Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

FANTASY - TAMAT Penjelajah Samudra S4

Episode 19

Mereka bahkan mencatat pertempuran kecil itu di sejarah mereka meskipun dengan versi mereka sendiri. Dua Squadron perompak dengan kapal dari berbagai kelas menggempur sebuah stasiun Angkatan laut. Lucu sekali . Seingatku aku datang sendirian di orbit planet itu , hanya dengan sebuah drone tanpa awak.



Dari jarak ribuan kilometer , Aku melepas drone itu dari muatan kapal. Dewa mulai mengambil alih, mengarahkan Drone itu ke wilayah musuh. KCR kelas Kapak sedang dalam keadaan berlabuh di stasiun , sehingga mereka tidak mendeteksi keberadaan kami. Drone itu melompat dengan kecepatan seperlima kecepatan cahaya , menuju Stasiun Anjing Laut.



Drone itu memuat muatan berupa sebuah ranjau kuno berdaya ledak tinggi. Ranjau itu dirancang untuk melumpuhkan kapal-kapal besar seperti Fregat , Destroyer , sampai Battleship sekalipun. Namun dengan majunya teknologi perisai pelindung , ranjau ini dianggap obselet karena perisai dapat menangkis ranjau bahkan sebelum membahayakan kapal. Tapi aku punya rencana lain.



Ketika Drone tiba di orbit Bulan , tempat Stasiun itu mengorbit, Stasiun segera mendeteksi sebuah kapal asing menerobos wilayah terlarang. Drone itu memiliki sistem pengecoh yang singkat membuat drone itu tampak seperti sebuah kapal yang lebih besar di navigasi mereka. Drone itu menyamar menjadi Kapal Angkut barang kelas menengah , yang seolah telah dimodifikasi menjadi sebuah GunBoat.



Drone melompat ke ladang asteroid di mana Stasiun itu berada. Dua kapal serbu mencoba mencegat drone yang mereka duga sebuah kapal barang namun gagal. Tentu saja drone melompat lebih cepat membuat kalkulasi mereka meleset. Kode merah diumumkan dan KCR itu keluar dari sangkarnya , di kawal dua kapal serbu kelas pedang.



Drone tiba di titik tujuan. Dengan kecepatan penuh Dewa menggerakkan Drone itu diantara asteroid . Dewa melepas ranjau di salah satu Asteroid. Drone itu semakin mendekati stasiun dan tanpa kompromi , KCR itu melepas sebuah terpedo ringan



Ledakan besar terjadi. Seperti dugaanku Mereka tidak akan mengambil risiko. Mereka bisa saja menggunakan turret yang dipersenjatai dua meriam putar plasma namun Angkatan Laut Dinasti Raja terkenal sangat menghargai nyawa prajuritnya dibandingkan alutsista yang bernilai mahal. Saat itu juga ranjau itu meledak menciptakan ledakan yang lebih besar.



Ledakan itu sangat besar sehingga membuat Asteroid didekatinya bergerak mendekati orbit stasiun dengan sangat cepat. Kode merah lagi-lagi diumumkan namun kali ini mereka mengumumkan akan terjadi tubrukan besar antara stasiun tersebut dan Asteroid. Sebuah meriam Railgun 420mm di siagakan namun kurang dari satu menit , Asteroid itu menabrak Stasiun sehingga terjadi ledakan menyilaukan mata.



Asteroid itu pecah. Dan begitu juga dengan Stasiun Anjing laut. Seluruh Armada Squadron Anjing laut yang di stasiun di sana hancur. Hanya menyisakan empat kapal serbu dan sebuah KCR yang berada di lautan antariksa ketika insiden terjadi. Laksamana Muda Rohit hendak memerintahkan operator untuk mengabari stasiun terdekat bahwa telah terjadi tabrakan antara sebuah asteroid dan stasiun Militer Anjing laut. Namun saat itu juga Navigator kapal melaporkan jika mereka mendeteksi kapal kami yang berada puluhan kilometer tepat di bawah kapal mereka.



Aku melepaskan dua rudal hypersonik bermuatan EMP. Human error membuat kami dapat sedekat itu dengan kapal musuh sehingga hanya butuh beberapa detik untuk rudal hypersonik tiba di posisi musuh. Kedua Rudal itu meledak , dan seketika menciptanya gelombang electronagnetik yang berhasil melumpuhkan perisai dan beberapa komponen kapal.



KCR itu lumpuh. Terjadi kerusakan di sistem peluncuran terpedo sehingga mereka harus menyetel ulang sistem tersebut agar dapat berfungsi kembali. Keempat kapal serbu itu maju menyerbu posisi kami melindungi kapal mereka sementara kapal tersebut dimuat ulang agar komponen vital kapal berfungsi kembali. Aku melepas dua rudal jelajah untuk menamatkan riwayat kapal tersebut. Dua kapal serbu menabrakkan diri ke rudal , menghalangi kedua rudal tersebut



Kini tinggal dua kapal serbu lagi. Mereka menembaki kami dengan meriam laser. Aku melakukan manuver menghindar dan melepas tembakan balasan. Keempat meriam 88mm yang terpasang di bagian hidung kapal kami dapat membunuh mereka dengan satu tembakan. Namun kedua pilot musuh sangat lihai dan lincah sehingga mereka dapat menghindarnya dengan gampang. Dewa membidik satu lalu langsung menembakinya. Kapal itu tertembak dan terombang-ambing hingga meledak menghantam pecahan asteroid.



Kapal terakhir berhasil menembaki perisai kami dengan meriam laser hingga mendarat menghantam badan kapal. Lampu seketika padam . Asap keluar mengepul. Pilot itu berhasil memuntahkan laser cukup banyak hingga mulai merusak kapal kami. Aku menembak tembakan balasan dan beruntung tembakan itu tepat mengenaI musuh. Kapal itu meledak sehingga tersisa KCR yang masih lumpuh.



Kami bertatap muka satu lawan satu. Meriam putar plasma itu membidik kami dan mulai menembak plasma berenergi tinggi. Satu kesalahan saja maka tamatlah riwayat kami. Aku menghindar melepas tembakan balasan. Tak adanya perisai membuat peluru balistik kami mendarat dengan sempurna merusak kapal musuh. Ledakan-ledakan terjadi , dan Dewa ikut menghujaninya dengan meriam 40mm. Suar diluncurkan tanda kapal itu akhirnya menyerah. Namun tanpa memberi ampun kami menembaki kapal itu hingga meledak di hadapan mata kami.



Tidak ada yang selamat dari insiden itu kecuali kami berdua. Seluruh penghuni stasiun mati dan seluruh prajurit bertugas diluar tidak ada yang selamat. Hanya pecahan stasiun , dan bangkai-bangkai yang tersisa. Kami menyusuri wilayah itu memastikan tidak ada yang selamat. Kami lalu melompat dengan Hyperdrive menuju sebuah stasiun situs pelacuran di tata surya yang cukup jauh dari tata surya ini.



Aku terdiam termenung. Aku berhasil melakukannya , membalas kematian ayahku. Namun aku tidak merasakan apa-apa. Rasanya biasa-biasa saja. Aku sadar perbuatan kami tidak mengubah apa-apa selain membunuh orang lebih banyak lagi. Keluargaku tetap meninggal. Mereka tidak kembali. Dan aku , aku tetap tidak bisa melupakan mereka. Aku tarik nafas dalam-dalam dan sejak itulah aku perlahan mulai melupakannya



Aku akhirnya memulai bisnis perdagangan antariksa bermodal kapal peninggalan ayahku itu. Aku berdagang menjual mineral , bahan mentah antar bulan , antar planet , atau antar tata surya. Sebagai sampingan aku juga membuka jasa mengantarkan paket atau berburu berandalan. Di sanalah aku bertemu Rama dan Saras , lalu Indra. Aku benar-benar memulai hidup baru sebagai Sakti yang baru.



Sementara dengan Angkatan laut , mereka tiba di wilayah tersebut beberapa jam setelah kami melarikan diri dan mengamankan semua kotak hitam yang selamat. Secara rahasia mereka mengolah data di dalam kotak hitam itu untuk mengetahui apa yang terjadi. Melalui konferensi pers mereka lalu mengumumkan jika dia Squadron perompak menggempur stasiun dan membunuh semua orang. AL justru memanfaatkan insiden ini untuk lebih memerangi perompakan.



Banyak yang menuntut balas atas kematian keluarga mereka. Media menyebut puluhan ribu tewas di stasiun tersebut termasuk balita dan anak-anak. Memang kejam tapi pikirkan lagi apa yang mereka lakukan pada keluargaku. Aku tidak tahu kenapa mereka membunuh keluargaku namun aku berhasil membuat mereka merasakan apa yang aku rasakan. Salah satunya komandan Sanjaya yang kami tembak jatuh di atmosfer bumi.



Kerajaan berkabung selama seminggu. Keamanan di seluruh planet dan stasiun di perketat dan terjadi perburuan besar-besaran terhadap perompak di galaksi kami. Akibatnya jumlah perompak menurun drastis dan kebanyakan akhirnya berpindah ke Wilayah seberang laut karena keamanan di sana belum seketat di galaksi kami.



Melati terdiam. Ia seolah tak percaya dengan apa yang ia dengar. Aku membunuh puluhan ribu nyawa tak berdosa. Menurutku mereka berdosa. Mereka menanggung dosa atas apa yang bajingan-bajingan itu lakukan terhadap keluargaku. Jika masih ada satu saja yang menghina keluargaku lagi , maka aku akan menghancurkan satu stasiun lagi. Namun kejadian itu membuat orang-orang lupa. Ketakutan justru muncul karena mereka memercayai perompak yang benar-benar melakukannya.



Melati memegang tanganku. Lalu ia pun berbisik



β€œ aku paham kebencian di dalam dirimu. Aku bersimpati atas apa yang terjadi. Tapi jika kau bersikap seperti itu , itu membuatmu sama seperti mereka. Bahkan lebih buruk. β€œ



Aku mengangguk. Aku paham apa yang ia katakan. Aku memang lebih buruk dari mereka. Mereka yang membuatku lebih buruk. Kukira aku sudah berubah. Namun ternyata aku tidak pernah berubah.



β€œ tidak apa-apa Sakti. Saat kita kembali nanti. Aku ingin kita mulai hidup baru , seperti saat kau hidup bersama istrimu. Kita abaikan mereka. β€œ



Aku setuju. Tidak ada gunanya terus menerus menghabiskan waktu untuk orang seperti mereka. Tapi jika mereka terus berdatangan mengganggu hidupku maka aku tidak punya pilihan selain membunuh mereka lagi dan lagi



β€œ tentu saja Melati. β€œ



Ia tersenyum. Aku masih tertunduk. Ia raih daguku lalu ia kecup bibirku. Ia pejamkan matanya dan kami pun bercumbu. Kali ini aku tidak bermimpi. Ia kalungkan kedua tangannya di leherku , dan kami pun bercumbu mesra di pinggir kasur. Ia rebahkan tubuhnya di atas kasur , membiarkan aku mencumbunya di atasnya.



Ia buka pakaianku mulai dari kemeja hingga turun ke celanaku. Sambil terus mencumbunya mesra aku menanggalkan pakaiannya. Kami saling berdekapan dan terus bercumbu dengan mesranya. Kupejamkan mataku sambil terus mencumbu bibirnya manisnya. Lidah kami saling melilit-lilit beradu satu sama lain.



Kucumbu lehernya , memainkan lidahku di sana. Ia mendekap tubuhku dan mulai mengerang. Kuhirup aroma tubuhnya yang harum , memainkan lidahku di sana. Kuhisap lehernya pelan dan penuh perasaan, hingga perlahan-lahan mulai menyepat dan liar



Kumainkan lidahku di leher dan telinganya secara bergantian. Desahannya semakin mengeras. Kutahan kedua tangannya dan siap membawa permainan singkat ini ke final. Ia buka pahanya lebar-lebar , dan aku pun menusukkan penisku ke lubang kemaluannya.



Aku mulai mengguncangnya perlahan. Tubuhnya mulai menggelinjang. Kedua paha dan selangkangan kami saling bertepuk-tepuk satu sama lain. Kami benar-benar bercumbu dan kali ini aku tidak bermimpi. Kupercepat genjotanku , Kupercepat genjotanku , lalu kudekap tubuhnya lalu berguling sehingga ia kini berada di atasku.



Ia taruh kedua tangannya di dadaku lalu membalas genjotan penisku. Ia goyang pinggulnya mengguncang kemaluanku dengan ganas. Ia taruh kedua tangannya di perutku dan sambil mendongakkan kepala ke atas , ia mengguncang sekencang-kencangnya. Kuremas buah dadanya lalu kubalas serangan liarnya. Kami berganti posisi dan siap untuk bagian penghabisan



Ia menungging di atas kasir dan terus mendesah liar. Kudekap pinggulnya , menggenjot-genjot kemaluannya dari belakang. Genjotanku semakin liar dan desahannya semakin keras. Ia menengkurapkan tubuhnya di atas kasur dan siap untuk klimax. Kami keluar bersama-sama. Sungguh sebuah kenikmatan. Aku pun jatuh ke pelukan Melati dan kami pun bercumbu sekilas



β€œ aku sayang kamu Sakti β€œ



β€œ aku sayang kamu Melati β€œ



β€œ aku selalu ada untukmu. Sampai kapan pun β€œ



Sore itu katakanlah kami resmi menjadi sepasang kekasih. Ia berhasil membuatku bingung. Tadi aku hanya ingin menikahi Bintang , dan sekarang aku sadar aku juga memiliki perasaan padanya. Aku bingung apa yang harus aku lakukan. Aku hanya tidak ingin ada yang terluka karena ini.



Kami melakukannya lagi hingga aku tertidur. Ketika aku bangun , bukan Melati yang di sampingku tapi Bintang. Ia duduk sambil menenteng cemilan sore untukku. Ia tersenyum manis , seraya berbisik



β€œ hey , kau sudah bangun rupanya β€œ



Aku tersenyum lalu menangguk. Aku tidak sadar aku tidak mengenakan apa-apa jadi ketika aku membuka selimut, matanya menjelit dan pipinya memerah ketika ia melihat batang kemaluanku yang masih menjulang tinggi.



β€œ tinggi sekali! Tapi mana kulubnya β€œ



Aku seketika sadar dan menutup kemaluanku dengan selimut.



β€œ ah maaf Nona Bintang. Tadi aku kepanasan β€œ



Ia justru tertawa terbahak-bahak dan menatapku dengan tatapan genit



β€œ tidak apa-apa sayang. Aku suka yang Gede-gede. β€œ



Baiklah aku sudah melihat seluruhnya. Bahkan sisi liar Bintang yang kukira lugu. Ia suapkan cemilan itu di mulutku lalu ia keluar agar aku bisa segera mengenakan pakaian. Kukenalan pakaianku kembali lalu aku keluar menghampirinya.



Aku mengintip ke kamar Bintang dan aku melihat Melati tertidur di kasur. Yang lain masih asyik bermain-main dengan pasangan mereka. Aku menyantap cemilan bersama Bintang sambil menonton Drama. Ia sepertinya tidak tahu apa yang telah terjadi antara aku dan Melati. Ia sandarkan kepalanya di pundakku dengan manja sambil menyantap cemilan itu.



Berbeda dengan Melati , Bintang tidak mempermasalahkan tentang aksi kami membantai para prajurit AL tersebut. Ia melihat berita itu di jeda iklan dan tatapannya santai. Ia terus menyantap cemilan itu seperti tidak terjadi apa-apa. Berbeda dengan Melati yang perasa , di luar dugaanku Bintang bersikap masa bodoh. Ia justru berkomentar



β€œ Iklannya masih lama ?”



Astaga baru beberapa jam di dunia kami ia bahkan bisa berbicara seperti itu. Bintang jelas sekali bersikap masa bodoh atas apa yang terjadi. Sedikit pun tidak ada belas kasih terhadap musuh kami tersebut bahkan ia agak jengkel karena berita itu mengganggu drama yang kami tonton. Dan sekarang semua tergantung padaku. Apakah aku ingin pasangan yang cantik , sexy dan perasa seperti Melati . Atau anggun , kalem dan penuh kejutan seperti Bintang?
 
Melati dan Bintang, gas semuaaa hu
 
Episode 20


β€œ wah jalan-jalan dengan kereta balap β€œ



Sore itu kami berjalan-jalan sore dengan kereta balap . Kami membayar petugas pelabuhan untuk mengantar kereta-kereta balap kami ke kondomonium. Kami berkeliling ke kantor admin perusahaan Ravi , ke pusat jajanan , lalu masuk ke jalan bebas hambatan untuk ke pusat perbelanjaan.



Aku terjebak di sebuah cinta segitiga. Aku tidak tahu apakah aku mencintai Melati atau Bintang. Aku hanya menyukai bintang karena ia sangat mirip dengan Dewi. Namun Melati , ia berbeda. Saat itu Melati duduk di sampingku , sedangkan Bintang duduk di belakang menatap kagum ke sekelilingnya.



Melati memegang tanganku. Ia pun menoleh dan tersenyum. Aku ikut tersenyum dan kembali menoleh ke jalanan. Satu jam kemudian kami tiba di pusat perbelanjaan terbesar di Galaksi Bima Sakti. Ravi Plaza. Di mana kalian bisa membeli segalanya. Jalanan sangat macet. Penerbangan dalam kota pun penuh. Kendaraan-kendaraan terbang memenuhi langit. Untungnya kami masih menemukan parkir dan segera turun.



β€œ waah , ramai sekali. β€œ



Gumam Bintang.



β€œ sudah lama sekali ya tidak belanja β€œ



Sahut Githa. Maya menggandeng Melati dan Bintang lalu mereka belanja bersama-sama.



β€œ waktunya belanja!”



Tentu saja. Wanita akan lebih mengerti kebutuhan sesama wanita. Mereka pergi dan kami berjanji bertemu lagi lima jam lagi di tempat ini. Rama dan Saras kencan berduaan, Indra dan Dewa mengajakku bersenang-senang di tempat pelacuran tapi aku menolak. Aku duduk di sebuah bangku lalu tertidur. Ironi , di tempat seramai ini , aku justru merasa bosan.



Satu jam kemudian , aku tidak menyangka aku tertidur cukup nyenyak di bangku sebuah pusat perbelanjaan. Aku melihat kesekitarku. Orang-orang ini tidak mengenaliku dan itu bagus. Mereka berlalu-lalang melewatiku dan tak satu pun yang tahu siapa aku. Sesekali aku melihat satu dua gadis yang melirik ke arahku. Aku lalu berdiri dan berjalan ke pameran perkapalan.



β€œ selamat datang di pameran perkapalan. Dimana penawaran menarik menanti Anda. β€œ



Ada banyak kapal-kapal keluaran terbaru. Ada juga kapal bekas Militer yang dilelang untuk warga sipil. Ayahku membeli LST kelas Dewa Perang lewat proses lelang seperti ini. Tahun ini yang menjadi primadona lelang adalah Korvet kelas Panglima muda , yang aku hadapi saat kami tiba di bintang Sirius.



β€œ Korvet panglima muda , dengan senjata utama dua meriam putar plasma , di bagian atas dan bawah kapal , di dampingi empat turret laser , masing-masing dua di bagian kanan dan kiri. Tak lupa 24 rudal anti kapal kelas menengah (300mm) , yang membuat kapal ini menjadi garda terdepan dalam perang anti perompakan dan penyelundupan. Hingga saat ini , terhitung belum ada satu pun yang tenggelam di pertempuran , membuat kapal ini menjadi salah satu Andalan Angkatan Laut di masa kini β€œ



Tidak ada satu pun yang tenggelam namun aku dengar ada satu yang dibajak dan di bawa lari perompak. Sebagai catatan satu korvet saja cukup untuk merebut sebuah stasiun atau bahkan sebuah planet jika di nahkodai oleh orang yang tepat. Sayang versi rakyat sipil menggunakan meriam putar plasma yang jauh lebih kecil dan bertenaga rendah. Aku berjalan menyusuri pameran tersebut , melihat-lihat kapal yang mereka pamerkan.





β€œ Kamu beli kapal untuk pernikahan kita?!”



β€œ bukan yang terbaik sayang. Tapi setidaknya cukup untuk membawamu terbang sesuai impianmu. β€œ



β€œ Raj! Terima kasih. Aku merasa beruntung sekali β€œ



Aku melihat sepasang pengantin baru , atau mungkin tunangan membeli sebuah kapal sederhana. Kapal multiguna kelas merpati , kapal termurah di dunia kami. Ada banyak varian dari kapal ini namun hampir semua orang membeli varian yang tidak dilengkapi persenjataan. Harganya murah. Mungkin seharga mobil Alphard di dunia kalian. Untuk sebuah kapal , itu sangat terjangkau. Mengingat kita bisa menjelajah lautan antariksa dengan kapal itu.



Wanita itu terlihat sangat bahagia. Aku mulai membayangkan jika ia Bintang , yang tersenyum padaku saat aku memberikannya hadiah. Tidak, bagaimana jika ia Melati. Astaga lagi-lagi aku bingung. Sambil menatap kapal-kapal itu aku bingung memilih siapa diantara keduanya yang akan aku pilih. Apa yang terjadi jika aku memilih Melati , apa yang terjadi jika aku memilih Bintang. Kurasa aku tidak perlu terburu-buru.



Aku suka ketika Melati mendengar ceritaku. Aku merasa , ia pendengar yang baik seolah ia juga dapat merasakan apa yang aku rasakan. Aku suka wanita seperti itu. Dan kurasa aku membutuhkannya. Namun mungkin juga Bintang juga wanita seperti itu. Berbeda dengan Melati yang perasa , yang sempat menasihatiku untuk tidak mengulangi aksi brutalku , Bintang tidak mempertanyakan atau mempersoalkan keputusanku. Ia bahkan acuh atau bersiap masa bodoh terhadap nyawa orang-orang itu , seolah



β€œ aku pura-pura saja itu gak pernah terjadi”



Bintang mungkin tipikal wanita yang tidak akan mempersoalkan semua keputusan yang aku ambil. Aku jadi ingin tahu bagaimana reaksinya ketika tahu aku pernah membantai satu stasiun sekaligus. Apakah ia masih acuh , dan bersikap

Seolah tidak terjadi apa-apa , apakah sebaliknya? Tapi di samping semua itu dari sekilas saja aku menebak ia tipikal wanita yang tidak terlalu mempersoalkan masa laluku. Tapi entahlah itu hanya tebakanku. Apakah lebih baik aku poligami seperti beberapa orang di dunia kami? Itu pasti sulit karena aku yakin pasti ada yang tidak terima.



β€œ permisi Tuan , kau sedang mencari kapal baru?”



Lalu seorang

Lalu seorang pramuniaga menghampiriku. Aku perlahan mundur dan menjawab



β€œ ah tidak aku hanya melihat-lihat.”



Setelah bertahun-tahun ini mungkin sudah saatnya aku meninggalkan meninggalkan peninggalan orang tuaku dan membeli kapal baru. Tapi jika aku membeli kapal baru maka tabunganku bisa langsung habis terkuras , kecuali aku ingin pindah kelas ke kapal dengan kasta lebih rendah.



Aku keluar meninggalkan pameran itu. Aku kembali duduk di bangku , dan tadinya aku ingin kembali istirahat. Indra dan Dewa masih asyik bersenang-senang. Rama dan Saras masih jalan-jalan berduaan. Gadis-gadis itu masih pergi bersenang-senang. Tapi saat aku hampir memejamkan mata , seseorang duduk di sebelahku.



β€œ Tuan?”



Ia menepuk pundakku dan ketika aku menolak , ternyata dia Bintang.



β€œ kamu sudah kembali? Mana yang lain? β€œ



Aku melihatnya dari ujung rambut hingga ujung kaki. Ia benar-benar berubah. Ia terlihat lebih cantik dan lebih manis setelah dirias. Ia sudah cantik alami , tapi perawatan dan riasan membuat Bintang semakin mempesona. Kini aku seperti melihat Dewi hidup kembali di depanku. Bintang merias dirinya seperti Dewi.



β€œ mereka masih perawatan. Aku sengaja keluar dari awal karena aku tahu kau menungguku β€œ



Jawabnya



β€œ bagaimana kau bisa kembali? Bukannya kau tidak bisa membaca tulisan kami?”



Ia tersenyum



β€œ aku ingat jalannya kok. Apa menurut Tuan aku cantik?”



Aku Cuma tersenyum malu.



β€œ seperti biasa kau luar biasa β€œ



Ia pun tertawa. Ia ukuran tangannya seraya berkata



β€œ Tuan tidak bosan cuma diam di sana ?”



Kupegang tangannya lalu berdiri.



β€œ ayo kita jalan-jalan. Kau kau ke mana?”



β€œ terserah Tuan saja β€œ



Lagi-lagi aku berkencan berdua dengannya. Sebelumnya kami berkencan di bintang merah , sekarang kami berkencan di pusat perbelanjaan terbesar di Galaksi Bima Sakti. Seperti sebelumnya ia tidak henti-hentinya bertanya tentang apa yang ia lihat. Kali ini ia bertanya tentang mesin ATM , mesin pencetak tiket , mesin pembayaran non tunai , sampai mesin pembagi kondom gratis. Aku suka sifat rasa ingin tahunya. Apalagi raut wajah ketika ia akhirnya mengetahuinya. Bagiku itu lucu.



β€œ aku masih belum mengerti persoalan uang ini. Kurasa aku harus tinggal lebih lama β€œ



Tentu saja. Ia tidak mengenal uang di dunianya jadi tentu butuh waktu baginya untuk mengerti. Sejauh ini aku hanya menitipkan uang pada Githa dan Maya untuk kebutuhan Melati dan Bintang.mereka. Kami akhirnya berhenti di sebuah mesin penjual makanan ringan. Ia bertanya tentang mesin itu dan aku pun menjelaskannya sesederhana mungkin. Ia sepertinya mengerti aku mengajarinya cara membayar makanan ringan, yaitu dengan menempelkan gelang pemberianku yang terhubung langsung ke rekeningku. Gelang itu hanya berfungsi setelah memimdai wajahnya. ( semacam Face id)



β€œ ah begitu! Kurasa aku mengerti! Aku mau yang ini!”



Aku tersenyum. Ia sangat ceria. Ia memilih makanannya dan seketika itu juga makanan itu di proses lalu keluar dan siap di santap. Aku juga memilih makananku. Kami duduk di sebuah bangku di dekat mesin itu , lalu kami pun makanmenyantap makanan itu bersama-sama.



β€œ ajaib sekali ya. Mmmmhhhmm enak. Aku suka makanannya β€œ



Ia menyukai makanan itu. Sebuah nasi dengan kuah kari dan beberapa sayur serta daging. Aku juga menyantap makanan yang sama. Di bangku itu kami kencan makan malam berdua , yang sederhana namun berkesan. Ini lucu , saat itu aku sedang bersama Bintang namun hati kecilku ingin melakukan hal yang sama dengan Melati. Apa yang aku pikirkan



β€œ Terima kasih Tuan. Terima kasih kau telah membawaku ke duniamu. Aku senang sekali β€œ



Senyumannya berbeda dari biasanya. Ia terlihat sangat bahagia. Kata-kata itu singkat namun sangat mengena dan penuh arti. Aku sempat tak tahu harus mengatakan apa. Untuk beberapa menit , aku terdiam membisu. Lalu sambil tersenyum malu aku menjawab



β€œ terima kasih kau telah muncul di kehidupanku β€œ



Namun untuk yang satu itu, aku serius. Aku sangat berterima kasih ia muncul di kehidupanku . Aku seolah mendapat kesempatan kembali untuk bertemu dengan Dewi. Meski mereka orang yang berbeda. Aku senang . Tapi yang membuatku bingung , apakah aku yakin aku akan memilihnya sebagai pendamping hidupku juga? Aku lalu paham jika ia telah meninggalkan dunianya untukku. Sama seperti Melati. Aku mulai takut . Aku mulai takut ada yang akan sangat terluka karena perbuatanku ini.



Kami berpegangan tangan dan kembali ke bangku tempat kami berjanji bertemu dengan yang lainnya. Indra dan Dewa telah menunggu di sana. Mereka melihat kami dan tidak berkomentar mereka justru asyik menceritakan gadis-gadis yang mereka jamah di tempat pelacuran. Tak lama Rama dan Saras muncul. Saras terkejut dengan penampilan baru Bintang. Ia pun sadar Bintang sangatlah mirip dengan Dewi. Bintang hanya tersenyum malu. Mereka berdua lalu mengobrol. Dan tak lama gadis-gadis itu kembali.



Melati tersenyum lalu mengatakan sesuatu. Namun perhatianku seketika tersita sewaktu aku mendengar omelan seorang ibu-ibu tua. Aku menoleh dan aku tidak percaya dengan apa yang aku lihat. Aku melihat dua orang tua. Mereka sangat mirip ibuku dan Ayahku. Ibu itu mengomeli seorang pelayan yang sepertinya menumpahkan minum ke bajunya. Mereka lalu berdiri dan pergi. Perawakan mereka sangat mirip dengan ke dua orang tuaku. Tapi , itu tidak mungkin. Aku kembali menoleh ke Melahi lalu menjawab



β€œ maaf , kenapa tadi?”



Kami berjalan bersama-sama berkeliling pusat perbelanjaan itu. Aku berusaha mengabaikan apa yang terjadi. Wajah kedua orang tuaku itu memang cukup umum sehingga banyak sekali orang yang mirip mereka. Atau mungkin aku cuma berhalusinasi. Kami berjalan berkeliling , lalu pulang setelah kami mulai kelelahan.



Aku terlalu sering bertengkar dengan ibuku sewaktu beliau masih hidup. Sehingga aku mengenal betul seperti apa suaranya. Aku tidak pernah keliru. Beliau selalu bilang kalau aku anak yang sombong , bodoh , dan gendut , karena aku terlalu sering menjelekkan Ayahku. Ibu sempat mengejekku saat aku ingin menjadi dokter namun pada akhirnya ia mendukungku. Aku tidak tahu apa yang terjadi malam itu. Dan aku berusaha tidak peduli. Saat aku pulang , aku tidak terlalu memikirkannya lagi.



Aku segera berbaring di sofa setelah puas jalan-jalan sore hingga malam hari bersama yang lainnya. Mereka sudah kembali ke kamar mereka masing-masing. Termasuk Bintang dan Melati. Mereka sangat senang hari ini. Akhirnya mereka dapat merasakan langsung seperti apa dunia kami. Kini mereka tinggal merasakan seperti apa sisi buruk kehidupan di dunia kami tapi tentu saja aku tidak akan menunjukkan karena itu bukan permainan. Jika mereka beruntung mereka tidak harus merasakannya.



Aku berbaring melamun sendirian. Aku tidak bisa tidur karena aku mengantuk. Esok kami akan kembali ke galaksi kami , berhari-hari di kapal mengarungi lautan Antariksa. Sebelumnya perjalanan itu membosankan karena aku selalu sendirian di kursi kemudi sedangkan mereka bersenang-senang. Namun kini aku punya Bintang dan Melati. Aku tersenyum dan sangat senang mereka muncul di kehidupanku. Dan aku tidak mau mereka pergi.



Hari-hari di galaksi Bima Sakti akan segera berlalu. Aku tidak sabar mengajak kedua gadis ini tinggal di Galaksi kami. Aku akan mengajak mereka berkeliling Indahpura. Ke rumah mendiang orangtuaku yang sudah dijadikan panti asuhan , dan memperlihatkan budaya-budaya di dunia kami. Aku mungkin akan mengajak mereka ke Brahmaloka , melihat peradaban terbesar dan termaju di dunia kami. Melihat kota Megapolitan yang jauh lebih padat dan lebih besar dari Ravi. Aku bahkan berniat pindah ke sana , memulai hidup baru jika tabunganku cukup. Aku hanya berharap tidak akan ada drama di antara kami bertiga karena aku tidak terlalu suka drama. Aku ingin semuanya baik-baik saja , yang membuatku terlihat seperti pria yang serakah.
 
Episode 21


β€œ Tuan β€œ



Tiba-tiba Bintang menyelip kepelukanku. Semua orang telah tidur. Kami berduaan di sofa sambil menonton acara malam.



β€œ kau belum tidur?”



Bintang menggeleng kepalanya



β€œ aku tidak bisa tidur β€œ



Sahutnya. Aku memeluknya erat dan ia pun pasrah. Aku rasa ini saatnya untuk berbicara lebih intim



β€œ esok kita akan mulai berlayar meninggalkan dunia ini menuju duniaku. Apa yang kau rasakan Nona Bintang β€œ



Ia menjawab



β€œ sama seperti saat aku meninggalkan rumahku. Itu artinya aku akan menemukan rumah baru. β€œ



Jawabnya santai.



β€œ apa kau akan rindu kampung halamanmu? Karena kita akan sangat berkelana jauh dari sana β€œ



Sambil memegang tanganku , ia pun tertawa kecil dan menjawab



β€œ Terkadang aku rindu kampung halamanku. Bahkan saat aku diasingkan di pantai itu. Namun aku sadar , aku sebenarnya merindukan kedua orangtuaku. Aku rindu saat-saat bersama mereka dulu. Dan karena mereka tidak ada lagi di sana , aku sadar aku harus beranjak. Seperti kata nenek moyang kami, terkadang kita harus meninggalkan rumah lama kita untuk mendapat rumah yang lebih baik lagi β€œ



Paham Nomadik. Tapi itu sangat bagus dan mempesona. Terkadang kita memang harus meninggalkan rumah lama kita , untuk mendapatkan sesuatu yang lebih baik lagi. Meninggalkan kenangan lama kita untuk sesuatu yang baru yang lebih baik lagi. Aku mendapat pelajaran baru malam ini dari Bintang



β€œ Kedua orang tuamu , seperti apa mereka?”



Bintang lalu menceritakan seperti apa kedua orang tuanya



β€œ ayahku itu gemuk dan berkulit agak gelap. Dia pandai berburu , pandai memanah , dan pandai bercocok tanam. Ayah yang bertanggung jawab mencari makanan untuk kami , bahkan Ayah sendiri yang membangun rumah kami. Dari ayahlah aku belajar membangun sesuatu. Ibuku pun wanita yang kuat . Ibu mengurus pekerjaan rumah seperti memasak sambil mengurus dan membesarkanku. Dari Ibu aku belajar menjahit dan memasak. β€œ



Kehidupan mereka sangat tradisional dan sederhana , namun cukup menyenangkan. Mereka tinggal di alam bebas , terpisah dari suku mereka.



β€œ Kami diasingkan karena mereka menuduh Ibuku penyihir. Menurutku itu konyol. Dan saat Ayah dan Ibu berpulang , mereka mengasingkanku ke pantai itu β€œ



Jadi dia telah diasingkan sejak kecil. Itu sebabnya ia sangat mandiri.Ia tinggal sendiri di pengasingan setelah kedua orang tuanya meninggal.



β€œ bagaimana dengan kedua orang tuamu Tuan?”



Aku segera menceritakan tentang kedua orang tuaku. Aku mulai dari siapa Ayahku , siapa Ibuku lalu aku bercerita perlahan-lahan sampai tiba ke bagian mereka dibunuh . Persis seperti saat aku menceritakannya kepada Melati.



β€œ Ya Tuhan ..... mereka melakukan itu? Mereka membunuh kedua orang tuamu? Dan keluargamu?”



Dan aku juga tiba ke bagian di mana aku sempat depresi lalu membalaskan dendamku dengan menggenosida seluruh stasiun Militer.



β€œ dan mereka masih memburumu hingga sekarang?”



Itu benar. Ia sempat terdiam. Namun ia kembali memegang tanganku lalu berbisik



β€œ setiap badai pasti ada akhir Tuan Sakti. Aku yakin semua ini akan berakhir dan kau bisa kembali hidup dengan tenang β€œ



Aku harap begitu. Untuk sekarang aku pun hanya ingin menikmati hidup baruku nanti berama Bintang dan Melati.



β€œ ngomong-ngomong aku jadi ingin lihat saat kau masih gemuk β€œ



Sahutnya di tengah keheningan itu



β€œ kenapa?”



β€œ entahlah. Aku suka pria gemuk. Apalagi jika dia raksasa seperti Tuan. Pasti menggemaskan β€œ



Dan ia pun tertawa-tawa kecil. Berbeda dengan Dewi yang justru tertawa terpingkal-pangkal melihat gambarku ketika masih gemuk. Ia bilang ia bersyukur kami bertemu ketika tubuhku telah ideal. Tapi kurasa semua orang punya selera.



β€œ Tuan , jika aku terpikir pertanyaan itu lagi. Apa kau menyukaiku karena aku mirip istrimu? Hanya itu?”



Aku terdiam. Aku terdiam karena aku tidak bisa menjawabnya. Apakah selama ini , aku punya rasa kepada Bintang karena ia mirip dengan Dewi? Apakah benar hanya karena itu? Aku tidak sempat menjawabnya.



β€œ tidak apa-apa Tuan. Dulu aku bersumpah jika ada pria yang ingin memilikiku , ia harus pria yang dapat melindungiku. Dan kau telah melakukannya dua kali , hingga aku pun belum dapat membalasnya. Kau telah memenangkanku. β€œ



Dan secara tiba-tiba Bintang melepaskan gaunnya sehingga ia pun bugil tanpa busana dipelukanku. Ia tuntun kedua tanganku hingga tiba dan menyentuh kedua buah dadanya. Ia mendesah β€œ aaah” dan β€œ mmhh” menikmati sentuhan tubuhku yang memeluk erat tubuh bugilnya.



β€œ saat aku melihat kemaluanmu itu , rasanya aku ingin meremasnya dengan kedua tanganku β€œ



Aku melepaskan pakaianku sehingga kini kami sama-sama bugil di atas sofa itu. Kupeluk tubuhnya erat sehingga kini penisku menempel dan bergesekan dengan belahan pinggulnya. Ia mendesah panjang keenakan. Jemariku lalu menyusup ke antara kedua pahanya , lalu aku pun mulai menggosoknya.



Ia terus mendesah-desah genit. Ia pejamkan matanya dan sambil tersenyum nakal , tubuhnya mulai menggelinjang menikmati sentuhan jemariku di kemaluannya. Ia menggesek-gesek batang penisku dengan belahan pinggulnya , dan bibir kemaluannya pun sudah sangat basah. Kuremas liar buah dadanya dengan tanganku yang lainnya , membuat Bintang semakin mendesah-desah liar.



Tubuhnya mulai berkedut-kedut. Pipinya mulai memerah. Desahan Bintang semakin menjadi-jadi dan tubuhnya semakin menggeliat. Penisku kini ikut menyelinap ke antara kedua pahanya dan mulai menggosok-gosok bibir kemaluannya. Ia menjepit batang kemaluanku dengan kedua pahanya dan rasanya nyaman sekali. Aku tempelkan kepala penisku ke memeknya yang masih perawan , dan ketika bibir kemaluan Itu mulai menelannya , pipi Bintang seketika memerah dan ia pun memohon agar aku memeluknya dengan erat.



Sesuai permintaannya aku memeluk Bintang dengan erat. Ia memejamkan matanya dan menikmati setiap detik ketika penisku menyeruduk lubang keperawannnya. Aku merasakan dinding memeknya yang menjepit batang kemaluanku hingga membuatnya hampir kesulitan masuk ke dalamnya. Penisku kini telah tiba di ujung kemaluannya , dan Bintang pun mendesah panjang saat batang kemaluanku mengoyak keperawanannya.



Selaput darahnya menetes. Aku remas buah dadanya dari belakang dan mulai menggenjotnya. Genjotan yang teratur dan penuh irama agar ia dapat menikmatinya. Desahan Bintang pelan namun sangat menggairahkan. Ia pejamkan matanya, ia gigit bibir bawahnya dan baru beberapa detik, tubuhnya berkedut dan ia pun mencapai puncak kenikmatannya.



Ia orgasme hebat. Namun ia tidak menyuruhku menghentikan genjotanku. Ia membiarkan penisku terus menyeruduk kemaluannya. Ia membiarkanku menahkodai tubuhnya sesuai kemauanku. Genjotanku kini sudah dalam kecepatan penuh dan suara tepukan kemaluan kami mulai terdengar keras. Bintang masih memejamkan matanya , dan mulutnya masih terus membuka dan terus mendesah.



Kuremas kujamah buah dadanya sambil terus menggenjotnya dari belakang. Kuhujamkan penisku sedalam-dalamnya , kudekap tubuhnya dan buah dadanya erat-erat dan tak lama aku pun mengalami salah satu ejakulasi yang paling nikmat semasa hidupku. Air maniku keluar sebanyak-banyaknya dan aku sangat menikmatinya. Sambil bernafas lega dipelukanku , dan dengan nafas terengah-engah , ia pun berbisik



β€œ Tuan , aku tak salah telah memilihmu. β€œ



Yang mungkin menandakan jika ia sangat menikmati adegan ranjang yang singkat namun sangat panas ini. Kami pun tertidur bersama. Kami terus berpelukan hingga dini hari tiba , lalu ia mengizinkanku kembali menunggangi tubuhnya. Kami kembali melakukannya kali ini dengan posisi berbeda. Ketika puas kami mandi bersama-sama di kamar mandi , mencuci tubuh kami bersama-sama. Ia pun kembali ke kamarnya dan istirahat , lalu aku pun kembali ke kamarku.



Kami hanya sehari di planet itu. Itu pun sangat terasa lama karena sehari di planet ini hampir dua hari di dunia kalian. Aku bangun tiga jam setelah matahari terbit. Ketika aku keluar kamar semua orang tengah sarapan di ruang tengah. Githa dan Maya telah menyiapkan sarapan. Melati dan Bintang duduk berdua sambil menyantap sarapan pagi mereka. Ketika mereka melihatku , mereka tersenyum secara bersamaan seperti saudara kembar.



Aku bergabung bersama mereka. Maya lalu ikut duduk , lalu kemudian Saras juga dan akhirnya Githa , menyisakan ketiga sahabatku Rama , Indra dan Dewa berdiskusi di depan TV sambil menenteng sebuah kertas lembar. Mereka seperti sedang membahas sesuatu. Aku mengabaikan mereka dan langsung menyantap sarapanku bersama yang lain. Rama pun berdiri , dan segera menghampiriku.



β€œ Komandan , kita harus bicara β€œ



Ucapnya. Aku selesaikan makananku lalu aku berdiri dan bergabung dengan mereka.



β€œ Kami menemukan kapalmu β€œ



Bisik Indra



β€œ maksud kalian?”



Mereka menemukan kapal lamaku yang disita , Kapal angkut berat kelas Dewa Perang. Sudah bertahun-tahun sejak kapal itu disita dan dihibahkan kepada kementerian kesehatan . Dan pagi ini , entah bagaimana ketiga temanku menemukannya berlabuh di Pelabuhan Antariksa Sarasvati. Mungkin mereka melihat lewat berita atau semacamnya.



β€œ Jadi , apa sebenarnya rencana kalian ? β€œ



β€œ bagaimana kalau kita bajak kapal itu? β€œ



Mereka berencana membajaknya. Kapal itu sedang menjalani rutinitas perawatan di pelabuhan. Membajak kapal di pelabuhan sebenarnya tidak sesulit kedengarannya asalkan kami memiliki apa yang dibutuhkan. Kami hanya membutuhkan seragam dan beberapa identitas palsu. Rama dan Indra menyiapkannya , sementara kami bersiap mengemaskan barang bawaan kami.



Semuanya siap dalam waktu hitungan jam. Kami pun berkendara ke Bandara ke mobil kami. Aku mengurus pengiriman kapal kami beserta seluruh muatannya termasuk kendaraan ini ke Indahpura lewat komunikator sehingga jika rencana ini gagal , kami terjebak di planet ini. Kami semua sudah berseragam Dinas kesehatan. Kami berhenti di dermaga di mana Kapal itu berlabuh.



Kami melewati pengecekan identitas dengan gampang. Pelabuhan ini menggunakan alat pengecekan yang sudah obselet ( mungkin berumur ribuan tahun dan berbasis sistem operasi yang katakanlah setara Java di dunia kalian ) sehingga teman-temanku sangat mudah mengelabuinya. Mereka mengizinkan kami lewat , dan kami pun berjalan menuju kapal tersebut.



Aku melihat kapal itu lewat jendela. Aku tidak menyangka aku akan melihatnya lagi. Dan aku tidak menyangka aku akan mencurinya. Kapal ini penuh arti bagiku karena ini pemberian terakhir orang tuaku. Berbeda dengan kapal Dagang penjelajah Bintang yang dulunya salah satu kapal angkut milik perusahaan. Kami berbaris memasuki lewat garbarata. Dan aku tidak menyangka akhirnya kami berada di dalam kapal tersebut.



β€œ wow ini baru kapal Antariksa β€œ



Gumam Indra



Untungnya tidak ada pasien yang sedang di rawat di kapal ini. Kapal benar-benar kosong. Aku , Rama , Saras dan Indra segera berjalan ke Anjungan. Itu pertama kalinya untuk Rama , dia mengendalikan kapal sebesar ini. Aku duduk di kursi Nahkoda , Rama duduk di kursi pendamping , Saras di kursi operator , dan Indra di kursi penembak. Dia bertanggung jawab menembakkan senjata utama , sepasang meriam plasma 76mm , yang terpasang di bagian atas kapal.



β€œ teman-teman selamat datang di kapal LST Dewa Perang. Atau mulai hari ini, penjelajah samudra”



Ucapku dengan Bangga



Sedangkan Dewa duduk di kursi penembak yang mengendalikan meriam bawah kapal. Jenis senjata sama seperti di bagian atas hanya saja senjata ini berfungsi untuk menembak musuh yang menyergap dari bagian bawah kapal , atau untuk melakukan pengeboman terhadap stasiun atau kapal musuh , atau bahkan permukaan planet. Yang lain masih berkeliling melihat Kapal.



β€œ Menara di sini Aditya, Kapal Dinkes kelas Dewa Perang meminta izin untuk lepas Landas β€œ



β€œ Dimengerti Dewa Perang , kalian bebas untuk lepas landas β€œ



Gerbang dermaga terbuka. Roket pendorong vertikal mendorong kapal lepas landas dari dermaga. Kami lepas landas secara vertikal , keluar dan menjauh dari dermaga tersebut sejauh beberapa ratus meter. Aku mengubah posisi kapal , dan segera menggunakan roket pendorong utama untuk lepas landas keluar dari atmosfer planet.



Kami berhasil melakukannya tanpa hambatan. Merebut kembali kapal tersebut dari tangan pemerintah . Kami segera melakukan satu atau dua pemberhentian demi mengubah identitas kapal tersebut. Dengan kartu hitam yang mereka beli , kami mengubah identitas kapal itu dari milik dinas kesehatan , menjadi kapal milik Pribadi. Aku mengubah nama kapal itu dari Dewa Perang , menjadi penjelajah Samudra. Hanya saja nomor buntutnya berbeda dengan nomor buntut kapal kami sebelumnya.



β€œ Astaga jangan nama itu lagi”



Gumam Rama



Ketika semuanya siap. Kami menyelaraskan posisi kapal menuju Galaksi kami , lalu tanda menunda lagi, kami melompat dengan kecepatan Hyperdrive meninggalkan Wilayah seberang laut , menuju rumah kami, Galaksi Spiral.



Perjalanan jauh lebih lama karena kapal ini memiliki kecepatan Hyperdrive yang jauh lebih lamban dari kapal kami sebelumnya. Tapi itu tidak masalah , kami bisa bersantai di kapal ini senyaman-nyamannya. Aku berjalan menuju kantor yang dulu adalah kantorku. Aku melihat meja kerjaku , lalu Prosesorku serta rak buku yang menyimpan data-data pasien. Bahkan daftar pasien yang dulu aku rawat masih disana. Tidak ada pertambahan pasien yang signifikan yang menandakan hanya sedikit pasien yang mereka rawat sejak mereka menjalankannya.



Aku masuk ke kamarku. Akhirnya aku kembali. Aku pun tidak menyangkanya. Kamar ini adalah tempat terakhir kali aku memanggil keluargaku lewat panggilan video. Untuk sesaat aku merasa sedih. Aku duduk di kasur lamaku , dan sambil menarik nafas panjang , aku menghembuskan nafas lega , bersyukur aku dapat kembali ke kapal ini. Tak lama , Melati dan Bintang masuk ke kamarku. Mereka berdua tersenyum , dan akhirnya mereka dapat melihat langsung seperti apa kapal yang aku ceritakan kepada mereka.
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd