Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

DRAMA Nuernberg - Dua Kosong Satu Tujuh. [TAMAT]

Bantu pilih ya...

  • With threesome

    Votes: 46 82,1%
  • Without threesome

    Votes: 10 17,9%

  • Total voters
    56
  • Poll closed .
Bimabet
Mamah shani ceritanya udh kyk pelakor dhh wkwkwkk

Trisam dah yop trisam, kampret emg si yopi.

Pini nyempil mulu itu, jangan jangan mau nambah lagi nih hehehe.
 
Mamah shani ceritanya udh kyk pelakor dhh wkwkwkk

Trisam dah yop trisam, kampret emg si yopi.

Pini nyempil mulu itu, jangan jangan mau nambah lagi nih hehehe.
Doain kuat ya lawan greshan wkwk. Pini? Eeee...
:hore:

"Yovie anak yang baik" kata Mama nya Gre?

Baik kok hobinya ngehamilin anak orang
Eee... Itu kan... Mamanya Gracia gatau, taunya cuman ngehamilin anaknya aja...
:devil:
 
Eee... Itu kan... Mamanya Gracia gatau, taunya cuman ngehamilin anaknya aja...
:devil:

Justru klo Ibunya waras apalagi ada trauma sama Bapaknya Gre, macemnya Yovie Justru dianggep g tanggung jawab, karena udh ngehamilin tp g nikahin Gre

Kebanyakan Single mother biasanya jd overprotektif sama anak, apalagi ini anaknya cewek lho

But, enough of that, biar gimana agan ngelanjutinnya deh wkwkwk

Btw Pini nyempil mulu apakah ini pertanda?!
 
Justru klo Ibunya waras apalagi ada trauma sama Bapaknya Gre, macemnya Yovie Justru dianggep g tanggung jawab, karena udh ngehamilin tp g nikahin Gre

Kebanyakan Single mother biasanya jd overprotektif sama anak, apalagi ini anaknya cewek lho

But, enough of that, biar gimana agan ngelanjutinnya deh wkwkwk

Btw Pini nyempil mulu apakah ini pertanda?!
Ya memang harusnya begitu, tapi kan nggak bisa di pukul rata kalo semua ibu pasti kayak gitu wkwk kan ada kemungkinan lain, anggap aja ibunya Gracia di cerita ini kemungkinan lain itu~
.
.
.
.
Whoaa?! Pertanda apaa?! Nggak kok, itu cuman ngikut. Kalo di crop jele WKWKWKWK
 
Ya memang harusnya begitu, tapi kan nggak bisa di pukul rata kalo semua ibu pasti kayak gitu wkwk kan ada kemungkinan lain, anggap aja ibunya Gracia di cerita ini kemungkinan lain itu~
.
.
.
.
Whoaa?! Pertanda apaa?! Nggak kok, itu cuman ngikut. Kalo di crop jele WKWKWKWK

Jele?
Tuh, suhu @CangcutWriter udah dikode tuh
Otut jele nya update dong
 
Buat yang kangen aja~
Eh, baca dulu awalan part satu ehehehe


[HIDE]
NUERNBERG SPECIAL HIDDEN PART

cpFS15In_o.jpg


"Nngghh... Nnnghh... AHHH..."
"KaaKK... Mmmhh..."


Lenguhan demi lenguhan terdengar makin keras dari kamarku...


Ya, aku dan adikku Yuvia terbangun dalam keadaan nafsu pagi ini sehingga kami terpaksa harus menuntaskan ini. Kebetulan sejak satu jam yang lalu aku menyuruh Shania membawa anak-anak pergi berbelanja...


"Jangan kasar-kasar..."


Itu pesan terakhir yang dia tinggalkan sebelum berbelanja... Nggak janji deh...


Aku menggenjot pantat Yuvia yang sekarang semakin seksi dengan mencengkram pinggangnya, sementara dia terus melenguh. Ada beberapa liur menetes dari bibirnya, kacau sekali...


"KaaaKK... Enn... AAAKK..."
"Iya yup... IYAA..."


Kami saling racau sampai tiba-tiba ada sesuatu mau keluar dari penisku...


Makin kupercepat...


"Mau kuaarr!!!!" Teriakku.
"Bareng kaakk..." Yuvia mengencangkan jepitannya...


"AARRGGGGHHH..."


Kudorong keras-keras penisku masuk kedalam vaginanya...


"AAHHHHH..." Teriakan Yuvia menggelegar.


Dia melemah terjatuh tengkurap diatas kasurku...


"Hhhh... Enak kak... Hhhh..."
"Capek?" Tanyaku.


Dia mengangguk...


"Hnn? OHH KAAAKK..."


Aku kembali menusuk vaginanya, dia sempat meronta sesaat...


"Kamu nafsuin sih..."
"MMHH... AAHH!! KAAKK!!!"


Aku mempercepat genjotanku di vaginanya yang sudah becek, Yuvia hanya mengerang dari tadi. Ya, aku tidak pernah bosan dengan tubuhnya...


Yuvia bertumpu pada lemari, seluruh tubuhnya berkeringat. Aku terus menghajar vaginanya...


"Kaakk...! Pelan... Pelan... Ooohh!"
"Gabisa! Ngghh!! Ngghh!!"
"Nafsu... Banget! Ah!"
"Kamu... Juga! Nghh!"


Tiba-tiba ditengah desahan Yuvia tersenyum, aku tau senyuman itu. Benar saja, dia mengetatkan kakinya. Dari dalam, otot vaginanya mengunci kepala penisku sehingga terasa seperti diurut. Ini dalam keadaan berdiri, pinggangku mempercepat dorongannya sendiri...


"YUVIA! KAMU KOK... ARGHH!"


Yuvia menggigit bibir bawahnya memejamkan matanya sementara diriku merasakan penisku seperti diurut sehingga rasa ingin meledak lebih cepat!


"KUARIN KAK!" Teriak Yuvia.
"NGGAK!! NGGAAHHH!!!" Teriakku.


Ototnya makin menjepit! Fuck!


Adik sialan!



"NGG... NGGAAAHHH!!!!"


Aku meledakkan spermaku didalam vaginanya, selang beberapa detik Yuvia juga squirting. Tumpuan kakinya melemah perutnya bergetar seperti biasa, karena tubuhnya yang kecil aku mudah meringkuk dan memeluknya agar tidak jatuh...


Penisku terlepas dari vaginanya yang mulai memerah, dia terduduk di lantai dengan lemah. Hanya memejamkan mata, deru nafasnya terdengar. Penisku masih mengacung...


"Gila ya... Masih kuat aja..." Bisiknya mendongak lemah.


Yuvia menggenggam penisku, membersihkan dan mengoralnya sesaat, aku sempat tercekat. Setelah bersih dia melepasnya dan bersandar di tembok dan memejamkan mata. Tubuhnya basah keringat, vaginanya masih memerah berdenyut...


Aku tidak pernah bosan dengan tubuh adikku ini...




***

3Gp7i4mN_o.jpg


Besok aku akan pergi ke Jerman, aku mempersiapkan perlengkapan yang akan aku bawa kesana. Setelah setahun yang lalu akhirnya aku bisa ketemu lagi dengan Gracia, sudah seperti apa dia sekarang? Terakhir ketemu badannya lumayan montok, apa sekarang membesar atau mengecil?


Oiya, setelah menikah dengan Shania. Aku masih tinggal di rumahku, sekarang aku, Yuvia, dan Shania memakai kamar ayah ibuku dengan dua ranjang, kamarku dulu ditempati Junior, sedangkan Vella dan Velly menempati kamar Yuvia yang bersebelahan dengan kamarku dulu...



"Heh! Malah ngelamun!"


Aku tidak sadar Yuvia masuk dan mengejutkanku.


"Nggak..." Balasku polos.



DEG...




Aku baru sadar, hari ini Yuvia mengenakan baju tidur yang aku belikan waktu itu sebagai ganti baju tidurnya yang aku robek secara paksa waktu itu. Masih muat ternyata...


Dan, ku perhatikan lebih dalam...


Sepertinya...



"Kamu nggak pake beha ya?" Tanyaku.

"Iya, masa tidur pake beha, ngeganjel tau..." Dia merunduk.
"Emang keliatan ya?" Lanjutnya.


"Keliatan sih..." Aku nyengir.


Setelah itu kami terdiam, aku membereskan barang-barangku sementara Yuvia menatap gadgetnya. Setelah semuanya beres, aku keluar kamar. Celingak-celinguk...


"Pada kemana?" Aku bingung.


Yuvia keluar dari kamarku...


"Keluar, tadi anak-anak ngerengek pada mau makan pecel lele di perempatan depan komplek..."


Padahal aku belom makan juga...


"Lah kamu nggak ikut?" Aku menatapnya.
"Aku udah bikin mie rebus tadi..." Dia ngeluyur naik.
"Eh! Mau kemana?" Potongku.

"Mau semprot kamar, jadi nanti mereka pulang langsung tidur..." Yuvia polos menatapku.
"Aku laper..." Aku memelas menatapnya.


Dia berganti datar menatapku,


"Susul aja sana..."
"Males."
"Yaudah."
"Eh!"
"Apasih?!"
"Lapar!"
"Terus?"
"Mie rebus enak nih..."
"Bikin lah sana..."
"Cindy Dea Yuvia! Bikinin!"


Wajah Yuvia berubah jutek karena saat dia mau berlari keatas meninggalkanku kalah cepat dariku yang sudah menggenggam tangannya dan mengajaknya turun. Dengan terpaksa dia memasak mie rebus untukku yang sekarang senyum-senyum di meja makan...


Dia kesana kesini sibuk di dapur sementara aku hanya duduk manis melihatnya sibuk sampai saat dia berusaha mengambil mangkok yang ada dilemari atas harus berjinjit karena tubuhnya yang kecil aku tertawa, tapi aku tau dia pasti terhuyung...


"Bantuin... Dong!" Dia berusaha menggapai mangkoknya.


Benar saja ketika dia berhasil mengambil mangkok kakinya keram karena berjinjit kelamaan kehilangan keseimbangan dan nyaris jatuh, untung aku dengan cepat memeluknya dari belakang...


***


"Sakit nih!" Dia melotot menatapku.
"Ya maaf..." Aku memelas.


Berhasil menahan tubuhnya aku mematikan kompor dan menaruk mangkoknya. Yuvia meringis mungkin kakinya sakit, dengan sekali gerak aku menggendongnya dan membawanya ke kamar kami...


"Yaudah kakinya diselonjorin. Jangan ditekuk gitu..."


Aku keluar...


"Eh! Mau kemana?"
"Keluar..."
"Tanggung jawab! Kaki aku sakit nih!"
"Ya ini aku mau ambil kompresan!"


Aku jadi kesal melihatnya, buru-buru aku tinggal sebentar dan kembali ke kamar dengan sebaskom air kompresan...


"Kok di kompres sih? Emang aku demam apa?" Yuvia protes.
"Udah jangan berisik! Ini air dingin biar kaki kamu nggak tegang lagi!" Aku tidak mau kalah.


Dia diam mengalah, aku mengangkat kaki kirinya yang sakit dan mengelapinya perlahan dengan handuk air dingin tersebut. Dari mulai tumit naik ke betis lalu ke bawah pahanya, dia mengenakan celana pendek jadi mudah untukku... Mengelapinya...



***

I2kMbHJ6_o.jpg


Sekitar lima belas menit aku mengelapi kaki Yuvia, sepertinya kakinya sudah melemas. Aku bermaksud membereskan semuanya dan keluar kamar...


"Mereka belom balik juga? Lama amat..." Bisikku.



Aku melanjutkan mencampur mie rebusku dengan bumbunya, setelah siap tiba-tiba...


"Kakak!" Teriak Yuvia dari dalam kamar.
"Kenapa?" Tanyaku.
"Sini dulu deh!"
"Lagi makan!"
"Ih, sini dulu!"



Dengan sedikit kesal aku menghampirinya ke kamar, dia terduduk di ranjangnya terlihat berusaha menggaruk punggungnya tapi tangannya nggak sampe...



"Bantuin!" Dia terlihat kesal.
"Jadi kamu manggil kakak cuman buat garuk punggung?" Aku datar. Kesel sih...
"A-ku nggak nyampe... Ini...


Dia berusaha menggapai punggungnya sendiri, dengan sedikit malas aku mendekatinya dan menggaruk punggungnya!


"Nah, turun lagi... Nah! Disitu! Ah enak!"
"Udah?" Tanyaku.
"Iya udah!" Dia nyengir.

"Yaudah...

"Eh tapi ada yang lain!"


Yuvia berbalik dan menciumku tiba-tiba. Aku sempat kaget...


"Kamu kenapa?" Aku menatapnya.

"Sebentar lagi kan kakak mau ke Jerman...
...Malam terakhir sebelum kakak pergi...
...Mau aku bikin berwarna..."


Yuvia nyengir menatapku.


"Maksudnya?" Aku bingung.


Yuvia tidak mengatakan apapun lalu mencium bibirku lagi. Cukup lama menempel sampai akhirnya lidahnya bergerak berusaha masuk, aku mengerti kuberikan ruang dan lidah kami saling membelit. Dia lebih aktif dengan memegang leherku menahan ciumannya agar semakin dalam...


Dia melepas ciumannya dan berbisik...


"Aku pasti bakalan kangen sama kakak..."


Aku hanya tersenyum lalu menariknya kearah ranjang dan kembali berciuman. Kali ini lebih panas karena kami sambil berusaha melepas pakaian masing-masing...



"Mmhhh..."


Yuvia melenguh sesaat aku mulai menciumi payudaranya...


"Ssshh... Kaakk... Mmmmhhh..."


Aku makin intens menciumi kedua payudaranya, dia mencengkram sprei sambil mengigit bibir bawahnya. Perlahan desahan-desahan itu berubah jadi erangan ketika aku berganti menghisap dan memilin puting payudaranya. Setiap erangan Yuvia rasanya nafsuku makin naik...


"Kaakk!!" Yuvia bergetar tiba-tiba bergelinjang...


Dia squirting...


"Aku nggak kuat... Hhhh..."

"Baru kakak hisap..." Aku polos menatapnya.
"Apaan!" Dia protes.
"Ini nih bandel!" Lanjutnya menyentil tanganku.


Aku tersenyum menatapnya...

Yuvia jadi ikut tersenyum...



***

ZJDnRlSX_o.jpg


"AAHH!! KAAAKK!!! NGGAAAHHH!!!"


Yuvia bertumpu pada lemari menungging membelakangiku yang sedang menghajar vaginanya dengan penisku...


"Ngghhh... Aahh... Kakak... Ngghh... Nggak pernah... Bosen... Nggaahh... Sama... Kamu..."


Racauku tidak jelas sambil terus memompa penisku didalam vaginanya.


"Bagus! Terus aja kak! AAKKK!!" Yuvia merunduk.


Dia membenarkan posisi kakinya, aku merasa tidak beres sampai...


"NNGHHH!!"


Aku kaget sesaat, penisku seperti dipijat didalam. Kepala penisku seperti dijepit dan batang penisku seperti diurut otot-otot vaginanya, dan ini membuatku semakin...!


"KUARIN KAK! JANGAN DITAHAN!" Teriak Yuvia.


Tidak mau disiksa sendirian aku meringkuk diatas tubuhnya menggapai payudaranya yang bergoyang seirama hujamanku lalu memilin putingnya, wajah Yuvia jadi memerah...


"Ayo! Kamu juga kuarin!" Bisikku ditelinganya.


Urutan otot vaginanya makin mencengkram batang penisku. Tiba-tiba seluruh tubuhku seperti mengejan. Kakiku berjinjit... Ini parah!



Bener-bener adik sialan!




"YUVIAAAA!!!!"
"KAAAKKK!!!!"


Aku meledakkan delapan semburan di dalam vaginanya kemudian selang beberapa detik Yuvia juga squirting ketiga kalinya malam itu. Kami berdua sama-sama ambruk seperti kehilangan tenaga, penisku memerah terlepas dari vaginanya yang juga memerah...


Yuvia tersengal.


"Kak?"
"Hn?"
"...Asal kakak tau, aku nggak benci sama Gracia...
...Aku cuman kecewa... Kenapa dia nggak cerita kalo dia suka sama kakak..."


Aku terdiam...


Nggak benci? Cuman kecewa?



"Makasih kak..."
"Dua kali kamu begitu... Untung kakak nggak ngilu..." Aku tersengal.


Kami jadi terdiam, hanya deru nafas kami yang terdengar. Tapi, kok ada suara lain?


Aku menatap jendela, hujan cukup deras. Sejak kapan hujan?


Ada 15 missed call dari Shania dan tiga chat...


"JEMPUT AKU SAMA ANAK-ANAK KAMU SEKARANG!"
"YOVIE!"
"KEMANA SIH?"



Damn...

xVi0wBFO_o.jpg


END.
[/HIDE]

Sorry di hide, nyoba fitur WKWKWKW
Mohon kemaklumannya (?)
 
Terakhir diubah:
Shania gimana nih hiddenpartnya
Udah graduate sih (?) WKWKWKWKW
.
.
.
Alias disini ada bocoran buat part selanjutnya kok, tapi cuman yg punya akun aja yg bisa baca. Hmm, anggap aja ini kayak acara roasting penista, kan nggak semua bisa nonton (baca). Hiyahiyahiya.
:pandaketawa::pandaketawa:
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd