Agen Terpercaya   Advertise
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG Perlahan Namun Pasti (Season 2)

Lubang manakah yang akan dijamah oleh Iyan terlebih dahulu

  • Lubang putri

    Votes: 44 10,6%
  • Lubang Tante astri

    Votes: 206 49,5%
  • Lubang teh ela

    Votes: 62 14,9%
  • Lubang nuri

    Votes: 62 14,9%
  • Lubang nina

    Votes: 42 10,1%

  • Total voters
    416
  • Poll closed .
Status
Please reply by conversation.
Bimabet
Wah paket kilat suhu. Belum² sudah episode 2. Ketinggalan jauh nich....
Semangat selalu dalam berkarya suhu....
 
Emang paling jago nih suhu mainin peju pembacanya, udah mau keluar eh malah kentang hahaha. Tapi initinya gassskeuun terus suhu 🔥🔥🔥
 
Eps 2



Mulustrasi teh Ela





Mulustrasi Tante Astri





Mulustrasi Nina





Mulustrasi Nuri






.....








Selang beberapa detik kami saling tatap. Teh Ela pun segera mengambil handuknya yang ada di lantai. Dan segera menutup tubuhnya dengan handuk itu.


Akupun langsung pura pura2 memalingkan wajahku ke samping. Situasi saat itupun berubah jadi Canggung. Aku tak tau harus mengatakan apa dalam kondisi ini.


" Ehh misi a saya mau ke kamar dulu"


" Hmm iyaahh teh"


Teh Ela pun pergi meninggalkanku dan segera masuk ke kamar. Nampaknya ia kini ada dalam kondisi malu karena tadi aku melihat tubuh bugilnya. Sedangkan aku langsung saja mengambil air untuk minum.


Aku sendiri terus terngiang dengan apa yang tadi kulihat. Tak kusangka tubuh bugil teh Ela bisa kulihat tanpa sengaja.


Setelah selesai minum akupun kembali ke ruang tv. Akupun coba melupakan apa yang sebelumnya kulihat.


Saat aku sedang asyik nonton tv, teh Ela pun kembali lewat di hadapanku. Kini ia sudah memakai pakaiannya. Ia terlihat sedang menyapu beberapa lantai di depanku.


Karena suasana yang canggung tadi, akupun memutuskan untuk memulai pembicaraan dengannya.


" Teh maaf yah yang tadi, tadi saya ga tau di dapur itu..."


" Ga apa2 ko a, bukan aa yang salah" jawabnya sambil tersenyum kepadaku.


Iapun lalu menaruh sapu yang ia tadi pegang. Dan kini duduk di sofa yang sama denganku.


" A, makan apa itu?"


" Owhh ini telur gulung teh, teteh mau?"


" Ehh ga apa2 kan punya aa sok aja"


" Ehh ga apa2 teh keknya saya juga ga bakal abis"


" Bener a? Makasih yah"


" Iyahh"


Setelah itu akupun memberikan beberapa telur gulungku pada teh Ela.


Kurasa tadi teh Ela berusaha mengubah topik pembicaraan agar tidak canggung. Jujur akupun terbantu karena situasinya sekarang sudah tak terlalu canggung lagi.


" Aa mo mulai kerja kapan a?"


" Kata Tante mah sihh Minggu depan teh"


" Hmm gituuu, masih lumayan lama dong yah"


" Iyahh, makannya bingung nihh mau ngapain aja selama seminggu"


" hmm gituuu, mean aja tuh keluar kan ada motor juga yang ga kepake"


" Boleh juga sih teh, tapi masalahnya takut nyasar. Soalnya belum hafal jalan wkwkwk"


" Wkwkwk iyahh yah aa baru sekarang kesini"


Tak lama aku sedang mengobrol dengan teh Ela. Tiba2 pintu depan pun ada yang mengetuk. Sepertinya ada seseorang yang hendak masuk.


" Udah a biar sama saya aja yang buka"


Teh Ela pun berjalan ke depan dan langsung membukakan pintu. Secara perlahan akhirnya terlihat orang yang tadi mengetuk pintu. Sambil berjalan ke arahku, kini aku bisa semakin jelas dan mengenal wajahnya.


" Owhh ka Iyan udah disini" ucapnya padaku


" Iyahh, kamu dari mana nur?"


" Ini abis nginep di rumah temen"


" Hmm gitu"


" Yaudahh, aku mau ke atas dulu, semoga betah ka disini"


" Hmm iyaahh nur"


Yaa dia adalah anak pertama Tante Astri. Yaitu Nuri. Sebelumnya aku memang tidak bertemu dengannya, karena memang dia sedang tidak ada di rumah.


Namun kini aku sudah bertemu dengannya. Tidak ada terlalu banyak perubahan dari diri Nuri. Ia masih tetap sama seperti Nuri yang aku temui sebelumnya beberapa tahun lalu.


Perawakannya sendiri, Nuri memiliki kulit sawo matang. Wajah manis, dan karena sudah semakin dewasa kini payudaranya pun semakin membesar. Padahal sebelumnya payudaranya tidak sebesar yang aku lihat sekarang.


Sedangkan dari usianya ia kini berusia 18 tahun. Hanya berbeda 3 bulan saja dari umurku. Yang artinya sebentar lagi dia juga menginjak usia 19 tahun.


Sedangkan dari sifatnya Nuri sendiri memang dari dulu tidak terlalu banyak bicara terhadap orang lain. Dia memang lebih pendiam dan pemalu. Itu terlihat dari cara dia menyapaku dengan singkat tadi.


Berbeda dengan Nina yang memang memiliki sifat yang ceria. Sama dengan adikku Mira. Namun kurasa Karena sifatnya itulah yang memberikan daya tarik yang berbeda.


Setelah itu nuripun segera naik ke lantai dua. Untuk masuk ke kamarnya. Sedangkan aku dan teh Ela kembali mengobrol sambil menonton bersama di ruang tv.


Padahal baru satu hari kenal dengan teh Ela. Aku merasa obrolan kami sudah benar benar cair saat itu. Kami tak sungkan bercanda dan tertawa satu sama lain.


Bahkan kamipun rasanya sudah melupakan kejadian canggung yang terjadi di dapur tadi. Sementara itu Nuri sendiri masih tetap berada di kamarnya. Ia tak keluar atau turun sama sekali ke bawah.


Saat kami sedang asyik mengobrol. Tiba2 ada seseorang yang menelponku. Dan ternyata itu adalah telpon dari mira.


" Halo kaa?" Ucapnya


" Iyahh dek kenapa?"


" Kk ko ga ngabarin sama sekali sihh pas udah sampe, aku khawatir tau gaa?"


" Kan kk udah SMS ke mama semalem"


" Iyaa tapi ke aku ko engga hmmp"


" Iya-iya maap kk lupa"


Tiba2 saat aku menelpon dengan Mira ada suara lain juga yang coba berbicara denganku.


" Hehh gimana kabar lu disana?"


Ternyata itu adalah suara Nisa kakakku.


" Baik2 aja, tumben lu nanyain? Kangen lu ya?"


" Idihh pede banget lu hahaha"


" Disitu ada siapa aja"


" Cuma ada gue Ama Mira doang kita lagi di kamar"


" Owhh gituu"


" Ehhh yan kalo lu kangen sama memek kita, lu coli aja yah sama cd gue yang udah gue masukkin ke dalam tas Lo hahaha"


" Hahh? Lu beneran masukkin cd lu ke tas gue?"


" Iyee yang waktu itu gue pake terakhir pas ngewe sama lu"


" Anjirr ko gue ga tauu"


" Ihh kalian ko gitu sihh parah banget" ucap Mira terdengar di telpon.


" Mira ngambek bukan ka?"


" Iyee, tuhh langsung cemberut terus keluar kamar"


" Hihh lu mah"


" Udah tenang aja bentar lagi juga engga ko"


" Hmm iyee2 dehh"


" Yaudahh yah udah dulu gue mau nyamperin Mira dulu"


" Okee"


Setelah kututup telpon, akupun kembali ke ruang tv. Tak ada aktivitas spesial yang aku lakukan.


Aku sendiri sebenarnya ingin membuka laptop atau komputer milik tanteku. Untuk sekedar latihan tentang tugas2ku nanti di kantor. Namun karena aku belum mendapatkan izin dari Tante, aku belum berani melakukannya.


Tak lama saat sore, atau lebih tepatnya pukul 16:20. Tanteku akhirnya sampai juga di rumah. Ia pulang dengan senyum manis ke arahku.


" Kamu udah nungguin yah yan, bentar yah Tante mandi dulu"


" Iyahh Tante santai aja"


Setelah itu tanteku pun masuk ke dalam kamarnya. Kurang lebih hampir setengah jam aku menunggu. Akhirnya iapun keluar dari kamarnya dengan kondisi sudah segar.


Saat itu dia sudah memakai baju dan celana piyama. Yang berwarna biru tua. Dengan rambut yang terurai tanteku benar2 terlihat sangat cantik saat itu.


" Mau makan sekarang Bu?"


Tanya teh Ela kepada tanteku.


" Iyahh la, tapi bawa ke ruang tengah aja yah, soalnya saya mau sekalian bantuin Iyan"


" Iyahh Bu siap"


Setelah itu Tante Astri pun menghampiriku yang sedang duduk di sofa. Sambil membawa laptop yang ia bawa dari kamar. Tante pun langsung duduk di sampingku saat itu.


" Tante ga cape baru pulang kerja?"


" Ga kok, tadi kerjaan Tante cuma dikit. Jadi ga terlalu cape"


" Hmm okee Tante"


" Nuri udah pulang belum yan?"


" Udahh Tante tadi siang dia udah pulang"


" Hmm gituu, gimana makin cantik ga anak Tante?"


" Cantik sih tapi masih irit kalo ngomong sama kek dulu wkwkwk"


" Wkwkwk iyaa sihh anak Tante yang pertama mah memang gitu sifatnya ga kaya adeknya"


" Wkwkwk iyahh, sama kaya om Herman yah Tante Sifatnya?"


" Hmm engga sihh, almarhum om kamu juga ga terlalu pendiem gitu"


" Hmm gituu"


" Iyahh, Nuri mah emang beda dari yang lain"


Tak lama kami sedang mengobrol. Nina pun pulang dari sekolah. Iapun langsung ikut berkumpul denganku dan Tante Astri.


Nina:" kalian lagi pada ngapain?"


Tante:" tuhh salam dulu kek sebelum masuk"


Nina:" ehh Iyah lupa, assalamualaikum"


Tante:" waalaikumsalam hmmp"


Nina:" kalian lagi ngapain?"


Aku:" ini Tante lagi ngajarin Kaka Nin buat tugas2 nanti kk di kantor"


" Hmm gituuu, mantapp"


" Iyaahh, kamu salin dulu gih, nanti seragamnya lecek"


" Iyahh, ka Nuri udah pulang belum Bu?"


" Udah kata Iyan mah, palingan dia di kamar kek biasa"


" Okee dehh, aku ke atas dulu dahh kalian"


Tak lama Nina naik ke atas. Teh Ela pun datang menghampiri kami dengan membawa makan untuk Tante. Serta beberapa kudapan untukku.


" Ini Bu makannya, sama kudapannya juga buat aa"


" Owhh iyahh makasih yah teh" jawabku.


Teh Ela pun kembali pergi ke dapur. Sedangkan Tante Astri pun segera memakan makanannya.


" Yan buka aja laptopnya sama kamu"


" Iyahh Tante"


Setelah itu akupun menyalakan laptopnya. Lalu mulai melakukan apa yang diinstruksikan oleh Tante Astri.


Walaupun sambil makan Iyah seperti tak kesulitan memberikan semua hal yang dia tau tentang tugas2ku nanti.


" Yan,Tante kan punya laptop satu ga kepake. Nanti kamu pake buat kamu aja yah"


" Wahh yang bener Tante?"


" Iyahh, sebenarnya itu hadiah dari temen Tante, tapi karena Tante sama yang lain juga udh pada punya, Jadinya ga kepake"


" Yaudahh makasih banget Tante"


" Iyahh, itung2 kamu nanti bisa belajar sendiri ga perlu nunggu Tante, tapi keknya kamu udh banyak ngerti deh jadi ga perlu Tante jelasin juga kamu udah banyak paham"


" Hehehe iyahh sihh Tante, kebetulan banyak yg udah Iyan tau"


" Baguss emang ga salah Tante pilih kamu"


" Hehe makasih Tante"


" Iyahh sama2"


" Owhh iyahh Tante, Iyan mo nanya"


" nanya apa?"


" Nanti ada tes atau segala macem dulu ga"


" Hmm sebenarnya ada yan 3 tahap. Tapi karena kamu masuk lewat jalur spesial kamu langsung masuk ke tahap interview"


" Wahh yang bener Tante?"


" Iyahh bener"


" Susah2 ga Tante pertanyaannya nanti"


" Hmm tenang ajaa ko, kamu kalo jawabnya rada gugup sekalipun pasti bakalan masuk. Kan Tante udah ngomong kamu tuh spesial masuknya"


" Makasih bangett tante, enak yah punya orang dalem hehe"


" Hahaha iyahh bener, beruntung kamu yan"


Selama 4 hari aku diberikan oleh tanteku. Walaupun seharusnya seminggu, tapi karena aku yang sudah banyak memahami tentang tugas2ku. Semua pelatihan itu menjadi semakin cepat.


Awalnya pelatihannya sendiri berjalan menyenangkan tapi lama kelamaan hal itu menjadi membosankan bagiku. Rasanya aku sudah ingin segera bekerja di kantor. Daripada hanya sekedar seperti ini.


Namun ada juga kejadian yang sangat menggairahkan sepanjang kegiatanku dengan tanteku ini. Yang lain dan tidak bukan tentu saja karena aku dapat melihat tubuh sexy tanteku.


Apalagi hari2 pakaian tanteku ini bisa dibilang menggoda. Aku yang awalnya selalu fokus ke laptopku perlahan mulai curi curi pandang memandang tubuhnya.


Di hari kedua saatku pelatihan. Pelatihannya sendiri sudah dilakukan di kamarku. Karena memang perintah dari Tante juga.


Saat itu tanteku, memakai daster mini yang hanya sampai setengah pahanya. Dan dengan model tali tipis di bagian bahunya. Tentu saja pakaian ini sungguh menggairahkan bagiku.


Apalagi saatku sedang duduk berhadapan dengan tanteku tak jarang ia kadang sering sedikit menunduk. Ketika sedang mencoba mendekati laptopku sambil memberikan arahannya.


Terlihatlah payudaranya yang terbungkus bh berwarna pink. Walaupun hanya beberapa detik hal yang kulihat tak bisa kulupakan begitu saja.


Pikiranku terus terngiang tentang bagaimana bentuk payudaranya di balik bh pinknya itu.


" Yan, ko bengong gitu mikirin apa?"


" Hmm engga ko Tante, ga ada apa2"


" Hihh, kamu udah cape yah?, Yaudah besok lagi aja dehh lanjutinnya buat hari ini udah cukup"


" ehh engga ko Tante, Iyan belum cape"


" Udahh kamu tidur aja, lagian sekarang juga udah malem. Kita lanjut besok sore aja"


" Hmm okee deh Tante"


Pagi harinya kami saat itu makan bersama di meja makan. Semuanya ikut makan di meja yang sama. Termasuk Nuri dan juga teh Ela.


Tante: "Yan, kamu udah ngumpulin berkas2 buat lamarannya belum?"


Aku:" owhh belum Tante"


Tante:" kumpulin yan, sekalian buat surat lamarannya. Buat formalitas aja"


Aku:" hmm gituuu oke deh Tante"


Tante:" iyahh besok sama Tante ambil yah lamarannya"


Aku:" okee Tante, Iyan bakal buat hari ini"


Nina:" wess akhirnya ka Iyan kerja di kantor"


Aku:" hahaha iyahh nihh, udah ga sabar"


Nina:" nanti gaji pertama traktirannya yah kaa jangan lupa"


Aku:" hahaha iyahh siapp dehh"


Tante:" ihh kamu nihh yah belum juga kerja udah ngomong gitu"


Nina:" hehe ga apa2 kali Bu, ka Iyannya juga ga masalah"


Aku:" iyaa ga apa2 ko Tante"


Sementara itu teh Ela pun hanya tersenyum saja mendengar pembicaraan kami. Sementara Nuri sendiri tetap asyik makan. Dan terlihat tidak terlalu tertarik dengan pembicaraan kami.


Tante:" kaa, kamu ada kelas pagi sekarang?"


Nuri:" iyahh Bu, jam set 8 aku harus udah berangkat ke kampus"


Tante:" yaudah bareng sama ibu aja nanti berangkatnya di mobil"


Nuri:" hmm iyaahh"


Tante:" tuh liat kakak kamu mau aja dianterin sama ibu, kenapa kamu engga"


Nina:" kan aku udah bilang temen2 aku suka Curi2 pandang ke ibu terus, emang temen2 kampus kk engga"


Nuri:" kadangg sihh, tapi kk juga ga terlalu peduli ini"


Nina:" hihh emang sifat Kaka sihh"


Nuri:" owhh iyahh Bu, besok temen aku mau nginep disini yah"


Tante:" owhh gituu, berapa orang?"


Nuri:" cuma 1 ko"


Tante:" hmm iyaahh ga apa2"


Setelah itu Tante dan Nuri pun berangkat dengan mobilnya. Sementara aku kembali mengantar Nina ke sekolahnya. Karena memang ia tidak mau diantar oleh ibunya.


Kurang lebih 10 menit aku mengantarnya. Akupun kembali membawa motor ninja ini ke arah pulang.


Diperjalanan aku berhenti sejenak di depan kampus yang waktu itu. dan kembali membeli telor gulung.


Sebenernya disaat aku sedang menepi seperti ini. Aku berharap bisa kembali bertemu dengan putri. Namun sayang saat itu aku tidak bertemu dengannya.


Namun kulihat saat itu beberapa wanita terus memperhatikanku. Mungkin karena motor yang sedang aku naiki yang membuat mereka memperhatikanku.


Dan aku pun akhirnya pulang setelah pesananku sudah diberikan. Sebenarnya ada rasa sesal dalam diriku. Karena saat itu belum sempat meminta nomor putri.


Yaa tapi apa mau dikata, nasi sudah menjadi bubur. Toh kalau memang sudah jodohnya. Pasti bakal bertemu kembali.


Akupun akhirnya sampai di rumah. Seperti biasa disana hanya ada teh Ela saja. Sebenarnya aku berharap kejadian saat itu terulang kembali.


Tapi sayang begitu aku masuk ke dalam rumah. Kulihat teh Ela sedang mengepel dan tidak lagi hanya memakai lilitan handuk.


" Awas a masih licin"


" Owhh iyahh teh"


Karena teh Ela mengepel di bagian bawah tangga. Aku pun saat itu tidak bisa lewat. Jadi aku pun akhirnya memilih duduk di sofa sambil memainkan hpku.


Namun ada dimana saat aku teralihkan dari layar ponselku. Yaitu saat Secara tidak sengaja aku melirik ke arah teh Ela. Kulihat teh ela sedang dalam posisi menungging membelakangiku.


Dari posisi ini bisa kulihat pantatnya yang tertutup oleh celananya. Namun cetakan dari pantatnya pun sudah cukup menggodaku.


Selang beberapa saat iapun mulai merubuh posisinya menjadi miring. Kini aku dapat melihat bagian sisi tubuhnya. Kulihat payudaranya yang besar tercetak dari balik kaosnya.


Sebenarnya dari cara berpakaian sendiri. Bisa dibilang teh Ela sangat sopan. Karena ia tidak pernah memakai pakaian yang menunjukkan belahan payudaranya ataupun pahanya yang mulus.


Namun karena ia memiliki payudara serta pantat yang besar. Hal itu membuat pakaian apapun yang ia pakai rasanya belum cukup untuk menutupi lekuk tubuhnya.


Dan kurasa aku adalah salah satu orang yang beruntung. Karena tidak sengaja melihat tubuh teh Ela dalam keadaan bugil saat itu. Ahh ingin rasanya aku menyentuh tubuhnya.


Karena takut teh Ela mengetahui aku terus melirik ke arah tubuhnya. Akhirnya akupun mengalihkan pandanganku. Kini aku kembali sibuk menatap layar ponselku.


Singkat cerita malam hari pun tiba, saat itu seperti biasanya aku menerima pelatihan dari tanteku. Pelatihan hari ke 3 yang dilakukan kembali di ruang tengah.


Di hari ketiga pun demikian, Tante masih mengenakan baju yang sama. Hari2 aku terus berusaha menahan hasratku ketika melihatnya.


Saat aku sedang duduk di tempatku. Aku tiada hentinya curi pandang ke arah belahan payudaranya. Terlihat kulit payudaranya yang putih.


Hal itu membuat perlahan juniorku pun ngaceng. Seandainya aku bisa mencicipi dan melihat bagaimana bentuk payudaranya. Pasti sangat nikmat bagiku.


Apalagi sudah beberapa hari ini Peju di dalam juniorku belum kukeluarkan.


Tadinya kupikir hari ini akan seperti biasanya. Yaitu aku hanya bisa mencuri curi pandang ke tubuhnya saja. Namun ternyata dugaanku salah.


Semua itu berawal ketika posisi duduk kami yang bersebelahan. Saat terdapat beberapa lembar kertas yang berceceran di meja dan juga sofa. Kertas itu merupakan daftar tugas yang diberikan tanteku kepadaku.


Tanteku sendiri saat duduk di sebelahku. Saling sama2 menatap ke arah layar laptop. Namun ada sedikit jarak di antara kami.


Saat pandanganku terus fokus ke layar laptop. Aku saat itu hendak mengambil kertas yang berada di sampingku. Namun dalam kondisi mataku tetap fokus ke layar.


Sedangkan tanganku coba menjamah kertas yang ada di sofa. Namun secara tak sengaja bukan kertas yang kujamah oleh tanganku saat itu. Tapi malah kurasakan sesuatu yang sangat empuk tapi terbalut oleh kain.


Aku yang merasa aneh pun refleks melihat ke arah tanganku berada. Dan betapa terkejutnya aku ternyata saat ini tanganku sedang Meraba dan menjamah bagian sisi pantat milih Tante Astri.


Aku pun sempat melirik ke wajah Tante Astri sebentar. Lalu menarik tanganku dari pantatnya. Namun ada yang aneh ketika ku sekilas melirik ke arah wajahnya tadi.


Kulihat ekspresinya tiba2 sayu menatapku. Terlihat dari ekspresinya ia seperti sedang mencoba menahan sesuatu ketika tanganku tadi berada di bagian pantatnya.


" Ehh maaf banget Tante Iyan ga sengaja tadi Iyan mau ngambil kertas yang tadi maksudnya"


" Hmmpp.. iyahh yan ga apa2"


Kulihat dari suara jawabannya sendiri tiba2 berbeda. Suaranya menjadi lebih kecil dan seperti orang yang sedang tersipu malu. Aku sendiri sempat bingung dengan situasi ini.


Dan kulihat saat itu ternyata kertas yang aku cari. Sedang berada di genggaman Tante Astri. Pantas saja tadi aku meraba tidak ada.


" Ehh itu kertasnya yah Tante, Iyan boleh minjem ga?"


Tante pun justru sempat beberapa detik tidak menjawabku. Ia seperti masih memikirkan sesuatu. Sambil masih sedikit mengeluarkan ekspresi sayunya.


" Owhh ini.. nihh Yann"


Tiba2 situasi pun menjadi canggung. Dari yang awalnya kami aktif saling mengobrol satu sama lain. Tapi setelah kejadian tadi, sudah tidak ada lagi obrolan di antara kami.


Akupun lebih memilih pura2 fokus terhadap hal yang aku kerjakan. Sementara Tante kini mulai memainkan hpnya. Kami benar2 canggung saat itu hingga akhirnya Tante pun mengatakan sesuatu kepadaku.


" Yan, Tante mau ke kamar duluan yah, ada yang mau Tante kerjain. Lagian kamu juga udah mau selesai kan?"


" Hmm gituuu, iyaahh sih Tante udah ini juga beres"


" Yaudah nanti berkas2 ini kasih ke Tante aja yah kalo udah beres"


" Hmm okee Tante"


Setelah itu Tante pun langsung pergi ke lantai atas menuju kamarnya. Jujur saja aku merasa aneh dengan apa yang Tante lakukan.


Walaupun kami berada dalam situasi canggung tadi. Tapi aku ingat betul ekspresi wajahnya ketika aku menyentuh pantatnya tadi. Ahh sudahlah lebih baik kusegerakan tugas terakhir ini.


Kurang lebih 15 menit, akhirnya akupun selesai juga. Yaa rasanya memang sudah sangat malam saat itu. Kulihat jam sudah menunjukkan pukul 22:15.


Semua penghuni rumah pun kurasa sudah tidur kecuali aku Saja. Segera kubereskan kertas kertas yang berserakan. Kutumpuk menjadi satu dan aku berniat mengembalikannya ke kamar Tante.


Akupun mulai naik ke lantai dua dengan membawa berkas berkas di kedua tanganku. Kulihat ternyata saat itu pintu kamar Tante sedikit terbuka.


Kurasa tanteku pun sudah tertidur saat itu. Namun lupa menutup rapat pintunya. Akupun berniat masuk ke dalam kamarnya untuk menaruh berkas ini.


Awalnya aku berniat untuk berhati hati dalam masuk ke kamarnya. Karena takut nanti akan membangunkan tidurnya.


Namun begitu aku sudah hampir masuk ke dalam kamarnya, ternyata dugaanku berbeda dari yang sebelumnya.


Baru saja aku sedikit membuka pintunya agar lebih lebar. Pandanganku langsung menuju ke arah cahaya yang ada di pojok bagian dalam kamarnya. Dan aku terkejut dengan apa yang kulihat saat itu.


Kulihat di pojok kamar tanteku. Ada cahaya dari sebuah komputer yang terlihat olehku. Namun hal yang diperlihatkan layar komputer tersebutlah yang tidak kuduga.


Terlihat jelas olehku gambar sesuatu yang sangat tidak asing. Dan itu gambar yang juga aku miliki. Yaitu gambar sebuah penis yang bisa dibilang cukup besar.


Dan yang lebih mengejutkan lagi ada seseorang yang sedang duduk menggunakan kursi di depan layar komputer. Dan tentu saja setelah kulihat dengan jelas itu merupakan tanteku.


Dari sini aku bisa melihatnya dalam posisi miring. Namun yang membuatku terperangah adalah saat itu pakaiannya sudah acak-acakan. Kulihat satu tali daster sudah turun hingga ke setengah lengannya.


Hal itu membuat satu payudaranya semakin terlihat olehku. Posisi duduknya sendiri bukanlah duduk yang seperti biasanya. Ia terlihat membuka lebar kedua pahanya saat itu.


Namun sayang karena posisiku ini. Aku tidak bisa melihat lebih jelas bagian itu. Yang terlihat hanya setengah badannya saja.


Tak lama setelah itu, kulihat ia perlahan mulai kembali menurunkan tali dasternya yang tadi sudah ada di tengah2 lengannya. Kini ia mulai menurunkannya semakin bawah. Hingga akhirnya terlihat pemandangan yang sangat indah.


Akhirnya kini aku dapat melihat bagaimana bentuk payudara milik tanteku. Payudara yang cukup besar mungkin seukuran dengan teh Fira. Dan juga putingnya yang berwarna coklat.


Juniorkupun ngaceng melihat pemandangan di depanku ini. Akupun semakin penasaran dengan apa yang akan Tante lakukan.


Kurasa aku mengerti dengan tingkah anehnya tadi. Ternyata Tubuhnya sangat sensitif ketika tak sengaja kusentuh. Yang membuatnya kini akhirnya melakukan mastrubasi.


Hal itu menurutku wajar saja. Karena sudah 4 tahun Tante hidup menjanda tanpa belaian seorang lelaki. Jadi wajar saja apabila ia melakukan mastrubasi.


Namun yang sangat tak kusangka adalah tubuhnya yang begitu sensitif. Padahal tadi aku secara tidak sengaja dan sebentar saja menyentuh bagian pantatnya.


Aku pun kembali memperhatikan tanteku yang sedang mastrubasi ini. Dengan kondisi juniorku yang sudah ngaceng.


Kini iapun sedang meremas remas bagian payudaranya yang sudah terbuka tadi. Dengan satu tangannya masuk ke dalam daster bawahnya.


" Ahhh.. hmmpp"


Suara desahannya sayup sayup dapat kudengar saat itu. Dan untungnya tanteku belum menyadari keberadaanku yang kini berdiri di depan pintu kamarnya.


Beberapa menit kemudian, tangannya yang sedari tadi meremas payudaranya. Kini mulai beralih diarahkan ke meja. Dan iapun mencoba mengambil sesuatu.


Dan akupun sepertinya tau apa yang dia ambil itu. Bentuk yang tidak asing. Dan sering kulihat di video video bokep.


Yaa itu adalah dildo. Tak kusangka ternyata Tante Astri memiliki dildo untuk pemuas hasrat seksnya. Sepertinya ia memang sudah benar2 haus akan seks.


Setelah itu ia pun mulai mengarahkan dildo yang ia pegang ke depan mulutnya. Lalu setelah itu iapun mulai menjilati dildo tersebut.


Tentu saja aku yang melihat benar2 terperangah. Tak kusangka aku bisa melihat adegan ini dari tanteku sendiri. Perlahan satu tanganku mulai meremas juniorku dari balik celana.


Setelah itu iapun perlahan mulai memasukkan dildo yang ia pegang dari mulutnya pindah ke tubuh bagian bawahnya. Ia pun mulai memasukkan dildo tersebut ke bagian bawah dasternya.


Kulihat ia sangat menikmati apa yang ia lakukan. Tangan satunya pun tak ada hentinya meremas payudaranya.


Saat dirasa sudah pas, kulihat Tante Astri pun mulai menggerakkan tangannya yang satu lagi. Yang sedari tadi memegangi dildo tersebut. Ia pun mulai mendesah kembali.


" Ahhh.. ahh..."


Selama beberapa menit ia terus mendesah dan badannya pun bergerak tidak karuan. Hingga akhirnya tubuhnya tiba2 terlihat menggelinjang di atas kursi.


" Ahhhhhhh..."


Aku yakin tanteku akhirnya merasakan orgasmenya saat itu. Setelah itu ia pun terduduk lemas di kursi.


Setelah beberapa saat Tante pun bangkit dari kursinya. Dan mengambil posisi dimana satu tangannya bertumpu pada meja membelakangiku.


Hingga kini aku hanya bisa melihat tubuh bagian belakangnya yang tertutup daster.


Namun tak lama setelah itu ia pun mulai sedikit membungkuk. Lalu menaikkan daster bagian bawahnya hingga ke punggung. Sehingga kini terlihatlah sesuatu yang indah lainnya.


Terlihat pantatnya yang besar. Dengan kulitnya yang bewarna putih. Ahhh benar benar menggodaku.


Karena posisi ini, kepalanya pun sedikit ia tengokan ke belakang. Yang membuatku pun sedikit memundurkan tubuhku. Agar nanti tidak terlihat olehnya.


Setelah itu ia pun kembali mencoba memasukkan dildo yang ia pegang. Namun kini ia coba masukkan lewat belakang.


Ketika dildo tersebut bergesekan dengan belahan pantatnya. Membuat juniorku benar2 ngaceng maksimal. apalagi setelah melihat ekspresi sayu wajahnya saat itu.


Tak lama ia pun mencoba memasukkan dildo tersebut ke dalam. Iapun kembali mendesah ketika dildo tersebut ia keluar masukkan.


" Ahhhh.. ahhhh... Ahhh... Hmmpp"


Semakin lama temponya pun semakin bertambah. Dan desahannya pun semakin keras terdengar.


" Ahhh.. Enakk.. ahhhhhh"


Dan tak lama setelah beberapa menit akhirnya tubuhnya menggelinjang lagi. Namun yang tak kusangka adalah aku dapat melihat cairan menyemprot keluar dari dalam vaginanya.


" Ahhhhhhhhh..."


Yaa saat itu Tante Astri squirting. Kulihat tubuhnya langsung lemas saat itu. Aku yang melihat itu hanya bisa terperangah dibuatnya.


Setelah beberapa menit Tante Astri pun bangkit kembali. Dan merapikan pakaiannya. Kulihat dia pun langsung mematikan layar komputernya.


Aku yang melihat itupun segera menjauh dari kamar Tante Astri. Karena takut akan ketahuan. Berkas yang seharusnya kutaruh di kamarnya, kini menjadi kubawa ke kamarku.


Melihat pemandangan tak terduga tadi. Tentu saja membuat birahiku pun memuncak. Rasanya peju2 yang tertahan beberapa hari sudah harus kukeluarkan.


Akupun segera masuk ke kamarku. Dan langsung menaruh berkas tadi di mejaku. Setelah itu segera kurebahkan diriku di kasur.


Akupun terus memikirkan apa yang kulihat tadi. Dan juniorku pun sedari tadi masih mengeras. Perlahan akupun mulai menurunkan celanaku dan mengocoknya secara perlahan.


Namun disaat aku sedang mengocok juniorku. Aku teringat dengan apa yang dikatakan Nisa. Yaitu tentang dia yang menaruh cd-nya di tasku.


Akupun segera mencarinya di dalam tasku. Dan ternyata benar saja ada cd milik Nisa saat itu. Yang ia gunakan saat terakhir kami bersetubuh.


Birahiku pun semakin naik ketika melihat ini. Kuputuskan saat itu mengocok juniorku dengan cd milik Nisa.


Namun walaupun ini cd milik Nisa. Entah kenapa aku justru membayangkan Tante Astri lah yang sedang menjadi objek onaniku.


Aku membayangkan betapa nikmatnya apabila aku menyentuh payudaranya yang besar. Dan kujilati serta kusedot bagian putingnya. Ahh pasti benar2 nikmat.


Akupun membayangkan pantatnya yang besar tadi. Pasti terasa nikmat apabila aku melakukan pose doggy style dengan Tante Astri. Ditambah suara desahannya yang tadi, benar2 menggodaku.


Setelah beberapa menit, akhirnya akupun tak kuasa menahannya. Pejuku yang sudah berhari hari tak keluar. Akhirnya keluar juga dari juniorku.


Croottt... Croott... croottt...


Ahhh benar benar nikmat yang kurasakan saat itu. Akupun segera membersihkan Pejuku yang berceceran di kasur serta di tubuhku menggunakan cd milik nisa.


Namun saat aku sedang membersihkan peju2ku. Aku pun sedikit melirik ke arah pintu. Dan kulihat pintu sedikit terbuka.


Tunggu? Bukannya pintu tadi sudah kututup. Kenapa pintunya menjadi terbuka sedikit. Apakah tadi ada orang yang mengintipku.


Aku pun sedikit panik saat itu. Namun aku tetap berusaha berpikir positif. Mungkin memang aku saja yang saat itu lupa menutup pintu. Semoga begitu.


Singkat cerita pagi haripun tiba, setelah selesai mandi akupun segera turun ke lantai bawah untuk bergabung sarapan bersama yang lain.


Kulihat Nuri langsung tersenyum ketika melihatku mendekat ke arah meja makan. Tak biasanya Nuri tersenyum kepadaku seperti ini. Tanpa terlalu memperdulikannya akupun segera makan bersama dengan yang lain.


Nuri:" owhh iyahh Bu, temen aku keknya bentar lagi Dateng. Tadi dia ngabarin udah di jalan"


Tante:" hmm gituuu, udah sarapan belum dia?. Biar nanti sarapan bareng aja sama kita"


Nuri:" hmm ga tauu sihh aku belum tanya"


Tak lama Nuri berkata seperti itu terdengar suara bel rumah. Artinya ada tamu di luar. Nuri pun secara refleks langsung bangun dari kursinya dan pergi ke depan.


Yaa kurasa itu adalah teman dari Nuri yang datang. Kamipun melanjutkan makan kami. Hingga akhirnya Nuri datang kembali bersama temannya.


Nuri:" semuanya ini temen aku hehe"


Akupun langsung menoleh ke arah suara Nuri. Namun yang kulihat bukanlah sosok asing yang berdiri disamping Nuri. Kulihat orang itupun seperti terkejut ketika melihat ke arahku.


"Iyan?.."



" Putri?..."





- bersambung-
joss gandosss...uenak eee
 
Wihh siapa ya yg ngintip iyan ?? Klo tante astri kayaknya langsung tidur, klo nina jg engga deh. Fix nuri yg ngintip secara tiba² tadinya cuek langsung senyum gaje wkwk

Ditunggu kelanjutannya om :beer:
 
Status
Please reply by conversation.
Jav Toys
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd