Ini kisahku bedasarkan pengalaman pribadi, situasi dan lokasi semuanya sama hanya nama karakter yang diganti.
Silahkan membaca.
Minggu 2 Januari 2005 umurku masih 18 tahun saat itu, tapi aku sudah bekerja sebagai kurir disebuah perusahaan Freight Forwarding di Jakarta. Aku menjalani pekerjaan ini karena untuk membantu membiayai kuliahku di sebuah Perguruan tinggi swasta di bilangan Jakarta Pusat. Walaupun biaya kuliah ku tergolong murah tapi aku tak ingin memberatkan orang tuaku yang hanya berjualan makanan. Aku tinggal disebuah kota di Jawa Barat yang letaknya berdekatan dengan Ibukota, setelah lulus kuliah aku kost di Jakarta untuk melanjutkan kuliah. Dan hanya beberapa teman SMA-ku yang memilih untuk kuliah di Jakarta, selebihnya mereka kuliah di Bandung atau di belahan Pulau Jawa lainnya.
Hari itu masih terasa suasana tahun baru, banyak orang yang keluar untuk sekedar makan atau hangout di Mall. Mungkin karena hari sebelumnya kelelahan karena tidak tidur karena merayakan pergantian tahun. Aku dan beberapa teman kerjaku pun melakukan hal yang sama, hangout di sebuah Mall di daerah Jakarta Utara. Kami berkeliling untuk mencari makan usai menonton di bioskop, sampailah pada sebuah tempat yang biasa di sebut Food Court dan langsung memilih makan sesuai selera masing-masing. Setelah makan kami berbincang dan bergurau membahas film dan pasangan penonton yang berciuman disebelah kami, aku melihat ada sosok perempuan yang sepertinya taka sing bagiku duduk sendiri memakai t-shirt putih, hot pants jeans dan topi hitam sambil mendengarkan sesuatu dari headsetnya.
Aku beranikan diri untuk mendekatinya karena aku merasa ia sangat mirip dengan teman sekolah ku dulu saat SMA.
“Nina…?” -sapaku.
“eh….Reggy..! kamu lagi apa disini?sendirian?” -timpalnya.
“aku sama teman-teman ku…kamu sendirian atau lagi nunggu seseorang?”- lanjutku
“aku sendirian kok, kebetulan lagi bête di kosan”- jelasnya
“loh emng kamu kost di Jakarta?kuliah dimana?” aku terkejut karena aku tak pernah tau bahwa nina juga kuliah di Jakarta. Karena di angkatan kami yang kuliah di Jakarta saling memberi informasi kecuali Nani..
“iya aku ga pernah cerita ke siapa-siapa kalo aku kuliah disini (Jakarta)…dan aku mohon kamu juga jangan cerita kalo aku kuliah di sini ya…” - Nina melanjutkan
“loh kenapa?” - aku penasaran
“nanti aku certain deh” - tegas nina.
Aku yang penasaran akhirnya menawarkan diri untuk mengantarnya pulang dengan tujuan mendapat penjelasan kenapa dia merahasiakan dari teman-teman.
Singkat cerita, aku dan nina sudah sampai di sebuah bangunan Kost yang cukup elite dan bebas tidak seperti di tempatku. Akhirnya kami masuk ke dalam kamarnya yang cukup lengkap fasilitasnya, aku sedikit bergurau.
“wah kalo aku bakalan betah nih tinggal disini” - candaku
“loh, kalo kamu mau kita tinggal bareng aja” - jelasnya
“Hah..” – aku sedikit terkejut mendengar kalimatnya barusan
“iya… aku serius lho… kita bisa patungan, jadi berkurang pengeluarannya.”
“lagian kantormu juga ga terlalu jauh dari sini kan?” – lanjut Nina.
“emang ga dimarahin yang punya kost?” – aku bertanya
“engga, emng maksimal penghuni kost 2 orang… paling cuma nambah lima puluh ribu untuk air.” – Nina meyakinkan.
“gini deh aku sebenernya butuh teman kost, tapi temen kuliahku ga ada yang mau…dan aku butuh kamu juga untuk antar jemput aku kerja” – lanjutnya
“emang kamu kerja juga?dimana?” – tanyaku.
“mmm…” – mimik wajah Nina seperti ragu untuk cerita
“aku kerja sebagai penari striptease di club malam, tapi yang ga bisa di booking out sama customer…di awal aku melamar, aku kasih persyaratan itu” – tegasnya
Setelah Nina menjelaskan panjang lebar aku masih tidak percaya dia melakukan pekerjaan itu, tapi aku bisa paham kenapa Nina tidak mau diketahui oleh teman lainnya serta jika melihat kebutuhan kuliahnya dan Nina memang berasal dari keluarga yang kurang mampu.
Akhirnya setelah beberapa pertimbangan aku memutuskan untuk pindah ke Kost Nina.
+ Kalo banyak yang suka, ku lanjut...
Silahkan membaca.
Minggu 2 Januari 2005 umurku masih 18 tahun saat itu, tapi aku sudah bekerja sebagai kurir disebuah perusahaan Freight Forwarding di Jakarta. Aku menjalani pekerjaan ini karena untuk membantu membiayai kuliahku di sebuah Perguruan tinggi swasta di bilangan Jakarta Pusat. Walaupun biaya kuliah ku tergolong murah tapi aku tak ingin memberatkan orang tuaku yang hanya berjualan makanan. Aku tinggal disebuah kota di Jawa Barat yang letaknya berdekatan dengan Ibukota, setelah lulus kuliah aku kost di Jakarta untuk melanjutkan kuliah. Dan hanya beberapa teman SMA-ku yang memilih untuk kuliah di Jakarta, selebihnya mereka kuliah di Bandung atau di belahan Pulau Jawa lainnya.
Hari itu masih terasa suasana tahun baru, banyak orang yang keluar untuk sekedar makan atau hangout di Mall. Mungkin karena hari sebelumnya kelelahan karena tidak tidur karena merayakan pergantian tahun. Aku dan beberapa teman kerjaku pun melakukan hal yang sama, hangout di sebuah Mall di daerah Jakarta Utara. Kami berkeliling untuk mencari makan usai menonton di bioskop, sampailah pada sebuah tempat yang biasa di sebut Food Court dan langsung memilih makan sesuai selera masing-masing. Setelah makan kami berbincang dan bergurau membahas film dan pasangan penonton yang berciuman disebelah kami, aku melihat ada sosok perempuan yang sepertinya taka sing bagiku duduk sendiri memakai t-shirt putih, hot pants jeans dan topi hitam sambil mendengarkan sesuatu dari headsetnya.
Aku beranikan diri untuk mendekatinya karena aku merasa ia sangat mirip dengan teman sekolah ku dulu saat SMA.
“Nina…?” -sapaku.
“eh….Reggy..! kamu lagi apa disini?sendirian?” -timpalnya.
“aku sama teman-teman ku…kamu sendirian atau lagi nunggu seseorang?”- lanjutku
“aku sendirian kok, kebetulan lagi bête di kosan”- jelasnya
“loh emng kamu kost di Jakarta?kuliah dimana?” aku terkejut karena aku tak pernah tau bahwa nina juga kuliah di Jakarta. Karena di angkatan kami yang kuliah di Jakarta saling memberi informasi kecuali Nani..
“iya aku ga pernah cerita ke siapa-siapa kalo aku kuliah disini (Jakarta)…dan aku mohon kamu juga jangan cerita kalo aku kuliah di sini ya…” - Nina melanjutkan
“loh kenapa?” - aku penasaran
“nanti aku certain deh” - tegas nina.
Aku yang penasaran akhirnya menawarkan diri untuk mengantarnya pulang dengan tujuan mendapat penjelasan kenapa dia merahasiakan dari teman-teman.
Singkat cerita, aku dan nina sudah sampai di sebuah bangunan Kost yang cukup elite dan bebas tidak seperti di tempatku. Akhirnya kami masuk ke dalam kamarnya yang cukup lengkap fasilitasnya, aku sedikit bergurau.
“wah kalo aku bakalan betah nih tinggal disini” - candaku
“loh, kalo kamu mau kita tinggal bareng aja” - jelasnya
“Hah..” – aku sedikit terkejut mendengar kalimatnya barusan
“iya… aku serius lho… kita bisa patungan, jadi berkurang pengeluarannya.”
“lagian kantormu juga ga terlalu jauh dari sini kan?” – lanjut Nina.
“emang ga dimarahin yang punya kost?” – aku bertanya
“engga, emng maksimal penghuni kost 2 orang… paling cuma nambah lima puluh ribu untuk air.” – Nina meyakinkan.
“gini deh aku sebenernya butuh teman kost, tapi temen kuliahku ga ada yang mau…dan aku butuh kamu juga untuk antar jemput aku kerja” – lanjutnya
“emang kamu kerja juga?dimana?” – tanyaku.
“mmm…” – mimik wajah Nina seperti ragu untuk cerita
“aku kerja sebagai penari striptease di club malam, tapi yang ga bisa di booking out sama customer…di awal aku melamar, aku kasih persyaratan itu” – tegasnya
Setelah Nina menjelaskan panjang lebar aku masih tidak percaya dia melakukan pekerjaan itu, tapi aku bisa paham kenapa Nina tidak mau diketahui oleh teman lainnya serta jika melihat kebutuhan kuliahnya dan Nina memang berasal dari keluarga yang kurang mampu.
Akhirnya setelah beberapa pertimbangan aku memutuskan untuk pindah ke Kost Nina.
+ Kalo banyak yang suka, ku lanjut...
