joko_s
Adik Semprot
- Daftar
- 27 Mar 2011
- Post
- 132
- Like diterima
- 179
Abdaubismillahi war rohmani
Wabirrohimin daimil ihsani....
Lamat-lamat gue denger suara santriwati mendendangkan sebuah syair dengan merdunya.
Ya, itulah kesan pertama gue menginjakkan kaki di sebuah pesantren sederhana yang terletak disebuah lereng gunung dengan ketinggian lebih dari 2.000 mdpl.
Suasana begitu tenang. Jauh dari hiruk pikuk perkotaan..
Hanya desiran angin yang dinginnya seakan menembus tulang belulangku menemaniku memasuki pelataran sebuah pesantren yang diberi nama al-furqon.
Sebelum gue membuka pintu mobil pikiran gue teringat peristiwa 4 jam yang lalu disebuah rumah mewah dan megah 3 lantai di tengah perkotaan.
Waktu itu gue dengan santainya membunyikan klakson kawasaki ninja R dengan keras dan tak henti, sampai seorang satpam dengan baju putih dan celana biru dongker itu lari tergopoh-gopoh dari dalam rumah.
Begitu pintu gerbang besi yg tinggi itu terbuka, dengan angkuhnya gue membentak satpam kesayangan papi gue itu.
"Lo itu digaji buat jaga gerbang. Bukannya santai2 dalam rumah. Lo punya telinga kan, diklakson berkali-kali gak denger. Sekali lagi lo kayal gini gue pulangin lo ke kampung. Ngerti !!!"
Dengan muka pucat satpam gue hanya bisa mengangguk n bilang "ya bos tuan muda, maaf, tadi dipanggil bos tuan besar"
"Udah gak usah banyak bacot & alasan lo"
Lalu guepun menstater motor gue dan tancap gas memasuki gerbang istana gue.
Setelah memarkirkan motor gue disebelah avantador kesayangan gue, akhirnya gue berjalan dengan langkah sombol sambil menenteng helm memasuki rumah dari pintu samping garasi yang bisa muat lebih dari 10 mobil itu.
Begitu gue baru masuk rumah, tiba2 terdengar sebuah bentakan.
"La ini anaknya... anak gak tau diri, sukanya menaruh kotoran dimuka orang tuanya"
Sambil bengong, gue menoleh kanan kiri. Ternyata disitu berkumpul keluarga besar gue. Ada papi mami gue. Ada juga 2 om gue yang super duper galaknya serta 1 tante gue yang sering jadi bacolan gue waktu onani.
Tubuh ini masih berdiri kaku dengan ekspresi bingung ketika tiba2 papi gue menghardik dengan suara yang keras.
"Cepat beresin semua pakean kamu dan ikut papi. Papi kasih waktu 15 menit untuk kemas-kemas atau kamu sudah tidak papi akuin sebagai anak papi"
Bersambung.....
Page 4
Page 6
Wabirrohimin daimil ihsani....
Lamat-lamat gue denger suara santriwati mendendangkan sebuah syair dengan merdunya.
Ya, itulah kesan pertama gue menginjakkan kaki di sebuah pesantren sederhana yang terletak disebuah lereng gunung dengan ketinggian lebih dari 2.000 mdpl.
Suasana begitu tenang. Jauh dari hiruk pikuk perkotaan..
Hanya desiran angin yang dinginnya seakan menembus tulang belulangku menemaniku memasuki pelataran sebuah pesantren yang diberi nama al-furqon.
Sebelum gue membuka pintu mobil pikiran gue teringat peristiwa 4 jam yang lalu disebuah rumah mewah dan megah 3 lantai di tengah perkotaan.
Waktu itu gue dengan santainya membunyikan klakson kawasaki ninja R dengan keras dan tak henti, sampai seorang satpam dengan baju putih dan celana biru dongker itu lari tergopoh-gopoh dari dalam rumah.
Begitu pintu gerbang besi yg tinggi itu terbuka, dengan angkuhnya gue membentak satpam kesayangan papi gue itu.
"Lo itu digaji buat jaga gerbang. Bukannya santai2 dalam rumah. Lo punya telinga kan, diklakson berkali-kali gak denger. Sekali lagi lo kayal gini gue pulangin lo ke kampung. Ngerti !!!"
Dengan muka pucat satpam gue hanya bisa mengangguk n bilang "ya bos tuan muda, maaf, tadi dipanggil bos tuan besar"
"Udah gak usah banyak bacot & alasan lo"
Lalu guepun menstater motor gue dan tancap gas memasuki gerbang istana gue.
Setelah memarkirkan motor gue disebelah avantador kesayangan gue, akhirnya gue berjalan dengan langkah sombol sambil menenteng helm memasuki rumah dari pintu samping garasi yang bisa muat lebih dari 10 mobil itu.
Begitu gue baru masuk rumah, tiba2 terdengar sebuah bentakan.
"La ini anaknya... anak gak tau diri, sukanya menaruh kotoran dimuka orang tuanya"
Sambil bengong, gue menoleh kanan kiri. Ternyata disitu berkumpul keluarga besar gue. Ada papi mami gue. Ada juga 2 om gue yang super duper galaknya serta 1 tante gue yang sering jadi bacolan gue waktu onani.
Tubuh ini masih berdiri kaku dengan ekspresi bingung ketika tiba2 papi gue menghardik dengan suara yang keras.
"Cepat beresin semua pakean kamu dan ikut papi. Papi kasih waktu 15 menit untuk kemas-kemas atau kamu sudah tidak papi akuin sebagai anak papi"
Bersambung.....
Page 4
Page 6
Terakhir diubah:
