Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG My Unfaithful Life Season 0 - Nura (NO SARA)

Becanda suhu semuaaa, abis ngedit-ngedit lagi biar siap di post – silakeun suhu biar ga kentang 5 hari ke depan

--ooo--

4 : Bring it on


Kututup jendela kamar dan aku melangkah ke arah tas ku, kuambil permen mint dan segera memasukkannya ke mulutku. Setelah itu aku kembali ke depan Rani, dan mulai memeluknya mesra. Kumulai kecup keningnya, telinganya, lalu menuju ke lehernya. Terdengar lenguhan kecil dari mulut Rani. Setelah sebentar bermain-main di lehernya, bibirku mulai naik dan mulai mengecup bibir Rani yang tipis namun lembut. Aku dan Rani memang sering memulai permainan kami dengan ciuman-ciuman mesra sambil kami memainkan permen yang telah kutaruh di mulutku terlebih dahulu. Sambil bercumbu, kugendong Rani, dan Rani melingkarkan kedua kakinya di pinggangku. Kumulai berjalan ke arah meja yang terletak di sisi kamar dekat jendela.

Kutaruh Rani diatas meja itu sambil kami tetap berciuman dan saling bertukar permen dari mulutku ke mulutnya dan juga sebaliknya. Kumulai menggerakkan tanganku untuk bergerilya di sekujur tubuhnya, tubuh yang sudah lama tidak kujamah sejak dia pindah ke kantor cabang di daerah selatan jakarta, mulai dari mengelus2 punggungnya, pinggulnya, pantatnya, perutnya yang rata, dan akhirnya berlabuh di dadanya. Satu tanganku meremas-remas payudaranya bergantian dengan lembut, lalu yang satunya lagi tetap menjalankan tugasnya untuk lanjut bergerilya menuju ke paha Rani. Kuelus-elus pelan paha Rani sambil kami masih bercumbu mesra. Seketika Rani menarik bibirnya dari bibirku.

R: “Mas, aku udah nyiapin yang spesial loh hihihi”
D: “Apaan tuh?
R: “ Ada dibalik dress ku dong hehe”
D: “Wih apaan tuh Ran?”
R: “See it yourself mas” bisik Rani di telingaku

Aku yang tak tahan langsung kuserbu lagi bibirnya. Tanganku makin liar menggerayangi tubuh Rani. Kudekap Rani dengan tangan kiriku lalu tangan kananku masuk ke dalam rok nya. Ku raba-raba, wah ada semacam tali kurasa, karena aku penasaran kini aku yang menarik bibirku dan langsung kusingkap roknya.

D: “Waduh Ran, kalo gini bisa makin ga tahan aku”
R: “It’s all yours mas”

Rani memakai sebuah g string model t back yang ternyata ada lubang di area yang seharusnya menutupi vagina nya.

D: “Ran, sori ya tapi aku mau langsung makan”
R: “bon appetit mas hihihi”

Kuserahkan lagi permen itu ke dalam mulut Rani, setelahnya kuturunkan kepalaku mengarah ke vagina nya dan mulai kuciumi vagina Rani. Kuhirup wangi sarang bunka yang sudah lama tak dia singgahi ini. Mulai kujilati dan kusedot klitoris Rani yang membuat Rani memegang dan berusaha membenamkan mukaku sedalam mungkin ke vagina nya. Aku dan Rani memang sudah sangat saling mengetahui apa yang kami suka, aku semakin rakus menghisap klitoris nya sambil sesekali lidahku menelusuri belahan vagina Rani. Rani menarik kepalaku.

R: “Masss dikasurhhh”

Tanpa menjawab kugendong Rani dan kuhempaskan tubuhnya ke kasur hingga dia terbaring. Kubuka celanaku dan berbaring terbalik di sebelahnya, posisi kepalaku ada di sebelah vagina Rani dan kepala rani dekat dengan penisku, tentunya selanjutnya adalah posisi kesukaan banyak pasangan. 6 tambah 9 berapa anak2?69 pak guru hahaha. Rani langsung menindihku dan melahap kepala penisku dan dimainkannya di dalam mulutnya. Sedangkan aku? Aku melanjutkan melahap vagina Rani dong. Rani sengaja bermain-main di area kepala penisku, sesekali dimasukkan ke mulutnya lalu dikeluarkan lagi, lalu kadang dia melakukan deep throat. Tanganku tak tinggal diam, yang satu memainkan clitoris Rani dan yang satunya memainkan payudaranya yang mungil, kuremas-remas lembut dan sesekali kupilin putingnya. Permainan itu berlangsung beberapa menit sampai Rani kuhempaskan ke sebelahku dan kubuka dress nya. Dibalik dress nya dia memakai strapless bra berwarna putih yang senada warna dengan gstringnya. Kubuka bra nya tapi gstringnya kubiarkan, sudah ada akses tentunya lebih seksi jika dia begini. Kuarahkan penisku ke vaginanya.

D: “Langsung ya Ran?”
R: “Tumben kamu ga sabaran mas”
D: “Bunka udah kangen pengen masuk ke sarangnya hehe”
R: “Hihi, oke mas”

Kumulai masukkan kepala penisku perlahan ke dalam mulut vagina Rani yang sudah basah.

R: “Pelan-pelan mas, udah lama”
D: “Siap bos”

Sedikit demi sedikit, kepala penisku mulai masuk diiringi lenguhan Rani. Kukeluarkan lagi lalu kumasukkan lagi lebih dalam. Sambil aku menunggu vagina Rani beradaptasi lagi dengan penisku, sambil kujilati dan kuemut puting payudara Rani bergantian dan kuremas-remas lembut. Setelah beberapa kali keluar masuk sampai setengahnya kudiamkan dulu penisku di dalam.

D: “Makin sempit nih Ran”
R: “Udah lama sih masshh...bunka ga pulang... ayo lagi masss”

Lalu langsung kudorong kencang penisku yang membuat Rani terkeju dan mengerang tertahan.

R: “Emmmhhh...massss kok langsung gitu sih...”
D: “Hehe, tapi enak kan?”
R: “Iya masss...tapi kan kamu bilang aku jangan teriak2, untung aku bisa nahan suaraahh” jawabnya sambil agak meringis
D: “Iya sih hehe”

Setelah kudiamkan sebentar agar vagina Rani beradaptasi lagi dengan penisku, kumulai memompa vagina Rani secara perlahan sambil mencumbui Rani dan kumainkan tanganku di daerah payudaranya, karena aku orang yang sangat suka sekali dengan bagian payudara, tentunya aku tidak akan pernah melewatkan bagian tersebut. Setelah beberapa saat kupercepat genjotanku dan setelah itu kupompa lagi secara perlahan begitu bergantian. Sekitar 10 menitan kami beradu nafsu dengan posisi misionaris, aku pinta Rani untuk menungging. Lalu kumasukkan penisku dari belakang, tentunya tanganku tidak pernah berhenti untuk lagi dan lagi memainkan payudara Rani. Kuremas-remas kedua payudara mungilnya sambil sesekali kupilin-pilin putingnya. Rani yang kuperlakukan seperti itu semakin kebelingsatan. Lalu kutarik rambut Rani yang panjang sebahu ke belakang yang membuat Rani yang tadinya menungging jadi bertumpu dengan kedua kaki dan tangannya dan mendongakkan kepalanya ke belakang. Kurang lebih 10 menit dalam posisi itu, kurasakan vagina Rani semakin mengencang dan kurasakan semburan-semburan hangat yang memandikan penisku.

Kulepaskan peganganku pada rambut Rani dan Rani jatuh bertumpu menggunakan kedua sikunya. Dengan alat kelamin kami yang masih menyatu, kubalikkan Rani dan kulanjutkan menggenjot Rani dalam posisi misionaris lagi. Hampir 10 menit setelah itu, kurasakan aku mau keluar.

D: “Ran,di dalem apa di luar?”
R: “Di luar aja masshh, biar ga ribet bersihinnyahh”
D: ”Oke di mulut kamu aja kalo gitu babe”
R: “Iya masshhh”

Kupercepat genjotanku dan kuhujamkan penisku dengan kuat ke vagina Rani berkali-kali. Saat sudah diujung, kucabut penisku dari vagina Rani dan kusodorkan penisku ke mulutnya. Rani yang sudah mengerti langsung melahap dan melumat penisku di dalam mulutnya. Dimaju mundurkan mulutnya di area selangkanganku sambil kubantu memegang rambut Rani. Sungguh pemandangan yang indah dan bikin nagih. Kadang Rani melirik ke arahku dan memberikan senyuman nakal sambil penisku masih dimainkan di dalam mulutnya. Tangannya pun tidak tinggal diam sambil memompa penisku di mulutnya, tangannya memainkan buah pelirku dan tangan satunya mengocok pangkal penisku.

Saat terasa diujung kenikmatan, kutekan kepala Rani dan kumuntahkan spermaku ke dalam mulut Rani sebanyak 4 kali yang membuat Rani sepertinya tersedak tetapi kulihat tidak ada sama sekali spermaku yang keluar dari mulut Rani. Rani lalu duduk di depanku dan memperlihatkan isi mulutnya yang penuh dengan spermaku lalu menelannya. Pengalaman selama ini membuat kami berdua tahu apa yang kami senangi, aku tahu titik-titik mana yang Rani inginkan untuk disentuh dan apa yang Rani inginkan saat kami memadu nafsu, begitu juga Rani, dia tahu apa yang kuingin dia lakukan. Seperti barusan, dia menunjukkan mulutnya yang penuh dengan spermaku, itu adalah hal yang selalu membuatku senang, sehingga dia selalu melakukannya.

R: “Emmmhhh...kangen banget rasanya hihi”
D: “yeah me too Ran”
R: “Tapi kamu ya mas, bener-bener deh, aku sampe hampir keselek tau ga”
D: “Maklum Ran udah lama ga singgah ke sarang hehe”
R: “Tapi mas, tumben banget aku baru sekali keluar kamu udah ikutan keluar”
D: “Aku ga tahan sih Ran, enak banget, so lanjut lagi?”
R: “Udah dulu mas, aku udah kelamaan, ga enak sama suamiku”
D: “Yaah sekali doang Ran?Liat nih masih pengen” kataku sambil menunjukkan Bunka yang menunjuk tinggi ke langit
R: “Sabar ya Bunka sayang, ntar malem lagi ya” Rani menjawabku eh menjawab Bunka, yang bener jawab siapa ya?ya jawab kami berdua aja lah, lalu mengecup kepala Bunka “pinjem kamar mandi dulu ya mas”

Rani beranjak dari kasur menuju kamar mandi, sedangkan aku berdiri dan berjalan menuju jendela kamar dan mulai menyalakan rokok yang kedua tanpa memakai baju. Tidak lama Rani keluar dari kamar mandi dan mulai memakai dressnya, seketika dia sudah tampak cantik dan manis seperti tak ternoda, padahal barusan mulutnya penuh dengan spermaku.

R: “Mana mas?”
D: “Mana apaan Ran?” kataku masih menghisap rokok
R: “Obatnya mas Dhanaaarrr”
D: “Oh itu, bentar Ran”

Kumatikan rokokku, lalu aku mencari di dalam tasku. Kukeluarkan sebuat botol parfum dan kuletakkan di meja. Setelahnya Rani mengambil obat tidur cair yang sudah kusiapkan di dalam botol parfum tersebut, mengecup pipiku dan langsung beranjak menuju kamarnya.
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd