Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

Pak Ujang yang beruntung

Terima kasih updatenya...
Tapi maaf, selain banyak typo, sehingga kadang agak sulit memahami POV siapa, di sex scene nya juga rancu....
Antara siap hamil (part 3) di part 4 ini kok takut hamil lagi....trus masih merasakan sakit padahal sudah beberapa bulan kemudian yang menurut asumsi saya dah lebih sering berhubungan....
 
Maaf ya saya masih bingung sama part ini ini typo apa gimana ya? Ada kalimat yg bikin saya bingung
Kalau baca di part pertama umur bu vivi/non cinta entah siapa nama aslinya kan 23 tahun. Kok ada kalimat seperti ini di part terbaru?
"Amat jauh berbeda dengan batang kejantanan suaminya yang telah 23 tahun memuaskan kebutuhan biologisnya."
Bu vivi di part sebelumnya sudah siap hamil kok sekarang takut hamil lagi.
 
Terima kasih updatenya...
Tapi maaf, selain banyak typo, sehingga kadang agak sulit memahami POV siapa, di sex scene nya juga rancu....
Antara siap hamil (part 3) di part 4 ini kok takut hamil lagi....trus masih merasakan sakit padahal sudah beberapa bulan kemudian yang menurut asumsi saya dah lebih sering berhubungan....
Maaf ya saya masih bingung sama part ini ini typo apa gimana ya? Ada kalimat yg bikin saya bingung
Kalau baca di part pertama umur bu vivi/non cinta entah siapa nama aslinya kan 23 tahun. Kok ada kalimat seperti ini di part terbaru?
"Amat jauh berbeda dengan batang kejantanan suaminya yang telah 23 tahun memuaskan kebutuhan biologisnya."
Bu vivi di part sebelumnya sudah siap hamil kok sekarang takut hamil lagi.
Udah ane koreksi, mohon sarannya agar ceritanya makin hot :ampun:
 
Mantul updatenya nih. Pak Ujang makin gila aja, haha
Makasih hu :adek:
 
Tiga bulan setelah meninggalnya Pak Adi

Hari yang sangat cerah di rumah majikanku yang dihasi taman yang sejuk. hari itu tak lama setelah diam-diam kunikahi Bu Vivi di Penghulu kenalanku, kami segera mengumbar nafsu syahwatnya kembali saling bercumbu. Kami berdua duduk di sofa di kebun, sambil menikmati sajian pagi itu. Duduknya beringsut mepet denganku, tangannya ditaruh di paha saya dan membelainya, aku tersenyum, sesekali menyuapi aku dengan roti bakar.

“Jam berapa Pak Ujang..?”

“Setengah tujuh. Non Cinta jam ke gereja berapa?”

“Setengah satu, nanti. Jam satu masuk”

“Perjalanan cuma seperempat jam, dari sini..” kataku disambut anggukan kepala.

Aku mencium keningnya, lalu duduk dipahaku berhadapan denganku lalu menciumiku. Pertama pipi kemudian bibir saya. Akupun menyambut ciuman pagi itu dengan senang bahkan aku melumatnya dengan hebat, sampai nafasnya terengah-engah. Dia merangkulku dengan kuat lalu menciumi leherku dan wajahku. Kami saling menyambut ciuman dengan ciuman penuh nafsu, kembali tanganku menyusup di balik gaunnya. Kemudian aku melanjutkannya ke atas meraih susunya, dia tidak berbeha. Dia rupanya lebih bernafsu pagi itu, dia merangsek terus dan duduk dipangkuanku sambil memeluk leherku.

“Lagi yuk…” katanya

Tanpa dimintapun, dalam kondisi begini aku tetap mempunyai hasrat yang sama, aku sangat bernafsu dengan perempuan ini. Sambil duduk, tangannya berpegangan pada sandaran sofa, saya melorotkan rok dan cedenya kemudian cedeku.

"CUPP CUPP CUPP SLURP SLURP SLURP". Aku mencumbu tubuh majikanku.

"AHH AHH AHH". Desah Bu Vivi menahan cumbuan nikmatku.

Aku lalu mulai menjilati bulatan payudaranya, Bu Vivi lalu berkata,"et dah.... udah dibilang jangan nenen malah ngejilatin tetek Cinta.... jangan lo sedot pentil Cinta ya, Pak Ujang bukan bayi lagi..." sehingga aku mulai menyedot-nyedot pentil Bu Vivi yang makin mengacung karena dia sendiri makin birahi. Kontolku yang menempel di bibir memeknya kini sudah basah karena cairan vagina Bu Vivi yang mulai merembes deras membasahi selangkangan kami.

Kuremas-remas buah dadanya dan pilin putingnya.

“Oughhh… Ssss… aghhh… terus Di… Ughhh… ”, desahnya nampak terlihat menikmati remasanku pada buah dadanya.

Dengan cepat aku langsung berpindah posisi tepatnya didamping Bu Vivi. Setelah aku berpindah akupun langsung mengkulum buah dadanya, bak seorang bayi yang sedang meminum ASI pada ibunya. Ditengah asiknya aku meghisap buah dada Bu Vivi, tanganku meraba-raba perutnya yang hamil itu.

Sembari terus menikmatinya, tanganku terus bergerilya sampai pada akhirnya tangankupun tiba dititik akhir yaitu di kewanitaannya. Aku terus memainkan kewanitaannya dengan tanganku. Hingga puas dengan permainan tanganku pada kewanitaannya, dan Bu Vivi tampak puas.

Kemudian akupun berpindah posisi lagi, sekarang posisiku tepat berada di depan Bu Vivi. Dengan posisi jongkok, akupun mulai menjilati kewanitaan Bu Vivi dengan lahap dan penuh nafsu birahi. Sungguh nikmat sekali rasa kewanitaan wanita hamil ini, dan khas aroma kewanitaan wanita tercium sangat sedap sekali.

Agar permainan ini semakin panas, akupun mulai meamasukkan lidahku pada kewanitaan Bu Vivi sembari meremas buah dadanya yang kenyal itu. Kira-kira 10 menit aku diposisi itu, akhirnya Bu Vivipun mendapatkan klimaks pertamanya. Untuk memberi nafas agar Bu Vivi, akupun menghentikan permainanku sejenak. Kira-kira 3 menit aku menghentikan aksiku tadi, setelah selesai istirahat, Bu Vivipun gini bergantian memuaskan aku.

Dengan cara mengkulum kejantananku, dia bermaksud memuaskanku dengan kuluman mautnya itu. Sunguh terasa seperti nikmat sekali kuluman Bu Vivi ini, rasanya aku seperti melayang tak terkendali lagi. Setelah puas dengan kulumannya, akupun bergegas mengajak Bu Vivi berpindah tempat,

“Kita pindah ke kamar Non Cinta yuk!!!”, ucapku megajaknya.

“Eumm gimana yah… Okey deh, tapi kamu harus gendong Cinta ya ???”, jawab dengan sedikit manja.

“Okey, siapa takut”, jawabku singkat.

Lalu akupun langsung mengendong dia menuju kamarnya. Sesampai dikamar akupun membaringkan Bu Vivi diranjang cintanya itu. Tanpa membuang waktu lagi, akupun mulai melumat bibirnya dengan liarnya, begitu pula Bu Vivi membalas ciumanku dengan liar juga.

Beberapa menit kami saling melumat bibir. Setelah puas, akupun melepas lumatan aku dibibirnya dan aku bertanya

“Nah sekarang saatnya menerima dahsyatnya kejantananku, udah siap belum Cinta ? ”, ucaku sambil mengarahkan kejantananku pada Bu Vivi.

“Udah dong, puasin Cinta pagi ini yah, jangan sampai Cinta nggak puas !!! okey ??? ”, jawabnya menantangku.

“Beres deh Non, kujamin Non Cinta bakal KO pagi ini.“’ jawabku dengan mantapnya.​

Tanpa buang waktu lagi, akupun langsung mengambil posisi, dan mulailah aku mengangkat kedua kakinya keatas dan aku langsung tancapkan kejantananku yang sudah tegang maksimal ini pada kewanitaan Bu Vivi.

"Zlebbbbbbbbbb”

Akhirnya tertancaplah kejantananku pada kewanitaan Bu Vivi,

"Aghhhhhhhh… Eummmmm… Oughhhhhhh…”, erang nikmat kami secara bersamaan.

Setelah tertancap, akupun langsung menggenjot kejantananku dengan tempo lambat dulu. Seeiring dengan persetubuhan kami itu, secara konstan aku tingkatkan tempo permainan seksku itu. Lama-kelamaan tempo permainanpun aku tingkatkan dan semakin cepat aku menggenjot kewanitaan Bu Vivi. Sembari terus menggenjot, tak lupa aku memainkan kedua buah dadanya

"Sss… aghhh… Yeahh… Eummm… lebih cepat lagi sayang… Oughhh ”, ucapnya penuh nafsu.

Mendengar ucapannya, akupun langsung mempercepat genjotanku pada kewanitaan Bu Vivi dengan hebatnya,

“Yeahhh… Oughh… Ya… terus sayang.. Aghhh…. Terus… A… aa…aku mau keluar sayang …. Aghhhhhh”, ucap Bu Vivi.

Kurang lebih selama 15 menit kami bersetubuh, akhirnya Bu Vivipun kembali mendapatkan klimaksnya untuk yang kedua kalinya. Kemudian akupun mencabut kejantanan-ku yang penuh dengan lendir kawin dari liang senggama Bu Vivi. Kemudian aku meminta Bu Vivi merubah posisi seks dengan gaya Doggy Style.

Posisi seks ini adalah posisi favoritku, dengan posisi itu terlihatlah pantatnya yang semok, dubur yang bersih, dan kewanitaan-nya yang sudah memerah karena genjotan kejantananku yang dahsyat tadi. Hal itu membuat aku semakin bergairah lagi, degan penuh nafsu aku langsung menancapkan kejantananku yang hebat ini.

"Zlebbbb”, tertancaplah kembali torpedu-ku kedalam liang senggama Bu Vivi.

Sembari menggenjot dengan posisi Doggy Style, tak lupa aku memainkan buah dadanya. Gini akupun langsung mengenjot dengan tempo Full Speed. Tanoa mengelu Bu Vivipun sangat menikmati permainan ini. Sesekali dia mengeluarkan erangan-erangan kenikmatan-nya.

“Oughh… Auw… Aghhhh… Plak… Plak… Plak… Plak… ”, bunyi desahn bercampur bunyi hentakan seksku.

Tidak persetubuhan kami terjadi selama 20 menit dan masih dengan diposisi itu. Saat itu nampaknya Bu Vivi akan mendapatkan klimaks untuk yang ketiga kalinya, dan dia berkata,

“Aghhh… sayang… a…aa… aku mau keluar lagi… Aghhhhhhhhhh… ”, ucapnya semakin membuatku semakin bernafsu saja.

Mendengar ucapannya aku langsung mempercepat lagi genjotanku, tdak lama kemudian, tiba-tiba kejantananku serasa terjepit kuat dan terasa hangat sekali. Ternyata lagi-lagi Bu Vivi mendapatkan klimaks untuk yang ketiga kalinya. Ditengah klimaksnya Bu Vivi, sampai saat itu aku masih belum juga Klimaks.

Bahkan sekalipun aku belum, karena aku belum klimaks, akupun tidak memikirkan Bu Vivi lelah atau tidak. Dengan kekuatan penuh aku melayangkan kejantananku dengan cepat sekali. Mendadak Bu Vivi mendorongku, hingga terlepas penis dari lobangnya. “Ohhh”, lenguhku kecewa. Lantas Bu Vivi menarikku naik ke tempat tidur, serta selekasnya menungging di depanku. Aku tahu maksudnya, kuarahkan penisku ke vaginanya. Namun Bu Vivi memegang penisku serta diarahkan ke lobang yang beda. Pantatnya! Mungkin saja disanalah penisku akan dijepit dengan maksimum, fikirnya tanpa ada pertimbangan. Aku sadar apa yang Bu Vivi lakukan. Disodokkannya penisku ke lobang pantatnya. Namun lobang itu nyatanya masih tetap sangat kecil bahkan juga buat penisku. Bu Vivi berdiri serta menyuruhku menanti. Lantas ia turun serta ambil jelli organik dari dalam rack obat di kamar mandi. Dengan setia kumenanti dengan penis yang setia mengacung. Jelli itu dioleskan ke semua batangku, serta beberapa kuusap-usapkan ke sekitaran lobang pantatnya.​

Kembali Bu Vivi menunggingkan pantatnya. Kuarahkan kotolnya kembali serta beberapa perlahan lobang itu berhasil di terobosnya. “Ohhhhh….. ” desisnya. Sensasinya begitu mengagumkan. Pelan-pelan batang penis itu menyelinap di lobang yang sempit itu. Aku mengerang keras. 1/2 perjalanan, penis itu berhenti. Baru separo yang masuk. Aku terengah-engah, demikian halnya Bu Vivi. “Pelan-pelan, Pak Ujang…” bisikku. Aku memegang bongkahan pantat Bu Vivi, serta kembali menyodokkan penisku ke lobangnya. Serta pada akhirnya semua batang itu masuk manis dalam lobang pantatnya. “Ohhh, Tuhan…” rasa-rasanya begitu mengagumkan, pada sakit serta nikmat yang tidak terceritakan. Bu Vivi mengerang. Kami berdiam sebagian menit, membiarkan lobangnya punya kebiasaan dengan batang penisku. Kemudian aku mulai memaju-mundurkan pinggangnya.

Rasa-rasanya mengagumkan. Pengalaman baru yang membuatku ketagihan. Sebagian waktu lalu, aku mengerang-erang keras. Kupaksakan menggejot pantat BuVivi secara cepat, namun karena begitu sempit, genjotannya tidak dapat lancar. Lalu, “ohhhhh…” kumuncratkan spermanya dalam pantat Bu Vivi. Crot…Bu Vivi terpuruk serta aku terlentang ke belakang, muncratannya beberapa tentang punggung Bu Vivi. Kami berdua sama terengah-engah serta kelelahan yang mengagumkan. Bu Vivi membalikkan badannya serta memelukku yang terkapar tanpa ada daya. Kami berpelukan dengan telanjang bulat selama pagi.

Bu Vivi makin seringkali bercinta denganku. Kapan juga ada peluang, kami berdua akan mengerjakannya. Aku begitu memerhatikan bayi dalam kandungan Bu Vivi. Tiap-tiap ada peluang, kuciumi perut Bu Vivi serta mengelus-elusnya. Jalinan kami jadi bertambah mesra bersamaan umur kehamilan Bu Vivi yang makin jadi membesar. Aku bahkan juga seringkali turut menemaninya ke dokter.​

Enam bulan kemudian Bu Vivi melahirkan anak perempuanku bernama Dina. Setelah itu Bu Vivi KB karena takut ketahuan keluarga Pak Adi dan warisannya ditarik, tapi kami tiap hari berhubungan seks. Bila Bu Vivi mens, aku biasanya disepong Bu Vivi sampai ejakulasi, atau, kami ke toilet dan aku sodomi Bu Vivi. Yang jelas, tiap pagi Bu Vivi akan bermandi peju dan ludahku, sebagai tanda bahwa majikanku adalah milikku.
 
Terakhir diubah:
Bimabet
Sebuah mahakarya tapi sayang “tamat atau belium sih??”
 
Jav Toys
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd