Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.
-
Alamat alternatif sudah baru gan.
Bookmark alamat ini gan : https://bit.ly/ceksemprot
Atau buka dengan VPNIkuti alamat terbaru dari forum di : Follow Twitter @SemprotCom
DRAMA PERSONA (Famously Infamous part 1)
- Thread starter 194946060113
- Start date
- Status
194946060113
Semprot Lover
Hai suhu-suhu sekalian, rasa-rasanya tepini selalu menjadi kontroversi ya di mana-mana, termasuk di sini juga, karena itu newbie ngasi info aja kalo role tepini sama kaya judul chapternya, gitu aja, dan ya... Bisa dibilang dia juga bukan heroine di cerita ini gitu so rest assured yaw, dan sorry kalo ada yang berharap dia muncul huhu mungkin kalo newbie khilaf bisa aja ada lagi tapi kayanya nggak juga sih hahaha Mon maap
Sekalian ngasih tau ini spoiler next chapter, I decided to make a kind of special chapter this time. Maapin lama, lagi fokus gedein battlepass
Sekalian ngasih tau ini spoiler next chapter, I decided to make a kind of special chapter this time. Maapin lama, lagi fokus gedein battlepass
"Kak, kerasa loh." Dia senyum sambil tetep tiduran di samping gue.
"Apanya kerasa?"
"Punya kakak lah." Di luar dugaan, pahanya malah makin menginvasi selangkangan gue. Sekarang isi celana gue udah bersentuhan langsung dengan pahanya yang cuma ketutupan hotpants.
"Ya jelas kerasa lah, siapa juga yang nggak sange kalo ada cewek yang ngelus selangkangan gue pake paha." Gue makin dilema menghadapi tingkah dia yang makin random.
"Apanya kerasa?"
"Punya kakak lah." Di luar dugaan, pahanya malah makin menginvasi selangkangan gue. Sekarang isi celana gue udah bersentuhan langsung dengan pahanya yang cuma ketutupan hotpants.
"Ya jelas kerasa lah, siapa juga yang nggak sange kalo ada cewek yang ngelus selangkangan gue pake paha." Gue makin dilema menghadapi tingkah dia yang makin random.
Terakhir diubah:
tarikurat
Senpai Semprot
- Daftar
- 2 Oct 2017
- Post
- 769
- Like diterima
- 269
kalo chekhov's gun, berarti nanti dia harus muncul lagi dong hu?Hai suhu-suhu sekalian, rasa-rasanya tepini selalu menjadi kontroversi ya di mana-mana, termasuk di sini juga, karena itu newbie ngasi info aja kalo role tepini sama kaya judul chapternya, gitu aja, dan ya... Bisa dibilang dia juga bukan heroine di cerita ini gitu so rest assured yaw, dan sorry kalo ada yang berharap dia muncul huhumungkin kalo newbie khilaf bisa aja ada lagitapi kayanya nggak juga sih hahaha Mon maap
Sekalian ngasih tau ini spoiler next chapter, I decided to make a kind of special chapter this time. Maapin lama, lagi fokus gedein battlepass
"Kak, kerasa loh." Dia senyum sambil tetep tiduran di samping gue.
"Apanya kerasa?"
"Punya kakak lah." Di luar dugaan, pahanya malah makin menginvasi selangkangan gue. Sekarang isi celana gue udah bersentuhan langsung dengan pahanya yang cuma ketutupan hotpants.
"Ya jelas kerasa lah, siapa juga yang nggak sange kalo ada cewek yang ngelus selangkangan gue pake paha." Gue makin dilema menghadapi tingkah dia yang makin random.
ditunggu updatenya
Pelanpelan
Semprot Holic
- Daftar
- 3 Mar 2020
- Post
- 397
- Like diterima
- 170
Asik udah mau update lagi nih
Pelanpelan
Semprot Holic
- Daftar
- 3 Mar 2020
- Post
- 397
- Like diterima
- 170
Waduh tenggelam
Up dulu ahh
Up dulu ahh
194946060113
Semprot Lover
Side Chapter: Beloved
"Hoaaam gini amat dah mainnya OG, kirain bisa ngalahin Secret, eh keok juga," keluh gue ke layar hape pas liat OG kalah 3-0 di final turnamen DOTA. Udah OG kalah, kalahnya ama Secret lagi, malah bikin bete, walaupun mainnya yapzor GG parah sih emang.
"Eh kakak tumbenan ke sini, gada jadwal ngajar?" Kata Shani yang barusan dateng.
"Nggak Shan, tadi gue ada urusan makanya ke sini, kayanya lu deh yg lebih tumben dateng jam segini padahal latiannya masi lama."
"Ini kak aku lagi janjian sama Gre mau bikin konten buat YouTube, kakak udah ketemu dia?"
"Belum si, dari tadi gue nggak ketemu anak2 sebelum lu."
"Haduh lama banget si Gre sampenya." Shani terus ngehubungin Gracia tapi tetep nggak ada jawaban.
Beberapa saat kemudian baru Gracia dateng sambil ngos-ngosan,
"Sorry kak aku-- aku--"
"Nih minum dulu, atur nafas bentar." Gue suruh dia duduk sambil ngasihin minuman ke dia.
"Sorry ci, aku gatau tadi ada macet parah banget, tau-tau udah telat aja maaf bangettt." Shani awalnya keliatan bete tapi setelah satu helaan nafas raut mukanya keliatan bahagia lagi.
"Yaudah gapapa, namanya juga musibah, udah yuk siap-siap."
"Oke kak ayo! Duluan ya kak, kita mau bikin konten dulu, ini kak minumannya."
"Udah ambil aja, tanggung."
"Oh makasih loh kak! Duluan yaaa." Gracia dan Shani lalu pergi ke lantai atas sementara gue balik lagi nontonin Dota.
Sekitar satu jam kemudian Shani dan Gracia balik lagi ke meja tempat gue berdiam tadi, tapi sekarang muka mereka keliatan lebih seger dari tadi.
"Abis bikin konten make-up?"
"Hah? nggak lah kak."
"Terus itu?" Gue membuat gestur menunjuk wajah gue buat nanyain make-up mereka, tapi Gre dan Shani keliatan bingung sama pertanyaan gue. "Haduh... Ituloh kok kalian make-upnya lebih keliatan daripada sebelumnya."
"Oooh gitu..." Ucap Gracia dan Shani serentak. "Kita tadi habis challenge kak, terus mukanya kotor, jadinya kita cuci muka deh sekalian make-up lagi," kata Gracia.
"Oh konten kalian itu challenge? Baru tau gue..."
"Ketauan kan kalo nggak subscribe." Wajah galak Shani kembali, matanya ngelirik tajam ke gue. Gue cuma bisa cengengesan ngadepin tatapannya itu
"Hehehehehe ya maap dong, kan gue nggak subscribe selain game."
"Yaudah sini mana hapenya." Belum sempet gue bales omongannya hape gue udah diambil aja sama Shani. Gue jadi ngerasa kaya cowok diposesifin pacarnya sekarang.
"Nih, udah aku subscribe-in Greshan TV, JKT48, JKT48 TV sama semua member yang punya channel," kata Shani sambil balikin hape gue.
"Eh emang ada banyak? Kirain kalian doang yang punya..."
"Banyak tau kaaak, ada kita, Meme, Pucchi, Sisca, Desy juga, terus unit akustik juga punya sendiri." Gracia jelasin dengan panjang lebar tentang konten para member-member tadi, juga tentang konten podcast psikologi dari Beby. Denger penjelasan mereka gue jadi pingin liat konten-konten mereka.
Selesai cerita-cerita mereka langsung ninggalin gue buat latihan. Selesai nonton video gue langsung siap-siap pengen pulang, tapi entah kenapa gue pingin nonton latian KIII. Gue langsung ke ruang latihan. Di sana, gue liat pemandangan yang agak ganjil. Ada satu cewek yang cuma ngeliatin member lainnya latihan sambil textbook entah pelajaran apa.
"Ngeliatin aja, nggak ikut latihan?" Gue tepuk bahu cewek ini dari belakang, dia boleh ke gue dan gue sadar gue barusan ngelakuin hal bego.
"Eh Pucchi??? Sorry sorry gue gatau aduh bego gue." Yang gue tepuk tadi adalah Pucchi, salah satu member yang gue omongin tadi, yang punya YouTube. Gue denger dia udah mau grad karena cedera kakinya yang bikin dia gabisa nge-dance.
"Haha apaan sih kak biasa aja kali." Si Pucchi keliatan sante sambil balik ngeliatin anak-anak. "Lusa udah nggak ke sini lagi kak, makanya dipuas-puasin ."
"Eh, lusa grad?"
"Iya kak, kenapa?"
"Nggak, nggakpapa kok hehe..." Gue memutuskan buat nggak membahasnya lebih jauh.
Setelah itu kita berdua ngobrol, ternyata dia ke sini karena bosen di rumah dan kosan. Selain ngobrol gue juga bantuin dia ngerjain tugas ekonominya yang harus pake bahasa Inggris banget ngerjainnya.
"Eh kak, ternyata gue masih ada tugas lagi nih kak tapi bukunya ketinggalan di kosan, mau nganterin gue ke kosan nggak kak? Ntar gue masakin deh, mau ya?" Pintanya sambil terlihat memelas.
"Uh... Gimana ya... Okedeh, mau balik kapan?" Sebenernya gue nggak tertarik sama tawaran masaknya dia, tapi karena dia mohon-mohon ke gue, gue jadi ngerasa gaenak juga jadinya.
"Sekarang aja yuk kak?"
"Okay then." Gue lalu ijin pulang ke anak-anak KIII. Pas gue say good bye ke mereka, keliatan kalo ada yang ngerespon gue aneh, utamanya si Gita. Gue jadi agak concern sama dia, sejak hari pecah perawannya itu dia jadi agak manja ke gue... Entahlah itu bener atau perasaan gue doang.
---
Sekarang gue sedang duduk santai di kosannya Pucchi. Kosan dia bagus juga walaupun minimalis. Sementara gue duduk santai si Pucchi masih keliatan ribet nyariin textbook tugasnya dia. Udah sekitar 10 menit nyari, tapi masih nggak nemu-nemu juga.
"Aduh kak, keknya buku gue ada di rumah deh, gimana ya..." Kata Pucchi sambil masih terlihat panik.
"Ya... Ambil ke sana kan?"
"Anterin gue ke rumah dong kak... Pliiss..."
"Hmm... Yaudah deh, ayo." Gue nggak kuasa buat nolak permintaan dia karena wajahnya yang keliatan memelas.
---
"Atas kak cover!"
"Iya gue sama thamuz ke atas kok ini, lu aman nggak di mid?"
"Aman kok, gue nge-cover karrie."
Beberapa menit kemudian...
"Gila menang loh kita kak! Gak nyangka gue." Puti bernafas lega setelah permainan tadi menguras emosi dan konsentrasi saking intense-nya.
"Tuh kan, percaya nggak gue pake Estes?"
"Wah gila si lu kak, biasanya orang pake Estes bego tapi lu bisa jago gitu, thamuz-nya berasa nggak bisa mati gitu."
"Udah gue bilang kan gue jago Estes. Percaya kan? Udah, itu udah menang cepetan ambil bukunya."
"Oh iya kak sampe lupa gue saking serunya hahaha yaudah gue ambil buku bentar ya kak."
Tadi gue berniat mau makan terus bantuin dia doang, tapi karena tadi gue diajakin main ML jadinya gue nggak bisa menolak karena emang gue tertarik juga. Jadinya gitu deh, gue mabar, dan untungnya sekali doang udah menang jadi nggak buang-buang waktu.
"Lama banget deh ini anak, udah 5 menit gue tungguin dia nggak turun juga," batin gue yang mulai nggak sabar. Untuk membunuh kebosanan akhirnya gue liat-liat rumah dia.
Rumah Pucchi luas, banget udah gitu tamannya luas dan di tengahnya ada gazebo yang bikin keliatan nyaman buat disinggahi. Keliatan kalo anak orang kaya sih. Tapi anehnya di rumah segede ini gue nggak ngeliat ada satu orangpun selain kita berdua, agak horror sih, biasanya kan skema-skema gini terjadi di film horror atau film... Action. Ya, rasanya gue bakalan tarung sama Pucchi. Duh ngomong apaan dah gue.
"Kak? Lu di mana? Ini loh bukunya?" Teriak Pucchi dari dalam rumah, guepun kembali ke ruang tamu lagi. Ternyata dia ganti baju juga tadi, pantesan lama. Sekarang dia pake baju yang lebih santai dengan tanktop abu-abu dan hotpants hitamnya.
"Eh... Gue abis liat2 keluar, liat taman rumah lu bagus hehe..." Gue memasang senyum agak awkward. "Eh btw orang rumah pada ke mana? Kok sepi amat?"
"Orang rumah pada nginep di rumah sakit kak, ada sodara lagi sakit," balas Pucchi singkat.
"Oh... Hehehehehehe..." Gue ngerasa makin awkward tau kalo gue berdua doang di rumah ini sama dia. "U--uhh yaudah deh langsung aja, mana yang butuh lu terjemahin?"
Ternyata textbook-nya di Pucchi nggak sesusah yang gue pikir. Walaupun istilah-istilah yang dipake lumayan teknis tapi gue bisa jelasin maksud dari bukunya, tentunya dengan bantuan si Pucchi dan Googling dikit sih hehehehe... Tapi dibalik semua itu ada satu hal yang menurut gue amat sangat mengganggu kelancaran gue yaitu... Pucchi.
Ya, kalian nggak salah baca, si Pucchi adalah salah satu (atau mungkin satu-satunya) kesulitan gue dalam ngelakuin kerjaan gue. Sedari waktu gue mulai ngerjain bukunya, dia jadi ngedeket ke gue, dan deketnya sampe tete dia nempel ke bahu gue. Ditambah pakaiannya yang cukup bikin tergoda, ditambah lagi kondisi kita berdua sendirian di rumahnya dia, bikin gue ngerasa dunia sedang berkonspirasi biar gue tergoda sama Pucchi.
Dengan keadaan tergoda setengah mati, gue berhasil bantuin Pucchi sampe tugasnya selesai. Begitu selesai bantuin dia gue langsung ijin pulang tapi dihalangin sama dia, Pucchi beralasan pingin ngasih gue tart buatannya. Sebuah tawaran yang gak bisa gue tolak lagi karena gaenak juga sama dia.
"Eh tapi gue ke taman lu ya, ngadem dikit. Panas banget gue."
"Oke ntar gue anterin ke situ kak, makasih lagi ya!" Lalu dia menuju ke dapur dan gue segera ke taman rumahnya lagi.
Sebenernya gue nggak ngerasa kepanasan sama sekali di dalem tadi, tapi godaan tadi yang bikin dada gue panas banget, karena sange. Gue takut bakalan ngapa-ngapain dia ntar kalo kebawa hawa nafsu di sana. Jadi gue ngadem aja di gazebonya. Gue langsung tiduran di gazebonya.
"Kak? Kak?" Tepukan Pucchi di pinggang gue bikin gue sedikit sadar, ternyata gue ketiduran di gazebo tadi.
"Duh kasihan lu kak udah nganterin gue ke mana-mana hari ini." Gue masih belum membuka mata karena masih ngantuk berat.
Tiba-tiba, suara dari Pucchi hilang, lalu gue bisa ngerasain ada orang yang tidur di depan gue. Gue makin bergidik ngerasain hembusan nafasnya berasa dekat dengan wajah gue. Ngapain Pucchi tidur depan gue sih?!!?
Pucchi semakin mendekat ke gue sampe badan kita saling menempel satu sama lain. Gue berusaha tetep pura-pura tidur, berusaha menenangkan diri tapi respon badan gue berkata sebaliknya, nafas gue makin memburu dan...
"Kak, kerasa loh." Dia senyum sambil tetep tiduran di samping gue.
"Apanya kerasa?" Gue akhirnya membalas pertanyaan Pucchi walaupun masih menutup mata
"Punya kakak lah." Di luar dugaan, pahanya malah makin menginvasi selangkangan gue. Sekarang badan kita bener-bener berdempetan, selangkangan kita sekarang hanya dibatasi bawahan masing-masing, lalu Pucchi perlahan ngelus selangkangan gue dengan pahanya.
"Ya jelas kerasa lah, siapa juga yang nggak sange kalo ada cewek yang ngelus selangkangan gue pake paha," batin gue sambil terdiam. Gue makin dilema menghadapi tingkah dia yang makin random.
"Kaaak... Buka mata dooong..." Rengek Pucchi yang mirip bocah ngajak main. Akhirnya gue beranikan diri buat buka mata. Sesuai dugaan, di depan gue ada Pucchi yang berjarak kurang dari satu jengkal di hadapan gue. Matanya keliatan excited dan nafasnya makin nggak beraturan.
Hal selanjutnya yang terjadi bener-bener di luar ekspektasi gue. Dia nyium gue dengan liar, bikin gue kecolongan dan cuma membeku di depannya. Beberapa saat kemudian akhirnya gue mulai menguasai diri... Atau lebih tepatnya nafsu gue yang menguasai diri.
Gue langsung membalas ciuman Pucchi dengan jauh lebih ganas lagi. Mulut gue menyedot lidah Pucchi yang sedari tadi mencoba masuk ke mulut gue. Di samping permainan mulut kita berdua, tangan kami juga saling menggoda satu sama lain. Tangan gue menjamah kasar payudara Pucchi, si biang kerok hari ini. Gue remes kasar kedua payudara dia yang lumayan gede, sampe akhirnya gue menyingkap tanktop dan bra dia, menunjukkan bagian wanita yang paling gue suka, tanpa buang waktu gue langsung nyusu ke Pucchi.
"Sshhh... Kakhh... Aduhhhh... Iiih..." Desah Pucchi saat gue mempermainkan kedua payudaranya. Tangan Pucchi, entah refleks atau sadar, mulai mengelus-elus selangkangan gue. Nggak mau kalah, tangan gue juga perlahan menyasar selangkangannya. Bedanya, gue menyelipkan tangan gue ke dalam hotpants-nya.
"Kak mmh... Buka aja gapapa sihh..." Desah Pucchi saat gue kesusahan menyelipkan tangan ke dalem hotpants-nya.
Dikasih sinyal gitu gue langsung narik hotpants Pucchi ke bawah. Pucchi cuma pasrah dengan perlakuan gue dan sekarang bagian bawah tubuhnya terekspos, dengan vagina yang keliatan mengkilat karena basah.
"Gue masukin ya?" Kata gue nggak sabar pingin nyicipin tubuh dia.
"Pelan yah kak..." Bisik manja Pucchi ke telinga gue.
Gue langsung masukin penis gue. Si Pucchi menggelinjang kegelian sambil kedua tangannya memeluk gue erat.
"Mmmhh... Kaaaaak..." Pucchi mengerang keenakan saat penis gue masuk seutuhnya ke dalam vaginanya. Hal berbeda yang gue rasain adalah pas gue masukin penis gue tadi, gue nggak ngerasain ada penghalang di dalem vaginanya.
"Ah berarti udah sering main nih si Pucchi," kata gue dalam batin. Gue mulai nggenjot Pucchi dengan tempo lambat dalam posisi misionaris. Si Pucchi cuma merem melek sambil masih menikmati permainan gue. Biar nggak nganggur, gue cium bibirnya yang mendapat perlawanan lebih ganas dari Pucchi. Sekarang Pucchi yang lebih agresif dengan memainkan lidah gue, bahkan sesekali dia gigit lembut bibir gue, yang bikin gue makin naik.
"Kakhhh... Gue di atas dong hhh..." Gue langsung ngelepas penis gue dan pindah posisi. Sekarang Pucchi yang duduk di atas gue. Tanpa ba-bi-bu dia langsung pasang rpm tinggi dengan satu tangan pegangan ke gue dan tangan lainnya ngremesin payudaranya sendiri. Gue yang gemes langsung ngeremes payudara dia yang satu lagi. Jujur ini baru pertama kali gue main dengan tempo secepet ini.
"Kak... Kak... Kak... KAK!" Tiba-tiba Pucchi berteriak dan seluruh tubuhnya mengejang, ya, dia orgasme.
"Gila lu puc, kalo orang-orang tau gimana." Gue terkekeh dengan suara teriakannya yang keras tadi.
"Bodo kak, yang penting enak." Tangan Pucchi memainkan vaginanya lalu menghisap tangannya yang berlumuran cairan cintanya. "Lanjut nggak lu?"
"Yeee masih tanggung gini, lanjut lah. Doggy ya?" Pucchi mengangguk lalu gue turunkan kakinya dari gazebo dan mengambil posisi berdiri. Gue masukkan lagi penis gue ke vaginanya yang sekarang lebih licin karena sisa orgasmenya tadi. Sekarang, gue langsung nggenjot dia dengan kecepatan tinggi karena nafsu gue udah di ubun-ubun.
"Ah puc enak banget lu oh fuck!" Gue mulai meracau karena saking enaknya si Pucchi. Gue tarik badan Pucchi agar lebih tegak lalu gue remesin kedua payudaranya dari belakang. Pucchi cuma bisa mendesah lagi dan lagi, bikin gue makin beringas.
"Puc gue mau keluar puc, keluar dalem ye." Kata gue di tengah nafsu gue yang membara.
"J-- jangan kakhhh... Aku gatauhhh.... Tanggal.... Ah... Mmmhh kaaak..." Pucchi mulai meracau lagi karena gue menstimulasi seluruh badan dia. Karena gue masih menyisakan sedikit otak gue. Begitu gue mau keluar, gue cabut penis gue dan ngeluarin sperma gue di punggung dan sedikit ke bokong Pucchi.
"Hah... Gila Puc, baru pertama gue doggy ternyata enak ye." Kata gue seusai mengistirahatkan diri sejenak.
"Hahaha sama kak... Pertama gue main sama cowok, enak juga ya." Pucchi tertawa kecil sambil tiduran dengan tubuh telanjang.
"Hahahahaha... Hah maks--"
"Yuk kak masuk udah mulai dingin loh, temenin gue tidur ya." Pucchi memunguti pakaiannya dan masuk ke dalam rumah. Gue yang terdiam seribu bahasa cuma bisa ngikutin dia ke dalem rumah.
Setelah bersih-bersih gue ditarik Pucchi ke kamarnya. Gue dan Pucchi langsung merebahkan diri ke kasur, ingin beristirahat setelah pergumulan yang luar biasa buat gue.
"Eh lu nggak ngadain grad di teater ya?"
"Iya kak, kondisi gue bener-bener nggak bisa buat nari." Kita berdua terdiam lalu dia tiba-tiba terisak. "Kira-kira orang-orang masih ada yang sayang sama gue nggak ya kak? Gue udah nyusahin semuanya, dari member, fans, orang JOT juga..."
"You'll always be loved. Percaya omongan gue." Gue langsung memeluk Pucchi dari belakang, tapi dia balik badan dan membalas pelukan gue.
"Iya..." Dia terdiam dalam pelukan gue. "Lu emang anget gini ya kak badannya?"
"Iya, dari dulu, kenape?"
"Enak tidur sambil meluk lu kak."
"Yaudah, nighty night," lalu gue memejamkan mata.
--
Hari graduation Pucchi merupakan hari yang sangat berbeda bagi fans JKT karena ini pertama kalinya graduation online digelar dan bisa dilihat semua orang. Di acara itu Pucchi keliatan anggun dengan gaun warna putih. Gue liat dia yang berani mengungkapkan semua isi hatinya dari awal sampe sekarang. Gue bisa liat banyak komentar yang menyemangati Pucchi agar kuat menjalani operasinya.
"Tuhkan, gue bilang juga apa." Gumam gue sendiri setelah melihat acara graduation itu.
"Hoaaam gini amat dah mainnya OG, kirain bisa ngalahin Secret, eh keok juga," keluh gue ke layar hape pas liat OG kalah 3-0 di final turnamen DOTA. Udah OG kalah, kalahnya ama Secret lagi, malah bikin bete, walaupun mainnya yapzor GG parah sih emang.
"Eh kakak tumbenan ke sini, gada jadwal ngajar?" Kata Shani yang barusan dateng.
"Nggak Shan, tadi gue ada urusan makanya ke sini, kayanya lu deh yg lebih tumben dateng jam segini padahal latiannya masi lama."
"Ini kak aku lagi janjian sama Gre mau bikin konten buat YouTube, kakak udah ketemu dia?"
"Belum si, dari tadi gue nggak ketemu anak2 sebelum lu."
"Haduh lama banget si Gre sampenya." Shani terus ngehubungin Gracia tapi tetep nggak ada jawaban.
Beberapa saat kemudian baru Gracia dateng sambil ngos-ngosan,
"Sorry kak aku-- aku--"
"Nih minum dulu, atur nafas bentar." Gue suruh dia duduk sambil ngasihin minuman ke dia.
"Sorry ci, aku gatau tadi ada macet parah banget, tau-tau udah telat aja maaf bangettt." Shani awalnya keliatan bete tapi setelah satu helaan nafas raut mukanya keliatan bahagia lagi.
"Yaudah gapapa, namanya juga musibah, udah yuk siap-siap."
"Oke kak ayo! Duluan ya kak, kita mau bikin konten dulu, ini kak minumannya."
"Udah ambil aja, tanggung."
"Oh makasih loh kak! Duluan yaaa." Gracia dan Shani lalu pergi ke lantai atas sementara gue balik lagi nontonin Dota.
Sekitar satu jam kemudian Shani dan Gracia balik lagi ke meja tempat gue berdiam tadi, tapi sekarang muka mereka keliatan lebih seger dari tadi.
"Abis bikin konten make-up?"
"Hah? nggak lah kak."
"Terus itu?" Gue membuat gestur menunjuk wajah gue buat nanyain make-up mereka, tapi Gre dan Shani keliatan bingung sama pertanyaan gue. "Haduh... Ituloh kok kalian make-upnya lebih keliatan daripada sebelumnya."
"Oooh gitu..." Ucap Gracia dan Shani serentak. "Kita tadi habis challenge kak, terus mukanya kotor, jadinya kita cuci muka deh sekalian make-up lagi," kata Gracia.
"Oh konten kalian itu challenge? Baru tau gue..."
"Ketauan kan kalo nggak subscribe." Wajah galak Shani kembali, matanya ngelirik tajam ke gue. Gue cuma bisa cengengesan ngadepin tatapannya itu
"Hehehehehe ya maap dong, kan gue nggak subscribe selain game."
"Yaudah sini mana hapenya." Belum sempet gue bales omongannya hape gue udah diambil aja sama Shani. Gue jadi ngerasa kaya cowok diposesifin pacarnya sekarang.
"Nih, udah aku subscribe-in Greshan TV, JKT48, JKT48 TV sama semua member yang punya channel," kata Shani sambil balikin hape gue.
"Eh emang ada banyak? Kirain kalian doang yang punya..."
"Banyak tau kaaak, ada kita, Meme, Pucchi, Sisca, Desy juga, terus unit akustik juga punya sendiri." Gracia jelasin dengan panjang lebar tentang konten para member-member tadi, juga tentang konten podcast psikologi dari Beby. Denger penjelasan mereka gue jadi pingin liat konten-konten mereka.
Selesai cerita-cerita mereka langsung ninggalin gue buat latihan. Selesai nonton video gue langsung siap-siap pengen pulang, tapi entah kenapa gue pingin nonton latian KIII. Gue langsung ke ruang latihan. Di sana, gue liat pemandangan yang agak ganjil. Ada satu cewek yang cuma ngeliatin member lainnya latihan sambil textbook entah pelajaran apa.
"Ngeliatin aja, nggak ikut latihan?" Gue tepuk bahu cewek ini dari belakang, dia boleh ke gue dan gue sadar gue barusan ngelakuin hal bego.
"Eh Pucchi??? Sorry sorry gue gatau aduh bego gue." Yang gue tepuk tadi adalah Pucchi, salah satu member yang gue omongin tadi, yang punya YouTube. Gue denger dia udah mau grad karena cedera kakinya yang bikin dia gabisa nge-dance.
"Haha apaan sih kak biasa aja kali." Si Pucchi keliatan sante sambil balik ngeliatin anak-anak. "Lusa udah nggak ke sini lagi kak, makanya dipuas-puasin ."
"Eh, lusa grad?"
"Iya kak, kenapa?"
"Nggak, nggakpapa kok hehe..." Gue memutuskan buat nggak membahasnya lebih jauh.
Setelah itu kita berdua ngobrol, ternyata dia ke sini karena bosen di rumah dan kosan. Selain ngobrol gue juga bantuin dia ngerjain tugas ekonominya yang harus pake bahasa Inggris banget ngerjainnya.
"Eh kak, ternyata gue masih ada tugas lagi nih kak tapi bukunya ketinggalan di kosan, mau nganterin gue ke kosan nggak kak? Ntar gue masakin deh, mau ya?" Pintanya sambil terlihat memelas.
"Uh... Gimana ya... Okedeh, mau balik kapan?" Sebenernya gue nggak tertarik sama tawaran masaknya dia, tapi karena dia mohon-mohon ke gue, gue jadi ngerasa gaenak juga jadinya.
"Sekarang aja yuk kak?"
"Okay then." Gue lalu ijin pulang ke anak-anak KIII. Pas gue say good bye ke mereka, keliatan kalo ada yang ngerespon gue aneh, utamanya si Gita. Gue jadi agak concern sama dia, sejak hari pecah perawannya itu dia jadi agak manja ke gue... Entahlah itu bener atau perasaan gue doang.
---
Sekarang gue sedang duduk santai di kosannya Pucchi. Kosan dia bagus juga walaupun minimalis. Sementara gue duduk santai si Pucchi masih keliatan ribet nyariin textbook tugasnya dia. Udah sekitar 10 menit nyari, tapi masih nggak nemu-nemu juga.
"Aduh kak, keknya buku gue ada di rumah deh, gimana ya..." Kata Pucchi sambil masih terlihat panik.
"Ya... Ambil ke sana kan?"
"Anterin gue ke rumah dong kak... Pliiss..."
"Hmm... Yaudah deh, ayo." Gue nggak kuasa buat nolak permintaan dia karena wajahnya yang keliatan memelas.
---
"Atas kak cover!"
"Iya gue sama thamuz ke atas kok ini, lu aman nggak di mid?"
"Aman kok, gue nge-cover karrie."
Beberapa menit kemudian...
"Gila menang loh kita kak! Gak nyangka gue." Puti bernafas lega setelah permainan tadi menguras emosi dan konsentrasi saking intense-nya.
"Tuh kan, percaya nggak gue pake Estes?"
"Wah gila si lu kak, biasanya orang pake Estes bego tapi lu bisa jago gitu, thamuz-nya berasa nggak bisa mati gitu."
"Udah gue bilang kan gue jago Estes. Percaya kan? Udah, itu udah menang cepetan ambil bukunya."
"Oh iya kak sampe lupa gue saking serunya hahaha yaudah gue ambil buku bentar ya kak."
Tadi gue berniat mau makan terus bantuin dia doang, tapi karena tadi gue diajakin main ML jadinya gue nggak bisa menolak karena emang gue tertarik juga. Jadinya gitu deh, gue mabar, dan untungnya sekali doang udah menang jadi nggak buang-buang waktu.
"Lama banget deh ini anak, udah 5 menit gue tungguin dia nggak turun juga," batin gue yang mulai nggak sabar. Untuk membunuh kebosanan akhirnya gue liat-liat rumah dia.
Rumah Pucchi luas, banget udah gitu tamannya luas dan di tengahnya ada gazebo yang bikin keliatan nyaman buat disinggahi. Keliatan kalo anak orang kaya sih. Tapi anehnya di rumah segede ini gue nggak ngeliat ada satu orangpun selain kita berdua, agak horror sih, biasanya kan skema-skema gini terjadi di film horror atau film... Action. Ya, rasanya gue bakalan tarung sama Pucchi. Duh ngomong apaan dah gue.
"Kak? Lu di mana? Ini loh bukunya?" Teriak Pucchi dari dalam rumah, guepun kembali ke ruang tamu lagi. Ternyata dia ganti baju juga tadi, pantesan lama. Sekarang dia pake baju yang lebih santai dengan tanktop abu-abu dan hotpants hitamnya.
"Eh... Gue abis liat2 keluar, liat taman rumah lu bagus hehe..." Gue memasang senyum agak awkward. "Eh btw orang rumah pada ke mana? Kok sepi amat?"
"Orang rumah pada nginep di rumah sakit kak, ada sodara lagi sakit," balas Pucchi singkat.
"Oh... Hehehehehehe..." Gue ngerasa makin awkward tau kalo gue berdua doang di rumah ini sama dia. "U--uhh yaudah deh langsung aja, mana yang butuh lu terjemahin?"
Ternyata textbook-nya di Pucchi nggak sesusah yang gue pikir. Walaupun istilah-istilah yang dipake lumayan teknis tapi gue bisa jelasin maksud dari bukunya, tentunya dengan bantuan si Pucchi dan Googling dikit sih hehehehe... Tapi dibalik semua itu ada satu hal yang menurut gue amat sangat mengganggu kelancaran gue yaitu... Pucchi.
Ya, kalian nggak salah baca, si Pucchi adalah salah satu (atau mungkin satu-satunya) kesulitan gue dalam ngelakuin kerjaan gue. Sedari waktu gue mulai ngerjain bukunya, dia jadi ngedeket ke gue, dan deketnya sampe tete dia nempel ke bahu gue. Ditambah pakaiannya yang cukup bikin tergoda, ditambah lagi kondisi kita berdua sendirian di rumahnya dia, bikin gue ngerasa dunia sedang berkonspirasi biar gue tergoda sama Pucchi.
Dengan keadaan tergoda setengah mati, gue berhasil bantuin Pucchi sampe tugasnya selesai. Begitu selesai bantuin dia gue langsung ijin pulang tapi dihalangin sama dia, Pucchi beralasan pingin ngasih gue tart buatannya. Sebuah tawaran yang gak bisa gue tolak lagi karena gaenak juga sama dia.
"Eh tapi gue ke taman lu ya, ngadem dikit. Panas banget gue."
"Oke ntar gue anterin ke situ kak, makasih lagi ya!" Lalu dia menuju ke dapur dan gue segera ke taman rumahnya lagi.
Sebenernya gue nggak ngerasa kepanasan sama sekali di dalem tadi, tapi godaan tadi yang bikin dada gue panas banget, karena sange. Gue takut bakalan ngapa-ngapain dia ntar kalo kebawa hawa nafsu di sana. Jadi gue ngadem aja di gazebonya. Gue langsung tiduran di gazebonya.
"Kak? Kak?" Tepukan Pucchi di pinggang gue bikin gue sedikit sadar, ternyata gue ketiduran di gazebo tadi.
"Duh kasihan lu kak udah nganterin gue ke mana-mana hari ini." Gue masih belum membuka mata karena masih ngantuk berat.
Tiba-tiba, suara dari Pucchi hilang, lalu gue bisa ngerasain ada orang yang tidur di depan gue. Gue makin bergidik ngerasain hembusan nafasnya berasa dekat dengan wajah gue. Ngapain Pucchi tidur depan gue sih?!!?
Pucchi semakin mendekat ke gue sampe badan kita saling menempel satu sama lain. Gue berusaha tetep pura-pura tidur, berusaha menenangkan diri tapi respon badan gue berkata sebaliknya, nafas gue makin memburu dan...
"Kak, kerasa loh." Dia senyum sambil tetep tiduran di samping gue.
"Apanya kerasa?" Gue akhirnya membalas pertanyaan Pucchi walaupun masih menutup mata
"Punya kakak lah." Di luar dugaan, pahanya malah makin menginvasi selangkangan gue. Sekarang badan kita bener-bener berdempetan, selangkangan kita sekarang hanya dibatasi bawahan masing-masing, lalu Pucchi perlahan ngelus selangkangan gue dengan pahanya.
"Ya jelas kerasa lah, siapa juga yang nggak sange kalo ada cewek yang ngelus selangkangan gue pake paha," batin gue sambil terdiam. Gue makin dilema menghadapi tingkah dia yang makin random.
"Kaaak... Buka mata dooong..." Rengek Pucchi yang mirip bocah ngajak main. Akhirnya gue beranikan diri buat buka mata. Sesuai dugaan, di depan gue ada Pucchi yang berjarak kurang dari satu jengkal di hadapan gue. Matanya keliatan excited dan nafasnya makin nggak beraturan.
Hal selanjutnya yang terjadi bener-bener di luar ekspektasi gue. Dia nyium gue dengan liar, bikin gue kecolongan dan cuma membeku di depannya. Beberapa saat kemudian akhirnya gue mulai menguasai diri... Atau lebih tepatnya nafsu gue yang menguasai diri.
Gue langsung membalas ciuman Pucchi dengan jauh lebih ganas lagi. Mulut gue menyedot lidah Pucchi yang sedari tadi mencoba masuk ke mulut gue. Di samping permainan mulut kita berdua, tangan kami juga saling menggoda satu sama lain. Tangan gue menjamah kasar payudara Pucchi, si biang kerok hari ini. Gue remes kasar kedua payudara dia yang lumayan gede, sampe akhirnya gue menyingkap tanktop dan bra dia, menunjukkan bagian wanita yang paling gue suka, tanpa buang waktu gue langsung nyusu ke Pucchi.
"Sshhh... Kakhh... Aduhhhh... Iiih..." Desah Pucchi saat gue mempermainkan kedua payudaranya. Tangan Pucchi, entah refleks atau sadar, mulai mengelus-elus selangkangan gue. Nggak mau kalah, tangan gue juga perlahan menyasar selangkangannya. Bedanya, gue menyelipkan tangan gue ke dalam hotpants-nya.
"Kak mmh... Buka aja gapapa sihh..." Desah Pucchi saat gue kesusahan menyelipkan tangan ke dalem hotpants-nya.
Dikasih sinyal gitu gue langsung narik hotpants Pucchi ke bawah. Pucchi cuma pasrah dengan perlakuan gue dan sekarang bagian bawah tubuhnya terekspos, dengan vagina yang keliatan mengkilat karena basah.
"Gue masukin ya?" Kata gue nggak sabar pingin nyicipin tubuh dia.
"Pelan yah kak..." Bisik manja Pucchi ke telinga gue.
Gue langsung masukin penis gue. Si Pucchi menggelinjang kegelian sambil kedua tangannya memeluk gue erat.
"Mmmhh... Kaaaaak..." Pucchi mengerang keenakan saat penis gue masuk seutuhnya ke dalam vaginanya. Hal berbeda yang gue rasain adalah pas gue masukin penis gue tadi, gue nggak ngerasain ada penghalang di dalem vaginanya.
"Ah berarti udah sering main nih si Pucchi," kata gue dalam batin. Gue mulai nggenjot Pucchi dengan tempo lambat dalam posisi misionaris. Si Pucchi cuma merem melek sambil masih menikmati permainan gue. Biar nggak nganggur, gue cium bibirnya yang mendapat perlawanan lebih ganas dari Pucchi. Sekarang Pucchi yang lebih agresif dengan memainkan lidah gue, bahkan sesekali dia gigit lembut bibir gue, yang bikin gue makin naik.
"Kakhhh... Gue di atas dong hhh..." Gue langsung ngelepas penis gue dan pindah posisi. Sekarang Pucchi yang duduk di atas gue. Tanpa ba-bi-bu dia langsung pasang rpm tinggi dengan satu tangan pegangan ke gue dan tangan lainnya ngremesin payudaranya sendiri. Gue yang gemes langsung ngeremes payudara dia yang satu lagi. Jujur ini baru pertama kali gue main dengan tempo secepet ini.
"Kak... Kak... Kak... KAK!" Tiba-tiba Pucchi berteriak dan seluruh tubuhnya mengejang, ya, dia orgasme.
"Gila lu puc, kalo orang-orang tau gimana." Gue terkekeh dengan suara teriakannya yang keras tadi.
"Bodo kak, yang penting enak." Tangan Pucchi memainkan vaginanya lalu menghisap tangannya yang berlumuran cairan cintanya. "Lanjut nggak lu?"
"Yeee masih tanggung gini, lanjut lah. Doggy ya?" Pucchi mengangguk lalu gue turunkan kakinya dari gazebo dan mengambil posisi berdiri. Gue masukkan lagi penis gue ke vaginanya yang sekarang lebih licin karena sisa orgasmenya tadi. Sekarang, gue langsung nggenjot dia dengan kecepatan tinggi karena nafsu gue udah di ubun-ubun.
"Ah puc enak banget lu oh fuck!" Gue mulai meracau karena saking enaknya si Pucchi. Gue tarik badan Pucchi agar lebih tegak lalu gue remesin kedua payudaranya dari belakang. Pucchi cuma bisa mendesah lagi dan lagi, bikin gue makin beringas.
"Puc gue mau keluar puc, keluar dalem ye." Kata gue di tengah nafsu gue yang membara.
"J-- jangan kakhhh... Aku gatauhhh.... Tanggal.... Ah... Mmmhh kaaak..." Pucchi mulai meracau lagi karena gue menstimulasi seluruh badan dia. Karena gue masih menyisakan sedikit otak gue. Begitu gue mau keluar, gue cabut penis gue dan ngeluarin sperma gue di punggung dan sedikit ke bokong Pucchi.
"Hah... Gila Puc, baru pertama gue doggy ternyata enak ye." Kata gue seusai mengistirahatkan diri sejenak.
"Hahaha sama kak... Pertama gue main sama cowok, enak juga ya." Pucchi tertawa kecil sambil tiduran dengan tubuh telanjang.
"Hahahahaha... Hah maks--"
"Yuk kak masuk udah mulai dingin loh, temenin gue tidur ya." Pucchi memunguti pakaiannya dan masuk ke dalam rumah. Gue yang terdiam seribu bahasa cuma bisa ngikutin dia ke dalem rumah.
Setelah bersih-bersih gue ditarik Pucchi ke kamarnya. Gue dan Pucchi langsung merebahkan diri ke kasur, ingin beristirahat setelah pergumulan yang luar biasa buat gue.
"Eh lu nggak ngadain grad di teater ya?"
"Iya kak, kondisi gue bener-bener nggak bisa buat nari." Kita berdua terdiam lalu dia tiba-tiba terisak. "Kira-kira orang-orang masih ada yang sayang sama gue nggak ya kak? Gue udah nyusahin semuanya, dari member, fans, orang JOT juga..."
"You'll always be loved. Percaya omongan gue." Gue langsung memeluk Pucchi dari belakang, tapi dia balik badan dan membalas pelukan gue.
"Iya..." Dia terdiam dalam pelukan gue. "Lu emang anget gini ya kak badannya?"
"Iya, dari dulu, kenape?"
"Enak tidur sambil meluk lu kak."
"Yaudah, nighty night," lalu gue memejamkan mata.
--
Hari graduation Pucchi merupakan hari yang sangat berbeda bagi fans JKT karena ini pertama kalinya graduation online digelar dan bisa dilihat semua orang. Di acara itu Pucchi keliatan anggun dengan gaun warna putih. Gue liat dia yang berani mengungkapkan semua isi hatinya dari awal sampe sekarang. Gue bisa liat banyak komentar yang menyemangati Pucchi agar kuat menjalani operasinya.
"Tuhkan, gue bilang juga apa." Gumam gue sendiri setelah melihat acara graduation itu.
194946060113
Semprot Lover
Dor! Kaget kan?
Hehehe maafin, harusnya selesai kemarin tapi newbie sibuk nge-game jadi lupa waktu ngapa-ngapain hehe as always, enjoy dan kalo ada komen sila ditulisss
Hehehe maafin, harusnya selesai kemarin tapi newbie sibuk nge-game jadi lupa waktu ngapa-ngapain hehe
as always, enjoy dan kalo ada komen sila ditulisss
Aalifchuu
Kakak Semprot
- Daftar
- 12 Dec 2018
- Post
- 197
- Like diterima
- 36
Wah wah wah, daaar yee
KingSiegfried
Adik Semprot
- Daftar
- 18 May 2019
- Post
- 112
- Like diterima
- 117
ada pucchi 
, i see pucchi i press like
, i see pucchi i press like
194946060113
Semprot Lover
Hehehehe...
Tengkyu huada pucchi
Cuma ada satu part kecil yang mungkin bakal nyambung ke main story
- Status
Similar threads
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
