Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

FANTASY my little sins

Bimabet
Bab 6​


Pagi hari....

Dengan langkah malas ku mulai berjalan menuju kamar mandi.

Setidaknya agar wajah dan mulutku terasa segar.

"Hhhmm sampai kapan kau seperti ini Ivan..."

Kulihat wajahku. Raut wajah yang sudah berkali kali menyaksikan puluhan darah mengalir. Puluhan nyawa melayang.

Wajah yang menjadi saksi "hilangnya" para "kolega" dari perusahaanku.

"Kau pasti sudah tau Ivan.... Mama di atas sana tak akan suka dan pasti bersedih atas apa yang semua kau perbuat....."

"Mama pasti..... Pasti tak akan mau anaknya tumbuh menjadi orang yang seperti saat ini.... Meskipun dengan harta yang tak terkira jumlahnya..."

~~~~~~

Kini kami sudah berada di tempat peristirahatan dari orang yang paling aku cintai dan sayangi dan yang menurutku paling berpengaruh dalam setiap perjalanan hidupku.

"Halo ma...."

"Hai ma...."

"Hai kak...."

Ukiran nama "Devi Kinal Putri" masih terlihat jelas di batu nisan itu.

Ku rasakan sedikit sesak di dalam dada.

Entah kenapa. Namun aku ingin sekali menceritakan semua masalah masalahku selepas kepergiannya.

Keheningan masih menyelimuti kami.

Mungkin Zara dan Tante shania masih sibuk dengan semua kenangan kenangan mereka bersama mama.

Masih teringat sangat jelas di memoriku waktu itu ia berkata padaku bahwa....

"Duniamu bukan jabatan, pangkat, gaji, dan kecurangan. Duniamu adalah bumi manusia dengan persoalannya"

Ia selalu mendidik ku agar tidak mengejar hasrat duniawi untuk pribadi.

Ia mengajariku agar pandai melihat masalah masalah yang di alami oleh orang banyak.

Dan membantu mereka semampu kita.

Karena semua orang pasti memiliki sebuah masalah.

Dan kita juga pasti punya masalah.

Bahkan jika orang itu memiliki segala yang ada di dunia ini.

Entah itu masalah keluarga, kesehatan, pasangan hidup atau yang lain lain.

Ia tidak ingin aku hanya menjadi orang sukses yang kaya raya dan memiliki banyak rumah.

Dan itulah yang terjadi pada ayahku.

Ia tidak ingin anaknya menjadi seperti itu.

namun kini apa? Kini semua berbanding terbalik dengan apa yang ia harapkan dan ia cita citakan kepadaku.

Bahkan kalo boleh di bilang aku hampir sama dengan ayahku.

Penggila kerja.

Selalu mengejar hasrat duniawi.

Bahkan adikku sendiri berkata seperti itu kepadaku.

Namun jujur....

selalu muncul rasa kepuasan tersendiri ketika melihat seluruh lawan lawan bisnisku rugi atau bahkan gulung tikar.

Aku tak peduli bagaimana cara yang harus aku ambil agar mereka berhenti dengan bisnis mereka.

Meskipun itu membutuhkan darah sekalipun.

Namun....

Selalu muncul rasa menyesal dan marah kepada diriku sendiri ketika teringat akan kata kata dari ibuku tadi.

Aku merasa aku telah mengecewakannya.

Kini aku berharap ia masih mau membimbingku dari atas sana agar aku bisa berubah menjadi sosok yang ia dambakan.

Rasanya seperti ada dua sisi yang memiliki dua sifat yang saling berlawanan di dalam diriku.

~~~~~~

"Udah?" tanyaku kepada mereka berdua.

Zara hanya mengangguk tanda ia sudah selesai melepas rasa rindunya.

Kulihat tante shania sedikit menyeka air mata di sudut matanya.

"Tante gak papa?" tanyaku.

"E....enggak nggak papa kok"

"Ayo kita pulang belum sarapan semua kan? Tante bikinin sarapan deh"

"wah enak tuh, ayo dek"

"Ma Ivan pamit dulu ya. Mama yang tenang disana. Ivan sayang mama."

"Ma Zara juga mau pamit dulu Zara laper. Kapan kapan Zara kesini lagi sama Kakak. dada ma love you."

kami pun kembali kerumah. Berat rasanya. Sebenarnya masih banyak yang ingin ku ceritakan.

~~~~~~~

SHANIA POV.

Kini aku bersama ponakan ponakanku. Mereka sudah terlihat besar.

Ivan sang kakak terlihat sangat menyayangi adiknya Zara.

Mereka adalah anak anak yang kuat dan tangguh.

Sejak Mereka masih muda ibu mereka telah tiada dan sosok ayah yang seharusnya menjadi sosok pelindung dan contoh bagi mereka
Malah menjadi sosok yang sangat tidak pantas untuk mereka tiru dan mereka banggakan.

terlihat dari tatapan mata mereka. Mereka saat ini tidak butuh harta yang melimpah. Mereka saat ini hanya butuh kasih sayang dan perhatian.

Kini mereka berdua telah duduk manis di ruang makan. Menunggu sarapan mereka tiba.

"Nih ya sarapannya...."

"Wahhh makasih te" jawab mereka berdua.

aku rasa mereka sekarang adalah tanggung jawabku. Terutama Zara yang lebih muda dan aku yakin Ivan pasti bisa lebih fokus dengan pekerjaannya jika aku membantunya.

"Kamu habis ini mau ngapain Van?"

"Gak tau te... Mungkin mau ketemuan sama temen temen yang lagi disini."

"Kalo kamu zara?"

"Aku mau naik kuda!!"

"Tapi kan....." ucapku ragu ragu.

"Kuda mu udah mati dek..." potong Ivan.

Seketika Zara terdiam dan melihat Ivan dengan tatapan tak percaya...

"Ku...kuda ku kak...."

"Iya udah mati. Dia pas itu sakit yaudah kata dokter mending di suntik mati aja"

"Zara sabar ya..." kataku sambil mengelus elus punggungnya.

"Gak usah nangis dek..." ucap Ivan dingin.

Zara hanya menunduk terdiam dan matanya kini mulai berkaca-kaca.

"Ntar kakak mintain kuda lagi ke Om Lubov" ucap Ivan mendekat ke adiknya.

"Dah kamu gak usah nangis" ucap Ivan mengusapi air mata adiknya itu

"kudanya warna putih ya kak...." ucap Zara pelan.

"Iya warna apa aja yang kamu mau kakak cariin"

"Dah sekarang lanjutin sarapannya" lanjut Ivan kembali ke kursinya.

Aku hanya bisa terdiam melihat sosok Ivan yang kini menjadi lebih dewasa dan lebih bisa memahami adik kecilnya.

Berbeda dengan dulu ketika mereka baru kehilangan sosok Ibu mereka berdua.

Ivan sering acuh tak acuh kepada adiknya dan lebih sering menyendiri.

Dan sialnya lagi aku pada waktu itu tidak ada di sisi mereka.

Entahlah..... Namun kini aku bersyukur mereka telah kembali menjadi diri mereka sendiri dan mulai melupakan masa lalu mereka.

~~~~~~~

Kulihat Tante Shania sedang bersantai di ruangan tengah dengan tv yang menyala dan majalah yang terbuka.

"Te... Ivan keluar dulu ya mau ketemuan sama temen"

"Ohhh iya iya ti ati lho Van. Masi hafal jalan kan?"

"Masih kok te hehe"

"Yaudah jangan ngebut ngebut kalo bawa mobil."

"Iya te...."

"Yaudah jangan pulang malem lho van"

"Iya kok te ivan gak pulang malem malem paling besok pagi baru pulang"

"Kamu ini.... Yaudah pokoknya hati hati"

"iya te. Ivan duluan"

"Iya iya...."

~~~~~~~~

Ivan POV.

Kini aku sedang menyusuri jalanan kota Moskow. warna langit yang abu abu menjadi ciri khas kota ini beserta hawa dinginnya yang menusuk ke tulang.

Oke mungkin aku akan menceritakan sedikit tentang keluargaku dan bagaimana kami bisa mendapatkan ya.... "Kekayaan" yang seperti ini.

Sebenarnya keluarga kami tidak sukses atau mapan dari awal atau boleh di bilang kami "melarat" di masa awal awal keluarga kami terbentuk. ibuku yang dulunya hanya seorang guru taman kanak kanak dan ayahku seorang politikus amatiran yang mendukung pihak oposisi Uni soviet. Bagiku itu adalah tindakan yang bodoh karena dia bisa saja dihukum atau bahkan di bunuh oleh pemerintah karena di anggap sebagai "duri".

oiya ketika itu russia masih bernama Uni Soviet.

Hingga pada saat aku lahir, negeri "palu arit" ini mulai runtuh secara perlahan lahan. Hingga akhirnya pada 26 desember 1991 Soviet resmi di bubarkan.

Dan seperti yang kalian ketahui banyak aset negara yang awalnya hanya boleh di miliki oleh pemerintah akhirnya di bagi bagikan kepada..... Ya kepada siapa saja orang yang dekat dengan pemerintah.

Dan good luck for us. Ayahku adalah salah satunya.

aku masih ingat bagimana senyum bodohnya ketika ia pulang dengan baju yang sedikit basah karena hujan dan ia membawa sebuah tas koper besar dan tas selempang kecil.

Aku pada waktu itu bertanya tanya apakah orang ini sudah gila dan mulai mengumpulkan barang barang tak bernilai seperti orang gila lainnya.

Namun pemikiran ku salah. Salah besar.

Aku dan ibuku bertanya kepadanya apa isi dari tas tas tersebut ia hanya tertawa tak jelas dan dengan begitu semangatnya menaruh di meja tengah apartemen kami.

ia buka kunci koper tersebut dan.....

45.000.000 Rubel Russia. Yang jika kau rupiahkan menjadi sekitar 10.000.000.000 rupiah ibuku yang melihat uang sebanyak itu hanya terpaku dan diam.

Tak selesai dari situ ayahku membuka tas selempangnya dan ia mengeluarkan kertas obligasi sejumlah 6 lembar dan beberapa akta tanah.

Dan aku.... aku sendiri tak tahu harus berbuat apa pada waktu itu.

Dan dari situlah titik balik dari kehidupan keluarga kami.

~~~~~~~

"Halo mi..."

"Eh.... Iya?"

"dimana?"

"Siapa ya??"

"Ivan mi...."

"IVAAAAAN!!"

"iya...iya...." balasku

"Tumben telpon ada apa nih?"

"Aku lagi pulang, kamu masih di Moskow kah?"

"Oh.... Iya lha masih, aku kerja disini sekarang"

"Hoooo gitu. ketemuan mau nggak?"

"boleh boleh"

"Kapan??" lanjutnya

"Sekarang"

"Wah ndadak amat...."

"Bisa gak?" tanyaku

"Bisa kok bisa"

"Hoooo yaudah Ketemuan di Suvorov park aja"

"oke deh gw otw"

"Oke oke bye mi"

"Bye van"

*tut

Oiya namanya naomi Shinta naomi lebih tepatnya. Dia adalah teman kampusku waktu dulu dan kalo boleh dikata kami sangat dekat bahkan kalo boleh jujur kami sangat sering "tidur bersama"

tapi sejak kami lulus kami lebih fokus dengan karier kami masing masing dan menganggap hal yang kami lakukan pada waktu kuliah hanyalah cara kami untuk "have fun" di tengah kesibukan perkuliahan.

~~~~~

Tanpa fikir panjang langsung kutancapkan gas menuju tempat yang kami tentukan tadi.

Kulihat di pojokan taman wanita dengan rambut panjang di urai serta baju kantor dengan rok pendeknya.

Ya sepertinya itu dia.

"Halo...." ucapkan langsung duduk di sebelahnya

"Aaaaahhhhh ivaaannn" ucapnya dan langsung memelukku.

"Ih tambah ganteng aja kamu" sambungnya

"kamu tambah gendut"

"Iiiihhhh dah di baik baikin padahal"

"Iya iya.... Jujur kamu tambah seksi sekarang"

"Masa?" ucap naomi sambil menaikan satu alisnya.

"iya lha ngapain boong"

"Hhhhmmm iya deh bagus kalo masih seksi ya gak" ucapnya dengan tatapan menggodanya

"Jadi..... Gimana keknya sekarang dah jadi wanita karier nih?"

"Ya..... Gitu deh"

"lu sendiri?" lanjutnya

"Ya.... hampir sama lha kerjaan di kantoran kek lu"

"Mana ada orang lu punya perusahaan gede di indo"

"Lha itu lu tau ngapain tanya mi"

"Ya basa basi aja masa gak boleh"

"Iya deh iya..."

Lalu keheningan di antara kami.

"Van...."

"Gue kangen ama lu van" ucapnya sambil memelukku erat dari samping

"Iya mi sama...."

"Lu masih mau ama gue gak...."

"Mau paan..."

"Alah gak usah sok polos deh..."

"Oh...... gimana ya.... Lu sendiri mau gak?"

"mana bisa gue nolak sama 'partner' gw" ucapnya berbisik pelan di telingaku

"Kok sekarang ganti jadi lu mi yang seduce gw"

"Ya gak papa dong"

"Van jujur gw kangen sama loe i mean also i miss your body too" ucapnya sambil mulai mengelus kepunyaanku.

"Mi ntar diliatin orang malu sumpah"

"Yaudah ayuk cari hotel..."

"Hhhhhhh iya deh ayok ayok"

~~~~~~~

"mau cari hotel dimana?" Tanyaku sambil masih fokus menyetir.

"terserah yang penting bisa have fun sama kamu malem ini"

"timbang pusing pusing cari hotel ke rumah gw aja gimana?"

"Gak papa emang?"

"Mi gw bukan anak sma yang kalo mau ngentot harus cari hotel kelas melati dulu"

"Iya deh iya..."

Kini tanpa aba aba tangannya mulai menyusuri daerah kemaluanku.

"Mi ntaran aja lha nih masih nyetir ntar nabrak gimana"

"mangkanya pelan pelan kalo bawa" tanpa sadar kini penisku sudah berada di genggamannya

"Mi... jang....... Ssshhhhhh aaahhhh"

Dengan cekatan naomi sudah mengulum penisku yang belum sepenuhnya berdiri.

"Pelan pelan mi..."

Lidahnya sungguh pintar bermain dengan batangku.

"Mmmhhhhmmmhhh" bunyi kuluman naomi ketika ku tahan kepalanya.

"Ssshhhhhhh enak banget mi......"

"Lu pasti kangen ama service gue kan?" ucapnya kembali tegak sambil memberikan tatapan menggoda kepadaku.

"iya gue kangen..."

"Udah mi lanjutin di rumah aja" lanjutku

"Iya deh... Iya..."

~~~~~~~~

"Ayo turun"

Jalanan yang lumayan lengang membuatku meluncur pulang dengan cepat walau pun tadi sedikit ada 'gangguang' dari naomi.

Kulihat rumah sedang sepi sepertinya Zara dan Tante Shania sedang berada di kamarnya masing masing.

"Aku baru kali ini ke rumahmu..."

"Iya orang dulu kita kalo main kalo gak di asrama ya buka kamar di hotel.."

"iya ya..."

~~~~~~~

*cklek

"mmmmhhhhh ssshhh mi lu cakep banget sumpah" ucapku di sela sela ciuman kami.

"seneng kan lu bisa nidurin mahasiswi paling cakep sekampus"

"Ah sombong bat lu jadi cewe gw abisin lu malem ini ampe lemes"

"Just do it"

Ku gendong tubuhnya menuju kasur dengan bibir kami yang masih berpagutan satu sama lain.

Kini ciumanku turun menuju lehernya tanpa pikiran panjang ku beri bekas bekas kepemilikan ku di leher putih mulusnya.

kulucuti kemeja kerjanya dan ku buang sembarang arah.

"Punya lo tambah gede mi... Di service ama bos lu ya?"

"Asal ngomong lu gw kalo mau tidur ama orang milih milih tau gak asal check in aja"

"Emang lu pernah ama sapa aja?"

"Elu doang" Ucapnya yang langsung memposisikan tubuhnya di atasku.

"Eh kok elu yang di atas sih"

"Dah bawel" ucapnya sambil melepas bra nya.

Tanpa menunggu waktu lama dua buah dadanya sudah ku jilati satu persatu.

"Ssssshhhhhhh vaaannnnn terruusshh" ucapnya sambil menekan kepalaku ke dadanya.

"Aaaaahhhhhh jago bangeet kamu vaaann jilatin teruusss" Eluh naomi ketika ku hisap pentilnya.

Tak ingin tinggal diam ku arahkan tanganku menuju vagina nya ku sibakkan rok pendeknya ke atas hingga kini hanyalah cd nya yang menjadi penghalan.

"No no....." ucap naomi menahan tanganku yang sudah mulai masuk ke daerah sensitif nya.

"Apa?"

"This is not fair kamu masih pake baju aku dah hampir telanjang"

"Iya deh iya...." ku lepaskan kemejaku dan ku lemparkan ke sembarang arah


"Bawahnya kamu yang ngelepasin"


Tak menunggu aba aba naomi kini berjongkok di depanku.

Ku posisikan diriku untuk berdiri.

Ia ciumi batangku yang sudah menonjol di balik celana jeans ku.

"Buka ya?" ucap naomi sambil memberikan mimik wajah menggoda.

"Iya buruan bawel"

iya lepas celana dan cd ku sekaligus.

Dan kini batangku sudah berdiri tegak di depan wajahnya.

"Kok tambah gede van...."

"lu aja kali yang dah lama gak liat"

Kini ia mulai menjilati ujung penisku. Permainan lidahnya yang sangat lihai sukses membuatku menikmati permainannya.

"Ssssshhhhhh kane mi"

Kini batangku sudah berada di dalam mulutnya.

Hangat.......

Basah.......

Dengan tatapannya yang menggoda ia mengulum barangku secara perlahan.

tak mau tinggal diam ku bantu dengan ikut memaju mundur kan kepalanya dengan tanganku.


"sssshhhhhh ahhhhh sumpah mi enak banget" kataku ketika ku tahan kepala naomi.

"Aaaaahhhhh gila lu van gak bisa nafas tau" ucapnya ketika ku lepas peganganku di kepalanya.

"Hehe sorry keenakan tadi"

Kini ia berdiri sejajar denganku dan melepas rok pendeknya yang kini menjadi satu satunya penutup tubuhnya.

Ku dekati dirinya dan mulai meraba daerah sensitifnya.

"Sssshhhhh aahhhh gesek terus vaann"

Tangan naomi juga mulai mengocok batangku perlahan.

"mi lu bawa pengaman gak?"

"Gak lha orang gw gak tau kalo ntar bakal begini"

"dah gak usah gak papa" lanjutnya

"Iya deh"

"Gw masukin ya mi"


Dia hanya mengangguk sambil terus memainkan tangannya di batang penisku.


"gw aja yang di atas van"

"Oke deh..."

Ku posisikan tubuhku terlentang di kasur dan kini naomi mulai naik sambil sesekali menciumi dada dan perutku.

Ku arahkan penisku ke lubang vaginanya dan ku dorong secara perlahan.

"Sssssshhhhhhhh sempit banget mi"

Naomi hanya memejamkan matanya dan menikmati batangku yang menembus daerah intimnya secara perlahan.


"Goyangin pelan pelan aja mi...."



Naomi hanya mengangguk sambil menggigit bibir bawahnya tanda bahwa ia sangat menikmati permainan kali ini.



Tanganku yang tak ingin tinggal diam perlahan kembali bermain dengan dua buah dadanya.



"Mmmmmhhhhhh vaaaannnn"



"iyaaa miiii goyang teruusss"


Goyangan naomi semakin meningkat dan dada nya bergerak mengikuti tempo goyangannya.



"Sssshhhhh aaahhh miiii enaak"



"Yeeesshhh aahhhh dikiitt lagii vaan"


faham akan naomi yang sebentar lagi keluar aku membantunya dengan ikut mendorong penisku lebih dalam.


"Sssssshhhhh aaaaahhhhh vaaannn deeper"


"Ivaaannn gaakk kuaa-....."


Kurasakan ada cairan keluar di dalam dan naomi tertunduk lemas di atasku.


Ku biarkan dia istirahat sejenak.


"Enak mi?"

"Banget...." jawab naomi lemas


"Btw gw belum keluar mi"


"Iya abis ini ya sayang bentar..."


"Sekalian mandi deh mi"


"Yaudah ayok deh...."


Ku gendong tubuhnya dengan penis yang masih tertancap di dalam.



"mi turun ya?"


Naomi hanya mengangguk dan tak lama kuturunkan tubuhnya dari gendongan.


Kunyalakan air hangat dan mulai menciumi dada naomi yang basah terkena air.



"sshhhh ivann..."


Kini ciumanku naik menuju lehernya.

Ku beri banyak "tanda kepemilikan" di leher putih jenjangnya.


"Awww vaann pelan pelan" ucap naomi saat ku gigit perlahan leher putihnya.


"Nungging dong mi.." perintahku padanya.


Lalu naomi memblakangiku dan menyodorkan pantatnya tepat di depan penisku.


"Anal mau gak?"


"Heh! No aku bukan pelacurnya"


"iya deh iya" ucapkan sambil menciumi pundaknya lalu naik menuju leher belakangnya.


"Ssshhh vaaann udah buruan masukin"


Perlahan ku gesek gesekan penisku di lubang vaginanya dan dengan sekali dorongan ia telah masuk dengan sempurna.


Kugoyang pinggulku Maju mundur secara perlahan.


Ku biarkan naomi menikmati tempo permainan terlebih dahulu.


"Sssshhh vaaannn"


tanganku tak tinggal diam ku remasi kedua dadanya sambil ku putar putar pentilnya.


"Ssssshhh aaaahhhh ivaaannnn"


Ku percepat tempoku dan aku merasakan semakin dekat dengan "garis finish"



"Ssshhhhhhh miiii dikit lagiiii"



"Iyaahh goyangin teruss vaann"


"Ssshhhhhh miii barengan yaa"


"Mmmmhhhhh iyaahh"


Kupercepat tempoku hingga suara hentakan tubuh kami menggema di kamar mandi.


"Ssssshhhh vaaannn aku samp-....."



"Dikit lagi mii..."



"Aaaahhhhhhh miiiiiiii"

ku keluarkan spermaku tepat di dalam vaginanya.

Tubuh kami lemas seketika dan kami terduduk lemas di bahagia shower.


"Makasih ya" ucapkan sambil mencium keningnya.

Naomi hanya tersenyum dan bersender lemas di dadaku.


"dah ayok mandi mi"


Kamipun berdiri dan di bawah guyuruan shower kami menyabuni satu sama lain.
 
User di-banned, maka konten otomatis dihapus.
User is banned, content is deleted automatically.
 
Jav Toys
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd