekali tidak pernah membuatku kecewa. Ya … mungkin hanya masalah kecil-kecil saja yang menjadi pemanis hubunganku bersama pacarku yang sekarang.

Bukannya aku sombong atau apa, tetapi memang di kampusku aku terkenal dengan parasku yang cantik. Selain wajahku yang memesona, kulitku juga putih mulus tanpa cacat, dan aku terkenal cukup pintar di kelasku. Sikapku yang terkadang ramah ke semua orang, apalagi kata mereka aku mempunyai senyum yang manis karena mempunyai lesung pipi itu menambah banyak pria yang ingin mengambil hatiku untuk mereka miliki.

“Kamu udah gak tahan ya, Sayang?” goda Rian yang sangat mengerti akan diriku dengan tatapannya itu yang seperti sedang menelanjangiku.

“Udah, ayo!” ucapku manja sambil menarik lengan Rian dan merasa malu karena tatapan teman-teman pacarku itu mengarah kepadaku dengan tatapan seperti ingin memakanku.

“Cieee ... yang udah gak tahan!”

“Gas, Bos! Itu cewek lo kayaknya minta jatah.”

“Anjing! Hoki banget sih lo dapet cewek kayak Rara.”

Komentar-komentar dari teman-teman Rian itu membuatku pipiku merah merona karena malu. Sambil bertingkah manja dan meminta pacarku untuk langsung pergi dari tempat itu, aku harus menahan rasa malu karena komentar-komentar teman Rian semakin menjadi-jadi menggodaku.

“Iya, Sayang. Bentar dulu. Aku habisin rokok dulu ini sebatang. Sayang tinggal setengah,” pinta Rian sambil memperlihatkan rokok yang tinggal setengah lagi di tangan kanannya dan tubuhnya itu sama sekali bergeming meskipun aku sudah menarik lengannya dengan sekuat tenagaku.

“Udah, ihhh ... ayo cepetan! Aku malu sama temen-temen kamu,” ucapku sepelan mungkin hingga aku merasa perkataanku itu hanya bisa didengarkan oleh Rian saja.

“Yaudah deh, ayo,” timpal Rian yang berdiri dari tempat duduknya. “Gue cabut duluan ya, Bro. Nanti kalau mau kumpul kabarin aja,” lanjut pacarku yang tubuhnya itu telah aku seret menuju parkiran mobil di kampusku.

*******​

Kos Rian

“Kok kamu cepet banget keluar kelasnya, Sayang?” tanya Rian yang sudah merebahkan tubuhnya di kasur yang saat itu dia hanya mengenakan boxer dan kaos saja.

“Gak tahu tuh Pak Ramli langsung main pergi aja setelah ngasih tugas. Mana tugasnya banyak lagi,” jawabku sambil menggerutu dan melepaskan outer yang aku pakai dan menaruhnya di gantungan baju yang ada di kamar kos Rian.

Rian yang merupakan pacar ke-4-ku itu tentu saja sudah menikmati tubuhku. Memang pengalaman sex-ku dimulai ketika aku berada di bangku kelas 1 SMA. Di situ aku sudah mulai mengenal namanya sex karena teman-teman sebayaku tak jarang membicarakannya ataupun bergosip tentang hal mesum.

Keingintahuanku tentang sex itu semakin menjadi-jadi saat aku berpacaran dengan pacar pertamaku yang bernama Rendi. Saat bersama Rendi, pacar pertamaku itu berhasil mengambil first kiss-ku. Tetapi bersama Rendi aku berpacaran tidak terlalu lama karena pria itu sangat toxic dan manipulatif. Hubungan asmaraku dilanjutkan bersama Danny dan Angga yang aku jalani masih saat aku duduk di bangku SMA. Bersama kedua orang itu, aku pelan-pelan mulai terbuka dan melakukan hubungan tidak hanya sekedar berciuman saja. Bahkan aku untuk pertama kalinya aku melakukan petting dan merasakan sperma milik pria.

Kalau diingat-ingat, masa SMA-ku saat itu memang sangat lah gila. Aku yang mempunyai paras cantik dan cukup terkenal di SMA-ku malah memberikan tubuhku pada kedua pria yang dibilang sangat jauh strata ekonominya di bawahku. Tetapi hal itu tidak membuatku menyesal sama sekali karena dari kedua orang itu lah aku tahu kalau aku sangat menyukai ketika seseorang dapat memanjakanku ataupun bagian tubuhku disentuh oleh lawan jenisku.

“Ya bagus deh kalau kamu bisa pulang cepet, jadi kan kita punya banyak waktu buat ML,” goda Rian yang tiba-tiba sudah berdiri di belakang tubuhku dan memelukku. Bibirnya itu menyentuh tengkuk leherku dan hal itu membuat badanku seketika menggelinjang geli.

“Ihhh ... Sayang. Tunggu dulu!” ucapku sambil mencoba melepaskan kedua tangan Rian yang melingkar di perutku dengan kedua tanganku. “Biarin aku lepas baju dulu, Sayang. Ini nanti kusut bajunya, aku gak punya baju ganti,” lanjutku yang menoleh ke arah belakang dan sesaat kemudian bibirku langsung dikecup oleh pacarku itu.

MUACHHH ... MUACHHH ... MUACHHH....

Aku dalam posisi berdiri dan kepalaku menoleh, melakukan cumbuan panas bersama Rian. Untuk beberapa saat, aku bersama pacarku itu melakukan cumbuan panas untuk meningkatkan gairah sex kami. Memang biasanya Rian selalu membuka hubungan intim itu dengan kecupan-kecupan nakal di sekujur tubuhku. Tetapi tak jarang juga dia akan bersikap beringas ketika nafsunya sudah tidak dapat dikendalikannya lagi. Dari kedua sikap pacarku itu, aku merasa tidak ada masalah sama sekali karena Rian sangat tahu bagaimana caranya memuaskan gairah sex-ku yang ketika sudah dalam mode on, aku berubah menjadi wanita nakal dan binal.

“SHHH ... SHHH ... SHHH ... SHHH ... SHHH ... SHHH ... SHHH....”

Rian begitu lihai mempermainkan gairah sex-ku. Dia sangat mengerti bagaimana membuat diriku terangsang dengan sentuhan-sentuhan lembutnya di sekujur tubuhku. Tangan Rian yang meng-explore bebas badanku, tentu saja membuat diriku melayang nikmat. Setiap kali genggaman tangannya berada di area payudaraku dengan remasan lembut dan kerasnya, pasti lah hal itu benar-benar membuatku tidak bisa mempertahankan akal sehatku karena aku keburu horny dan menginginkan kenikmatan lebih dari sentuhan-sentuhan nakal pacarku itu.

Apa kalian bertanya padaku apakah aku masih perawan ketika melakukan hubungan sex pertama kali bersama Rian? Tentu saja aku masih perawan saat aku berhubungan badan untuk pertama kalinya bersama pacarku itu. Entah kenapa aku yang selama ini yang dengan sangat keras berjanji pada diriku sendiri untuk mempertahankan mahkota wanitaku, pada akhirnya memberikan keperawananku pada Rian.

Rian begitu pintar dengan ucapan dan janji manisnya. Hingga bujuk rayuannya itu pun membuatku terlena dan malam itu aku memberikan seutuhnya sesuatu yang begitu berharga di dalam hidupku untuk pacarku, Rian.

Semenjak saat itu aku sangat ketagihan untuk melakukan hubungan sex bersama Rian. Tak jarang hampir setiap kali ketika kami mempunyai waktu dan momen yang pas pasti akan melakukan hubungan sex di mana pun itu dan tidak akan berhenti hingga salah satu kami tak bisa melanjutkannya lagi.

Bersambung....​
 
Jav Toys
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd