Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

Nani --> Pembantuku yang menggairahkan

Bimabet
ini nyang gw tunggu2....akhirnya nongol lagiii..

tks suhu..
 
User di-banned, maka konten otomatis dihapus.
User is banned, content is deleted automatically.
 
ART..selingkuhan..
Binor ex ART..selingkuhan..simpanan..
Hamil..istri simpanan..
Itulah Nani..
Lanjut om...
 
Aku terbangun dari tidurku ketika aku merasakan Nani merubah posisi tidurnya. Tubuhnya berputar ditempat perlahan-lahan, berusaha untuk tidak membuatku terbangun, tetapi Nani tidak berhasil membuatku tetap tertidur. Sengaja kemudian aku merenggangkan rangkulan tangan kananku di tubuhnya dan memberikan akses padanya untuk memutar badannya lalu membelakangiku sehingga kami sama-sama menghadap kearah kiri, lalu kepalanya diletakkan di lengan tangan kiriku. Setelah dia nyaman dengan posisinya, tangan kananku kembali lagi merangkul tubuhnya, mendapati posisi seperti ini membuat gairahku kembali meninggi. Tangan kananku dengan lembut lalu meraih toket nya yang sebelah kanan, dan tangan kiriku meraih toketnya yang sebelah kiri, lalu dengan lembut mulai aku remas-remas kedua toket besarnya dengan lembut dan memilin-milin putingnya.

Bibirku lalu menciumi Pundak Nani, dan mengarah ke lehernya, kemudian mengarah ke telinganya. Telinga Nani menjadi sasaran kuluman bibirku, lidahku kumainkan di lubang telinganya.

“hhmmmmmhhh…hhhhh…bapaaakkhhh…” desah Nani pelan sambil memejamkan matanya erat.

Kontolku dengan cepat membesar dan mengeras kembali. Sehingga menyodok bongkahan pantat Nani dari belakang.

Nani menyadari hal itu, tangan kanan nya lalu diarahkan ke belakang dan meraih batang kontolku yang sudah sangat keras. Lalu secara otomatis tangannya mulai mengocok lembut kontolku.

Sungguh nikmat sekali kurasakan ketika tangan lembutnya menggenggam dan mengocok kontolku lembut.

Akupun tak mau kalah, tangan kananku kupindahkan ke selangkangannya dan kuselipkan jari tengahku ke bibir memeknya. Jari tengahku lalu menelusup ke celah memeknnya dan mencari itilnya, lalu kugesek-gesek dan kutekan-tekan lembut.

“aaahhhh…hhhh….” Desahnya sambil badannya mulai menggelinjang pelan. Baru sebentar saja jari tengahku memainkan itilnya, aku sudah merasakan memeknya kembali basah, memeknya sudah siap untuk kuentot lagi.

Tanpa menunggu lagi aku mengangkat paha kanan nya untuk membuka selangkangannya. Nani mengerti maksudku dan mengikuti keinginanku itu. Lalu jari-jari ku dengan otomatis mulai menggosok dan memutar-mutar bibir memeknya, berusaha meratakan cairan birahinya sehingga seluruh permukaan bibir memeknya menjadi basah dan licin. Tanpa dikomandoi, tangan kanan Nani yang masih memegang batang kontolku, mulai mengarahkan kepala kontolku menempel ke bibir memeknya dan menggosok-gosokkannya dengan lembut.

‘Aaahh…Nani sudah sangat ingin kembali kukentot’ pikirku.

Tanpa menunggu lama, kudorong-dorong pinggulku, Nani memahamiku, dia lalu memindahkan tangannya lewat depan selangkangannya dan kembali menangkap batang kontolku lalu mengepaskan kepala kontolku di bibir memeknya.

“sleeeeeeppp……” masuk batang kontolku ke dalam lobang memek Nani ketika aku mendorong pinggulku kedepan.

“hhhhhhh…….” Desahku pelan.

“aaaaaaahhhhhh…bapaaaakkkhhh…” Nani membalas desahanku.

Aku lalu mendorong kebawah paha Nani pelan, mengisyaratkan padanya untuk kembali menutup selangkangannya. Kontolku serasa dijepit oleh selangkangan Nani. Sungguh nikmat sekali. Lalu kedua kakinya aku dorong agak sedikit kedepan sehingga sambil berposisi rabahan menyamping, Nani terlihat agak menungging. Sungguh posisi yang sangat membuatku bergairah. Spoon style.

Kedua tanganku lalu kembali menangkap kedua toket besarnya yang menggemaskan itu, dan aku mulai menggenjotnya dari belakang.

“sleeeepp.. sleeeepp.. sleeeepp.. sleeeepp.. sleeeepp…” batang kontolku mulai bergerak keluar masuk liang senggama Nani melalui bongkahan pantatnya. Kukentot Nani dari belakang.

“aahh…hhh…mmhhh…hhhh…hhh…aaahh…” desah Nani pelan sambil tubuhnya maju mundur pelan sesuai dengan irama sedang kentotanku.

Bibirku terus menjilati dan menciumi leher putihnya dan mengulum-kulum telinganya, sambil menjilati lubang telinganya.

“hhh..hhhh..mmmhhh…enak naanhh…?” tanyaku pelan di telinganya sambil terus menggenjotnya,

“aaahh..hhh..bapaaakkhh…hhh..hhhh..” desahnya tanpa menjawabku.

Semakin lama kentotanku semakin cepat dan dalam

“puk..puk..puk..pukk..pukk..” suara selangkanganku menabrak pantat Nani.

Aku semakin bernafsu.

“enak banget naaanhhh..hhh..aahh..hhh..memekmu enak banget sayaanghh..hhhh..” desahku di telinganya.

Nani tidak meresponku, dia hanya melenguh-lenguh pelan, dan memejamkan matanya sambil tangan kanannya mengelus-elus kepalaku, membuat ketiak mulusnya terpapar bebas sehingga memancing tangan kananku untuk mengelus-elus ketiaknya, dan menggelitiknya.

“aaahhh…bapaaakkhh…hhhh…hhhh..gelii..hhh..aaahhh..” desahnya lagi.

“enak ngga sayaanghh..? hhmmmm..? hhh…hhhh…hhh..” tanyaku padanya tanpa mengurangi tempo kentotanku.

“enak ngga rasanya memekmu disodok-sodok kontolnya bapakhh..? hhhmmm..? Hhh..hhh..” tanyaku lagi.

Akhirnya Nanipun menjawabku.

“iya paakhh..aaahh..enak paakkhh..aahhh..aahh…hhhh…enaaakhh..aaahh..”

“enak dikentot sama bapak sayangh…? hhh..hhh…” kataku lagi.

“iya paaakh..aaahh..enak dikentot sama bapakhh..aaahh…hhmmhh..” jawabnya.

Nani sudah mulai mengikuti irama permainan seks ku. Kalimat-kalimat jorok yang membuatku semakin bernafsu mulai terlontar dari bibir sexy nya.

Aku lalu membenamkan kontolku dalam-dalam dengan sekali dorong.

“sllleeeepppp…!”

“aaaakkhhh..!” pekik Nani tertahan.

“hhhmmmmhhhh…enak banget sayangh…” kataku padanya.

Lalu aku beranjak dari belakangknya berusaha mengangkat tubuhku ke atasnya.

Nani masih dalam posisi miring, aku dorong lagi kedepan kaki kanan nya, dan aku memposisikan diri diatas tubuh Nani yang terbaring menyamping. Kaki kirinya berada diantara kedua pahaku. Kedua kaki kami saling bersilangan.

Perubahan posisi ini aku lakukan tanpa mencabut batang kontolku dari memeknya. Sesaat setelah posisiku pas, aku kembali menggenjotnya.

“sleeeepp.. sleeeepp.. sleeeepp.. sleeeepp.. sleeeepp…” batang kontolku mulai bergerak keluar masuk liang senggama Nani kembali.

Aku mendorong tubuh Nani untuk sedikit agak terlentang, sehingga tubuhnya agak meliuk, pinggang sampai kakinya dengan posisi miring ke kiri, sedangkan tubuh atasnya agak sedikit terlentang, memaparkan kedua toket besarnya. Aku dorong kedua tangannya untuk diletakkan diatas kepalanya, sehingga membuka kedua ketiaknya.

Sungguh membuat darahku mengalir deras tubuh mantan pembantuku ini.

Lalu kembali lagi aku menggenjotnya. Semakin lama kentotanku semakin cepat.

Gerakan pinggulku yang cepat membuat ac di ruangan kamar tidur itu seakan tidak berarti. Keringatku mulai mengalir dari pori-pori tubuhku dan mulai membasahi badanku.

“ahhh..aaahh…hhhh…bapaaakkhh…aahhh..” desah Nani ketika menerima kentotanku.

Kedua toket besarnya bergerak tak tentu arah. Sesekali aku remas kedua toketnya dengan kedua tanganku, kuremas geas, aku pilin-pilin pentilnya. Lalu aku kulumi dengan mulutku.

Mata Nani terbuka sayu melihat wajahku yang mencerminkan nafsu yang membara.

Mulutnya sedikit terbuka mengeluarkan desahan kenikmatan yang tak mampu ditahan. Sungguh menggairahkan, ingin rasanya aku mengentotinya terus menerus.

“plek..plek..plek.. plek..plek..plek..plek..plek..!” Suara selangkanganku menabrak-nabrak bogkahan pantat Nani yang sebelah kanan.

Batang kontolku keluar masuk memek Nani, memompa dengan cepat dan dalam. Sungguh sensasi yang luar biasa.

Dengan tetap menggenjotnya, aku membungkuk dan mencondongkan wajahku ke toketnya lalu kembali mengulum pentil-pentilnya. Lalu ciumanku mengarah ke bibirnya dan bibir kamipun kembali berpagut.

“mmmmmmhh…..mmmmhhhh…mmmmmhhh…ssllllrpppmmhh..” gumam kami berdua.

Lalu kulepaskan pagutan bibirku dari bibirnya dan kembali menatapnya.

“enak banget ngentotin kamu nannhh..aahh..hhh..hhhh…” desahku.

“bapak pengen hamilin kamu nannhhh..aahh..hhh..bapak hamilin…mau ngga kamu bapak hamilin naanhh..? hmmm…? Hhh…hhhhh…” tanyaku padanya.

“sleeeepp.. sleeeepp.. sleeeepp.. sleeeepp.. sleeeepp…” sambil aku terus memompanya.

Nani tidak menjawabku, dia hanya menatapku layu dan mendesah-desah pelan.

“kamu mau bapak hamilin sayanghh…? Hmmm..? hhhh…hhhh…” tanyaku lagi.

Nanipun lalu mengangguk pelan..”iya paakhh..mauu..aahhh..hhh…hhh…”

Semakin menggila aku rasanya, gemas tak karuan, langsung kupagut lagi bibirnya, dan kamipun saling kulum dan bertukar air liur.

Setelah kurang lebih 30 menit aku menggenjotnya, aku merasakan kontolku sudah hampir muncrat, aku tidak mau segera menyudahi permainan seks ku dengan Nani malam hari ini, segera aku hentikan kentotanku, dan aku cabut perlahan batang kontolku dari memek Nani.

“aaaaahhh…” gumamku ketika batang kontolku terlepas dari memeknya.

Lalu kemudian aku membuka kedua pahanya, sehingga Nani mekangkang dengan sempurna, memek imutnya yang sudah memerah dan basah itu terpapar dengan jelasnya. Begitu gemas dengan pemandangan itu, aku langsung mengarahkan wajahku ke memeknya, lalu dengan ganas menjilati dan mengulumnya. Nani semakin kelojotan dengan perlakuanku ini, jilatan-jilatan bibirku di memeknya membuat pinggulnya naik turun dan berputar tak tentu arah.

“bapaaaaakkkhhhh….aaaahhhhhhh….aawwwwhhh…aaahhh..” desahnya Panjang.

Kedua tangannya memegangi kepalaku, seakan ingin membenamkan wajahku di selangkangannya.

Baru sebentar saja aku mainkan memeknya dengan bibir dan lidahku, kedua paha Nani menjepit kepalaku dengan erat.

“ppaaaaakkkhh….” Rintihnya.

Kedua tangannya memegang kepalaku erat, pahanya menjepit kepalaku.

Lalu Nanipun mengejang berkali-kali. Desahannya tertahan berkali-kali.

“aaahhhh….! hhggghh…! hhggghh…! hhgghhhh…! mmhhh…” Nani mencapai klimaksnya yang pertama.

Cairan kenikmatannya langsung aku sedot dengan ganas. Membuat Nani semakin kelojotan.

“awwwwhh…aaahhh..bapaaakkhh…geliiiii..aaahhh..” desahnya sambil badannya memberontak kecil.

Lalu akupun melepaskan selangkangannya dari dekapanku dan membiarkannya terkulai lemas.

“enak nan..?” tanyaku sambil nyengir.

“iiihhh..bapaaakk…nakaalll..” katanya manja.

“ sini..sekarang gentian ya..isep kontol bapak..” pintaku sambil aku mengambil posisi duduk disampingnya dan meluruskan kakiku di kasur serta mengangkangkannya.

Nani lalu dengan perlahan mengangkat tubuh lemasnya, dan mengarahkan wajahnya di selangkanganku, lalu mengambil posisi menungging di antara kakiku yang terbuka dan wajahnya berada tepat didepan kontolku yang masih berdiri tegak dengan keras.

Dengan lembut Nani menggapai batang kontolku dengan tangan kanannya dan mulai mengocoknya pelan. Kemudian dia mengeluarkan lidahnya, dan menjilat batang kontolku dari telornya sampai ke ujung kepala kontolku, lalu dengan pasti memasukkan kepala kontolku kedalam mulutnya.

“aaaaahhhhhhh…hhhhmmhhhhh…” desahku pelan ketika kontolku masuk kedalam mulutnya.

Lalu dengan lembut kepala Nani mulai naik turun di selangkanganku, mulutnya mulai meng oral kontolku.



“aaahhh…iya naan..gitu..enak banget..aaahh..” gumamku pelan sambil kedua tanganku mengatur rambutnya lalu kemudian tangan kiriku menggenggamnya seperti kuncir agar tidak mengganggu aktivitas mulutnya.

Tangan kanan Nani menggenggam pangkal batang kontolku sambil mengikuti irama mulutnya naik turun. Tangan kirinya lalu mengelus-elus telorku, dan sesekali meremasnya lembut.

Sungguh nikmat sekali permainan mulut dan tangan lembutnya di kontolku.

Tangan kananku lalu aku arahkan ke kedua toketnya yang menggantung bebas, aku remas-remas keduanya dan aku pilin-pilin kedua putingnya secara bergantian.

Sesekali ketika aku menginginkan deep throat aku mendorong kepala Nani dengan tangan kiriku agak dalam kebawah dan Nanipun menurutiku.dimasukkannya dalam-dalam batang kontolku kedalam mulutnya sampai aku merasakan mentok ke tenggorokannya di ujung kepala kontolku.

“hhhggghh……” lenguhnya ketika kontolku kutanam dalam-dalam di mulutnya.

‘aaahhhh….sungguh nikmat sekali” bathinku.

Ketika Nani melepaskan batang kontolku dari mulutnya, dia langsung mengocok lembut kontolku yang sudah sangat basah oleh air liurnya. Tangannya yang lembut bermain lincah di batang kontolku. Pengalamannya melayani seorang lelaki terlihat disini. Tangan dan mulutnya mahir dalam memberikan kenikmatan pada lelaki.

Setelah mengocoknya lembut, kembali lagi Nani memasukkan batang kontolku kedalam mulutnya dan mengulumnya lagi. Diulang-ulangi terus kegiatannya itu. Sungguh membuatku melayang.

Setelah 15 menit Nani bermain dengan batang kontolku, aku menarik tubuhnya. Memberikan isyarat padanya untuk menaikiku.

“sini nan..kamu diatas..” pintaku.

Tanpa menjawab Nani langsung mengambil posisi mengangkangiku dan memegang batang kontolku kembali, lalu mengepaskan kepala kontolku di bibir memeknya.

Lalu dengan pelan Nani menurunkan pinggulnya.

“sleeeeeeeeppp…..” masuk batang kontolku kembali ke dalam liang senggama Nani.

“aaaaahhhh…enak banget sayaaanghhh…” desahku.

Nani tersenyum genit padaku lalu bibirnya mencari bibirku dan kamipun kembali berciuman.

“mmmmmmhh…..mmmmhhhh…mmmmmhhh…ssllllrpppmmhh..” gumam kami berdua.

Nani lalu mulai memutar pinggulnya dengan pelan.

ooooohhh…here comes the twerk..’ bathinku.

Batang kontolku diuleg oleh memek Nani, kontolku terasa sangat nikmat, dijepit rapat oleh dinding daging yang lembut namun licin dan diputar-putar olehnya.

Setelah beberapa saat menguleg ku, Nani mulai memompaku, pinggulnya naik turun diatas selangkanganku.

Ketika lelah memompaku, kembali lagi Nani memutar pinggulnya. Hal itu dilakukan terus menerus dengan tempo yang cepat seakan ingin membuatku cepat muncrat. Benar saja, setelah kurang lebih 20 menit Nani melakukan goyangan-goyangan pinggulnya, kontolku terasa ingin muncrat.

Aku melepaskan pagutan bibir kami, kedua tanganku memegang pinggulnya dan mataku menatapnya. Pandangan kami beradu.

Kedua tangannya memegang pundakku sambil dia terus memompaku dengan tempo cepat

“plek..plek..plek.. plek..plek..plek..plek..plek..!” Suara selangkangan Nani menabrak selangkanganku.

“naaaannn…aaaahhh…bapak mau keluar naaaahh….” Desahku sambil terus menatap matanya.

”terus sayang…terusss…aaaahhh..” pintaku lagi.

“iya paaakk…aahhh…keluarin bapak sayaaanghh…aaahhh…nani juga paakk..aahh..” balasnya.

Pinggulnya semakin cepat saja memompa kontolku. Nani menjadi sangat binal.

“hamilin nani paaakkhhh…ooohh…aaahh...” Racaunya.

Aku sudah tidak tahan lagi, langsung aku peluk tubuh Nani dan kupagut bibirnya.

“creet…!creeet…!creeett..! creeet…! creeet…!creeeett…!!” keluar semua air maniku didalam liang senggama Nani.

Nani pun tak mau kalah, tubuhnya langsung tersengal-sengal bersamaan dengan keluarnya maniku didalam liang senggamanya.

“hhggghhm…! hhggghhm…! hhgghhhhm…! mmhhh…” gumamnya sambil terus mengulum bibirku dan memelukku.

‘aaaaaahhhhh…sungguh luar biasa’ bathinku.

Nikmat sekali persetubuhanku dengan Nani malam hari ini.

Lalu kamipun berdiam diri sejenak menikmati kondisi menurunnya kondisi klimaks kami sambil melepaskan pagutan bibir kami.

“enak banget naaanh…aahhh..” kataku sambil tersenyum padanya.

“iya paaakk…hhhh…” jawabnya sambil tersenyum kecil padaku.

Lalu aku menggulingkan tubuhnya ke samping kananku, dan dengan pelan melepaskan batang kontolku dari memeknya.

“aahhhh…” desahku ketika batang kontolku terlepas dari memeknya.

Lalu Nanipun dengan sigap memelukku, kami kembali lagi berhadapan dan berpelukan, hanya kali ini aku menghadap ke sebelah kanan dan Nani menghadap ke sebelah kiri.

“bapaaaakk…nani sayang sama bapaaak…” katanya manja.

Sudah terlena Nani dengan permainan seks kami.

“iya naaan..bapak juga sama..” kataku.

“Bobo dulu yuk..bapak capek..” kataku lagi

“iya paak..nani juga capek…” balasnya.

“iya nan..kamu pasti capek lah..goyangnya kamu semangat banget..hihihi..” godaku sambil mencubit pipi tembemnya pelan.

“iiiiihhhhh…bapaaaaaakkk…” katanya sambil tersenyum malu dan mencubit dadaku pelan.

Aku sedikit melirik jam di tanganku, menunjukkan pukul 11.30 malam, kurang lebih dua jam lamanya aku bercinta dengan penuh birahi bersama Nani malam hari ini, sungguh memuaskan. Lalu kemudian aku menarik selimut untuk menutupi tubuh bugil kami dan mencium bibirnya pelan lalu memeluknya, dan kamipun terlelap.





Pagi harinya aku terbangun sendirian di kasurku, tubuh bugilku tertutup oleh selimut tebal hotel itu. Aku melihat jam tanganku menunjukkan pukul 8.30. Delapan jam lebih aku terlelap. Nani tidak ada di sampingku, dan aku tidak melihat dia di dalam kamar tidur. Kemudian aku beranjak dari tempat tidur, dan mengenakan celana pendekku saja tanpa menggunakan cg, lalu aku beranjak keluar kamar.

Begitu keluar dari ruangan tidur, aku melihat Nani duduk di sofa dan sedang bermain HP nya, mungkin memberikan kabar ke suaminya melalui WA.

“lho..pak..udah bangun..?” tanya Nani padaku.

“iya..habisnya kamu ngga ada..jadi ngga enak ngga ada yang dikelonin..” balasku sambil nyengir.

Aku merapatkan tubuhku ke sampingnya, dia duduk bersandar pada sandaran tangan dari sofa tersebut.

“kok ngga dipake bajunya pak..?’ katanya genit sambil memegang perutku lembut ketika badanku mendekatinya.

“ngga apa-apa nan..males aja…” kataku padanya. Nani menggunakan kaos dan celana pendekku lagi.

Sambil aku meremas toketnya yang sebelah kanan dengan pelan dari luar kaosnya.

“kamu juga kok ngga pake beha juga..hehe..” kataku lagi padanya.

“aawwhhh…bapakhh..geliii..hihihi..” celetuknya manja.

“gede banget tetek kamu ini nan..bapak suka..hehe..” kataku sambil terus tangan kananku meremas-remas lembut kedua toketnya kanan dan kiri bergantian.

“iiihh..bapak..bisa aja…” jawabnya genit sambil tangannya secara otomatis memegang kontolku dari balik celana yang sudah mulai membesar kembali.

“nani juga suka ini..hihi..tuh,,udah bangun lagi..hihi..” katanya padaku. Tangannya meremas-remas lembut kontolku, enak sekali rasanya. Perlahan-lahan batang kontolku mulai menegang kembali.

“apa itu namanya nan..?” godaku.

“iiihhh..bapaakk..hihi..” jawabnya malu-malu.

“apa dong namanya..? tanyaku lagi.

“kontol pak..hihi..” katanya dengan pelan.

“apa..?” tanyaku lagi.

“kontol bapak sayaaaangh…hhh…” jawabnya agak mengeraskan suaranya sambil tersenyum malu.

“hehe..gitu dong..ngapain malu-malu..” kataku lagi.

Aku lalu memelorotkan celanaku dan membebaskan kontolku yang sudah tegang dengan sempurna kembali.

“isep dong kontol bapak lagi nan..” kataku padanya sambil menarik kepalanya kearah batang kontolku.

Dengan sigap Nani langsung mengambil posisi duduk menghadap ke tubuhku, tangannya memegang batang kontolku, dan memasukkan kepala kontolku kedalam mulut sexy nya.

“mmmmm……mmmmm….sssllllrrmmmpphhh….mmm…” gumamnya ketika batang kontolku masuk kedalam mulutnya dan dilanjutkan dengan memaju mundurkan kepalanya.

“aaahhhh…shiiiittt…enak banget sayang..” gumamku sambil kedua tanganku memegang kepalanya.

Nani mengoral batang kontolku secara pelan dan teratur. Kepala nya maju mundur di selangkanganku.

“mmmm…mmmm…mmppphhh…mmmm…mmmm….” Gumam Nani.

Sesekali aku tekan kepalanya lembut untuk memberikan isyarat padanya untuk menanam dalam-dalam batang kontolku dimulutnya. Dan Nani pun menurutiku, ditanamkan dalam-dalam batang kontolku didalam mulutnya. Deep throat.

“hhhhmmppphhgghh….” Gumamnya.

Kepala kontolku serasa menekan tenggorokannya.

Kukendorkan tekanan tanganku dikepalanya, dia melepaskan kulumannya sebentar, lalu aku tekan lagi kepalanya.

“hhhhmmppphhgghh….hhkkkhh…” Gumamnya lagi.

‘aaahhhh..nikmat sekali’ bathinku.

Beberapa kali deep throat kulakukan di mulut Nani, sampai aku melihat mata Nani agak sedikit berlinang air mata karena menahan rasa mual di tenggorokannya. Tak tega juga aku lama-lama.

Akhirnya aku melepaskan kepala Nani.

“aaaakkhhh…hhkkkhhh..” desah Nani ketika batang kontolku terlepas dari mulutnya.

Sekujur batang kontolku basah oleh air liur kentalnya. Aku lalu mengarahkan tangannya untuk kembali menggenggam batang kontolku.

“kocok sayang…” pintaku.

Lalu Nanipun menurutiku, dengan lembut tangan kanan Nani mulai mengocok batang kontolku. Tangan kirinya mengusap air mata yang keluar dari matanya, lalu setelahnya mengarah ketelorku dan mengusap-usapnya lembut.

Kocokannya semakin lama semakin cepat.

“aaahhh..iyaaahh..gitu naaanhh..hhhh..” desahku.

Sambil menikmati kocokan tangannya, aku menarik kaos yang dipakainya. Sehingga tubuh Nani kembali bugil, dan hanya tinggal celana pendekku dan cd nya yang menempel ditubuhnya. Kedua toket besarnya bergelantung bebas, kedua tanganku secara otomatis mengarah ke kedua toketnya lalu meremas-remasnya dan memilin-milin kedua putingnya.

Setelah beberapa saat, aku kemudian memutar badanku, mengarahkan badanku untuk duduk di sofa.

“sini, gantian bapak yang duduk..” kataku padanya.

Nani menurutiku, badannya berputar seiring dengan badanku, sehingga sekarang posisi ku duduk di sofa dengan kaki terbuka, dan Nani bersimpuh dengan lututnya dan tubuhnya menghadap ke selangkanganku. Setelah posisi kami sesuai dengan keinginanku, aku meminta Nani untuk kembali mengocok kontolku.

“ayo nan..kocok lagihh…” kataku padanya. Nanipun kembali mengocok kontolku.

Jari-jari tangan kanan nya mengocok kontolku dengan lembut, kadang cepat, kadang lambat, sesekali dia memutar-mutar jari-jarinya di leher kepala kontolku, dan mengocoknya lagi. Sedangkan tangan kirinya tetap mengelus-elus dan meremas-remas lembut telorku.

‘ooohhh..enak banget..’ bathinku.

“kasih ludahmu lagi nan..” kataku lagi padanya ketika aku merasakan kocokannya sudah agak mulai kesat. Nanipun menurutiku, dia meludah pelan di kepala kontolku, dan kembali meratakan ludah licinnya di seluruh batang kontolku, lalu kembali lagi mengocoknya pelan.

Setelah beberapa saat Nani mengocokku, kedua tanganku lalu menarik kedua toket besarnya kearah kontolku.

“pake tetekmu nanh…hhhh…” desahku.

Nani lalu menempatkan kedua toket besarnya untuk menjepit batang kontolku, menahannya dengan kedua tangannya dari samping, dan mulai membuat gerakan naik turun. Kedua toket besar Nani mengocok kontolku. Tits fucking.

“aaahhhh..yeeeeaaahhh…enak banget sayanghh…hhh…” desahku.

“sreeet…sreet..srett..sreett..”

Kontolku yang sudah licin oleh air liurnya naik turun di belahan toketnya.

Setelah 10 menit Nani memainkan batang kontolku di belahan toketnya, tangan Nani lalu kembali mengocoknya, kemudian kembali lagi mengulumnya. Sungguh luar biasa pelayanan mantan pembantuku ini.

Hampir 45 menit lamanya Nani mengerjai kontolku. Mungkin beberapa saat lagi aku akan klimaks bila aku biarkan. Akan tetapi aku tidak ingin segera mencapai puncak. Aku ingin sekali lagi ruang tamu hotel ini menjadi ajang bersetubuhku dengan Nani. Akan kukentot nani di ruang tamu ini. Bukan hanya menerima pelayanan dari tangan, mulut dan toketnya saja.

“sini naannh…kamu naik ke sofa sini..” kataku sambil melepaskan tangannya dari batang kontolku. Aku lalu beranjak berdiri dari sofa, dan meminta Nani untuk menaiki sofa.

“ngadep sana..” pintaku lagi sambil memutar badannya. Setelah Nani membelakangiku, aku lalu meloloskan celana pendekku yang dipakainya sekaligus cd nya.

“naikin sofanya..nanh..pake lutut..” kataku lagi.

Setelah Nani mengerti maksudku, dia menurutiku. Dia lalu menaiki sofa dengan lututnya.

“tanganmu disitu..nungging yaa..” kataku lagi. Aku mengarahkan tangan nani untuk memegang sandaran sofa. Lalu Nanipun menungging didepanku.

‘aaaahhh…pemandangan yang sangat membuatku bergairah’ bathinku.

Pantat Nani terpapar didepanku. Belahan memeknya yang terlihat masih rapat itu tersungging didepanku dengan sempurna, terjepit oleh kedua pahanya yang tertutup rapat, dihiasi oleh lubang pantatnya yang bersih dan menggemaskan.

Aku lalu berlutut di depan pantatnya, dan mendekatkan wajahku di belahan memeknya.

“buka dikit kakimu sayang..” pintaku lagi.

Nanipun melebarkan kakinya sedikit. Memeknya terlihat begitu menggairahkan, basah, masih rapat, dihiasi dengan hanya sedikit sekali bulu halus disekelilingnya. Membuatku gemas sekali rasanya.

Langsung aku mendekatkan bibirku ke belahan memeknya, kemudian langsung aku jilati dan aku kulumi memeknya.

“aaahhhh…bapaaaaakkhh…hhhhhh…” desah Nani ketika mulutku memainkan memek dan itilnya.

Aku memainkan memek dan itilnya menggunakan lidahku, kadang aku masukkan batang hidungku yang mancung ini ke belahan memeknya dan menggeseknya naik turun.

“aaawwwhhh…hhhh…aaahhh…paaakkk…aaahhh..kkkmmmaaahh…” racaunya. Punggungnya naik turun berushara mengimbangi rasa geli dan nikmat yang dirasakan. Kemudian aku memasukkan jari tengahku kedalam memeknya, lalu mengocoknya cepat, sesekali memutar-mutar jariku didalam liang senggamanya. Nani kelojotan menerima perlakuanku itu.

Setelah kurang lebih 10 menit aku mengerjai memeknya dengan mulut, lidah, hidung dan jariku, Nani melenguh Panjang.

“aaaahhhhkkkhhhh…bapaaaaakkkhhhhh…..” pekiknya pelan.

Aku tau Nani ingin mengeluarkan cairan kenikmatannya. Langsung aku kenyot kembali memeknya dan kumainkan lidahku di itilnya, sampai Nani mengejang berkali-kali.

“hgggghhh…!hhhgghh…!hhhggghhh…!hhhgghh..!” pekiknya.

Tubuhnya tersengal-sengal kecil keatas dan kebawah.

Kedua tanganku memegang kedua bongkahan pantatnya sambil aku tetap membenamkan wajahku di antara bongkahan pantatnya. Semakin aku hisap dan aku kenyot memeknya. Aku merasakan cairan kenikmatan Nani agak sedikit asin lalu menelannya. Sungguh menggairahkan.

“aaakkkhhh…aawhh…aaahhh…paaakkhhh..aaahhh..” desahnya terus.

Aku tak mau membiarkan Nani menikmati ejakulasinya terlalu lama. Aku kemudian melepaskan kulumanku di memeknya, dan berdiri di belakangnya, lalu aku memegang batang kontolku, dan menempelkan kepala kontolku di belahan memeknya, mengusapnya pelan keatas dan kebawah memtuar-mutarnya, lalu mengepaskan posisi tepat di lubang memeknya, dan mendorongnya masuk.

“sleeeeeeeppphhhh…”

“aaaaaahhhh…kkkhhhh…bapaaakkkhhhh…” desah Nani panjang.

‘aaaahhh…nikmat sekali memekmu naah..’ bathinku.

Aku kemudian mencondongkan badanku merapat ke punggungnya, bibirku lalu mengarah ke telinganya dan berbisik padanya,

“enak sayang..? hhh…” tanyaku padanya.

Nani tidak menjawabku, dia masih berusaha mengendalikan dirinya akibat klimaks yang dicapainya yang disusul dengan masuknya batang kontolku ke dalam memeknya.

Aku lalu mengangkat kaki kiriku untuk menapak di sofa sehingga kakiku mengangkang, tangan kananku merangkul tubuh Nani dan menangkap toketnya yang sebelah kanan, dan tangan kiriku memegang lehernya. Lalu aku mulai mengentotnya.

“sleeeepp.. sleeeepp.. sleeeepp.. sleeeepp.. sleeeepp…” batang kontolku mulai keluar masuk liang senggama Nani. Doggie style.

“aaahhh…aaahhh…hhh…hhhh…aaahhh..hhmmmhh..” desah Nani menerima kentotanku.

“hhhhh…hhhhh…hh…hhh…aahhh..enak banget naah..hhh…” bisikku padanya.

“enak banget ngentotin kamu sayaangghhh…hhh…hhhhh..” kataku lagi dengan pelan di telinganya sambil terus menggenjotnya.

“plek..plek..plek.. plek..plek..plek..plek..plek..!” Suara selangkanganku menabrak-nabrak bogkahan pantat Nani.

“enak ngga kontol bapak naaanh…? Hhh…hhhh…hhhhh….” Tanyaku.

“jawab donng naaanhhh…hhhhh…hhhh” kataku lagi.

“iya paaakk..aaahhh..enak paaakkhh..aahh..hhhh..” jawabnya.

“apanya yang enak sayanghhh..? hhh…hhhh…” kataku.

“kontol bapak enakhh…hhhh…aaahh..enak paakkhhh…aaah…” desahnya.

“iya sayaanghh..memek kamu juga enak bangethh…aahh..hhh..hhh..” balasku.

“bapak pengen ngentotin kamu terus naanhh…hhhh…” kataku lagi.

“iya paakk..aaahh..nani juga pengen dientotin bapak terush..aahhh..hhh..” jawabnya.

Sungguh perbincangan seks yang menggelora sambil terus aku memompa nya.

Aku lalu menegakkan badanku dan kedua tanganku memegang pinggulnya. Lalu dengan cepat memompanya kembali.

“plek..plek..plek..plek..plek..plek..!” suara kentotanku di memek Nani.

Semakin lama irama kentotanku semakin kupercepat. Sesekali aku menampar pantatnya.

“plaaak…!”

“aawwwhhhh…” pekik Nani.

“enak ngga naaah…? Hmmm..? hhh..hhh…” tanyaku.

“aaahh..aahhh..hhh..paakkhh..hhhh..” desahnya.

“enak ngga bapak kentotin ginih..? hhh…hhh…” tanyaku lagi.

“iya paakkhh..aaahhh..enaak..hhh…hhh…enak bapak sayaangghh…aaahhh..enakkhh..” racaunya.

Sekitar 20 menit lamanya aku mengentoti Nani dengan gaya ini, keringatku mulai keluar dari pori-pori kulitku, seakan hawa dingin AC ruangan itu tak mampu untuk memberikan rasa dingin bagi tubuhku.

Lalu dengan kasar aku menghujamkan batang kontolku dalam-dalam.

“sleeepphh….!!!”

“aaaahhhhkkkkhhh….!” Pekik Nani lagi.

“aaaahhh…enak banget naaanh..” desahku.

Lalu aku mencabut batang kontolku dari memeknya.

“sini.***ntian kamu diatas..” kataku padanya sambil aku mengambil posisi duduk di sofa.

Nani beranjak dari posisi nunggingnya dan berdiri di hadapanku.

“ngadep sana..” kataku sambil kedua tanganku memegang pinggangnya dan memutar lagi badannya.

Aku membuka kedua kakiku sehingga Nani berada didepan selangkanganku.

“sini..masukin lagi” pintaku sambil menarik pinggulnya turun kearah kontolku.

Tangan kananku lalu meraih batang kontolku dan menegakkannya.

Kedua tangan Nani memegang kedua pahaku untuk menahan badannya dan pinggulnyapun mulai turun. Sehingga ketika bibir memeknya menempel kepala kontolku, dengan sekali dorong kebawah, batang kontolku kembali amblas kedalam liang senggamanya.

“sleeeeeeeppphhhh…”

“hhhggghhh….mmmhhh…” desahnya pelan.

“goyang sayaanghh…” kataku padanya.

Nanipun lalu menggoyangku, pinggulnya mulai berputar dengan perlahan.

“aaahhh..iyaa..gitu..enak bangeth naah..” kataku.

Akupun kemudian menyandarkan badanku di sofa, menganyam kedua tanganku dan meletakkannya di belakang kepalaku, posisi santai seperti berjemur di pantai.

Nani terus menggoyangku, sesekali pinggulnya naik turun di atas selangkanganku.

Bagian belakang tubuhnya yang terpampang jelas di mataku meliuk-liuk didepanku.

Sesekali gerakannya teratur, sesekali tidak teratur. Nani berusaha mencari kenikmatannya sendiri dengan batang kontolku yang berada di liang senggama nya. Aku memang sengaja membiarkannya bergerak sesukanya. Toh tetap itu semua membuatku merasakan nikmat yang amat sangat.

Sensasi yang sangat luar biasa.

“enak banget goyanganmu sayaaanghhhhhhhh..aaaahhh…” desahku pelan.

Nani melirik kearahku.

“enak ya pak digoyang sama naniihh…? Hhhmmm…?” tanya nya genit sambil terus menggoyangku dengan sexy nya.

“iya naanhh..enak bangeeethh…aahh..terus sayaaanghhh…” jawabku.

Baru sekitar 15 menit Nani menggoyangku, tiba-tiba Nani menanamkan dalam-dalam batang kontolku di memeknya lalu memekik tertahan.

“hhhhggggghhh……!!!”

“paaaaakkhhhh….aaaahhh,,,!!” Desahnya lagi.

Lalu badannya tersengal-sengal kecil.

“hgggghhh…!hhhgghh…!hhhggghhh…!hhhgghh..!” desahnya tertahan.

Nani kembali ejakulasi.

“aaaahhhh…bapaaaakkhhh…hhhhh…” desahnya lagi sambil badannya mulai lunglai merebah ke badanku. Punggungnya dengan otomatis merebah ke dadaku. Akupun menangkap tubuhnya, kedua tanganku langsung merangkulnya dan menangkap kedua toket besarnya.

“keluar lagi yaa..? hehe..” godaku.

“hhhh..bapak kuat banget sih..ngga keluar-keluar..jadinya nani yang keluar terus…” katanya manja.

“ya udah, sini.***ntian bapak sekarang..” kataku padanya sambil memutar badannya merebah di sofa kearah samping kananku.

Lalu aku berlutut di sofa dan tanganku membuka selangkangannya, sehingga Nani terlentang di sofa dengan mengangkang sempurna.

Memeknya terlihat merah merekah dan basah.

Tanpa menunggu lagi aku menempatkan diri didepan selangkangannya, dan memegang batang kontolku, mengarahkannya ke memeknya, dan mendorongnya masuk kembali.

“sleeeeeeeppphhhh…”

“hhhggghhh….aaaahhh…” desahnya pelan.

Badanku tegak, tangan kiriku lalu memegangi pergelangan kaki kanannya dan kubuka kearah luar, tangan kananku memegangi lipatan paha dai kaki kirinya, karena kaki kirinya aku buka, dan aku tekuk keatas. Posisi ini benar-benar membuka selangkangannya. Sehingga memeknya terlihat tembem, ditambah lagi dengan adanya batang kontolku di dalamnya. Lalu kemudian kembali lagi kukentot Nani dengan tempo yang sedang.

“sleeeepp.. sleeeepp.. sleeeepp.. sleeeepp.. sleeeepp…”

“aaaahhh..hhhh…hhh…hhmmhhh…aahhh..” racau Nani.

Kedua tangannya diangkat diatas kepalanya, memaparkan kedua toket besarnya dan ketiak mulusnya. Mulutnya terbuka sedikit, matanya memejam dan kepalanya menoleh ke kanan dan ke kiri. Kedua toket besarnya bergoyang tak tentu arah, mengikuti genjotanku.

“plek..plek..plek.. plek..plek..plek..plek..plek..!” selangkanganku menabrak-nabrak selangkangan Nani.

Semakin lama tempo kentotanku semakin cepat dan dalam.

“sleepp..! sleepp..! sleepp..! sleepp..! sleeeepp…!”

Aku berusaha mencapai puncak.

“plak..plak..plak.. plak..plak..plak..plak..plak..!” suara tabrakan selangkanganku di selangkangannya pun semakin keras.

Setelah kurang lebih 10 menit aku menggenjotnya, aku merasakan kontolku sudah hampir muncrat. Tapi kali ini aku tidak mau memuncratkannya di dalam memek Nani. Aku ingin memuncratkan maniku di mulutnya.

“naaanhhh…hhhh..hhhh…hhh…bapak udah mau keluar..hhh..hhh…” desahku.

“kamu isep ya nantiiih…hhh…hhh…” desahku lagi.

Nani tidak menjawabku, dia hanya melirikku sayu.

Akhirnya aku tak tahan lagi.

‘aaaaaakkkhhhh…” pekikku.

Kucabut batang kontolku dari memeknya, kupegang dengan tangan kananku kugenggam erat untuk menahan sedikit ejakulasiku.

“ini..!” kataku padanya sambil aku menarik tangan Nani untuk beranjak dari rebahannya, sehingga Nani duduk didepan selangkanganku. Kemudian aku memegang dagu Nani.

“buka mulutmu..” kataku padanya.

Nanipun membuka mulutnya dan menjulurkan lidahnya

“aaaa….” Katanya pelan.

Kuarahkan kepala kontolku didepan mulutnya lalu mengocoknya kasar.

“aaakkk…hhhh…hhhkkhh…” desahku.

“creet…!creeet…!creeett..! creeet…! creeet…!creeeett…!!” keluar semua air maniku didalam mulut Nani yang terbuka, di hidungnya, dan di pipinya. Mata Nani memejam erat ketika semburan maniku mengenai wajahnya.

“aaaaaaahhh…..” lenguhku lagi panjang.

‘buseeet manteb banget..’ bathinku dalam hati.

Aku mendorong dagunya memberikan isyarat padanya untuk menutup mulutnya.

“telen nanh…hhh” kataku lagi

Nanipun menurutiku. dia menelan maniku yang berada di mulutnya.

“glek...” gumamnya.

Kusodorkan lagi batang kontolku ke mulutnya dan kudorong kedalam.

“isep lagi..” kataku lagi padanya.

Kembali lagi Nani menurutiku, dan mengulum batang kontolku kembali.

“mmmmm…mmmm…mmmmm…slllpprrmm…” gumamnya sambil menyedot sisa-sisa maniku yang masih ada di kontolku.

Kontolku serasa dihisap habis cairannya oleh Nani.

“aaahhh..nikmat banget sayaaanghh..” desahku.

Akupun lalu merebahkan badanku di sofa tersebut.

Nani kemudian mengelap sisa maniku yang tercecer di pipi dan hidungnya dengan jarinya, lalu memasukannya ke mulut dan menelannya.

‘shit..binal juga kamu nan’ batinku.

“enak maninya bapak nan..? hehe..” godaku.

“hihi..bapak..nanggung pak..” jawabnya genit sambil merebahkan badannya disampingku lalu memelukku.

“paak..” kata Nani manja.

“kenapa nan..?” tanyaku padanya.

“nanti kalo nani kangen sama bapak gimana..?” tanya nya lagi.

“kamu tinggal siapin waktu dua sampe tiga hari, nanti bapak yang kesini..” jawabku.

“beneran pak..?” tanya nya lagi.

“iya..beneran..” jawabku.

“bapak sayang sama nani..?” tanya nya padaku.

“ya sayang dong nan..masa ngga sayang..hehe..” jawabku.

“kan tadi bapak manggil kamu sayang terus kan..? enak banget sayaaang..aaahh…” godaku.

“iiihhh…bapaaaaak..nakal banget deh…hihi..” jawabnya genit sambil mencubit pelan dadaku.

“mandi yuk nan..udah siang nih..udah jam 11..”kataku padanya sambil melihat jam ditanganku.

“iya pak..yuk..mandi..bapak mau nani mandiin..?” tawarnya padaku.

“ya jelas dong..hehe..yuk..” jawabku.

Dan kamipun beranjak dari sofa dan menuju ke kamar mandi dengan bugil.

Kami mandi dibawah pancuran shower yang mengucurkan air hangat. Kami berdua saling membersihkan, saling menggosok dengan sabun. Sengaja aku tidak menggunakan bathtub, karena belum kusiapkan airnya.

Sesi mandi yang cukup lama, penuh dengan candaan kecil dan bicara jorok.

“enak ngga tadi bapak entot..? hehe..” godaku sambil menggosok-gosok dan meremas-remas toketnya.

“iiihh..bapaaak…masa tanya gitu..? hihi..” jawabnya.

“ya kan ngga apa-apa nan..” balasku.

“enak..?” desakku lagi.

“iya pak..enak..hihi..” jawabnya sambil menggosok batang kontolku yang sudah mengecil.

“gara-gara ini nih pak..nani jadi keenakan..nanti kalo nani kebayang-bayang gimana dong pak..?” celotehnya.

“ya tinggal ketemu di sini lagi..trus bapak entotin kamu lagi dong sayang..” jawabku sambil menarik dagunya untuk mendekatkan bibirnya ke bibirku. Lalu kamipun kembali berciuman.

“mmmmmm….mmmmhhh…mmmm…mmm..”

Hampir setengah jam lamanya kami mandi pada siang hari itu.

Setelah selesai mandi, aku kembali menggunakan kaos dan celana pendekku, begitu juga dengan Nani. Hanya kali ini aku meminta Nani untuk tidak menggunakan bra nya dan cd nya dibalik kaos dan celana pendeknya. Karena akupun demikian, aku tidak menggunakan cd didalam celana pendekku. Nani tanpa banyak protes menurutiku, dan dia pun menggunakan kaos dan celana pendeknya tanpa bra dan cd nya.

Lupa akan waktu, rasa lapar mulai menyerang kami berdua. Kemudian aku kembali memesan makanan untuk kami berdua dari resto hotel.

Kami menghabiskan waktu sambil menunggu makanan kami datang dengan menonton film di tv, mengobrol, bercanda, saling memberikan rangsangan satu sama lain. Sungguh mesra hubungan kami berdua pada saat itu, seakan seperti sepasang kekasih yang sedang berbulan madu.

Kami segera menyantap makanan kami begitu pesanan kami datang.

Tak terasa waktu sudah menunjukkan pukul 1.30 siang. Pantas saja rasa kantuk mulai menyerangku. Kemudian aku mengajak Nani untuk tidur, mengembalikan stamina yang tadi terkuras habis, dan mempersiapkan diri untuk sesi persetubuhan kami selanjutnya.


to be continued.
Gassss lagi kali ya biar bisa tamat ceritanya
 
Jav Toys
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd