Agen Terpercaya   Advertise
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

lazywriter

Semprot Kecil
Daftar
3 Jun 2020
Post
83
Like diterima
859
Bimabet
Cerita ini adalah projek ketiga kita dan merupakan cerbung kedua. Cerita ini ditulis oleh dua orang yang berbeda jenis kelamin yang belum pernah bertemu dan akhirnya nekat berkolaborasi. kisah yang kami tuliskan adalah kisah fiksi yang merupakan fantasi dan khayalan kami.

kisah ini bercerita tentang seorang wanita muda yang menjadi binal dan senang bermain seks dibelakang pacarnya sendiri. ia menikmati ketika badannya dijamah dan dinikmati oleh lelaki lain yang bukan pacarnya, bahkan keluarga dekat pacarnya sendiri.

kisah ini akan rutin kami update hingga chapter akhir tiap seminggu sekali. karya ini adalah karya ketiga kami. kami menerima saran dan masukan dari suhu-suhu sekalian hehe. semoga next time kami bisa membuat cerita yang lebih bagus lagi. thank you and we hope you enjoy it.

part 1 (Kesalahan ku)
part 2 (pengkhianatan sedarah)
part 3 (salah curhat)
part 4 (hadiah untuk teman)
part 5 (budak sex keluargaku)

Part 1 (kesalahan ku)
Namaku Anisa, aku seorang gadis berusia 24 tahun. Sebenarnya, aku tidak tau apa aku masih layak disebut gadis atau tidak karena aku sudah melepaskan keperawananku bersama dengan kekasihku sendiri, Andre.

Andre adalah laki-laki berusia 27 tahun. Kami kenal karena tempat kerja kami satu gedung, hanya beda lantai. Aku menyukainya karena dia sikapnya yang ramah dan dewasa, meski terkadang ia suka bermanja-manja denganku. Mungkin latar belakang keluarganya yang membuatnya bisa bersikap dewasa.

Andre sudah harus kehilangan ibunya di waktu usia remaja. Tumbuh tanpa kasih sayang seorang perempuan rupanya membuat dia terkadang manja kepadaku. Ayah Andre adalah seorang pengusaha sekaligus pemilik kantor tempat Andre bekerja sehingga ayahnya jarang berada di rumah. Ayah Andre berumur 55thn, meskipun begitu badannya masih tegap dan kekar karena rajin berolahraga sama layaknya Andre, anaknya.

Sore itu, seperti biasanya, kami pulang bersama. “Yang, nanti mampir supermarket dulu yah. Beli bahan makanan, udah habis”. Aku mengiyakan permintaan Andre, hubungan kami sudah sangat dekat layaknya suami istri. Terkadang aku tidur di rumah Andre dan membereskan beberapa pekerjaan rumah.

“Yang..”

“Yaa?”

Andre tiba-tiba mengecup bibirku.

“Kangen deh. Nanti kamu tidur dirumah aja ya. Ayah lagi keluar kota kok.”

“Huu dasar. Pasti minta jatah nih.”

“Hehe. Tau aja.”

Kami pun melanjutkan kepentingan kami, berbelanja sekaligus mencari resto untuk kami makan.

Adzan maghrib berkumandang tepat saat mobil Andre memasuki halaman rumahnya.

“Yang...” Andre langsung menarikku dan menciumku, dengan posisi kami masih didalam garasi.

“Mmmhhh...” aku awalnya kaget dan berusaha berontak meski kemudian membalas ciuman Andre.

Lidah kami saling bertaut. Air liur kami bercampur satu sama lain. Tangan Andre mulai bergerak ke dadaku dan meremasnya. “Mmmhh...” Badanku mulai menggeliat kegelian.

Tangan Andre kini mulai membuka tiga kancing teratas bajuku. “Mmmhh... Yang...” Aku mulai melenguh saat tangan Andre menurunkan cup bhku dan memainkan putingnya.

“Kenapa, Yang? Enak ya?” Andre melepas ciumannya dan menikmati wajah sangeku tiap kali dia menjepit putingku dengan jari telunjuk dan jempolnya. “Mmmhh...” aku hanya bisa merem melek sambil menggigit bibirku sendiri agar tidak terlalu keras mengerang.

“Ke dalem yuk, Yang..” Andre menghentikan permainannya di putingku dan beranjak menutup pintu garasi, kemudian masuk ke dalam kamarnya.

Di dalam kamar, tanpa ampun, Andre langsung memelukku dari belakang sambil meremas dua toketku.

“Seksi banget sih toketmu, Yang”

“Mmmhhh... Sakit, ndre. Terusin.” Aku melenguh kesakitan bercampur kenikmatan saat Andre meremas toketku dengan keras.

“Haha. Jadinya sakit apa enak, Yang?”

“Mmmhhh..” aku berbalik badan menghadapnya lalu menciumnya dengan ganas.

Beberapa hari ini aku merasa gairah seksku sedang meninggi. “Perkosa aku, Ndre. Aku milikmu malam ini” aku sudah berbaring di ranjang dengan semua kancing bajuku terbuka dan bh yang sudah terangkat ke atas.

Melihat pemandangan seperti itu, Andre langsung saja menubrukku. Kami berciuman sangat ganas. Lidah kami saling mengait hingga air liur kami menetes.

“Mmmhhh...” aku kembali melenguh saat putingku kembali di jepitnya.

“Ini titik kelemahanmu ya, Sayang. Aku suka liat wajah sangemu waktu pentilmu aku mainin”

“Mmmhhh... Ndree...” badanku makin menggelinjang ngga karuan saat Andre mulai menete di toketku. Lidahnya menjilati sekitar puting aku. Giginya menggigit putingku sambil sesekali menyedotnya membuat badanku berontak karena kegelian.

Tangan Andre mulai bergerak menuju ke bawah, ke arah selangkangan. Aku menaikkan pantatku untuk memudahkan Andre melepas rok dan celana dalamku.

“Hhhmmm...” Jari Andre kini bermain di klitorisku.

“Ini juga titik sensitifmu ya, Sayang. Gimana kalo dua titik sensitifmu ini aku mainin?” Andre lalu kembali menghisap toketku sambil tangannya mempermainkan klitorisku.

“Aaaahhh... Ndreee...” aku semakin meracau tidak karuan sambil menarik rambutnya.

“Aaaahhh... aahhh... Enaaak, Ndree.” Andre semakin cepat menggosok klitorisku. Sementara lidahnya menjilati dan mempermainkan putingku bergantian.

“Aaahh... Ndreee... Ndree, gigit pentilku, Ndre.. Aku mau....” Ssserrrr, cairan kenikmatan keluar dr lubang memekku dengan deras.

“Gimana? Enak sayang?” Andre membiarkanku sejenak beristirahat mengatur nafas sambil melepas semua bajunya.

Belum juga nafasku stabil, Andre sudah berbaring di sebelahku dengan keadaan bugil dan mulutnya kembali memainkan toketku.

“Aaahhh... Ndree...” badanku kembali menggelinjang kegelian. Aku merasa nafsuku telah kembali.

“Aku masukin ya, sayang” Andre sudah menindihku dan bersiap memasukkan kontolnya ke dalam memekku.

“Mmm... iya, Ndre.”

Blleeess. “Aaahhh...” kami sama-sama mengerang saat kontol Andre berhasil memasuki memekku.

“Aaahh... memekmu enak banget, sayang. Aahh... Peret banget.” Andre mulai memaju mundurkan pantatnya.

“Aaahh... Iya, Ndre.” Aku kembali mendesah saat goyangan Andre semakin cepat sambil dia meremas-remas kedua toketku yang sedari tadi bergerak.

“Aaahhh... aahhh...” goyangan Andre sekarang makin tidak terkontrol. Kontolnya juga terasa semakin membesar dan memenuhi memekku.

“Aaaahhh... aahhh.... Sayang... Nisaa, aku mau keluar...” Ku rasakan semburan di mememkku saat Andre menancapkan kontolnya semakin dalam sambil memelukku.

Aku yang merasa tanggung karena belum mencapai kenikmatan kemudian meminta Andre berbaring di ranjang dan aku segera menjndihnya. “Aaahh...” tepat saat kontol Andre masuk ke dalam memekku, bel rumah Andre berbunyi bersamaan dengan handphonenya yang berdering.

“Halo”

“Halo, Andre. Kamu ada di rumah? Ini ayah udah di depan, ayah lupa bawa kunci rumah. Tolong bukain ya.”

“Mmmhh.. Okeh, yah. Aahh.. Tung... gu benthar..” Aku masih terus menggoyangkan pinggulku meski Andre sedang menerima telefon.

“Nisa, berhenti dulu. Ayah udah didepan, aku mau bukain pintu.”

“Loh? Katamu ayah lagi di luar kota?” Aku melepas kontol Andre sambil ngedumel kecewa.

“Yah, aku juga ngga tau, sayang. Tiba-tiba aja ayah udah di luar.” Andre mulai memakai pakaiannya kembali. “Kamu mending sekarang pakai bajumu deh. Terus nanti aku antar pulang.”

“Ih, sialan si Andre, dia udah puas aku disuruh pulang.” Aku segera memakai pakaianku dan mengambil tas lalu mengikuti Andre ke bawah.

“Eh, malem, Om.”

“Malem, Nisa. Ada kamu toh, pantes Andre bukainnya lama.”

“Iya, Om. Nisa pamit pulang dulu ya.”

“Kok buru-buru?”

“Iya, nggak papa, Om. Nisa ada urusan. Mari” aku sebenarnya kurang suka dengan papa Andre karna tatapannya saat melihatku seolah ingin menelanjangiku.

“Eh, Yang, mau kemana? Aku anter. Tunggu. Aku ambil kunci mobil”

“Gausah. Aku pulang sendiri.”

“Yang, tunggu bentar. Aku anter. Aku ambil hp sama kunci dulu.”

Selagi Andre menuju kamarnya untuk mengambil kunci, aku bergegas pergi. Aku merasa kecewa karna sikapnya yang egois.

Baru setengah perjalanan dari rumah Andre, kulihat ada satu preman yang sedang mabuk di pos kamling pas belokan perumahan Andre. Aku yang sudah terlanjur malas dengan Andre enggan untuk balik lagi dan memintanya mengantarku. Aku sudah curiga ketika preman itu melihatku terus dari kejauhan.

“Heyy cantik... kok sendirian?”

“Ih, apaan sih. Minggir gak. Aku mau pulang.”

“Dih, cantik cantik galak. Sini temenin aku dulu.” Preman itu tiba-tiba menarik tanganku. Lalu mencium bibirku.

“Mmmhhh...” aroma alkohol dari mulutnya tercium jelas. Membuatku sedikit mual.

“Mmmhhh... Ahhh...” aku mulai merasakan nikmat saat tangannya meremas toketku.

————————-

(Andre)

“Eh, hp Nisa kok di sini?”

“Yaang... Hp kamu ketinggalan nih.” Loh? Nisa mana sih? Kan aku suruh nunggu bentar.

“Pa, aku keluar bentar nganterin Anisa” aku segera bergegas menuju keluar setelah meneriaki papa yang sedang ada di kamar mandi.

“Kelamaan ih ngeluarin mobil. Lagian Anisa pasti belum jauh.”

Aku pun berjalan menyusuri sepanjang jalan. Masih setengah jalan, sebelum aku sampai di belokan perumahan rumahku, aku mendengar desahan yang berasal dari pos kamling. “Siapa ya? Malem-malem gini” aku melihat jam tanganku yang menunjukkan pukul 22.45.

“Aaahh... mmmhhh...” desahan itu makin jelas ku dengar dan betapa terkejutnya aku saat kulihat dari kejauhan Nisa sedang mengerang kenikmatan ketika memeknya di oral oleh preman kampung yang biasa mangkal di pos kamling.

Entah kenapa, aku yang seharusnya marah justru malah mencari tempat dibawah pohon yang dekat dengan pos kamling dan membiarkan perbuatan mereka. Aku dilemma antara marah dan takut jika aku memergoki mereka, Anisa bisa malu dan malah terjadi masalah besar yang menyeret Anisa, karena kulihat dia menikmati permainan preman itu.

“Aahhh... Mmmhhh... Enhaaakk...” Badan Anisa semakin menggelinjang saat preman itu menjilati memek Nisa dan tangannya bergerilya di toket Nisa.

“Aaahhh... Ke... Luar...” kulihat badan anisa mengejang sementara si preman justru dengan semangat menjilati cairan kenikmatan Nisa.

“Gimana? Enak kan, sayang? Sekarang gantian, kulum kontolku.” Preman tersebut lalu membuka celananya dan naik ke atas pos sambil menyodorkan kontol besarnya ke Anisa yang masih lemas.

“Mmhh..” ku lihat Anisa sedikit jijik tapi terpaksa melakukannya. Jujur saja, meski kami sudah biasa berhubungan badan tapi aku tidak pernah merasakan mulut Anisa karna tiap kali aku menjejalkan kontolku, Anisa selalu menolak dengan alasan jijik. Sontak aku terkejut bukan kepalang saat melihat Anisa mau melahap kontol hitam yang berukuran agak besar itu.

“Mmhhh... Ahhh... Mulutmu enak, cantik. Aahh..” kini ku lihat preman mulai memaju mundurkan kontolnya. Wajah Nisa sudah tidak lagi menunjukkan ekspresi jijik.

“Aahh... Lepas dulu, sayang. Aku mau crot di memekmu saja. Sayang kalo harus crot di mulut cewek secantik kamu.”

Preman itu kemudian mengangkat tubuh Nisa agar tepat berada di posisi tengah poskamling. Kemudian dia menindih tubuh Nisa dan mengarahkan kontolnya ke memek Nisa.

“Aahhh...” Nisa kembali mendesah saat ku lihat preman itu menggesekkan kontolnya di klitoris Nisa.

“Aahhh... masukin..” kali ini ku lihat Nisa memohon pada preman itu.

“Masukin apa, sayang?” Preman tersebut belum terlihat akan memasukkan kontolnya.

“Masukin itu..”

“Itu apa? Yang jelas dong, sayang” preman tersebut masih saja mempermainkan nafsu Nisa.

“Aahh. Masukin kontol ke memek Nisa.”

Sejujurnya aku sedikit shock, karena sebelumnya Nisa tidak pernah seliar itu memohon kepadaku untuk di entot.

Preman itu mulai memasukkan kontolnya yang dua kali lebih besar dari punyaku ke memek Nisa.

“Aahhh.. pel..haan...” kulihat ekspresi Nisa yang menahan sakit saat kontol si preman mulai masuk ke memeknya.

“Aahh.. anjing, memekmu sempit banget.” Preman tersebut masih berusaha memasukkan kontolnya. Blesss. “Aaahhh...” keduanya mengerang bersamaan saat kontol itu sudah masuk.

Preman itu sengaja membiarkan kontolnya berdiam di dalam memek Nisa.

“Aahh... goyangin itumu.”

“Itumu apa, sayang?”

“Aahh... kontolmu.. goyangin” Nisa mulai menggerakkan pinggulnya sendiri untuk mencari kenikmatan.

Gila. Selama ini denganku, dia tidak pernah segila itu.

Preman tersebut mulai menggoyangkan kontolnya keluar masuk memek Nisa.

“Aaahhh... memekmu sempit sekali. Udah pernah di garap lu?”

“Aahh.. hmm.. yhaa...”

“Sama siapa hah? Dasar lonte lu..”

“Mmmhhh... ahhh...”

“Jawab, lonte.” Preman tersebut mempercepat goyangannya.

“Aahh... Sakiit.. Enhaakk... Samhaa pa.. car.. aahh...” Preman tersebut menggoyangkan pinggulnya dengan perlahan lalu cepat seolah mempermainkan nafsu Nisa.

“Aaahhh... ahhh... Enaaak...” Nisa kembali mengerang keenakan saat tangan preman tersebut meremas sebelah toketnya sementara mulutnya menggigiti puting Nisa yang satunya.

“Aaahhh... aku... sam...pee” kulihat badan Nisa mengejang. Sementara si preman sepertinya tidak mau menghentikan permainannya.

“Aahh.. Berhen...ti... aahhh... sak...kiit... ahh... en...nhaaak...” kulihat ekspresi Nisa seolah menahan sakit sekaligus menikmati goyangan si preman.

“Aahh... memek lu... aahh.. enakan mana kontol gw sama kontol cowok lu hah?”

“Mmmhhh.. Ahhh...” kulihat Anisa masih mengerang keenakan. Aku yang bersembunyi dibalik pohon takjub melihat Anisa yang langsung keenakan meski baru saja keluar sambil aku juga penasaran akan jawaban Nisa atas pertanyaan preman itu.

“Jawab, lonte. Aahh...” Preman itu menyodokkan kontolnya hingga masuk semakin dalam ke memek Nisa.

“Aaahh.. Iyaa... Enaak kontool ka..mu.”

“Haha. Kalo gitu nikmatin ini kontolku.” Preman itu semakin cepat menggenjot Anisa yang sudah kewalahan. Sedang aku sekarang merasakan perasaan campur aduk antara ikut menikmati persenggamaan mereka dan sakit hati atas jawaban Nisa.

“Aaahhh... aahhh... aku... mau sampee...” ku lihat wajah kenikmatan Nisa yang akan kembali orgasme.

“Bareng... Bentaar... Ahhh...” Preman tersebut kemudian menggunakan gerakan memutar kontolnya, bukan lagi menusuk sehingga kulihat Nisa makin kelonjotan.

“Aaahhh... Enaaak... Aaaaahhhhh.....” ku lihat badan keduanya mengejang bersamaan.

Kini tubuh preman itu ambruk di atas badan Nisa sementara kontolnya masih menancap di memeknya dan sebagian cairan cinta mereka meluber hingga keluar.

Aku yang merasa perbuatan mereka cukup sampai disini memilih berbalik kembali. Rasanya aku masih sedikit shock melihat kejadian barusan.

————————-

(Anisa)

“Mmhh, mas.. minggir, aku mau pulang” aku berusaha meminggirkan badan si Preman yang masih menindihku.

“Mmhh..” si preman kemudian melepas kontolnya, lalu berbaring kembali di poskamling.

“Dasar preman tengik.” Aku masih berusaha mencari pakaianku yang berserakan sebelum ada orang yang melihat.

“Untung saja, genjotannya enak. Setidaknya malam ini aku bisa tidur nyenyak deh.” Aku segera merapikan bajuku kembali dan mengambil tasku kemudian berjalan menuju jalan raya untuk mencegat taksi.

“Hm.. semoga masih ada taksi deh jam segini. Gila. Aku di entot ini preman lama juga.” gumamku waktu kulihat jam tanganku menunjukkan pukul 00.45.

Beruntung, 10 menit setelah menunggu aku mendapatkan taksi yang kebetulan lewat. Malam itu, aku menghabiskan waktuku untuk beristirahat hingga besoknya aku memilih untuk mengambil cuti.
 
Terakhir diubah:
kayaknya bpk camer juga menikmati calon mantunya nih....tapi sayang keduluan preman...lanjut bos
 
Jav Toys
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd