Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

FANTASY - TAMAT Penjelajah Samudra S4

Episode 16


“ Sakti , kami menangkap energi panas dari kapal Anda! Matikan mesin kapal dan turun dengan kedua tangan di atas. Kami ulangi!”



Aku segera melalukan perhitungan kilat tentang musuh yang akan kuhadapi. Squadron Rajawali , mengangkut Batalion Marinir Raja Agung dengan Kapal Angkut berjenis Landing Craft , kelas Piton. Kapal ini sebenarnya adalah kapal dagang pengangkut kontainer kelas berat yang disulap menjadi kapal Angkut Militer. Dengan perisai yang sangat kuat , nyaris mustahil bagi persenjataan rakyat sipil untuk menembus pertahanan kapal. Namun ada kabar burung di mana ada titik cacat dibagian roket pendorong , yang dapat dimanfaatkan untuk menenggelamkan kapal ini tanpa perlawanan berarti.



Kapal Angkut itu dikawal oleh dua kapal serbu kelas pedang , dua kapal pencegat kelas Panah dan empat kapal serbu kelas belati. Kapal pencegat kelas panah dilengkapi emp yang dapat melumpuhkan kapal kami tanpa perlawanan. Kapal serbu kelas belati adalah kapal serbu ringan bermesin ganda yang memiliki agilitas tinggi. Dibekali dua meriam dan empat rudal , kapal ini menjadi andalan menumpas perompak dan pemberontak karena biaya produksi dan perawatan yang terjangkau. Dan yang terakhir , aku melihat kapal Angkut ringan kelas Kumbang , yang biasa mengangkut pasukan khusus. Angkatan laut bahkan menyiapkan pasukan khusus untuk misi penyergapan ini.



“ Komandan , dimana mereka?”



Dewa mulai ragu karena teman-teman kami belum juga kembali. Aku pun mulai takut mereka benar-benar melarikan diri. Tanganku mulai berkeringat dan aku sendiri mulai ragu dengan rencanaku. Sebentar lagi mereka akan melumpuhkan kapalku dengan EMP lalu membunuhku di tempat.



“ RUDAL!! Manuver mengelak !”



“Duar!”



Rencanaku berhasil. Aku menyuruh rama untuk berpura-pura menjadi pemilik kapal , lalu mendaratkan kapal di stasiun peristirahatan terdekat. Setelah yang lainnya aman , aku menyuruh mereka kembali ke titik tepat beberapa ratus kilometer di bawah Stasiun Bintang Merah. Aku lalu mememerintahkan mereka menyerang Dua kapal pencegat Kelas Panah dengan rudal jarak menengah dari bawah karena perhatian mereka sudah pasti terpusat di stasiun ini. Lalu aku menyuruh mereka menggiring kapal musuh menjauh sehingga kami menghadapi lebih sedikit musuh.



Empat kapal serbu memisahkan diri dari formasi , mengejar Kapal Serbu Rama. Mereka menggiring keempat kapal serbu itu menjauh dari kami. Aku segera lepas landas dan melepaskan enam rudal sekaligus, menghancurkan dua kapal serbu kelas pedang. Kapal-kapal Angkut itu kini tanpa pengawalan , dan mereka mulai membalas tembakan. Aku melakukan manuver menghindar.



Kedua Kapal Angkut kelas Kumbang memisah dari formasi dan mengejarku. Mereka melepas tembakan. Aku bermanuver menghindari hujanan meriam plasma mereka. Aku bidik mereka dan melepas tembakan balasan



“ Dum Dum Dum Dum “



Tiga tembakan berhasil melumpuhkan perisai kapal dan salah satu mengenai mesin , membuatnya meledak lalu rontok seketika. Kedua kapal itu melepas tembakan namun aku terus menghindar. Dewa menggunakan meriam buntut untuk menembaki kapal yang satu lagi dengan meriam 40mm.



Aku kembali melepas tembakan. Kapal itu tidak memiliki perlindungan lagi sehingga beberapa tembakanku langsung membuat kapal itu meledak seketika. Dewa berhasil menembus perisai musuh namun kapal yang satu lagi masih memberikan perlawanan sengit. Aku bermanuver menghindar lalu membalas tembakan balasan. Kapal itu meledak , menyisakan kapal Angkut kelas Piton.



Kapal itu dibekali meriam Railgun 155mm sehingga secara teori mampu meledakkan kapal kami menjadi debu hanya dalam satu tembakan. Mereka menembakkan Railgun , dan aku berhasil melakukan manuver menghindar. Kami kini berada tepat di belakang kapal itu , siap untuk melepas tembakan ke titik lemahnya.



Aku melepas delapan tembakan. Meskipun merupakan titik lemah, hanya dua tembakan yang mendarat di roket musuh. Enam yang lain berhasil tertetangkis. Aku terus menghujani roket pendorong musuh dengan meriam utama. Kapal Induk itu mendekat untuk membantu dan menyerang dengan meriam-meriam plasma berenergi tinggi. Aku tidak beranjak dari posisi kami , dan terus menghujani kapal itu dengan meriam utama.



Sebuah ledakan terjadi di roket itu. Roket itu terlepas , dan ledakannya menyambar ke roket yang lainnya. Kapal itu terbakar dan mulai meledak dari sisi ke sisi. Aku menghindar menjauh dari kapal itu , menghindari hujanan meriam plasma dari kapal induk. Tak lama, Rama dan Indra kembali , setelah berhasil meringkus ke empat kapal AL yang mengejarnya.



Secara teknis mereka masih dapat menang karena kami tidak punya terpedo untuk menenggelamkan kapal induk itu. Namun kapal Induk itu mundur menjauh. Blokade dilepaskan sehingga kami tidak perlu menjauh melarikan diri untuk melompat ke stasiun lain. Kapal Induk itu melompat meninggalkan pertempuran , membuat kami memenangkan pertempuran itu secara telak.



“ Kita berhasil kawan-kawan. “



Celetuk Indra melalui komunikator. Mereka kembali menuju stasiun peristirahatan tempat di mana yang lain menunggu sedangkan kami masih ada satu tugas lagi. Kami melompat menuju pos keamanan untuk menghapus dan mengubah data kami agar tidak ada pertempuran kecil seperti ini lagi.



Kekalahan itu benar-benar menampar AL. Kami menghabisi seluruh Squadron dan membunuh seluruh Batalion hingga tak ada satu pun yang selamat. Kemampuan pilot AL yang dipertanyakan membuat AL akhirnya mempersulit dan mempersempit kuota ujian masuk sekolah pelayaran AL , demi memperbaiki kualitas Pilot AL. Pelatihan pun lebih diperkeras dan lebih disiplin. AL juga mempensiunkan beragam jenis kapal yang digunakan saat pertempuran tersebut. Termasuk kapal serbu kelas pedang yang banyak digunakan untuk misi patroli.



Tingkat kriminal di wilayah seberang laut melonjak tinggi. AL kehilangan wibawa dan nama baik yang membuat semakin banyak pemberontak dan perompak yang berani melawan mereka. Pembajakan merajalela , perdagangan manusia semakin menjadi-jadi , dan pemerkosaan semakin menjadi hal biasa. Hanya beberapa jam dari pertempuran itu, perompak yang sadar tidak ada lagi AL di wilayah itu , segera membajak kapal milik bintang film remaja , Karina , yang sedang Tour di Tata surya yang bersebelahan dengan kami. Karina serta sahabatnya Rani dan seluruh kru , habis dirampok dan diperkosa para perompak , lalu menghilang dan tak pernah terdengar lagi. Kemenangan itu akhirnya membawa petaka bagi semua orang. Tapi aku berpikir bahwa itu bukan urusanku lagi.



“ Markas di sini unit 31 , melaporkan telah terjadi perompakan dan pemerkosaan di tata surya No. 163 , ganti “



Kami tiba di posko keamanan itu. Tidak ada siapapun di sana. Polisi sibuk melaksanakan tugas karena menumpuknya laporan , atau sudah melarikan diri. Semua dermaga kosong melompong , tidak terlihat satu pun kapal dinas polisi di sana. Kami masuk ke ruang kendali , dan posko itu benar-benar kosong tidak berpenghuni. Aku langsung menuju prosesor utama dan memasukkan kartu memori.



“ Mengambil alih “



Proses pengambilan alih memakan waktu cukup lama. Kami duduk , sambil berkomunikasi dengan Rama melalui Komunikator. Untuk sementara mereka aman di stasiun itu. Belum ada tanda kerusuhan atau pembajakan. Namun banyak orang mulai lepas landas dan berpindah ke wilayah yang lebih aman.



“ Kita melakukannya lagi , Komandan Sakti. Kita selalu berhasil “



Ucap Dewa. Ini bukan pertarungan pertama kami melawan Angkatan laut. Kami pernah melakukannya sebelumnya dan waktu itu tidak ada bantuan. Hanya kami dan mereka. Namun aku tidak tertarik mengulanginya lagi. Aku pun tidak mau mengingatnya. Aku harap ini pertarungan terakhir melawan mereka.



“ Apa kau menikmatinya Sakti?”



Aku mengangguk



“ Entahlah , setelah apa yang terjadi. Melihat mereka mati itu rupanya sangat menyenangkan “



Dewa tertawa. Ada alasan kenapa aku sangat membenci mereka , sehingga aku sangat senang melihat mereka tewas saat beraksi. Tapi tetap saja , jika mungkin aku tidak mau berurusan dengan mereka lagi



“ Itu benar. Mereka mendapat apa yang mereka layak. “



Ada alasan kenapa kami , terutama aku dan Dewa sangat membenci AL. Dan ada alasan kenapa mereka sangat ingin membunuh kami. Kurasa akan lebih baik jika aku menceritakannya di lain waktu. Kami duduk menunggu kartu memori itu selesai meretas masuk. Bahkan proses peretasan memakan waktu hampir satu jam dengan kartu termahal sekalipun. Andai aku menggunakan kartu murahan , bisa jadi butuh waktu 3 jam sampai 6 jam.



“ Selamat datang Opsir Raj. “



Kami berhasil masuk. Kami segera mencari data pribadi kami. Mulai dari aku. Aku menawari Dewa lebih dulu namun ia bilang lebih baik aku yang lebih dulu karena aku yang melakukannya. Jaringan di posko ini terhubung ke jaringan utama di seluruh Galaksi , sehingga apapun yang aku lakukan , akan di simpan di jaringan utama.



“ Sakti , menghapus data pribadi “



Aku menghapus seluruh data pribadiku



“ alasan penghapusan , tewas dalam penyergapan “



Aku menghapus data pribadiku dengan alasan tewas dalam penyergapan. Itu akan membuat mereka berhenti mengejarku. Aku melakukan yang hal sama pada Dewa , Indra , Rama , Saras dan yang lainnya. Membuat seolah kami semua tewas dalam penyergapan.



“ Memasukkan data baru , masukkan nama “



Aku memasukkan data baru. Aku membuat nama baru menjadi Raul. Aku juga mengubah asal , tanggal lahir nama Ibu dan sebagainya. Bagi orang lain , nama baru berarti kehidupan baru. Menurutku itu hanya di identitas. Aku tidak mengubah apa-apa selain aku ingin para berandalan itu berhenti mengejarku. Aku membuat nama baru untuk Dewa dan yang lainnya. Dan yang paling penting , aku membuat identitas untuk Bintang dan Melati.



Semua omong kosong itu memakan waktu dua jam. Kami semua mendapat identitas baru , terutama untuk Bintang dan Melati. Mereka resmi menjadi warga di dunia kami. Kurasa itu membuat mereka menjadi bukan orang bumi lagi. Aku juga mengubah nama kapal kami , dari penjelajah Bintang, menjadi Penjelajah Samudra. Kami mencetak kartu identitas baru dan membakar kartu identitas lama. Kami segera meninggalkan posko keamanan itu dan lepas landas untuk menjemput yang lainnya.



“ Apa?! Penjelajah Samudra?! Nama apa itu!”



Kami telah kembali ke stasiun kecil itu dan berkumpul bersama yang lainnya. Rama tidak setuju dengan nama baru kapal kami. Di kamus bahasa kami , Samudra adalah lautan purba di planet seperti Brahmaloka di mana leluhur kami , kaum Raja kuno percaya Samudra tidak memiliki batas atau tak terhingga. Sehingga penjelajah Samudra artinya penjelajah yang tak terhingga Mengingat kami pernah menyebrang perbatasan dan mencapai planet yang belum pernah ditemukan sebelumnya. Bumi. Lagipula kata Samudra mengingatkan aku pada Bumi dan aku sangat suka planet itu.



“ Aku suka nama itu . Tapi kenapa tidak pengelana Lautan saja?”



Celetuk Melati. Aku tidak terpikir hal itu. Tapi aku tidak mungkin meretas jaringan lagi hanya untuk mengubah nama kapal ini.



“ Jadi bagaimana? Tujuan selanjutnya , Galaksi Spiral? “



Mereka hanya diam.



“ Yang penting kita pergi dulu dari sini “



Sahut Saras. Kami berpisah dengan kedua wanita yang menyelamatkan kami. Mereka mendapat kapal yang telah membantu kami memenangkan pertempuran dan mereka akan menjual sebagian muatan di dalamnya untuk modal pulang ke galaksi spiral.



Kami kembali ke kapal kami. Banyak sekali kapal sipil yang lepas landas dan melompat dengan Hyper drive menuju Galaksi Spiral atau sisi galaksi Bima sakti yang lebih aman. Kami meminta izin kepada menara Untuk lepas landas , lalu lepas landas dan melompat dengan hyper drive menuju Planet berjarak puluhan ribu tahun cahaya.



Kapal telah dalam kondisi prima sehingga kami melompat dengan kecepatan penuh. Sebelumnya kami melompat dengan kecepatan sangat rendah karena kapal dalam kondisi rusak parah. Namun sekarang kondisi sudah jauh lebih baik. Kondisi kapal sudah sangat prima sehingga kami hanya butuh hitungan jam menuju planet itu.



Kami tiba di kota terbesar di wilayah seberang laut. Ravi, yang artinya matahari. Dinamakan dari perusahaan yang membeli planet ini dari pemerintah Dinasti Raja. Tata Surya ini pun adalah tata surya milik Swasta, yang artinya setiap planet beserta bulan di dalamnya di beli oleh perusahaan yang Berbeda. Perusahaan Dagang Ravi adalah salah satunya. Keamanan di setiap planet itu sendiri , juga diserahkan kepada kontraktor Militer Swasta.



Ravi sebenarnya planet berbatu di tata surya yang baru ditemukan beberapa Abad yang lalu. Planet ini khusus diperuntukkan sebagai markas Perusahaan Dagang Ravi sehingga tidak ada aktivitas pertambangan di sana. Tujuan utamanya tentu saja menjadi Matahari atau menjadi pusat Wilayah seberang laut Dinasti Raja. Planet ini memiliki Atmosfer namun tidak setebal bumi. Melalui proses teraforming , Ravi dalam kurun waktu beberapa puluh tahun menjadi Planet layak huni , rumah bagi para pengusaha dan pekerja yang ingin memulai hidup baru di galaksi Bima Sakti. Para pengusaha kaya raya dan turis tinggal di ketinggian satu kilometer , sedangkan rakyat jelata tinggal di pemukiman kumuh di permukaan.



Ravi tidak semewah sebesar atau sepadat Indahpura atau Brahmaloka , namun setidaknya Kota ini dapat memberi gambaran bagaimana kehidupan di dunia kami. Kurasa bintang dan Melati akan menyukainya. Aku tak sabar melihat raut wajah mereka saat mendarat nanti. Ini akan menjadi pengalaman mereka melihat seperti apa kehidupan di belantara gedung pencakar langit.
 
Episode 17


Kami mendarat di pelabuhan Antariksa Sarasvati. Pelabuhan yang dinamakan atas nama Istri Direktur Utama Ravi puluhan tahun yang lalu. Kami mendarat memasuki sebuah hangar. Ketika kapal berhasil mendarat sempurna , prosedur bongkar muat serta penyimpanan kapal pun di mulai.



Kami semua turun dengan membawa bagasi kami masing-masing. Melati masih membawa kantung tradisional. Bintang sudah menggunakan tas modern serta pakaian-pakaiannya karena kami sudah belanja di bintang merah. Melati keluar dengan kantung tradisional yang berisi buah-buahan serta perbekalannya. Nanti rencananya aku ingin mengajaknya belanja bersama Bintang.



Dengan elevator kami turun ke dermaga kedatangan. Kami berbaris di imigrasi dan satu persatu di periksa dengan teliti. Aku sudah bilang kepada Melati dan Bintang untuk mengikuti persis seperti yang lain lakukan. Dan untungnya berhasil. Kami keluar dari imigrasi dan memasukkan bagasi kami ke mesin scanner. Kebanyakan mereka tidak peduli dengan pekerjaan mereka sehingga semuanya berjalan mulus.



“ woooah “



“ Astaga “



Ketika kami keluar meninggalkan dermaga kedatangan, Melati dan Bintang terkejut dengan apa yang ia lihat. Sebuah kota dengan menara-menara tinggi menembus langit. Kendaraan-kendaraan terbang yang berlalu-lalang seperti sekerumunan burung di dunia mereka. Kota ini menjadikan Brahmaloka sebagai kiblat pembangunannya. Sehingga kendaraan terbang lebih dominan daripada kendaraan darat. Kami mengantre di terminal penerbangan dalam kota , untuk naik kereta terbang menuju Kondomonium sewaan kami.



“ Tuan , ini lebih indah dari yang aku bayangkan “



Ucap Bintang dengan antusias



“ aku senang kau menyukainya “



Sahutku. Melati hanya diam menikmati apa yang ia lihat. Maya dan Githa lalu mendekatinya dan mereka pun mengobrol. Ketika kereta itu datang , kami berjalan masuk membawa bagasi kami masing-masing.



Kondomonium kami berada sekitar 68 km dari pelabuhan udara. Dengan kereta listrik (mobil) kira-kira memakan waktu satu setengah jam dengan jalan bebas hambatan. Namun dengan penerbangan dalam kota, hanya butuh 15 menit. Kami terbang diantara menara-menara tinggi itu. Mereka yang punya tempat tinggal di kota ini dapat terbang menggunakan kapal-kapal mereka. Namun mereka yang berwisata atau tidak memiliki izin tinggal , harus berlabuh di pelabuhan dan menggunakan transportasi umum. Meskipun aku dengar beberapa berandalan mempunyai cara sendiri sehingga mereka dapat terbang dan mendarat sesuka mereka.



Kami tiba di Plaza Adira , tempat di mana kami menginap. Plaza itu berada di dekat Menara Ravi , sehingga dengan kata lain berada di pusat kota. Kami turun dari kereta itu , lalu berjalan keluar stasiun. Kami keluar tepat di depan gedung pusat Ravi. Melati dan Bintang masih terkagum-kagum, melihat-lihat ke sekitar mereka. Bahkan ada danau dan hutan buatan yang cukup besar di sana. Kami berjalan menuju Adira Kondomonium, di mana aku telah menyewa Kondo dengan lima kamar.



“ waaah mewah sekali!”



“ Woohoo ini namanya Liburan “



Sekarang tinggal Githa dan Maya yang terkagum-kagum. Selama ini kami tinggal di kapal , di kabin murahan sehingga mereka cukup terkejut ketika aku menyewa tempat tinggal seperti ini. Aku memang tidak bilang kami akan menginap di mana. Namun dari raut wajahnya mereka tidak menyangka kami akan tinggal di tempat seperti ini.



“ Nona Bintang , Nona Melati. Ini kamar kalian “



Yang lain sudah berlari ke kamar mereka masing-masing-masing. Aku mengantar Bintang dan Melati ke kamar mereka lalu sebelum pergi aku mengajari mereka satu persatu cara menggunakan perabotan di kamar itu. Seperti cara menggunakan prosesor , cara menggunakan layar hiburan , cara menggunakan kamar mandi sampai cara bermain Gaming konsol jika mereka tertarik memainkannya.



Aku lalu istirahat sendirian di kamarku. Kami sudah dekat sekali dari rumah dan rencananya di kota ini , aku ingin melamar Bintang , lalu mengajaknya hidup bersamaku di Indahpura. Meskipun ucapannya masih menghantui pikiranku. Aku mungkin akan mengurus izin tinggal di Brahmaloka dan mengajaknya tinggal ke sana. Namun seketika aku bangun dari tempat tidurku.



“ bagaimana dengan Melati?”



Aku sering bermimpi yang tidak-tidak tentang Melati. Aku bahkan masih ragu siapa dia sebenarnya. Aku ragu apakah mimpi waktu itu nyata. Tapi ia telah rela meninggalkan dunianya jadi aku harus pikirkan juga bagaimana nasibnya. Apakah ia akan ikut denganku? Tapi kurasa itu tidak mungkin. Ia tidak akan nyaman.



“ Setidaknya ribuan prajurit gugur dalam bertugas dalam tragedi kecelakaan saat latihan yang terjadi di ladang Asteroid Bintang merah. Laksamana Madya Raj membantah isu yang beredar di masyarakat tentang penyergapan yang gagal yang mengakibatkan tewasnya ribuan prajurit Angkatan Luat di Wilayah Seberang laut “



“ Pelaku-pelaku penyebaran berita palsu tersebut, telah ditangkap oleh pihak yang berwenang, dan ini menjadi pelajaran bagi kita semua untuk tidak mudah percaya terhadap berita yang belum pasti kebenarannya. Saya menyayangkan sekali , atas terjadinya kasus berita palsu ini. Dan saya turut berduka , atas gugurnya anak-anak kita yang gagah dan pemberani. Terima kasih atas jasa Kalian , untuk negeri ini”



Persis seperti biasanya. Angkatan laut selalu membantah kekalahannya. Tapi rakyat tahu apa yang terjadi. Sayang sekali, prajurit-prajurit itu bertempur dengan misi mulia. Melindungi keluarga yang mereka cintai di kampung halaman mereka. Namun orang-orang busuk seperti Laksamana Raj , merusak mereka demi kepentingan mereka. Aku sering merasa buruk , merasa jahat saat membunuh mereka dengan meriam dan rudal yang aku puntahkan dari kapalku. Namun mengingat apa yang mereka lakukan, bahkan setiap nyawa di Angkatan bersenjata Brahma , tidak akan bisa menggantinya.



“ hei Sakti, Sudah lihat berita?”



Indra menghubungi lewat komunikatorku. Aku sempat bingung karena identitas yang digunakannya itu masih baru namun setelah mengingat-ingat lagi aku baru sadar jika itu memang Indra.



“ Begitulah “



Sahutku



“ ‘Turut berduka kawan’ “



Ia menggunakan tanda kutip yang artinya adalah kebalikannya. Ia sangat senang dengan kematian para prajurit yang kami bunuh. Ia bahkan tidak menyesal sedikit pun. Ia mengirim emot menangis , seolah menggambarkan jika ia sangat bahagia mengetahui kemenangan besar kami.



“ Terima kasih. Mau bertemu?”



Jawabku sambil menggeleng-geleng kepala.



“ Gak, aku lagi nyantai sama Githa. Malam nanti saja”



Dan tiba-tiba seseorang masuk ke kamarku.



“ Melati “



“ Sakti “



Ia menutup pintu lalu duduk di sampingku.



“ ada apa Melati ? “



“ tidak , Bintang tadi tertidur. Tapi aku bosan , jadi aku membuka layar hiburan , dan tak sengaja melihat berita itu. “



Ia juga melihat berita itu. Dia tentu tahu jika kami yang melakukannya, karena secara tidak langsung ia juga terlibat.



“ aku , aku merasa sedih dengan orang-orang itu. “



Bisiknya



“ Mereka mendapat apa yang mereka pantas. Itu ulah mereka sendiri “



Jawabku dingin. Melati memegang tanganku.



“ Ada apa dengan tatap mata itu Sakti? Aku tidak pernah melihat kau sebenci itu? “



Entah kenapa nada bicaranya berubah. Persis seperti di mimpi-mimpiku. Apa aku sedang bermimpi lagi?



“ entahlah Melati. “



Sahutku. Ia pegang daguku lalu ia menatapku serius, seperti tatapannya pada waktu malam itu ketika kami bercumbu. Jadi , apa semua itu nyata ?



“ ceritakan padaku apa yang terjadi? “



Aku pun menunduk. Aku sudah sering menceritakan itu pada orang lain. Aku pernah menceritakannya pada Indra , Rama , Saras dan tentu saja Dewi. Indra biasa saja ketika aku menceritakannya sedangkan Rama dan Saras sangat terkejut dan tak menyangka apa yang aku ceritakan. Dewi sempat terdiam namun akhirnya ia menerima apa yang terjadi.



Aku memulai cerita itu dengan menunjukkan sebuah data tersembunyi dari komunikatorku. Data yang telah aku simpan sejak bertahun-tahun yang lalu. Data yang sempat membuatku depresi hingga nyaris mengakhiri hidupku sendiri. Mulanya sungguh sakit ketika aku membukanya. Namun lama kelamaan , kurasa aku sudah terbiasa. Aku menunjukkan data itu kepada Melati



“ Apa ini Sakti?”



Ia melihat data itu cukup lama , yang membuatku cukup yakin jika ia sebenarnya mengerti huruf Sansekerta dan ia bukan manusia bumi. Setidaknya bukan manusia biasa.



“ Itu artikel , tentang pembunuhan keluargaku di Wilayah terbatas “



Data itu berisi sebuah artikel , yang berisi tentang pembunuhan seluruh keluargaku di wilayah terbatas angkatan laut. Wilayah terbatas adalah Wilayah yang tidak boleh dijangkau oleh rakyat sipil. Beberapa sistem tata surya memang di daftarkan sebagai Wilayah terbatas. Namun tidak dengan tata surya di mana keluargaku berada. Tata surya itu seharusnya sudah terdaftar menjadi aset kedua orang tuaku , namun dunia berkata berbeda. Keluargaku dibunuh di rumahnya sendiri.



“ Mereka membunuh , keluargamu? Maksudmu Ayah dan Ibumu?”



Aku menggeleng kepala. Mereka membunuh kedua orang tuaku, kakak perempuanku , kakak iparku , dan keponakanku yang masih bayi. Termasuk para awak kapal yang bekerja untuk ayahku. Mereka membunuh orang-orang tak berdosa itu tanpa perlawanan.



“ Tapi kenapa? “



Aku hanya diam.



“ kenapa diam Sakti? Ceritakan padaku.”



“ Ada saat di mana aku bukanlah diriku yang sekarang. Ada saat di mana aku hidup seperti anak-anak orang kaya pada umumnya. Ada saat di mana kejahatan yang aku lakukan , adalah mencuri uang kedua orang tuaku untuk bersenang-senang “



Aku yang dulu sangatlah berbeda dengan aku di masa kini. Aku yang dulu , hanya tahu bersenang-senang dan bermalas-malasan. Kata orang lama di Brahma , seorang anak akan terus hidup di balik bayang-bayang ayahnya. Namun akan tiba saat di mana ia harus berdiri sendiri menghadapi dunia. Saat ia runtuh karena kejamnya dunia. Saat ia bangkit dan menampar dunia lalu menelanjangi dan memperkosanya.



Aku dulu bukanlah seorang pilot , bukan seorang nahkoda sebuah kapal , bukan seseorang yang hidup mencari makan di antariksa. Aku hanya anak konglomerat yang dibesarkan menjadi seorang dokter. Ayahku selalu mengharapkan anak laki-laki untuk melanjutkan perusahaannya. Orang pintar kepercayaan ayahku bilang , jika beliau ingin seorang putra, maka ia harus dinamakan Sakti , dari masa awal ibuku mengandung. Jika tidak , makan Bayi yang lahir adalah seorang putri. Konyol namun ayahku mempercayainya. Lalu aku dilahirkan , menjadi putra mahkota pewaris utama Ayahku.



Aku dibesarkan dengan sangat istimewa. Aku mendapat kasih sayang yang sangat luar biasa dari Ibu , Ayah dan saudari perempuanku. Mereka memastikan aku mendapat semua yang terbaik. Pendidikan terbaik , guru terbaik , yang tidak hanya mengerti segalanya , namun memiliki budi pekerti yang baik , yang mampu mengajarkan kepadaku mana yang benar , mana yang salah. Pada akhirnya, aku tumbuh menjadi seorang anak , yang membenci Ayahnya sendiri. Aku menjadi terlalu idealis



Ayahku adalah seorang direktur utama perusahaan perdagangan antar bintang. Sedangkan aku tumbuh menjadi eko extremis yang membenci perusahaan-perusahaan besar karena kami anggap merusak eko sistem planet. Ayahku adalah orang yang membantu perusahaan-perusahaan itu , karena beliau berperan sebagai distributor yang membantu perusahaan-perusahaan tersebut menjualkan dagangan mereka. Itu sebabnya aku memutuskan menjadi dokter , bukan menjadi seorang pengusaha seperti ayahku. Aku bukan Ayahku. Itu yang kukatakan saat itu. Aku justru terlalu membela dunia , dan membenci Ayahku sendiri.



Namun di samping semua itu , aku masih hidup di bawah bayang-bayang orang tuaku. Aku masih makan minum dan bersenang-senang dengan uang pemberiannya. Banyak orang yang menilai bahwa paham eko extremis yang aku anut itu adalah sebuah aksi panjat sosial. Dengan kata lain , pansos atau cari perhatian. Aku lebih dikenal sebagai anak konglomerat yang suka pamer harta , punya banyak pacar dan gemar bersenang-senang. Itu tidak sepenuhnya salah , karena aku memang begitu. Aku terlalu banyak menghakimi orang lain , termasuk ayahku sendiri , sampai aku tidak sadar bagaimana aku sendiri. Kurasa dalam hal itu , aku tidak pernah berubah. Itu sebabnya dulu Dewa sangat membenciku. Dewa dulu adalah karyawan ayahku yang sudah bekerja sejak berumur 18 tahun.



Usiaku masih sangatlah muda. Namun aku sudah mendapat gelar dokter bahkan ayahku membantuku melanjutkan studi ke tingkat yang lebih tinggi lagi. Ia punya hak untuk membenciku karena aku menolak melanjutkan bisnis yang ia bangun dengan susah payah. Namun sebaliknya beliau justru mendukungku, bahkan beliau menghadiahiku sebuah kapal mewah sebagai hadiah penobatanku sebagai Dokter



Sebagai Dokter aku di sumpah untuk melayani masyarakat. Dan aku menyukainya. Melayani dunia dengan sedikit keahlianku menjadi sebuah kehormatan bagiku. Aku sempat memiliki segalanya . Keluarga , harta , teman-teman , pacar-pacar yang cantik dan menggairahkan, yang belum aku punya waktu itu mungkin hanya istri dan anak.



Aku masih sangat naif waktu itu. Aku tidak tahu apa yang aku lakukan sampai hari itu tiba. Semuanya tiba-tiba berubah. Aku sudah tahu ayahku terlibat dalam bisnis-bisnis yang kotor dan itu menjadi penyebab apa pun yang beliau lakukan selalu salah di mataku. Tapi ketika tragedi itu terjadi, aku terdiam membatu. Aku paham , mereka yang melakukan kesalahan harus dihukum dengan hukum setimpal. Aku paham ayahku pantas di hukum setelah apa yang beliau lakukan. Tapi aku tidak menyangka dengan cara seperti itu. Apalagi Ibuku , Saudariku , kakak iparku , keponakanku, mereka tidak pantas mendapatkannya. Mereka orang-orang baik. Mereka tidak bersalah. Hari ini , aku seolah kehilangan simpatiku pada dunia.
 
Episode 18


Hari itu aku sedang bersantai di kapal pemberian Ayahku. Kapal Landing Ship Tank (LST) kelas Dewa Perang bekas Angkatan Laut Raja. Kapal ini memiliki sebuah Klinik yang cukup lengkap di dalamnya sehingga aku menggunakannya sebagai Rumah sakit bergerak. Dipersenjatai dengan sebuah turret dengan sepasang meriam balistik hypersonik 120mm sebagai meriam utama , satu lagi di bagian bawah kapal yang berperan sebagai meriam pembom dan dua buah turret dengan masing-masing-masing meriam balistik hypersonik 76mm di kiri serta kanan. Aku mengangkut sekitar delapan perawat yang membantuku menjalakan rumah sakit itu. Ada sebuah hangar kecil dengan sebuah sekoci di dalamnya, yang aku gunakan sebagai ambulan.







Aku terbangun di kasur itu bersama seorang perawat yang juga adalah salah satu pacarku. Aku terbangun di kamar pribadiku , dengan perawat cantik terbaring bugil di sebelahku. Ia terbangun dan kami pun bercumbu sekilas. Aku tahan kedua tangannya , lalu kugenjotku lubang kemaluannya. Kami bersetubuh sekilas sebelum mengawali keseharian kami.



Aku lekas mandi setelah puas memuncratkan air maniku di dalam lubang kemaluannya. Aku mengenakan pakaianku dan ia pun ikut ke kamar mandi dan bersiap. Aku hidupkan prosesorku , dan rupanya Kakak perempuanku sudah memanggil beberapa kali lewat panggilan Video. Aku memanggilnya dan tak sampai beberapa detik , ia langsung mengangkatnya



“ Halo paman “



Ia menyambut dengan bayi perempuannya yang cantik. Aku pun tersenyum



“ Halo adek “



Sapaku ramah. Bayi itu langsung tertawa dan melompat-lompat girang di gendongan ibunya



“ lagi gak ada cewek kan di kamar kamu? “



Aku menggeleng kepala. Tentu saja aku bohong. Aku habis bersenggama dengan pacarku pagi itu. Tak lama Kakak iparku muncul dan aku pun menyapanya. Kami pun mengobrol lewat panggilan Video. Mereka bertanya bagaimana keadaanku , bagaimana Pekerjaanku , bagaimana rumah sakit pribadi pemberian Ayahku , dan akhirnya mereka bertanya kapan aku akan memperkenalkan calon istriku dengan mereka



“ Kita cuma pacaran biasa saja kok. Belum ada rencana mau nikah. Mereka juga gak mau buru-buru”



Jawabku



“ Mereka? Ada berapa sih pacar kamu? Kasian lho anak orang. Jangan jadi pria gak bertanggung jawab kamu ya “



Dan dia menceramahiku. Kakakku ini memang tidak suka aku punya banyak pacar. Jiwa feminisnya menolak aku memperlakukan wanita seperti mainan. Padahal bukan begitu. Aku hanya senang kalau banyak wanita cantik di sekitarku.



“ Kalian di kapal ayah ya? Mau ke mana?”



Aku sadar mereka memanggil dari sebuah kamar di kapal Ayahku. Mereka mengangguk. Mereka bilang mereka sedang berlibur ke planet yang rencananya akan Ayahku beli musim ini. Mereka ingin melihat langsung planet itu.



“ Planet? Ayah mau beli Planet? Kenapa gak cerita “



“ Katanya sih mau kejutan. “



Dasar tukang gosip. Aku pun tertawa. Kami mengobrol dan bercanda cukup lama. Namun ketika jam kerjaku mulai, kami mengakhiri panggilan dan aku berjanji akan memanggil mereka saat aku punya waktu luang.



Aku sedang merawat belasan pasien rawat inap di rumah sakitku itu. Pagi itu aku punya jadwal dengan dua pasien. Keduanya pasien penyakit dalam. Ada dua dokter koas di rumah sakitku yang membantuku merawat pasien-pasien itu. Keduanya wanita dan kami seumuran meskipun aku jauh lebih senior. Keduanya pacarku jadi katakan saja rumah sakit itu menjadi sarana kumpul keboku dengan perawat dan dokter cantik.



Hidupku memang selalu menyenangkan. Hanya saja aku yang kurang bersyukur dengan keadaan. Siang itu , aku menelanjangi dokter kesayanganku lalu menusuk lubang kemaluannya dengan posisi doggy style. Ia menungging memegangi meja kerjaku , pasrah menikmati sodokan penisku dari belakang. Aku remas buah dadanya dari belakang , dan sambil mengecup lehernya aku mempercepat sodokanku. Kami keluar bersama-sama. Kami

mengenakan kembali pakaian kami, dan aku pun duduk di meja kerjaku , bersiap memanggil kakakku.



Aku memanggil mereka beberapa kali namun tidak ada jawaban. Dan akhirnya , aku tak sengaja membaca artikel itu. Baru beberapa jam sejak aku terakhir memanggil mereka. Rasanya sulit dipercaya. Raut wajahku seketika berubah. Jantungku serasa berhenti berdetak.



“ MENYUSUP DI WILAYAH TERBATAS , ANGKATAN LAUT TENGGELAMKAN KAPAL PARIWISATA MILIK KONGLOMERAT KONDANG “



Aku membaca berita kapal Ayahku ditenggelamkan Angkatan Laut di wilayah terbatas. Aku bahkan belum membaca pesan terakhir dari Kakakku. Ia memberikan koordinat lokasi kapal mereka , yang tepat persis di mana mereka ditenggelamkan. Mereka akan membeli planet itu lengkap dengan bulan-bulannya , sebagai pusat operasi perusahaan ayahku , dan planet itu , bukanlah Wilayah terbatas.



Satu bukti saja cukup untuk menuntut keadilan dan memenjarakan mereka selamanya. Mereka bisa dihukum kremasi hidup-hidup. Hanya saja tentu saja tidak ada bukti , selain pesan dan rekaman pembicaraan dari kakakku , tidak ada bukti lain.



“ Sayang kamu kenapa?”



“ sayang kamu kok diem saja?”



“ sayang? Kamu marah sama aku? Ngomong dong “



Aku tidak cerita kepada satu pun pacarku tentang masalah itu. Aku menyimpannya sendiri sampai mereka tahu sendiri. Aku perlahan menjauh dan memperjuangkan keluargaku lewat media. Tapi apa yang aku dapatkan?



“ Alah , sudah salah ngotot! Tenggelamkan saja yang ini kayak keluarganya! Bravo AL “



“ ini orang punya masalah kepribadian kayaknya “



“ Otak manusia guanya kayaknya gak bisa cerna masalahnya di mana”



Hinaan. Aku tidak keberatan ketika mereka menghinaku. Namun aku tidak terima ketika mereka menghina keluargaku



“ Hahaha kaya tapi tolol. Bravo AL. Jangan kasih kendor “



“ Bravo AL. Orang sampah Ya begitu. Bila perlu hukum seluruh keluarga besar yang masih hidup



“ Tolol makan tai ini mereka ya. AL dilawan “



Itu mungkin komen yang paling sopan yang aku baca. Masih banyak komen lain yang lebih pedas. Aku bertahan berbulan-bulan. Sampai akhirnya aku menyerah menerima kenyataan. Banyak sekali yang menghinaku karena berusaha membela keluargaku. Angkatan bersenjata sangat didewa-dewakan , diagung-agungkan di dunia kami sehingga apa yang kulakukan seperti merusak dan membahayakan namaku sendiri. Aku tidak bisa menerima fakta jika keluargaku dibantai dengan cara sehina itu. Aku bahkan tidak menyimpan abu mereka. Dan akhirnya aku depresi



Kerebat-kerabatku sibuk berebut harta peninggalan Ayahku. Perusahaan runtuh karena banyak dana dan aset yang dilarikan oleh petinggi-petinggi perusahaan yang dahulunya bawahan ayahku. Selama berbulan-bulan aku dikurung di sebuah stasiun kumuh yang adalah sebuah rumah sakit jiwa di sebuah ladang asteroid. Kapalku disita pemerintah dan dihibahkan kepada kementerian Kesehatan.



Aku diasingkan. Tidak ada manusia di stasiun itu kecuali pasien itu sendiri. Hanya droid usang yang dikendalikan dengan kecerdasan buatan yang merawatku di sana. Pacar-pacarku semuanya sudah melarikan diri. Sahabat-sahabatku pun begitu. Aku benar-benar dilupakan. Tidak ada yang peduli padaku lagi.



Saat itulah , Dewa, sainganku selama bertahun-tahun muncul. Ia sangat membenciku tapi ia sangat setia pada Ayahku. Ia membenciku karena kebiasaanku menghamburkan uang Ayahku namun selalu menjelek-jelekkan Ayahku sendiri. Hari itu ia membentakku dan berteriak



“ Jika kau lebih memilih mengurung diri di sini , maka sama saja kau membiarkan mereka menghinakan keluargamu. Saat ini juga aku akan membunuhmu dengan senjataku. Tapi jika kau ingin membalas dendam, maka aku akan tunjukkan bagaimana caranya “



Dewa telah menjebol stasiun itu dan melumpuhkan seluruh sistem keamanannya. Ia datang dengan kapal Kargo tua peninggalan Ayahku, Kapal Dagang Penjelajah Bintang. Aku ingat kapal ini adalah kapal pertama Ayahku sewaktu terjun merintis usaha perdanganannya. Sekarang kapal ini akan menjadi kunci untuk meninju AL tepat di wajahnya.



Dewa membawaku ke sarang perompak dan penyelundup. Di sana aku bergabung dengan mereka , melatih kemampuanku sebagai pilot Antariksa. Aku menjadi penyelundup selama berbulan-bulan , berburu pahlawan kesiangan , bahkan sampai mengedarkan narkotik, sesuatu yang paling aku tentang seumur hidupku. Watakku perlahan berubah , menjadi dingin , keras dan sombong. Tidak ada satu pun hari berlalu , tanpa aku membunuh seseorang sebagai pelampiasanku. Aku bahkan tidak segan-segan membunuh rakyat biasa jika mereka membuatku jengkel.



Aku mendapat banyak uang dengan menjadi kriminal. Perlahan aku memperbaiki kapal ayahku , membeli senjata baru , memasangkan perlengkapan standar militer hingga membeli rudal anti kapal yang kepemilikannya jelas sangat dibatasi. Watakku yang keras , dan terlalu banyaknya rekan yang aku bunuh karena aku jengkel membuat para sindikat kriminal itu sendiri mulai menjauhi kami. Aku pikir bertingkah layaknya superhero cengeng dan ingusan seperti Batman sama sekali tidak akan menolongku. Lagipula ini forum dewasa bukan forum majalah anak-anak. Mereka suka kejahatan , maka aku harus tunjukkan apa itu kejahatan.



Sejak lama aku melacak armada mana yang menembak dan membunuh keluarga. Kapal Cepat Rudal kelas Kapak , dari Squadron Anjing laut , yang dinahkodai oleh Laksamana Muda Rohit. KCR itu di stasiunkan di sebuah stasiun Militer kecil di ladang asteroid yang mengorbit bulan di Planet yang rencananya akan diakuisisi oleh Ayahku. Stasiun Militer itu berperan sebagai benteng untuk melatih Taruna Angkatan laut serta rumah bagi keluarga perwira AL yang ditugaskan di sekitar stasiun itu. Bulan tersebut memang masih di kategorikan wilayah terbatas , namun penembakan terjadi di orbit Planet yang mana bukanlah Wilayah terbatas.



Aku harus tahu siapa musuhku. Squadron Anjing laut adalah Squadron anti perompak yang mengemban tugas memberantas aksi perompakan dan penyelundupan. Melawan mereka secara perang terbuka sama saja seperti bunuh diri. Mereka memiliki ribuan jam terbang sehingga mereka memang dilatih untuk situasi seperti itu. Aku butuh strategi jitu, Jika ingin menaklukkan mereka.



KCR kelas Kapak adalah KCR terbaru dan yang paling perkasa di Arsenal Angkatan Laut. Kapal ini memiliki senjata utama sembilan terpedo Kelas berat , yang mungkin seukuran rudal balistik kapal selam di dunia kalian (SLBM). Dengan jarak jangkauan sekitar 15,000 km , KCR kelas kapak dapat menenggelamkan kapal musuh dengan ukuran jauh lebih besar , tanpa terdeteksi. KCR ini dibekali navigasi tingkat lanjut yang mampu mendeteksi musuh dalam radius seluruh ratusan ribu kilometer. Itu artinya mereka dapat memindai seluruh planet hingga termasuk bulan-bulan yang mengorbitnya.



Namun selama kapal itu berlabuh , maka kami aman untuk menerobos masuk. Tapi itu pun tetap harus hati-hati. Stasiun tempat kapal itu berlabuh tetap dapat mendeteksi masih di sekitar orbitnya. Yang mana itu artinya dalam radius ribuan kilometer , mereka dapat mendeteksi kapal kami. Tentu saja pertarungan yang akan aku hadapi adalah pertarungan Electronic dan BVR (beyond Visual Range = luar jangkauan Visual )



Aku mengumpulkan apa yang aku butuhkan seperti sistem pengecoh rudal , pengecoh navigasi musuh , dan yang paling penting diantara semua itu , rudal Hypersonik. Aku membeli sudah hypersonik berdaya ledak rendah yang merupakan terpedo kelas teringan yang dapat aku angkut dengan kapalku. Kunci kemenanganku adalah dua rudal EMP , yang memang tidak dapat menenggelamkan KCR itu namun cukup untuk melumpuhkannya. Serta dua rudal jelajah jarak menengah sebagai senjata kedua



Aku dan Dewa akhirnya menyusun strategi yang akhirnya membuat kami harus memanfaatkan Medan yang tak lain adalah ladang asteroid itu sendiri. Rencana ini memiliki kemungkinan kegagalan yang cukup tinggi namun hanya itu yang dapat kami lakukan. Kami tidak memiliki sekutu , atau pasukan kami sendiri. Kami tidak memiliki ribuan jam terbang apalagi persenjataan terbaik. Kami mengandalkan dendam dan kebencian sebagai senjata utama kami. Aku sadar ide ini sangat gila , namun hanya ini yang dapat kami lakukan untuk membalas kematian keluargaku.



Hari itu, aku tidak ingat malam , pagi atau siang , dengan seragam lengkap kami berjalan di dermaga di mana kapal kami berlabuh. Segala telah kami siapkan. Senjata , alat navigasi , sampai ke mental dan semangat berapi-api. Dendam menjadi senjata utamaku hari itu. Dan jika aku terbunuh, setidaknya aku dapat bergabung kembali dengan keluargaku.



Kami hanya berdua. Tanpa seorang kopilot , tanpa navigator , tanpa teknisi , hanya aku dan Dewa. Dia berperan sebagai penembak buntut. Ia berperan menembak jatuh kapal serbu terutama yang membuntuti kapal. Dewalah yang membantuku bangkit dari keterpurukan. Dewalah satu-satunya sahabat yang masih peduli denganku. Dewalah yang mengubahku dari manusia biasa menjadi monster yang mematikan.



“ Ini dia Sakti. Hari yang kita tunggu-tunggu “



Kami membawa satu senjata lagi di muatan kami. Sebuah drone kecil yang dapat dikendalikan dari jarak jauh. Drone kecil inilah yang akan kami gunakan sebagai pengecoh. Dewa akan mengendalikan dari posisinya , menerobos wilayah terbatas dan mengalihkan perhatian musuh. Sistem pengecoh navigasi yang terpasang di drone ini dapat membuatnya tampil seperti kapal yang jauh lebih besar di navigasi musuh. Musuh masih dapat mengenali drone ini apabila jarak mereka sudah sangat dekat namun di saat itu kami mungkin berada di posisi yang aman untuk meluncurkan senjata pamungkas.



Kami memasuki hyperdrive memulai perjalanan ratusan tahun cahaya menuju tempat kejadian. Jantungku berdegup-degup kencang. Aku tidak tahu apa yang terjadi pada diriku. Apakah aku takut , marah , geram atau yang lainnya. Aku pejamkan mataku bersiap untuk membayar kematian keluargaku. Air mata menetes namun ketika aku buka kataku , aku berbisik pada diriku sendiri bahwa aku siap membawa petaka yang tak mereka duga-duga , langsung ke rumah mereka sendiri. Kepada anak-anak mereka yang sedang bermain gembira bersama teman-temannya , kepada istri-istri mereka yang sedang menyajikan makan malam.
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd