Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG - TAMAT Petualangan Birahi Joni (Lanjutan...)

User di-banned, maka konten otomatis dihapus.
User is banned, content is deleted automatically.
 

Bagian 9: Hadiah Ultah Yang Istimewa


POV Mirna

Setelah siang itu aku habis2an ngentot dengan Joni, yang akhirnya diketahui oleh Sinta, malam harinya aku meminta Sinta, keponakanku tersebut untuk menemuiku di sebuah cafe. Aku ingin segera menyelesaikan masalah yang terjadi tadi siang. Aku tidak ingin masalah tersebut berlarut2. Aku kasihan dan merasa bersalah dengan Joni dan Sinta. Dua orang yang sama2 aku sayangi. Kini sudah saatnya aku berkorban demi kebahagian keponakanku itu. Dan itu berarti aku harus merelakan Joni yang ternyata mencintai keponakanku walau sebenarnya aku juga mulai sayang padanya.

Aku harus bisa menempatkan rasa sayangku terhadap Joni, bukan lagi rasa sayang sebagi seorang kekasih tapi rasa sayang karena kekagumanku saja dan tidak lebih dari itu. Karena bagaimanapun Jonilah orang yang telah mengembalikan kepercayaan dan gairah hidupku kembali, sehingga aku berhasil bangkit dari keterpurukanku. Berkat Joni pula aku berhasil mendapatkan beberapa proyek besar dengan hasil yang sangat memuaskan bagi para klienku.

Namun demi kebahagiaan keponakanku, maka aku harus bisa mengubur rasa cintaku pada Joni. Aku tidak ingin disebut sebagai kacang yang lupa kulitnya. Apa yang aku dapatkan semuanya saat ini adalah berkat jasa kakakku, yaitu ayahnya Sinta. Dialah yang dulu dengan sabar mengajari dan membimbing aku hingga akhirnya aku jadi pebisnis properti yang sukses hingga sekarang.

Sudah hampir 1 jam aku menunggu di cafe. Aku mulai was2 jangan2 Sinta masih marah denganku. Namun tidak lama kemudian Sinta datang.

ā€œMalam Tanā€ sapa Sinta sambil memelukku.

ā€œMalam juga Sinā€ sambutku

ā€œTante kira kamu tidak akan datang, Tante sudah 1 jam menungggu kamu di siniā€ lanjutku.

ā€œSori Tan. Sinta baru pulang dari Bekasi, nengok ibu temen Sinta yang lagi sakit parah. Terus pas mau ke sini cari taxinya susah banget. Pada penuh. Makanya Sinta terlambat datangā€ jelas Sinta.

ā€œKok pakai taxi? Mobil kamu ke mana?ā€ tanyaku

ā€œMobil Sinta masih di bengkel. Makanya tadi siang aku ke rumah Tante, niatnya sih mau pinjam mobil Tante, tapi karena Tante lagi asyik begituan gak jadi dehā€ jawab Sinta.

Aku jadi tidak enak hati mendengar penjelasan keponakanku tersebut. Aku tidak melihat ada kekesalan di wajah keponakkanku itu setelah apa yang dia saksikan tadi siang, saat kekasihnya sedang asyik menyetubuhi diriku di depan matanya.

ā€œAneh. Kok Sinta gak marah atau kesal ke aku ya? Nada bicara Sinta seperti tidak pernah ada sesuatu, padahal aku tahu tadi siang dia telah menyaksikan pacarnya ngentot denganku?ā€ batinku penuh keheranan. Ada perasaan gembira dalam hatiku melihat semua itu. Berarti Sinta benar2 tidak merasa marah atau kesal padaku setelah peristiwa siang tadi.

ā€œOh ya Sin, mau pesan apa nih? Tante sih sudah pesan dari tadi sambil menunggu kamuā€ kataku sambil memanggil Pramusaji.

ā€œMbak saya pesan Tenderloin Steak dan Juice Sirsak jangan pakai esā€ kata Sinta ke Pramusaji cafe.

ā€œSori Tan, Sinta lapar nih soalnya belum makan dari siang tadiā€ jelas Sinta.

Setelah Sinta selesai makan, dengan hati2 aku mulai bicara ke keponakanku itu tentang masalah kejadian tadi siang.

ā€œSin, Tante mau minta maaf ke kamu tentang...ā€ kataku. Belum selesai aku bicara Sinta langsung memotongnya.

ā€œTentang yang tadi siang? Nyantai aja kali Tan. Sinta gak marah kok. Tidak ada alasan bagi Sinta untuk melarang apa yang Tante lakukanā€ potong Sinta.

ā€œTapi Joni?ā€ tanyaku.

Pandangan Sinta jadi menerawang ketika aku menyebut nama Joni. Aku meraih tangan Sinta lalu menggenggamnya.

ā€œKamu mencintai dia?ā€ tanyaku lagi.

Tiba2 mata Sinta berkaca2. Butiran bening jatuh dari pelupuk matanya. Mengetahui hal itu, aku pindah duduk menjadi di samping Sinta. Lalu aku dekap keponakanku itu.

ā€œJoni telah cerita semuanya ke Tante dan Tante pun juga sudah cerita semua masa lalu kamu ke diaā€ kata Mirna. Mendengar masa lalunya diceritakan ke Joni, Sinta memandang tajam ke arahku.

ā€œMaaf Sin. Tapi Joni memang tulus mencintai kamu. Bahkan dia sama sekali tidak mempermasalahkan masa lalu kamu. Dia akan tetap mencintai kamu apa adanya dirimuā€ jelasku

ā€œLalu Tante sendiri?ā€ tanya Sinta

ā€œJangan khawatir selama ini hubungan Tante dengan Joni hanya sebatas kebutuhan seksual saja. Kamu tahu kan sejak suami Tante meninggal, otomatis Tante tidak dapat menyalurkan hasrat seksual Tante yang selama ini terpenuhi oleh suami Tanteā€ jelasku

ā€œMemang sih lama2 Tante jatuh hati juga pada Joni. Orangnya sopan dan tulus. Walaupun dia tahu Tante memiliki harta yang berlimpah, namun tidak pernah sekalipun Joni memanfaatkan hubungannya dengan Tante untuk mendapatkan harta dari Tante. Namun setelah tahu bahwa dia mencintai kamu, Tante rela memendam rasa cinta Tante kepada Joni demi keponakan Tante yang cantik iniā€ lanjutku

ā€œKamu mencintai Joni kan?ā€ tanyaku kemudian.

ā€œSinta sangat mencintai Joni Tan. Emang betul kata Tante tentang Joni. Walau tahu Sinta anak orang kaya, Joni juga tidak pernah memanfaatkan hubungannya dengan Sinta untuk morotin Sinta. Itu yang membuat Sinta sangat sayang sama Joniā€ jawab Sinta

ā€œNamun Sinta sadar kekurangan Sinta selama ini. Memang dalam hal seks, boleh dibilang Sinta sangat kuper. Sejak peristiwa perkosaan itu rasanya Sinta trauma terhadap semua hal yang berbau seks. Mungkin itu juga yang menyebabkan Joni memenuhi kebutuhan seksualnya dari cewek atau perempuan lainā€ keluh Sinta

ā€œMaaf ya Tan, mungkin itu juga yang menyebabkan Joni menyalurkan kebutuhan seksualnya kepada Tante seperti kejadian siang tadi. Tenang aja Tan, Sinta gak marah kok. Karena Sinta sadar belum dapat memenuhi kebutuhan yang satu itu ke Joni. Tapi Sinta janji, mulai sekarang Sinta akan berusaha menghilangkan trauma akibat peristiwa brengsek itu. Tolong bantu Sinta ya Tan?ā€ sambung Sinta menjelaskan keadaan dirinya kepada Tantenya.

Aku senang dengan penjelasan keponakanku tersebut. Berarti sudah tidak ada masalah lagi antara dirinya dengan keponakanku itu. Aku pun tersenyum.

ā€œTerima kasih ya sayang kamu telah memaafkan Tante dan mau mengerti apa yang Tante alami selama iniā€ kataku sambil mencium keponakanku tersebut.

ā€œKalau untuk masalah trauma tersebut, dengan senang hati Tante pasti akan membantumuā€ lanjutku.

ā€œTapi Tan, ngomong2 Tante menikmati sekali tadi siangā€ goda Sinta dengan suara lirih agar tidak kedengaran oleh pengunjung cafe yang lain. Kata2 Sinta tersebut membuat wajahku memerah karena malu.

ā€œBisa aja kamuā€ kataku sambil mencubit pinggang Sinta

ā€œTapi kamu menikmati juga kan, live show gratis itu?ā€ balasku.

ā€œEnak saja. Siapa bilangā€ bantah Sinta mendapat balasan dariku tersebut.

ā€œAlah ngaku aja deh. Buktinya kamu meremas2 susu kamu dan menggosok2 nonok kamu sendiri. Pasti nonok kamu tadi siang juga basah kan?ā€ ledekku berbisik lirih di telinga Sinta. Aku dapat melihat kedua pipi keponakanku tersebut merona merah pertanda malu.

ā€œAh sudahlah, itu berarti kamu mulai dapat merasakan rangsangan seksual. Selamat ya sayangā€ lanjutku dengan masih berbisik lirih sambil mencium lembut pipi keponakanku.


POV Sinta

Aku tidak memungkiri perkataan Tanteku barusan, bahwa aku memang menikmati permainan Tante dengan Joni yang aku saksikan tadi siang. Melihat permainan Tante dengan Joni membuat aku terangsang dan gelora birahiku timbul sehingga membuat nonokku jadi basah akibat cairan yang keluar dari nonokku akibat rangsangan birahi yang aku rasakan.

Selama ini, kalau melihat orang bercumbu atau melihat adegan seks di film, perasaan mual dan jijik selalu mengganguku. Badanku serasa menggigil dan bayangan masa lalu tentang perkosaan itu membayang jelas di mataku. Namun tadi siang justru aku menikmatinya saat melihat Tante Mirna sedang dientot oleh Joni yang tidak lain adalah pacarnya sendiri.

ā€œApakah itu pertanda aku mulai dapat mengatasi traumaku selama ini?ā€ tanyaku dalam hati. Tiba2 aku jadi tersenyum sendiri memikirkan semuanya. Aku peluk erat2 Tante Mirna.

ā€œTerima kasih ya Tan. Akhirnya Sinta mulai dapat mengatasi trauma Sinta selama ini. Mmmmuuuuaaahhh... Mmmmuuuuaaahhh... Terima kasih Tan...ā€ kataku sambil terus menciumi pipi Tantenya.

ā€œYa Tante nganggur lagi deh. Tante harus siap2 cari pengganti nihā€ Tante Mirna terus meledekku. Walau pun dalam hatinya, aku tahu ada perasaan galau bakal kehilangan Joni, terutama kehilangan keperkasaan Joni.

ā€œKayaknya gak perlu deh Tan. Kalau melihat nafsu Joni yang kayak kuda gitu, rasanya Sinta gak akan sanggup melayani nafsu seksnya Joni sendirian. Sinta harus cari parner dan Sinta rela kok berbagi dengan Tanteā€ kataku polos tanpa beban.


POV Mirna

Aku bengong mendengar perkataan Sinta barusan. Namun jujur aku gembira mendengarnya. Ternyata apa yang aku khawatirkan tidak akan terjadi. Dengan kebaikan hati keponakanku tersebut, aku masih dapat menikmati keperkasaan kontol Joni walau aku sadar tidak mungkin mendapatkan cinta Joni lagi.

ā€œOh ya Sin, Sabtu minggu depan kan Jonimu ulang tahun. Sebagai hadiah Tante akan ngasih paket liburan ke Pulau Bidadari Kepulauan Seribu. Kamu nikmati liburan itu bersama Joni. Gimana mau gak?ā€ tanyaku.

Mendengar kata2ku tersebut, Sinta jadi bengong.

ā€œMaaf Tan, hampir saja aku lupa ultah pacar aku sendiri. Untung aja Tante mengingatkan akuā€ sahut Sinta.

ā€œHai... kok malah bengong. Gimana tawaran Tante diterima gak?ā€ kataku mengagetkan Sinta yang sedang bengong memikirkan sesuatu.

ā€œEh... iya... iya... aku mau. Menurut aku, tawaran dan hadiah dari Tante tersebut patut dicoba. Itung2 sambil ngetes apakah aku sudah benar2 dapat mengatasi traumaku atau belumā€ sambung Sinta

ā€œOke. Kalau begitu besok siang kamu ambil tiketnya di kantor Tante ya? Tapi jangan terlalu dipaksa ya sayang. Takutnya nanti justru malah kamu semakin trauma. Apalagi lihat kontol Joni yang gedeā€ ujarku sambil mengingat dan meledek Sinta.

ā€œSetelah kalian di sana dan kalian sudah siap tempur, kamu telepon Tante ya sayang. Tante akan bilang ke Joni agar pelan2 sajaā€ sambungku yang masih terus meledek Sinta sambil tersenyum.

ā€œIh Tante. Bikin aku tambah malu sajaā€ Balas Sinta sambil mencubit pinggangku.

ā€œYuk ah, Tante antar kamu pulang dah malam nihā€ ajakku.

Kami berdua meninggalkan cafe dan sebelum pulang ke rumah, aku mengantarkan keponakkanku terlebih dahulu pulang. Ada raut kebahagiaan terpancar dari wajah Sinta yang membuat perasaanku jadi lega.

===000===


POV Joni

Sudah seminggu lebih setelah peristiwa di rumah Mirna itu, sesuai pesan Mirna, aku tidak berani menemui atau menelepon Sinta. Sebenarnya aku sudah tidak sabar pingin mengetahui hasil pembicaraan antara Mirna dengan Sinta tentang masalah kejadian Senin siang di rumah Mirna tersebut.

Setelah kejadian itu entah kenapa tiba2 aku menjadi sangat kangen pingin bertemu dengan Sinta. Aku sadar akhir2 ini aku jarang memperhatikan Sinta. Jangankan bertemu, telepon aja jarang. Aku sibuk kencan dengan cewek2 yang ingin aku puasin dengan kontol perkasaku ini dan aku pun menikmati kencan2 tersebut karena aku pun dapat merasakan nikmatnya nonok2 cewek yang minta aku entoti tersebut. Bagiku hal itu adalah pengalaman yang selama ini belum pernah aku alami dan aku dapatkan dari Sinta, orang yang aku cintai tersebut.

Disaat aku sedang melamun memikirkan semuanya itu, tiba2 HPku berdering. Bagai disambar petir aku kaget begitu tahu yang telepon adalah Sinta. Aku ragu untuk menerima panggilan telepon tersebut, karena aku sama sekali belum menerima kabar dari Mirna. Telepon itupun berhenti berdering. Namun gak lama kemudian HPku berdering kembali. Akhirnya dengan rasa was2 aku menerima panggilan telepon dari Sinta.

ā€œHalo... sayā€ sapaku dengan suara agak bergetar karena jantungku yang berdegub dengan kencang pertanda aku sedang tegang.

ā€œHai say, kamu baik2 saja kan?ā€ balas Sinta sambil menanyakan keadaanku.

ā€œAku baik2 saja, kamu juga kan. Ada apa nih?ā€ tanyaku.

ā€œEh say, Sabtu besok kan kamu ultah, aku pingin ngerayain ultah kamu tersebut berduaā€ kata Sinta.

Seakan diingatkan, aku baru sadar kalau ternyata Sabtu besuk aku ulang tahun. Kalau saja Sinta tidak memberitahu, aku lupa kalau Sabtu besuk aku ulang tahun.

Dari nada bicara Sinta di telepon, aku merasakan bahwa Sinta sama sekali gak marah padaku setelah kejadian Senin kemarin di rumah Tantenya. Bahkan nada bicaranya menandakan kalau Sinta lagi senang.

ā€œEmangnya kita mau ngerayainnya dimana say?ā€ tanyaku kembali.

ā€œGini say, kemarin Tante Mirna ngasih hadiah paket liburan ke ke Pulau Bidadari di Kepulauan Seribu buat kita berdua. Dia mau kita ngerayain ultah kamu di sanaā€ jelas Sinta

ā€œGimana say, mau gak?ā€ tanya Sinta kemudian.

ā€œKamu seriusā€ kataku coba menyakinkan ajakan kekasihku itu. Lagian aku juga kaget dan sekaligus senang Mirna ngasih hadiah istimewa di hari ultahku menikmati liburan bedua dengan Sinta kekasihku dan sekaligus keponakan Mirna tersebut.

ā€œYa serius lah say. Lagian kan udah lama juga kita gak pergi berduaan. aku dah kangen dengan suasana seperti dulu saat kita sering pergi berduaan. Mau ya say? Ntar aku kasih hadiah istimewa buat kamuā€ jelas Sinta.

Mendengar kata2 hadiah istimewa, aku jadi memikirkan hadiah apa yang bakal Sinta berikan untukku. Aku sama sekali tidak menyangka dengan semua yang dikatakan oleh Sinta setelah peristiwa yang terjadi di rumah Mirna kemarin lusa. Aku semakin merasa bersalah kepada Sinta. Tiba2 telingaku dikejutkan dengan suara dari Sinta,

ā€œHalllllooooo...??? Say...!!!ā€ teriak Sinta yang mengagetkanku.

ā€œEh iya, say...ā€ kataku.

ā€œGimana mau kan?ā€ tanya Sinta.

ā€œIya... iya... aku mau sayā€ jawabku menerima ajakan kekasihku.

ā€œTerima kasih ya say...ā€ kata Sinta.

ā€œSama2, aku juga terima kasih kamu sudah perhatian sama akuā€ balasku

ā€œOke kalau gitu Sabtu pagi jemput Sinta di rumah ya? Oke say... udah dulu ya... Sinta tunggu... bey sayang...ā€ kata Sinta.

ā€œOke sayang sampai ketemu besok Sabtuā€ balasku lalu sambil mengakhiri teleponku dengan Sinta barusan.

Aku sangat gembira dengan apa yang barusan aku dengar dari Sinta kekasihku. Aku sekarang yakin kalau masalah kejadian di rumah Mirna berarti telah selesai. Berarti Mirna telah berhasil menjelaskan semua yang terjadi. Rasanya aku jadi tidak sabar menunggu hingga hari Sabtu tiba.

Begitu hari Sabtu tiba. Pagi2 sekali aku sudah berkemas2 menyiapkan segala keperluan untuk berlibur bersama Sinta, kekasihku. Setelah semuanya beres, aku bergegas menuju rumah Sinta untuk menjemputnya. Sesampainya di rumah Sinta tersebut, aku terlebih dahulu menemui orang tua Sinta.

ā€œPagi Om, Tanteā€ sapaku ke orang tua Sinta sambil menjabat tangan keduanya. Papa dan Mama Sinta tampaknya habis berolah raga pagi. Tampak kedua orang tua Sinta rajin berolahraga maka tidak mengherankan jika kondisi tubuh keduanya masih bugar diusianya yang sudah lebih dari setengah abad.

ā€œPagi nak Joni... Sinta sudah nunggu dari tadi tuhā€ balas Mama Sinta.

ā€œKalau gitu permisi dulu Om, Tante, saya mau menemui Sinta duluā€ kataku.

ā€œEh sayang. Sini sekalian kita sarapan duluā€ sambut Sinta begitu melihatku lalu dipeluknya diriku itu sambil mencium pipi kiri dan kananku.

Aku sangat terpana melihat dandanan Sinta pagi itu. Saat itu Sinta memakai celana pendek horpants blue jean sehingga bongkahan pantatnya yang besar itu tampak membulat indah sementara bagian atasnya Sinta memakai tank top warna putih yang ketat pula. Begitu ketatnya sampai kedua susunya yang montok itu tampak membusung sehingga sebagian belahan susunya terlihat. Dalam balutan busana casual seperti itu sungguh Sinta terlihat sangat cantik dan seksi. Dan bagiku walau sudah berpacaran lama dengan Sinta, baru kali inilah aku melihat kekasihku itu menggunakan pakaian yang ketat dan seksi seperti itu di hadapanku.

ā€œKamu cantik sekali sayangā€ pujiku.

ā€œAh sudahlah jangan ngegombal pagi2ā€ kata Sinta malu2 mendapat pujian dariku.

ā€œYuk buruan kita sarapan terus berangkat takut macetā€ sambung Sinta.

Begitu selesai sarapan. Sinta mengganti pakaiannya dengan celana panjang dan kaos oblong. Setelah semuanya siap, aku dan Sinta berpamitan ke orang tua Sinta.

ā€œPa, Ma, Sinta sama Joni pergi dulu yaā€ kata Sinta sambil bersalaman dan mencium Papa dan Mamanya.

ā€œPermisi Om, Tante, kami pergi duluā€ kataku.

Lalu kami berdua masuk ke dalam mobil.

ā€œBey Pa, Ma...ā€ kata Sinta sambil melambaikan tangan ke arah Papa dan Mamanya begitu mobil kami mulai berjalan meninggalkan halaman rumahnya. Sementara aku hanya membunyikan klakson mobilku sambil tersenyum ke arah Papa Mama Sinta.

===000===


POV Sinta

Setelah menumpuh perjalan selama hampir 2 jam akhirnya kami sampai di Pulau Bidadari. Sesampainya di Pulau Bidadari dan setelah ceck in dengan diantar oleh room boy, aku dan Joni diantar ke cottage.

Tante Mirna sengaja memesan floating cottage tipe suite untuk aku dan Joni. Tante Mirna ingin agar aku benar2 menikmati liburanku bersama Joni. Dihari ultah Joni hari ini, Tante Mirna ingin memberikan hadiah buat Joni. Orang yang dia dan aku cintai. Untuk itu dia ingin memberikan tempat yang leluasa bagi aku dan Joni untuk menikmati liburan kami dan terutama bagiku untuk dapat membuktikan bahwa diriku dapat mengatasi traumaku selama ini.

Usai makan siang, aku dan Joni mengganti pakaian masing2. Joni memakai celana pendek dan kaos singlet. Sementara aku telah mengganti celana panjang yang aku kenakan dengan celana hotpant dan tank top yang tadi pagi aku pakai. Lalu kami berdua berkeliling menikmati fasilitas dan keindahan Pulau Bidadari.

Ini adalah kali pertama, aku dan Joni jalan berduaan dengan pakaianku yang cukup seksi. Sebenarnya aku malu. Apalagi saat beberapa laki2 memandang kearahku dengan pandangan mata melotot melihat keseksian tubuhku. Namun lambat laun, perasaan risih dan malu itu pun hilang. Apalagi dengan mesranya Joni memeluk pundakku seakan2 melindungiku dan memberikan rasa aman bagiku. Rasanya damai berjalan di sampingnya.

Menjelang sore, kami berdua baru kembali ke cottage.

Setibanya di cottage, aku bersiap2 mau mandi. Efek dari rasa aman dan nyaman saat jalan2 bersama Joni barusan dan bayangan persetubuhan antara Tante Mirna dan Joni yang begitu membangkitkan gairahku, membuatku tanpa malu2 berani membuka pakaianku di depan Joni. Satu persatu pakaianku lepas dari tubuhku hingga aku telanjang bulat lalu masuk ke kamar mandi.


POV Joni

Aku hanya terdiam melihat semua itu. Selama berpacaran dengan Sinta baru dua kali ini aku melihat tubuh kekasihku itu telanjang. Pertama saat malam minggu kemarin dan kedua saat di cottage ini.

Ternyata tubuh Sinta, kekasihku, itu memang benar2 indah. Lekak-lekuk tubuhnya terlihat sempurna. Di bagian atas tubuh Sinta, sepasang susu yang montok dan kencang menggantung indah. Sementara tubuh bagian bawah Sinta, bukit nonoknya menggembung membentuk seperti sebuah gundukan bukit kecil mulai dari bawah pusarnya sampai ke bawah di antara kedua belah pangkal pahanya. Sementara di bagian tengah gundukan bukit nonoknya tersebut, terbelah membentuk sebuah bibir tebal yang mengarah ke bawah dan masih tertutup rapat menutupi bibir dalam nonoknya. Di sekitar bukit nonoknya tersebut tumbuh bulu2 jembut yang cukup lebat namun tertata rapi. Pemandangan itu membuat jakunku bergerak naik turun pertanda gelora birahiku mulai naik.

Keluar dari kamar mandi Sinta hanya menutupi tubuhnya dengan handuk.

ā€œGiliran kamu, mandi sana gih biar segarā€ perintah Sinta agar aku pun segera mandi.

Aku bergegas menuju kamar mandi, aku pun kemudian mandi sesuai permintaan Sinta tersebut. Begitu keluar dari kamar mandi, aku terpana melihat Sinta yang memakai lingerie yang sangat tipis duduk bersandar di ujung tempat tidur. Dari balik lingerie tersebut aku dapat melihat kalau Sinta tidak mengenakan BH dan celana dalam. Pemandangan tersebut membuat batang kontolku yang berada di dalam celana boxerku menegang.

Kemudian dengan hanya bercelana boxer, aku duduk di sebelah Sinta. Aku peluk erat tubuh kekasihku itu, sementara itu Sinta bersender di dadaku. Kami berdua duduk2 di atas tempat tidur sambil menonton TV.

ā€œSayang, kamu pasti telah tahu semuanya tentang aku dari Tante Mirna, kan? Itulah sebabnya kenapa malam minggu kemarin, aku menolak dengan kasar saat kamu ingin ngentoti aku. Dari Tante Mirna, aku juga tahu hubungan kamu dengannya selama ini. Aku gak nyalahin kamu karena selama ini aku belum pernah memberikan kepuasan seksual padamu. Makanya kamu berusaha mencari kepuasan tersebut dari orang lain dan kebetulan orang yang beruntung itu adalah Tanteku sendiri, yaitu Tante Mirnaā€ kata Sinta memecah keheningan di antara kami berdua.

Aku pun kaget saat Sinta mulai dengan terang2an menyebut kata ā€œngentotā€ di depanku. Sungguh perubahan yang amat drastis terjadi pada kekasihku tersebut. Pertama kekasihku ini mulai berani memakai busana yang seksi di hadapanku. Dan kini kekasihku ini tanpa rasa risih menyebut kata ā€œngentotā€ di depaku. Apakah semua itu pertanda kekasihku ini mulai dapat mengatasi trauma yang selama ini dialaminya.

ā€œMaafkan aku sayang. Sebenarnya aku juga tidak bermaksud seperti itu. Namun terus terang sebagai laki2 normal terkadang aku juga mengingankan hal itu. Dan pertama kalinya aku dapatkan semua itu saat aku mengenal Tante Mirna yang ternyata adalah Tante kamu. Tante Mirna yang telah kehilangan suaminya itu, gairah birahinya timbul kembali saat bertemu denganku. Sementara aku yang belum pernah merasakan kenikmatan hubungan seksual dengan lawan jenis, nafsu birahiku pun berkobar saat mendapatkan kesempatan merasakan nikmatnya berhubungan sex itu dari Tante Mirna. Jadi gayung bersambut. Tapi sayang, jauh di lubuk hatiku yang paling dalam, aku sangat sayang sama kamu. Semua yang aku alami tidak sedikitpun mengurangi rasa sayangku padamuā€ balasku

ā€œsssssttttttt...ā€ kata Sinta sambil menekan jari telunjuknya ke bibirku sehingga aku tidak dapat melanjutkan bicaraku.

ā€œSudahlah sayang. Aku ngerti kok. Dan kejadian di rumah Tante Mirna kemarin menyadarkanku. Terus terang sejak kejadian di rumah Tante Mirna itu, aku gak dapat tidur membayangkan kalau yang sedang kamu setubuhi itu aku bukan Tante Mirna. Sungguh hal yang selama ini gak pernah aku alami. Saat aku melihat kejadian siang itu di rumah Tante Mirna, aku benar2 terangsang menyaksikan persetubuhan kamu dengan Tante Mirna. Apalagi saat melihat Tante Mirna begitu menikmati genjotan kontol kamu sehingga tak henti2nya merintih dan mengerang keenakan saat Tante Mirna kamu entot. Saat itu nonokku jadi sangat basah. Dan itu adalah saat pertama kalinya sejak peristiwa jahanam itu terjadi, nonokku basah akibat lendir birahiku yang keluar karena aku begitu terangsang melihat adegan persetubuhan kalianā€ jelas Sinta.

Tiba2 Sinta merubah posisi duduknya sedemikian rupa sehingga kini ia menghadapku dengan menduduki pahaku. Dengan posisi tersebut dan karena Sinta memakai lingerie yang sangat tipis sekali, maka aku dapat melihat secara jelas lekak-lekuk tubuh Sinta yang menggiurkan itu.

ā€œSayang dihari ultah kamu ini, sebagai hadiah istimewa dariku, aku akan menyerahkan tubuhku padamuā€ kata Sinta.

ā€œSejak kajadian Senin kemarin, gairahku jadi tinggi. Hari ini, aku ingin merasakan dan menikmati semua yang aku lihat kemarin di rumah Tante Mirna" lanjut Sinta sambil menatap wajahku.

Seketika saja kami sudah saling berpelukan dan berciuman saling merangsang. Suara deburan ombak laut kepulauan seribu semakin menambah suasana menjadi sangat romantis. Lalu Sinta melepaskan ciumannya kemudian membuka lingerie yang dipakaiannya dan seketika itu pula tubuhnya pun telanjang bulat. Begitu pula aku, dengan hanya membuka celana boxerku, maka aku pun juga sudah dalam dalam keadaan bugil sehingga tampak batang kontolku yang besar dan panjang itu sudah keadaan tegang dan berdiri mengacung.

Lalu Sinta menelentangkan tubuhnya di atas tempat tidur, kemudian Sinta merenggangkan kedua pahanya membuat bibir luar nonoknya sedikit merekah dengan wama kemerah2an. Bukit nonoknya yang cembung dan menonjol itu dikelilingi bulu2 jembut yang hitam dan lebat. Membuat nafsuku semakin tinggi. Aku bengong dan kagum melihat keindahan tubuh telanjang kekasihku yang putih mulus tersebut yang sudah sejak lama dia inginkan.

ā€œSayang, aku sudah siap. Aku sangat sayang sama kamu. Hari ini aku akan serahkan semuanya untuk kamu, sayangā€ kata Sinta mesra dengan pandangan mata yang terlihat sayu.

ā€œSekarang aku ingin kamu lakukan, apa yang telah kamu lakukan pada Tante Mirna, padakuā€ sambung Sinta. Suaranya semakin parau pertanda nafsunya sedang menggelora.

Deru napas Sinta pun terdengar memburu sedang mukanya sudah mulai memerah. Melihat semua itu, aku pun mulai beraksi. Aku mulai mengisap dan menciumi susu Sinta yang besar dan kencang dengan pentilnya yang sudah mengeras itu.

ā€œUuuuuhhh... Ssssshhh... Sayaaaaang..." erang Sinta keenakan sambil tangannya mengurut2 lembut batang kontolku.

"Wow sayang, kontol kamu besar banget dan panjang lagi. Ooooohhh... Sayaaaaang... kontol kamu keras banget. Pantas saja Tante Mirna ketagihan. Tante benar2 beruntung. Kali ini giliran nonokku merasakan kontol kamu Sayaaaaang... Aaaaahhh... geli Sayaaaaang...!!!" tak henti2nya Sinta memuji kontolku sambil mengerang merasakan nikmatnya saat kedua susunya aku ciumi, aku jilati dan pentilnya aku sedot2.

Sinta menyebut kata2 kontol dan nonok dengan tanpa malu2 membuatku semakin terangsang sehingga batang kontolku semakin tegang, besar dan keras, berdiri tegak mengacung.

Sambil terus mengisap kedua susu Sinta secara bergantian, tanganku mengelusi jembut Sinta. Kemudian perlahan jari2ku menyentuh belahan di antara kedua bibir luar nonok Sinta dan aku gesek2kan dari bawah ke atas. Lalu gesekan itu berakhir di itil Sinta sehingga Sinta merasakan kenikmatan yang luar biasa yang belum pernah dia rasakan. Nonok Sinta semakin basah oleh lendir yang terus keluar dari liang nonoknya.

ā€œAaaaahhh... Sayaaaaang... Ayooo... Sayaaaaang... nonokku sudah basah dan gatal nih pingin segera disodok sama kontol kamu ya besar ini. Aaaaahhh... Sayaaaaang... nikmaaat... Sayaaaaang... enaaak... bangeet Sayaaaaang...ā€ kata Sinta sambil tangannya terus meremas2 kontolku.

Namun aku tidak menghiraukan permintaan Sinta, aku mengangkangkan kedua kaki Sinta sehingga tampak jelas bulu2 jembut Sinta yang lebat namun rapi itu. Aku kembali meraba dan mengelus nonok Sinta. Aku menyelipkan jariku ke belahan di antara bibir luar nonok Sinta yang sudah basah hingga menyentuh belahan di antara bibir dalam nonok Sinta tepat di mulut liang nonok Sinta sambil mengisap kedua pentil susu Sinta kiri dan kanan bergantian.

"Sayaaaaang... Aduuuh... Sayaaaaang... Aku sudah gak tahaaan... Uuuuuhhh... Sayaaaaang... buruan masukin kontol kamu ke nonok akuuu... Ooooohhh... Akuuu... tidak tahan laaagiii... Sayaaaaang... cepaaat... Sayaaaaang... Akuuu... ingin merasakan kontol kamuuu... yaaang... besaaar... ituuu...ā€ Sinta terus mengerang dan menyuruhku untuk segera memasukkan kontolku ke dalam liang nonoknya. Namun aku masih belum juga memenuhi permintaan Sinta. Kini jariku malah beralih menggosok2 itil Sinta.

"Aduuuh... Sayaaaaang... enak bangeet... Sayaaaaang... gosok teruuus... itilkuuu... Aaaaahhh... Sayaaaaang... enak Sayaaaaang..." rintih Sinta. Dia pun semakin tidak karuan, diremasnya kontolku yang sudah keras sekali itu. Pentil susu Sinta pun yang sudah keras sekali itu terus saja aku isap2 dan pentilnya aku jilati di dalam mulutku.

"Ayo Sayang!!! Masukin kontol kamu!!! Aku sudah benar2 gak kuuuaat... Sayaaaaang...!!!" rengek Sinta lagi.

Setelah merasakan nonok Sinta sudah sangat basah dan lembek, dengan nafsu yang membara aku langsung menaiki tubuh Sinta. Aku kangkangkan kedua kaki Sinta lebar2 dan mengarahkan kontolku ke liang nonoknya. Kemudian dengan perlahan2 pantatku kugerakkan ke bawah.

Sleeeeeppp... kontolku menusuk dan membelah celah nonok Sinta.

ā€œAaauuuhhh... saakiiit... Sayaaaaang...!!! pelaaaan... pelaaan... Sayaaaaang...!!! Aduh sakit!!!ā€ Sinta merintih merasakan sakit ketika kepala kontolku yang besar tersebut membelah celah nonoknya dan mulai memasuki liang nonoknya.

Walau liang nonok Sinta telah cukup basah oleh lendir birahinya, namun karena liang nonok Sinta yang masih sangat sempit sehingga kontolku yang demikian besar tersebut begitu susah memasuki liang nonok Sinta yang sudah lama tidak kemasukkan kontol tersebut. Tampak Sinta menggigit bibirnya menahan sakit yang bercampur dengan kenikmatan tersebut.

Aku menghentikan sodokkan kontolku, mendengar rintihan Sinta. Aku mendiamkan sejenak kepala kontolku yang sudah masuk ke dalam liang nonok kekasihku itu, untuk memberi kesempatan bagi otot2 liang nonok kekasihku itu beradaptasi dengan kontolku yang besar. Aku sadar kalau nonok kekasihku masih terlalu sempit untuk ukuran kontolku yang besar itu.

ā€œSayang, aku masukkan lagi ya? Kalau sakit bilang ya sayang. Liang nonok kamu kan sudah lama tidak kemasukkan kontol jadi masih sempit sekali. Tahan ya sayangā€ kataku penuh perhatian.

Aku kecup bibir Sinta sebentar lalu berkonsentrasi kemballi untuk membenamkan kontolku kembali ke dalam liang nonok Sinta.

Sleeeeeppp... Bleeeeesss...

Aku tekan kembali kontolku masuk ke dalam liang nonok Sinta dan sedikit demi sedikit kontolku pun terus melesak masuk ke dalam liang nonok Sinta. Ketika seperempat kontolku sudah masuk ke dalam liang nonok Sinta, tiba2 kepala kontolku seperti terhalang oleh selaput lunak. Aku tekan kontolku dengan sedikit kuat sehingga kepala kontolku menembus selaput lunak tersebut.

ā€œAaaooowww...!!! sakiiit...!!!ā€ teriak Sinta memelas, tubuhnya menggeliat kesakitan. Darah segar merembes keluar dari liang nonok Sinta dan dengan segera Sinta mengelap darah tersebut dengan sapu tangan yang sudah dia siapkan.

Ternyata selaput perawan Sinta robek oleh kontolku yang besar. Melihat hal itu, aku berusaha menentramkan Sinta sambil melumat mesra bibirnya dan aku peluk dengan penuh kasih sayang. Sinta pun memeluk tubuhku dengan erat sambil menahan sakit. Air mata Sinta pun menetes membasahi pipinya.

Setelah aku mendiamkan aktifitas tubuhku beberapa saat lamanya, aku pun mulai memasukkan kontolku kembali ke dalam liang nonok Sinta.

ā€œSayang, tahan ya sayang? Aku masukin lagi kontol aku ya?ā€ Kataku sambil kembali menyodokkan kontolku ke dalam liang nonok Sinta.

Bleeeeesss... Bleeeeesss...

AKu mulai mendorong kontolku kembali dengan perlahan2, batang kontolku mulai terbenam setengahnya di liang nonok Sinta.

ā€œAaaaahhh... Sayaaaaang... kontol kamuuu... beeesaaaar... sekaaaliii... Ooouuuggghhh... periiiih... Sayaaaaang...!!! Sakit nonokkuuu... Sayaaaaang...!!! Caaabuut... Sayaaaaang...!!! Saaakiiit...!!!ā€ rintih Sinta saat merasakan kesakitan akibat lesakan batang kontolku yang besar di dalam liang nonoknya.

ā€œTahan bentar Sayaaaaang... Nanti juga gak sakitā€ sahutku sambil kembali melumat bibir Santi dengan mesra. Dan...

Bleeeeesss...

Dengan sekali hentak, aku menekan kontolku kuat2 ke dalam liang nonok Sinta, sehingga batang kontolku terbenam seluruhnya di liang nonok Sinta. Aku merasakan nikmat yang sangat laur biasa merasakan jepitan liang nonok Sinta yang sempit tersebut.

ā€œOoouuggghhh... Sayaaaaang... sakiiit... Sayaaaaang...!!! saaakiitt...!!! Cabut kontol kamu Sayaaaaang...!!!ā€ Sinta merintih, kembali air matanya menitik menahan sakit akibat hentakan kontolku yang besar dan panjang itu menggesek dan membentur bagian paling dalam di liang nonoknya. Tubuhnya aku peluk dengan erat saat aku menghujamkan kontolku masuk dalam2 di liang nonoknya.

ā€œTenang sayang. Rilek dan jangan tegang. Nikmati saja semuanya dengan santai nanti juga gak sakit lagiā€ kataku. Aku lumat bibir Sinta kembali sambil tanganku meremas2 kedua susunya.

Aku mulai menggerakkan pantatku naik turun dengan perlahan2 dan kontolku pun bergerak dengan perlahan2 keluar masuk di liang nonok Sinta yang masih dengan eratnya menjepit batang kemaluanku. Aku merasakan liang nonok Sinta lebih sempit daripada nonok cewek2 yang sebelumnya pernah aku entoti.

ā€œEeeggghhh... saaakiiit... Sayaaaaang... pelaaan... Sayaaaaang... pelaaan...ā€ Sinta masih terus merintih merasakan sakit.

ā€œPelaaan... Sayaaaaang... pelaaan... Jangaaan... terlaaaluuu... dalaaaaam... Ooouuuggghhh... Sayaaaaang... saaakiiit....!!!ā€ kembali Sinta merintih kesakitan saat aku kembali mendorong dalam2 kontolku itu di liang nonoknya.

ā€œSudaaah... Sayaaaaang... Aaaaahhh... saaakiiit...!!!ā€ kembali Sinta mengerang sambil menahan laju gerakan pantatku.

Aku pun menghentikan sodokan2 kontolku di liang nonok Sinta dan melumat mulut Sinta yang sedang mengerang dan merintih kesakitan tersebut. Sinta pun gelagapan dengan serbuan bibirku, sementara dia sedang menahan sakit di liang nonoknya yang sedang di terobos kontolku yang besar. Aku merubah gerakan maju mundur pantatku menjadi gerakan memutar, sambil mulutku tetap asyik memagut bibir Sinta.

Gerakan kontolku yang memutar2 di dalam liang nonok Sinta tersebut membuat dia tidak merasakan kesakitan, namun justru memberikan sensasi nikmat baginya. Sehingga dia pun mulai rilek dan tidak tegang lagi. Kini rintihan kesakitan Sinta pun mulai berganti dengan desahan kenikmatan.

ā€œUuuuuhhh... Sayaaaaang... teruuus... Sayaaaaang... teruuus... putaaar... enaaak... Sayaaaaang... tidak sakiit laaagiii... Ooooohhh... Sayaaaaang... Aaaaahhh... enaaak... teruuus... putaaar... teruuus...ā€ desah Sinta yang sudah tidak merasakan sakit lagi di liang nonoknya.

Lama2 gerakan berputar kontolku tersebut mulai diselingi dengan tarikan dan tekanan. Sambil terus memutar2 pantatku, aku mulai menarik pantatku ke atas perlahan dan menekan pantatku kembali ke bawah, sehingga kontolku pun mulai keluar masuk liang nonok Sinta. Sesekali aku putar2 pantatku. Kali Sinta pun tidak menjerit kesakitan saat aku menekan kotnolku ke dalam liang nonoknya, tapi malah mengerang keenakan.

Ditambah lagi dengan cairan pelumas Sinta yang terus menerus keluar dari nonoknya membuat liang nonoknya semakin licin sehingga rasa sakit yang dialaminya berubah menjadi nikmat akibat gesekan demi gesekan yang ditimbulkan oleh kontolku dengan dinding liang nonoknya.

ā€œAaaaahhh... Sayaaaaang... enaaak... kontol kamuuu... enaaak... Sayaaaaang... kontol kamuuu... besaaar... memekku penuh dengan kontol kamuuu... Sayaaaaang... teruuus... Sayaaaaang... sodok teruuus... kontol kamuuu... Sayaaaaang... Aaaaahhh... enaaak... Sayaaaaang... Ssssshhh... Uuuuuhhh... Ooooohhh...ā€ erang Sinta yang keenakan dengan aksiku kali ini.

ā€œHhhmmmmm... Ssssshhh... Aaaaahhh... Sayaaaaang... nonok kamuuu... jugaaa... enaaak... sempiiit... Sayaaaaang... Ooooohhh... enaaak... baaangeeet...ā€ aku pun mengerang merasakan jepitan liag nonok Sinta yang sedang menjepit erat batang kontolku.

Perlahan aku mulai menggerakan kembali kontolku keluar masuk liang nonok Sinta yang sudah sangat basah dan licin itu.

Sreeettt... bleeesss... sreeettt... bleeesss... gesekan dan benturan kontolku yang besar dan panjang itu membuat Sinta meringis dan mendesah2.

"Ssssshhh... Aaaaahhh... Enak sekali Sayaaaaang... Ooooohhh... genjot lagi Sayaaaaang... nikmat sekaaalii... Ssssshhh... Ooooohhh... Sayaaaaang... enaaak... Sayaaaaang..." erang Sinta.

Mendengar erangan nikmat dari Sinta, kekasihku tersebut, aku semakin bersemangat. Susu Sinta yang bulat padat itu aku isap dengan mulutku sedangkan ujung lidahku mengulas2 pentil susunya dengan lincahnya.

Aksiku tersebut membuat Sinta benar2 tak berdaya merasakan kenikmatan ganda. Nikmat akibat mulut dan lidahku yang terus mengulum dan menjilati susu dan pentilnya serta nikmat akibat gesekan kontolku di dalam liang nonoknya.

Kontolku yang menggelitik di dalam nonok Sinta membuat tubuh Sinta menggelinjang. Kenikmatan yang dirasakan Sinta semakin memuncak sehingga tidak mampu lagi mencegah puncak kenikmatannya. Sinta merintih dengan hebatnya.

"Aaauuuhhh... Ssssshhh... Aaaaahhh... Uuuuufff... Aaaaahhh... saaa akuuuuu... keluuuaaaaarrr...!!! Ssssshhh... Aaaaahhh...!!!" jerit Sinta dengan keras saat mendapatkan orgasmenya yang pertama kalinya. Bersamaan dengan itu seeeeerrr... seeeeerrr... seeeeerrr... seeeeerrr... seeeeerrr... semburan cairan orgasme Sinta yang kental dan hangat menyembur secara bertubi2 sangat banyak di dalam liang nonoknya sehingga membasahi kontolku yang ada di dalamnya.

Setelah tubuhnya mengejang2, tak lama kemudian tubuh Sinta lemas tak berdaya sedangkan sukmanya melayang penuh kenimatan merasakan betapa nikmatnya mendapatkan orgasme untuk pertama kalinya.

Akibat siraman cairan orgasme Sinta, liang nonoknya menjadi semakin licin. Dan akibat puncak kenikmatan yang dialami oleh Sinta, membuat dinding2 liang nonok Sinta berkontraksi dengan kuat membuat kontolku yang besar dan panjang itu terasa disedot2 dan diurut2 di dalam liang nonoknya. Aku juga merasakan betapa liang nonok Sinta yang hangat dan lembut itu menjepit sangat ketat kontolku membuat aku pun mendesah dan merintih nikmat.

Aku semakin menggila menyodok2kan kontolku di liang nonok Sinta. Sementara aku merasakan desakan pejuhku yang sudah berkumpul di ujung kepala kontolku untuk segera muncrat keluar.

"Ooooohhh... Sayaaaaang... Enaaak... baaangeeet... nonok kamuuu... Sayaaaaang... sangat seeempiiit.... jepitannya kuat sekaaaliii Sayaaaaang... Ssssshhh... Ooooohhh... enaaak... bangeeet... Sayaaaaang... Aaaaahhh... akuuu... juga keluaaaaarrrrr...!!!ā€ teriakku.

Akibat begitu nikmatnya liang nonok Sinta dan aku yang juga ingin mempercepat keluarnya pejuhku, maka aku pun berkonsentrasi untuk segera dapat ejakulasiku. Sebentar saja aku pun tak dapat menahan lagi semprotan pejuhku dari dalam kontolku. Tubuhku bergetar dan menegang kaku di atas tubuh Sinta.

Crooooottt... Crooooottt... Crooooottt... Crooooottt... Crooooottt... kontolku menyemburkan pejuhku secara bertubi2 sehingga menambah banjir liang nonok Sinta yang kecil mungil itu.

Kami berdua sama2 merasakan kenikmatan surga dunia. Tak lama kemudian tubuhku bergulir ke samping tubuh Sinta sehingga kontolku terlepas dari liang nonok Sinta. Ada noda darah melekat di kontolku. Memang tadi saat aku menekan kontolku masuk ke dalam liang Sinta, seperti menembus selaput lunak, mungkinkah Sinta masih perawan. Tapi bukankah Sinta pernah diperkosa sebelumnya.

ā€œSayang, kamu masih perawan. Bukankah kamu...ā€ kataku heran. Sinta tersenyum.

ā€œIya sayang. Memang dulu aku pernah diperkosa. Tapi kata dokter selaput perawanku tidak robek seluruhnya saat itu. Tapi sayang, sekarang aku sudah benar2 gak perawan lagi. Namun aku puas karena yang mengambil perawanku adalah orang yang aku sayangiā€ jelas Sinta.

ā€œTerima kasih ya sayang. Awalnya sakit tapi lama kelamaan nikmat bangetā€ sambung Sinta.

Aku pun terharu mendengar penjelasan Sinta yang dengan tulus menyerahkan keperawanannya padaku. Saya menyesal, karena selama ini tanpa sepengetahuan Sinta, aku mengumbar nafsuku pada beberapa cewek. Sejak ini aku berjanji, aku tidak akan lagi mengumbar nafsuku pada cewek lain. Sekarang aku telah memiliki Sinta seutuhnya. Kemudian aku cium dengan lembut kening Sinta, kekasihku itu.

Tiba2 aku teringat kalau saat ejakulasi tadi, aku menumpahkan pejuhku yang banyak sekali di dalam rahim Sinta. Ada perasaan khawatir dalam diriku. Bagaimana kalau Sinta sampai hamil akibat ulahku tersebut?

ā€œSayang, maaf ya sayang. Tadi aku keluarin pejuhku di dalam. Nanti kalau kamu hamil bagaiman?ā€ tanyaku yang tiba2 bikin aku jadi bingung.

ā€œKalau aku hamil, kamu mau bertanggung jawab kan, sayang?ā€ Sinta balas bertanya yang membuat aku semakin bingung.

ā€œKamu mau kan nikahi aku, kalau aku hamil?ā€ tanya Sinta berikutnya.

Sejenak aku terdiam. Tapi kalau memang Sinta hamil karena aku, aku siap bertanggung jawab. Melihat kebingungan aku, Sinta pun tertawa.

ā€œTenang saja sayang. Kemarin aku sudah disuntik anti hamil sama temen Tante Mirna. Jadi sebanyak apapun pejuhmu masuk ke rahimku, aku gak bakal hamilā€ jelas Sinta. Ada perasaan lega dalam hatiku.

ā€œTerima kasih sayang. Nikmat banget ngentot dengan kamu. Nonok kamu sempit banget. Sayang, aku masih pingin ngerasain sempitnya nonok kamu lagi. Kamu mau kan sayang, kalau kita ngentot lagi?ā€ kataku sambil tanganku menggosok2 bukit nonok Sinta.

ā€œSudah pasti mau sayang. Aku juga masih pingin ngerasain lagi nikmatnya kontol kamu seperti tadiā€ jawab Sinta sambil tangannya menggenggam kontolku yang kembali menegang dan semakin keras.

ā€œTapi biarkan aku istirahat beberapa menit ya sayang?ā€ sambung Sinta lalu mencium pipiku dengan mesra.

Sinta turun dari tempat tidur menuju ke kamar mandi untuk membersihkan nonoknya dari sisa2 pejuhku dan cairan orgasmenya. Kemudian aku pun segera menyusul Sinta ke kamar mandi. Di kamar mandi, dengan telaten Sinta membersihkan batang kontolku tersebut dari sisa2 darah dan cairan dari dalam liang nonoknya. Setelah bersih kami berdua kembali ke tempat tidur masih dalam keadaan sama2 telanjang.

Aku dan Sinta berbaring sebentar untuk memulihkan tenaga. Dengan penuh kasih sayang aku peluk Sinta sedangkan Sinta menyandarkan kepalanya di dadaku.

Setelah hampir satu jam kami beristirahat, tanganku mulai mengusap2 susu Sinta yang montok, kenyal dan padat dengan pentilnya yang mencuat ke atas tersebut. Aku meremas2 kedua susu hangat yang menyembul kencang di dada Sinta tersebut. Susu Sinta itu menjadi bulan2an tanganku. Pentil susu tersebut aku pilin2 sehingga membuat Sinta menggelinjang. Terlebih lagi saat aku mulai dengan rakus silih berganti menjilati dan mengulum susu Sinta tersebut dan mengeyot2 pentilnya dengan lembut.

"Sayaaaaang... Ooooohhh... Ssssshhh... Aaaaahhh... Sayaaaaang... enaaaaakkk... Sayaaaaang..." desah Sinta dengan tubuh menggeliat2.

Kenyotanku pada pentil susu Sinta semakin gencar, kadang pangkal susu Sinta yang montok aku remas2 dan pentilnya aku sedot2. Sinta sendiri sudah kelonjotan menahan gejolak birahinya. Ciumanku perlahan turun menuju ke perut Sinta. Aku jilati pusar Sinta hingga dia menggelepar2 menerima rangsangan yang terasa nikmat tersebut.

ā€œUuuuuhhh... Sayaaaaang... Teruuus... Sayaaaaang... Aaaaahhh... geeeliii... Sayaaaaang... Ssssshhh... Aaaaahhh... enak sekali Sayaaaaang...ā€ rintih Sinta.

Kemudian jilatanku semakin ke bawah dan dengan cepat lidah dan bibirku telah berada di atas gundukan bukit nonok Sinta.

ā€œBuka pahanya sayangā€ perintahku tak sabar saat melihat posisi paha Sinta yang kurang membuka itu sehingga membuatku kurang leluasa untuk mencumbu nonoknya tersebut. Sinta pun membuka kedua pahanya lebar2.

ā€œAaaaahhh... Sayaaaaang...ā€ Sinta merintih lirih tatkala merasakan jilatan lidahku di celah di antara kedua bibir luar nonoknya tersebut.

Aku membetulkan posisiku di atas selangkangan Sinta. Sinta membuka ke dua belah pahanya lebih lebar lagi. Sinta sudah sangat terangsang sekali. Kedua tangan Sinta memegangi kain sprei.

Aku pandangi nonok Sinta yang ditumbuhi bulu2 jembut yang lebat itu. Bibir nonok Sinta kelihatan gemuk dan padat berwarna putih sedikit kecoklatan, sedangkan celah sempit yang berada di antara kedua bibir dalam nonoknya itu tertutup rapat.

ā€œSayang, kenapa bengong? bau ya, sayang?ā€ tanya Sinta sambil tersenyum. Wajahnya sedikit kusut dan berkeringat.

ā€œNonok kamu lucu, sayang. Harum kok baunyaā€ jawabku.

Dengan gemas dan nafsu, Sinta menekan kepalaku ke bawah. Sontak mukaku terutama hidung dan bibirku langsung nyosor menekan nonok Sinta. Hidungku terselip di antara kedua bibir luar nonok Sinta. Bibirku mengecup bagian bawah bibir luar nonok Sinta dengan bernafsu, sementara jemari kedua tanganku merayap ke balik paha Sinta dan meremas bokongnya yang bundar dan padat itu dengan gemas.

Aku mulai mencumbui bibir nonok Sinta yang tebal itu secara bergantian seperti kalau aku mencium bibir Sinta. Puas mengecup dan mengulum bibir bagian atas, aku pun berpindah mengecup dan mengulum bibir nonok Sinta bagian bawah. Karena ulahku tersebut Sinta sampai menjerit2 karena nikmat. Tubuhnya menggeliat hebat dan terkadang meregang kencang, beberapa kali kedua paha Sinta sampai menjepit kepalaku yang tengah asyik mencumbui bibir nonoknya.

ā€œOoooohhh... Sayaaaaang... enaaak... Sayaaaaang... Aaaaahhh... Ssssshhh... Ooooohhh... teruuus... Sayaaaaang... Aaaaahhh...ā€ Sinta merintih2 keenakan.

Aku pegangi kedua belah bokong Sinta agar tidak bergerak terlalu liar, agar pagutan bibirku pada bibir nonoknya itu tidak terlepas. Sinta mengerang2 dan tak jarang memekik cukup kuat saking nikmatnya.

Kedua tangan Sinta meremasi rambutku sampai kacau, sambil menggoyang2kan pinggulnya. Kadang pantat Sinta dinaikkan sambil mengejan nikmat atau kadang digoyangkan memutar seirama dengan jilatan lidahku pada seluruh permukaan bagian dalam nonoknya.

ā€œHhhmmmmm... Sluuuuurp... Sluuuuurp... Hhhmmmmm... Sluuuuurp... Hhhmmmmm... Sluuuuurp... Sluuuuurp...ā€ gumamku yang sibuk menjilat area permukaan bagian dalam nonok Sinta dan mengulum2 serta mengisap2 kedua bibir luar nonoknya.

Sinta berteriak makin keras, dan terkadang seperti orang menangis saking tak kuatnya menahan kenikmatan yang berhasil aku ciptakan pada nonoknya. Tubuh Sinta menggeliat hebat, kepalanya bergerak ke kiri dan ke kanan dengan cepat, sambil mengerang tak karuan.

Aku semakin bersemangat melihat tingkah Sinta tersebut, mulutku semakin buas, dengan napas setengah memburu aku sibakkan bibir luar nonok Sinta dengan jemari tanganku, terlihatlah bibir dalam nonoknya yang berwarna merah muda yang basah oleh air liurku bercampur dengan cairan lendir dari nonoknya. Agak sebelah bawah terlihat liang nonok Sinta yang amat sangat kecil dan berwarna kemerahan pula.

Aku mengusap2 dengan lembut bibir nonok Sinta. Agak ke atas dari liang nonok Sinta yang sempit itu terlihat itilnya yang sebesar biji kacang tersebut, menonjol berwarna kemerahan. Lalu secepat kilat dengan rakus lidahku kujulurkan sekuatnya keluar dan mulai menyentil2 itil Sinta.

Kembali Sinta memekik sangat keras sambil menyentak2kan kedua kakinya ke bawah. Sinta mengejang hebat, pinggulnya bergerak liar dan kaku, sehingga jilatanku pada itilnya jadi luput. Dengan gemas aku pegang kuat2 kedua belah paha Sinta lalu kembali menempelkan bibir dan hidungku di atas celah kedua bibir luar nonoknya. Aku julurkan lidahku keluar sepanjang mungkin lalu kutelusupkan lidahku menembus jepitan bibir nonok Sinta dan kembali menyentil2 nikmat itilnya. Tubuh Sinta kembali mengejan sambil menghentak2kan kedua kakinya, pantatnya diangkat ke atas sehingga lidahku memasuki celah bibir nonoknya lebih dalam dan menyentil2 itilnya.

ā€œAaaaahhh... Sayaaaaang... kamuuu... pintaaar... sekaliiii... menjilaaatiii... nonokkuuu... Ssssshhh... Aaaaahhh... Ooooohhh... enaaak... Sayaaaaang... teruuus... jilaaat... nonokkuuu... jilat teruuus... Sayaaaaang... Ssssshhh... Ooooohhh... Iyaaa... Sayaaaaang... Ssssshhh... Aaaaahhh... isaaaaap... itilkuuu... Ooooohhh... Ssssshhh... Sayaaaaang... teruuus... isaaaaappp... itilkuuu... Ooooohhh... nikmaaat... Sayaaaaang... enaaaaak... sekaliii... Aaaaahhh...ā€ Sinta mendesah2 keenakan merasakan nonoknya aku jilati dan itilnya aku isap2.

ā€œHhhmmmmm... Sluuuuurp... Hhhmmmmm... Sluuuuurp... Hhhmmmmm... Sluuuuurp...ā€ Aku hanya bisa menggumam karena mulutku asyik menjilati belahan nonok Sinta dan mengisap2 itilnya.

ā€œOoooohhh... Iyaaa... Sayaaaaang... sedot itilkuuu... teruuus... Sayaaaaang... enaaak... Sayaaaaang... nikmaaat... Sayaaaaang... terus isap2 itilkuuu... Iyaaa... teruuus... teruuus... Sayaaaaang... enaaaaak...ā€ Kembali Sinta mengerang2 kenikmatan.

Mendengar rintihan Sinta, aku semakin bernafsu menjilati itilnya. Sesekali kucucukkan lidahku ke dalam liang nonok Sinta. Tak lama kemudian Sinta pun menjerit...

ā€œAaaaahhh... aaakuuu... keluuuaaarrr... Sayaaaaang...!!! Akuuu... keluuuaaarrr...!!! Uuuuuhhh... Enaaak... Sayaaaaang... enaaak... Aaaaahhh...!!!ā€ Sinta menjerit sejadi2nya merasakan orgasmenya kembali.

Seeeeerrr... Seeeeerrr... Seeeeerrr... Seeeeerrr... Seeeeerrr... Dari dalam liang nonok Sinta menyemburkan cairan orgasmenya yang hangat dan kental banyak sekali memenuhi liang nonoknya. Tubuh Sinta melenting dan mengejang saat menyambut puncak kenikmatannya, nafasnya terdengar memburu, liang nonoknya berdenyut2 saat menyemburkan cairan orgasmenya.

Aku masih menjilati dan mengenyot2 itil Sinta beberapa saat sampai tubuh Sinta terkulai lemah dan akhirnya pantat Sinta pun jatuh kembali ke tempat tidur. Sinta melenguh panjang pendek meresapi kenikmatan yang baru dirasakannya, sementara aku masih menyedot sisa2 lendir yang keluar ketika Sinta meraih orgasmenya. Seluruh selangkangan Sinta tampak basah penuh air liurku bercampur lendir kental dari dalam liang nonoknya.

Selang beberapa lama setelah gelombang orgasme Sinta reda, aku bersiap2 untuk menancapkan kontolku kembali di dalam liang nonok Sinta. Aku mengambil bantal untuk mengganjal pantat Sinta lalu kedua kaki Sinta aku taruh di atas pundakku. Aku gesek2kan kepala kontolku di belahan bibir luar nonok Sinta yang sudah basah.


POV Sinta

Mataku terpejam pasrah menunggu sodokan kontol Joni. Tak bosan2nya dia pandangi tubuh bagian bawahku. Mulai dari nonokku yang menggunduk di antara selangkanganku itu, yang ditutupi oleh bulu2 jembut yang hitam dan lebat. Hingga kedua betis dan pahaku yang putih mulus ramping serta pantatku yang besar membulat. Semua itu membuat kontol Joni semakin menegang keras.

Joni mulai menyelipkan kepala kontolnya di belahan nonokku. Sleeeeeppp... kepala kontolnya mulai hilang dalam jepitan liang nonokku. Aku pun melenguh merasakan desakan kepala kontol Joni memasuki liang nonokku tersebut.

ā€œOoouuuggghhhh... Ssssshhh... besaaaaarrr... bangeeet... kontoool kamuuu... Sayaaaaang... besaaar... Sayaaaaang... Uuuuuhhh... Ssssshhh...ā€ lenguhku.

ā€œOoooohhh... nonok kamuuu... jugaaa... enaaak Sayaaaaang... sempit sekaaaliii... Aaaaahhh...ā€ Joni pun melenguh merasakan jepitan liang nonokku yang sangat ketat.

Bleeeeesss... perlahan2 Joni mulai mendorong maju kontolnya masuk ke dalam liang nonokku. Aku melenguh kembali merasakan nonokku yang sedang diterobos oleh kontol Joni itu. Joni pun merasakan liang nonokku walaupun sudah sangat basah oleh lendir birahiku tapi masih sangat seret, dinding liang nonokku begitu ketatnya menjepit batang kontolnya.

Bleeeeesss... kembali Joni mendesakkan batang kontolnya masuk lebih dalam lagi di liang nonokku. Lagi2 aku melenguh nikmat, begitu pula dengan Joni. Kami berdua merasakan nikmat. Sudah hampir separo batang kontol Joni tenggelam di dalam liang nonokku.

Dengan perlahan Joni kembali melesakkan batang kontolnya itu ke dalam liang nonokku. Bleeeeesss... tigaperempat batang kontol Joni sudah masuk ke dalam liang nonokku. Aku melenguh merasakan liang nonokku yang diterobos oleh kontol Joni yang besar itu. Joni mengerang nikmat merasakan dinding liang nonokku yang menjepit erat batang kontolnya.

Setelah mendiamkan sesaat untuk menikmati jepitan dinding liang nonokku, dengan sekali hentakan kuat, Joni memasukkan sisa batang kontolnya yang masih berada di luar liang nonoku ke dalam liang nonokku. Bleeeeesss... seluruh batang kontol Joni terbenam di liang nonokku.

ā€œAaaaahhh... Sayaaaaang... besaaar... dan panjaaang... kontol kamuuu... Sayaaaaang... Uuuuuhhh... sampai mentok menembus rahimku Sayaaaaang... Aaaaahhh... penuh liang nonokku sama kontol kamuuu... Ooooohhh... Ssssshhh... Aaaaahhh... Sayaaaaang... enaaak... bangeet... Sayaaaaang... Ssssshhh... Aaaaahhh...ā€ erangku saat merasakan dinding rahimku tersundul oleh kepala kontol Joni yang sudah terbenam seluruhnya di liang nonokku.

ā€œSayaaaaang... nonoook... kamuuu... jugaaa... enaaak... Ooooohhh... Sayaaaaang... kontolkuuu... enak bangeeet... dijepiiit... liang nonok kamuuu... Aaaaahhh... Sayaaaaang... seeempiiit... Ssssshhh... Ooooohhh... Sayaaaaang... Ooooohhh... nikmaaaaattt...ā€ erang Joni merasakan jepitan dinding liang nonokku yang mencengkeram kuat batang kontolnya.

ā€œOoooohhh... Sayaaaaang... genjot kontolmuuu... Sayaaaaang... entot nonokkuuu... dengan kontol kamu yang besar ituuuuu... Ooooohhh... Ssssshhh... ayooo... Sayaaaaang...ā€ Aku meminta Joni untuk segera memompa kontolnya keluar masuk liang nonokku.

Joni pun memompa kontolnya keluar masuk liang nonokku. Makin lama irama keluar masuk kontonya semakin cepat. Aku mengimbanginya dengan terus menggoyang dan memutar pinggulku sehingga otot2 dinding liang nonokku berkontraksi. Akibatnya, liang nonokku seperti meremas2 dan memijit2 kontol Joni.

"Uuuuuhhh... Ssssshhh... Sayaaaaang... Bukan main enaknya nonok kamu Sayaaaaang... sempit banget dan empotannya terasa bangeeet... Sayaaaaang... Aaaaahhh..." kata Joni dengan suara terputus2. Sedangkan kontolnya yang besar itu tiada henti2nya keluar masuk mengocok liang nonokku dengan gencar.

Waktu terus berjalan, persetubuhan antara aku dan Joni masih berlangsung sengit, kami berdua sama2 menikmati persetubuhan ini. Kontol Joni yang besar dan panjang itu mengocok liang nonokku yang sudah basah dan licin itu. Aku berusaha melawan setiap tusukan kontol Joni ke dalam liang nonokku dengan goyangan2 pantatku. Sudah tentu membuat Joni mendesah dan meringis dengan napas tersengal2.

ā€œOoooohhh... enaaaaak... Sayaaaaang... teruuu... keluar masukkan kontol kamuuu... Ooooohhh... Sayaaaaang... teruuus... entooot... akuuu... genjot yang kuaaat... yang cepaaat... Ooooohhh... Sayaaaaang...ā€ Aku merintih2 keenakan digenjot kontol Joni.

ā€œIyaaa... Sayaaaaang... Ooooohhh... Sayaaaaang... nonok kamuuu... seeempiiit... Ooooohhh... enaaak... Aaaaahhh... nikmatnyaaa... ngentotin nonok kamuuu... Sayaaaaang...ā€ erang Joni.

Ternyata aku tidak mampu lagi bertahan lama, seketika tubuhku menjadi kejang dan kaku, sedangkan tanganku mencengkeram pantat Joni, mataku terbeliak menatap langit2 kamar dan napasnya tersendat2.

ā€œAaaaahhh... Sayaaaaang... aaakuuuuu... sudaaah... tidak tahan laaagiii... Sayaaaaang... aaakuuuuu... mauuuuu... keluuuaaaaarrr...!!! Aaaaahhh... Sayaaaaang... kontol kamuuu... enaaaaakkk... Aaaaahhh... nikmaaat... Ssssshhh... Aaaaahhh... akuuuuu... keluuuaaaaarrr... Ssssshhh... Aaaaahhh...!!!" jeritku kencang tubuhku pun mengejang.

Seeeeerrr... Seeeeerrr... Seeeeerrr... Seeeeerrr... Seeeeerrr... nonokku menyemprotkan cairan orgasmeku dengan bertubi2 sehingga kontol Joni menjadi basah oleh cairan tersebut. Aku merasakan berjuta nikmat dan setelah beberapa saat lamanya tubuhku pun menjadi lemas bagaikan tak bertenaga.


POV Joni

Aku tidak menghentikan pompaan kontolku di liang nonok Sinta, walaupun dia sedang meraih puncak kenikmatannya. Aku juga merasakan hal yang sama, desakan pejuhku sedang berusaha menerobos kontolku. Aku terus memompa kontolku di dalam liang nonok Sinta. Pompaanku kontolku semakin cepat dan iramanya semakin tidak beraturan.

Dan kemudian kocokan kontolku terhenti dengan satu hentakan yang kuat sekali sehingga kontolku terbenam seluruhnya di dalam liang nonok Sinta yang sudah basah kuyup itu. Kontolku berdenyut2 pejuhku sudah berkumpul di kepala kontolku dan berusaha mendesak keluar dari kepala kontolku.

ā€œAaaaahhh... enaaak... Sayaaaaang... aaakuuuuu... jugaaa... keluuuaaaaarrr... Aaaaahhh...!!!ā€ Tubuhku mengejang kaku disertai rangkulan kedua tanganku ke punggung Sinta. Birahiku sampai pada puncaknya.

Crooooottt... Crooooottt... Crooooottt... Crooooottt... Crooooottt... kontolku menyemprotkan pejuhku yang kental dan hangat dengan kuat menghantam dinding rahim Sinta. Sukmaku terbang melambung terbuai dalam berjuta kenikmatan, lalu tubuhku terkulai lamas tak bertenaga jatuh menelungkup di atas tubuh Sinta. Sinta tersenyum kepadaku yang masih terkulai di atas tubuhnya.

Akhirnya aku dan Sinta tertidur berpelukkan dan menjelang malam kami pun terbangun.

===000===


Bersambung...
 
Terakhir diubah:
Joni datang trauma hilang ngentot ngangkang šŸ˜‚
 
Sori para semproter, baru bisa update ada gangguan laptop.
Sekarang baru beres langsung update buat para semproter tercinta.
Selamat menikmati.

INGAT 3M
Memakai masker
Menncuci tangan dengan sabun
Menjaga jarak

Please keep healthy


Salam Semprot
 
Bimabet

POV Sinta

"Sayang, aku laper" kataku manja.

"Ya udah, kita mandi dulu. Setelah mandi kita cari makanā€ ajak Joni.

Di kamar mandi, kami saling menyabuni. Kontol Joni yang masih lemas aku kocok2 pelan2 sehingga lama kelamaan kontolnya mulai menegang dan mengeras.

"Sayang, kontol kamu luar biasa besarnya" kataku

ā€œPantas saja tadi nonokku penuh banget terisi sama kontol kamu dan rasanya nonokku robek saat disodok pertama kali sama kontol besar kamu, sayangā€ sambungku. Joni hanya tersenyum melihat tingkahku itu.

Selesai mandi, aku memakai kaos model thin tank top warna putih di bagian dalam yang aku tutup dengan cardigan warna biru muda dan celana jogger 7/8 berbahan jean berpinggang karet. Sementara Joni memakai kaos oblong ketat dengan celana cargo pendek motif loreng. Kemudian kami pergi ke restoran yang ada di Pulau ini untuk mencari makan malam.

Selesai makan malam, kami kembali ke cottage. Aku ganti celana joggerku dengan celana pendek gombrang dan melepas cardiganku. Sementara Joni juga melepas celana cargo dan sekaligus CDnya serta menggantinya dengan celana boxer.

Kami duduk santai di sofa ruang tamu sambil melihat TV. Aku melendot manja di dada Joni. Joni memeluk mesra tubuhku. Ada perasaan lain dalam diriku. Selama berpacaran dengan Joni, baru sekarang aku merasakan damai sekali berada di samping Joni. Aku sangat kebahagia sekali saat ini.

Terkadang dengan lembut Joni mengecup keningku. Lama kelamaan ciuman Joni berpindah ke bibirku. Dia kulum bibirku dengan lembut sambil tangannya mulai bergerak di balik tank topku. Tangannya dengan lembut meremas2 di susuku yang tanpa BH itu. Aku menggelinjang saat Joni mulai agresif memainkan pentilku.

"Aaaaahhh... Sayaaaaang... remas teruuus... susuku Sayaaaaang... pilin2 pentilnyaaa... Aaaaahhh...!!!" rintihanku mulai terdengar seiring dengan semakin bernafsunya diriku.

Joni terus memilin2 pentil susuku kiri dan kanan secara bergantian. Aku makin menggeliat karena nafsuku semakin memuncak. Aku menarik tangan Joni menjauh dari susuku dan membawa tangannya ke arah perutku. Segera Joni mengusap2 dan mengilik2 pusarku sampai aku menggeliat kegelian.

"Geliii... Sayaaaaang..." kataku manja.

Kemudian tangan Joni segera turun ke bawah dan menyusup masuk ke dalam celana gombrangku. Tangan Joni terus merayap, menyelip ke dalam CDku hingga menyentuh rerimbunan bulu2 jembutku dan jari2nya menyentuh celah di antara bibir luar nonokku. Celah nonokku mulai basah, sehingga memudahkan jari2 Joni menggosok2 celah nonokku.

Jari jemari Joni mulai menyentuh itilku yang sudah mulai mencuat keluar. Dengan segera jari jemari Joni mulai memainkan itilku itu. Itilku dia elus2 kadang2 dia jepit dengan jari telunjuk dan jempolnya lalu dia pilin2. Pinggulku mengikuti irama sentuhan jari Joni. Aku menggelinjang dan merintih2.

ā€œSayaaaaang... Ooooohhh... Ssssshhh... Aaaaahhh... kobel nonokku... Aaaaahhh... elusin itilkuuu... Ooooohhh... Ssssshhh... Aaaaahhh... Sayaaaaang... buka aja semuanyaaa... Kita nikmati malam yang indah iniiiii... Puasin aku dengan kontol kamuuuuu..." desahku.

Joni membuka tank topku. Lalu celana gombrangku sehingga kini yang melekat tinggal CD g-stringku. Joni terlihat bergetar melihatku dalam keadaan yang hampir bugil, walaupun tadi dia sudah ngentoti aku dan membuat aku berkali2 orgasme.

"Buka semuanya dong sayang. Masak CDnya disisain, nanti yang di dalam ngambek lho?" godaku sambil tersenyum manis pada Joni.

Sambil tersenyum Joni membuka g-string mini yang menutupi liang nonokku. Mata Joni seperti tidak ada puasnya melihat sekujur tubuhku yang begitu putih mulus. Susuku bulat dan padat dengan pentil sedikit mencuat ke atas. Dan yang lebih menjadi perhatian Joni adalah bukit yang membelah ke bawah dan letaknya di antara paha mulusku. Bukit itu nonjol dan disekitarnya penuh ditumbuhi oleh bulu2 jembut yang cukup lebat. Semua itu membuat nafsu birahi Joni jadi terangsang dan seketika kontolnya menjadi tegang dan keras di dalam celana boxernya.

Aku tersenyum kepada Joni yang sedang dilanda nafsu birahi. Nafsu birahiku yang juga sudah naik dengan segera langsung melucuti kaos dan celana boxer Joni sehingga Joni pun dalam keadaan telanjang.

ā€œOoooohhh... Sayaaaaang... kontol kamu betul2 besar sekali. Malam ini aku akan puas2in menikmati dientot oleh kontol kamu iniā€ gumamku

Aku kemudian menyuruh Joni untuk duduk kembali, kemudian aku sendiri berjongkok di hadapan selangkangan Joni. Aku mendekatkan bibirku dan mulai menciumi kontolnya, menjilati kepala kontolnya, dan mengulum2 kontol Joni, kekasihku itu.

ā€œHhhmmmmm... Sluuuuurp... maaf ya sayang kalau sepongan aku gak enaaak... Sluuuuurp... Sluuuuurp... Hhhmmmmm...ā€ kataku di sela2 kuluman mulutku pada kontol Joni.

Walaupun aku belum pernah nyepong kontol laki2, namun aku berusaha sebaik dan sebisa mungkin nyepong kontol Joni. Aku tidak mau mengecewakan Joni. Bibirku dengan lembut melingkari batang kontol Joni, kemudian aku mulai memajumundurkan mulutku sehingga kontolnya keluar masuk di mulutku. Aku mengocok kontol Joni dengan penuh nafsu dan nonokku pun terasa semakin basah karena gairah birahiku.

Tubuh Joni gemetar penuh nafsu merasakan saat kontolnya kujilati dan aku kulum2. Aku semakin gencar mengeluarmasukkan kontol Joni di mulutku. Kepalaku naik turun dengan cepat. Aku sangat bergairah sekali merasakan kontol Joni yang berdenyut2 di dalam rongga mulutku. Sungguh sebuah sesasi yang sangat luar biasa, untuk pertama kalinya aku mengulum kontol laki2.

ā€œAaaaahhh... aduuuh... pelaaan... Sayaaaaang...ā€ Joni merintih dan sedikit meringis ketika aku sangat bernafsu mengeluarmasukkan kontolnya di mulutku, sehingga terkadang gigiku mengenai kontolnya. Maklumlah ini adalah pertama kalinya aku mengulum kontol, maka sesekali gigiku masih menyentuh kontol Joni sehingga dia pun merasa agak nyeri.

Sesaat Joni melenguh perlahan sambil meremas2 rambutku. Aku merasakan denyutan kontol Joni yang semakin cepat. Aku pun semakin mempercepat memompa kontol Joni dengan mulutku. Tanganku pun ikut beraksi dengan mulai mengelus2 kedua biji pelir Joni.

ā€œAaaaahhh... Ssssshhh... Sayaaaaang... Masukkin aja kontolku ke nonok kamuuu... Sayaaaaang... biar tambah nikmaaat... Ssssshhh... Aaaaahhh...ā€ pinta Joni agar aku memasukkan kontolnya ke liang nonokku.

Kemudian Joni menyuruhku menduduki kontolnya dengan posisi membelakangi dia. Aku pun mengikuti kehendak Joni, aku pun mulai memposisikan tubuhku membelakanginya, kedua kakiku berdiri mengangkangi kedua paha Joni. Aku pun mulai menggesek2kan belahan nonokku di batang kontol Joni, sehingga membuat kontolnya itu semakin tegang dan keras. Dengan tidak sabar, aku mulai meraih kontol Joni dan kuarahkan ke liang nonokku.

Sleeeeeppp...

Kontol Joni terjepit di antara bibir dalam nonokku, dan

Bleeeeesss...

Kontol Joni mulai menyeruak masuk ke dalami liang nonokku saat aku mulai menurunkan pantatku, lalu

Bleeeeesss...

Kontol Joni pun semakin melesak masuk ke dalam liang nonokku seiring dengan dorongan pantatku yang semakin turun, dan

Bleeeeeeeeesss...

Dengan sekali hentakan kuat aku turunkan pantatku sehingga pantatku bersentuhan dengan paha Joni, dan kontolnya terbenam seluruhnya di liang nonokku

ā€œAaaaahhh... Sayaaaaang... kontol kamuuu... masuk semuaaa... di nonokkuuu... Ssssshhh... Aaaaahhh... besarnya kontol kamuuu... Sayaaaaang... Ssssshhh... Ooooohhh... enaaak... Sayaaaaang...ā€ Aku melenguh merasakan nikmatnya kontol Joni yang terbenam di liang nonokku.

ā€œSayaaaaang... Ssssshhh... Aaaaahhh... nonok kamuuu... sempit bangeeet... Ssssshhh... Aaaaahhh... enak banget jepitannyaaa... Sayaaaaang... Ssssshhh... Aaaaahhh... enaaak... Sayaaaaang...ā€ Joni pun mengerang merasakan sempitnya dan ketatnya jepitan liang nonokku tersebut.

Aku mulai bergerak pelan menaikturunkan pantatku sehingga kontol Joni keluar masuk liang nonokku. Sesekali aku putar2 pantatku sehingga kontol Joni pun berputar2 di dalam liang nonokku. Joni bangkit dari posisi tidurnya. Dia duduk sambil tanganny meremas2 susuku dari belakang.

Aku menjadi sangat liar, tubuhku menggeliat sambil tak henti2nya mendesah kenikmatan. Gerakan dan hentakan pantatku semakin cepat dan keras sampai suatu saat aku menarik pantatku terlalu ke depan sehingga kontol Joni pun terlepas dari jepitan liang nonokku.

Aku pegang kontol Joni dan kini kepala kontolnya sudah berhadapan dengan mulut liang nonokku yang basah itu, dan

Bleeeeesss... separo kontol Joni yang tegang dan keras itu amblas kembali ke dalam liang nonokku.

"Aaaaahhh... Sayaaaaang...!!!" seruku

"Kenapa sayang, sakit?" tanya Joni.

Aku hanya menggelengkan kepala, karena memang bukan sakit yang aku rasakan tapi nikmat banget.

ā€œSsssshhh... Aaaaahhh... sesak sekali rasanya liang nonokku kemasukan kontol kamu yang besar banget ini Sayaaaaang... Ssssshhh... Aaaaahhh... enaaak... bangeeet... Sayaaaaang...ā€ desahku.

Setelah beberapa saat lamanya aku menaikturunkan pantatku, gerakan pantatku semakin tidak beraturan. Tubuhku mulai mengejut2. Nampaknya aku akan segera mendapatkan orgasmeku. Rasa nikmat yang sangat luar biasa membuatku tidak dapat menahan orgasmeku. Aku tekan pantatku ke bawah kuat2 sehingga batang kontol Joni masuk seluruhnya ke dalam liang nonokku. Tubuhku bergetar dengan hebatnya dan mengejut2 kaku dalam dekapan Joni yang memelukku dari belakang.

ā€œSsssshhh... Aaaaahhh...!!! akuuu... aaakuuuuuu.... keluuuaaaaarrr...!!! Aaaaahhh...!!!ā€ jeritku.

Seeeeerrr... Seeeeerrr... Seeeeerrr... Seeeeerrr... Seeeeerrr... nonokku memuntahkan cairan orgasmeku membasahi kontol Joni yang sedang berada dalam jepitan liang nonokku. Liang nonokku berdenyut2 mencengkeram kontol Joni membuatnya mendesis nikmat.

"Sayang, nikmat banget nonok kamu. Jepitannya kuat bangeeet... Sayaaaaang... Ssssshhh... Aaaaahhh..." erang Joni.

Tiba2 Joni mendorong tubuhku, dan

Plop...

Kontol Joni terlepas dari jepitan liang nonokku. Joni mendorong tubuhku dan meminta agar aku berbaring di atas karpet. Aku pun langsung merebahkan tubuhku dengan posisi terlentang. Kedua kakiku Joni angkat ke atas dan pahaku dibentangkan sehingga celah nonokku terbelah merekah. Joni merangkak sambil mengggenggam batang kontolnya dan menempelkan kepala kontolnya itu persis di mulut liang nonokku. Kemudian Joni menekan pantatnya ke bawah sehingga kontolnya yang besar dan panjang itu melesak masuk ke dalam liang nonokku yang basah dan licin itu.

Sleeeeeppp... Bleeeeeeeeesss...

ā€œUuuuuhhh... kontol kamuuu... besar sekaaaliii... Sayaaaaang... Ooooohhh... enaaak... Aaaaahhh...ā€ Aku melenguh dan merintih manakla kepala kontol Joni yang besar dan panjang itu mentok di dasar liang nonokku hingga menembus sampai ke rahimku.

Joni mulai memompa kontolnya, keluar masuk liang nonokku dengan cepat dan penuh tenaga. Dia betul2 sangat agresif. Sambil menikmati kontolnya yang sedang keluar masuk di liang nonokku, mulutnya menghisap dan menjilati kedua pentil susuku bergiliran kiri dan kanan.

Setiap mendorong kontolnya, Joni menekan kuat2 sehingga ujung kepala kontolnya mengenai dinding rahimku. Hal itu membuatku semakin keenakan dibuatnya, ditambah dengan gesekan bulu2 jembut Joni yang menggelitik itilku setiap dia menekan dalam2 kontolnya tersebut.

ā€œUuuuuhhh... nonok kamu enak sekaaalii... Sayaaaaang... Jepitannya erat sekali di batang kontolkuuu... Ooooohhh... Sayaaaaang... nikmat betul ngentoti kaaamuuuuu...ā€ desah Joni sambil terus memompa kontolnya keluar masuk liang nonokku.

ā€œSsssshhh... Aaaaahhh... Sayaaaaang... Ssssshhh... Aaaaahhh... enaaak... Sayaaaaang... teruuus... tekan yang dalaaam... Ssssshhh... Aaaaahhh... yang kuaaat... Sayaaaaang... teruuus... Sayaaaaang... Entot akuuu... puaskan akuuu... Sayaaaaang... Aaaaahhh... enaaak... nikmaaaaat... Ssssshhh... Aaaaahhh...ā€ rintihku akibat benar2 merasakan kenikmatan yang luar biasa.

Joni terus memompa kontolnya keluar masuk liang nonokku. Aku merasakan seluruh liang nonokku penuh terisi kontol Joni yang sangat besar itu. Begitu besarnya kontol Joni, liang nonokku yang sudah basah itu masih terasa sempit baginya.

"Sayang, walau sudah basah gini masih sempit aja liang nonok kamu. Nikmat banget sayang. Terasa banget empotannya. Terus empot nonok kamu sayang" kata Joni sambil menghunjam2kan kontolnya ke dalam liang nonokku. Aku merasa liang nonokku sangat sesak tapi nikmat.

"Ooooohhh... Ssssshhh... Aaaaahhh..." Aku mulai menggeliat2.

Kakiku aku angkat, melingkar ke paha Joni. Dengan begini ternyata aku dapat merasakan kontol Joni yang sedang mengentotku masuk lebih dalam di liang nonokku. Aku dapat merasakan sentuhan2 kepala kontol Joni di dinding rahimku, sehingga membuatku bergetar. Sensasi getaran yang aku dapatkan menjalar ke seluruh tubuhku. Kepalaku terangkat, mendongak ke belakang dan mataku membelalak.

Tangan Joni bereaksi cepat, susuku kembali dia remas pelan sembari pentilnya dia kenyot2, membuatku semakin nikmat dan mendesah panjang kenikmatan.

"Ssssshhh... Ooooohhh... Sayaaaaang... peluk aku sayang" pintaku.

Joni merapatkan badannya ke badanku dan aku merangkul ketat punggung Joni sambil memutar dan menggoyang2kan pantatku mengimbangi sodokan kontol Joni membuat otot2 liang nonokku berkontraksi sehingga empotan liang nonokku semakin dirasakan oleh Joni.

ā€œSsssshhh... Sayaaaaang... Ssssshhh... Aaaaahhh... Ssssshhh... Ooooohhh... enaaak... Sayaaaaang... Uuuuuhhh... enaaak...ā€ Joni pun mengerang kenikmatan, merasakan jepitan liang nonokku di kontolnya.

Gerakan naik turun pantat Joni semakin cepat sehingga menimbulkan suara plok... plok... plok... plok... karena tumbukan kelamin kami berdua begitu dan juga suara crok... crok... crok... crok... karena tumbukan kepala kontol Joni dengan liang nonokku yang sudah sangat basah akibat banyak cairan yang keluar dari liang nonokku.

Aku merasakan kenikmatan yang sangat luar biasa, nafasku semakin memburu, seluruh tubuhku mulai bergetar penuh nafsu ingin dipuaskan. Baru juga 10 menit dari orgasme pertamaku tadi, aku sudah merasakan orgasmeku akan segera tiba kembali.

ā€œAaaaahhh... Sayaaaaang... aku gak tahan laaagiiiii...!!!ā€ Aku mengerang.

Mendengar eranganku, joni semakin mempercepat keluar masuk kontolnya di liang nonokku, dan saat Joni merasakan kedutan yang semakin kuat di liang nonokku, dia pun lalu menekan kontolnya sekuat2nya ke dalam liang nonokku, dan

ā€œAaaaahhh... Akuuu... keluuuaaarrr... laaagiii... Sayaaaaang... Aaaaahhh...!!!ā€ teriakku kembali menyambut orgasmeku yang berhasil aku raih.

Tubuhku mengejang, gerakanku terhenti, tanganku memeluk punggung Joni dengan kuat. Dengan napasnya yang tersengal2, seeeeerrr... seeeeerrr... seeeeerrr... seeeeerrr... seeeeerrr... nonokku kembali menyemburkan cairan orgasmeku menyiram kontol Joni. Joni pasti merasakan kontolnya menjadi hangat oleh siraman cairan orgasmeku. Joni juga pasti merasakan dinding liang nonokku berkedut2 kencang meremas2 kontolnya. Saat nonokku menyemburkankan tetes terakhir cairan orgasmeku, dengan napas yang masih memburu, pelukanku pun mengendor.

Beberapa saat kemudian Joni memintaku untuk berganti posisi.

"Sayang, sekarang kamu nungging. Aku ingin ngentoti kamu dari belakang" kata Joni.

ā€œJoni memang sungguh luar biasa. Dia betul2 hebat. Dua kali sudah aku dibuatnya orgasme. Selain mempunyai kontol yang sangat luar biasa, irama genjotannya tidak pernah melemah sedikit pun. Staminanya sungguh luar biasa. Gak salah kalau Tante Mirna menyukai Joni. Selain punya kontol yang besar dan panjang tersebut, dia juga sangat perkasa Kini aku merasakan sendiri keperkasaan Joni dan kontolnya yang sangat luar biasa yang pernah aku lihat saat dia ngentoti Tante Mirnaā€ batinku.

Lalu aku aku menungging di hadapan Joni dengan kepala rebah di karpet dan pantat yang terangkat, serta kedua kaki yang mengangkang, sehingga nonokku terpampang jelas di hadapan Joni. Dia pandangi dengan kagum apa yang berada di selangkanganku.

Dengan tidak sabar lagi Joni memposisikan dirinya dan mulai menyelipkan kepala kontolnya di mulut liang nonokku, setelah dirasakan kepala kontolnya tepat di mulut liang nonokku, dengan sekali sentakan kuat Joni mendorong maju kontolnya menerobos masuk liang nonokku sambil memegangi kedua pantatku.

Sleeeeeppp... Bleeeeesss... Kontol Joni melesak masuk ke dalam liang nonokku.

ā€œAaaaahhh... pelan sayang!!! Ngilu!!! Kontol kamu besar sekali!!!ā€ jeritku saat liang nonokku diterobos dengan kuat oleh kontol Joni. Dalam posisi ini liang nonokku terasa semakin sempit.

ā€œRilek saja sayang. Nanti juga kamu juga merasakan enak. Aaaaahhh... Sayaaaaang... liang nonok kamuuu... makiiin... sempiiit...ā€ jawab Joni.

Joni merasakan jepitan liang nonokku yang kuat di batang kontolnya, dan dia juga merasakan otot2 liang nonokku yang berkedut2, meremas2 batang kontolnya.

ā€œUuuuuhhh... Luar biasa nonok kamuuu... Sayaaaaang... lebih nikmat dari nonok Tante kamuuu...ā€ puji Joni merasakan nikmatnya nonokku itu. Ada kebanggaan tersendiri bagiku, dengan pujian Joni tersebut.

Tak lama berselang Joni pun mulai memajumundurkan kontolnya di dalam liang nonokku. Sret... bles... sret... bles... sret... bles...

ā€œOoooohhh... enaaak... Sayaaaaang... teruuus... tekan yang dalaaam... Iyaaa... yang kuaaat... Sayaaaaang... Ooooohhh... enaaak... kontol kamuuu... Sayaaaaang...ā€ desahku merasakan nikmatnya sodokan kontol Joni di liang nonokku.

ā€œAaaaahhh... Sayaaaaang... enaaak... Ooooohhh... niiikmaaaaat...ā€ Joni pun merintih keenakan, sambil terus menggenjot kontolnya keluar masuk liang nonokku.

ā€œIyaa... Sayaaaaang... Teruuus.... Sayaaaaang... Ooooohhh... lebih cepaaat... Iyaaa... Sayaaaaang... Ssssshhh... Aaaaahhh... nikmaaat... Sayaaaaang... tekan yang kuuuaaat... Aaaaahhh... enaaak... nikmaaat... kontol kamuuu... Sayaaaaang...ā€ kembali aku mendesah.

Rintihan, erangan, dan desahan terdengar tanpa henti dari mulut kami, keringat kami sudah membanjiri tubuh kami. Bunyi suara ceplak... ceplok... saat tubuh kami beradu menambah ramai suasana persetubuhan kami.

Cairan pelicin semakin banyak keluar dari nonokku, mempermudah keluar masuknya kontol Joni di dalam liang nonokku. Gerakan keluar masuk kontol Joni semakin bertambah cepat, akibatnya membuat diriku semakin mengerang keenakan.

Mendapat sodokan2 yang bertubi2i dari kontol Joni yang luar biasa itu membuatku mulai goyah. Tubuhku mulai mengejang dan mengejut2, puncak kenikmatanku sudah di ambang pintu. Sementara Joni masih belum ada tanda2 pejuhnya akan keluar. Gerakan pantaku semakin tidak beraturan.

ā€œAaaaahhh... Sayaaaaang... akuuu... tidak tahan laaagiii... Sayaaaaang... akuuu... mauuu... keluuuaaar...!!! Aaaaahhh... nikmaaat... Sayaaaaang... enaaaaak... tekan yang dalaaam... yang kuaaat... Sayaaaaang... Ssssshhh... Aaaaahhh... aaakuuu... keeeluuuaaaaarrr...!!! Uuuuuhhh... Ssssshhh... Aaaaahhh...!!!ā€ Aku menjerit kencang bersamaan dengan puncak kenikmatan yang entah keberapa kalinya aku raih.

Seeeeerrr... Seeeeerrr... Seeeeerrr... Seeeeerrr... Seeeeerrr... kembali liang nonokku menyemburkan cairan orgasmeku membasahi kontol Joni yang sedang berada di dalam liang nonokku.

Tubuhku mengejut2 seirama dengan keluarnya cairan orgasmeku, nafasku memburu, pancaran kepuasan terbias di wajahku. Setelah tetes terakhir cairan orgasmeku menetes dari liang nonokku, aku pun tergolek lemas di atas karpet masih dalam posisi menungging.

"Aaaaahhh... Sayaaaaang..." desahku merasakan nikmat dimana saat liang nonokku masih terisi penuh oleh kontol Joni, tangan kanan Joni meremas2 susuku dan tangan kirinya menggosok2 itilku.

Dan setelah beberapa saat lamanya dia mendiamkan kontolnya di dalam liang nonokku, sreeet... bleees... sreeet... bleees... Joni pun mulai mengeluarmasukkan kontolnya yang besar dan panjang itu di liang nonokku, dengan posisiku yang masih menungging tersebut sambil kedua tangannya meremas2 susuku dan menggosok itilku.

Joni terus memompa kontolnya keluar masuk liang nonokku. Aku kembali mengelinjang, menahan sodokan pantat Joni. Terasa kontolnya makin keras dan kepalanya makin membesar.

"Ssssshhh... Ooooohhh... Sayaaaaang... Ssssshhh... Aaaaahhh..." gumamku, merasakan kontol Joni yang semakin cepat keluar masuk liang nonokku.

ā€œAaauuuggghhh... pelan2 Sayaaaaang...!!!ā€ pekikku, saat tiba2 Joni menahan gerakan pantatnya, ditariknya keluar sehingga tinggal sebagian kontolnya yang masih terbenam di liang nonokku, lalu disentakkannya dengan cepat pantatnya, kemudian ditekannya rapat2 ke pantatku hingga semua kontolnya tertanam dalam nonokku.

Kemudian Joni membuat gerakan memutar sehingga otomatis kepala kontolnya berputar bagai bor menggesek ketat dinding liang nonokku.

"Ssssshhh... Aaaaahhh... teruuus... Sayaaaaang... enaaak..." desahku. Tidak puas hanya menikmati putaran kontol Joni, aku pun ikut menyodokkan pantatku ke belakang dengan keras mengimbangi sodokan pantat Joni dan...

"Uuuuuhhh... Aaaaahhh..." Aku dan Joni sama2 mengerang nikmat.

Joni semakin cepat dan kuat menghujam2kan kontolnya di liang nonokku. Dan baru bebera menit yang lalu aku mendapatkan orgasmeku, kini aku merasakan orgasmeku tersebut akan kembali aku raih.

ā€œAaaaahhh... Sayaaaaang... tekaan... yang dalaaam... akuuu... mau keluuuaaarrr... Sayaaaaang... Uuuuuhhh... Aaaaahhh... Ssssshhh... Sayaaaaang... Aaaaahhh... enaaak... aaakuu... keeeluuuaaaaarrr...!!! Sayaaaaang... enak banget kontol kamuuu... Aaaaahhh... enaknya dientot sama kamuuuu... Sayaaaaang... Aaaaahhh... aaakuuu... keluuuaaarrr...!!! Tekan kontol kamu yang dalaaaaam... Sayaaaaang... Aaaaahhh... Ooooohhh... Iyaaaa... begitu Sayaaaaang... Aaaaahhh... akuuu... puuuaaas... sekaaaliii...ā€ Aku menjerit dan mengerang panjang menyambut orgasmeku.

Seeeeerrr... Seeeeerrr... Seeeeerrr... Seeeeerrr... Seeeeerrr... cairan orgasmeku keluar dengan derasnya semakin membanjiri liang nonokku dan membasahi batang kontol Joni.

Plop... Tiba2 dengan cepat Joni mencabut kontolnya dari liang nonokku dan selanjutnya menelentangkan tubuhku kemudian membentangkan kedua pahaku sehingga dia dapat melihat dengan jelas saat dia merenggangkan kedua pahaku betapa merekahnya nonokku itu dan di sudut atas terselip itilku yang berwama kemerah2an membuat dia semakin bersemangat, birahinya semakin meninggi.

Joni merangkak ke selangkanganku lalu mengarahkan kepala kontolnya ke celah bibir dalam nonokku yang sudah siap untuk ditusuk itu. Kemudian tubuh Joni menindih tubuhku disertai tekanan pantatnya sehingga kontolnya yang besar dan panjang itu menusuk liang nonokku yang semakin basah dan licin itu sampai terbenam ke pangkalnya.

Terasa sekali olehku ketika kontol Joni menggesek dan membentur bagian dalam nonokku. Aku melenguh dan meringis merasakan suatu kenikmatan yang amat sangat. Apalagi saat Joni mengocok liang nonokku dengan kontolnya besar dan panjang itu, membuat mataku terpejam2 dan bibirku mendesah2 bahkan merintih2 dengan hebatnya. Sementara Joni merasakan betapa sempitnya liang nonokku.

"Uuuuuhhh... Sayaaaaang... Ssssshhh... Aaaaahhh... Bukan main enaknya nonok kamuuu... Sayaaaaang..." kata Joni dengan suara terputus2. Sedangkan kontolnya yang besar tiada henti2nya keluar masuk mengocok liang nonokku dengan gencar.

Waktu terus berjalan, malampun kian larut. Persenggamaan antara aku dan Joni masih terus berlangsung sengit. Aku sudah beberapa kali orgasme namun masih belum ada tanda2 kontolnya akan menyemprotkan pejuhnya.

Kontol Joni yang besar dan panjang itu keluar masuk memompa liang nonokku yang sudah basah dan licin. Sementara aku pun melawan setiap tusukan kontolnya ke dalam liang nonokku dengan goyangan2 pantat dan hentakan pantatku ke atas menyambut sodokan kontol Joni. Aksiku tersebut membuat Joni mendesah dan meringis dengan napas tersengal2.

"Aaaaahhh... Sayaaaaang... Ssssshhh... Aaaaahhh... terus genjot kontol kamuuu... Sayaaaaang... Iyaaaaa... Iyaaaaa... genjot yang kencang Sayaaaaang... tekan lebih dalaaam... Aaaaahhh... Iyaaa... begitu teruuus... lebih cepaaat... lebih dalaaam... Ssssshhh... Aaaaahhh... Akuuu... gak kuat lagiii... Sayaaaaang... Aaaaahhh... Sayaaaaang... Aaaaahhh... Akuuuuu... keeeluuuaaarrr...!!! Ssssshhh... Aaaaahhh... Akuuuuu... keluuuaaaaarrr...!!!" Aku berteriak dan mengerang.

Aku tidak mampu lagi bertahan, tubuhku mengejang kaku, sedangkan tanganku mencengkeram pantat Joni, mataku terbelalak menatap langit2 kamar dan napasku tersendat2.

Seeeeerrr... Seeeeerrr... Seeeeerrr... Seeeeerrr... Seeeeerrr... nonokku untuk kesekian kalinya menyemburkan cairan orgasmeku dengan bertubi2 sehingga kepala dan batang kontol Joni menjadi sangat basah. Sesaat aku merasakan sejuta kenikmatan dan setelah itu tubuhku menjadi lemas.

Kali ini Joni tidak menghentikan pompaan kontolnya di liang nonokku saat aku sedang orgasme seperti sebelum2nya. Justru dia semakin cepat cepat dan kuat memompa kontolnya keluar masuk liang nonokku.

Tak lama kemudian pompaan kontol Joni berhenti dengan satu hentakan yang kuat sekali dia lesakkan kontolnya ke dalam liang nonokku sehingga kontolnya terbenam seluruhnya di dalam liang nonokku yang sudah basah kuyup itu. Tubuh Joni mengejang kaku disertai rangkulan kedua tangannya ke punggungku.

"Akuuuu... keeeluuuaaaaarrr... Aaaaaaaaaaahhhhh...!!!!" Joni menjerit panjang.

Crooooottt... Crooooottt... Crooooottt... Crooooottt... Crooooottt... dari kepala kontol Joni menyemprot pejuh hangat dan kental banyak sekali di dalam liang nonokku menerjang derasnya masuk rahimku. Setelah semprotan pejuhnya berakhir, tubuh Joni pun terkulai lamas tak bertenaga di atas tubuhku.

ā€œMakasih ya sayang. Kamu hebat sayang. Kontol kamu betul2 enak, aku betul2 puas dientot sama kamu. Kamu sungguh hebat sekali sayangā€ pujiku dengan suara berbisik lirih di dekat telinga Joni yang posisinya masih menelungkup di atas tubuhku.

ā€œSama2 sayang. Kamu juga hebat. Liang nonok kamu sempit dan jepitannya betul2 ketat banget. Kamu adalah yang paling hebat dari semua perempuan yang pernah aku entotā€ balas Joni.

Mendengar perkataan Joni tersebut, aku jadi teringat dengan Susi, Tina dan Tuty saat mereka ngobrol denganku tempo hari dan menyebut2 kontol Joni. Selain Tante Mirna, mungkinkah mereka juga sudah pernah dientot sama Joni? Atau mungkin ada cewek lain lagi yang pernah dientot sama Joni? Ah sudahlah. Yang terpenting sekarang, aku sudah memiliki Joni seutuhnya. Dan aku yakin setelah aku mau dientot sama dia, Joni tidak akan pernah ngentoti cewek lain kecuali dengan Tante Mirna, karena aku pun mengijinkan dia untuk ngentoti Tante Mirna.

Melihat aku diam, Joni seakan tahu apa yang sedang aku pikirkan.

ā€œMaafkan aku ya sayang. Selama ini aku memang sudah ngentot dengan beberapa cewek selain dengan Tante kamu. Tapi semuanya hanya sebatas pemenuhan nafsu seksku saja. Di hati aku, hanya ada satu wanita yang aku cintai dan sayangi yaitu kamuā€ jelas Joni. Sepertinya dia merasa bersalah denganku. Aku tahu itu.

ā€œSudahlah sayang. Aku maklum kok sayang. Semua itu terjadi semata2 bukan kesalahan kamu. Kamu melakukan semua itu, karena waktu itu aku tidak dapat memberikan semuanya pada kamuā€ balasku.

ā€œNamun, mulai saat ini aku mohon padamu kalau kontol kamu ini hanya untukkuā€ sambungku

ā€œIya sayang. Aku janji sama kamu. Tapi kamu harus siap melayanikuā€ sahut Joni

ā€œSiapa takut. Aku juga mulai ketagihan enaknya dientot sama kamuā€ jawabku sambil mencium bibir Joni.

Akhirnya setelah badai puncak kenikmatan kami mereda. Kami berdua lalu menuju ke kamar mandi untuk membersihakn tubuh masing2 dari keringat tak lupa juga kami pun membersihakan kemaluan masing2 dari sisa2 cairan orgasme kami. Lalu kami berdua beranjak ke peraduan. Setelah stamina kami berdua terkuras habis2an, kami pun tertidur pulas sambil berpelukan.

===000===


POV Mirna

Sekitar pukul 2 dini, tanpa sepengetahuan Sinta dan Joni yang sedang tertidur pulas, aku masuk ke dalam cottage mereka. Aku lihat Sinta terbaring di sisi tubuh Joni sedang tertidur pulas sambil memeluk guling dalam keadaan tubuh yang masih telanjang. Sementara Joni pun juga sedang tidur telentang dengan keadaan yang telanjang pula. Kontolnya yang gede dan panjang dalam keadaan lemas.

Seketika nafsuku bangkit melihat kontol yang telah memberikan aku kepuasan berkali2 saat Joni ngentoti diriku. Dengan penuh nafsu, aku pegang kontol Joni, kemudian aku urut2 dan kocok2 dengan kedua tanganku. Aksiku tersebut membuat Joni terbangun.

Mata Joni yang masih ngantuk tersebut seketika terbelalak tatkala melihatku yang tengah asyik mengurut dan mengocok batang kontolnya. Spontan Joni duduk terbangun sambil menatap heran kearahku.

ā€œMirna???!!!ā€ Cuma itu yang bisa Joni katakana karena aku langgsung mengarahkan jari telunjukku ke mulutnya agar dia jangan ribut. Aku duduk di tempat tidur persis disamping Joni.

Belum hilang rasa kaget Joni, tiba2 aku menyodorkan mukaku ke arah kontolnya yang mulai ngaceng tersebut. Menyadari aksi nekatku tersebut, Joni menarik kepalaku sehingga kontolnya keluar dari mulutku. Kemudian dengan hati2 Joni beranjak dari tempat tidur dan menarik tanganku ke ruang tamu.

ā€œMir, gimana caranya kamu bisa masuk ke sini?ā€ tanya Joni dengan suara lirih mungkin dia takut kedengaran Sinta yang sedang tertidur pulas di dalam kamar.

ā€œSebenarnya saat tadi siang kamu berangkat ke sini, sorenya aku menyusul ke sini. Karena aku yang booking cottage ini, maka aku bisa minta kunci cadangan cottage ini ke resepsionisā€ jawabku

ā€œTadinya aku hanya ingin memastikan bahwa Sinta memang telah dapat mengatasi traumanya. Tapi saat aku mengintip kalian yang sedang asyik ML, aku jadi kepingin juga. Lagian sudah lama juga nonokku gak kemasukan kontol gede kamuā€ jelasku.

Begitu selesai bicara, aku langsung memagut bibir Joni. Setelah beberapa lamanya kami saling berpagutan, lalu kami mulai bergerak merubah posisi.

Perlahan2 aku mendorong tubuh Joni hingga tubuh Joni terlentang di lantai yang beralaskan karpet tebal, lalu aku bergerak merangkak mendekatkan mukanya ke arah kontolnya. Seakan tahu yang akan aku perbuat, Joni membuka lebar2 kedua belah pahanya. Aku semakin mendekatkan bibirku ke kepala kontol Joni. Dengan posisi Joni yang merentangkan kedua pahanya itu, kontolnya jadi semakin bebas, tegak mengacung. Hal itu membuatku semakin bernafsu. Kemudian pelan2 aku menjulurkan ujung lidahku mulai mengulas2 kepala kontol Joni.

"Oooouuhhh... Miiiiirrr..." desah Joni ketika merasakan kepala kontolnya tersentuh ujung lidahku yang lembut.

Mata Joni terpejam2 menahan nikmat. Dari kepala kontolnya, aku terus menjilati batang kontol Joni yang besar dan panjang itu. Aku menjilat dan mengulum kontol Joni. Jilatanku turun ke kantong pelir Joni, naik lagi sampai ke kepala kontolnya yang sudah sangat keras.

Aku menjilati lubang kencing Joni dan kepala kontolnya aku kulum dan aku sedot2. Mulutku langsung penuh ketika seluruh kepala kontol Joni kumasukkan ke dalam mulutku lalu aku kulum2.

Tidak lama mengulum kontol Joni, jilatanku turun lagi ke pangkal kontolnya lalu ke kantong pelirnya dan aku pun menjilati daerah yang berada di antara kantong pelir dan anus Joni tersebut.

"Aaaaahhh... Miiiiirrr... enak bangeeet... Siniin nonok kamu, Mir. Biar aku jilatin nonok kamu. Aku juga ingin ngerasain nonok kamu, Mir" Joni tak henti2nya mengerang keenakan. Joni memintaku merubah posisi menjadi 69.

Sambil terus menjilati batang kontol Joni, aku menggeser pantatku sehingga sekarang belahan nonokku tepat di atas mulut Joni. Aku pun ingin merasakan juga sensasi jilatan lidah Joni pada nonokku yang sudah lama tidak aku rasakan.

ā€œOoouuhhh... Jooooonnn... jilat nonokkuuu... isap itilnyaaa... Jooooonnn...ā€ kataku seraya mendekatkan permukaan nonokku ke mulut Joni.

Aku yakin Joni pasti bisa melihat betapa nonokku sudah sangat basah akibat lendir birahiku yang mengalir deras hingga membasahi bulu2 jembutku. Joni semakin bernafsu melihat nonokku tersebut. Joni menyibakkan bulu2 jembutku yang sudah basah kuyup tersebut dan akhirnya nonokku yang dipenuhi bulu2 jembut yang lebat itu dia jilati. Aku menggelinjang setiap kali bibir nonokku diisap oleh Joni.

ā€œHhhmmmmm...ā€ Aku hanya bisa menggumam akibat mulutku yang penuh tersumpal oleh kontol Joni.

Joni membuka belahan nonokku, pelan2 dijulurkannya lidahnya untuk menjilati dan mengisap2 seluruh bagian dalam nonokku tersebut.

"Ooooohhh... nikmaaat... Sayaaaaang..." Aku melepaskan batang kontol Joni dari mulutku sambil mengerang. Aku memutar2 pantatku menggerus mulut dan hidung Joni yang ada di belahan nonokku.

"Aaaaahhh... Jooooonnn... teruuus... Jooooonnn..." erangku.

Joni terus menjilati seluruh bagain di belahan nonokku. Jilatannya terus naik hingga akhirnya itlku pun tak luput dari jilatannya. Tak hanya menjilat, Joni pun mengisap2 itilku dan sesekali lidahnya dijulurkan masuk ke dalam liang nonokku.

Bibir Joni terus mencium dan melumat habis bibir nonok Mirna dan Mirna pun dapat merasakan hisapan mulut Joni yang kuat menghisap nonoknya. Lidah Joni menjulur masuk ke dalam nonok Mirna dan sempat menyentuh dinding bagian dalam nonok Mirna. Saking dalamnya mulut Joni menekan nonok Mirna, hidung Joni yang mancung menempel dan menekan itil nya.

"Aaaaahhh... Jooooonnn... teruuus... Jooooonnn... Iyaaa... isap itilkuuu... Ssssshhh... Ooooohhh... itilkuuu... Jooooonnn... jilat lagi itilkuuu... Aaaaahhh... Jooooonnn... nikmaat... Sayaaaaang..." erangku semakin keras ketika itilku dijilati dan diisap2 oleh Joni.

Aku sungguh merasakan sensasi kenikmatan yang luar biasa, saat Joni dengan sengaja menggeleng2kan wajahnya ke kiri dan ke kanan dengan posisi hidungnya tetap menempel di itilku dan bibirnya tetap mengulum bibir nonokku sambil lidahnya terus mengorek2 liang nonokku. Aku mengimbanginya dengan menggerakan pantatku. Makin lama gerakan pantatku semakin menggila, cepat dan semakin cepat. Dan...

ā€œOoooohhhhh... Jooonnn... aku keluuuuuuaaar Jooooon...aaaahhhh!!!" jerit Mirna sambil menekan pantatnya kuat sekali ke wajah Joni.

Seeeeerrr... Seeeeerrr... Seeeeerrr... Seeeeerrr... Seeeeerrr... nonokku menyemburkan cairan orgasme pertamaku. Sementara itu belum ada tanda2 bagi kontol Joni untuk menyemprotkan pejuhnya. Kontolnya masih tetap tegang dan keras mengacung.

Setelah beristirahat beberapa saat, aku melanjutkan lagi kegiatanku, mengisap dan mengulum kontol Joni yang makin keras tegak mengacung. Sementara itu, Joni membersihkan setiap lendir yang keluar dari nonokku dengan lidahnya. Tak habis2nya lendir yang keluar dari nonokku tersebut langsung dijilat dan ditelan oleh Joni hingga nonokku benar2 bersih dari lendir orgasmeku.

Karena sudah lama aku tidak merasakan nonokku disodok kontol Joni, membuat libidoku mudah sekali terangsang naik. Walau baru saja aku mendapatkan orgasmeku, dengan cepat nafsuku bangkit kembali. Kini aku ingin cepat2 merasakan genjotan kontol Joni yang gede tersebut di liang nonokku. Aku ingin segera merasakan liang nonokku dipenuhi oleh kontol Joni yang gede dan panjang tersebut.

Segera saja aku menyudahi jilatan2 pada batang kontol Joni. Kemudian aku bergeser dan membaringkan tubuhku di samping Joni dengan posisi mengangkangkan kedua pahaku lebar2. Dengan posisi tersebut belahan nonokku tampak merekah di antara lebatnya bulu2 jembut yang mengelilinginya. Nonokku merekah merah dengan itil yang besar tampak nonjol di sudut atas bibir luar nonokku.

Joni mengerti maksudku, bahwa aku sudah ingin merasakan nonokku dientot oleh kontolnya. Namun Joni tidak segera memasukkan kontolnya ke dalam liang nonokku yang telah merekah menanti sodokan kontolnya itu. Namun Joni justru mendekatkan bibirnya ke arah susuku dan dengan cepat Joni mengenyot pentil susuku.

ā€Aaaaahhh... Jooooonnn... isap yang kuat pentilkuuu... Ssssshhh... Ooooohhh... Jooooonnn... nikmaaat... bangeeet... Jooooonnn...ā€ desahku.

Kini mulut dan tangan Joni bergantian mengerjai kedua susuku. Ketika mulut Joni mengisap pentil susu kiriku, tangan Joni meremas dan memelintir pentil susu kananku. Begitu seterusnya secara bergantian mulut dan tangan Joni mengerjai kedua susu dan pentilku kiri dan kanan. Terkadang tangan Joni berpindah menggosok2 belahan di antara bibir luar nonokku dan sesekali jari tengah Joni dimasukkan ke dalam liang nonokku.

ā€Ssssshhh... Aaaaahhh... teruuus... Jooooonnn... isap pentilku yang kuuuaaat... Iyaaa... itilkuuu... Jooooonnn... gosok yang kenceng Aaaaahhh... Jooooonnn... Ssssshhh... Ooooohhh...ā€ Desahan aku pun semakin menjadi tatkala Joni mengkobel2 itilku sambil mengenyot2 susu dan pentilku.

Melalui tangannya, Joni dapat merasakan nonokku sudah sangat becek sekali, sehingga ketika jari tangan Joni bermain di nonokku menimbulkan bunyi, crek... crek... crek...

Puas memainkan dan mengisap kedua susuku, kini Joni menggeser pantatnya sehingga posisi kontolnya tepat di depan liang nonokku. Joni bersiap2 hendak memasukkan kontolnya yang sudah sangat tegang dan keras tersebut ke dalam liang nonokku yang sejak tadi sudah menunggu untuk dientot.

Joni langsung menggenggam batang kontolnya kemudian mengarahkan kepala kontolnya tersebut pada permukaan liang nonokku dengan merentangkan kedua pahaku lebar2.

Desah napasku semakin terasa memburu tatkala menantikan sodokan kontol Joni ke dalam liang nonokku. Joni menghimpitku, dia mengambil ancang2 untuk menggenjotkan kontolnya ke dalam liang nonokku sambil tangan kanannya meremas2 susuku. Perlahan2 kepala kontol Joni membelah bibir dalam nonokku dan ketika kontol besar Joni mulai masuk ke dalam liang nonokku, aku pun langsung memekik pelan.

"Aaauuuhhh...!!! Ssssshhh... Aaaaahhh...!!!" suara pekikanku yang sungguh semakin membangkitkan birahi bagi Joni ketika itu.

Joni tidak memperdulikan suara rintihan kenikmatanku itu. Perlahan2 dia menggenjotkan kontolnya masuk lebih dalam lagi ke dalam liang nonokku hingga akhirnya seluruh batang kontolnya amblas masuk ke dalam liang nonokku. Aku menahan pantat Joni, saat kontolnya amblas seluruhnya di dalam liang nonokku. Dan aku kontraksikan otot2 liang nonokku sehingga Joni merasakan liang nonokku seperti mengeyot2 kontolnya.

ā€œUuuuuhhh... Miiiiirrr... enaaak... bangeeet... Miiiiirrr... kontolku seperti sedang diemuuut... nikmat banget rasanyaaa... Miiiiirrr... luar biasa enaknya empotan nonok kamuuu...ā€ erang Joni merasakan empotan nonokku

ā€œNonok kamu rasanya sama nikmatnya dengan nonok Sinta. Nonok kamu nikmat banget empotannya sedang nonok Sinta kuat banget jepitannyaā€ jelas Joni kemudian.

ā€œTernyata keponakanku masih perlu belajar melatih otot2 liang nonoknya agar dapat mengempot2 kontol Joni saat sedang dientot oleh kontol Joni tersebutā€ batinku

Joni kemudian memompa kontolnya keluar masuk liang nonokku sambil tangannya tak henti2nya meremasi kedua susu montokku.

Crok.. crok... crok... crok... bunyi suara kontol Joni yang keluar masuk di liang nonokku yang sudah sangat becek.

ā€œHhhmmmmm... Ssssshhh... Jooooonnn... Enaaaaak... Ooooohhh... Kontol kamu gede bangeeet... Jooooonnn... nonokku penuh banget rasanyaaa... Aaaaahhh... gesekan kontol kamuuu... terasa bangeeet... di nonokkuuu... Ooooohhh... Jooooonnn... Kalau enak begini aku ingin dientot kamu tiap malam. Sayangnya sekarang kamu jadi milik Sinta. Beruntunglah Sintaā€ Aku melenguh keenakkan.

Kedua kakiku terkangkang ke atas, kepalaku menggeleng ke kiri dan ke kanan seirama dengan naik turunnya pantat Joni saat memompa kontolnya keluar masuk liang nonokku, sehingga tak ayal rambutku menjadi acak2an tak karuan. Peluhku tampak bercucuran membasahi permukaan kulit wajahku, mulutku mendesis2 seperti orang kepedasan sehabis makan cabai.

Aku betul2 merasakan kenikmatan yang beberapa hari ini tidak aku rasakan. Kini aku kembali merasakan nikmatnya kontol Joni yang besar dan panjang itu menancap di liang nonokku. Sungguh membuatku menjadi blingsatan tak karuan. Tubuhku menggeliat2 mengikuti gerakan pantat Joni yang turun naik memompa kontolnya di liang nonokku.

Joni terus menekan dan mengangkat pantatnya naik turun. Napasnya mendengus, genjotan pantatnya yang tiada henti2nya itu tak ayal membuat sekujur tubuhnya dibasahi oleh keringat.

ā€œAaaaahhh... kontol kamuuu... enaaak... penuuuh... Ssssshhh... Jooooonnn... enaaak... enaaak... Jooooonnn... cepaaat... Jooooonnn... nanti keburu Sinta banguuun... Ooooohhh... entooot... akuuu... Jooooonnn... Aaaaahhh...ā€ Aku merintih dan mendesis keenakan merasakan liang nonokku yang dipenuhi oleh kontol Joni. Mataku redup terpejam2 dan kepalaku yang terguling ke kiri dan ke kanan. Suara rintihanku tersebut semakin membangkitkan birahi Joni. Dengan cepat dia memompa kontolnya keluar masuk liang nonokku.

ā€œOoooohhh... nonok kamuuu... enaaak... kontolku seperti dipijat2. Aaaaahhh...ā€ Joni pun merintih merasakan nikmat saat liang nonokku menjepit kontolnya.

Aku bagaikan berada di surga dunia merasakan kenikmatan yang luar biasa. Kontol Joni mengisi penuh seluruh rongga liang nonokku, tak ada sedikitpun ruang yang tersisa hingga gesekan kontolnya sangat terasa di seluruh dinding nonokku.

Sambil memompa kontolnya keluar masuk liang nonokku, mulut Joni mengulum susuku dan mengenyot2 pentilku kiri dan kanan bergantian. Akibat permainan mulut Joni tersebut, gelora birahiku semakin menggila, lenguhan dan rintihan kenikmatanku semakin sering terdengar. Aku tidak perduli lagi suara eranganku terdengar oleh Sinta, keponakanku, yang sedang tidur di ruangan sebelah, yang ada dalam pikiranku sekarang ini adalah memuaskan dahaga seksku.

ā€œOoooohhh... enak sekali kontol kamuuu... Jooooonnn... teruuus... entoti akuuu... Aaaaahhh... Puaskan akuuu Jooooonnn... Ooooohhh... sedot terus susukuuu... Iyaaa... begituuu... Ooooohhh... isap pentilnyaaa... Jooooonnn... Ooooohhh... nikmatnyaaa... teruuus... Jooooonnn... isap teruuus... Ooooohhh... Jooooonnn... genjot kontol kamu lebih cepat lagiii... Jooooonnn... sodok lebih kuat lagiii... Aaaaahhh... teruuus... Jooooonnn...ā€ rintihku.

ā€œHhhmmmmm... Sluuuuurp... nonok kamu juga enaaak... Aaaaahhh... Miiiiirrr... Sluuuuurp... Hhhmmmmm... goyang pantat kamuuu... Miiiiirrr... puaskan dirimuuu... Sluuuuurp... Ooooohhh...ā€ desah Joni yang sibuk mengisap kedua pentil susuku silih berganti sambil terus memompa kontol besarnya keluar masuk liang nonokku, menggesek2 nikmat dinding liang nonokku.

Mirna merintih, melenguh dan mengerang merasakan semua kenikmatan ini. Sejak pertama kali Joni ngentoti diriku, aku sudah merasakan bagaimana keperkasaan dan kelihaian Joni di atas tempat tidur, yang beberapa hari ini tidak aku rasakan. Kini mumpung ada kesempatan menikmati keperkasaan kontol Joni, maka aku tidak menyia2kan kesempatan tersebut. Saat ini aku merasakan kepuasan tak terhingga dari entotan kontol besar Joni di liang nonokku.

Gerakan pantat Joni semakin cepat, kontolnya bertubi2 menusuk liang nonokku. Aku meregang tak kuasa menahan nafsuku, sementara Joni dengan gagahnya masih mengayunkan pinggulnya naik turun, dan menggerakkan kontolnya ke kiri dan ke kanan mengocek liang nonokku.

Eranganku semakin keras. Melihat reaksiku tersebut, Joni mempercepat gerakan kontolnya yang besar dan panjang itu keluar masuk liang nonokku. Tubuh kami berdua sudah basah bermandikan keringat.

Aku meraih dan mendekap tubuh Joni. Aku rengkuh seluruh tubuh Joni sehingga menindih tubuhku dengan erat. Kubenamkan wajahku di samping bahu Joni dan pinggulku kuiangkat tinggi2 sementara kedua tanganku menggapai pantat Joni dan menekannya kuat2.

ā€œJooooonnn... Aaaaahhh... akuuu... keluuuaaarrr...!!!ā€ teriakku merasakan begitu dahsyatnya kenikmatan yang kualami bersama Joni.

Tubuhku meregang, mengejang2, liang nonokku berkedut2. Seeeeerrr... Seeeeerrr... Seeeeerrr... semburan hangat cairan orgasmeku membuat basah semua rongga yang ada di liang nonokku. Aku yakin Joni pasti merasakan semburan demi semburan memancar kencang dari dalam liang nonokku membasahi kontolnya.

Kali ini Joni terus menggerakan pantatnya naik turun sehingga kontol besarnya itu keluar masuk liang nonokku.

Crob... crob... crob... crob... terdengar bunyi akibat gesekan kontol Joni dan liang nonokku yang sudah sangat becek akibat dipenuhi lendir orgasmeku saat Joni memompa kontolnya keluar masuk liang nonokku.

Bunyi tersebut membuat Joni semakin bernafsu menggenjotkan kontolnya di liang nonokku. Demikina juga denganku, ternyata akibat genjotan yang terus menerus dari kontol Joni yang luar biasa besar dan panjang tersebut di dalam liang nonokku, nafsuku bangkit kembali.

Dengan kontol Joni yang masih menancap di liang nonokku, aku berusaha membalikkan tubuh Joni sehingga kini tubuhku berada di atas tubuh Joni.

ā€œAaaaahhh...!!!ā€ pekik Joni tertahan ketika kontolnya tertelan seluruhnya oleh nonokku dan kemudian aku berusaha mengejan sehingga empotan nonokku menyebabkan kontol Joni serasa dipijit2 oleh liang nonokku. Selanjutnya aku bergerak seperti sedang menunggang kuda. Tubuhku melonjak2. Aku terus berpacu. Pinggulku bergerak naik turun dengan cepat.

ā€œOoouuuhhh... Miiiiirrr... luar biasaaa...!!! Aaaaahhh...!!!ā€ jerit Joni merasakan hebatnya permainanku. Rupanya setelah 1 Minggu lebih, aku tidak dientot oleh Joni, membuat diriku menjadi liar dan agresif. Pinggulku mengaduk2 lincah dan mengulek liar tanpa henti. Tangan Joni mencengkeram kedua susuku, diremas2 dan dipilin2 pentilnya.

ā€œOoooohhh... Jooooonnn... enak sekali kontol kamu iniii... itilku juga tergesek2 oleh kontol kamuuu... Ooooohhh... Ssssshhh... Aaaaahhh...ā€ eranganku sambil tak henti2nya aku memuji kehebatan kontol Joni.

Joni lalu bangkit setengah duduk. Wajahnya dibenamkan di belahan susuku. Diciuminya pentilku. Dihisap kuat2 sambil terus meremas kedua susuku yang montok itu. Joni menggoyangkan pantatnya. Tusukan kontolnya semakin cepat seiring dengan cepatnya naik turun pantatku. Liukan pinggulku juga tak kalah cepatnya.

Persetubuhan kami berdua semakin meningkat dahsyat. Pergumulan kami bertambah liar dan tak terkendali. Karena sudah berkali2 ngentot dengannya, aku jadi tahu saat2 Joni akan mencapai ejakulasinya. Seperti saat ini, aku merasakan Joni mulai memperlihatkan tanda2 mau ejakulasi.

Aku semakin bersemangat memacu pinggulku untuk naik turun dan bergoyang. Beberapa detik kemudian, aku pun merasakan desakan yang sama. Aku ingin keluar bersama2 dengan Joni. Sambil menjerit2 histeris, aku terus memacu gerakan naik turun pantatku dan goyangan pinggulku pun semakin liar. Aku merasakan tubuh Joni mulai mengejang, Joni mengerang panjang dan kontolnya menyodok liang nonokku dengan kuat. Tubuhnya menghentak-hentak liar. Dia memelukku erat2.

ā€œMiiiiirrr... akuuu... keluuuaaaaarrr...!!!ā€ teriak Joni.

Crooooottt... Crooooottt... Crooooottt... Crooooottt... Crooooottt... semprotan pejuh hangat dan kental keluar dari kontol Joni begitu kuat dan banyak sampai membanjiri liang nonokku.

Aku pun rasanya tidak kuat lagi menahan desakan orgasme dari dalam diriku. Sambil mendesakan pinggulku kuat2.

ā€œAaaaaaaaahhh... Jooooonnn... aku jugaaa... keluuuaaaaarrr...!!!ā€ Aku kembali berteriak panjang. Seeeeerrr... Seeeeerrr... Seeeeerrr... kembali cairan orgasmeku keluar menambah banjir liang nonokku. Kali ini aku mencapai puncak kenikmatan yang kedua kalinya berbarengan dengan Joni.

Sementara itu dari liang nonokku, cairan putih kental keluar membasahi bibir nonokku. Cairan yang berasal dari cairan orgasmeku dan pejuh Joni. Karena begitu banyaknya cairan tersebut sehingga tidak tertampung di dalam liang nonokku.

Kini tubuh kami berdua tergolek di atas karpet sambil berpelukan erat.

ā€œJon, nikmat banget. Makasih sayangā€ bisikku sambil mengecup lembut bibir Joni. Tulang2ku serasa lolos dari persendiannya. Tubuhku lunglai, lemas tak bertenaga terkuras habis dalam pergulatan yang ternyata memakan waktu lebih dari 1 jam.

ā€œMir, kamu nafsu banget malam ini. Tapi nikmat banget bisa ngerasain empotan nonok kamu lagiā€ Joni tersenyum puas.

Kami berpelukan sambil menikmati sisa2 kepuasan masing2. Aku tahu tubuhnya pasti sangat lelah. Setelah ngentot dengan Sinta sore dan malam tadi, pagi dini hari dia harus ngentoti aku yang begitu bernafsu akibat lama gak dientot sama dia. Akhirnya karena kelelahan, kami tertidur sambil berpelukan.

===000===


Bersambung...
 
Terakhir diubah:
Jav Toys
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd