Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG Nyai Runti (perjuangan untuk tanah & air)

Kisah ini terinspirasi setelah penulis membaca-baca buku tentang sejarah Nusantara. Kisah ini menceritakan bagaimana nasib seorang perempuan yang hidup di zaman kolonial. Dimana si perempuan yang menjadi tokoh utama harus kehilangan semua yang dia miliki termasuk dirinya sendiri untuk sebuah tanah & air.

Cerita ini sekedar fiktif khayalan penulis semata. Jika ada kesamaan tempat & cerita itu sungguh tidak disengaja. Penulis harap tidak ada yang tersinggung setelah membaca kisah ini, karena tuliasan ini hanya untuk keperluan bacol semata hehehehehehe……….


Runtiningsih adalah seorang wanita yang lahir di daerah yang dulu disebut Batavia. Runti (nama panggilannya) memiliki suami bernama Hasyim, seorang Tuan Bek (sekarang dinamakan lurah). Hasyim mendapatkan jabatan tersebut karena dia (pura-pura) tunduk kepada kompeni. Runti & Hasyim memiliki 4 orang anak, 2 anak laki-laki masing-masing berumur 14 & 12 tahun dan 2 anak perempuan umur 7 & satunya masih bayi.

Hasyim cukup dihormati di sekitar tempat tinggalnya, baik itu dari kompeni yang berkuasa maupun orang-orang yang berada satu kampung dengan dirinya. Sedangkan istrinya runti bagaikan kembang yang tidak pernah kehilangan keelokannya. Dari zaman dia masih perawan, sampai dia memiliki 4 orang anak, keelokan parasnya tidaklah luntur. Kalau bukan karena istri seorang Tuan Bek, mungkin dia menjadi incaran banyak lelaki. Tapi karena hasyim lah para lelaki yang tergila-gila dengannya menjadi berfikir ulang untuk sekedar mendekatinya.

Tapi ada satu orang yang mempunyai pendirian & nyali yang cukup kuat untuk mendekati Runti. Dia tidak pernah berhenti mengagumi bahkan mendekati runti, yaitu Sukarwo. Sukarwo bisa dibilang adalah rival dari hasyim. Sejak dulu hasyim & sukarwo rival dalam berbagai hal. Baik itu bersaing mendapatkan jabatan sebagai Tuan Bek, sampai bersaing untuk mendapatkan cinta dari Runti. Tapi selalu saja hasyim lah yang memenangkan persaingan antara keduanya. Karena itu lah sukarwo memendam rasa iri & benci terhadap sosok hasyim.

Skip……………………..skip………………….skip……………………….


Di suatu pagi…….

Hasyim : Runti, saya keluar bertemu dengan kawan-kawan dulu……

Runti : iya honey, nanti siang mau makan dimana ?

Hasyim : nanti siang aku makan di luar saja,…dan satu lagi,….sudah saya sering katakan runti istriku, kita ini bukan orang belanda, kita ini orang pribumi… jadi bicaralah seperti layaknya orang pribumi (sambil matanya melotot ke arah istrinya)

Runti : iya maaf (sambil menundukkan kepalanya)


Walaupun menjadi Tuan Bek dibawah kekuasaan pemerintahan belanda, tetapi hasyim sebenarnya menyimpan dendam kepada para kompeni. Tak pernah hilang dari ingatannya saat para “babi eropa” itu menyerang & membumi hanguskan kampung semasa kecilnya. Bahkan kedua orang tua hasyim ikut menjadi korban dalam peristiwa itu. Kalau bukan karena pertolongan para pemberontak, mungkin hasyim ikut menjadi korban. Bertahun tahun lamanya hasyim memendam rasa dendam itu, hingga suatu ketika ada kesempatan. Dia berpura-pura menjadi antek kompeni, sembari menyusun rencana untuk menghabisi mereka satu persatu.

Hasyim diam-diam menghimpun kekuatan untuk menyerang markas kompeni di dekat kampungnya. Tentu saja hanya orang-orang tertentu lah yang mengetahui rencana tersebut. Bahkan runti istrinya pun tidak tahu apa-apa tentang rencana suaminya. Runti hanyalah istri yang patuh terhadap perintah sang suami, termasuk untuk tidak bertanya apapun tentang kegiatan hasyim bersama kawan-kawannya di luar sana.

Runti lebih senang menghabiskan waktunya untuk merawat ke 4 anaknya.

Seperti saat itu……

Di pagi yang cukup cerah, runti sedang menyusui anak bayinya di depan gubuk tempat tinggalnya. Suasana pagi yang cukup sepi membuat runti tak canggung untuk mengeluarkan tetek sebelah kirinya untuk menyusui bayinya yang lapar pagi hari itu.

Tetek besar & putih runti disedot-sedot anak bungsunya dengan rakusnya. Sesekali mulut mungil bayi itu menggigit kecil pentil runti yang berwarna keclokatan itu. Mendapat gigitan dari bayi kecilnya, runti pun mengaduh sambil tangannya menyentil lembut pipi bayinya.

“Dasar anak nakal, sukanya gigit pentil…..kayak bapaknya hihihihihi….” Kata runti

Di saat runti sedang menyusui bayinya, Tanpa sepengetahuan runti, ada sepasang mata yang sedang mengawasinya dari kejahuan.

“Duh neng, dari dulu kamu memang tidak berubah, kamu selalu membuatku tergila-gila padamu, walaupun sudah punya 4 anak, justru kamu semakin menawan. Lihat itu…..tetekmu semakin besar saat memiliki anak bayi. Ingin rasanya aku singkirkan bayi hasyim si baj*ng*n itu, lalu aku gantikan posisinya untuk menikmati tetekmu yang indah itu…….huuuuuuuhhhhh……………..”

Begitulah gumam sukarwo saat melihat runti yang sedang menyusui anaknya. Sukarwo mungkin bukan sekedar mengagumi, tetapi sudah tergila-gila dengan runti. Sering sukarwo meluangkan waktunya untuk mengintip runti. Mulai dari saat runti mandi di kali, saat runti menyusui bayinya, hingga saat runti sedang melayani nafsu suaminya. Sukarwo bagaikan orang gila, yang tergila-gila dengan istri orang. Kalau bukan posisi hasyim yang seorang Tuan Bek, mungkin runti sudah diembat oleh sukarwo. Runti sering dijadikan bahan khayalan untuk memuaskan nafsu birahi sukarwo.


Di lain tempat………………….

Hasyim : bagaimana keadaan di sebalah timur, belibis putih ?

BP : keadaan di timur masih terkendali ketua

Hasyim : lalu bagaimana di sebelah utara & barat, macan kumbang ?

MK : aman ketua………ada beberapa pemuda pemberani yang ingin ikut bergabung dengan kita

Hasyim : bagus, tapi tetap hati-hati…..jangan lakukan tindakan sebelum ada aba-aba dari ku !

BP & MK : siap ketua !

Hasyim : Demi anak-anak & istri kita !!!!!!!!!!!! Demi bapak & ibu kita !!!! Demi tanah & air !!!!!!!!!!!.......(teriak hasyim)


BERSAMBUNG………………………
 
Jav Toys
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd