Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

DRAMA Miskin Vs. Kaya

Menurut pembaca disini, Asep cocoknya berpasangan dengan siapa?


  • Total voters
    484
Status
Please reply by conversation.
Lust

5bfc281376029965.jpg

Nuri Maulidina


3cce0a1376425347.jpg

Fanda Ghasani

---
Sebenarnya aku agak males ketemu dengan Nur, ya alasannya karena bapaknya itu. aku masih ada dendam padanya dan aku juga mempertimbangkan untuk membalas semua yang ia lakukan kepadaku dan keluargaku. Entahlah kalau seperti ini siapa yang kejam? Tapi aku jujur merasa kecewa dengan hidup ini, aku merasa dibohongi oleh kehidupan karena masalah-masalah yang menimpaku.


Baru saja aku kepikiran soal Nur, orangnya langsung datang. Kita akhirnya ngobrol dengan kondisi dia “memaksa”. Aku benar-benar sungkan dan rasanya tidak bisa ngobrol lagi dengan dia. Tapi melihat kegigihannya untuk memperjuangkan “cintanya”, akhirnya aku luluh juga. Ya kalau mau dikata, aku bisa menidurinya mala mini. Tapi pikiran itu aku buang jauh-jauh karena belum waktunya. Nanti kuperhitungkan soal menidurinya kalau aku sudah punya rencana.


“Ih mukanya kok mesum gitu mas?” tanya Nur setelah memelukku


“Makanya cepet pulang daripada mas nanti khilaf” kataku.


Ya aku akui memang nafsu sekarang, bahkan nafsunya sampai ubun-ubun. Tapi sekali lagi, aku mencoba peruntunganku dengan bersikap sabar, siapa tau aku dapat lebih dari apa yang aku inginkan saat ini.


“kan Nur dah bilang, kalau mau itu, Nur siap kok malam ini” dia menjelaskan dengan pasrah, tapi kulihat wajahnya agak murung.


“Udah sana pulang aja dek, tidak enak diliat tetangga”


“Nur gamau pulang sebelum mas jawab pernyataan Nur”


“Pernyataan yang mana?”


“Ih kan mulai tidak peka lagi”


Aku tidak tau perasaanku, aku masih sangat tidak nyaman jika memacari orang yang bapaknya menginjak-injak harga diri keluargaku. Tapi di satu sisi aku memang menyukai wanita ini.


“dek, mas paham kok. Kasik mas waktu untuk memikirkan itu semua ya” aku mengelak bukan untuk menghindarinya, tapi karena menyusun rencana untuk membalas dendamku


“Nur akan melakukan apa aja buat Mas, bawa Nur kemanapun Mas Asep mau. Nur akan nurut. Tapi tolong jangan pernah tinggalin Nur Mas”


“Soal bapakku, Nur minta maaf mewakili dia sebagai orang tua Nur. Selebihnya Nur tidak bisa melarang apa yang akan mas lakukan ke dia. Tapi Nur hanya berpesan, tidak baik memendam dendam terlalu lama”


Dia menyakinkanku seolah dia mengalami apa yang aku alami selama ini. Aku juga tidak munafik dengan situasi seperti ini, aku ingin membawa kabur Nur dan menjauh dari dunia yang kejam ini dan memulai dunia baru bersamanya.


Tapi tidak, aku sudah melangkah sejauh ini. Aku masih ada Joanne yang belum aku manfaatkan dengan maksimal. Aku tau ini kedengerannya kejam, tapi aku mau dia ikut andil dalam rencanaku, entah sebagai partner atau musuh. Kita lihat saja nanti


“Iya mas paham, makanya Nur jangan buru-buru dulu buat kita pacaran. Nanti ketahuan ayahnya bisa berabe” kataku membujuk


“Tapi kita kan bisa back-street mas”


“atau mas mau apa? Nur pasti kasik. Tapi tolong kasik kejelasan sama hubungan kita”


Kulihat matanya mulai berkaca-kaca sambil memohon padaku. Aku sebenarnya tidak tega, tapi aku harus kejam pada diriku sendiri agar dunia berpihak kepadaku yang miskin ketimbang orang yang kaya.


“Ayahku berpesan untuk menjagamu sebelum dia meninggal, jadi Nur harus percaya pada Mas kalau ini adalah bentuk menjaga yang ayah mas wasiatkan”


“Nur bisa memiliki mas sepenuhnya, Kita juga bisa jalan, ngedate atau apapun. Tapi untuk status, biar mas pikirkan dulu enaknya”


“Mas jangan bohong, nanti Mas Asep ninggalin Nur. Apalagi nanti Anne datang buat godain mas” dia mulai meradang saat menyebutkan nama Anne


CUUUPPPPP


“hey, jangan berpikiran seperti itu. hal tersebut tak akan terjadi”


“Sekarang Nur pulang, besok kita jalan-jalan yaa”


Sebelum dia pergi pulang, aku sempat menanyakan rumah Bu Fanda kepada Nur, aku beralasan tanya rumahnya karena ingin membayar hutang kepadanya. Nur tidak curiga sedikitpun dan memberitahuku rumah yang terletak disamping desaku.


Akhirnya Nur mengangguk girang menyetujui ajakanku tadi. Aku masih belum paham kenapa wanita mudah sekali dikelabui dengan hal-hal yang romantic macam ini. Aku minta maaf Nur, aku punya cara sendiri untuk melindungimu dari masalah yang akan aku buat nanti.


Nur akhirnya pulang dengan sedikit lega. Mungkin lega karena kami “Pacaran” dan besok akan jalan-jalan. Aku tidak tau besok mau jalan kemana, tapi nanti aku pikirkan saja, mungkin kuajak ke pasar minggu atau tempat-tempat murah agar menghemat biaya di kantongku.


Malam ini nafsuku masih tinggi karena kejadia buah dada nur itu, aku harus cari pelampiasan, pelampiasan itu mungkin ke Bu Fanda yang kapan hari aku perkosa. Sebenarnya aku tidak berani datang kerumahnya dan mengancamnya. Tapi sudah kepalang nafsu dan aku tidak mau mengocok penisku sendiri.


Kuambil sepeda bututku dan ku gaskan kerumah Bu Fanda. Semoga mala mini aku beruntung mendapatkan kemolekan tubuhnya. Oh iya, sepertinya aku punya fetish aneh, yaitu menjilati dan menciumi ketiak wanita, tapi ketiak yang bersih yaa. Bukan yang berbulu.


Aku sudah sampai di rumah bu fanda, kulihat rumahnya cukup besar. Yaa seperti rumah PNS pada umumnya. Bodohnya dia bilang kalau suaminya PNS, jadi yaa aku tau kesibukannya dan rutinitas suaminya itu.


Rumahnya terletak di paling ujung kompleks perkampungan di desanya. Kulihat rumah dia saja yang paling bagus, selebihnya yaa rumahnya sangat sederhana seperti rumahku. Aku mendekat dengan agak gugup. Semoga semuanya lancar


TOK….TOK….TOK….


CKREEKKK


“KAMU!!!!” kulihat seorang wanita anggun membukakan pintu dengan mengenakan baju tidur warna pink. Wajahnya yang natural membuatku agak naik dan konak memikirkan pertempuran yang akan kami lakukan.


“Sssstttt gausah teriak bu. Disni kan kompleks perkampungan. Jadi tau dong kalau mereka liat ibu teriak dihadapan seorang laki-laki” ujarku sambil nyengir


“Kamu mau apa hah? Belum puas soal kemarin?” katanya dengan nada marah tapi ditahan.


“Sejujurnya belum puas, hehe. Tapi selain itu, aku kesini buat menawarkan bu fanda sesuatu”


Dia hanya diam dan menatapku dengan pandangan marah


“jadi kita bicara disini atau didalam” yessss akhirnya aku berhasil menguasai suasanan.


Aku dipersilahkan masuk dan aku melihat-lihat seisi rumahnya bu fanda. Banyak sekali foto yang ia pajang, ada foto dirinya dan juga foto bareng suaminya. Aku duduk di sofa yang terletak di ruang tamu itu, sementara Bu Fanda duduk dihadapanku, kini kita hanya terbatas dengan meja yang berada di tengah tempat duduk sofa ini.


“Well, langsung saja ya”


“saya punya hutang ke bu fanda, sementara situasi….”


“Panggil fanda saja, aku tidak sudi dipanggil ibu sama kamu” dia memotong pembicaranku. Aku hany nyengir mendengar nada marahnya


“Baik Fanda, aku punya hutang kepadamu, dan situasinya berubah saat kejadian kemarin. Kini aku yang unggul atas situasi tersebut, tapi yang namanya hutang tetap hutang. Aku pasti membayar hutangmu. Tapi aku minta syarat agar kamu tidak ember soal kejadian yang kemarin atau nekat melaporkan aku. Karena semua bukti yang aku bilang kemarin ada di aku”


“Apa syaratnya?” dia tidak mengindahkan ancamanku, malah focus ke syarat yang aku tawarkan.


“Syaratnya mudah, kapanpun, dimanapun dan sedang apapun kamu, jika aku butuh kamu. Kamu harus ada untukku. Kamu tidak usah mikir kalau kamu punya harga diri atau semacamnya. Dengan kamu bohong dan pura-pura menikmati kehidupan bersama suamimu itu sudah membuktikan kalau kamu tidak mempunyai harga diri”


PLAAAAKKKK


“siapa kamu? Berani-beraninya kamu menyuruhku untuk ini dan itu. silahkan kamu sebar video dan foto itu. suamiku juga tidak akan tinggal diam dengan hal itu semua” dia tambah murka dengan sambil menamparku


Baiklah, sepertinya rencanaku bakal gagal total. Jadi saatnya aku pergi dan tidak mengganggu dia lagi. Gila aja aku yang miskin begini berhadapan dengan orang kaya macam dia dan suaminya.


“Baiklah, kalau begitu aku pamit saja. Aku anggap penawaranku kamu tolak, dan pastinya ada konsekuensi dibelakang itu semua” aku mulai beranjak berdiri di sofa tersebut. Yah mungkin aku harus belajar banyak lagi soal mengancam orang. Saat aku melangkahkan kaki untuk keluar dari rumahnya


“Aku minta keringanan” dia mencegahku dengan kat-katanya itu. aku diam dan tidak berjalan sambil menoleh lagi ke arahnya.


“Keringanan?”


“keringanan saat suamiku disini, aku tidak ingin menjadi budakmu. Jadi aku tidak mau melakukan itu saat ada suamiku disini.” Kulihat wajahnya menunduk pasrah saat berucap seperti itu.


“itu bisa diatur hehe” kataku sambil kembali duduk di sofa tersebut. Tapi bedanya sekarang aku duduk di samping Fanda.


“Sekarang, aku mau mengetes perjanjian kita. Suamimu tidak ada disini kan? Buka bajumu dan tunjukkan ketiakmu” aku berbicara dengan nafas berat didekat kupingnya.


Dia membuka baju piyamanya mulai dari kancingnya dan terlihat BH warna putih membungkus payudaranya yang kutaksir 34B itu. dia lalu mengangkat kedua lengannya ke atas.


“lakukan secepat mungkin, anakku takut bangun” Aku tidak terkejut sih, karena di fotonya terpampang foto anaknya yang masih kecil.


Slurrppphhhh…aaahhhh….hhhhhhmmmm…Slurrrhhhh aaahhh


Aku langsung mencium dan menjilat ketiaknya. Sensasinya sangat aneh dan buat aku makin nafsu. Bau ketiaknya yng khas membuatku tergila-gila ingin terus mengeksploitasi ketiaknya ini.


Aaaaaahhhh….Ohhhhhh..ssshhhhhh..gelliiiiiiiii….seeepppppp..


Dia hanya mendesar kecil menerima perlakuanku itu. akhirnya aku merasa menang didalam hidup ini. Aku sedikit puas dengan apa yang aku dapat ini.


Setelah puas mencumbui ketiaknya, kini aku beralih untuk menciumnya. Awalnya dia menolak, tapi saat aku remas-remas payudaranya. Akhirnya dia mau membuka mulutnya dan membiarkan lidahku beraksi didalam mulutnya.


Slurrppphhhh…aaahhhh….hhhhhhmmmm…Slurrrhhhh….aaahhh


Slurrppphhhh…aaahhhh….hhhhhhmmmm…Slurrrhhhh ooooohhh


Aku sudah tidak tahan, aku lepas celanaku dan Fanda juga bereaksi sama sepertiku, dia membuka celana piyamanya dan CD.nya.


Fanda lantas duduk mengangkang di atas sofa. Kedua kakinya dibuka lebar-lebar mempersilakan kepadaku untuk melakukan penetrasi kenikmatan sesungguhnya. Aku pun segera menyiapkan senjataku.. mengarahkan ujung penisku tepat di depan liang vagina Fanda dan..


Clebbh..


Perlahan tapi pasti menekannya masuk.

Slebbh.. sleepp..


Sedikit-demi sedikit penisku tenggelam dalam kehangatan liang Fanda yang basah dan nikmat.


Ketika hampir seluruh batang penisku yang berukuran 20 cm itu memasuki vagina.. aku mencabutnya kembali.


Kemudian kembali memasukkannya perlahan. Slebb..


"Enghh.. Gilaaaa.. pelan-pelan, Kontolmu kebesaran” jerit Fanda keenakan.


"Tak apa Fan..Kubuat kamu ketagihan sama kontol ini” tantangku.


Kini kutambah rangsangan dengan meremas dan memilin puting susunya yang besar.


"Ohh.. Ohh….Sep..” Fanda memejamkan matanya.


Pada penetrasi kali ini, Fanda menjerit.. "Sudah Sep.. tarik lagi.. aku tidak kuaatt.. Mau.. Oh..!"


Dinding vagina Fanda melejat-lejat seakan memijit batang penisku dalam kenikmatan birahi yang sedang direguknya. Lah belum apa-apa sudah keluar begitu saja. Dasar wanita lemah hehe.


“Hsstt.. uuhh.. aduduhh..” desah napas Fanda membuat kedua kakinya gemetaran..


”Aaugh… ahhh…”.


Fanda menjerit tertahan dan tubuhnya menggelinjang seperti kesakitan karena aku masukin penis besarku yang masih mencari nikmat itu.


”Pelan-pelan..!”.


Fanda berbicara dengan nafas sesak. Mulutnya meringis seperti orang sedang menahan kencing. Aku segera memeluk tubuh molek Fanda dengan gemas sambil memainkan buah dadanya, aku menjilat, mengusap dan menggigit- gigit lembut benda bulat itu. Mulutku mengecup-ngecup sambil lidahku memainkan putingnya. Lalu aku bertanya dengan suara lembut.


“Mau diteruskan?”.


Fanda membuka matanya. Di bibirnya terlihat senyum manis yang begitu menggairahkan. Aku pun menekan penisku ke dalam. Kemudian kutarik ke belakang perlahan-lahan. Ditekan lagi. Ditarik lagi. Begitu terus selama beberapa saat hingga vagina sempit Fanda berubah menjadi sedikit lebih lebar, kemudian aku mempercepat hentakan yang kubuat. Kini dengan lancar kontolku keluar masuk di vagina sempit Fanda. Terasa hangatnya sungguh sangat menggairahkan. Akhirnya dia tunduk padaku


”Ehss… ahmm… ughh…”.


Fanda mendesah dan mengerang seiring dengan genjotan pinggulku yang semakin cepat dan kencang. Bahkan kursi sofa berdenyit keras menjadi saksi pergumulan kami. sekuat tenaga aku terus memaju-mundurkan pinggulku. Sambil menggoyang, aku juga terus meremas-remas payudara Fanda yang bulat dan membusung indah. Sampai akhirnya aku merasakan badan Fanda mengejang dengan mata yang tertutup rapat. Tangannya


memeluk tubuhku erat-erat. Satu keluhan berat keluar dari mulutnya.


”Arghhh… aku keluar,…!”.


setengah berteriak, wanita itu orgasme. Vaginanya yang sempit menyemburkan cairan kental yang banyak sekali. Nikmat sekali tapi aku tidak mau berhenti, aku terus menggoyang pinggulku semakin kuat. Sofa tempat kami bersetubuh sampai berdecit-decit makin keras dari yang awal tadi. Denyutan di kemaluan Fanda kembali kurasa, seakan ingin melumat penisku yang tertanam di dalamnya. Dan tak lama, wanita itu kembali orgasme.


”Seepp… aku keluar lagi.”.


erang Fanda, ingin dikasihani. Tapi bukan Asep namanya kalau bakal menyerah dalam waktu singkat ini hehe. Aku terus mempercepat goyanganku, tak peduli meski vagina Fanda kembali berdenyut- denyut kencang, tanda kalau cairan cintanya akan muncrat lagi. Denyutan yang semakin keras membuat penisku semakin menegang keras. Fanda mengimbangi dengan menggoyangkan pinggulnya, dan…


”Oughhh… Seppphhhh!” ia pun orgasme untuk yang ketiga kalinya.


Goyanganku menjadi semakin kencang. Kemaluan Fanda yang basah terasa semakin keras menjepit batang penisku. Dirangkulnya tubuh istri orang itu kuat-kuat. Fanda diam saja, malah ia bersandar pada tubuhku. Fanda sudah lunglai tak bertenaga. Tiga kali orgasme membuatnya bagai lemas tak bertulang. Sementara itu, aku terus menggoyang hingga tak lama tubuh montok Fanda kembali terguncang-guncang. Fanda membiarkan saja perlakuan itu. Ia sudah tidak kuat untuk membalas. Orgasme demi orgasme yang kembali ia raih membuatnya makin lemas dan terpuruk. Ia pasrah tubuhnya kuhajar tanpa ampun diatas sofa.


”Udah seepphh.. akhiri.. akuuh tidaak kuat lagi”


Melas Fanda dengan suara lirih. Aku mencabut penisku dan berkata.


”Kalau begitu bantu penisku keluar dengan mulutmu”.


Ploph..! Aku mencabut penisku dari dalam vagina Fanda yang basah dan menyodorkannya ke Fanda.


Wanita itu langsung menjilati ujung penisku dengan lidahnya seakan membersihkannya dari cairan vaginanya sendiri..


Kemudian dengan sangat bernafsu ia memasukkan penisku ke dalam mulutnya. Bibir seksi Fanda terlihat menyedot-nyedot penisku seakan menyedot spermaku untuk keluar. Ia kemudian mengocok penisku dalam mulutnya hingga birahiku mencapai puncaknya.


"Oh.. Akuuh keluaarrr aahhhh.. terimaaa spermaku” aku harus mengeluarkan spermaku ke dalam mulutnya dengan menahan kepalanya agar tidak melepas penisku . Akhirnya aku mencapai orgasme dan memuntahkan semua spermaku ke dalam mulut Fanda.


Wanita itu tanpa segan-segan menelan seluruh spermaku. Sungguh lihai wanita ini memuaskan birahi laki-laki selingkuhannya.


Kami duduk sebentar dan minum air. Aku hany tersenyum sambil memandangi Fanda yang wajahnya sudah berantakan. Kita berdua sudah memakai pakaian kamu masing-masing dan duduk lemas di sofa tempat pertempuran tadi

- Bersambung
Ijin pasang pondasi dsini hu..
 
Status
Please reply by conversation.
Jav Toys
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd