Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

DRAMA TAMAT PERJUMPAAN (racebannon)

Gila hu cerita ngalir dan dalem bener berasa ky kita jg ada di situasi yg dihadepin baskara.. cakep hu.. salut...
 
Makasi apdetnya suhu @racebannon

Jalan cerita terasa riil, keputusan stephani untuk resign adalah pilihan terbaik
Stephany kan sudah meyadari kalau hubungan mereka sudah gak bener , dan sudah ada antisipasi kalau sampai ketahuan orang kantor , termasuk scenario terburuk nya , makanya dia
resigh demi menyelamatkan Bas ... Gak adil juga sih buat Stephany , padahal salahnya Bas ... Keputusan Bas - Lidya mungkin akan berpengaruh buat kelangsungan karier Stephany selanjutnya ... Perusahan juga gak mau begitubsaja melepaskan Bas - Stephany yang merupakan tim yang berprestasi
 
PERJUMPAAN – 40

--------------------
--------------------

wpp-of10.jpg

Entah harus kemana.

Malam ini, aku tidak punya pilihan. Malam ini, aku masih duduk di kursi yang menghadap ke arah lobby gedung. Malam ini, cahaya temaram lampu gedung mencoba mencakar-cakar pikiranku yang kosong.

Aku melirik ke arah dalam. Beberapa orang masih mengantri. Mengantri di depan kasir, berlomba-lomba untuk menyebutkan pesanan minuman olahan kopi yang mereka inginkan. Aku menatap ke arah gelas plastik yang ada di tanganku. Lambang duyung berwarna hijau itu seperti menatapku dalam-dalam.

Rokok yang ada di tangan kananku sudah lama mati. Aku sudah tidak menghisapnya lagi sejak dia sudah terbakar setengahnya.

Ngomong-ngomong soal duyung, kalian tahu soal legenda duyung? Duyung adalah makhluk mitologi yang hidup di laut, setengah badan ke atas perempuan cantik, setengah badan ke bawah ikan. Seingatku, duyung akan muncul di perairan berkarang yang penuh kabut, mempertontonkan kecantikan mereka kepada kapal laut yang melintas. Mencoba memikat para pelaut dengan paras dan nyanyian indah mereka.

Para pelaut itu akan terbius, sehingga mereka tidak berkonsentrasi lagi mengemudi kapal mereka, dan hasilnya bisa ditebak. Kecelakaan, bencana, dan hal-hal semacamnya.

Duyung di lautan sama dengan kecantikan yang berujung fatal. Pesona yang membius, sehingga kita terlena dan celaka.

Haha.

Lucu.

Aku mencoba membakar sebatang rokok lagi, dan ekor mataku menangkap sesosok yang bergerak.

Kutarik nafas panjang, sambil memperhatikan Stephanie berjalan dari arah lift, menuju ke arah turnstile. Dia menunduk dan menyentuhkan kartu akses yang menggantung di lehernya ke sensor yang berada di turnstile.

Setelah pintu turnstile terbuka, dia berjalan keluar, sambil memeriksa handphonenya. Mungkin menunggu taksi online. Mungkin melihat-lihat email terkait pekerjaan. Mungkin melihat media sosial, entahlah, siapa yang tahu?

Mungkin. Semua serba mungkin, gak ada yang pasti. Dan gak ada yang bisa memastikan apa yang bakal kejadian malam ini, besok, lusa, minggu depan, bulan depan dan tahun depan. Tapi satu yang aku tahu. Aku harus menanggung beban kesalahanku.

Aku menutup mata sambil menghisap rokok dalam-dalam.

“Bas”
“?”

Aku terkaget tanpa suara. Aku terdiam dan kemudian menatap ke sosok yang tadi baru saja memanggilku. Tentunya aku benar-benar bingung, karena kupikir dia bakal langsung pulang, atau langsung berlalu dari tempat ini setelah hari yang berat.

“Can I sit here?” tanyanya pelan. Aku hanya mengangguk. Stephanie, dengan gerakan yang tampak perlahan duduk di kursi yang ada di sampingku. Dia diam dan menatap ke arah gedung.

Dia menyalakan rokoknya. Dia menghisapnya dalam-dalam dan kami berdua tidak berkata apa-apa. Harusnya kami takut kalau orang HRD memergoki kami dalam situasi seperti ini. Harusnya kami berdua takut kalau-kalau Martin muncul dan menganggap bahwa kami sedang main api setelah pulang kantor.

Tapi tidak. Kami duduk berdua sambil merokok, tanpa suara, tanpa gerakan, yang terdengar sepertinya hanya suara nafas saja.

“Steph…”
“Ya?”
“Kamu mau pulang?”
“Iya, aku lagi nunggu”
“Go-car?”
“Yep..”

“Steph, Aku…”
“Bas…” dia memotong ucapanku.
“Ya?”
“Apapun yang mau kamu omongin, tahan” pintanya.

“Maksud kamu apa? Tahan?”
“Maksudku… Aku gak pengen kamu ngomong apapun yang ada hubungannya dengan hal yang tadi..”
“Oh, aku gak bermaksud ngomong kayak gitu kok…”

“Terus apa…”
“Aku cuma pengen semuanya gak kayak gini…. I wish I could turn back time”
“Sampai sebelum Bangkok?”
“Nope, sampai sebelum aku nikah”

“Here we go again….” Stephanie menarik nafas dalam-dalam. “You’re a tough little fuck” balasnya.

“Aku harap semuanya berbeda…”
“Aku udah bilang tadi, tahan omongan kamu…”
“Aku cuma…”
“Sekarang udah gak bisa kayak gitu” Stephanie menghisap rokoknya dan dia melirik ke arahku. “Gini Bas… Aku gak nyesel sedikitpun soal hubungan kita.. itu pilihan sadar kita. Hanya aku gak nyangka akhirnya kayak gini…. Makanya aku ambil langkah resign… This is the best, I think”

“………..”
“………..”
“………..”
“………..”

Mataku dan matanya bertemu. Aku bisa merasakan perasaan tak nyaman yang ada di matanya. Asap rokok saling bersahut-sahutan. Rasa kopi terasa semakin pahit. Hari tak tambah terang, malah, ia bertambah kelam.

“Satu bulan lagi aku mungkin udah gak ada disini, kalau resignku di approve” sambungnya, memecah keheningan.
“……….” aku menatap ke arah langit dan rasanya, langit sepi tanpa bulan dan bintang.

“Dan udah pasti kantor ini bakal ngelepas aku.. Mereka pasti gak mau ada drama…. Dan mereka pengen ini selesai baik-baik” lanjut Stephanie.
“….”

Aku hanya diam, tidak bisa berkata apa-apa sambil memikirkan hal-hal yang tampaknya lumayan absurd. Tentang bagaimana masa depanku, tentang dimana aku akan tidur malam ini, tentang apapun yang lewat di kepalaku.

Semua skenario what-if lewat. Gimakan kalau dulu begini, gimana kalau dulu begitu, dan gimana juga kalau begini dan begitu.

Pikiranku bermain-main tidak karuan, dengan perasaan yang sudah tak sehat lagi. Tiba-tiba, dari mulutku juga keluar sesuatu yang masuk akal. Tumben.

“Aku gak ikut-ikutan ya, tapi kayaknya lebih baik lagi kalo aku juga gak lanjut disini...” bisikku pelan, sambil menghisap rokok yang sudah semakin memendek ini.

“Hmm….” Stephanie mematikan rokoknya, dan tampaknya dia tidak ingin melanjutkan aktivitas merokok lagi. “Yang pasti…. Kita harus meminimalisir semua ribut-ribut di kantor. Dan kamu better have a good closure with your wife”

“Ya” aku menarik nafas panjang. “Sebaiknya kita juga, sejak saat ini sudah mulai gak ngobrol di luar pekerjaan Steph.. Aku pikir kita emang udah seharusnya nyudahin ini for good”

Dia mengangguk dalam diam, dan tak lama kemudian, dia langsung berdiri.

“Aku pulang dulu” dia menatapku dengan tatapan yang kosong. “Bye”
“Bye” balasku, tanpa menatapnya balik.

Aku membakar sebatang lagi sambil membuka handphone baruku. Dengan gerakan enggan aku membuat reservasi lewat booking app. Aku menaruh pilihan pada hotel budget yang dekat kantor untuk tempat tidurku malam ini. Besok entah dimana. Yang pasti aku sudah harus bergerak. Mungkin sebelum ke hotel aku mencari beberapa kebutuhan krusialku seperti pakaian dalam, sabun, shampoo dan sikat gigi.

Perasaan kesepian perlahan-lahan merambat dari kakiku menuju ke kepalaku.

Tapi mau bagaimana lagi? Semua hal bodoh sudah terjadi dan kekacauan sudah terjadi. Aku tidak mungkin mendadak pulang ke rumah, dan aku sudah tidak bisa mengandalkan Stephanie lagi untuk menghilangkan rasa kesepian ini.

Mungkin aku harus sendirian malam ini. Mungkin juga malam besok. Mungkin juga untuk waktu yang lama, atau juga untuk selama-lamanya. Entahlah, kita coba bereskan masalah satu demi satu.

Aku berdiri, beranjak dan berlalu. Aku menuju ke arah parkiran, sambil menghisap rokok sekenanya. Tumben isi kepalaku kosong. Ditambah lagi, pengharapan kosong kini datang menyongsong hari esok.

--------------------

BERSAMBUNG
 
Thanks Hu...***k enak banget lo Bas, lari dr kenyataan...Mending clear kan cepat...Biar tau, jalan mana yg harus kau tempuh...
 
Makasih updatenya

Jadi inget kisah Arya dan Arwen di cerita sebelah. Hanya saja disni kedua belah pihak sudah tampak menerima perpisahaan mereka.

Sekarang bagaimana dengan Listya?

Ditunggu kelanjutannya
 
Bimabet
"Jika mereda, lekaslah pulang.. sebelum datang esok hari yang jauh lebih menyakitkan.
Lekaslah pulang, dan kan kujelang esok hari yang jauh lebih menenangkan.. tanpamu."

matur suwun updatenya om RB :ampun:
 
Jav Toys
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd